Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

Pemeriksaan Diagnostik ( Rontgen )


Dosen Pembimbing : Nirwana Perangin-angin, S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

1. Dina Malinda NIM:P07124118181


2. Ditta Shafira NIM:P07124118183
3. Elrana Salsabilla NIM:P07124118185
4. Ely Prasenda Riswandani NIM:P07124118187

Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang “Pemeriksaan Diagnostik (Rontgen)” dapat
selesai pada waktunya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya
kepada pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan hingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini, terutama kami tujukan kepada:
1. H.M Muhctar, M.Kep, selaku dosen pengampu pada mata kuliah Keterampilan
Dasar Kebidanan.
2. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan
materi-materi yang berhubungan dengan pembahasan tentang “Pemeriksaan
Diagnostik (Rontgen)” dalam makalah ini.

Tentunya Makalah ini masih memiliki jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan sekali saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga makalah
tentang “Pemeriksaan Diagnostik (Rontgen)”ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Banjarbaru, 04 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2


A. Pengertian Rontgen ................................................................................. 2
B. Sejarah Rontgen ...................................................................................... 2
C. Cara Pembuatan ....................................................................................... 2
D. Sifat-sifat sinar-X .................................................................................... 2
E. Manfaat Rontgen..................................................................................... 3
F. Contoh Indikasi Penyakit yang Dapat di Deteksi Melalui Rontgen....... 3
G. Efek Samping.......................................................................................... 4
H. Persiapan Pemeriksaan............................................................................ 5
I. Cara Pelaksanaan.................................................................................... 6
J. Contoh Foto Rontgen............................................................................. 7

BAB III PENUTUP…………………………………………………………. 10


A. Kesimpulan………………………………………………………….... 10
B. Saran………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman ke zaman perubahan terus dilakukan oleh para ilmuan atau pun
profesor. Setiap tahun, setiap zaman segala penemuan ditemukan oleh para ahli
dalam bidangnya masing-masing. Termasuk kedalam dunia kedokteran yang
menggunakan segala alat medis berteknologi tinggi yang ditemukan oleh para
ilmuan terdahulu. Suatu ketika ada seseorang yang mengalami penyakit pada
sistem pernafasanya. Ketika itu juga ia hanya mengkonsumsi obat yang dibeli di
apotek terdekat. Akan tetapi, penyakit tersebut berkelanjutan. Ia berpikir kedepan
untuk check-up ke dokter spesialis. Dokter tersbut menyarankan untuk memfoto
paru-paru psien tersebut. Timbul pertanyaan, dengan apa melakukan foto paru-
paru? Apakah denga menggunakan foto digital yang sehari-hari kita gunakan?
Pada dunia kedokteran dikenal istilah Rontgen. Rontgen inilah yang digunakan
untuk memfoto organ dalam tubuh manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah yang menemukan Rontgen tersebut?
2. Kandungan apa yang terdapat dalam Rontgen ?
3. Apakah manfaat dari Rontgen?
4. Adakah efek yang dihasilkan oleh Rontgen ?

C. Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui mengenai pengertian, sejarah dan cara
pembuatan sinar-x atau rontgen.
2. Agar pembaca dapat mengetahui mengenai manfaat maupun efek samping dari
penggunaan sinar-x atau rontgen.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rontgen atau Sinar X


Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke
100 pikometer (sama dengan frekuensi dalam rentang 30 petahertz - 30
exahertz) dan memiliki energi dalam rentang 100 eV - 100 Kev. Sinar-X umumnya
digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X
adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Roentgen dalam penyelidikan selanjutnya segera menemukan hampir semua
sifat sinar Roentgen, yaitu sifat-sifat fisika dan kimianya. Namun ada satu sifat
yang tidak sampai diketahuinya, yaitu sifat biologi yang dapat merusak sel-sel
hidup. Sifat yang ditemukan Roentgen antara lain bahwa sinar ini bergerak dalam
garis lurus, tidak dipengaruhi oleh lapangan magnetik dan mempunyai daya
tembus yang semakin kuat apabila tegangan listrik yang digunakan semakin tinggi,
sedangkan di antara sifat-sifat lainnya adalah bahwa sinar ini menghitamkan
kertas potret. Selain foto tangan istrinya, terdapat juga foto-foto pertama
yang berhasil dibuat oleh Roentgen ialah benda-benda logam di dalam kotak
kayu, diantaranya sebuah pistol dan kompas.

B. Sejarah Rontgen
Rontgen berasal dari kata Roentgen (Wilhelm Roentgen, seorang dokter
berkebangsaan Jerman) yang menemukan suatu bentuk sinar, oleh karena tidak
mengetahui namanya, maka ia memberi nama sinar X, yang dikenal dengan sinar
Roentgen. Nama sinar roentgen sendiri, diusulkan oleh seorang anatomist yang
terkenal bernama Kolliker pada tahun 1986. Sinar yang tidak kelihatan ini
mempunyai kemampuan untuk menembus segala material yang dapat menyerap
sinar. Sinar Roentgenini pertama kali dipergunakan pada dunia kedokteran pada
tanggal 8 Februari 1896 di sebuah klinik di kota Dartmouth, Massachussets,
Amerika Serikat.

