Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI DUSUN 1, DESA

WATUNOHU, KECAMATAN WATUNOHU, KABUPATEN


KOLAKA UTARA, TAHUN 2020

OLEH:

HARDIANTI

(BP.19.02.05.020)

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN

UNIVERSITAS STIKES MEGA BUANA PALOPO


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kebidanan Komunitas di Dusun 1, Desa Watunohu,


Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi selatan.,
Provinsi Sulawesi Selatan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komunitas di Dusun
1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Tahun
2020.”

HARDIANTI
BP. 19.02.05.020

Telah Disahkan
Pada Tanggal : November 2020

Menyetujui :

Pembimbing Institusi 1 Pembimbing Institusi 2

Wahyuni Arif, S.ST.,M.Kes Emmasitah, S.ST.,M.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karuniaNya,sehingga penulis dapat penyusunan laporan
komunitas di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten
Kolaka Utara. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Stase VIII
Komunitas.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Rahim Munir, SP., MM selaku Pembina Yayasan Pendidikan
Universitas Mega Buana Palopo.
2. Ibu Dr. Nilawati Uly, S.Si, Apt., M.Kes selaku Rektor Universitas Mega
Buana Palopo.
3. Bidan Tiwi, Amd, Keb selaku Bidan Desa Parekaju
4. Ibu Andi Fatimah Jamir, S.SiT., SKM, M.kes selaku Ketua Program Studi
Kebidanan
5. Ibu Wahyuni Arif, S.ST., M.Kes selaku pembimbing 1 institusi Program
Profesi Bidan Universitas Mega Buana Palopo
6. Ibu Emmasitah, S.ST.,M.Keb selaku pembimbing 2 institusi Program Profesi
Bidan Universitas Mega Buana Palopo
7. Bapak Karin selaku Kepala Desa Parekaju
8. Ibu Sulfikar, S.Kom selaku Sekretaris Desa Watunohu
9. Bapak Baso Ahkam Kepala Dusun 1

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangan oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.

Watunohu, November 2020

Penulis
2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x

BAB I GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN


KOMUNITAS ................................................................................................ 1
A. Keadaan Geografis dan Demografis..................................................... 1
B. Status Kesehatan dan Sosial Budaya ................................................... 2
C. Sarana Fasilitas Kesehatan................................................................... 5
BAB II IDENTIFIKASI, INVENTARISASI DAN ANALISA MASALAH
KEBIDANAN KOMUNITAS........................................................................ 6
A. Hasil Pendataan.................................................................................... 6
B. Identifikasi dan Analisis Masalah......................................................... 10
C. Penetapan Masalah dan Prioritas Masalah........................................... 10
D. Analisis Penyebab Akar Masalah......................................................... 13
BAB III PERENCANAAN KEGIATAN (POA).......................................... 15
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN...................................................... 16
A. Peyuluhan ASI Ekskusif....................................................................... 16
B. Penyuluhan Tumbuh Kembang Balita.................................................. 16
C. Penyuluhan Hipertensi ......................................................................... 17
BAB V EVALUASI......................................................................................... 18
A. Penyuluhan ASI Eksklusif.................................................................... 18
B. Penyuluhan Tumbuh Kembang Bayi.................................................... 18
C. Penyuluhan Hipertensi.......................................................................... 19
3

BAB VI DUKUNGAN DAN HAMBATAN.................................................. 20


A. Dukungan.............................................................................................. 20
B. Hambata ............................................................................................... 20
BAB VII PENUTUP....................................................................................... 21
A. Kesimpulan........................................................................................... 21
B. Saran..................................................................................................... 21
4

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Diagram Fishbone ASI Eksklusif 10


2.2 Diagram Fishbone Tumbuh Kembang Balita 11
2.3 Diagram Fishbone Hipertensi 12

DAFTAR TABEL
5

Tabel Judul Halaman

1.1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis 2

Kelamin dan Umur Di Dusun 1, Desa Watunohu,

Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara,

Tahun2020.…………………………………………...
1.2 Proporsi Penyakit pada Balita di Dusun 1, Desa 2

Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2020 …….............................


