Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK

KASUS PATOLOGIS PADA NY “S” G3P2A0H2 HAMIL 41 MINGGU


DENGAN PRESENTASI BAYI SUNGSANG
DI PUSKESMAS JEMBATAN KEMBAR
LEMBAR

DOSEN:
BAIQ YUNI FITRI HAMIDIYANTI, SSiT., M.Keb

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 8:


1. DINI DWI RAHAYU
2. FANISA FERISILIA
3. I’IN ARINDA
4. NI LUH PUTRI AYUNINGTYAS
5. S. NIDAA’AN KHAFIYA,LM

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI DIII KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kasus Patologis pada Ny “S” G3P2A0H2 Usia Kehamilan 41 Minggu dengan
Presentasi Bayi Sungsang di Puskesmas Jembatan Kembar, Lembar”
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Askeb Kehamilan.
Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu, informasi, pengetahuan, dan
wawasan baru yang bermanfaat  bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Mataram, 03 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................3
A. Pengertian Bayi Sungsang................................................................3
B. Etiologi Bayi Sungsang....................................................................3
C. Diagnosis Bayi Sungsang.................................................................3
D. Persalinan Letak Sungsang..............................................................3
E. Bentuk-Bentuk Letak Sungsang.......................................................3
F. Konsep Pentalaksanaan Persalinan Letak Sungsang........................3
G. Pendokumentasian dengan SOAP....................................................3
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................13
BAB IV PENUTUP...................................................................................15
A. Kesimpulan......................................................................................15
B. Saran.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kondisi kehamilan yang dijalani oleh ibu hamil tentu
diharapkan berjalan dengan normal, baik-baik saja, serta tidak mengalami
hal yang dapat menyebabkan kondidi kesehatan ibu maupun janin menjadi
terganggu termasuk perkembangan janin di dalam kandungan. Datangnya
kondisi kehamilan yang bermasalah dapat disebabkan oleh berbagai
macam penyebab dan faktor baik dari dalam tubuh dan perilaku yang
dijalanin oleh ibu hamil maupun dari lingkungan sekitarnya.
Salah satu bentuk kondisi yang tidak diinginkan terjadi pada ibu
hamil karena merupakan keadaan yang berefek membahayakan adalah
munculnya kehamilan patologis atau patologi kehamilan. Patologis
kehamilan merupakan keadaan penyakit dan gejalanya yang dapat menjadi
salah satu kondisi penghalang atau komplikasi yang menyertai pada tubuh
ibu hamil. Kondisi kehamilan patologis tentu tidak diinginkan terjadi dan
harus dihindari karena dampaknya yang bisa jadi menghalangi proses
kehamilan berjalan normal.
Kondisi kehamilan patologis harus menjadi salah satu keadaan
yang perlu diperhatikan setiap ibu hamil sehingga dapat dicegah dengan
cepat. Beberapa kondisi kehamilan patologis tentu akan menunjukkan
tanda atau gejala tertentu yang tidak sesuai dengan tanda kehamilan
normal.
Kehamilan patologis yang perlu diperhatiakn oleh setiap ibu
dianatanya hipermesisi gravidarum, preeklampsia eklampsia, pendarahan
antepartum, bayi sungsang, kehamilan ektopik, gangguan pada plasenta
dan anemia. Namun, pada makalah ini kami hanya membahas kasus
patologis ibu hamil yaitu bayi sungsang.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bayi sungsang?
2. Apa etiologi bayi sungsang?
3. Bagaimana cara mendiagnosis bayi sungsang?
4. Bagaimana cara persalinan bayi sungsang?
5. Apa saja bentuk-bentuk bayi sungsang?
6. Bagaimana konsep penatalaksanaan persalinan bayi sungsang?
7. Bagaimana bentuk pendokumentasian dengan SOAP?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan kasus patologis kehamilan.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian dari bayi sungsang.
b. Menjelaskan etiologi bayi sungsang.
c. Menjelaskan cara mendiagnosis bayi sungsang.
d. Menjelaskan cara persalinan bayi sungsang.
e. Menjelaskan bentuk-bentuk bayi sungsang.
f. Menjelaskan konsep penatalaksanaan persalinan bayi sungsang.
g. Menjelaskan bentuk pendokumentasian dengan SOAP.

D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
dan mendapatkan informasi mengenai bayi sungsang.

