Anda di halaman 1dari 144

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY. M USIA 34 TAHUN G3 P1 A1 USIA HAMIL 38 MINGGU 3 HARI


DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ENDANG JARWATI, S.KEB

(Proyek Inovasi Kompres Daun Kubis Untuk Pembengkakan Payudara


Serta Permasalahan Gender Suami Sebagai Pengambilan Keputusan
Sepenuhnya)

LAPORAN KASUS

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Pada Stase


Praktik Kebidanan Kebidanan Continuity Of Care (COC)

Disusun Oleh :
KUKUN PINARNI
JBX0220018

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUNINGAN
2023

1
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY. M USIA 34 TAHUN G3 P1 A1
USIA HAMIL 38 MINGGU 3 HARI DI
PRAKTIK MANDIRI BIDAN ENDANG
JARWATI, S.KEB
NAMA MAHASISWA : KUKUN PINARNI
NIM : JBX0220018
PROGRAM STUDI : PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUNINGAN

Kuningan, 11 September 2023

Menyetujui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lahan,

Fera Riswida Utami H,S.ST., M.Kes Ermila, Amd.Keb.


NIDN. 040302880 NIP. 198010022006042017

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya dipanjatkan kepada Allah SWT, karena

dengan izinnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kasus

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M USIA 34 TAHUN

G3 P1 A1 USIA HAMIL 38 MINGGU 3 HARI DI PRAKTIK MANDIRI

BIDAN ENDANG JARWATI, S.KEB (Proyek Inovasi Kompres Daun Kubis

Untuk Pembengkakan Payudara Serta Permasalahan Gender Suami Sebagai

Pengambilan Keputusan Sepenuhnya)”.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dalam

penyusunan laporan ini, oleh karena itu tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak

mungkin laporan ini dapat diselesaikan. Sehubungan dengan hal tersebut, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu segala kritik dan saran serta masukan yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kuningan, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................4
1.4 Manfaat .........................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................6
2.1 Kehamilan .....................................................................................6
2.2 Persalinan.......................................................................................11
2.3 Nifas...............................................................................................15
2.4 Bayi Baru Lahir.............................................................................32
2.5 Pembengkakan Payudara ..............................................................40
2.6 Gender ...........................................................................................42
2.7 Daun Kubis....................................................................................43
2.8 Jurnal Reading ..............................................................................48
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................52
3.1 Kehamilan .....................................................................................52
3.2 Persalinan ......................................................................................66
3.3 Nifas...............................................................................................84
3.4 Bayi Baru Lahir.............................................................................103
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................117

iii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................121
5.1 Simpulan .......................................................................................121
5.2 Saran..............................................................................................121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perubahan Uterus Selama Masa Nifas ..........................................20


Tabel 2.2 Jurnal Reading ..............................................................................47
Tabel 3.1 Kunjungan Antenatal Care ............................................................54
Tabel 3.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas ..................................56
Tabel 3.3 Riwayat KB ...................................................................................57
Tabel 3.4 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Kehamilan) ................57
Tabel 3.5 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Persalinan) .................67
Tabel 3.6 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Nifas KF2) .................88
Tabel 3.7 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Nifas KF3) .................96
Tabel 3.8 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Nifas KF4) .................100

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Dokumentasi......................................................................125
Lampiran 2 Partograf ............................................................................129
Lampiran 3 Informed Consent Persetujuan Pasien ...............................131
Lampiran 4 Informed Concent Bidan....................................................132
Lampiran 5 Lembar Bimbingan ...........................................................133
Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup .......................................................135

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah menyusui yang dapat timbul pada masa pasca persalinan dini

(masa nifas atau laktasi) adalah pembengkakan payudara (breast

engorgement) atau disebut juga bendungan ASI. Pembengkakan payudara

merupakan pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferus atau

oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna. Payudara

akan terasa sakit, panas, nyeri pada perabaan, tegang, bengkak yang terjadi

pada hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara

normal dihasilkan (Zuhana, 2017).

Intervensi untuk meringankan gejala pembengkakan payudara sangat

dibutuhkan (Apriyani & Zelharsandy, 2022). Apabila tidak ada intervensi

yang baik, maka produksi air susu akan terganggu dan proses reabsorbsi

dimulai yang berhubungan dengan penyapihan dini. Pembengkakan payudara

tersebut dapat berkembang menjadi mastitis, infeksi akut kelenjar susu,

dengan hasil klinis seperti peradangan, demam, menggigil, ibu menjadi tidak

nyaman, kelelahan, abses payudara sampai dengan septikemia (Putrianti,

2022).

Sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI

dihasilkan secara normal, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat

fisiologis. Namun keadaan ini dapat menjadi bendungan ASI. Pada


pembengkakan payudara terisi penuh ASI. Aliran vena dan limfotik

tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan

alveoli meningkat. Puting susu teregang menjadi rata, ASI tidak mengalir, ASI

terbendung, Payudara membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara

terlihat mengkilap dan edema dengan daerah eritema difus, dan bayi sulit

untuk menghisap ASI (Wahyuni et al., 2022).

Faktor resiko terjadinya pembengkakan payudara terkait dengan

terlambat mulai menyusui, menyusui jarang dan pendek, bayi menghisap

lemah, peningkatan mendadak dalam produksi susu, lesi putting. Faktor

penentu termasuk kesalahan dalam posisi menyusui, memakai bra yang terlalu

ketat dan ibu nifas yang tidak menyusui bayinya seperti bayi meninggal, ibu

dengan HIV positif (Pratiwi, 2015).

Strategi untuk mengurangi pembengkakan payudara secara non

farmakologis dapat dilakukan dengan akupuntur, perawatan payudara

tradisional (kompres panas dikombinasikan dengan pijatan), daun kubis,

kompres panas dan dingin secara bergantian, kompres dingin, dan terapi

ultrasound (Andari et al., 2021).

Kubis dapat digunakan untuk terapi pembengkakan. Kubis (brassica

oleracea var.capitata) diketahui mengandung asam amino metionin yang

berfungsi sebagai antibiotic dan kandungan lain seperti sinigrin

(allylisothiocyanate), minyak mustard, magnesium, oxylate heterosides

belerang, hal ini dapat membantu memperlebar pembuluh darah kapiler

sehingga meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk dari daerah tersebut,

2
sehingga memungkinkan tubuh untuk menyerap kembali cairan yang

terbendung dalam payudara tersebut. Selain itu daun kubis juga mengeluarkan

gel dingin yang dapat menyerap panas yang ditandai dari klien merasa lebih

nyaman dan daun kubis menjadi layu/matang setelah 30 menit penempelan

(Zuhana, 2017).

Penggunaan daun kubis sebagai penanganan dan pencegahan

pembengkakan payudara sangat mudah yaitu daun kubis didinginkan ke dalam

frezzer sekitar 20-30 menit sebelum prosedur. Daun kubis dingin tersebut

ditempatkan di dalam bra selama 30 menit. Dilakukan dua kali sehari selama

tiga hari. Berdasarkan bukti ilmiah bahwa daun kubis dapat mengurangi

pembengkakan payudara tanpa efek samping dan dapat meningkatkan durasi

pemberian ASI (Zuhana, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

Pembengkakan payudara merupakan pembendungan air susu karena

penyempitan duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak

dikosongkan dengan sempurna. Payudara akan terasa sakit, panas, nyeri pada

perabaan, tegang, bengkak yang terjadi pada hari ketiga sampai hari keenam

setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan. Apabila tidak ada

intervensi yang baik, maka produksi air susu akan terganggu dan proses

reabsorbsi dimulai yang berhubungan dengan penyapihan dini. Strategi untuk

mengurangi pembengkakan payudara secara non farmakologis dapat

dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan menggunakan

3
daun kubis. Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam kasus

ini adalah “Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu menyusui Ny M dengan

pembengkakan payudara?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan kebidanan komprehensif pada Ny M usia

34 tahun dengan inovasi kompres daun kubis untuk mengatasi

pembengkakan payudara dan kasus gender Suami Sebagai Pengambilan

Keputusan Sepenuhnya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk melakukan asuhan kehamilan pada Ny M usia 34 tahun dengan

inovasi kompres daun kubis untuk mengatasi pembengkakan payudara

2. Untuk melakukan asuhan persalinan pada Ny M usia 34 tahun dengan

inovasi kompres daun kubis untuk mengatasi pembengkakan payudara

3. Untuk melakukan asuhan nifas pada Ny M usia 34 tahun dengan

inovasi kompres daun kubis untuk mengatasi pembengkakan payudara

4. Untuk melakukan asuhan bayi baru lahir pada Ny M usia 34 tahun

dengan inovasi kompres daun kubis untuk mengatasi pembengkakan

payudara

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

4
Diharapkan dapat dijadikan sebagai literatur tambahan mengenai manfaat

daun kubis dalam mengatasi pembengkakan payudara. Selain itu juga

diharapkan dapat dijadikan bahan atau data awal untuk pengembangan

kasus di masa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan dunia kebidanan

khususnya dalam penanganan pembengkakan payudara secara non

farmakologis yaitu daun kubis (brassica oleracea var. capitata). Selain itu

dapat menjadi landasan untuk mengaplikasikan tugas secara mandiri

berdasarkan evidence based terutama dalam penatalaksanaan

pembengkakan payudara.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap

wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami menstruasi

dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ

reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinannya terjadi kehamilan. Apabila

kehamilan direncanakan, akan memberi rasa bahagia dan penuh harapan,

tetapi di sisi lain diperlukan kemampuan bagi wanita untuk beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi selama kehamilan, baik perubahan yang bersifat

fisiologis maupun psikologis, setiap kehamilan diharuskan melaksanakan

asuhan pelayanan antenatal terintegrasi yaitu pelayanan kesehatan

komprehensif dan berkualitas (Bancin et al., 2022).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa

kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid

terakhir (HPHT) dan tidak lebih dari 43 minggu (Yulistiani, 2015).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lama

kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar

months). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) yaitu:


1. Kehamilan triwulan I antara 0 -12 minggu

2. Kehamilan triwulan II antara 12 - 28 minggu

3. Kehamilan triwulan III antara 28 – 40 minggu (Mardiana et al., 2022).

Kehamilan mengalami perubahan fisiologis dan psikologis. Perubahan

fisiologis diantaranya perubahan organ reproduksi, sistem kardiovaskuler,

pernafasan, ginjal, integumen, muskuloskeletal, neurologi, pencernaan, dan

endokrin. Perubahan psikologis merupakan respon emosional yang terjadi

akibat perubahan organ tubuh dan peningkatan tanggung jawab menghadapi

kehamilan dan masa perawatan anak selanjutnya (Kirani & Maita, 2022).

Tanda dan gejala kehamilan meliputi (Farid, 2016) :

1. Tanda yang tidak pasti / tanda mungkin kehamilan

a. Amenorhea (terlambat datang bulan)

b. Mual dan muntah

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir

triwulan pertama. Biasanya terjadi pada pagi hari sehingga disebut

morning sickness of prenancy. Dalam kondisi patologi dapat

mengakibatkan gangguan disebut hiperemesis gravidarum.

c. Mengidam

Sebagian wanita ditemukan mengidam makanan yang mungkin

berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang

bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica”

sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun

adanya suatu tradisi.

7
d. Sinkope/Pingsan

e. Pingmentasi

Kulit sekitar pipi : (cloasma gravidarum) keluarnya melanophore.

stimulating hormone (MSH) hipofisis anterior menyebabkan

pigmentasi pada kulit. Dinding perut : Stria livide dan albican, Linea

Ningra dan alba. Sekitar payudara : Hiperpigmentasi areola mamae,

putting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol,

Pembuluh darah manifes sekitar payudara.

f. Salivasi berlebihan

g. Anoreksia atau tidak ada selera makan

Biasanya timbul pada trimester 1, kemudian nafsu makan akan muncul

kembali

h. Epulis (hipertropi dari papil gusi)

i. Varises

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di

sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara dan dapat

menghilang setelah persalinan

j. Payudara tegang

Pengaruh estrogen, progesteron dan somamotropin menimbulkan

deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan

tegang, ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit.

8
k. Sering Kencing

Pembesaran uterus pada trimester I menyebabkan tertekannya kandung

kencing. Pada trimester II keluhan ini hilang karena uterus yang

membesar keluar dari rongga panggul. Pada trimester III gejala ini

dapat timbul lagi karena bagian bawah janin mulai masuk ke ruang

panggul dan menekan kembali kandung kencing.

l. Obstipasi

Karena pengaruh homon progesteron dapat menghambat peristaltik

usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk BAB.

m. Perubahan-perubahan pada serviks

1) Tanda hegar

Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga

daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan

uterus mudah difleksikan.

Dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai

terlihat pada minggu ke- 6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.

2) Tanda goodell’s

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih

lunak.

3) Tanda chadwick

Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebirubiruan.

9
n. Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain

dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.

o. Terjadi pembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke- 16, karena pada

saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ

rongga perut.

p. Kontraksi uterus

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang,

tetapi tidak disertai rasa sakit.

q. Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif

palsu.

2. Tanda pasti kehamilan

a. Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan stetoskop laenec

pada minggu 17- 18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan

stetoskope ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi,

sekitar minggu ke 12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga

mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising

uterus dan nadi ibu.

10
b. Palpasi yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi

jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas

setelah minggu ke-24.

2.2 Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu),

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu

maupun janin (Rani, 2019). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau

tanpa bantuan / kekuatan sendiri (Nurasiah et al., 2014).

Jenis persalinan menurut Nurasiah et al (2014) terdiri dari 2 jenis, yaitu

sebagai berikut:

1. Jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan

a. Persalinan spontan

Adalah proses persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri.

b. Persalinan buatan

Adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

c. Persalinan anjuran

Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan

dari luar dengan jalan rangsangan.

11
2. Jenis persalinan menurut usia kehamilan

a. Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau

berat badan janin kurang dari 500 gram.

b. Partus immatur

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20 minggu dan 28

minggu atau berat badan janin antara 500 gram dan kurang dari 1000

gram

Menurut Rani (2019) terdapat lima penyebab mulainya persalinan, yaitu

sebagai berikut :

1. Penurunan kadar progesteron

Progesteron menimbulakan relaksasi otot uterus, sedangkan estrogen

meningkatkan kerentanan otot uterus. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah,

namun pada akhir kehamilan kadar progesteron turun menurun sehingga

timbul his.

2. Teori oksitosin

Oksitosin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis

posterior. Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat

mengubah sensitivitas otot rahim. Sehingga terjadi Braxton hiks.

12
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan,

menyebabkan oksitosin meningkat, sehingga persalinan dapat dimulai.

3. Keregangan otot

Uterus seperti halnya kandung kemih dan lambung. Jika dindingnya

teregang karena isinya bertambah timbul kontraksi untuk mengeluarkan

isinya. Dengan bertambahnya usia kehamilan, semakin teregang otot – otot

uterus dan semakin rentan.

4. Teori rangsangan estrogen

Esterogen menyebabkan irritability miometrium, mungkin karena

peningkatn konsentrasi actin-myocin dan adenosine tripospat (ATP).

Esterogen memungkinkan sintesis progstalandin pada desidua dan selaput

ketuban sehingga menyebabkan kontraksi uterus.

5. Teori plasenta menjadi tua

Dengan bertambahnya usia kehamilan, plasenta menjadi tua dan

menyebabkan vili chorealis mengalami perubahan sehingga kadar estrogen

dan progesterone menurun. Ini menimbulkan kekejangan pembuluh darah

dan kontraksi otot rahim.

6. Teori progstalandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat pada usia kehamilan 15 minggu yang

dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat

menyebabkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.

Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin yang diberikan

13
secara intravena menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur

kehamilan, hal ini disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang

tinggi dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum

melahirkan atau selama persalinan.

Persalinan terdiri dari beberapa tahap. Adapun tahapan dari persalinan

adalah sebagai berikut (Rani, 2019):

1. Kala I

Kala 1 dimulai dengan serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm.

Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Dapat dinyatakan partus dimulai

bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersama

darah disertai dengan pendataran (effacement). Lendir bersemu darah

berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka dan

mendatar. Darah berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di

sekitar kanalis servikalis (kanalis servikalis pecah karena pergeseran-

pergeseran ketika serviks membuka). Kala I selesai apabila pembukaan

serviks uteri telah lengkap, pada primigravida kala I berlangsung kira-kira

13 jam dan multigravida kira-kira 7 jam.

2. Kala II

Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak kepala

janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat

kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perineum terlihat

menonjol, vulva dan spingter ani membuka, peningkatan pengeluaran

14
lendir dan darah. Peroses ini biasanya berlansung 2 jam pada primi dan 1

jam pada multi.

3. Kala III

Dimulai dari bayi lahir sampai dengan plasenta lahir. Setelah bayi lahir

uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit

kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari

dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam waktu 6-15 menit setelah bayi

lahir secara spontan maupun dengan tekanan pada fundus uteri.

4. Kala IV

Kala IV (kala pengawasan) adalah kala pengawasan selama dua jam

setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama

terhadap bahaya perdarahan pascapartum. Kehilangan darah pada

persalinan biasa disebabkan oleh luka pada pelepasan uri dan robekan pada

serviks dan perineum. Dalam batas normal, rata-rata banyaknya

perdarahan adalah 250 cc, biasanya 100 – 300 cc. Jika persalinan lebih dari

500 cc, ini sudah dianggap abnormal dan harus dicari penyebabnya.

Asuhan persalinan diberikan oleh bidan kepada ibu bersalin. Adapun

tujuan dari pemberian asuhan persalinan tersebut adalah mengupayakan

kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan

bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta

terintervensi minimal, sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan

dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Dengan pendekatan seperti ini, berarti

15
bahwa upaya asuhan persalinan normal harus didukung oleh adanya alasan

yang kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukkan adanya manfaat

apabila diaplikasikan pada setiap proses persalinan (Nurasiah et al., 2014).

2.3 Nifas / Post Partum

Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu

periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya. Hal yang

diharapkan pada periode 6 minggu setelah melahirkan adalah semua sistem

dalam tubuh ibu akan pulih dari berbagai pengaruh kehamilan dan kembali

pada keadaan sebelum hamil (Nurasiah et al., 2014).

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang diawali adanya

kontraksi uterus secara terus-menerus secara teratur yang akan mengakibatkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis) maka bayi dan plasenta akan

terus terdorong sampai menuju jalan lahir dari rahim maka setelah selesai

persalinan ibu akan masuk ke dalam masa post partum atau nifas (Sulfianti,

2020).

Post partum atau nifas (puerpenium) adalah masa setelah persalinan

selesai yang bermula dari lahirnya janin beserta plasentanya yang biasanya

masa nifas ini berakhir dalam waktu 6 minggu atau 40 hari hingga organorgan

kandungan kondisinya kembali seperti sebelum hamil seperti penurunan tinggi

fundus uteri berada 3 jari dibawah pusat, Involusi uteri dimana uterus

kondisinya kembali seperti sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram

(Sulfianti, 2020).