1.3 Proporsi Penyakit pada Anak Pra Sekolah di Dusun 3

1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu,

Kabupaten Kolaka Utara, Tahun2020………….……


1.4 Proporsi Penyakit pada Remaja di Dusun 1, Desa 3

Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2020…………………………


1.5 Proporsi Penyakit pada Dewasa Dusun 1, Desa 4

Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2020………………………...


1.6 Proporsi Penyakit pada Lansia di Dusun 1, Desa 4

Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2020…………………………..


1.7 Angka kematian di Dusun 1, Desa Watunohu, 5

Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara,

Tahun 2020…………………………………………...
2.1 Distribusi Jumlah 3 Keluarga Berdasarkan Jenis 6

Kelamin dan Umur Dusun 1, Desa Watunohu,

Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara,


6

Tahun 2020…………………………………………...
2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Masalah pada 7

bayi Dalam 3 Keluarga Dusun 1, Desa Watunohu,

Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara,

Tahun 2020…………………………………………..
2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masalah pada 7

Balita di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan

Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020….


2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masalah pada 8

Dewasa dalam 3 keluarga di Dusun 1, Desa

Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2020……………………….

………………………..
2.5 Distribusi Responden Akses Sarana Air Bersih 9

dalam 3 keluarga di Dusun 1, Desa Watunohu,

Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara,

Tahun 2020…………………………………………..

2.6 Distribusi Frekuensi Responden Kepemilikan 9

Jamban Sehat dalam 3 keluarga di Dusun 1, Desa

Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2020…..………………………


3.1 Planning Of Action (POA) Kegiatan Asuhan 16

Komunitas dalam 3 keluarga di Dusun 1, Desa

Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka Utara, Tahun 2020. …………………………


7

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SAP ASI Eksklsif

Lampiran 2 SAP Tumbuh Kembang Balita

Lampiran 3 SAP Hipertensi

Lampiran 4 Dokumentasi
8

BAB I
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK ASUHAN
KEBIDANAN KOMUNITAS

A. Keadaan Geografis dan Demografis


1. Keadaan Geografis

Desa Watunohu merupakan desa yang terletak di kecamatan

Watunohu. Dimana Desa Watunohu terdiri dari 3 dusun yaitu : dusun

rewang, dusun kariako, dusun sompu dan dusun kacanning. Sebagian


9

besar wilayah desa Watunohu terdiri dari kebun coklat,kebun papaya, dan

kebun kelapa hal ini dikarenakan mayoritas penduduk desa Watunohu

bekerja sebagai petani.

Adapun batas-batas desa buntu karya meliputi:

1. Batas utara : Berbatasan dengan Desa Sarona.

2. Batas selatan : Berbatasan dengan Desa Posio.

3. Batas timur : Berbatasan dengan Desa Lahabaru.

4. Batas barat : Berbatasan dengan Nyule.

Luas keseluruhan Dusun 1 yaitu 2,3 km² dalam berbagai fungsi,

yaitu tanah kering, tanah fasilitas umum dan tanah perkebunan.

2. Keadaan Demografis

Jumlah penduduk di Dusun 1 pada tahun 2020 sebanyak 157 orang

berjenis kelamin laki-laki dan 244 orang berjenis kelamin perempuan. Jadi

total penduduknya adalah 401 orang. Serta dengan 101 orang menjadi

kepala keluarga (KK). Untuk mengetahui lebih jelas rincian distribusi

jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan umur di Dusun 1

dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur
Di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu,
Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020.
Jenis Kelamin
No. Kelompok Umur Jumlah
L P
1. 0 – 11 bulan 6 7 13
2. 1 – 4 tahun 10 20 30
3. 5 – 6 tahun 20 19 39
4. 7 – 14 tahun 18 35 53
5. 15 – 49 tahun 85 155 180
6. 50 – 60 tahun 16 5 21
10

7. 60 tahun keatas 2 3 5
TOTAL 157 244 341
Sumber : Data Desa Watunohu, 2020

B. Status Kesehatan dan Sosial Budaya


1. Status Kesehatan

a. Kesakitan

a. Bayi : -

b. Balita

Tabel 1.2
Proporsi Penyakit pada Balita di Dusun 1, Desa Watunohu,
Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020.