C. Cara Pembuatan
Pembangkit sinar-X berupa tabung hampa udara yang di dalamnya terdapat
filamen yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen anoda. Jika filamen
dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda dan anoda diberi
beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke anoda. Dengan
percepatan elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan tak kenyal sempurna
antara elektron dengan anoda, akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-X.

D. Sifat-sifat Sinar-X
1. Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
2. Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat

2
fotoluminesensi. Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat
terdeteksi.
3. Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap
oleh timbal setebal 1,5 mm.
4. Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
5. Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar
foto tulang tersebut pada pelat fotografi.

6. Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan
lintasan yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang
membuat sinar-X berbeda dengan sinar katoda).

E. Manfaat Rontgen
a.Dalam bidang kesehatan
1) Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal
sebagai radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap
oleh bagian yang lebih tepatseperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan
untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat
keadaan organ-organ dalam badan.
2) Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah ini
dikenal sebagai radioterapi.

b.Dalam bidang indusrti


Dalam bidang perindustrian, sinar-X boleh digunakan untuk :
1) Mengesan kecacatan dalam struktur binaan atau bagian-bagian dalam
mesin.
2) Menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang
tekanan tinggi.
3) Memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah. Penyelidikan.
4) Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan
antara atom- atom dalam suatu bahan hablur.

F. Contoh-contoh Indikasi Penyakit yang Dapat Dideteksi Melalui Rontgen


1. Sesak nafas pada bayi
2. Untuk memastikan adatidaknya kelainan di totaksnya (rongga dada), Dokter
membutuhkan foto rontgen agar penanganannya tepat.
3. Bayi muntah hijau terus menerus
4. Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan disaluran cerna,
maka penggambilan foto rontgen pun akan dilakukan. Pertimbangan dokter
untuk melakukan tindakan ini tidak semata-mata berdasarkan usia, melainkan
lebih pada riskand benefit alias resiko dan manfaatnya.
5. Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalamya. Bagi balita
sampai kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk
mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, dan organ lainya.

3
G. Efek Samping
Rontgen memang berguna bagi dunia kedokteran. Akan tetapi, pada radiasi
Rontgen dapat menimbulkan efek-efek samping pada tubuh. Beberapa efek
merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapar sinar-X dan gamma
dengan dosis berlebihan segera teramati tidak lama setelah penemuan kedua jenis
radiasi tersebut. Marie Curie meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh
leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena
seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif. Meskipun
demikian, upaya perlindungan terhadap bahaya radiasi pada saat itu belum
mendapatkan perhatian yang serius.

Studi intensif efek radiasi terhadap jaringan tubuh manusia terus dilakukan
oleh para ahli biologi radiasi (radiobiologi), hingga akhirnya secara pasti diketahui
bahwa radiasi tersebut dapat menimbulkan kerusakan somatik berupa kerusakan
sel-sel jaringan tubuh dan kerusakan genetik berupa mutasi sel-sel reproduksi.
Dengan demikian manusia pun menyadari bahwa radiasi dapat memberikan
ancaman terhadap kesehatan manusia yang perlu diwaspadai. Resiko kerusakan
somatik dalam bentuk munculnya penyakit kanker dialami langsung oleh orang
yang sel somatiknya terkena penyinaran. Sedang resiko dari kerusakan genetik
tidak dialami oleh yang bersangkutan, melainkan keturunan orang tersebut
mempunyai peluang untuk menderita cacat genetis.

Karena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi
eksterna. Partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron adalah jenis
radiasi pengion, tetapi tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna.
Partikel alpha memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di udara
sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya eksterna
karena tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel beta memiliki
daya tembus yang jauh lebih tinggi dari partikel alpha. Daya tembus partikel betaa
dipengaruhi besar energi. Partikel beta berenergi tinggi mampu menjangkau
beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar beberapa mm.
Oleh karena itu, partikel beta memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil,
kecuali untuk mata. Sinar-X dan sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua
organ tubuh, sehingga mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan.

Neutron juga memiliki daya tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan
energi didalam tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron
memiliki potensi bahaya radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan
penanganan yang sangat hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi berada di
dalam tubuh, kita sebut dengan radiasi interna. Partikel alpha mempunyai potensi
bahaya radiasi interna yang besar karena radiasi alpha mempunyai daya ionisasi
yang besar sehingga dapat memindahkan sejumlah besar energi dalam volume
yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan jaringan
disekitar sumber radioaktif. Partikel beta mempunyai potensi bahaya radiasi

4
interna yang tingkatannya lebih rendah dari alpha. Karena jangkauan partikel beta
didalam tubuh jauh lebih besar dari partikel alpha di dalam tubuh, maka energi
beta akan dipindahkan dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini
mengurangi keseluruhan efek radiasi pada organ dan jaringan sekitarnya. Sinar
gamma memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan alpha dan
beta, sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.

