Oleh :
NIM. 2282B1266
i
PERSETUJUAN
Mahasiswa
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang di limpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan
Kebidanan Nifas patologi di Puskesmas Banggai.
Penyusunan laporan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas yang di
wajibkan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA
INDONESIA KEDIRI yang akan menyelesaikan pendidikan akhir program.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama :
1. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep,Ns.,M.Kes selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan IIK STRADA Indonesia.
2. Bd.Miftakhur Rohmah,SST.,M.Keb selaku Ka Prodi Pendidikan Profesi
Bidan IIK STRADA Indonesia.
3. Bd. Ery Puji Kumalasari, S.ST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing
Akademik
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan.....................................................................................................6
1.3 manfaat...................................................................................................7
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pembahasan..........................................................................................53
5.1 Kesimpulan..........................................................................................54
5.2 Saran..................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup di
luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain fisik/tenaga ibu, jalan lahir,
janin, psikologi ibu dan penolong. Kematian maternal merupakan salah satu
sesudah proses persalinan. Perineum merupakan salah satu jalur yang dilalui
pada saat proses persalinan dapat robek ketika melahirkan atau secara sengaja
pervaginam sering disertai dengan ruptur. Pada beberapa kasus ruptur ini
menjadi lebih berat, vagina mengalami laserasi dan perineum sering robek
3
yang tidak teratur (Benson dan Pernoll, 2016:176).
normal ialah 8,6%, dengan ukuran bayi 5,9%, serta riwayat sedera perineum
yang bervariasi terjadi karena insisi dan penjahitan pada saat episiotomi
menimbulkan nyeri tajam dengan tingkat yang berbeda hal ini dikarenakan
ibu mengalami nyeri di sekitar jahitan episiotomi. Selain itu Oliveira juga
kenyamanan ibu yang mengakibatkan kesulitan pada saat buang air besar,
buang air kecil, serta insomnia. Nyeri dapat terjadi pada hari pertama sampai
hari ke empat post episiotomi karena proses inflamasi dan terjadi pelepasan
4
tetapi bukan oleh kecelakaan oleh incidental (faktor kebetulan). Hal ini sesuai
dalam 100.000 kelahiran hidup. Data organisasi kesehatan dunia atau World
500 orang wanita meninggal dunia akibat kehamilan dan persalinan, fakta ini
Indonesia adalah salah satu Negara yang masih belum bisa lepas dari
kelahiran hidup, masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal akibat komplikasi
desember 2021).
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan bayi yaitu
90,88% pada tahun 2013 menjadi 88,55% pada tahun 2015 (Profil Kesehatan
Indonesia, 2015:112).
5
Berdasarkan uraian diatas memberimotivasi pada penulis untuk
mengkaji dan membahas lebih lanjut kasus masa nifas dalam karya tulis
ilmiah.
dipuskesmas Kamonji
di puskesmas Kamonji
dipuskesmas Kamonji
6
1.3 ManfaatPenulisan
1.3.1 Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan utamanya bidan dalam
1.3.3 Manfaat ilmiah Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi sumber
penulis selanjutnya.
1.3.4 Manfaat bagi penulis Penulisan ini merupakan pengalaman ilmiah yang
7
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
a. Pengertian Persalinan
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran nornal
belakang kepala atau dengan tenaga ibu sendiri tanpa melalui pacuan,
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin, tanpa buatan dan bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang
dari 24 jam dan persalinan dengan usia kehamilan yang aterm yaitu 37-
42 minggu dan berat janin di atas 2500 gram (Asri dan Cristine, 2012:1).
b. Tahapan persalinan
kala I proses dilatasi serviks, kala II proses pengeluaran bayi, kala III
a. Kala II
kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
5
berakhir dengan lahirnya bayi. Pada kala II his menjadi jauh lebih
kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Dalam fase
membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva
pada saat his. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam
hasilnya adalah:
3)Perineum menonjol,
bayinya sehingga tenaga ibu terkuras dan merasa kelelahan pada kala
ini.
b. Kala III
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir
dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban. Kala III juga disebut
9
sebagai kala uri. Setelah bayi lahir, uterus akan teraba bundar dan
keras dengan tinggi fundus uteri sedikit diatas pusat. Beberapa menit
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada
100-200 cc.
c. Kala IV
jalan lahir.