No Proposi Penyakit Jumlah


1. Demam 2
2. Batuk dan Flu 3
3. Diare 1
TOTAL 6
Sumber : Data Status Kesehatan Desa Watunohu, 2020

c. Anak Pra Sekolah

Tabel 1.3
Proporsi Penyakit pada Anak Pra Sekolah di Dusun 1, Desa
Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka
Utara, Tahun 2020.
No Proposi Penyakit Jumlah
1. Demam 4
2. Batuk dan Flu 4
3. Diare 1
4. Dermatitis 1
TOTAL 10
Sumber : Data Status Kesehatan Desa Watunohu, 2020

d. Remaja
Tabel 1.4
Proporsi Penyakit pada Remaja di Dusun 1, Desa Watunohu,
Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara,
Tahun 2020.
No Proposi Penyakit Jumlah
1. Demam 7
11

2. Batuk dan Flu 3


3. Diare 2
4. Obesitas 5
5. Gangguan Pernapasan 4
6. Gastritis 10
TOTAL 31
Sumber : Data Status Kesehatan Desa Watunohu, 2020

e. Dewasa

Tabel 1.5
Proporsi Penyakit pada Dewasa di Dusun 1, Desa Watunohu,
Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara,
Tahun 2020.
No Proposi Penyakit Jumlah
1. Demam 1
2. Batuk dan Flu 2
3. Diare 1
4. Obesitas 2
5. Gangguan Pernapasan 5
6. Gastritis 1
7. Hipertensi 18
TOTAL 30
Sumber : Data Status Kesehatan Desa Watunohu, 2020

f. Lansia

Tabel 1.6
Proporsi Penyakit pada Lansia di Dusun 1, Desa Watunohu,
Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara,
Tahun 2020.
No Proposi Penyakit Jumlah
1. Batuk dan Flu 3
2. Obesitas 1
3. Gangguan Pernapasan 5
4. Gastritis 1
5. Kolestrol 3
6. Asam Urat 2
12

7. Jantung 1
8. Hipertensi 3
TOTAL 19
Sumber : Data Status Kesehatan Desa Watunohu, 2020

b. Kematian (selama tahun 2020)

Tabel 1.7
Angka kematian di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan
Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020.

NO Kematian Jumlah
1. Bayi -
2. Balita -
3. Remaja 2
4. Dewasa 5
5. Lansia 3
Sumber : Data Status Kesehatan Desa Watunohu, 2020

2. Sosial Budaya

Masyarakat di Dusun Dusun 1, Desa Watunohu ini merupakan

masyarakat yang heterogen yang memiliki sikap gotong royong yang

sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan setiap kegiatan masyarakat selalu

ramai dan rasa saling membantu satu sama lain sangat tinggi. Dimana

masyarakat Dusun Dusun 1, Desa Watunohu rata-rata bekerja sebagai

Petani dan suku masyarakat adalah suku bugis bisa dilihat dari

banyaknya masyarakat suku bugis di tiga dusun dan satu dusun

masyarakat suku bugis.

D. Sarana Fasilitas Kesehatan

Sarana fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Watunohu yaitu 1

Puskesmas, 1 Pustu dan 1 Posyandu yang terdapat di Dusun 2 sebagai


13

pertengahan dari Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka Utara.
BAB II
IDENTIFIKASI, INVENTARISASI DAN ANALISA MASALAH
KEBIDANAN KOMUNITAS

A. Hasil Pendataan
Hasil pendataan dilakukan dengan melakukan pendataan di 3 keluarga
dengan jumlah 18 orang secara keseluruhan untuk mendapat masalah KIA
dalam di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten
Kolaka Utara, Tahun 2020.
Tabel 2.1
Distribusi Jumlah 3 Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Di
di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu,
Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020.