4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Bayi Sungsang
Bayi presentasi sungsang merupakan bayi abnormal atau patologis,
dimana bagian memanjang bayi yakni bokong posisinya berada dibawah.
Lazimnya bokong berada dibagian atas rahim [ CITATION And141 \l 1057 ].
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri. (Prawirohardjo, 2008)
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang
(membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus, dan bokong berada
dibawah. (Mochtar, Rustam. 1998)
B. Etiologi Bayi Sungsang
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang (letak
lintang). Pada kehmilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relative berkurang. Karena bokong . Karena bokong
dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong
dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri.,
sedangkan kepala kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada
kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih lebih tinggi,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan
dalam presentasi kepala.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak
sungsang diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion,
hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak
sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.
Plasenta yang terletak di daerah kornus fundus uteri dapat pula

5
menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di
daerah fundus. (Prawirohardjo, 2008) Faktor predisposisi lain yang bisa
menyebabkan presentasi bokong adalah relaksasi uterus atau dinding
uterus kendor. [ CITATION And141 \l 1057 ]
C. Diagnosis Bayi Sungsang
Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak
teraba dibagian bawah uterus melainkan teraba difundus uteri. Kadang-
kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah
kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali
wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilan terasa lain daripada yang
terdahulu, karena terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih
banyak dibagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilicus.
Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak
dapat dibuat, karena misalnya dinding perut terlalu tebal, uterus mudah
berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus
dipertimbangkan unutk melakukan pemeriksaan ultrasonografi. Setelah
ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis iskki, dan anus. Bila dapat diraba
kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar
dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang
telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami oedema,
sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka.
Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan antara bokong dengan muka
karena jari yang akan dimasukkan de dalam anus mengalami rintangan
otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dala vagina akan meraba tulang
rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada prsentasi bokong kaki
sempurna, kedua kaki dapat diraba diamping bokong sedangkan pada
presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki disamping
bokong. Prawirohardjo, 2008)

6
D. Persalinan Letak Sungsang
Kejadian letak sungsang berkisar antara 2-3% bervariasi di
berbagai tempat. Sekalipun kejadian kecil, tetap mempunyai penyulit yang
besar dengan angka kematian sekitar 2-3% (Sarwono, Prawirohardjo,
2002). Pada letak kepala, kepala yang merupakan bagian terbesar terlebih
dahulu, sedangkan persalinan letak sungsang justru kepala yang
merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir.
Persalinan kepala pada letak sungsang tidak mempunyai
mekanisme “Maulage” kerena susunan tulang dasar kepala yang rapat dan
padat, sehingga hanya mempunyai waktu 8 menit, setelah badan bayi lahir.
Keterbatasan waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme
maulage dapat menimbulkan kematian bayi yang besar (Prof. Dr Ida
Bagus Gede Manuaba, SpOG,1998)
E. Bentuk-Bentuk Letak Sungsang
1. Frank breech. Pantat bayi (janin) terletak terlebih dulu untuk keluar
selama persalinan. Kaki lurus di depan tubuh, dengan kaki di dekat
kepala. Jenis ini merupakan jenis posisi sungsang paling umum.
[ CITATION Wid18 \l 1057 ]
2. Complete breech. Pantat bayi di bawah dekat saluran persalinan. Kaki
tertekuk dan terletak di dekat bokongnya. [ CITATION Wid18 \l 1057 ]
3. Footling breech. Salah satu atau kedua kaki menjuntai di bawah
bokong. Salah satu atau kedua kaki terletak untuk keluar lebih dulu
saat persalinan. [ CITATION Wid18 \l 1057 ]
F. Konsep Pentalaksanaan Persalinan Letak Sungsang (Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, 2002)
Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian
karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai
dengan kematian bayi. Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat
diambil tindakan dengan persalinan pervaginam dan seksio sesaria. Bentuk
persalinan pervaginam yang dapat dilakukan antara lain:
1. persalinan sungsang spontan, seluruh proses kelahiran bayi
berlangsung secara spontan atau alami tanpa bantuan penolong

7
persalinan, seperti tarikan tangan, vakum, atau tang. [ CITATION Kas05 \l
1057 ]
2. Persalinan spontan sebagian, bayi dilahirkan secara spontan dengan
bantuan penolong persalinan. . [ CITATION Kas05 \l 1057 ]
3. Persalinan pervaginam dengan bantuan, seluruh proses pengeluaran
janin dengan bantuan penolong persalinan. . [ CITATION Kas05 \l 1057 ]
G. Pendokumentasian dengan SOAP
Metode empat langkah yang dinamakan SOAP (subjektif, objektif,
assesment, plan) disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan
kebidanan, dipakai untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam
medis sebagai catatan kemajuan pasien. Subjektif adalah apa yang
dikatakan klien. Objektif adalah apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan
sewaktu melakukan pemeriksaan (laboratorium, tanda vital, dan lain-lain).
Assessment adalah kesimpulan dari data-data subjektif/objektif. Plan
adalah apa yang dilakukan berdasarkan hasil pengevaluasian.
Dokumentasian itu perlu untuk:
1. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan kepada
pasien. [ CITATION Pur06 \l 1057 ]
2. Memungkinkan berbagai informasi di antara pemberi asuhan.
[ CITATION Pur06 \l 1057 ]
3. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan. [ CITATION
Pur06 \l 1057 ]
4. Memungkinkan pengevaluasian asuhan yang diberikan. [ CITATION
Pur06 \l 1057 ]
5. Memberi data untuk catatan rasional, riset, dan statistik
mortalitas/morbiditas. [ CITATION Pur06 \l 1057 ]
6. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu tinggi
kepada klien. [ CITATION Pur06 \l 1057 ]
Tujuan penggunaan catatan SOAP untuk pendokumentasian:
1. Pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi
yang sistematis yang mengorganisasi temuan dan kesimpulan menjadi
suatu rencana asuhan. [ CITATION Pur06 \l 1057 ]