Kerusakan DNA inti sel dianggap sebagai kejadian utama yang diinisiasi
radiasi yang menyebabkan kerusakan sel yang mengakibatkan pembentukan
kanker dan penyakit herediter. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa
sel-sel yang tidak secara langsung terpajan radiasi pengion, akan mengalami
kerusakan karena berada di sekitar sel yang terpajan radiasi. Fenomena yang
dikenal sebagai bystander effect ini dijumpai terutama pada pajanan radiasi dosis
rendah. Oleh karena itu alam memperkirakan risiko efek stokastik, kedua jenis sel,
yaitu sel yang menjadi target radiasi dan sel yang tidak menjadi target tetapi
berada di sekitar sel target, harus dipertimbangkan. Dengan demikian
kemungkinan risiko kesehatan yang mungkin timbul akan lebih besar dari yang
diperkirakan. Selain itu telah dibuktikan pula bahwa sebuah partikel alfa yang
melintasi sebuah inti sel akan mempunyai probabilitas tinggi dalam menimbulkan
mutasi. Ini berarti bahwa efek yang mungkin timbul akibat dari pajanan radiasi
dosis rendah tdak dapat diabaikan

Tidak hanya kerusakan pada sel saja yang ditimbulkan oleh radasi Rontgen.
Melainkan efek pada kulit pun bisa terjadi. Ketika radiasi rontgen (sinar-X)
terkena ke kulit, menyebabkan kulit tersebut menimbulkan flek hitam yang pada
ujungnya menimbulkan penyakit kanker kulit.

H. Persiapan Pemeriksaan

1. Radiografi konvensional tanpa persiapan.


2. Maksudnya, saat pasien datang langsung bisa di foto. Biasanya ini untuk
pemeriksaan tulang atau toraks.
3. Pemeriksaan Konvensional dengan persiapan.
4. Pemeriksaan Radiografi Konvensional yang memerlukan persiapan
diantaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, pasien diminta
untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu
ususnya bersih dan hasil fotonya pundapat dengan jelas memperlihatkan
kelainan yang dideritanya.
5. Pemeriksaan dengan kontras Sebelum dirontgen, kontras dimasukan kedalam
tubuh dengan cara diminum, atau dimasukan lewat anus, atau disuntikan
kepembuluh vena.

5
I. Cara Pelaksanaan
1. Lakukan informed consent .
2. Tidak ada pembatasan makanan atau cairan.

3. Pada dada, foto dengan posisi posterior anterior (PA) dapat dilakukan dengan
posisi berdiri dan foto anterior posterior (AP) lateral dapat juga dilakukan. Dalam
pelaksanaanya, baju harus diturunkan sampai ke pinggang, baju kertas atau baju
kaindapat digunakan, dan perhiasan dapat dilepaskan. Anjurkan pasien untuk
menarik nafas dan menahan nafas saat pengambilan foto sinar X
4. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi
bentuk dan ukuran jantung. Dalam pelaksanaanya, perhiasan pada leher harus
dilepaskan, baju diturunkan hingga ke pinggang.

5. Pada Abdomen, pelaksanaan foto harus dilakukan sebelum pemeriksaan


IVP,Baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain/ kertas, pasien tidur terlentang
deengan tangan dijauhkan dari tubuh, serta testis harus dilindungi.

6. Pada tengkorak, sebelum pemeriksaan harus dilepaskan penjepit rambut, kaca


mata, dan gigi palsu.

7. Pada rangka, jika dicurigai fraktur, maka anjurkan puas dan immobilisasi pada
daerah fraktur.

6
J. Contoh Foto Rontgen

7
8
9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan penemuan yang sangat luar biasa yang dilakukan oleh Wilhelm
Conard Roentgen. Dunia kedokteran tak bisa terlepas dari alat tersebut, tanpa alat
tersebut para ahli radiologi tidak mampu mendiagnosa penyakit tertentu pada sang
pasien. Walaupu demikian, Rontgen memiliki efek samping yang dapat
membahayakan tubuh manusia yang diantaranya membuat kerusakan sel-sel yang
terdapat dalam tubuh, mengakibatkan penyakit leukimia, dan sampai kepada kanker.

Lain sisi, pada alat Rontgen tersebut juga memiliki hal positifnya baik itu
dalam bidang kedokteran dan perindustrian. Dalam bidang kedokteran tepatnya pada
proses pengobatan mampu mengambil gambar dalam tubuh manusia, misalnya
tulang. Jika dalam perindustrian, rontgen berguna untuk menyiasat rekahan dalam
paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan tinggi.

B. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan atau bidan hendaknya juga dapat menguasai
tentang proses pemeriksaan penunjang tidak hanya terbatas pada pemeriksaan fisik
semata. Agar kita tidak tertinggal tentang perkembangan pengetahuan di masa
modern.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dan Tri Sunarsih. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika
Eko, Nurul dan Ardiani Sulistiani. 2010. KDPK Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka
Rihana
Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Ketrampilan dasar Dasar
Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

11

Anda mungkin juga menyukai