Jenis Kelamin
No. Kelompok Umur Jumlah
L P
1. 0 – 11 bulan 2 2 4
2. 1 – 4 tahun 1 1 2
3. 5 – 6 tahun - 1 1
4. 7 – 14 tahun - - -
5. 15 – 49 tahun 6 3 9
6. 50 – 60 tahun 1 1 2
7. 60 tahun keatas - - -
TOTAL 10 8 18
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2020

1. Masalah pada Bayi

Tabel 2.2
Distribusi Responden Berdasarkan Masalah pada Bayi di Dusun
1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

6
7

Kolaka Utara, Tahun 2020.

Persentase
No Masalah Pada Bayi Jumlah
(%)
1 ASI Eksklusif 1 25.0%
2 Tidak ASI Eksklusif 3 75.0%
Total 4 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2.2 distribusi responden tentang masalah pada

bayi dalam 3 keluarga di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan

Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020 diketahui responden

yang memberikan ASI Eksklusif (40%) orang, responden yang yang

Tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 (40%) orang ,dan

responden yang menderita penyakit lainnya sebanyak 1 (20%) sehingga

ini bisa membuktikan bahwa masih banyak bayi tidak diberikan asi

eksklusif dan adapun total responden adalah 4 orang dengan persentase

100%.

2. Masalah pada tumbuh kembang balita


Tabel 2.3
Distribusi Responden Berdasarkan Masalah pada Balita di Dusun 1,
Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten
Kolaka Utara, Tahun 2020.

Masalah Pada
No Jumlah Persentase (%)
Balita
1 Baik - -
2 Tidak Baik 2 100
Total 2 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2.3 distribusi responden tentang masalah pada

tumbuh kembang balita dalam 3 keluarga Dusun 1, Desa Watunohu,


8

Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, diketahui responden

yang mengalami sebanyak 2 (100%) orang sehingga ini bisa

membuktikan bahwa masih banyak yang masalah pada tumbuh kembang

balita dan adapun total responden adalah 2 orang dengan persentase

100%.

3. Masalah pada dewasa


Tabel 2.4
Distribusi Responden Berdasarkan Masalah pada Dewasa di
Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten
Kolaka Utara, Tahun 2020.

Masalah Pada
No Jumlah Persentase (%)
Dewasa
1 Jantung - -
2 Hipertensi 2 100
3 DM - -
4 Asma - -
Total 2 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2.4 distribusi responden tentang masalah pada

lansia dalam 3 keluarga Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu,

Kabupaten Kolaka Utara, diketahui responden yang menderita hipertensi

sebanyak 2 (100%) orang sehingga ini bisa membuktikan bahwa masih

banyak lansia yang menderita hipertensi dan adapun total responden

adalah 2 orang dengan persentase 100%.

4. Akses Sarana Air Bersih

Tabel 2.5
Distribusi Responden Akses Sarana Air Bersih dalam 3 keluarga
9

di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu,


Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020.

Persentase
No Air Bersih Jumlah
(%)
1 Sumur Gali 2 66,7
2 PAM 1 33,3
3 Air Kali 0 0
Total 3 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2.5, distribusi kepemilikan akses sarana air

bersih Sumur Gali sebanyak 2 KK (66,7%), dan kepemilikan sarana

air bersih PAM sebanyak 1 KK (33,3%), sehingga total responden

adalah 3 KK dengan persentase 100%.

5. Kepemilikan Jamban Sehat

Tabel 2.6
Distribusi Frekuensi Responden Kepemilikan Jamban Sehat
dalam 3 keluarga di Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan
Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020.

Persentase
No Jamban Jumlah
(%)
1 Ya 3 100
2 Tidak - 0
Total 3 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2.6, distribusi kepemilikan jamban sehat

sebanyak 3 KK (93,4%), sehingga total responden adalah 3 KK

dengan persentase 100%.