10
externus yang mengelilingi anus.
1) Mosculo Bulbocavermosus
2) Mosculo Ischiocavermosus
otot-otot yang letaknya lebih dalam dan mempunyai origo diserta insertio
11
yang sama. Otot-otot tersebut berada di luar diapragma urogenitale.
dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui
pertolongan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya,
a. Asuhan sayang ibu Salah satu prinsip asuhan sayang ibu adalah dengan
sayng ibu sangatlah membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman,
asuhan yang efektif, aman, nyaman dan dapat diterima oleh ibu bersalin
12
3) Menghargai hak-hak ibu dan memberikan asuhan yang bermutu
nyaman,
harus dapat melindungi pasien, diri sendiri dan rekan kerjanya dari
13
2.1.2 Tinjauan khusus tentang episiotomy
a. Pengertian episiotomy
lama yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi,
yang ditandai dengan tanda dan gejala klinis pembukaan serviks lengkap
lebih hebat pada jaringan lunak yang diakibatkan daya regang yang
tindakan episiotomi harus mengacu pada penilaian klinik yang tepat dan
tehnik yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Dengan
14
dan peningkatan rasa nyeri pada hari-hari pertama postpartum.
nyeri pada vagina atau nyeri di dalam panggul juga dapat terjadi selama
b.Indikasi episiotomi
meningkatnya jumlah darah yang hilang, risiko infeksi serta nyeri dengan
15
diperkirakan tidak mampunya perineum untuk beradaptasi terhadap
c. Jenis-jenis Episiotom
Menurut Benson dan Pernoll (2013) ada dua jenis episiotomi yang
a) Episiotomi Median
darah dan setelah melahirkan lebih terasa tidak sakit ketimbang jenis
sfingter ani dan perpanjang insisi ini paling sedikit 2-3 cm di atas
b) Episiotomi mediolateral
ke bawah dan ke luar, ke arah batas lateral sfingter ani dan paling
16
sedikit separuh jarak ke dalam vagina. Namun, insisi ini dapat
e. Prosedur Episiotomi
Berikut ini uraian tentang alat dan bahan yang diperlukan dalam
1) Alat pelindung diri (celemek, masker, tutup kepala, alas kaki atau
sepatu booth)
3) Pincet anatomis
4) Gunting episiotomi
5) Kassa steril
6) Lidocain 1%
7) Spuid 10 ml
9) Bengkok/nierbeken
17
11) Air mengalir
asuhan sayang ibu. Ibu yang diepisiotomi dengan anastesi lokal tetap
(penyedot oksigen, alat resusitasi) harus siap tersedia dan dalam kondisi
2013: 125).
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
18
hamil (Marmi, 2014:135).
b. Sebagai promoter hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara
Sundawati, 2014: 2)
19
dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal, dan
2. Sistem Reproduksi
1. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000gr
2. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah
b. Lochea Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
1. Rubra (cruenta)
1-3 hari postpartum Merah Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
2. Sanguinolenta
lendir
3. Serosa
4. Alba
20
krim terdiri dari leukosit dan sel-sel desidua.
c. Serviks
terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri
dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam
(Walyani, 2015).
e. Payudara
yaitu produksi susu dan sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan
21
hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambat
Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel
kemih mengalami edema, kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh
adanya overdistensi pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine
oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat
(Nurjanah, 2013)
22
a. Suhu Badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5oC-
pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit
atau 50-70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi
akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus
c. Tekanan Darah
postpartum.
d. Pernapasan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan
23
postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi suksenya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada
2013)
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan
NAKES)
24
langsung tanggung jawab dalam merawat bayinya, dia harus
diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan
seperti biasa bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumpal kalori dan
protein ibu menyusui harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila
hingga 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan
yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu
menyusi sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu
tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
seimbang , porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau
jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber energy adalah karbohidrat
25
sagu, tepung roti, mie, dan lain-lain. Lemak bias diambil dari hewani dan
nabati.lemak hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari
rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani
dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan,
tubuh. Sumber zat pengatur bias diperoleh dari semua jenis sayur dan
c. Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari
e. Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk
lain-lain.
