Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

Dampak Korupsi

Dosen Pembimbing : Tri Tunggal

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3
1. Bella Anggraini NIM:P07124118175
2. Elrana Salsabilla NIM:P07124118185
3. Nor Kholifah NIM:P07124118218
4. Shinta Mardiana NIM:P07124118240

Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Setelah memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, tak lupa kami haturkan sholawat dan salam senantiasa
dicurahkan kepada panutan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
segenap sahabat beliau hingga akhir zaman. Puji syukur juga kami panjatkan karena
sesuai dengan jadwal kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Dampak Korupsi”
Kami telah berusaha maksimal sesuai dengan kemampuan Kami untuk menyusun
makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini tak lupa
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan
makalah ini adanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun tata-cara kami menyampaikanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Banjarbaru, 4 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4


A. Latar Belakang ....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan .................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 6


A. Dampak Korupsi Terhadap Birokrasi Pemerintahan .............................. 6
B. Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi ................................ 6
C. Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum ..................................... 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi sudah sering kita dengar saat ini, baik di media masa maupun
media elektronik. Korupsi berada di sekitar kita, bahkan mungkin kita tidak
menyadarinya. Korupsi bisa terjadi mulai dari hal yang sangat kecil dan sepele
sampai dengan hal yang besar. Korupsi juga bisa terjadi di rumah, di sekolah, di
masyarakat, maupun di insatansi tertinggi serta dalam pemerintahan. Mereka yang
melakukan korupsi terkadang mengangap remeh hal yang dilakukan itu. Hal ini
sangat menghawatirkan, sebab bagaimana pun, apabila suatu organisasi dibangun
dari korupsi akan dapat merusaknya.
Maraknya praktek korupsi di Indonesia tampaknya sudah sangat parah.
Korupsi terlanjur kuat, tak terkendali, dan menjadi sistem tersendiri yang mengakar
di Indonesia. Orang yang awalnya baik, dapat dengan mudah berubah menjadi
korup. Hal ini menyebabkan kepercayaan publik terhadap instansi pemerintah
menurun drastis.
Celah hukum dan pengawasan yang lemah sering dianggap sebagai
penyebab utama terjadinya korupsi. Namun demikian sebenarnya sikap individu
dan masyarakat yang menganggap remeh praktek korupsi merupakan pendorong
yang sangat kuat untuk melakukan tindakan korupsi. Sering kali oknum pejabat
mau menerima pemberian dari orang lain berupa makanan atau oleh-oleh. Memang
hal itu sangatlah sepele, namun apabila dibiarkan dan diremehkan secara terus
menerus, nantinya pemberian tersebut berubah menjadi parcel, uang saku, atau
lebih besar lagi dan jadilah tindakan penyuapan. Kebiasaan-kebiasaan seperti inilah
yang menyebabkan tindakan korupsi tumbuh subur di Indonesia.
Nampaknya pengajaran atau pengetahuan mengenai penanggulangan
korupsi ini kurang ditekankan dalam pendidikan di Indonesia. Atau bisa jadi
metode yang digunakan kurang tepat. Hal ini membuat kita sering menganggap
remeh bahkan malas untuk mempelajari penanggulangan korupsi, karena
kurangnya motivasi pada diri sendiri, sehingga sering sekali berasumsi “untuk apa
mempelajari “ padahal itu sangat penting untuk diketahui agar tahu hak dan

4
kewajiban kita untuk Negara ini. Oleh karena itu penulis merasa perlu membuat
makalah berjudul Pemberantasan Korupsi Di Indonesia ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dampak korupsi terhadap birokrasi pemerintahan ?
2. Apa saja dampak korupsi terhadap politik dan demokrasi ?
3. Apa saja dampak korupsi terhadap penegakan hukum ?