16
Mekanisme pasti yang memicu terjadinya post partum berawal dari

proses persalinan yang tidak diketahui secara pasti, hal ini memicu timbulnya

beberapa teori yang berkaitan dengan mulainya persalinan. Teori penyebab

terjadinya persalinan menurut Sulfianti (2020) yaitu :

1. Teori kerenggangan rahim

Pada umumnya otot rahim pasti memiliki kemampuan untuk merenggang

pada batas tertentu, biasanya setelah melebihi batasnya maka rahim akan

berkontraksi yang tentu saja akan memicu terjadinya proses persalinan.

2. Teori penurunan hormon progesteron

Jika produksi hormon progesteron sedang terjadi penurunan 1-2 minggu

menjelang persalinan, hal ini akan mengakibatkan sensitifnya otot rahim

terhadap oksitosin dan prostalgladin memicu timbulnya kontraksi yang

memicu persalinan.

3. Distensi rahim

Semakin usia kehamilan bertambah maka otot-otot rahim akan terus

semakin merenggang dan membesar sehingga pada otot-otot rahim terjadi

iskemia hal ini akan mengganggu pada sirkulasi uterus dan plasenta

kemudian menyebabkan timbulnya kontraksi.

4. Teori plasenta menjadi tua

Hal ini karena betambanya usia kehamilan, maka plasenta juga semakin

tua yang akan mengakibatkan menurunnya kadar estrogen dan progesteron

sehigga bisa kejang pada pembuluh darah dan menimbulkan kontraksi.

17
Lebih lanjut menurut Sulfianti (2020) tahapan masa nifas dibagi

menjadi 3 bagian yaitu :

1. Purperium dini, waktu (0-24 jam) setelah post partum yang merupakan

keadaan pulihnya kondisi pada ibu yang telah diperbolehkan untuk berdiri

serta berjalan, biasanya tahap ini sering terjadi perdarahan karena atonia

uteri sehingga wajib terus dilakukan pemeriksaan kontraksi uterus,

pengeluaran lokhea serta mengecek tekanan darah dan suhu.

2. Purperium intermedial, waktu (1-7 hari) setelah post partum yang

merupakan pulihnya secara menyeluruh alat-alat genetalia pada ibu yang

waktunya bisa sampai 6-8 minggu.

3. Remote purperium, waktu (1-8 minggu) setelah post partum yang

merupakan waktu diperlukannya ibu nifas untuk memulihkan kondisi

sampai pulih sempurna, kalau saat persalinan muncul komplikasi maka

waktu untuk kembali pulih bisa semakin lama.

Masa nifas adalah masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan masa

kehamilan, karena pada masa nifas banyak sekali ditandai perubahan

fisiologis. Pada masa nifas terdapat perubahan fisiologis (Sulfianti, 2020)

meliputi :

1. Sistem reproduksi

a. Uterus

Uterus biasanya secara perlahan ukurannya akan mengecil atau

menyusut (involusi) sesuai dengan jumlah hari masa nifas sehingga

18
akhirnya ukuran dan berat nya kembali seperti sebelum hamil yaitu

seperti :

1) Setelah bayi lahir biasanya fundus uteri akan setinggi pusat dengan

berat uterus mencapai 1000 gr.

2) Setelah lahirnya plasenta persalinan tinggi fundus uteri biasannya

akan teraba 2 jari di bawah pusat dengan berat uterus mencapai

750 gr

3) Pada 1 minggu setelah post partum tinggi fundus uteri akan teraba

di pertengahan pusat simpisis dengan berat uterus mencapai 500 gr

4) Pada 2 minggu setelah postpartum tinggi fundus uteri tidak akan

teraba di atas simpisis dengan berat urterus mencapai 350 gr

5) Pada 6 minggu setelah postpartum maka fundus uteri akan

bertambah kecil dengan berat uterus biasanya 50-60 gr. Proses

involusi uterus terbagi dalam 4 bagian yaitu:

a) Iskemia Miometrium : disebabkan karena adanya kontraksi dan

retraksi dari uterus yang terjadi terus-menerus setelah

pengeluaran plasenta sehingga uterus menjadi relatif anemi dan

menyebabkan serat otot atrofi.

b) Atrofi jaringan : merupakan reaksi dari terjadinya penghentian

suatu hormon esterogen saat terjadi pelepasan plasenta.

c) Autolysis : yaitu proses penghancuran yang terjadi di dalam

otot uterus karena Enzim proteolitik membuat jaringan otot

yang mengendur menjadi memendek sampai panjang 10 kali

19
dan lebar 5 kali seperti sebelum hamil yang terjadi karena

penurunan hormon estrogen dan progesteron.

d) Efek oksitosin : saat oksitosin diberikan maka terjadi kontraksi

dan retraksi otot uterus terjadi penekanan pada pembuluh darah

yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.

Proses ini membantu untuk mengurangi implantasi plasenta

serta mengurangi terjadinya perdarahan.

Menurut Nurasiah et al (2014) perubahan-perubahan yang normal

selama masa nifas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1
Perubahan Uterus Selama Masa Nifas
Diameter Palpasi
Bobot Uterus
Uterus Serviks
Pada akhir 900 – 1.000 12,5 cm Lembut / lunak
persalinan gran
Pada akhir 450 – 500 7,5 cm 2 cm
minggu I gram
Pada akhir 200 gram 5,0 cm 1 cm
minggu II
Sesudah akhir 60 gram 2,5 cm Menyempit
6 minggu

b. Lochea

Lochea merupakan cairan berupa sekret yang berasal dari kavum uteri

(dalam lahim) dan vagina, yang biasanya akan keluar pada saat ibu

dalam masa nifas, berdasarkan warna dan waktumya pengeluaran

lochea dibagi menjadi 4 jenis yaitu :

20
1) Lochea rubra : munculnya pada hari pertama hingga hari ketiga

setelah melahirkan, berwarna merah karena berisi darah segar dari

jaringan sisa-sisa plasenta.

2) Lochea sanguinolenta : lochea ini berwarna merah kecoklatan

munculnya di hari keempat hingga hari ketujuh setelah postpartum

yang berisi darah dan lendir.

3) Lochea serosa : lochea ini munculnya hari ketujuh sampai hari

keempat belas setelah post partum dan warnanya kuning

kecoklatan.

4) Lochea alba : lochea ini berwarna putih dan berlangsung dua

sampai enam minggu setelah post partum

c. Payudara/mammae

Pada perempuan yang sudah melahirkan maka akan terjadi laktasi

secara alami, biasa ukuran payudara sekitar 800 gr, keras dan

menghitam pada sekitar areola mammae hal ini karena terjadi

peningkatan suplai darah yang dibawah dampak aktivitas hormon

maka jaringan payudara akan membesar serta putting menjadi lebih

efektif walaupun hal ini terjadi pada saat menjelang persalinan.

Hormon estrogen mengakibatkan pertumbuhan tubulus lactiferous

serta ductus mengakibatkan tumbuhnya lobus dan prolaktin

merangsang produksi kolostrum di air susu ibu, melalui proses inisiasi

menyusu dini (IMD) saat bayi mulai menghisap putting susu, maka

21
terjadi reflek saraf merangsang lobus posterior pituitary untuk

menyekresi hormon oksitosin.

Ketika oksitosin merangsang reflek let down (mengalirkan), akan

mengakibatkan aliran ASI menjadi deras.

d. Serviks (mulut rahim)

Setelah melahirkan, serviks akan menjadi lunak, rileks, bentuknya

seperti corong dan bewarna merah. Hal ini karena badan rahim yang

berkontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi yang akan

berdilatasi 10 cm. Setelah bayi lahir akan menutup secara bertahap,

kemungkinan 2-3 jari pemeriksa dapat dimasukan dalam serviks dan

pasca seminggu hanya 1 jari yang dapat dimasukan.

e. Perubahan vulva, vagina dan perineum Pada saat persalinan terjadi

penekanan dan perenggangan vulva dan vagina, bagian ini setelah

beberapa hari masa nifas ukurannya lebih besar dan tetap kendor

dibandingkan sebelum persalinan pada perineum akan terjadi robekan

saat proses pengeluaran bayi.

2. Perubahan pada sistem pencernaan

Pasca melahirkan terjadi konstipasi karena penurunan produksi

progesteron yang disebabkan terdapat tekanan pada organ pencernaan yang

akan membuat kosong pada kolon, biasanya sat waktu persalinan ibu

mengeluarkan cairan yang berlebih yang akan menyebabkan dehidrasi,

pada waktu 3-4 hari biasanya faal usus kembali normal.

Beberapa hal yang berkaitan terhadap perubahan sistem pencernaan yaitu :

22
a. Nafsu makan

Pasca post partum akan merasa lapar karena metabolisme saat

persalinan meningkat, jadi sangat disarankan meningkatkan frekuensi

makan untuk mengganti energi, kalori serta cairan yang sudah

dikeluarkan pada saat proses bersalin. Umumnya 3-4 hari nafsu makan

akan pulih kembali sebelum normalnya faal usus.

b. Motilitas

Tonus dan motilitas otot saluran pencernaan terjadi penurunan dengan

waktu yang singkat pasca lahirnya bayi, setelah itu kondisinya kembali

seperti waktu sebelum hamil, disebabkan analgesia dan anastesia yang

berlebih dapat memperlambat pengambilan tonus dan motilitas pada

keadaan normal hal ini lah yang bisa menyebabkan konstipasi, namun

ada beberapa cara agar BAB pada ibu kembali teratur yaitu dengan

pengaturan diet tinggi serat buah dan sayur, memenuhi cairan yang

cukup misalnya normalnya pada orang dewasa 1,5-2 liter perhari dan

tidak lupa memberikan pendidikan kesehatan mengenai perubahan

eliminasi dan penatalaksanaannya.

c. Pengosongan usus

Ibu post partum biasanya akan terjadi konstipasi, karena selama proses

persalinan tonus pada otot usus terjadi penurunan. Bisa terjadi

hemoroid, laserasi jalan lahir serta dehidrasi. Sangat diperlukan waktu

untuk sistem pencernaan kembali normal pada masa nifas. Cara BAB

ibu kembali teratur dengan pengaturan pemberian pola diet dengan

23
memberikan makanan mengandung banyak serat, cukupnya cairan

yang diberikan, pengetahuan mengenai perawatan luka jalan lahir serta

pola eliminasi.

3. Perubahan pada sistem perkemihan

Pada awal post partum biasa terjadi edema, kongesti dan akan dapat terjadi

diuresis setelah post partum 2-3 hari pada kandung kemih, hal ini karena

saluran perkemihan sedang terjadi dilatasi biasanya setelah 4 minggu

setlah post partum akan normal kembali.

Dalam waktu 2-8 minggu pasca persalinan Ureter yang berdilatasi

kondisinya akan kembali normal. pada saat itu wajib terus diwaspadai

sebab bisa terjadi infeksi saluran kemih karena disebabkan terdapat residu

urin dan bakteriuria di kandung kemih ibu yang sedang trauma jadi sangat

rawan dilatasi.

Pada dinding kandung kemih ibu post partum biasanya ada edema dan

hiperimia dan odema trigonium yang bisa menyebabkan abstraksi dari

uretra yang menyebabkan retensi urin dan biasanya sesudah ibu post

partum BAK ada urin residual atau tertinggal (normal + 15 cc) , karena ada

urin tersisa serta kandung kemih yang trauma sehingga bisa terjadi infeksi.

Penurunan berat badan 2,5 pada masa post partum disebabkan karena ibu

kehilangan keringat yang banyak.

Pada saat terjadinya dilatasi ureter biasanya jumlah urin yang keluar

berlebih yang disebabkan kelebihan retensi air pada masa kehamilan,

hematuria terjadi akibat dari proses katalitik involusi, asetonuri pada

24
persalinan yang sulit serta memakan waktu yang lama disebabkan oleh

terpecahnya lemak dan karbohidrat pada ibu untuk menghasilkan energi

menyebabkan aktivitas meningkat pada otot-otot rahim, terjadi proses

autolisis sel-sel otot menyebabkan terjadi proteinuria, jika keadaan kadar

steroid rendah pasca persalinan fungsi ginjal menjadi menurun dan

biasanya akan normal kembali dalam waktu 1 bulan volume urin

berjumlah besar dalam 12-36 jam pasca persalinan.

Pada saat terjadi depresi dari sfingter uretra karena terjadi tekanan pada

bagian kepala janin sehingga menyebabkan spasme pada iritasi muskulus

sfingter. ibu post partum dalam waktu 24 jam sulit buang air kecil selama

persalinan, jika dalam waktu 4 jam masih tidak bisa berkemih pasca

melahirkan dianjurkan segera pasang kateter selama 24 jam. Jika masih

terjadi gangguan proses urinisasi setelah dipasang kateter ditandai dengan

jumlah residu >200 ml sehingga kateter diteruskan dan boleh dibuka empat

jam kemudian.

4. Perubahan pada sistem muskuloskeletal

Pada saat persalinan setelah lahirnya bayi diafragma pelvis, fasia serta

ligament akan merenggang dan akan menciut secara perlahan sampai

kembali pulih, biasanya kandungan ibu juga menjadi turun. Proses

stabilisasi secara sempurna membutuhkan waktu selama 6-8 minggu pasca

persalinan. Pasca melahirkan karena Fasia, ligament juga jaringan alat

genetalia terjadi pengendoran yang mengakibatkan serat pada kulit

menjadi terputus bisa terjadi distensi dalam waktu yang lama akibat saat

25
waktu hamil terjadi pembesaran uterus maka dinding abdomen menjadi

kendor, teksturnya lunak, lakukan latihan senam nifas setelah 2 hari pasca

persalinan untuk memulihkan kondisi ibu. Striae atau seperti jaringan parut

yang terdapat pada abdomen biasanya tidak bisa hilang secara permanen

tapi seiring berjalannya waktu akan halus atau samar, semua ibu pada masa

nifas mempunyai tingkat berat diastasis yang berbeda tergantung keadaan

umum ibu, paritas, tonus otot, aktivitas atau pergerakan yang tepat dan

jarak kehamilan yang menjadi penentu lama waktu tonos otot kembali

normal sehingga mengakibatkan pemisahan pada mulkus rektus

abdominus.

5. Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Pada sistem kardiovaskuler terdapat beberapa yang mempengaruhi

perubahan volume darah menurun ,meningkatnya curah jantung dan

denyut jantung pada saat sesudah bersalin, seperti kehilangan darah

umumnya sekitar 300-400 cc selama melahirkan, kehilangan darah bisa

terjadi dua kali lipat ketika dilakukan tindakan operasi. Dalam waktu 30-

60 menit darah meningkat hal ini karena darah melewati sirkulasi

uteroplasenta yang bisa mengurangi ukuran pembuluh darah 10-15%

sehingga volume darah atau sirkulasinya kembali normal dalam waktu 3-4

minggu seperti sebelum hamil, pada curah jantung umumnya akan tetap

naik dalam 24-48 jam masa postpartum dan nilainya terjadi penurunan

seperti sebelum hamil yaitu 10 hari pasca persalinan.

6. Perubahan tanda-tanda vital

26
Perubahan yang terjadi pada tanda-tanda vital pada ibu post partum

meliputi :

a. Suhu tubuh : setelah 24 jam pasca melahirkan biasanya suhu tubuh

akan sedikit naik yaitu 0,20-0,50C yaitu kisaran (37,50C-380C),

kenaikan suhu tubuh ini karena kerja waktu ibu dalam proses

melahirkan akan kehilangan banyak cairan dan merasa kelelahan. Pada

hari ke 3 atau ke 4 mengalami kenaikan suhu karena ada

pembendungan ASI.

b. Denyut nadi: denyut nadi akan lebih cepat setelah pesalinan biasanya

melebihi 100 kali per menit

c. Tekanan darah : tekanan darah pada kasus normal tidak ada perubahan,

bisa berubah menjadi rendah jika terjadi perdarahan yang banyak dan

sebalikya jika tinggi maka tanda pre eklampsia

d. Pernafasan : pada ibu setelah melahirkan biasanya nafasnya akan

lambat atau bisa saja normal kisaran 12-16 kali permenit, bila

pernapasannya cepat kemungkinan bisa ada tanda-tanda syok

7. Perubahan psikologi masa nifas

Periode perubahan psikologi pada masa nifas terbagi menjadi 3 bagian,

yaitu :

a. Periode talking in (hari ke 1 dan 2 setelah melahirkan)

Merupakan periode ketergantungan dan istirahat ciri-ciri nya yaitu

pada periode ini ibu masih sangat berrgantung dengan orang lain

terutama pada keluarga terdekatnya, dan ibu masih sangat pasif, ibu

27
akan terus menceritakan pengalaman yang ia rasakan saat melahirkan

secara berulang-ulang pada periode ini ibu sangat membutuhkan

ketenangan dalam istirahat dan tidur nya untuk memulihkan kembali

energi pasca persalinan agar tubuh leh fit kembali serta nafsu makan

ibu pada masa ini akan bertambah, hal ini diperlukan untuk memenuh

nutrisi dan energi pasca melahirkan.

b. Periode talking on/talking hold (hari ke 3-10 pasca persalinan)

Pada fase ini ibu sudah mulai berpikir mengenai tanggung jawabnya

sebagai ibu dengan melakukan perawatan pada bayi yang

dilahirkannya secara pribadi dan sudah mulai terbuka tentang

perasaannya yang ingin tahu banyak dalam tanggung jawabnya sebagai

ibu. Pada fase ini perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan

penyuluhan mengenai cara merawat bayi, cara mengendong dan

menyusui yang benar, mengganti popok dan cara merawat luka jahitan

dan tidak lupa untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi,

istirahat serta kebersihan diri pada fase ini kondisi ibu masih sedikit

sensitif dan mudah tersinggung jadi berhati-hati dalam memberikan

penyuluhan.

c. Periode letting go (setelah 10 hari pasca persalinan)

Pada fase ini ibu sudah mulai menerima peran nya sebagai ibu yang

bertanggung jawab untuk merawat bayinya, dengan berusaha

memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan bayi nya seperti

menyusui bayi maka ibu akan siap terjaga sehingga keingiinan dan

28
kepercayaan diri ibu sudah sangat meningkat dalam merawat bayi nya

sebagai ibu yang mandiri dalam menjalankan perannya, dukungan

keluarga terutama suami sangat penting untuk membantu merawat bayi

dan mengurus pekerjaan rumah tangga karena ibu menjadi merasa

tidak terbebani dangan peranya sebagai ibu nifas dan ibu rumah

tangga.