26
antara lain :
2. Vitamin B1 agar nafsu makan baik yang berasal dari hati, kuning
gigi dan gusi. Sumberny antara lain gandum, jagung, hati dan
daging.
jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan
27
g. PerawatandanPengawasanMasaNifas
1. Perawatanmasanifas
a. Ambulasidini
Ambulasidiniadalahkebijaksanaanagarsecepatmungkinbidanmem
bimbingibupostpartumbangundaritempattidurnyadanmembimbing
Keuntunganearlyambulationadalah:
1) Ibumerasalebihsehatdankuatdengan earlyambulation.
2) Faaldankandungkemihlebihbaik.
3) Earlyambulationmemungkinkankitamengajarkanibucarameraw
atanaknyaselamaibumasihdirumahsakit.Misalnyamemandikan,
ambulationekonomis),menurutpenelitian-
penelitianyangseksama,tidakmempunyaipengaruhyangburuk,ti
dakmenyebabkanpendarahanyangabnormal,tidakmempengaruhipe
memperbesar kemungkinan
prolapsus.Earlyambulationtentunyatidakdibenarkanpadaibupostpartu
mdenganpenyulit,misalnyaanemia,penyakitjantung,penyakitparu-
paru,demam,dansebagainya.
penambahankegiatandenganearlyambulationharusberangsur-
angsur,jadibukanmaksudnyaibusegerabangundibenarkanmencuci,
memasakdan sebagainya.
28
b. Nutrisidancairan
sebagaiberikut :
3000 kalori.
c. Personal hygiene
29
2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
disetrika.
yang berlebihan.
30
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
pendarahan.
e. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu dua jari
pasangan yangbersangkutan.
f. Eliminasi
1) BAK
Ibu diminta untuk buang air kecil (BAK) 6 jam post partum,
2) BAB
31
setelahhari kedua post partum. Jika hari ketiga belum juga
g. Perawatan payudara
colostrums atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap
h. Latihan
panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini
membantu seperti :
ulangi 10 kali.
(Saifuddin2006, 127).
32
2. Pengawasan masa nifas
pendarahan berlanjut.
atonia uteri.
d) PemberianASIawal.
abnormal.
istirahat.
33
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
bayialami.
34
1. Pengkajian dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk
yang sebenarnya.
terjadi.
35
data barusegera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan
menyelamatkan klien.
secara teoritis.
oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota
131).
36
1. Data subjektif
2. Data Objektif
pemeriksaan laboratorium.
3. Assesmen / Diagnosa
4. Planning / Perencanaan
37
38
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU NIFAS NY”A”
USIA 27 TAHUN PIA0 DENGAN NYERI LUKA EPISIOTOMI ROBEKAN
DERAJAT 2
DI PUSKESMAS KAMONJI
1. PENGKAJIAN
1.1 DATA SUBJEKTIF
Anamnesa dilakukan oleh : Bidan Nur Febri Ayu
Pada tanggal : 15 Desember 2022 pukul : 14.00 Wita
1.1.1 IDENTITAS KLIEN No. Register : 17xxxx
Nama Klien : Ny. A Suami : Tn. H
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Suku/ Bangsa : indonesia Suku/ Bangsa : indonesia
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan: - Penghasilan : ±1.000.000
Alamat : Jl. Mangga Alamat : Jl. Mangga
39
1.1.5 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
Suami K
Umur penyul penol jen tmpt Peny Penyu L/P BB/ menyus H/M ket
No. ke B
it ong is ul l PB ui
1. hamil ini
40
b. Penyakit lain dalam keluarga : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
Dari pihak siapa : tidak ada
41
Masalah yang dirasakan : tidak ada
d. Pola Aktivitas
Selama hamil : mengurus rumah, dll
Sesudah melahirkan : ibu merawat bayi
Masalah yang dirasakan : tidak ada
e. Perilaku Kesehatan
Penggunaan obat/jamu/rokok, dll selama hamil : tidak ada
Penggunaan obat/jamu/rokok, dll sesudah melahirkan : tidak ada
1.1.12 Sistem Psikososial
a. Fase taking in
Ibu merasa lelah setelah masa persalinan
b. Fase taking hold
Ibu bisa menyusui anaknya
c. Fase letting go