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari tindakan korupsi dari aspek
birokrasi pemerintahan.
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari tindakan korupsi dari aspek
politik dan demokrasi.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari tindakan korupsi dari aspek
penegakan hukum.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dampak Korupsi Terhadap Birokrasi Pemerintahan


Birokrasi berasal dari kata bureau yang berarti meja atau kantor, dan kata
kratia berarti pemerintah. Blau dan Meyer bapak ahli sosiologi mendefinisikan
birokrasi adalah satu sistem kontrol dalam sebuah organisasi yang dirancang
berdasarkan aturan-aturan rasional dan sistematis yang bertujuan untuk
mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja individu dalam
rangka menyelesaikan tugas administrasi. Birokrasi pemerintahan merupakan
sistem pemerintah yang dilaksanakan oleh petugas pemerintah karena telah
berlandaskan hirarki dan jenjang jabatan. Birokrasi juga dapat diartikan dengan
susunan cara kerja yang sangat lambat, dan menurut pada tata aturan yang
banyak likunya.
Dampaknya yaitu :
1. Peraturan dan perundang-undangan yang tidak efektif
2. Etika sosial politik yang kurang hidup
3. Tidak efisiennya birokrasi
4. Memperlambat peran negara dalam pengaturan alokasi

B. Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi


Di negara-negara demokrasi baru, demokrasi juga seperti tak berpengaruh
terhadap pengurangan korupsi. Sebagai contoh, Indonesia telah menjadi negara
demokrasi sejak tahun 1998. Menurut Freedom House, lembaga pemeringkat
demokrasi dunia, Indonesia sudah tergolong negara bebas sepenuhnya
(demokrasi) sejak 2004. Namun, Indeks Persepsi Korupsi 2012 menempatkan
Indonesia di peringkat ke-118 dengan skor 32. Artinya, masyarakat merasakan
bahwa korupsi masih merajalela di negeri ini.

Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum Sejak lahirnya UU No.


24/PrP/1960 berlaku sampai 1971, setelah diungkapkannya Undang-undang
pengganti yakni UU No. 3 pada tanggal 29 Maret 1971 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Baik pada waktu berlakunya kedua undang-undang
tersebut dinilai tidak mampu berbuat banyak dalam pemberantasan korupsi
di Indonesia. Hal ini disebabkan karena undang-undang yang dibuat dianggap
tidak sempurna yaitu sesuai dengan perkembangan zaman, padahal undang-
undang seharusnya dibuat dengan tingkat prediktibilitas yang tinggi. Namun

6
pada saat membuat peraturan perundang-undangan ditingkat legislatif terjadi
sebuah tindak pidana korupsi baik dari segi waktu maupun keuangan. Dimana
legislatif hanya memakan gaji semu yang diperoleh mereka ketika melakukan
rapat. Sehingga apa yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan
ituhanya melindungi kaum pejabat saja dan mengabaikan masyarakat.

Korupsi tidak terlepas dari kehidupan politik dan demokrasi. Rencana anggran
yang diajukan pihak eksekutif kepada pejabat legislatif yakni pihak DPR/APBD
adalah berdampak politik. Pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan anggaran
pendapatan belanja negara di DPR kemungkinan tidak terlepas dari kepentingan
politik dari masing-masing partai yang diwakilinya. korupsi mengganggu kinerja
sistem politik yang berlaku, publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas
suatu lembaga yang diduga terkait dengan tindakan korupsi. Transparency
international (IT) ,sebagai lembaga internasionl yang bergerak dalam upaya anti
korupsi,membagi kegiatan di sektor publok ke dalam dua jenis ,yaitu:

a. korupsi administratif
Secara administratif,korupsi bisa dilakukan “sesuai dengan hukum” yaitu
meminta imbalan atas pekerjaan yang seharusnya memang
dilakukan,serta korupsi yang “bertentangan dengan hukum” yaitu
meminta imbalan uang untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya
dilarang untuk dilakukan ditanah air,jenis korupsi administratif
berwujud uang pelicin dalam mengurus berbagai surat-surat,seperti kartu
tanda penduduk (KTP),surat ijin mengemudi (SIM),akte lahir dan paspor
agar prosesnya lebih cepat. padahal seharusnya tanpa uang pelicin surat-
surat ini memang harus diproses dengan cepat.

b. korupsi politik
Jenis korupsi muncul dalam bentuk “uang damai” misalnya, uang yang
diberikan dalam kasus pelanggaran lalu lintas ,agar si pelanggar tidak
perlu ke pengadilan . manajemen kerja birokrasi yang efisien sungguh
merupakan barang yang langka di tanah air. Menurut H.S Dillon,
birokrasi hanya dapat digerakkan oleh politikus yang berkeahlian dalam
bidangnya . bukan sekedar pejabat yang direkrut dari kalangan profesi
atau akademikus tanpa pengalaman dan pemahaman tentang kerumitan
birokrasi.