8. Perubahan emotional masa nifas

Perubahan emosional pada ibu post partum yaitu :

a. Post partum blues atau maternity blues

Post partum blues disebabkan perubahan pada ibu yang terjadi tiba-tiba

sesudah melahirkan, ibu akan merasa cemas, takut akan

ketidakmampuan betanggung jawab merawat bayinya serta ada rasa

bersalah. Setelah beberapa hari kondisi emosi dapat berubah menjadi

membaik setelah percaya diri dalam merawat diri serta bayinya,

dukungan keluarga terutama suami sangat peting dalam hal ini.

b. Depresi post partum

Depresi post partum sangat bervariasi karena ciri-ciri depresi nya

setiap hari bisa berbeda-beda seperti merasa mudah marah atau emosi,

kelelahan, nafsu makan terganggu serta kehilangan libido (kehilangan

selera buat berhubungan intim dengan suami). Depresi post partum

bisa terjadi selama enam bulan pasca melahirkan dengan kriteria sangat

bervariasi. Dengan adanya depresi tersebut maka menyebabkan

buruknya konsentrasi, perasaan bersalah, kehilangan energi.

29
c. Psikosis post partum

Psikosis post partum merupakan tahapan paling parah dalam krisis

psikiatri karena gejala awal yang muncul yaitu ditandai dengan

postpartum blues atau depresi setelah persalinan seperti waham,

halusinasi, konfusi serta timbul rasa panik. Hal ini menunjukkan tanda-

tanda yang memiliki skizofernia atau kerusakan psikoafektif. Dalam

hal ini harus melakukan perawatan dirumah sakit mungkin dalam

beberapa bulan yang dibutuhkan agar mencegah resiko bunuh diri atau

bahaya di bayi. 5. Patofisiologi postpartum Berawal pada kehamilan

yang umurnya (37-42) dalam usia normal, lalu ketika sudah memasuki

tanda-tanda kontraksi melahirkan (inpartu) sampai akhir keluarnya

bayi beserta plasenta lalu ibu disebut postpartum setelah masa ini

terjadi banyak perubahan pada ibu yaiu perubahan fisiologis dan

emosional.

Pada perubahan fisiolgis post partum umumnya akan terjadi trauma di

jalan lahir juga kelemahan ligament, fasia dan otot-otot pada ibu

sesudah persalinan, hal ini bisa mengakibatkan terganggunya aktivitas

sehari-hari karena masih perlu bantuan keluarga serta bisa

memunculkan masalah keperawatan intoleransi aktivitas, terganggu

aktivitas dapat menurunkan gerakan peristaltik dan otot tonus menurun

di usus sehingga mengakibatkan konstipasi. ketika pengeluaran janin

menggunakan cara episiotomy (irisan bedah) pada perenium untuk

memperlebar vagina dalam membantu proses kelahiran, di perineum

30
terjadi putusnya jaringan sehingga area sensorik akan terangsang

dengan mengeluarkan hormon bradikinin, histamin serta seritinus yang

kemudian di medulla spinalis di teruskan ke batang otak, lalu ke

thalamus sehingga nyeri di korteks serebri terangsang, memicu

munculnya gangguan rasa nyaman yang menyebabkan nyeri akut. Pada

proses persalinan pasti terjadi perdarahan umumnya 300-400 cc yang

yang mengakibatkan organ genetalia pada ibu menjadi kotor setelah

proses kelahiran juga perlindungan pada luka kurang serta adanya

robekan pada perenium. jika tidak ditangani dengan baik bisa terjadi

invasi bakteri sebagai akibatnya timbul masalah keperawatan resiko

infeksi. Trauma kandung kemih terjadi setelah keluarnya janin sebagai

akibatnya ibu pasca melahirkan tidak dapat berkemih ada edema serta

memar di uretra karena terjadinya dilatasi, menyebabkan jumlah urin

yang keluar menjadi berlebih dan biasanya ada residu pada urin

sebagai akibatnya timbul masalah keperawatan gangguan eliminasi

urin.

Setelah melahirkan ibu ada merasa cemas karena akan menjadi orang

tua dan merawat bayinya hal ini bisa memunculkan ansietas dan

kesiapan menjadi orang tua, setelah melahirkan juga biasanya akan

terjadi Laktasi alami dipengaruhi oleh hormon estrogen serta

peningkatan prolaktin, untuk merangsang pembentukan kolostrum di

air susu ibu, namun terkadang dapat terjadi peningkatan suplai darah

dipayudara dari uterus yang berinvolusi serta terjadi retensi (kelebihan)

31
darah pada pembuluh payudara sehingga akan bengkak, keras serta

terjadi penyempitan di duktus intiverus. Maka akan menyebabkan tidak

keluarnya ASI dan timbul masalah keperawatan menyusui tidak

efektif.

2.4 Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28 hari),

dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim

menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem

(Firdaus, 2022). Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan

umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai

masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa

berakibat fatal (Rahayu, 2019).

Periode ini merupakan periode yang sangat rentan terhadap suatu

infeksi sehingga menimbulkan suatu penyakit. Periode ini juga masih

membutuhkan penyempurnaan dalam penyesuaian tubuhnya secara fisiologis

untuk dapat hidup di luar kandungan seperti sistem pernapasan, sirkulasi,

termoregulasi dan kemampuan menghasilkan glukosa (Firdaus, 2022).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat (Octaviani Chairunnisa & Widya

Juliarti, 2022). Kriteria bayi normal adalah lahir dengan umur kehamilan

genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500–4000

gram, panjang badan: 48–52 cm, lingkaran dada: 30– 38 cm, nilai Apgar 7–10

dan tanpa cacat bawaan (Arofah, 2019). Lingkar kepala bayi baru lahir yang

32
normal adalah 34–35 cm, dimana ukuran lingkar kepala mempunyai hubungan

dengan perkembangan bayi yaitu pertumbuhan lingkar kepala umunya

mengikuti pertumbuhan otak, sehingga bila ada hambatan/gangguan pada

pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak juga biasanya terhambat

(Firdaus, 2022).

Neonatus dikelompokkan menjadi dua kelompok (Soeseno, 2019) yaitu:

1. Neonatus menurut masa gestasinya

Masa gestasi atau dapat disebut dengan umur kehamilan merupakan waktu

dari konsepsi yang dihitung dari ibu hari pertama haid terakhir (HPHT)

pada ibu sampai dengan bayi.

a. Bayi kurang bulan: bayi yang lahir 294 hari (>42 minggu).

b. Bayi cukup bulan : Bayi yang lahir antara 259-293 hari (37 minggu-42

minggu)

c. Bayi lebih bulan : Bayi yang lahir > 294 hari (> 42 minggu)

2. Neonatus menurut berat badan saat lahir

Bayi lahir ditimbang berat badannya dalam satu jam pertama jika bayi

lahir di fasilitas kesehatan dan jika bayi lahir di rumah maka

penimbangannya dilakukan dalam waktu 24 jam pertama setelah kelahiran.

a. Bayi berat badan lahir lebih : Bayi yang lahir dengan berat badan

4 kg.

b. Bayi berat badan lahir cukup : Bayi yang lahir dengan berat badan

antara 2,5 kg – 4 kg

33
c. Bayi berat badan lahir rendah : Bayi yang lahir dengan berat badan

< 4 kg

Setelah bayi lahir maka diberikan salah satu asuhan yaitu asuhan bayi

baru lahir dimana asuhan tersebut diberikan selama jam pertama setelah

kelahiran. Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir

yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke

ekstrauterine. Dalam hal ini bidan perlu memperhatikan bagaimana upaya

untuk menjaga kesehatan bayi dengan menjaga agar bayi tetap hangat, mampu

melakukan pernafasan spontan, dan bayi dapat menyusu sendiri pada ibunya

(Nurasiah et al., 2014).

Nurasihan et al (2014) juga menjelaskan bahwa pada bayi baru lahir,

adaptasi fisiologis merupakan hal yang penting bagi bayi dalam menjaga

kelangsungan hidupnya di luar uterus karena saat jam pertama kehidupan di

luar rahim merupakan siklus kehidupan. Dengan demikian pada saat bayi

dilahirkan beralih ketergantungan menuju kemandirian yang fisiologis. Masa

persalinan atau periode transisi ini sangat cepat, mengakibatkan terjadinya

beberapa perubahan pada bayi yang meliputi:

1. Perubahan sistem pernafasan

Paru-paru bersal dari titik tumbuh yang muncul dari faring, yang

bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur

percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga

sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan

34
sepenuhnya berkembang walau janin memperlihatkan adanya bukti

gerakan nafas sepanjang trimester kedua dan ketiga.

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi yaitu:

a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan titik lingkungan luar

rahim, yang merangsang pusat pernafasan di otak

b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru

selama persalinan, merangsang masuknya udara paru-paru secara

mekanis

Upaya pernafasan bayi pertama berfungsi untuk :

a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali

Adapun asuhan yang diberikan adalah:

a. Memantau pernafasan bayi selama 5 menit sekali

b. Bila bayi tersebut menangis / bernafas (pergerakan dada paling sedikit

30 kali permenit) biarkan bayi tersebut dengan bayinya

c. Bila bayi tersebut bernafasdalam waktu 30 detik segera minta bantuan

dan mulai lakukan resusitasi

2. Perubahan sistem sirkulasi darah

Setelah lahir, bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil

oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan

oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna kehidupan

luar rahim harus terjadi dua perubahan besar, yaitu :

a. Penutupan foramen ovale

35
b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta

Terdapat dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh

darah, yaitu :

a. Pada saat tali pusat dipotong, retensi pembuluh darah sistemik

meningkat dan atrium kanan menurun. Kejadian ini membantu darah,

dengan kandungan oksigen sedikit, mengalir ke paru-paru untuk

menjalani proses oksigenasi ulang.

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru

dan meningkatkan retensi tekanan atrium kanan. Oksigen pada

pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem

pembuluh darah paru-paru.

3. Perubahan sistem termoregulasi (pengaturan suhu tubuh)

Pengaturan suhu tubuh merupakan hal penting bagi kehidupan bayi karena

pengaturan suhu tubuh yang tidak baik dapat mengakibatkan resiko pada

bayi diantaranya adalah hipotermi. Hipotermi terjadi ketika suhu tubuh

bayi di bawah 360C. Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermi yang

disebakan oleh :

a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan

sempurna

b. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas

c. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak

kedinginan

36
Asuhan yang diberikan berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh

diantaranya adalah :

a. Cara mempertahankan suhu tubuh normal

b. Cara mencegah kehilangan panas

4. Perubahan sistem metabolisme

Untuk memfungsikan otak dibutuhkan glukosa dalam jumlah tertentu.

Dengan tindakan penjepitan tali pusat menggunakan klem pada saat lahir

seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.

Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah cukup

akan membuat glukosa dari glikogen hal ini terjadi jika bayi mempunyai

persediaan glikogen yang cukup.

5. Perubahan sistem gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.

Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan

baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk

menelan dan mencerna makanan masih terbatas. Hubungan antara

esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang

mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir.

Beberapa asuhan yang diberikan kepada bayi baru lahir berkaitan dengan

perubahan sistem gastrointestinal diantaranya adalah:

a. Pemberian ASI segera setelah lahir

37
b. Beri ASI sesuai kebutuhannya

6. Perubahan sistem kekebalan tubuh

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga

menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi dan alergi. Sistem imunitas

yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun didapat.

Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah

atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami diantaranya

adalah :

a. Perlindungan oleh kulit dan membran mukosa

b. Fungsi saringan saluran pernafasan

c. Pembentukkan koloni mikroba oleh kulit dan usus

d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Asuhan yang diberikan berkaitan dengan perubahan sistem kekebalan

tubuh adalah dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu serta bayi pulang ke

rumah terlebih dahulu diberikan imunisasi Hepatitis B.

7. Perubahan sistem reproduksi

Perubahan sistem reproduksi bergantung dari jenis kelamin bayi itu

sendiri. Adapun untuk asuhan yang diberikan adalah :

a. Memeriksa alat genital pada laki-laki

1) Apakah skrotum sudah turun ke testis

2) Apakah penisnya berlubang atau tidak

b. Memeriksa alat genitalia pada perempuan

1) Adanya lubang vagina

38
2) Adanya lubang uretra

3) Labiya mayora dan minora

c. Memeriksa apakah ada sekresi atau tidak

8. Perubahan sistem muskuloskeletal

Otot sudah dalam keadaan lengkap setelah lahir, tetapi tumbuh melalui

proses hipertropi. Tumpang tindih atau molase dapat terjadi pada waktu

lahir karena tulang pembungkus tengkorak masih belum seluruhnya

mengalami osifikasi. Molase dapat menghilang beberapa hari setelah

melahirkan. Ubun-ubun besar akan tetap terbuka sampai usia 18 bulan.

Asuhan yang diberikan adalah memeriksa struktur tulang tengkorak dan

sutura, apakah ada molase atau tidak.

9. Perubahan sistem neurologi

Sistem neurologi belum matang saat lahir. Refleks dapat menunjukkan

normal dari integritas sistem saraf dan sistem muskuloskeletal. Adapun

asuhan yang diberikan adalah : Memeriksa refleks-refleks pada bayi

seperti refleks moro, refleks tonik neck, refleks palmar, refleks plantar,

refleks swallowing, refleks rooting.

10. Perubahan sistem intergumentari

Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah dengan sedikit

vernik kaseosa. Sedangkan pada bayi prematur kulit tembus pandang dan

banyak verniks. Verniks kaseosa berfungsi dengan dermis dan berfungsi

sebagai pelindung.

Asuhan yang diberikan diantaranya adalah:

39
a. Memeriksa kulit bayi setelah lahir

b. Apabila bayi sianosis atau sukar bernafas, berilah oksigen dengan

kateter nasal

c. Jangan membersihkan seluruh verniks

2.5 Pembengkakan Payudara

Pembengkakan payudara adalah pembendungan air susu karena

penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak

dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu

(Jamaruddin et al., 2022). Pembengkakan payudara diartikan peningkatan

aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk

laktasi. Hal ini bukan disebabkan overdistensi dari saluran laktasi sehingga

menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan

(Cicilia K et al., 2021).

Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron

turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi

keluarnya pituitary lactogenic hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat

dipengaruhi oleh estrogen, tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin

oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolusalveolus kelenjar payudara

terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang

menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan

duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleks ini timbul jika bayi menyusu.

40
Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau

kemudian apabila kelenjarkelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, maka

dapat terjadi pembendungan air susu (Maduwu, 2018).

Sejak hari ketiga sampai keenam setelah persalinan, ketika ASI secara

normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis,

dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa

tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan,

payudara terasa penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan

limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran

ASI dan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edematous

(Wahyuni et al., 2022).

Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal,

payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjolbenjol.

Keadaan ini menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan

pengembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekusor reguler

untuk terjadinya laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdistensi sistem

lakteal oleh air susu (Maduwu, 2018).

Payudara yang terbendung terjadi karena hambatan aliran darah vena

atau saluran getah bening akibat ASI terkumpul pada payudara. Kejadian ini

timbul karena produksi ASI yang berlebihan, bayi disusui terjadwal, bayi tidak

menyusu dengan adekuat, posisi menyusui yang salah, atau karena puting susu

yang datar/terbenam. Hal ini bisa juga terjadi karena terlambat menyusui dini,

41
perlekatan yang kurang baik, atau mungkin kurang seringnya ASI dikeluarkan

(Maduwu, 2018).

Penyebab terjadinya pembengkakan payudara adalah (Septiani &

Sumiyati, 2022) :

1. Posisi menyusui yang tidak benar

2. Pengosongan payudara yang tidak baik

3. Pemakaian BH yang terlalu ketat

4. Tekanan jari ibu pada waktu menyusui

5. Kurangnya pengetahuan cara perawatan payudara dan cara pencegahan

pembengkakan payudara (bendungan ASI)

Menurut Khaerunnisa (2021) tanda dan gejala pembengkakan payudara

adalah:

1. Payudara terasa panas

2. Payudara terasa nyeri

3. Payudara bengkak

4. Suhu badan tidak naik

Tindakan untuk meringankan gejala pembengkakan payudara sangat

dibutuhkan. Apabila tidak ada intervensi yang baik maka akan menimbulkan :

Infeksi akut kelenjar susu, mastitis, abses payudara sampai dengan septicemia

(Putrianti, 2022).

Untuk mencegah pembengkakan payudara maka diperlukan menyusui

dini, perlekatan yang baik, menyusui “ on demand” bayi lebih sering disusui,

apabila payudara terasa tegang, atau bayi tidak dapat menyusui maka

42
sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu sebelum menyusui, agar

ketegangan menurun (Aryani, 2021).

Sedangkan pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi

pembengkakan payudara adalah (Aryani, 2021) :

1. Bila memungkinkan, susui bayi segera setelah lahir.

2. Susui bayi tanpa dijadwal.

3. Keluarkan ASI secara manual atau dengan pompa, bila produksi ASI

melebihi kebutuhan bayi.

4. Lakukan perawatan payudara masa nifas secara teratur

2.6 Gender

Gender merupakan aturan atau norma prilaku yang berhubungan dengan

jenis kelamin dalam suatu sistem masyarakat, karena gender sering kali

diidentikkan dengan jenis kelamin atau seks (Jalil & Aminah, 2018). Suatu

peran gender merupakan suatu set harapan yang menetapkan bagaimana

seharusnya perempuan dan laki-laki berfikir, bertingkah laku dan berperasaan

(Ritonga, 2019). Peran gender dalam keluarga dapat terlihat dalam bentuk

pengambilan keputusan di tingkat keluarga, seperti pemilihan program

Keluarga Berencana (KB) atau masalah kesehatan reproduksi lainnya. Secara

umum, konstruksi gender yang melembaga dalam dinamika sosial serta kultur

di masyarakat saat ini telah memberikan beban ganda pada pihak isteri dalam

rumah tangga, tidak terkecuali dalam hal kesehatan reproduksi (Mallapiang et

al., 2020).

43
Untuk pasangan yang tinggal serumah dengan mertua akan

memunculkan pola perilaku kesehatan yang berbeda dengan pasangan yang

tinggal tanpa keluarga suami dan ini tentunya berhubungan dengan peran

gender pada pasangan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sonneveldt (2022) yang menemukan bahwa pada beberapa masyarakat

tertentu seringkali terdapat perempuan yang tinggal bersama keluarga suami

setelah menikah biasanya ibu mertua lebih memiliki peran yang dianggap

lebih senior sehingga pengambilan keputusan terkadang bergantung pada ibu

mertua. Selain itu juga masih terdapat mertua yang menjadi pembuat

keputusan utama dalam menentukan keputusan kesehatan termasuk dalam

mengunjungi suatu pusat kesehatan.

2.7 Daun Kubis

Kubis adalah salah satu sayuran dari keluarga cruciferae (brassicaceae)

yang dapat menjadi pilihan makanan yang baik karena memberikan serat dan

vitamin dasar namun rendah kalori. Sayuran ini lazim ditanam di Indonesia

seperti keluarga cruciferae yang lain seperti kubis bunga, kubis tunas, brokoli,

sawi, dan lain-lain. Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di

dataran tinggi dengan curah hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat, oval,

sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan tebal, warna daun

bermacam-macam, antara lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan

(forma rubra). Buahnya buah polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm,

berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm, berwarna cokelat kelabu (Hermanto

& Wahyuni, 2019).