Ibu bisa menerima dan merawat anaknya dengan baik
d. Fase post partum blues
-
42
TB : 160 cm
1.2.3 Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : rambut warna hitam, tidak terlihat benjolan abnormal
Muka : Kelopak mata : tidak ada benjolan abnormal
Conjungtiva : merah mudah
Sklera : putih
Mulut dan gigi : Bibir : lembab
Lidah : tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada gigi berlubang
Hidung : Simetris : lubang hidung simetris
Sekret : tidak ada
Kebersihan : hidung bersih
Leher : Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
Dada : Simetris : payudara simetris
Pembesaran payudara : tidak ada benjolan
abnormal
Hiperpigmentasi : hiperpigmentasi
pada areola mamae
Papila mammae : terdapat papila mamae
Keluaran : keluar kolostrum
Kebersihan : mamae tampak bersih
Perut : Pembesaran : tidak ada pembesaran
abnormal
Bekas luka operasi : tidak ada bekas luka SC
Linea : terdapat garis linea
Striae :tidak ada
Pembesaran lien/ liver : tidak ada pembesaran
liver
Anogenetalia : Vulva vagina warna : merah kehitaman
Luka parut : ada luka jahitan
Oedema : tidak oedem
43
Varises : tidak ada
Keluaran : lochea rubra
Hemorroid : tidak ada hemoroid
Kebersihan : genetalia bersih
Ekstremitas atas dan bawah: Oedema : tidak oedem
Varises : tidak ada varises
Kekakuan sendi : tidak ada kekakuan sendi
b. Palpasi
Leher : Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
Struma : tidak ada.
Dada : Benjolan/ Tumor : tidak ada benjolan abnormal
Keluaran : asi kolostrum
Perut : Pembesaran lien/ liver : tidak ada
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Kandung kemih : kosong
Ekstremitas atas dan bawah : Oedema: tidak oedema/tidak oedema
2. DIAGNOSA
Ny.”A” Usia 27 Tahun PIA0 dengan Nyeri Luka Perineum Robekan Derajat 2
3. RENCANA
Rasional: Pemeriksaan TFU dilakukan untuk mengetahui bahwa proses involusi uteri
44
cm/hari yang teraba bundar dan keras (Saleha, 2013: 130). Menilai
yang sesuai dengan waktu dan warna serta baunya (Maritalia, 2012: 21).
Rasional: mobilisasi dini dapat memulihkan kondisi tubuh dengan cepat, system
Rasional: Melakukan perawatan luka episiotomi dapat mencegah terjadinya infeksi dan
Rasional: Memulihkan kembali tenaga ibu yang terkuras selama proses persalinan
45
Rasional: Komposisi susuai kebutuhan, kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi
Rasional: Makan yang bergizi mampu memulihkan tenaga dan pemenuhan nutrisi ibu
selama proses pemulihan dengan luka persalinan dan tidak hanya itu
pemenuhan gizi yang baik pada ibu akan berdampak positif terhadap
produksi ASI ibu dan makanan yang mengandung serat dapat memperlancar
10. Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah perineum
Rasional: Menjaga kebersihan daerah perineum ibu dan mencegahnya dari infeksi
(Marmi, 2012:139).
Rasional: Mengajarkan kepada ibu cara perawatan luka episiotomi yang benar, maka
ibu dapat mencegah terjadinya infeksi pada luka episiotomi (Marmi, 2012:
142).
13. Jelaskan kepada ibu tentang tehnik menyusui yang baik dan benar
Rasional: Bayi akan tampak tenang karena mudah mnghisap ASI, pemenuhan nutrisi
46
bayi cukup, dan mencegah terjadinya puting susu lecet dan tidak terasa nyeri
(Saleha, 2013:38).
14. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 6 minggu dengan luka
persalinan
Rasional: Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua
15. Anjurkan ibu untuk meminum hingga habis obat analgetik dan antibiotik serta zat besi
Rasional: Obat analgetik dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu dan obat
antibiotik dapat menghambat mikroba atau jenis lain penyebab infeksi, serta
dengan pemberian zat besi pada ibu nifas karena di masa nifas kebutuhan Fe
2013:31-132).