B. Inventarisasi dan Analisa Masalah


10

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan dari 3 KK, ditemukan bahwa

3 masalah yang terjadu yaitu ASI eksklusif, tumbuh kembang balita, dan

hipertensi.

Kurangnya pengetahuan mengenai ASI eksklusif, pada tumbuh kembang

balita, dan hipertensi. ini pun yang menjadi salah satu penyebab muncul

penyakit ini. Dalam pendataan di dapatkan bahwa belum ada penyuluhan

mengenai kasus-kasus tersebut.

C. Penetapan Masalah dan Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil survey mawas diri (SMD) yang dilakukan pada 3 KK,

maka dilakukan kegiatan penetapan masalah dan penentuan prioritas masalah

terkait permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat.

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang dilakukan

dalam 3 keluarga di di Dusun 1, Desa Watunohu, ditemukan beberapa

permasalahan kesehatan yang terjadi di kalangan masyarakat dalam

mencari permasalahan menggunakan diagram fishbone :

a. Diagram Fishbone ASI eksklusif

Gambar 2.1 Diagram Fishbone ASI kslusif


11

Berdasarkan diagram sebab akibat diatas tentang pengetahuan

tentang ASI Ekslusif ditemukan beberapa akar masalah rendahnya

pengetahuan tentang ASI Ekslusif yang pertama dilihat dari metodenya

penyuluhan belum maksimal dan belum ada program khusus untuk

membina ibu menyusui, informasi dari penyuluhan tidak tersampaikan

secara optimal ke para ibu yang akan menyusui bayinya secara benar ,

sedangkan dilihat dari manusia itu sendiri yaitu pelaksana kurang

menyampaikan tentang ASI Ekslusif sehingga sasaran kurang paham,

informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan belum diterima

baik oleh calon ibu yang akan menyusui.

b. Diagram Fishbone , tumbuh kembang balita


Metode

Kurangnya
Lingkugan
Penyuluan
Peran Orang Tua

TUMBANG
BALITA
Perilaku

Manusia

Gambar 2.2 Diagram Fishbone tumbang balita

Masalah Tumbuh kembang Balita, adapun yang menjadi akar

permasalahan yang pertama adalah metode, kurangnya kegiatan

penyuluhan Tumbuh kembang Balita dan yang kedua SDM, yaitu

kurangnya pengetahuan mengenai Tumbuh kembang Balita.


12

c. Diagram Fishnone Hipertensi

Diagram 2.3 Diagram Fishbone Hipertensi


Masalah yang pertama adalah SDM, kurangnya olahraga,

kurangnya pengetahuan tentang menjaga kesehatan, kondisi psikis,

kurangnya follow up pada riwayat hipertensi dan kurangnya

penyuluhan tentang hipertensi dan sering marah. Yang kedua adalah

material, memilih membeli obat yang di jual bebas, Yang terakhir

adalah Metode, yaitu kurangnya penyuluhan mengenai hipertensi.

2. Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) maka prioritas masalah

yang disepakati adalah sebagai berikut:

a. Asi Eksklusif

b. Tumbuh Kembang Balita

c. Hipertensi.

G
N U S
Masalah (Growth Total Prioritas
O (Urgency) (Seriousness)
)

ASI
1 eksklusif 4 4 5 13 I
13

Tumbang II
2 4 4 4 12
Balita

2 Hipertensi 4 3 3 10 III

Ket :

a. Sangat tidak penting = 1

b. Tidak penting = 2

c. Netral = 3

d. Penting = 4

e. Sangat penting = 5

Dari hasil prioritas masalah dalam 3 keluarga di di Dusun 1, Desa

Watunohu, Kecamatan Watunohu, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

prioritas tertinggi adalah masalah asi eksklusif , kemudian yang menjadi

prioritas kedua dan ketiga adalah tumbuh kembang balita dan Hipertensi.