44
Kubis mempunyai nama daerah kol, kobis, kubis telur, kubis krop dan

nama asingnya yaitu cabbage. Sedangkan nama simplisia dari kubis adalah

Brassicae capitatae folium (daun kubis) karena yang dimanfaatkan sebagai

obat adalah bagian daunnya. Umur panennya berbeda-beda, berkisar dari 90

hari sampai 150 hari. Kubis dapat diperbanyak dengan biji atau setek tunas

(Hermanto & Wahyuni, 2019).

Kubis dapat dikonsumsi secara langsung (mentah) sebagai lalapan,

salad, jus, ataupun dimasak sebagai lauk dan sayur. Beberapa tinjauan pustaka

mengemukakan bahwa kubis dapat menurunkan kadar lipid dalam darah.

Salah satu cara yang dipakai untuk menurunkan kadar lipid dalam darah

adalah dengan meminum jus kubis sebanyak 1 liter per hari minimal selama

10 hari (Trimegasiwi et al., 2022).

Senyawa yang terkandung dalam kubis yang dapat mempengaruhi

gaster (Nihayah, 2022) yaitu:

1. Vitamin C

Fungsi dasar vitamin C adalah meningkatkan daya tahan tubuh terhadap

serangan penyakit dan membantu penyembuhan penyakit sehingga tubuh

menjadi lebih sehat. Selain itu, vitamin C memiliki fungsi utama sebagai

antioksidan yaitu menetralkan racun dan radikal bebas di dalam darah

maupun cairan di dalam tubuh. Tetapi, pengkonsumsian vitamin C yang

berlebihan, terutama bagi penderita ulkus peptikum, dapat menimbulkan

rasa perih di lambung. Sebaiknya vitamin C dikonsumsi setelah makan.

2. Flavonoid

45
Senyawa flavonoid mempunyai ikatan gula yang disebut aglikon yang

dapat berikatan dengan berbagai gula dan dapat dengan mudah terlepas

dari ikatan gula tersebut. Flavonoid merupakan antioksidan, dapat

meningkatkan aktifitas vitamin C sebagai antioksidan dalam mencegah

oksidasi LDL kolesterol, sebagai pereduksi radikal hidroksil dan

superoksida serta radikal peroksil.

3. Glutamine

Merupakan salah satu asam amino non-esensial. Sebagaimana fungsi dari

protein, glutamine berfungsi menjaga integritas mukosa saluran

pencernaan dan memperbaiki ulkus. Glutamine juga memperlancar aliran

darah di lambung untuk memberi nutrisi bagi sel-sel yang rusak sehingga

regenerasi sel terjadi lebih cepat.

4. Sulphoraphane

Sulforaphane mampu meningkatkan produksi enzim di hati. Enzim

tersebut berperan menggandeng bahan-bahan karsinogen dan

mengeluarkannya dari sel. Selain itu, sulforaphane memiliki kemampuan

membunuh Helicobacter pylori yang menjadi penyebab utama tukak

lambung.

5. Glukosinolat

Glukosinolat merupakan metabolit sekunder yang hanya dimiliki oleh

golongan cruciferous. Hasil penelitian menunjukkan bahwa glukosinolat

yang diubah menjadi glukorapanin, kemudian oleh enzim myrosinase

diubah menjadi sulforaphane dikenal sebagai zat antikarsinogenik. Namun,

46
keragaman jenis glukosinolat tergantung pada modifikasi ikatannya

dengan gugus lain. Hidrolilis glukosinolat dapat menghasilkan beberapa

senyawa beracun seperti thiosianat, nitril, dan oxazolidinethione.

Hidrolisis glukosinolat dapat menyebabkan iritasi pada mukosa

gastrointestinal tract karena nekrosis lokal dan hepatotoksik, terutama

karena nitril. Glukosinolat juga dapat merangsang terbentuknya gas di

dalam lambung.

Kubis tidak saja dimanfaatkan untuk konsumsi makanan dalam

memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh, tetapi juga dapat digunakan

sebagai obat tradisional. Kubis dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif dalam mengatasi pembengkakan payudara seperti yang terjadi di

Amerika Serikat dimana kompres kubis merupakan salah satu intervensi

yang sering digunakan sebagai alternatif dalam meredakan pembengkakan

payudara karena selain dapat menjadi alternatif, kompres kubis juga

merupakan alternatif meredakan pembengkakan payudara yang lebih

nyaman dan ekonomis serta tanpa efek samping (Lim et al., 2015).

Dalam daun kubis terdapat zat yang dapat merangsang enzim

glutathione yang menguraikan sumbatan pada saluran payudara sehingga

cairan yang menyebabkan pembendungan payudara terserap kembali oleh

tubuh. Pada daun kubis juga terkandung kandungan yang dapat

mengurangi peradangan lokal pada payudara. Zat yang terdapat dalam

daun kubis juga merangsang hipotalamus untuk mengaktifkan sistem

efektor untuk vasodilatasi pembuluh darah kapiler (Napisah et al., 2021).

47
48
2.8 Jurnal Reading
Tabel 2.2
Jurnal Reading
Jurnal Tujuan Metode dan waktu Kekurangan Kelebihan
Penelitian
Napisah et al (2021) Untuk mengetahui Desain penelitian - Penelitian tidak - Melakukan
The Effectiveness of Cabbage Leaf efektifitas kompres menggunakan quasi dievaluasi hasil perbandingan dari
Compress and the Education of Lactation daun kubis dan eksperimen dengan non sebelum dan dua perlakuan
Management in Reducing Breast edukasi manajemen equivalent control sesudah yang berbeda
Engorgement in Postpartum laktasi dalam group design. Sampel pemberian - Responden terbagi
DOI : mengurangi sebanyak 60 responden tindakan / secara merata
https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7318 pembengkakan dimana 30 responden perlakuan sehingga
payudara pasca diberi kompres daun - Hasil penelitian persentase antar
melahirkan kubis sedangkan 30 berguna karena kelompok menjadi
responden diberi dapat sama
edukasi manajemen diterapkan - Penelitian
laktasi. Kompres daun sebagai dilakukan dengan
kubis dan edukasi alternatif dalam waktu yang cukup
manajemen laktasi mengatasi lama
diperlukan kepada pembengkakan
responden setiap hari payudara
selama 15 hari
Lim et al (2015) Untuk mengetahui Penelitian ini - Penelitian lebih - Tidak adanya
Cabbage compression early breast care on efektivitas kubis merupakan penelitian terfokus pada sampel kontrol
breast engorgement in primiparous dalam mengatasi kuantitatif. Sampel ibu hamil - Tidak adanya
women after cesarean birth: a controlled pembengkakan adalah ibu hamil primipara perlakuan
clinical trial payudara pada ibu primipara yang - Pengambilan pembanding
ISSN:1940-5901/IJCEM0015346 primipara yang melahirkan secara sesar sampel - Sampel hanya ibu

49
melahirkan secara pada kehamilan usia dilakukan primipara
sesar 35-42 minggu. dengan kriteria
Penelitian dilakukan yang telah
pada bulan Juni 2022 ditentukan
sampai dengan Februari sebelumnya
2023 oleh peneliti
- Evaluasi
dilakukan
terhadap hasil
sebelum dan
sesudah
pemberian
tindakan
Andari (2021) Untuk mengetahui Metode jenis penelitian - Tidak - Evaluasi dilakukan
Pemberian Kompres Daun Kubis Dingin pengaruh pemberian kuantitatif, desain dijelaskan sebelum dan
Mengurangi Pembengkakan Payudara Ibu kompres daun kubis penelitian metode pra berapa lama sesudah diberikan
Post Partum dingin terhadap Eksperimental dengan hari tindakan /
ISSN : 2746-7953 pembengkakan pendekatan One group pelaksanaan perlakuan
payudara ibu post pretest – posttest pemberian - Pemberian
partum di Wilayah design, objek penelitian kompres daun kompres dilakukan
Kerja Puskesmas adalah pengaruh kubis pada dengan waktu
Panjang Bandar pemberian kompres setiap yang cukup lama
Lampung Tahun daun kubis dingin responden dalam sekali
2021 terhadap - Tidak ada tindakan yaitu
pembengkakan tindakan / selama 30 menit
payudara pada ibu post perlakuan - Jumlah sampel
partum. Analisa data pembanding cukup banyak
menggunakan dari kompres yaitu sebanyak 30

50
univariat, bivariat uji t- daun kubis responden
tes dependen. - Sampel
Kompres daun kubis penelitian
diberikan selama 30 hanya ibu hamil
menit dalam sekali yang anemia
perlakuan ringan-sedang
Cicilia (2021) Untuk Metode yang - Penelitian - Melakukan
Literature Review : Teknik Komplementer mengumpulkan digunakan dalam didasarkan evaluasi terhadap
pada Penanganan Bendungan ASI hasil hasil penulisan ini adalah pada hasil beberapa alternatif
penelitian tentang studi literature review. penelitian yang dapat
terapi Data base yang sebelumnya mengatasi
komplementer digunakan pada - Hanya pembengkakan
untuk menangani penyusunan literature dilakukan payudara
bendungan ASI dari review menggunakan evaluasi - Setiap jurnal
berbagai penelitian beberapa jurnal melalui terhadap 4 penelitian
proses pencarian yang jurnal dievaluasi secara
berasal dari Google - Tidak mendalam
Scholar sebanyak 3 dilakukan - Hasil review
artikel dari tahun 2021 review jurnal menghasilkan
dan Pubmed sebanyak yang terbit alternatif yang
1 artikel dari tahun terbaru yaitu lebih efektif dalam
2021. tahun 2022 dan menangani
Tahun penerbitan jurnal 2023 pembengkakan
yang digunakan untuk payudara
penyusunan penulisan
literature review mulai
dari tahun 2015-2021.

51
Zuhana (2017) Untuk mengetahui Jenis Penelitian studi - Hanya - Pemberian
Perbedaan Efektifitas Daun Kubis Dingin perbedaan quasi eksperimental. mengevaluasi kompres daun
(Brassica Oleracea Var. Capitata) Dengan efektifitas daun Jenis parallel dalam pembengkakan kubis diberikan
Perawatan Payudara Dalam Mengurangi kubis dingin dua kelompok. payudara kepada sampel
Pembengkakan Payudara (Breast (brassica oleracea Instrument penelitian sebelum dan selama 30 hari
Engorgement) Di Kabupaten Pekalongan var. capitata) menggunakan sesudah - Lamanya waktu
dengan perawatan Checklist yaitu diberikan penelitian
payudara dalam penilaian langsung kompres membuat hasil
mengurangi kejadian - Jumlah penelitian lebih
pembengkakan pembengkakan responden pada akurat
payudara (breast payudara menggunakan hanya 30 orang - Penelitian lebih
engorgement) six Point Engorgement dan terbagi memfokuskan
Scale (SPES) menjadi 2 pada pemberian
perbedaan sebelum dan kelompok kompres dingin
sesudah intervensi, sehingga daun kubis
untuk menganalisa jumlah
perbedaan responden yang
efektifitasnya diberikan
menggunakan uji perlakuan
Mann-Whitney dengan hanya 15
Confident Interval responden
95%. - Tidak adanya
Penelitian ini dilakukan alternatif lain
di Kabupaten untuk
Pekalongan pada mengatasi
tanggal 6 Januari- 6 pembengkakan
Februari 2014 payudara
..

52
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS

PADA NY. M USIA 34 TAHUN G3 P1 A1 USIA HAMIL 38 MINGGU 3 HARI

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ENDANG JARWATI, S.KEB

PENGKAJIAN :
Hari/ Tanggal : 27 Juni 2023
Jam : 16.30 WIB

IDENTITAS PASIEN:

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Suami

Nama : Ny. M Nama : Tn.A

Umur : 34 Tahun Umur : 33 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan pabrik

Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa

Alamat : Sidamulya 2/8 Alamat : Sidamulya 2/8

Langensari Kota Langensari Kota

Banjar Banjar

A. Data Subyektif
1. Alasan Datang : Ibu Mengatakan ingin memeriksakan

kehamilannya yang sudah memasuki usia

kehamilan 9 bulan

Keluhan Utama : Ibu mengatakan kadang kadang sudah mulai

terasa kencang kencang perut.

Uraian keluhan utama : Ibu mengatakan kadang kadang sudah mulai

terasa kencang kencang perut

RIWAYAT KESEHATAN:

Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu mengatakan tidak

ada Riwayat penyakit berat yg pernah diderita

Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Ibu

mengatakan tidak ada Riwayat penyakit berat yg pernah diderita dalam

keluarga

RIWAYAT OBSTETRI

a. Riwayat Haid:

Menarche : 12 Tahun

Nyeri Haid : Kadang-kadang

Siklus : Teratur 28 hari

Lama : ± 7 hari

Banyaknya : Normal

b. Riwayat Kehamilan sekarang :

54
1) G3P1A1

2) Usia kehamilan : 38 Hari 3 hari

3) HPHT : 28/9/2022

4) HPL : 5/7/2023

5) Gerak janin

- Pertama kali : usia kehamilan 4 bulan

- Frekuensi dalam 12 jam lebih dari 12 kali

6) Tanda bahaya :

- Trimester I : Tidak ada

- Trimester II : Tidak ada

- Trimester III :.Tidak ada

7) Keluhan

- Trimester I : Kadang2 mual, pusing

- Trimester II : Tidak ada keluhan

- Trimester III :.Tidak ada keluhan

8) Riwayat terapi

- Trimester I : B6, asam folat

- Trimester II : sulfat feros

- Trimester III :. sulfat feros

9) Riwayat Alergi : tidak ada Riwayat alergi yg pernah diderita

10) Kekhawatiran khusus :

Ibu mengatakan tidak memiliki kekhawatiran berat

11) Imunisasi/TT :

55
Riwayat Imunisai TT 1 Tanggal 10-12-2022

Riwayat Imunisai TT 2 Tanggal 5/11/2022

12) ANC : 7 x

Tabel 3.1
Kunjungan Antenatal Care
Suplement

ANC & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis &

Jml)

1 7/12/2022 PMB Folavit 30 Mengalami Penkes tentang cara

tablet, Hyperemesis mengatasi keluhan mual

Vitamin B6 ringan saat hamil muda,makan

10 Tablet dengan sedikit tapi sering,

keluhan mual istirahat cukup

sedikiti

2 03/01/2023 PMB Fe 30 Mengalami Penkes tentang cara

Tablet, B6 Hyperemesis mengatasi keluhan mual

10 Tablet ringan saat hamil muda,makan

dengan sedikit tapi sering,

keluhan mual istirahat cukup

sedikiti

3 10/02/2023 PMB Fe 30 Tablet Tidak ada kel Penkes tentang tanda

B6 10 Tablet uhan tanda bahaya kehamilan

4 9/3/2023 Posyandu Fe 30 Tablet Tidak ada Penkes tentang tanda

56
B6 10 Tablet keluhan tanda bahaya kehamilan

5 14/3/2023 Posyandu Fe 30 Tablet Tidak ada Menjelaskan tentang

keluhan tanda2 bahaya pada

kehamilan dan

persalinan

6 11/4/2023 Posyandu Fe 30 Tablet Tidak ada Penkes ASI Eksklusif

keluhan

7 02 /05/2023 PKM Fe 30 Tablet Tidak ada Dilakukan pemriksaan


keluhan HB, Anti HIV, Sifilis,
HbSAg, dan Protein
Urine
8 23/05/2023 PMB Fe 30 Tablet Tidak ada Menjelaskan tentang

keluhan persiapan persalinan

9 23/05/2023 PMB Fe 30 Tablet Tidak ada Menjelaskan tentang

keluhan persiapan persalinan

10 27/06/2023 PMB Fe 30 Tablet Tidak ada Menjelaskan tentang

keluhan persiapan persalinan

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:


Tabel 3.2
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
Tahu Kehamilan Persalinan Nifas Usia

n Frek Keluha UK Jenis Tempat Penolo JK/ BB Penyu IM Peny Asi anak

ANC n persalian ng lit D ulit eksklu sekara


an
/ sif ng

penyul

57
it

201 2 Mengalami abortus usia kehamilan 12 minggu


6 kal
i
Peremp
>6 Tidak 38 spont Bida uan Tida 6
2017 PMB KPD iya Iya
kali ada mgg an n 2300 k ada tahun
gram

2. RIWAYAT KB :Pernah/ tidak pernah*)

a. Jika pernah :

Tabel 3.3
Riwayat KB
Jenis Lama
Keluhan Alasan dilepas
Kontrasepsi Pemakaian

KB Suntik 3 ± 3 tahun Tidak ada Ingin punya

bulan anak

b. Rencana Setelah Melahirkan

Ibu mengatakan ingin Belum ada rencana KB ssetelah melahirkan

3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

Tabel 3.4
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Kehamilan)
Sebelum hamil Selama Hamil

A. Nutrisi

1) Makan

58
Frekuensi makan 3.X/hari 3-4X/hari

pokok

Komposisi Daging,sayur,buah Daging,sayur,buah,susu

Nasi 3 x @ 1 piring (sedang / penuh) 3-4x @ 1piring (sedang / penuh)

Lauk 2 x @ 1 potong (sedang / besar), 1 x @ 1 potong (sedang / besar),

jenisnya daging ayam,ikan jenisnya daging ayam,ikan

Sayuran Kadang kadang Kadang kadang

Buah 1 x sehari / seminggu; jenis 1 x sehari / seminggu; jenis

pisang,manga,semangka pisang,manga,semangka

Camilan 2x sehari; jenis keripik singkong 1-2x sehari; jenis keri[ik

pisang/singkong

Pantangan: Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan

Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada

Perubahan Tidak ada keluhan Lebih sering dan bertambah porsi

selama Hamil

2) Minum

Jumlah total gelas perhari; c gelas perhari; jenis air putih

Susu 1gelas perhari; jenis susu kental Kadang kadang minum susu ibu hamil

Jamu Tidak mengkonsumsi jamu Tidak mengkonsumsi jamu

Keluhan: Tidak ada Tidak ada

Perubahan Tidak ada Tidak ada

selama Hamil

b. Eliminasi

59
1) BAK

Frekuensi perhari 3-4 kali.x Lebih dari 6 kali sehari

Warna Kuning jernih Kuning jernih

Keluhan .Tidak ada keluhan Merasa lebih sering

Konsistensi - -

2) BAB

Frekuensi perhari 1 x sehari 1 x sehari

Warna Kuning Kuning

Konsistensi lembek lembek

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

C. Personal Hygine

Mandi 2 x sehari 2 x sehari

Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu

Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari

Ganti Pakaian 2x sehari 3 x sehari

celana dalam 2x sehari 3-4 x sehari

Kebiasaan Menggunakan alas kaki setiap . Menggunakan alas kaki setiap

memakai alas bepergian keluar rumah bepergian keluar rumah

kaki

Keluhan Tidak ada Karena sering BAK ibu mengatkan jadi

sering ganti pakaian dalam

d. Hubungan sexsual

60
Frekuensi 3x seminggu 1-2 x seminggu

Contact bleeding Tidak ada Tidak ada

Keluhan lain Tidak ada Tidak ada

Perubahan Tidak ada . Tidak ada

selama hamil ini

e. Istirahat/Tidur

Tidur malam 7-8.jam 7-8jam

Tidur siang 1 jam ½ s.d 1Jam

Keluhan/masalah . Tidak ada . Tidak ada

Perubahan Tidak ada Lama lebih berkurang

selama hamil ini

f. Aktivitas fisik dan olah raga

Aktivitas fisik Pekerjaan sehari hari ibu rumah tangga . Pekerjaan sehari hari ibu rumah tangga

(beban

pekerjaan)

Olah raga Jenisnya senam -

Frekuensi 1-2 x seminggu Tidak berolahraga

Perubahan .- Tidak berolahraga karena merasa takut

selama hamil ini jika senam terjadi sesuatu pada

kehamilannya

g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan

61
Merokok Tidak . Tidak

aktif

Lingkungan .suami perokok suami perokok

perokok

Minuman .Tidak Tidak

beralkohol

Obat-obatan Tidak mengkonsumsi obat2an khusus Tidak mengkonsumsi obat2an khusus

Napza Tidak Tidak

Aktifitas yang . Tidak Tidak

merugikan

4. Riwayat Psikososial-spiritual

a. Riwayat perkawinan :

1) Status perkawinan : menikah / tidak menikah*), umur waktu

menikah : 20 th.