47
eksklusif
9. menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang
bergizi
10. menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan
diri terutama daerah perineum
11. mengajarkan kepada ibu tentang cara perawatan luka
episiotomi
12. menjelaskan tanda-tanda infeksi pada luka
episiotomi
13. menjelaskan kepada ibu tentang tehnik menyusui
yang baik dan benar
14. menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan
seksual selama 6 minggu dengan luka persalinan
15. menganjurkan ibu untuk meminum hingga habis obat
analgetik dan antibiotik serta zat besi yang telah
diberikan.
48
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan akan beradaptasi dengan
keadaan tersebut
4. Menganjurkan ibu mobilisasi dini secara
bertahap
Hasil: ibu telah dapat miring kanan dan kiri serta
mulai duduk secara perlahan- lahan.
5. Melakukan perawatan luka episiotomi
a. Mencuci tangan
b. Menganjurkan ibu berbaring
c. Membuka pakaian bawah ibu
d. Menggunakan handscoon
e. Melihat keadaan luka episiotomy
f. Membersihkan dengan betadin
g. Mengompres bekas luka jahitan episiotomi
dengan kassa betadin
h. Memasang pembalut, celana dalam dan pakaian
bawah ibu
i. Membereskan alat
j. Melepas handscoon
k. Mencuci tangan
Hasil: telah dilakukan perawatan luka episiotomi
6. Membantu ibu mengganti pembalut/popok
Hasil: Popok ibu telah diganti .
7.Memberikan pendidikan kesehatan tentang
istirahat yang cukup ± 8 jam di malam hari dan ±
2 jam di siang hari
Hasil: ibu bersedia melakukannnya
8.Menjelaskan kepada ibu akibat kurang istirahat
dapat mengakibatkan kurangnya produksi ASI
dan memperbanyak perdarahan yang dapat
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang
49
diberikan
9.Menjelaskan kepada ibu manfaat dari ASI
eksklusif yakni mengandung kalori dari ASI
memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam
bulan, ASI mengandung zat pelindung,
perkembangan psikomotorik bayi lebih cepat,
manfaat bagi ibu dapat mempercepat kembalinya
rahim kebentuk semula
Hasil: ibu mngerti dengan penjelasan yang
diberikan dan akan member ASI kepada
bayinya secara eksklusif
10.Menganjurkan kepada ibu untuk makan
makanan yang bergizi seimbang yaitu karbohidrat
(nasi, kentang, roti), protein (tahu, tempe, daging,
ikan, telur), vitamin (buah dan sayur) dan
memperbanyak konsumsi makanan yang
mengandung protein untuk mempercepat
penyembuhan luka episiotomi. Selain itu dengan
pemenuhan nutrisi bergizi seimbang mampu
menambah tenaga ibu serta pemenuhan nutrisi
untuk produksi ASI, serta makanan yang berserat.
Hasil: ibu bersedia melakukannya
11. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga
kebersihan diri terutama daerah perineum, dengan
pengganti pakaian dalam apabila terasa lembab,
basah, kotor dan apabila ibu sudah tidak nyaman
lagi dan mengganti pembalut ialah 3 jam sekali
atau bila keadaan pembalut telah penuh atau dirasa
tak nyaman.
Hasil: ibu mengerti dan bersedia melakukannya
12. Mengajarkan kepada ibu cara perawatan luka
episiotomi yang pertama sebelum menyentuh
daerah vagina maupun perineum tangan harus
dalam keadaan bersih, membasuh dari arah depan
50
ke belakang hingga tidak ada sisasisa kotoran yang
menempel di sekitar vagina dan perineum, setelah
dibasuh, keringkan perineum dengan handuk
lembut, lalu kenakan pembalut baru dan jangan
sekali-kali menaburi daerah perineum dengan
bubuk bedak atau bahan lainnya karena itu dapat
menyebabkan risiko infeksi.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya
13. Menjelaskan tanda-tanda infeksi pada luka
episiotomi yakni terdapat warna kemerahan daerah
luka episiotomi, adanya pengeluaran darah yang
banyak padahal sebelumnya sudah tidak, terasa
panas daerah genitalia, mengeluarkan nanah dan
mengeluarkan bau yang sangat menyengat dari luka
episiotomi hingga jalan lahir, dan suhu tubuh
melebihi 37,5ºC.