7
Dampak Terhadap Politik Dan Demokrasi
Dampak masif korupsi terhadap politik dan demokrasi antara lain:

a. Memunculkan kepemimpinan korup karena kondisi politik yang carut


marut dan cenderung koruptif.
b. Hilangnya kepercayaan
publik pada demokrasi karena terjadinya tindak korupsi besar-besaran
yang dilakukan oleh petinggi pemerintah, legislatif,yudikatif atau
petinggi partai politik.
c. Menguatnya plutokrasi (sistem politik yang dikuasai oleh pemilik modal
atau kapitalis )
d. Hancurnya kedaulatan rakyat yang disebabkan kekayaan negara hanya
dinikmati oleh sekelompok tertentu.

Contoh dampak terhadap politik dan demokrasi:

1. Munculnya Kepemimpinan Korup


Kondisi politik yang carut marut dan cenderung sangat koruptif menghasilkan
masyarakat yang tidak demokratis. perilaku koruptif dan tindak korupsi
dilakukan dari tingkat yang paling bawah. Konstituen didapatkan dan berjalan
karena adanya suap yang diberikan oleh calon-calon pemimpin partai, bukan
karena simpati atau percaya terhadap kemampuan dan kepemimpinannya.
hubungan transaksional sudah berjalan dari hulu yang pada akhirnya pun
memunculkan pemimpin yang korup juga karena proses yang dilakukan juga
transaksional. masyarakat juga seolah-olah digiring untuk memilihpemimpin
yang korup dan diberikan mimpi-mimpi
dan janji akan kesejahteraan yang menjadi dambaan rakyat sekaligus menerima
suap dari calon pemimpin tersebut.

2. Hilangnya Kepercayaan publik pada demokrasi


Demokrasi yang diterapkan di indonesia sedang menghadapi cobaan berat yakni
berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
demokrasi. hal ini dikarenakan terjadinya tindak korupsi besar-besaran yang
dilakukan oleh petinggi pemerintah, legislatif atau petinggi partai politik .

8
kondisi ini mengakibatkan berkurangnya bahkan hilangnya kepercayaan publik
terhadap pemerintahan yang sedang berjalan.
Masyarakat akan semakin apatis dengan apa yang dilakukan dandiputuskan oleh
pemerintah. Apatisme yang terjadi ini seakan memisahkanantara masyarakat dan
pemerintah yang akan terkesan berjalan sendiri-sendiri. hal ini benar-benar harus
diatasi dengan kepemimpinan yang baik, jujur,
bersih dan adil. sistem demokrasi yang dijalankan indonesia masih sangat muda,
walaupun kelihatannya stabil namun menyimpan berbagai kerentanan.

3. Menguatnya plutokrasi
Korupsi yang sudah menyandera pemerintahan pada akhirnya akan
menghasilkan konsekuensi menguatnya plutokrasi (sistem politik yang dikuasai
oleh pemilik modal/kapitalis) karena sebagian orang atau perusahaan besar
melakukan ‘transaksi’ dengan pemerintah, sehingga pada suatu saat mereka lah
yang mengendalikan dan menjadi penguasa di negeri ini. perusahaan-perusahaan
besar ternyata juga ada hubungannya dengan partai-partai yang ada di kancah
perpolitikan negeri ini,bahkan beberapa pengusaha besar menjadi ketua sebuah
partai politik. Tak urung antara kepentingan partai dengan kepentingan
perusahaan menjadi sangat ambigu.

4. Hancurnya kedaulatan rakyat


Dengan semakin banyaknya plutokrasi yang terjadi,kekayaan negara ini
dinikmati sekelompok tertentu, bukan rakyat.seharusnya kedaulatan ada
ditangan rakyat namun sekarang ini kedaulatan ada ditangan partai politik
karena anggapan bahwa partailah bentuk reprentasi rakyat .

C. Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum

Korupsi adalah penyakit moral dan kecenderungan semakin berkembang dengan

penyebab multifaktor, lemahnya penegakan hukum mendorong masyarakat lebih

berani melakukan tindakan korupsi, sebab hukuman yang diperoleh lebih ringan

dibandingkan nilai perolehan korupsi.