2) Pernikahan ini yang ke 1sah/ tidak*) lamanya 14 tahun

3) Hubungan dengan suami : baik/ ada masalah

b. Kehamilan ini diharapkan / tidak*) oleh ibu, suami, keluarga;

Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Baik

Keluarga sangat mendukung dengan kehamilan ini

c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :

Pengambilan keputusan masalah dilakukan sepenuhnya oleh suami

d. Ibu tinggal serumah dengan :

Mertua

62
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga :

Suami

Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak * mengambil keputusan

sendiri.

f. Orang terdekat ibu :.Suami

Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami dan ibu mertua

g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Tidak

ada

h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Bidan

Praktek Mandiri

i. Penghasilan perbulan: Rp.5000.000 juta Cukup/Tidak Cukup*)

j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :

1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? iya

Jika ‘ya’ frekuensi puasa : selang seling sehari sekali

Keluhan selama puasa : .Tidak ada

2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :

 Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh nakes wanita maupun pria;

tidak boleh menerima transfusi darah;

tidak boleh diperiksa daerah genitalia,

lainnya : ..................................................................................

k. Tingkat pengetahuan ibu :

63
Hal-hal yang sudah diketahui ibu yaitu mual muntah pada saat awal

kehamilan dan cara mengatasinya

Hal-hal yang ingin diketahui ibu :..Ibu ingin mengetahui cara merawat

bayi baru lahir dengan baik.

Lingkungan:

l. Kebiasaan kontak dengan binatang : Tidak ada kebiasaan kontak

dengan hewan apapun

m. Paparan dengan polutan : Tidak ada

B. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum:

1) Keadaan umum : Baik

2) Tensi : 130/80 mmhg

3) Kesadaran : Compos Mentis

4) Nadi : 80 x /menit

5) BB Sebelum/ Sekarang : 55./ 65

6) Suhu /T : 36,40C

7) TB : 150

8) RR : 18 x/menit

9) LILA : 25

10) IMT : 25.7

b. Status present

Kepala : Normal, rambut bersih, tidak rontok

64
Mata : Konjuntva merah muda,sklera tidak ikterik

Muka : Tidak oedem, tidak ada cloasma

Hidung : Simetris, tidak ada peengeluaran lendir dan tidak ada

polip

Mulut : Bersih, gigi tidak caries, bibir tidak pecah-pecah

Telinga : Tidak ada penumpukan kotoran tidak ada engeluaran

cairan

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tirooid dan kelenjar

getah bening

Ketiak : Tidak ada benjolan atau kelainan

Dada : Pernafasan normal tidak ada wheezing dan stridor

Payudara : Areola bersih nampak keehitaman

Abdomen :

Inspeksi : Tampak striae gravidarum,tidaak ada luka post SC

Palpasi :

Leoplod I : Pada Fundus teraba bokong janin

Leoplod II : Bagian samping kiri teraba punggung janin bagian kanan

teraba bagian bagian kecil janin

Leoplod III : Bagian bawah teraba keras,bulat (kepala janin)

Leoplod IV : Penurunan kepala belum masuk PAP

TFU : 32 cm

TBBJ : 3200 gram

Auskultasi : DJJ :138 x/menit

65
Perkusi : Bising usus Baik

c. Pemeriksaan penunjang :

 Pemeriksaan Hb tanggal 4/5/2023 hasil : 9,8 mg/dl

 USG Seminggu yang lalu ke DSOG

C. Analisa

Diagnosa Kebidanan:

G3P1A1 Hamil 38 minggu 3 hari janin tunggal hidup intra uterin

D. Pelaksanaan

Tanggal 26/6/2023 Jam 16.30 WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

Rasionalisasi : Hasil pemeriksaan diberitahukan kepada ibu dan

keluarga bertujuan untuk diketahui oleh ibu dan keluarga

tentang kondisi saat ini

Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui kondisi hasil pemeriksaan

saat ini

2. Memberikan penkes tentang persiapan persalinan

Rasionalisasi : Perrsiapan persalinan sangat pentting diketahui ibu dan

keluarga untuk mempersiapkan tempat dan penolong

persalinan serta alat-alat kebutuhan pribadiibu untuk

persalinan nanti

Hasil : Ibu, suami dan keluarga menegrti teentang ha-hal yang

dijelaskan yaitu tentang persiapan persalinan

66
3. Menganjurkan ibu istirahat cukup dan kebutuhan nutrrisi yaang optimal

dalam persiapan menghadapi persalinan

Rasonaisasi : Nutrisi dan kecukupan istirahat cukup mempengaruhi

dalam persiapan persalinan

Hasil : Ibu, suami dan keluarga mengerti tentang hal yang

dijelaskkan

4. Kontrak waktu dengan ibu untuk kunjungan ulang beerikutnya atau jika

ada keluhan

Hasil : Ibu suami dan keluarga mengerti dan akan kontrol ulang

1 mimggu kemudain atau jika ada keluhan.

3.2 Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN FISIOLOGIS

PADA NY. M USIA 34 TAHUN G2 P1 A1 USIA HAMIL 39 MINGGU 4 HARI

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ENDANG JARWATI, S.KEB

PENGKAJIAN :
Hari/ Tanggal : 02 Juli 2023
Jam : 07.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Suami

Nama : Ny. M Nama : Tn.A

Umur : 34 Tahun Umur : 33 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

67
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan pabrik

Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa

Alamat : Sidamulya 2/8 Alamat : Sidamulya 2/8

Langensari Kota Langensari Kota

Banjar Banjar

A. Data Subyektif

1. ALASAN DATANG:

Ibu mengatakan ingin memeriksakan dirinya.

2. KELUHAN UTAMA:

Ibu mengaatakan merasa mules sejak tadi malam

Uraian keluhan utama

Ibu mengaatakan merasa mules sejak pukul 03.00 wib dan tidak keluar

air-air

3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

Tabel 3.5
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Persalinan)
Kunjungan sebelumnya sekarang

A. Nutrisi

1) Makan

Frekuensi makan 3.X/hari 3-4X/hari

pokok

Komposisi Daging,sayur,buah Daging,sayur,buah,susu

Nasi 3 x @ 1 piring (sedang / penuh) 3-4x @ 1piring (sedang / penuh)

68
Lauk 2 x @ 1 potong (sedang / besar), 3-4 x @ 1 potong (sedang / besar),

jenisnya daging ayam,ikan jenisnya daging ayam,ikan

Sayuran 2 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran 2 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran

wortel,kangkung wortel,kangkung

Buah 1 x sehari / seminggu; jenis 1 x sehari / seminggu; jenis

pisang,manga,semangka pisang,manga,semangka

Camilan 2x sehari; jenis keripik singkong 1-2x sehari; jenis keri[ik

pisang/singkong

Pantangan: Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan

Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

Perubahan selama Tidak ada Tidak ada

Hamil

2) Minum

Jumlah total > 8 gelas perhari; jenis air putih > 8 gelas perhari; jenis air putih

Susu 1-2 gelas perhari; jenis susu ibu hamil 1-2 gelas perhari; jenis susu ibu hamil

Jamu Tidak mengkonsumsi jamu Tidak mengkonsumsi jamu

Keluhan: Tidak ada Tidak ada

Perubahan selama Tidak ada Tidak ada

Hamil

b. Eliminasi

1) BAK

Frekuensi perhari >6 kali.x >8 kali sehari

Warna Kuning jernih Kuning jernih

Keluhan .Tidak ada keluhan Merasa lebih sering

69
Konsistensi - -

2) BAB

Frekuensi perhari 1 x sehari 1 x sehari

Warna Kuning agak kehitaman Kuning agak kehitaman

Konsistensi lembek lembek

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

C. Personal Hygine

Mandi 2 x sehari 2 x sehari

Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu

Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari

Ganti Pakaian 2x sehari 3 x sehari

celana dalam 2x sehari 3-4 x sehari

Kebiasaan Menggunakan alas kaki setiap . Menggunakan alas kaki setiap

memakai alas bepergian keluar rumah bepergian keluar rumah

kaki

Keluhan Tidak ada Karena sering BAK ibu mengatkan jadi

sering ganti pakaian dalam

d. Hubungan sexsual

Frekuensi 1-2 x seminggu Semakin jarang

Contact bleeding Tidak ada Tidak ada

Keluhan lain Tidak ada Tidak ada

70
Perubahan selama Tidak ada . Tidak ada

hamil ini

e. Istirahat/Tidur

Tidur malam 6-7 jam 6-7 jam

Tidur siang 1 jam 1Jam

Keluhan/masalah . Tidak ada . Tidak ada

Perubahan selama Tidak ada Tidak ada

hamil ini

f. Aktivitas fisik dan olah raga

Aktivitas fisik Pekerjaan sehari hari ibu rumah tangga . Pekerjaan sehari hari ibu rumah tangga

(beban pekerjaan)

Olah raga Kadang kadang senam hamil Belum, senam hamil

Frekuensi 1-2 x seminggu Tidak berolahraga

Perubahan selama .Tidak ada Tidak ada

hamil ini

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Tensi : 100/80 mmhg

c. Kesadaran : Compos Mentis

d. Nadi : 84 x /menit

e. BB Sekarang : 65 Kg

f. Suhu /T : 36,5

71
g. TB : 147 cm

h. RR : 20 x/ menit

i. LILA : 25.5

2. Status Present

Rambut : Normal, rambut bersih, tidak rontok

Mata : Konjuntva merah muda,sklera tidak ikterik

Muka : Tidak oedem, tidak ada cloasma

Hidung : Simetris, tidak ada peengeluaran lendir dan tidak ada polip

Mulut : Bersih, gigi tidak caries, bibir tidak pecah-pecah

Telinga : Tidak ada penumpukan kotoran tidak ada engeluaran cairan

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tirooid dan kelenjar

getah bening

Ketiak : Tidak ada benjolan atau kelainan

Dada : Pernafasan normal tidak ada wheezing dan stridor

Payudara : Areola bersih nampak keehitaman

Abdomen :

Inspeksi : Tampak striae gravidarum,tidaak ada luka post SC

Palpasi :

Leoplod I : Pada Fundus teraba bokong janin

Leoplod II : Bagian samping kiri teraba punggung janin bagian

kanan teraba bagian bagian kecil janin

Leoplod III : Bagian bawah teraba keras,bulat (kepala janin)

Leoplod IV : Penurunan kepala belum masuk PAP

72
TFU : 33 cm

TBBJ : 3300 gram

Auskultasi : DJJ :138 x/menit

Frekuensi His : 2 x 10 menit x 30 detik

Genitalia : Tampak pengeluaran blood slim, pemeriksaan dalam:

Pembukaan 2-3 cm, ketuban utuh, porto tebal lembek,

Kepala Hodge 1-2.

C. Analisa

Ny. M G3P1A1 Hamil 39-40 minggu Parturien aterm kala 1 fase laten janin

tunggal hidup intra uterin.

D. Penatalaksanaan

Tanggal : 02/7/2023 Jam: 07.00 WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

ibu sudah dalam proses persalinan dengan keadaan janin baik.

Hasil : Ibu dan keluarga merespon baik hasil pemeriksaan

2. Memberikan dukungan moril pada ibu

Hasil : Ibu merasa tenang.

3. Menjelaskan kepada ibu tentang proses persalinan

Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.

4. Menganjurkan ibu untuk memilih siapa yang akan mendampingi pada

saat persalinan

73
Hasil : Ibu memilih didampingi ibu mertua dan bibinya karena saat

ini suami sedang berada di luar kota.

5. Menawarkan pada ibu posisi yg nyaman untuk ibu dan memberitahu

teknik nafas yang baik pada saat ada his.

Hasil : Ibu memilih posisi berjalan-jalan saat ini karena mules belum

terlalu kuat.

6. Menawarkan ibu untuk makan/minum jika tidak ada his.

Hasil : Ibu makan nasi lontong dan minum air putih dan teh manis.

7. Menyarankan ibu untuk tidak menahan kencing.

Hasil : Ibu mengerti dn tidak adan menahan BAK

8. Melakukan pemantauan kemajuan persalinandan dokumentasi

Hasil : Dokumentasi ditulis dalam lembar SOAP belum ke partograf

karena masih fase laten.

9. Memberitahukan ibu dan keluarga untuk memberitahu bidan jika ada

keluhan apapun dalam proses persalinan ini.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan akan memberitahu bidan jika

ada keluhan

10. Menyiapkan alat-alat persalinan dan resusitasi.

Hasil : Alat sudah disiapkan lengkap dalam keadaan steril.

11. Memberitahukan ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan dalam

selanjutnya 4 jam kemudian atau jika ibu ada keluhan.

Hasil : Ibu mengerti hal yang dijelaskan.

12. Observasi kemajuan persalinan.

74
Hasil : Tanda-tanda vital setiap 4 jam, DJJ setiap 1 jam, Pemeriksaan

dalam setiap 4 jam

PENGKAJIAN KALA 1 FASE AKTIF

Tanggal : 02/07/2023

Jam : 11.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

Keluhan utama : Ibu mengatakan mules-mules semakin

bertambah dan nyeri

Uraian keluhan utama : Ibu mengatakan mulesnya bertambah nyeri

dan durasinya lama.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. BB Sekarang : 65 Kg

d. TB : 150

e. LILA : 25.5

f. Tensi : 100/80 mmhg

g. Nadi : 84 x /menit

h. Suhu /T : 36,5

i. RR : 20 x/ menit

75
2. Status present

Abdomen :

a. Inspeksi : Tidak tampak bandle signs

b. Palpasi : His 3x 10 menit x 40 Detik

c. Auskultasi : Djj 140 kali per menit

d. Genitalia : Pemeriksaan dalam portio tipis lunak, pembukaan

5 cm, selaput ketuban utuh, cairan ketuban utuh,

penurunan kepala hodge 1-2

C. ANALISA

Ny. M G3P1A1 Hamil 39-40 minggu Parturien aterm kala 1 fase aktif

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 2/7/2023

Jam : 11.00 WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

ibu sudah dalam proses persalinan fase aktif dengan keadaan janin

baik.

Hasil : Ibu dan keluarga merespon baik hasil pemeriksaan

2. Memberikan dukungan moril pada ibu

Hasil : Ibu merasa tenang.

3. Menawarkan pada ibu posisi yg nyaman untuk ibu dan memberitahu

teknik nafas yang baik pada saat ada his.

Hasil : Ibu memilih posisi miring kiri dan mengatur nafas.

4. Menyarankan ibu untuk tidak menahan kencing.

76
Hasil : Ibu mengerti dn tidak adan menahan BAK

5. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dan dokumentasi

Hasil : Dokumentasi ditulis dalam lembar SOAP dan lembar

partograf

6. Memberitahukan ibu dan keluarga untuk memberitahu bidan jika ada

keluhan apapun dalam proses persalinan ini.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan akan memberitahu bidan

jika ada keluhan

7. Observasi kemajuan persalinan.

Hasil : Tanda-tanda vital setiap 1 jam, DJJ setiap 30 menit,

Pemeriksaan dalam setiap 4 jam

PENGKAJIAN KALA II

Tanggal : 02/07/2023

Jam : 14.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

Keluhan utama : Ibu mengatakan mules-mules semakin

bertambah dan ingin mengedan

Uraian keluhan utama : Ibu mengatakan mulesnya bertambah nyeri

dan durasinya lama serta ada dorongan untuk

mengedan.

77
B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. BB Sekarang : 65 Kg

d. TB : 150

e. LILA : 25.5

f. Tensi : 110/80 mmhg

g. Nadi : 80 x /menit

h. Suhu /T : 36,60C

i. RR : 20 x/ menit

2. Status present

Abdomen :

a. Inspeksi : Tidak tampak bandle signs

b. Palpasi : His 5x 10 menit x 50 Detik

c. Auskultasi : Djj 142 kali per menit

d. Genitalia : Pemeriksaan dalam portio tidak teraba,

pembukaan 10 cm/ lengkap, selaput ketuban utuh,

cairan ketuban utuh, penurunan kepala hodge 2-3.

C. ANALISA

Ny. M G3P1A1 Hamil 39 minggu 4 hari Parturien aterm kala II

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 2/7/2023

78
Jam : 11.00 WIB

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

ibu sudah dalam proses persalinan dan akan segera melahirkan.

Hasil : Ibu dan keluarga merespon baik hasil pemeriksaan

2. Memberikan asuhan sayang ibu

Hasil : Semua asuhan diberikan.

3. Memastikan adanya tanda dan gejala kala IIseperti ada dorongan kuat

untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjil dan vulva

membuka

Hasil : Tanda-tanda kala II sudah nampak

4. Menyiapkan tempat, alat-alat partus dan obat untuk menolong

persalinan

Hasil : Tempat, alat dan obat sudah siap

5. Memakai celemek plastic, mencuci tangan dan memakai sarung tangan

untuk persiapan menolong persalinan

Hasil : Celemek dan sarung tangan sudah dipakai

6. Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan kapas yang

dibasahi air DTT

Hasil : Vulva dan perineum dalam keadaan bersih.

7. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

Hasil : Pembukaan lengkap dan ketuban uth menonjol

8. Memecahkan ketuban saat his turun

Hasil : Ketuban jernih.

79
9. Mendengarkan DJJ diantara 2 his dan memberi minum di sela-sela his

Hasil : DJJ 142 x per menit, ibu minum teh manis.

10. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman saat mengedan

Hasil : Ibu mengambil posisi setengah duduk

11. Mengingatkan kembali teknik mengedan yang baik

Hasil : Ibu mampu mempraktekannya dengan baik.

12. Membimbing ibu untuk meneran saat ada his

Hasil : Ibu meneran sesuai anjuran.