Hasil: ibu mengenali tanda-tanda infeksi dan akan
menjaga kebersihan dirinya terutama daerah luka
episiotominya.
14. Menjelaskan kepada ibu tehnik menyusui yang
baik dan benar yaitu mencuci tangan yang bersih
dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan di
sekitar puting, kemudian memilih posisi duduk atau
berbaring.
a. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi
menyanggah seluruh tubuh bayi, kepala dan tubuh
bayi lurus menghadap ke dada ibu sehingga hidung
bayi berhadapan dengan puting susu ibu.
b. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian
rupa, sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah
puting susu.
c. Meletakkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu
menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka
lebar, dan bibir bawah bayi membuka lebar.
51
Hasil: ibu mengerti dan sedang melakukannya
15. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak
melakukan hubungan seksual selama 6 minggu
dengan luka persalinan dengan batasan waktu 6
minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu
semua luka akibat persalinan, termasuk luka
episiotomi biasanya telah sembuh dengan baik
Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
16. Menganjurkan ibu untuk meminum hingga
habis obat analgetik dan antibiotik yang telah
diberikan.
Hasil : ibu bersedia mengkonsumsi obatnya sampai
habis.
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan
52
dengan post partum patologi yang diberikan pada Ny A P1A0 dengan luka
tinjauan pustaka baik yang di dapatkan dari buku maupun jurnal ilmiah.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8
minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
dilakukan pada saat proses persalinan berlangsung. Episiotomi dilakukan dengan tujuan untuk
memperluas pembukaan vagina sehingga bayi dapat keluar lebih mudah tujuan tindakan
episiotomi ialah memperlebar jalan lahir, mempercepat persalinan kala II lama yang
berlangsung lebih dari 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi, yang ditandai dengan tanda dan
gejala klinis pembukaan serviks lengkap dan ibu mengedan tetapi tidak ada kemajuan
perineum akibat tindakan episiotomi maka aliran darah pada jaringan tersebut terhambat dan
menimbulkan nyeri, serta terbentuknya jaringan parut dan mengakibatkan dispareuni atau nyeri
pada vagina atau nyeri di dalam panggul juga dapat terjadi selama melakukan hubungan
seksual
BAB 5
PENUTUP
53
Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan dengan
post partum fisiologis yang diberikan pada Ny A .Terlaksananya Asuhan Kebidanan masa
disesuaikan dengan tinjauan pustaka baik yang di dapatkan dari buku maupun jurnal
ilmiah
5.1 kesimpulan
a. Melaksanakan pengakajian dan analisa data dasar Masa Nifas patologi pada
asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar, pada
klien.
b. Merumuskan diagnose / masalah actual Masa Nifas patologi pada Ny”A” P1A0
b. Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny“A” bertujuan agar ibu
mendapatkan penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya dan
ibu
c. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan
adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih
54
kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
pengalaman pada kasus dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas
2. Bagi Profesi
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. (2013) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
55
BastonHelendanJennifer Hall. (2014) Midwifery
Essentials:Persalinan,Volume3(MidwiferyEssentials:Labour,Volume3).Jakarta:
EGCMedicalPublisher.
DahriNurdeni.
(2015)“ReproduksiPerempuanDalamPerspektifIslam(TinjauanTerhadap,Haid,
NifasDanIstihadhah)”.
Sugihantono Anung. (2015) “Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak”. Jakarta
Selatan: PusatPendidikandan PelatihanTenagaKesehatan.
Nugroho, T, dkk. 2014a. Buku Ajar Askeb I Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Walyani, Elisabeth Siwi dan Th. Endang Purwoastuti. Asuhan Kebidanan Masa Nifas &
Wenniarti dkk. Pengaruh Terapi Ice Pack terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Ibu
2016). http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/2857).
Yanti, Damai dan Dian Sundawati. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Belajar Menjadi
56
57