9
Pihak yudikatif, eksekutif, dan legislatif, yang seharusnya banyak berperan

dalam mendorong gerakan pemberantasan korupsi malah banyak terlibat dan

ikut berperan dalam KKN, sebagai dampak dari penegakan hukum yang lemah.

1. Fungsi pemerintahan mandul

Korupsi telah mengikis banyak kemampuan pemerintah untuk melakukan fungsi

yang seharusnya. Bentuk hubungan yang bersifat transaksional yang lazim

dilakukan oleh berbagai lembaga pemerintahan begitu juga Dewan Perwakilan

Rakyat yang tergambar dengan hubungan partai politik dengan voter-njii,

menghasilkan kondisi yang sangat rentan terhadap terjadinya praktek korupsi.

Hubungan transaksional yang dilakukan oleh berbagai lembaga pemerintahan

dan Dewan Perwakilan Rakyat yang tergambar dengan hubungan partai politik

dengan voter-nya,menghasilkan kondisi sangat rentan dengan praktek korupsi.

Korupsi, tidak diragukan, menciptakan dampak negatif terhadap kinerja suatu

system politik atau pemerintahan. Pada dasarnya, isu korupsi lebih sering

bersifat personal. Namun, dalam manifestasinya yang lebih luas, dampak

korupsi tidak saja bersifat personal, melainkan juga dapat mencoreng kredibilitas

organisasi tempat si koruptor bekerja. Pada tataran tertentu, imbasnya dapat

bersifat sosial. Korupsi yang berdampak sosial sering bersifat samar,

dibandingkan dengan dampak korupsi terhadap organisasi yang lebih nyata.

Selanjutnya masyarakat cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu

lembaga yang diduga terkait dengan tindak korupsi. Di sisi lain lembaga politik

sering diperalat untuk menopang terwujudnya kepentingan pribadi dan

kelompok. Ini mengandung arti bahwa lembaga politik telah dikorupsi untuk

kepentingan yang sempit (vested interest). Dampak korupsi yang menghambat

10
berjalannya fungsi pemerintahan, sebagai pengampu kebijakan negara, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi

b. Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan asset

c. Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dlm menjaga stabilitas ekonomi

& politik.

Suatu pemerintahan yang terlanda wabah korupsi akan mengabaikan tuntutan

pemerintahan yang layak. Pemimpin/pejabat yang korup sering mengabaikan

kewajibannya oleh karena perhatiannya tergerus untuk kegiatan korupsi semata-

mata. Hal ini dapat mencapai titik yang membuat orang tersebut kehilangan

sensitifitasnya dan akhirnya menimbulkan bencana bagi rakyat.

2. Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga Negara

Korupsi yang terjadi pada lembaga-lembaga negara seperti yang terjadi di

Indonesia dan marak diberitakan di berbagai media massa mengakibatkan

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut hilang. Berikut ini lembaga

negara yang paling korup menurut Barometer Korupsi Global (BKG) pada tahun

2009:

a. Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat)

b. Partai Politik

c. Kepolisian RI

d. Lembaga Peradilan (Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung)

Akhir-akhir ini masyarakat kita banyak menerima informasi melalui berbagai

media tentang bobroknya penegakan hukum di Indonesia. Mulai kasus Gayus

Tambunan sampai perang kepentingan di Kepolisian RI dalam menindak praktek

11
mafia hukum. Berita yang pahng akhir adalah kasus korupsi besar-besaran

pembangunan wisma atlet di Palembang dan kasus Hambalang yang mehbatkan

pejabat pemerintahan dan para petinggi Partai PoUtik yang berkuasa yang pada

akhirnya terkait dengan kinerja pemerintahan yang sedang berjalan.

Kondisi yang memprihatinkan ini ditengarai juga melibatkan berbagai mafia,

seperti mafia hukum dan mafia anggaran. Sungguh situasi yang paradox, padahal,

seharusnya suatu sistem hukum diciptakan oleh otoritas pemerintah atas dasar

kepercayaan masyarakat, dengan harapan bahwa melalui kedaulatan pemerintah

(government sovereignty) , hak-hak mereka dapat dilindungi. Dengan demikian,

pemerintah menciptakan keteraturan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.