13. Meletakkan handuk bersih diperut ibu dan kain bersih dibawah bokong

Hasil : Handuk dan kain terpasang diperut dan bokong ibu.

14. Memastikan kembali kelengkapan peralatan partus dan mendekatkan

dengan tempat partus

Hasil : Peralatan sudah siap dalam keadaan steril.

15. Menolong kelahiran bayi secara APN

Hasil : Pukul 14.30 WIB bayi lahir spontan,segera menangis,

gerakan aktif, jenis kelamin perempuan.

16. Memfasilitasi inisiasi menyusui dini

Hasil : Bayi diletakkan tengkurap diatas perut ibu

17. Mendokumentasikan hasil asuhan

PENGKAJIAN KALA III

Tanggal : 2/7/2023

Jam : 14.32

Tempat Pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

80
Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

Keluhan utama : Ibu mengatakan agak sedikit mules

Uraian keluhan utama : Ibu mengatakan cukup lega anaknya telah lahir

dan masih ada sedikit mules

B. DATA OBYEKTIF

Keadaan umum : Baik sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Pemeriksaan fisik :

1. Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU 2 jari diatas

pusat, teraba kelas membundat dan

kontraksi, tidak teraba adanya janin kedua

2. Genitalia : Tampak semburan darah tiba-tiba,tali

pusat memanjang

C. ANALISA

Ny. M 34 Tahun P2A1 Parturien kala III

D. PENATALKASANAAN

Tanggal : 2/7/2023

Jam : 14.32

1. Melakukan palpasi abdominal untuk memastikan janin tunggal

Hasil : Tidak teraba adanya janin kedua

2. Melakukan manajemen aktif kala III

a. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha luar

81
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan membantu

melahirkan plasenta

Hasil : Jam 14.35 WIB plasenta lahir spontan, berat ±500 gram,

panjang tali pusat ±30 cm, insersi tali pusat centralis,

pengeluaran darah ±200 cc

c. Melakukan masase uterus selama 15 detik

Hasil : Kontraksi uterus baik

d. Mengobservasi keadaan umum dan perdarahan

Hasil : Keadaan umum ibu baik dan perdarahan normal ±200 cc.

PENGKAJIAN KALA IV

Tanggal : 2/7/2023

Jam : 14.50

Tempat Pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

Keluhan utama : Ibu mengatakan masih cukup lelah tapi sangat

senang karena bayinya sudah lahir dan ari-ari

sudah keluar.

B. DATA OBYEKTIF

Keadaan umum : Baik sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tensi : 110/80 mmHg

Nadi : 80 x /menit

82
Respirasi : 20 x/ menit

Suhu : 36,5

Pemeriksaan fisik :

1. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat uterus

membundar keras,kandung kemih

kosong

2. Genitalia : Tampak luka laserasi perineum derajat II

perdarahan ±200 cc.

C. ANALISA

Ny. M usia 34 Tahun P2A1 Parturien kala IV

D. PENATALKASANAAN

Tanggal : 2/7/2023

Jam : 14.35

1. Mengobservasi keadaan umum

Hasil : Keadaan umum ibu baik.

2. Mengobservasi kontraksi uterus dan tanda-tanda perdarahan.

Hasil : Kontraksi uterus baik dan tidak ada tanda-tanda

perdarahan.

3. Melakukan penjahitan luka laserasiperineum derajat II sesuai SPO

Hasil : Luka laserasi sudah dijahit.

4. Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase fundus agar merangsang

kontraksi uterus

83
Hasil : Ibu dan keluaga mengerti dan dapat melakukan masase

fundus.

5. Mengklem tali pusat dengan klem umbilical dan memberikan bayi

kepada ibunya

Hasil : Tali pusat sudah diklem dan bayi sudah diberikan kepada

ibu.

6. Membersihkan ibu dan mengganti pakaian yang kotor dengan yang

bersih dan kering

Hasil : Ibu merasa nyaman.

7. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya setelah

melahirkan seperti perdarahan yang berlebihan, syok, demam tinggi

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang diberikan.

8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang bergizi setengah

gelas

Hasil : Ibu minum teh manis setengah gelas.

9. Melakukan pengawasan 15 menit pada jam pertama dan 20-3- menit

pada jam kedua

Hasil : Pengawasan dicatat dalam partograf.

10. Menganjurkan ibu untuk istirahat

Hasil : Ibu mau untuk beristirahat.

11. Membereskan dan merendam alat-alat dalam larutan klorin 0,5 %

selama 10 menit.

12. Melakukan dokumentasi dan melengkapi partograf.

84
3.3 Nifas

3.3.1 Masa Nifas 6 Jam

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS (KF 1) FISIOLOGIS

PADA NY. M 34 TAHUN P2 A1 6 JAM POSTPARTUM

PENGKAJIAN

Tanggal : 2/7/2023

Jam : 22.30 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

85
Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

Keluhan utama : Ibu mengatakan masih cukup

Uraian keluhan utama : Ibu mengatakan mash cukup lelah dan kadang-

kadang masih ada mules

B. DATA OBYEKTIF

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tensi : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x /menit

Respirasi : 20 x/ menit

Suhu : 36,5

Pemeriksaan fisik :

1. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat uterus

membundar keras,kandung kemih kosong

2. Genitalia : Tampak luka jahit laserasi perineum

perdarahan ± 10 cc.

C. ANALISA

Ny. M usia 34 Tahun 6 jam postpartum fisiologis

D. PENATALKASANAAN

Tanggal : 2/7/2023

86
Jam : 14.35

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2. Melakukan persiapan rencana pulang

Hasil : Ibu sudah diedukasi hal-hal apa saja yang dilakukan saat

pulang kerumah nanti

3. Kontrak waktu dengan ibu untuk kunjungan ulang berikutnya yaitu 3-

7 hari

Hasil : Ibu dan keluarga akan melakukan kunjungan ulang antara

wakti 3-7 hari

3.3.2 Masa Nifas 3 Hari

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS (KF 2)


PADA NY. M USIA 34 TAHUN P2 A1 3 HARI POSTPARTUM DENGAN
PEMBENGKAKAN PAYUDARA DAN PEMBERIAN KOMPRES KUBIS
PADA PAYUDARA BENGKAK SERTA KASUS GENDER SUAMI
SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEPENUHNYA
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ENDANG JARWATI, S.KEB

PENGKAJIAN:

Tanggal :05/7/2023 Jam :14.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
Nama : Ny. M Nama : Tn.A

87
Umur : 34 Tahun Umur : 33 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan pabrik
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Sidamulya 2/8 Alamat : Sidamulya 2/8
Langensari Kota Langensari Kota
Banjar Banjar
A. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:

Ibu mengatakan ingin memeriksakan dirinya dan bayinya

2. KELUHAN UTAMA:

Ibu mengaatakan payudara terasa sakit dan agak bengkak

Uraian keluhan utama

Ibu mengatakan hari ke 3 ini payudara terasa sakit dan agak bengkak,

asi keluar sedikit sedikit

3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

Tabel 3.6

Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Nifas KF2)

Saat nifas 2 jam sekarang


A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan Masih sedikit sedikit 3-4X/hari
pokok
Komposisi Daging,sayur,buah Daging,sayur,buah,susu
Nasi 3 x @ 1 piring (sedang / penuh) 3-4x @ 1piring (sedang / penuh)
Lauk 2 x @ 1 potong (sedang / besar), 3-4 x @ 1 potong (sedang / besar),
jenisnya daging ayam,ikan jenisnya daging ayam,ikan
Sayuran 2 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran 2 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran

88
wortel,kangkung wortel,kangkung
Buah 1 x sehari / seminggu; jenis 1 x sehari / seminggu; jenis
pisang,manga,semangka pisang,manga,semangka
Camilan 2x sehari; jenis keripik singkong 1-2x sehari; jenis keri[ik
pisang/singkong
Pantangan: Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Keluhan: Masih sedikit makan karena masih Tidak ada keluhan
lelah
2) Minum
Jumlah total > 8 gelas perhari; jenis air putih > 8 gelas perhari; jenis air putih
Susu 1-2 gelas perhari; jenis susu ibu hamil 1-2 gelas perhari; jenis susu ibu hamil
Jamu Tidak mengkonsumsi jamu Tidak mengkonsumsi jamu
Keluhan: Tidak ada Tidak ada

Perubahan selama Tidak ada Tidak ada


Hamil
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari Setelah melahirkan 2 jam 1 kali >8 kali sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan .Tidak ada keluhan Masih ada sedikit perih pada luka jahit
saat BAK

Konsistensi Cair cair


2) BAB
Frekuensi perhari Belum BAB 1 x sehari
Warna - Kuning agak kehitaman
Konsistensi - lembek
Keluhan Tidak ada keluhan Agak sedikit ngilu saat BAB Karen
takut pada luka jahit
C. Personal Hygine
Mandi Belum mandi 2 x sehari
Keramas Belum keramas 3 x seminggu
Gosok Gigi Belum gosok gigi 2 x sehari
Ganti Pakaian 2x sehari 3 x sehari
celana dalam 2x sehari Setiap setelah BAK Atau BAB

89
Kebiasaan Menggunakan alas kaki setiap . Menggunakan alas kaki setiap
memakai alas bepergian keluar rumah bepergian keluar rumah
kaki
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Hubungan sexsual
Frekuensi Tidak Tidak
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada . Tidak ada
hamil ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 6-7 jam 6-7 jam
Tidur siang 1 jam 1Jam
Keluhan/masalah . Tidak ada . Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil ini
f. Aktivitas fisik dan olah raga
Aktivitas fisik tidak Mengurus bayi
(beban pekerjaan)
Olah raga Tidak Tidak
Frekuensi - -

B. DATA OBYEKTIF:

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. BB Sekarang : 65 Kg

d. Tensi : 130/80 mmHg

e. Nadi : 80 x / menit

90
f. Respirasi : 18 x/ menit

g. Suhu : 36,80C

2. Status present

a. Rambut : Normal, rambut bersih, tidak rontok

b. Mata : Konjuntva merah muda,sklera tidak ikterik

c. Muka : Tidak oedem, tidak ada cloasma

d. Hidung : Simetris, tidak ada peengeluaran lendir dan

tidak ada polip

e. Mulut : Bersih, gigi tidak caries, bibir tidak pecah-

pecah

f. Telinga : Tidak ada penumpukan kotoran tidak ada

pengeluaran cairan

g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tirooid

dan kelenjar getah bening

h. Ketiak : Tidak ada benjolan atau kelainan

i. Dada : Pernafasan normal tidak ada wheezing dan

stridor

j. Payudara : Teraba agak keras, asi keluar sedikit sedikit,

tidak tampak kemerahan

k. Abdomen :

Inspeksi : Tidak ada luka post SC

Palpasi : TFU perabaan pertengahan simfisis dan

pusar

91
l. Genitalia : Tampak Lochea rubra, luka jahit perineum

tampak baik, tidak ada tanda-tanda infeksi

m. Ekstremitas atas : Tidak ada pembengkakaan

n. Ekstremitas bawah : Tidak ada pembengkakaan

C. ANALISA

Ny. M P2A1 3 Hari Postpartum dengan Nyeri Payudara karena bendungan ASI

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal 02/7/2023 Jam 15.30

1. Memberitahukan hasil pemerksaan pada ibu dan keluarga.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil pemeriksaan.

2. Memberikan penjelasan kepada suami bahwa suami berperan sebagai

pengambilan keputusan namun keputusan diambil suami setelah

melakukan diskusi dengan istri

Hasil : Suami memahami bahwa keputusan yang diambilnya

merupakan keputusan yang diambil setelah melakukan diskusi

dengan istri

3. Memberikan penjelasan kepada suami tentang peran suami sebagai

pengambil keputusan terutama keputusan dalam melakukan perawatan

payudara ibu nifas

Hasil : Suami memahami peran suami bagi ibu nifas terutama dalam

perawatan payudara masa nifas agar mencegah terjadinya

bendungan ASI

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang bendungan ASI pada payudara,

penyebab dan cara mengatasinya.

92
Hasil : Ibu dan suami mengerti tentang penkes yang dijelaskan.

5. Memberikan edukasi tentang cara mengurangi rasa sakit pada payudara

yaitu dengan kompres kubis.

Hasil : Ibu dan suami mengerti tentang edukasi tersebut dan bersedia

dilakukan kompres kubis pada payudaranya.

6. Sebelum melakukan kompres kubis memberikan edukasi tentang

breastcare terlebih dahulu untuk melancarkan pengeluaran ASI.

Hasil : Ibu dan suami mengerti tentang edukasi breastcare dan ibu

bersedia dilakukan breastcare.

7. Melakukan breastcare pada kedua paudara ibu dengan sangat hati-hati dan

pelan-pelan sesuai tatalaksana breastcare.

Hasil : Ibu sudah dilakukan breastcare.

8. Melakukan kompres kubis pada kedua payudara ibu selama 15-30 menit,

tatacara kompres kubis yaitu: kubis di cuci dengan bersih kemudian

disimpan di freezer/ kulkas supaya dingin. Cara penggunaanya yaitu 1

lembar daun kubis yg sudah dingin di potong sesuai ukuran payudara ibu

kemudian ditempelkan ke area payudara dan dapat digunakan dengan

memakai Bra selama 15-30 menit.

Hasil : Ibu sudah dilakukan kompres kubis pada payudara dan

mengatakan rasa nyeri nya berkurang dibandingkan sebelum

dikompres.

9. Menjelaskan kepada ibu bahwa kompres kubis ini dapat dilakukan setiap

hari sampai payudara ibu yang terasa sakit dan bengkak menjadi tidak

sakit dan tidak bengkak lagi.

93
Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukan kompres payudara nya sendiri

setiap hari sampai rasa sakitnya hilang/ berkurang.

10. Melakukan perawatan luka jahit perineum

Hasil : Luka jahit sudah bersih dan tidak ada tanda-tanda luka infeksi.

11. Mengingatkan kembali ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya ibu

nifas dan dianjurkan segera memeriksakan diri jika ada tanda tanda bahaya

nifas ke bidan atau tenaga kesehatan terdekat.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang hal yang dijelaskan dan akan

segera memeriksakan dirinya jika ada keluhan.

12. Memberikan penkes tentang Asi Eksklusif.

Hasil : Ibu mengerti tentang penkes tersebut dan akan melaksanakan

ASI Eksklusif.

13. Kontrak waktu dengan ibu untuk kunjungan ulang nifas berikutnya yaitu

8- 28 hari pasca nifas.

Hasil : Ibu menegrti dan akan melakukan kunjungan ulang nifas ke 3

pada waktu yang sudah ditentukan.

3.3.3 Masa Nifas 15 Hari

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS (KF 3)


PADA NY. M USIA 34 TAHUN P2 A1 15 HARI POSTPARTUM
FISIOLOGIS
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ENDANG JARWATI, S.KEB

PENGKAJIAN:

Tanggal : 17/7/2023 Jam :15.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:

94
Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Suami

Nama : Ny. M Nama : Tn.A

Umur : 34 Tahun Umur : 33 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan pabrik

Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa

Alamat : Sidamulya 2/8 Alamat : Sidamulya 2/8

Langensari Kota Langensari Kota

Banjar Banjar

B. DATA SUBYEKTIF

1. ALASAN DATANG:

Ibu mengatakan ingin memeriksakan dirinya dan bayinya

2. KELUHAN UTAMA:

Ibu mengatakan saat ini sudah tidak ada keluhan berat, ia merasa sudah

lebih baik .

3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

Tabel 3.7
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Nifas KF3)
Saat nifas 3 hari Sekarang
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3 x sehari 3-4X/hari
pokok
Komposisi Daging,sayur,buah Daging,sayur,buah,susu
Nasi 3 x @ 1 piring (sedang / penuh) 3-4x @ 1piring (sedang / penuh)

95
Lauk 2 x @ 1 potong (sedang / besar), 3-4 x @ 1 potong (sedang / besar),
jenisnya daging ayam,ikan jenisnya daging ayam,ikan
Sayuran 2 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran 2 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran
wortel,kangkung wortel,kangkung
Buah 1 x sehari / seminggu; jenis 1 x sehari / seminggu; jenis
pisang,manga,semangka pisang,manga,semangka
Camilan 2x sehari; jenis bervariasi 1-2x sehari; jenis bervariasi
Pantangan: Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Keluhan: Tidak ada keluhan berat Tidak ada keluhan
2) Minum
Jumlah total > 8 gelas perhari; jenis air putih > 8 gelas perhari; jenis air putih
Susu 1-2 gelas perhari; jenis susu ibu hamil 1-2 gelas perhari; jenis susu ibu hamil
Jamu Tidak mengkonsumsi jamu Tidak mengkonsumsi jamu
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
Hamil
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari >8 kali sehari >8 kali sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Masih ada sedikit perih pada luka jahit Tidak ada keluhan
saat BAK
Konsistensi Cair Cair

2) BAB
Frekuensi perhari 1 x sehari 1 x sehari
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Agak sedikit ngilu saat BAB Karen Tidak ada
takut pada luka jahit
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 3 x sehari 3 x sehari
celana dalam Setiap setelah BAK Atau BAB Setiap setelah BAK Atau BAB
Kebiasaan . Menggunakan alas kaki setiap . Menggunakan alas kaki setiap
memakai alas bepergian keluar rumah bepergian keluar rumah
kaki
Keluhan Tidak ada Tidak ada

96
d. Hubungan sexsual
Frekuensi Tidak Tidak
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada . Tidak ada
hamil ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 6-7 jam 6-7 jam
Tidur siang 1 jam 1Jam
Keluhan/masalah . Tidak ada . Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil ini
f. Aktivitas fisik dan olah raga
Aktivitas fisik Tidak Mengurus bayi
(beban pekerjaan)
Olah raga Tidak Tidak
Frekuensi - -

B. DATA OBYEKTIF:

PEMERIKSAAN FISIK:

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. BB Sekarang : 55 Kg

d. Tensi : 120/80 mmHg

e. Nadi : 80 x / menit

97
f. Respirasi : 18 x/ menit

g. Suhu : 36,40C

2. Status present

a. Rambut : Normal, rambut bersih, tidak rontok

b. Mata : Konjuntva merah muda,sklera tidak ikterik

c. Muka : Tidak oedem, tidak ada cloasma

d. Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran lendir dan

tidak ada polip

e. Mulut : Bersih, gigi tidak caries, bibir tidak pecah-

pecah

f. Telinga : Tidak ada penumpukan kotoran tidak ada

pengeluaran cairan

g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan

kelenjar getah bening

h. Ketiak : Tidak ada benjolan atau kelainan

i. Dada : Pernafasan normal tidak ada wheezing dan

stridor

j. Payudara : Tidak tampak kemerahan, ASI Banyak

k. Abdomen :

Inspeksi : Tidak ada luka post SC

Palpasi : TFU sudah tidak teraba

98
l. Genitalia : Sudah tida aka pengeluaran lochea, luka jahit

perineum tampak baik, tidak ada tanda-tanda

infeksi

m. Ekstremitas atas : Tidak ada pembengkakaan

n. Ekstremitas bawah : Tidak ada pembengkakaan

C. ANALISA

Ny. M Usia 34 tahun P2A1 15 hari post partum fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal 07/7/2023 Jam 15.00

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil pemeriksaan.

2. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya nifas ,dan perawatan

bayi baru lahir

Hasil : Ibu mengerti dan masih ingat tentang tanda-tanda bahaya nifas

dan bayi baru lahir.

3.3.4 Masa Nifas 39 Hari

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS (KF 4)


PADA NY. M USIA 34 TAHUN P2 A1 39 HARI POSTPARTUM
FISIOLOGIS
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ENDANG JARWATI, S.KEB

PENGKAJIAN:

Tanggal : 11/8/2023 Jam :16.00 WIB

99
IDENTITAS PASIEN:

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Suami

Nama : Ny. M Nama : Tn.A

Umur : 34 Tahun Umur : 33 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan pabrik

Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa

Alamat : Sidamulya 2/8 Alamat : Sidamulya 2/8

Langensari Kota Langensari Kota

Banjar Banjar

A. DATA SUBYEKTIF

1. ALASAN DATANG:

Ibu mengatakan ingin memeriksakan dirinya dan ingin mengunakan KB

setelah melahirkan ini.

2. KELUHAN UTAMA:

Ibu mengatakan saat ini sudah tidak ada keluhan apapun. Ia merasa sudah

lebih baik .

3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

Tabel 3.8
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari (Nifas KF4)
Saat nifas 15 hari Sekarang
A. Nutrisi

100
1) Makan
Frekuensi makan 3-4X/hari
pokok
Komposisi Daging,sayur,buah,susu Daging,sayur,buah,susu
Nasi 3-4x @ 1piring (sedang / penuh) 3-4x @ 1piring (sedang / penuh)
Lauk 3-4 x @ 1 potong (sedang / besar), 3-4 x @ 1 potong (sedang / besar),
jenisnya daging ayam,ikan jenisnya daging ayam,ikan
Sayuran 2 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran 2 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran
wortel,kangkung wortel,kangkung
Buah 1 x sehari / seminggu; jenis 1 x sehari / seminggu; jenis
pisang,manga,semangka pisang,manga,semangka
Camilan 1-2x sehari; jenis bervariasi 1-2x sehari; jenis bervariasi
Pantangan: Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) Minum
Jumlah total > 8 gelas perhari; jenis air putih > 8 gelas perhari; jenis air putih
Susu 1-2 gelas perhari; jenis susu ibu hamil 1-2 gelas perhari; jenis susu ibu hamil
Jamu Tidak mengkonsumsi jamu Tidak mengkonsumsi jamu
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
Hamil
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari >8 kali sehari >8 kali sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Konsistensi cair Cair
2) BAB
Frekuensi perhari 1 x sehari 1 x sehari
Warna Kuning Kuning
Konsistensi lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 3 x sehari 3 x sehari
celana dalam Setiap setelah BAK Atau BAB Setiap setelah BAK Atau BAB
Kebiasaan . Menggunakan alas kaki setiap . Menggunakan alas kaki setiap
memakai alas

101
kaki bepergian keluar rumah bepergian keluar rumah
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Hubungan sexsual
Frekuensi Tidak Tidak
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama . Tidak ada . Tidak ada
hamil ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 6-7 jam 6-7 jam
Tidur siang 1Jam 1Jam
Keluhan/masalah . Tidak ada . Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil ini
f. Aktivitas fisik dan olah raga
Aktivitas fisik Mengurus bayi Mengurus bayi
(beban pekerjaan)
Olah raga Tidak Tidak
Frekuensi - -

B. DATA OBYEKTIF:

PEMERIKSAAN FISIK:

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. BB Sekarang : 55 Kg

d. Tensi : 120/80 mmHg

e. Nadi : 80 x / menit

f. Respirasi : 18 x/ menit

g. Suhu : 36,40C

2. Status present

102
a. Rambut : Normal, rambut bersih, tidak rontok

b. Mata : Konjuntva merah muda,sklera tidak ikterik

c. Muka : Tidak oedem, tidak ada cloasma

d. Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran lendir dan

tidak ada polip

e. Mulut : Bersih, gigi tidak caries, bibir tidak pecah-

pecah

f. Telinga : Tidak ada penumpukan kotoran tidak ada

pengeluaran cairan

g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan

kelenjar getah bening

h. Ketiak : Tidak ada benjolan atau kelainan

i. Dada : Pernafasan normal tidak ada wheezing dan

stridor

j. Payudara : Tidak tampak kemerahan, ASI Banyak

k. Abdomen :

Inspeksi : Tidak ada luka post SC

Palpasi : TFU sudah tidak teraba

l. Genitalia : Sudah tida aka pengeluaran lochea, luka jahit

perineum tampak baik, tidak ada tanda-tanda

infeksi

m. Ekstremitas atas : Tidak ada pembengkakaan

n. Ekstremitas bawah : Tidak ada pembengkakaan

103
C. ANALISA

Ny. M Usia 34 tahun P2A1 39 hari post partum fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal 07/7/2023 Jam 15.00

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang hasil pemeriksaan.

2. Memberikan edukasi tentang pemilihan alat kontrasepsi pasca salin

Hasil : Ibu mengerti tentang berbagai macam alat kontrasepsi pasca

salin, dan memilih akan menggunakan KB IUD

3.4 Bayi Baru Lahir

3.4.1 Bayi Baru Lahir Segera Setelah Lahir

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (BBL) FISIOLOGIS PADA


BAYI NY. M SEGERA SETELAH LAHIR
DI PMB ENDANG JARWATI, S.KEB

PENGKAJIAN:

Tanggal : 2/7/2023

104
Jam : 14.30 WIB

Tempat pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

B. DATA OBYEKTIF

Penilaian awal bayi baru lahir

1. Sebelum bayi lahir

a. Apakah kehamilan cukup bulan? Iya

b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur konium? Air ketuban

jernih tidak bercampur meconium.

2. Setelah bayi lahir

a. Bayi menangis kuat spontan

b. Tonus otot bayi baik, bayi bergerak aktif

C. ANALISA

Bayi Ny M, usia 0 jam neonates cukup bulan dengan masa sesuai masa

kehamilan.

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 2/7/2023

1. Melaksanakan tatalaksana bayi baru lahir yaitu mengeringkan bayi,

membersihkan jalan nafas, menghangatkanbayi, memberikan pada ibu

untuk dilakukan inisiasi menyusui dini.

105
Hasil : Bayi dilakukan tatalaksana bayi baru lahir dan inisiasi menyusui

dini.

3.4.2 Bayi Baru Lahir 1 Jam

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (BBL) FISIOLOGIS (KN 1)

PADA BAYI NY. M 1 JAM DI PMB ENDANG JARWATI, S.KEB

PENGKAJIAN:

Tanggal : 2/7/2023

Jam : 14.30 WIB

Tempat pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas pasien

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Ayah

Nama : By. Ny. M Nama : Tn.A

Umur : 0 hari Umur : 33 Tahun

Tanggal lahir : 2/7/2023 Agama : Islam

Jam : 14.30 WIB Pendidikan : SMP

Anak ke : 2 Pekerjaan : Karyawan pabrik

Jenis kelamin : Perempuan Suku bangsa : Jawa

Alamat : Sidamulya 2/8 Alamat : Sidamulya 2/8

106
Langensari Kota Langensari Kota

Banjar Banjar

2. Alasan datang

Ibu mengatakan bayi lahir pada tanggal 2/7/2023 pukul 14.30 WIB

B. DATA OBYEKTIF

1. KEADAAN UMUM

a. Keadaan umum bayi : Baik

b. Warna kulit : Kemerahan

c. Berat badan : 3460 gram

d. Panjang badan : 46 cm

e. Tangis bayi : Menangis kuat

2. PEMERIKSAAN FISIK:

a. Pemeriksaan TTV :

1. Denyut Nadi : 120 kali / menit

2. Suhu /T : 36 derajat celcius

3. RR : 42 kali /menit

b. Pemeriksaan Antropometri

1) Lingkar Kepala : 33 cm

2) Lingkar dada : 34 cm

3) Lingkar Perut : 35 cm

c. Status present

Kepala : Simetris kiri dan kanan UUB belum menutup

107
Rambut : Hitam, tipis dan halus, tidak ada caput

succadeneum

Mata : Simetris kiri dan kanan, pupil mata bereaksi

dengan baik, sclera putih dan tidak ikhterus

Hidung : Simetris kiri dan kanan, bernafas tanpa

kesulitan, tidak ada cuping hidung, tampak

bersih dan tidak ada kelainan

Telinga : Simetris kiri dan kanan, terbentuk dengan baik,

struktur telinga lengkap, tidak ada benjolan

Mulu : Bibir kemerahan-merahan, bibir tidak sumbing,

Refleks isap baik dan pallatum terbentuk baik

Leher : Tidak ada pembesaran, pembengkakan, dan

peradangan

Dada dan perut : Simetris kiri dan kanan, gerakan dada sesuai

nafas bayi, tidak ada tonjolan pada dada bayi,

tonus otot bayi kurang baik, tali pusat masih

basah

Bahu dan lengan atas : Jumlah jari lengkap, refleks mengenggam baik

Genitalia dan anus : Labia mayora sudah menutupi labia minora,

lubang anus ada 1

Ektremitas

1) Tangan : Pergerakan baik, jari tangan kiri dan kanan lengkap,

refleks menggengam baik

108
2) Kaki : Pergerakan aktif, Jari-jari kaki kiri dan kanan lengkap,

refleks babinsky dan refleks moro baik

d. Pemeriksaan penunjang :

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

C. ANALISA

By. Ny.M neonatus cukup bulan 1 jam

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal 02/7/2023 Jam 15.30

1. Memberitahukan hasil pemerksaan pada ibu dan keluarga

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti hasil yang disampaikan

2. Melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital, penimbangan

berat badan, pengukuran antropometri

Hasil : Hasil pemeriksaan dicatat dalam lembar soap

3. Informed consent kepada ibu dan keluarga untuk pemberian suntikan

vitamin K dan salep mata

Hasil : Ibu dan keluarga menyetujui tindakan tersebut

4. Melakukan penyuntikan vitamin K sesuai SPO

Hasil : Bayi sudah disuntik vitamin K 1 mg

5. Melakukan pemberian salep mata sesuai SPO

Hasil : Bayi sudah diberi salep mata.

6. Mendekatkan kembali kepada ibunya untik disusukan

Hasil : Bayi didekap oleh ibu dan dicoba disusukan.

109
7. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan bayi baru lahir

dirumah,cara perawatan tali pusat.

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang perawatan bayi baru lahir dan

perawatan tali pusat

3.4.3 Bayi Baru Lahir 3 Hari

BAYI NY. M USIA 3 HARI DI PMB ENDANG JARWATI, S.KEB

PENGKAJIAN:

Tanggal : 5/7/2023

Jam : 14.00 WIB

Tempat pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas pasien

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Ayah

Nama : By. Ny. M Nama : Tn.A

Umur : 3 hari Umur : 33 Tahun

Tanggal lahir : 2/7/2023 Agama : Islam

Jam : 14.30 WIB Pendidikan : SMP

Anak ke : 2 Pekerjaan : Karyawan pabrik

Jenis kelamin : Perempuan Suku bangsa : Jawa

Alamat : Sidamulya 2/8 Alamat : Sidamulya 2/8

110
Langensari Kota Langensari Kota

Banjar Banjar

2. Alasan datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya

B. DATA OBYEKTIF

1. Keadaan Umum

a. Keadaan umum bayi : Baik

b. Warna kulit : Kemerahan

c. Berat badan : 3460 gram

d. Panjang badan : 46 cm

e. Tangis bayi : Menangis kuat

2. Pemeriksaan Fisik:

a. Pemeriksaan TTV :

1) Denyut Nadi : 100 kali / menit

2) Suhu /T : 36,50C

3) RR : 42 kali /menit

b. Pemeriksaan Antropometri

1) Lingkar Kepala : 33 cm

2) Lingkar dada : 34 cm

3) Lingkar Perut : 35 cm

c. Status present

Kepala : Simetris kiri dan kanan UUB belum menutup

111
Rambut : Hitam, tipis dan halus, tidak ada caput

succadeneum

Mata : Simetris kiri dan kanan, pupil mata bereaksi

dengan baik, sclera putih dan tidak ikhterus

Hidung : Simetris kiri dan kanan, bernafas tanpa

kesulitan, tidak ada cuping hidung, tampak

bersih dan tidak ada kelainan

Telinga : Simetris kiri dan kanan, terbentuk dengan

baik, struktur telinga lengkap, tidak ada

benjolan

Mulut : Bibir kemerahan-merahan, bibir tidak

sumbing, Refleks isap baik dan pallatum

terbentuk baik

Leher : Tidak ada pembesaran, pembengkakan, dan

peradangan

Dada dan perut : Simetris kiri dan kanan, gerakan dada sesuai

nafas bayi, tidak ada tonjolan pada dada bayi,

tonus otot bayi kurang baik, tali pusat masih

ada kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

Bahu dan lengan atas : Jumlah jari lengkap, refleks mengenggam

baik

112
Genitalia dan anus : Labia mayora sudah menutupi labia minora,

lubang anus ada 1, BAK sering, BAB 2-3

kali sehari

Ektremitas

1) Tangan : Pergerakan baik, jari tangan kiri dan kanan

lengkap, refleks menggengam baik

2) Kaki : Pergerakan aktif, Jari-jari kaki kiri dan kanan

lengkap, refleks babinsky dan refleks moro

baik

3. Pemeriksaan penunjang :

Dilakukan pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital

C. ANALISA

By. Ny.M usia 3 hari neonatus cukup bulan fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal 05/7/2023 Jam 14.00 WIB

1. Memberitahukan hasil pemerksaan pada ibu dan keluarga

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti hasil yang disampaikan

2. Melakukan pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital, penimbangan

berat badan, pengukuran antropometri

Hasil : Dokumentasi ditulis dalam lembar SOAP

3. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang program SHK (skrining

hipotiroid kongenital)

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang program SHK

113
4. Informed consent kepada ibu untuk dilakukan pemeriksaan SHK

Hasil : Ibu menyetujui tindakan tersebut.

5. Melakukan prosedur tindakan SHK pada bayi Ny.M

Hasil : Bayi telah dilakukan pemeriksaan SHK.

6. Melakukan informed concent kepada ibu dan keluarga untuk tindakan

penyuntikan imunisasi Hb 0

Hasil : Ibu Menyetujui tindakan imunisasi Hb 0.

7. Melakukan imunisasi Hb 0 pada bayi Ny. M

Hasil : Bayi telah dilakukan imunisasi Hb 0.

8. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi Ny.M

Hasil : Bayi sudah dilakukan perawatan tali pusat

9. Mengingatkan kembali kepada ibu jika ada tanda-tanda bahaya pada bayi

untuk segera memeriksakan bayi nya

Hasil : Ibu mengerti dan akan segera memeriksakan bayinya jika ada

keluhan pada bayi nya.

10. Kontrak waktu dengan ibu dan keluarga untuk ku jungan ulang bayi nya

usia 8-28 hari

Hasil : Ibu bersedia dan akan melakukan pemeriksaan bayi usia 8-28

hari.

3.4.4 Bayi Baru Lahir 15 Hari

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (BBL) FISIOLOGIS (KN 3)

PADA BAYI NY. M USIA 15 HARI DI PMB ENDANG JARWATI, S.KEB

114
PENGKAJIAN:

Tanggal : 17/7/2023

Jam : 15.30 WIB

Tempat pengkajian : PMB Endang Jarwati, S.Keb

Pengkaji : Kukun Pinarni

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Pasien

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Ayah

Nama : By. N Nama : Tn.A

Umur : 15 hari Umur : 33 Tahun

Tanggal lahir : 2/7/2023 Agama : Islam

Jam : 14.30 WIB Pendidikan : SMP

Anak ke : 2 Pekerjaan : Karyawan pabrik

Jenis kelamin : Perempuan Suku bangsa : Jawa

Alamat : Sidamulya 2/8 Alamat : Sidamulya 2/8

Langensari Kota Langensari Kota

Banjar Banjar

2. Alasan datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya

B. DATA OBYEKTIF

115
1. Keadaan Umum

a. Keadaan umum bayi : Baik

b. Warna kulit : Kemerahan

c. Berat badan : 3460 gram

d. Panjang badan : 46 cm

e. Tangis bayi : Menangis kuat

2. Pemeriksaan Fisik:

a. Pemeriksaan TTV :

1) Denyut Nadi : 100 kali / menit

2) Suhu /T : 36,50C

3) RR : 42 kali /menit

4) Berat Badan : 3600 gram

b. Pemeriksaan Antropometri

1) Lingkar Kepala : 33 cm

2) Lingkar dada : 34 cm

3) Lingkar Perut : 35 cm

c. Status present

Kepala : Simetris kiri dan kanan UUB belum menutup

Rambut : Hitam, tipis dan halus, tidak ada caput

succadeneum

Mata : SIMETRIS kiri dan kanan, pupil mata

bereaksi dengan baik, sclera putih dan tidak

ikhterus

116
Hidung : Simetris kiri dan kanan, bernafas tanpa

kesulitan, tidak ada cuping hidung, tampak

bersih dan tidak ada kelainan

Telinga : Simetris kiri dan kanan, terbentuk dengan

baik, struktur telinga lengkap, tidak ada

benjolan

Mulu : Bibir kemerahan-merahan, bibir tidak

sumbing, Refleks isap baik dan pallatum

terbentuk baik

Leher : Tidak ada pembesaran, pembengkakan, dan

peradangan

Dada dan perut : Simetris kiri dan kanan, gerakan dada sesuai

nafas bayi, tidak ada tonjolan pada dada bayi,

tonus otot bayi kurang baik, tali pusat masih

ada kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

Bahu dan lengan atas : Normal

Genitalia dan anus : Labia mayora sudah menutupi labia minora,

BAK sering, BAB 2-3 kali sehari

Ektremitas

1) Tangan : Pergerakan baik, jari tangan kiri dan kanan lengkap,

refleks menggengam baik

117
2) Kaki : Pergerakan aktif, Jari-jari kaki kiri dan kanan

lengkap, refleks babinsky dan refleks moro baik

C. ANALISA

By. Ny.M usia 15 hari neonatus cukup bulan fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal 17/7/2023 Jam 15.30 WIB

1. Memberitahukan hasil pemerksaan pada ibu dan keluarga

Hasil : Ibu dan keluarga mengerti hasil yang disampaikan

2. Memberikan apresiasi kepada ibu yang telah memberikan ASI nya saja dan

tetap menyarankan ibu untuk memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan.

Hasil : Ibu merasa senang dan akan memberikan ASI saja Sampai usia

6 bulan dan akan melanjutkan ASI sampai usia 2 tahun.