8
2. Metode ini merupakan penyaringan intisari dari proses
penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan
pendokumentasian asuhan. [ CITATION Pur06 \l 1057 ]
3. SOAP merupakan urutan yang dapat membantu mengorganisasi
pikiran dan memberi asuhan yang menyeluruh. SOAP adalah catatan
yang bersifatv sederhana, jelas, logi, dan tertulis. Selama masa
antepartum, bidan dapat menulis satu catatan SOAP untuk setiap kali
kunjungan, sementara dalam masa intrapartum bidan boleh menulis
lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Bidan juga
harus melihat catatan SOAP terlebih bila merawat seorang klien untuk
mengevaluasi kondisinya yang sekarang. Sebagai peserta didik, bidan
akan mendapat lebih banyak pengalaman dan urutan SOAP akan
terjadi secara ilmiah. [ CITATION Pur06 \l 1057 ]

9
BAB III
TINJAUAN KASUS
(PENDOKUMENTASIAN KASUS BAYI SUNGSANG DENGAN SOAP)

A. Identitas Klien:
1. Nama Lengkap : Sumarniati
2. Nama Suami : Kamarudin
3. Alamat Domisili : Batu Samban
4. Desa : Lembar Selatan
5. Kecamatan : Lembar
6. Kabupaten : Lombok Barat
7. Provinsi : NTB
8. Pendidikan : SD
9. Pekerjaan : IRT
10. Umur : 40 tahun
11. Agama : Islam

B. Pendokumentasian SOAP:
S : Ny “S” umur 40 tahun dengan keluhan ingin memeriksakan
kehamilan, gerakannya aktif. Diketahui HPHT: 21-05-2019, HPL: 28-2-
2020.
O : K/U Ibu baik, kesadaran Compos Mentis. TD: 110/70 mmHg, N:
80 x/menit, S: 36,5 C ,RR: 20 x/menit. TFU: 31 cm, DJJ: 130x/menit.
Pemeriksaan Palpasi:
1. Leopold I : TFU:31 cm, pada bagian atas fundus ibu
teraba bagian janin yang keras,bulat (kepala).
2. Leopold II :Bagian kanan abdomen ibu teraba
memanjang, keras dan adanya tahanan (PUKA) dan dibagian kiri
abdomen ibu teraba bagian kecil dari janin.
3. Leopold III : Bagian fundus bawah ibu terasa lembek,bulat dan
tidak melenting (bokong).
4. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP.

10
A : G3P2A0H2 hamil pada 41 minggu umur 40 tahun, janin hidup
intrauteri. Ibu dan janin baik dengan kelainan letak sungsang dan post
term.
P : - Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu.
- Konsul Dokter.
- Menjelaskan pada ibu bahwa akan dirujuk kerumah sakit.
- Di rujuk ke RSUD Gerung.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah
kavum uteri.
2. Etiologi bayi sungsang yaitu pada kehmilan triwulan terakhir janin
tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relative berkurang..
Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada
kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas
di fundus uteri., sedangkan kepala kepala berada di ruangan yang lebih
kecil di segmen bawah uterus.
3. Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak
teraba dibagian bawah uterus melainkan teraba difundus uteri.
4. Persalinan bayi sungsang yaitu pada letak kepala, kepala yang
merupakan bagian terbesar terlebih dahulu, sedangkan persalinan letak
sungsang justru kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir
terakhir.
5. Bentuk-bentuk letak sungsang antara lain frank breech, complete
breech, footling breech.
6. Konsep Pentalaksanaan Persalinan Letak Sungsang yaitu dapat diambil
tindakan dengan persalinan pervaginam dan seksio sesaria
7. Pendokumentasian dengan SOAP yaitu metode empat langkah yang
dinamakan SOAP (subjektif, objektif, assesment, plan) disarikan dari
proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan, dipakai untuk
mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis sebagai catatan
kemajuan pasien.

12
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, pembaca khususnya
bidan untuk mengetahui apa itu bayi sungsang, etiologi bayi sungsang,
cara mendiagnosis bayi sungsang, cara persalinan bayi sungsnag, bentuk-
bentuk letak sungsang, konsep penatalaksanaan bayi sungsang dan cara
mendokumentasikannya dengan SOAP.

13
DAFTAR PUSTAKA
Andalas, HM;. (2014). Goresan Tangan Spesialis Kandungan. Yogyakarta: Katalog
Dalam Terbitan.
Kasdu, Dini;. (2005). Solusi Problem Persalinan. Jakarta: Katalog Dalam terbitan.
Widyanata, Rena;. (2018, desember 19). Persalinan Sungsang. Retrieved Maret 03,
2020, from hellosehat: https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/persalinan-
sungsang/
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP

14

Anda mungkin juga menyukai