Sudah menjadi tugas dari lembaga-lembaga tersebut untuk melaksanakannya,

bukan sebaliknya.

3. Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat

Kondisi kemiskinan pada akhirnya memicu berbagai kerawanan sosial lainnya yang

semakin membuat masyarakat frustasi menghadapi kerasnya kehidupan. Kondisi ini

membuat masyarakat secara alamiah akan menggunakan insting bertahan mereka

yang

sering kali berakibat negatif terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Masyarakat menjadi sangat apatis dengan berbagai program dan keputusan yang

dibuat

oleh pemerintah, karena mereka menganggap hal tersebut tidak akan mengubah

kondisi hidup mereka. Hal ini mengakibatkan masyarakat cenderung berusaha

menyelamatkan diri dan keluarga sendiri dibanding dengan keselamatan bersama,

dengan menggunakan cara-cara yang negatif. Akumulasi dari rasa tidak percaya,

12
apatis, tekanan hidup, kemiskinan yang tidak berujung, jurang perbedaan kaya dan

miskin yang sangat dalam, serta upaya menyelamatkan diri sendiri menimbulkan

efek yang sangat merusak, yaitu kekerasan. Setiap orang cenderung keras yang

pada akhirnya perkelahian masai pemuda, mahasiswa dan anak sekolah setiap hari

kita dapatkan beritanya di koran dan televisi. Penyelesaian berbagai masalahpun

pada akhirnya lebih memilih kekerasan dari pada jalur hukum, karena sudah tidak

ada lagi kepercayaan kepada sistem dan hukum. Belum lagi permasalahan lain yang

lebih dahsyat yang dihubungkan dengan agama dan kepercayaan. Kekerasan seperti

ini mengakibatkan perang saudara yang sangat merugikan baik material maupun

bahkan berimbas kepada

budaya dan tatanan masyarakat, seperti yang pernah terjadi di Ambon, Poso dan

beberapa wilayah di Indonesia.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Beberap unsur yang
terdapat dalam perbuatan korupsi meliputi menerima hadiah atau janji (penyuapan),
pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai
negeri/penyelenggara negara), menerima gratifikasi, serta menyalahgunakan
kewenangan.
Korupsi berdampak pada berbagai lintas sendi kehidupan negara seperti efek
domino yang berantai. Semakin tingginya praktik korupsi di suatu negara akan
secara instan maupun bertahap melemahkan kondisi keuangan negara,
penyelenggaraan negara, dan kondisi sosial masyarakat.
Dampak korupsi terhadap kondisi keuangan negara disumbangkan dari dampak
langsungnya pada bidang perpajakan dan ekonomi. Adapun dampak korupsi
terhadap penyelenggaraan negara adalah akumulasi dari dampak langsung korupsi
dalam bidang politik, demokrasi, dan hukum. Sedangkan dampak korupsi terhadap
kondisi sosial masyarakat adalah wujud dari dampak langsung korupsi dalam bidang
akhlak dan moral, sosial, budaya, kode etik, dan sumber daya manusia

B. SARAN
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.
Setelah mengetahui jenis perbuatan korupsi dan dampak masifnya dalam
berbagai aspek kehidupan bernegara, sebaiknya kita melakukan tindakan
pencegahan sebagai berikut:
1. Memerangi korupsi terhadap keuangan Negara
2. Memerangi Korupsi terhadap Penyelenggaraan Negara
3. Memerangi Korupsi dalam Kondisi Kehidupan Sosial

14
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Agus. http://my.opera.com/a6us/blog/show.dml/4944371. diakses tanggal 08


oktoberi 2015
http://intl.feedfury.com/content/30095993-makalah-korupsi-di-indonesia.html. diakses
tanggal 08 oktoberi 2015
http://www.slideshare.net/akungbgl/materi-5-dampak-korupsi-2010. diakses tanggal 08
oktoberi 2015
http://www.anneahira.com/dampak-korupsi.htm. diakses tanggal 08 oktoberi 2015
http://www.scribd.com/doc/57680938/Dampak-Korupsi-Terhadap-HAK-dan-
KEWAJIBAN-bagi-Rakyat-Sipil. diakses tanggal 08 oktoberi 2015

15

Anda mungkin juga menyukai