3. Menyarankan ibu untuk melakukan penimbangan dan pemeriksaan tumbuh

kembang bayi setiap bulan ke posyandu

Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukan pemeriksaan tumbuh

kembang bayi setiap bulan ke posyandu.

118
BAB IV

PEMBAHASAN

Masalah pembengkakan payudara pada ibu menyusui merupakan masalah

yang sering ditemui di masyarakat dan terkadang masyarakat terutama ibu nifas

menganggap bahwa sakit yang diraksakan pada daerah payudara tersebut

dianggap sebagai sakit biasa dan tidak perlu dikhawatirkan.

Pembengkakan payudara yang terjadi pada ibu nifas seperti ini terjadi

karena berbagai sebab, misalnya karena ibu menunda atau menolak menyusui

bayinya pada kondisi payudara sudah terasa penuh. Selain disebabkan oleh hal

tersebut dapat juga disebabkan karena faktor lainnya yang berhubungan dengan

kondisi payudara atau ASI yang dimiliki oleh ibu.

Pada pembengkakan payudara biasanya ditandai oleh beberapa tanda dan

gejala misalnya kulit menegang, mengilat, kemerahan, payudara terasa hangat,

nyeri tekan, keras, dan kadang dapat pula disertai demam. Payudara yang mulai

terasa kencang, bengkak, dan tidak nyaman terjadi ketika ASI mulai diproduksi.

Namun agar tidak mengalami kesulitan selama menyusui, perlu dilakukan

perawatan payudara setelah melahirkan dan menyusui bayi segera dan sesering

mungkin.

Pembengakakan pada payudara ibu menyusui merupakan sesuatu masalah

yang harus diatasi karena jika dibiarkan akan beresiko mengganggu kesehatan ibu

menyusui dan bahkan dapat pula berpengaruh terhadap bayi. Untuk mengatasi

permasalahan ini, bukan saja ibu menyusui yang memiliki peran tetapi juga
keluarga lain terutama keluarga dekat dengan ibu, diantaranya adalah suami.

Suami juga mempunyai peran penting dalam mengatasi terjadinya

pembengakakan payudara yang dialami oleh ibu menyusui.

Pada kasus Ny M yang mengalami pembengakakan payudara, Tn A sebagai

suami dari Ny M juga mempunyai peran penting dalam mengatasi

pembengakakan payudara yang dialami oleh Ny M. Peran Tn A sebagai suami ini

merupakan bagian dari peran gender dimana suami ikut berperan dalam kesehatan

reproduksi atau masalah kesehatan yang dialami oleh istrinya karena dalam

kondisi ini suami bertingkah laku untuk menjaga kondisi kesehatan anggota

keluarga dan menjaga perasaan istri agar merasa termotivasi untuk tetap menjaga

kesehatannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ritonga (2019) yang mengatakan

bahwa peran gender merupakan suatu set harapan yang menetapkan bagaimana

seharusnya seorang suami berfikir, bertingkah laku dan berperasaan.

Sehubungan dengan pembengkakan payudara pada Ny M maka Tn A

sebagai suami mempunyai peran penting karena Tn A berperan sebagai pengambil

keputusan termasuk cara yang dapat dilakukan oleh ibu untuk mengatasi

pembengkakan payudara sehingga Tn A diberikan penjelasan tentang cara

mengatasi pembengkakan payudara. Setelah diberikan penjelasan, Tn A dapat

memahami bahwa cara yang disarankan yaitu kompres daun kubis merupakan

cara pengobatan alternatif yang aman bagi ibu dan tidak beresiko. Kemudian

setelah diberikan penjelasan kepada Tn A, selanjutnya Tn A sebagai pengambil

keputusan dalam keluarga memberikan izin serta menyarankan Ny M untuk

melakukan kompres daun kubis untuk mengatasi pembengkakan payudara. Tn A

120
sendiri dalam keluarga merupakan pengambil keputusan utama bagi Ny M

maupun anak-anaknya terlebih karena Ny M tinggal serumah dengan mertua.

Namun walaupun tinggal serumah dengan mertua, Tn A tetap berperan sebagai

pengambil keputusan utama dalam keluarga.

Pembengkakan payudara menurut Jamaruddin et al (2022) adalah

pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-

kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada

puting susu. Pembengkakan payudara juga dapat diartikan sebagai peningkatan

aliran vena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk

laktasi. Hal ini bukan disebabkan overdistensi dari saluran laktasi sehingga

menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan (Cicilia

K et al., 2021).

Inovasi yang diberikan kepada Ny M untuk me ngatasi pembengkakan

payudara adalah dengan menggunakan daun kubis. Penggunaan daun kubis dalam

mengatasi pembengakakan payudara merupakan bagian dari pengobatan alternatif

non farmakologis. Penggunaan daun kubis dalam mengatasi pembengkakan

payudara adalah dengan cara dikompreskan pada payudara ibu yang mengalami

pembengakakan. Adapun tehnik yang digunakan dalam kompres payudara pada

Ny M adalah dengan cara melakukan kompres kubis pada kedua payudara ibu

selama 15-30 menit, tatacara kompres kubis yaitu: kubis di cuci dengan bersih

kemudian disimpan di freezer/ kulkas supaya dingin. Cara penggunaanya yaitu 1

lembar daun kubis yg sudah dingin di potong sesuai ukuran payudara ibu

121
kemudian ditempelkan ke area payudara dan dapat digunakan dengan memakai

Bra selama 15-30 menit.

Cara penggunaan daun kubis untuk mengatasi pembengakakan payudara ini

sesuai dengan pendapat Zuhana (2017) bahwa penggunaan daun kubis sebagai

penanganan dan pencegahan pembengkakan payudara sangat mudah yaitu daun

kubis didinginkan ke dalam frezzer. Daun kubis dingin tersebut ditempatkan di

dalam bra. Dilakukan dua kali sehari selama tiga hari. Berdasarkan bukti ilmiah

bahwa daun kubis dapat mengurangi pembengkakan payudara tanpa efek samping

dan dapat meningkatkan durasi pemberian ASI.

Setelah melakukan kompres dengan daun kubis selama beberapa hari, Ny M

mengatakan mengatakan pembengkakan berangsung berkurang dan pada saat

dilakukan kunjungan ulang di hari ke 15 masa nifas, Ny M mengatakan tidak

mengalami pembengakakan payudara seperti sebelumnya. Hal ini memperlihatkan

bahwa kompres daun kubis dapat mengatasi pembengkakan payudara. Hasil ini

juga menunjukkan kesamaan dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh

Napisah et al (2021) yang menemukakan bahwa kompres daun kubis efektif

dalam mengurangi pembengkakan payudara pasca melahirkan.

122
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan kepada Ny M

didapat simpulan sebagai berikut :

1. Pada kunjungan masa nifas hari ketiga ditemukan bahwa Ny M mengalami

pembengkakan payudara

2. Inovasi yang diberikan kepada Ny M untuk mengatasi pembengakakan

payudara adalah melakukan kompres daun kubis

3. Setelah beberapa hari Ny M melakukan kompres daun kubis pada

payudara ditemukan tidak adanya pembengkakan payudara

4. Kompres daun kubis dapat mengatasi pembengkakan pada payudara ibu

menyusui

5.2 Saran

Berbagai inovasi dapat diberikan bidan kepada ibu nifas sebagai

alternatif pengobatan non farmakologis termasuk didalamnya adalah inovasi

kompres daun kubis dalam mengatasi pembengkakan payudara. Bidan atau

tenaga kesehatan diharapkan dapat menyarankan atau memberikan inovasi

kompres daun kubis kepada ibu menyusui yang mengalami pembengakakan

payudara.
DAFTAR PUSTAKA

Andari, Y., Yuliasari, D., & Iqmy, L. O. (2021). Pemberian kompres daun kubis dingin
mengurangi pembengkakan payudara ibu post partum. Midwifery Journal, 1(4),
253–260.
Apriyani, T., & Zelharsandy, V. (2022). Edukasi Terapi Non Konvensional Dalam
Penggunaan Kompres Daun Kubis Untuk Mengatasi Bendungan Asi. Jurnal Peduli
Masyarakat, 4(September), 495–500.
Arofah, S. (2019). Perbedaan Nilai Apgar Score Bayi Berat Lahir Rendah Cukup Bulan
Dan Bayi Berat Lahir Rendah Tidak Cukup Bulan. Scientia Journal, 8(1), 40–47.
https://doi.org/10.35141/scj.v8i1.405
Aryani. (2021). Proses Lactasi Dan Teknik Pijat Oksitosin. Yayasan Malay Culture
Studies.
Bancin, D. R., Sitorus, F., Anita, S., Sari, U., & Indonesia, M. (2022). Hubungan
Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kejadian Tanda Bahaya Di Desa
Tanjung Morawa A Deli Serdang. Jurnal Delima Harapan, 9(1), 1–5.
Cicilia K, C., Windayanti, H., A, S. A., Rosta, W. E., Yuliani, E., G, C. S., S, A. N. I.,
Komala, D., & A, S. D. (2021). Literature Review : Teknik Komplementer pada
Penanganan Bendungan ASI. Jurnal Universitas Ngudi Waluyo, 226–232.
Farid, T. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan KEK di Puskesmas
Kelayan Timur Banjarmasih (Vol. 1, Issue 1).
Firdaus, R. (2022). The Effect of Early Breastfeeding Initiation on Newborn Body
Temperature Changes at RSUD . I . A Moeis Samarinda in 2022. Formosa Journal
of Science and Technology, 1(8), 1031–1042.
Hermanto, B., & Wahyuni, S. (2019). Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Petani Kubis (Brassica Oleraciae)Dataran
Tinggi Pada Kawasan Agropolitan Di Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera
Utara. Prosiding Seminar Nasional, 314–317.
Jalil, A., & Aminah. (2018). Gender Dalam Perspektif Budaya dan Bahasa. Jurnal Al-
Maiyyah, 11(2), 278–300.
Jamaruddin, R., Taherong, F., & Syatirah. (2022). Manajemen Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan Post Natal pada Ny”W” dengan Bendungan ASI Hari Ketiga Sampai
31 Hari Masa Nifas di Puskesmas Bara Baraya. Jurnal Midwifery, 4(2), 32–41.
https://doi.org/10.24252/jmw.v4i2.29549
Khaerunnisa, N., Saleha, H. S., & Inayah Sari, J. (2021). Manajemen Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas Dengan Bendungan Asi. Jurnal Midwifery, 3(1), 16–24.
https://doi.org/10.24252/jmw.v3i1.20992
Kirani, D., & Maita, L. (2022). Oedema Pada Kaki Ibu Hamil Trimester Tiga Dengan
Rendam Air Hangat Campur Kencur di BPM Hj. Murtinawita, SST Kota
Pekanbaru Tahun 2021. Jurnal Kebidanan Terkini, 1(2), 75–80.
Lim, A. R., Song, J. A., Hur, M. H., Lee, M. K., & Lee, M. S. (2015). Cabbage
compression early breast care on breast engorgement in primiparous women after
cesarean birth: A controlled clinical trial. International Journal of Clinical and
Experimental Medicine, 8(11), 21335–21342.
Maduwu. (2018). Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Mastitis di Praktek Bidan
Mandiri Romauli Medan Marelan Tahun 2021 [Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Santa Elisabeth Medan]. In Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan
(Vol. 3, Issue 1). https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-
a7e576e1b6bf
Mallapiang, F., Azriful, A., & Jusriani, R. (2020). Peran Gender Dalam Pengambilan
Keputusan Pemilihan Metode Kontrasepsi Di Puskesmas Pattallassang Kabupaten
Gowa Tahun 2016. Jurnal Sipakalebbi, 4(1), 289–305.
https://doi.org/10.24252/jsipakallebbi.v4i1.14599
Mardiana, E., Musa, M., & Lestari, M. (2022). Metode Hypnosis Dalam Mengatasi
Perubahan Psikologis Selama Masa Kehamilan : Studi Literatur. Jurnal JKFT:
Universitas Muhamadiyah Tangerang, 7(1).
Napisah, P., Widiasih, R., Maryati, I., Hermayanti, Y., & Natasya, W. (2021). The
Effectiveness of Cabbage Leaf Compress and the Education of Lactation
Management in Reducing Breast Engorgement in Postpartum. Journal of Medical
Science, 9(10), 106–110.
Nihayah. (2022). Pengaruh Pemberian Jus Kubis Merah (Brassica Oleracea Varietas
Capita Rubra) Terhadap Kadar Malondialdehyde. Universitas Islam Sultan
Agung.
Nurasiah, A., Rukmawati, A., & Badriah, D. L. (2014). Asuhan persalinan normal bagi
bidan (Gunarsa, A). PT Refika Aditama.
Octaviani Chairunnisa, R., & Widya Juliarti. (2022). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru
Lahir Normal di PMB Hasna Dewi Pekanbaru Tahun 2021. Jurnal Kebidanan
Terkini (Current Midwifery Journal), 2(1), 23–28.
https://doi.org/10.25311/jkt/vol2.iss1.559
Pratiwi. (2015). Gambaran Penyebab Terjadinya Pembengkakan Payudara Pada Ibu
Menyusui Di Polindes Desa Meddelen Kecamatan Lenteng. Jurnal Kesehatan
Wiraraja Medika, 3(1), 13–18.
Putrianti, B. (2022). Tingkat Pengetahuan Dengan Persepsi Tentang Kompres Daun
Kubis Untuk Mengurangi Bengkak Payudara Pada Ibu Menyusui. Jurnal
Kesehatan Karya Husada, 10(2), 93–102.
Rahayu. (2019). Analisis Kasus Asfiksia Pada Kematian Neonatal Di RSUD Tugurejo
Semarang. Jurnal Kebidanan Indonesia, 10(1), 56–73.
Rani. (2019). Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny K.T di Puskesmas Kotabaru
Kabupaten Ende Periode Tanggal 21 April S/D 6 Juli 2019. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang.
Ritonga. (2019). Tinjauan Laki-Laki Feminin Perspektif Regulasi Penyiaran Indonesia
Dan Sosial Budaya Dalam Moderasi Islam. Hikmah, 1(1).
Septiani, R., & Sumiyati. (2022). Efektivitas Perawatan Payudara (Breast Care)
Terhadap Pembengkakan Payudara (Breast Engorgement) Pada Ibu Menyusui.
Midwifery Journal, 2(2).

125
Soeseno. (2019). Hubungan suami perokok terhadap bayi berat lahir rendah pada
neonatus di ruang Perinatologi RSUD Wangaya kota Denpasar. Intisari Sains
Medis, 10(1), 139–143. https://doi.org/10.1556/ism.v10i1.399
Sulfianti. (2020). Buku Pegangan Mahasiswa Kebidanan Asuhan kebidanan pada
persalinan. In Buku.
Trimegasiwi, A., Geraldine, D., Ratnaningrum, K., & Kurniati, I. D. (2022). Identifikasi
Telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada Salad Sayur I. Proseding Seminar
Korupsi, 5(1), 1–8.
Wahyuni, D., Afriyani, L., Selvia, Putri, A., Selviani, & Rahayu, A. (2022). Literature
Review Hubungan Perawatan Payudara terhadap Bendungan ASI. Prosiding
Seminar Nasional Dan Call For Paper Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 406–410.
www.tribunnews.com,
Yulistiani. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami pada Ibu Hamil
Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Wates
Lampung Tengah Tahun 2015. Jurnal Kebidanan. JKM (Jurnal Kebidanan
Malahayati), 1(2), 81–90.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/550/484
Zuhana, N. (2017). Perbedaan Efektifitas Daun Kubis Dingin (Brassica Oleracea Var.
Capitata) Dengan Perawatan Payudara Dalam Mengurangi Pembengkakan
Payudara (Breast Engorgement) Di Kabupaten Pekalongan. Jurnal Ilmiah Bidan,
2(2), 51–56.

126
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI
1. Pelaksanaan ANC

127
128
2. Pelaksanaan INC

129
3. Pelaksanaan PNC

130
LAMPIRAN 2
PARTOGRAF

131
132
LAMPIRAN 3

INFORMED CONCENT

SURAT PERSETUJUAN KLIEN

(Informed Concent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Ibu : Ny M

Nama Suami : Tn. A

Pendidikan Terakhir : SMP

Alamat : Sidamulya 2/8 Kecamatan Langensari Kota Banjar

Bersedia menjadi klien Asuhan Kebidanan Komprehensif (Asuhan Kehamilan,


Persalinan, Nifas, dan BBL) telah diberikan penjelasan dan menyetujui sebagai klien
atas nama mahasiswa :

NAMA : Kunkun Pinarni

NIM : JBX0220018

INSTITUSI : Program Studi Profesi Bidan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Demikian surat pernyataan ini saya buat sesungguhnya.

Kuningan, September 2023

Pembuat Persetujuan

(Ny M)

133
LAMPIRAN 4

INFORMED CONCENT BIDAN

SURAT PERSETUJUAN BIDAN

(Informed Concent Bidan)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Ibu : Ermila, Amd.Keb.

Pendidikan Terakhir : D III Kebidanan

Alamat : Kecamatan Langensari Kota Banjar

Bersedia menjadi Bidan (pembimbing lahan) Asuhan Kebidanan Komprehensif (Asuhan


Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan BBL) atas mahasiswa :

NAMA : Kukun Pinarni

NIM : JBX0220018

INSTITUSI : Program Studi Profesi Bidan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Demikian surat pernyataan ini saya buat sesungguhnya.

Kuningan, September 2023

Pembimbing Lahan,

Ermila, Amd.Keb.
NIP. 198010022006042017

134
Lampiran 5
LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : KUKUN PINARNI

NIM : JBX0220018

RUANGAN : TERATAI II

LAHAN PRAKTEK : RSUD KOTA BANJAR

STASE : KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

NO HARI/TANGGAL NAMA MASUKAN TTD


PEMBIMBING PEMBIMBING

135
LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : KUKUN PINARNI

NIM : JBX0220018

RUANGAN : TERATAI II

LAHAN PRAKTEK : RSUD KOTA BANJAR

STASE : KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

NO HARI/TANGGAL NAMA MASUKAN TTD


PEMBIMBING PEMBIMBING

136
Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Kukun Pinarni


Tempat/Tanggal lahir : Ciamis, 7 Juni 1986
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Status : Menikah
Alamat : Dusun Sinargalih RT 04 RW 02 Desa
Langensari Kecamatan Langensari Kota
Banjar
Pendidikan
Tahun 1992-1998 : SDN 05 Padaringan
Tahun 1998-2001 : SMPN 3 Lakbok
Tahun 2001-2004 : SMUN 1 Ciamis
Tahun 2004-2007 : POLTEKKES Tasikmalaya
Tahun 2021-2022 : S-1 Kebidanan STIKes Kuningan
Tahun 2023 s/d sekarang : Profesi Bidan STIKes Kuningan

Pengalaman Bekerja
Tahun 2007-2008 : RB Anggrek
Tahun 2008-2019 : BLUD UPTD Puskesmas Langensari 2
Tahun 2020 s/d Sekarang : UPTD RSUD Asih Husada Langensari

137

Anda mungkin juga menyukai