D. Analisa Penyebab Akar Masalah


1. ASI Ekslusif pada bayi
Masalah Berdasarkan sebab akibat diatas tentang pengetahuan

tentang ASI Ekslusif ditemukan beberapa akar masalah rendahnya

pengetahuan tentang ASI Ekslusif yang pertama dilihat dari metodenya

penyuluhan belum maksimal dan belum ada program khusus untuk

membina ibu menyusui, informasi dari penyuluhan tidak tersampaikan

secara optimal ke para ibu yang akan menyusui bayinya secara benar ,

sedangkan dilihat dari manusia itu sendiri yaitu pelaksana kurang


14

menyampaikan tentang ASI Ekslusif sehingga sasaran kurang paham,

informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan belum diterima baik

oleh calon ibu yang akan menyusui.

2. Tumbuh kembang pada balita

Masalah Tumbuh kembang pada balita, adapun yang menjadi akar

permasalahan yang pertama adalah metode, kurangnya kegiata

penyuluhan mengenai Tumbuh kembang pada balita dan yang kedua

SDM, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai Tumbuh kembang pada

balita Yang sesuai dengan diagram Fishbone yang telah di tampilkan

sebelumnya.

3. Hipertensi

Masalah yang pertama adalah SDM, mengonsumsi makanan

bergaram, kurangnya pengetahuan tentang menjaga kesehatan, kondisi

psikis, kurangnya follow up pada riwayat hipertensi dan kurangnya

penyuluhan tentang hipertensi dan sering marah. Yang kedua adalah

material, memilih membeli obat yang di jual bebas, Yang terakhir adalah

Metode, yaitu kurangnya penyuluhan mengenai hipertensi. Yang sesuai

dengan diagram Fishbone yang telah di tampilkan sebelumnya.


15
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN (POA)

Tabel 3.1
Planning Of Action (POA) Kegiatan Asuhan Komunitas dalam 3 keluarga di Dusun 1, Desa Watunohu,
Kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka Utara, Tahun 2020.

Target Capaian Pelaksanaan


Masalah Kegiatan
Tujuan Biaya Waktu Sasaran Tujuan Biaya Waktu Sasaran
Untuk Ny. D Ny. D Untuk Ny. D
16 yang 17 yang
meningkatkan meningkatkan Mahasiswa
Asi Gratis Novem memiliki Novem memiliki
eksklusif
Penyuluhan Pengetahuan ber Balita bayi
Pengetahuan Gratis
ber bayi 4
tentang ASI 2020 4 bulan tentang ASI 2020 bulan
Eksklusif Eksklusif
Untuk memberi
pengetahuan 17 Ny. H mampu 17 Ny. H
Tumbuh
Penyuluhan mengenai Novem mengenali anemia Novem memiliki Mahasiswa
kembang Gratis Ny. H Gratis
Tumbuh ber Tumbuh kembang ber Balita 3
pada balita
kembang pada 2020 pada balita 2020 Tahun
balita
Untuk memberi
18 18
pengetahuan Ny. N mampu
Novem Novem Mahasiswa
Hipertensi Penyuluhan tentang bahaa Gratis Ny. N memahami tentang Gratis Ny. N
ber ber
penyakit penyakit hipertensi
2020 2020
hipertensi

15
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Penyuluhan ASI Eksklusif


Persiapan dalam melakukan penyuluhan yaitu dengan mempersiapkan

bahan-bahan untuk melakukan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif yang

terjadi pada balita. Penyuluhan kegiatan ini dilaksanakan di rumah warga di

Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu,.. Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 16 November 2020 dengan tetap mematuhi

protokol kesehatan dalam masa pandemic Corona.

Adapun tujuan dalam melakukan penyuluhan ini agar meningkatkan

pemahan warga mengenai ASI Eksklusif pada masyarakat akan pentingnya

ASI Eksklusif untuk bayi 0-6 bulan.

B. Penyuluhan Tumbuh Kembang ada Balita


Persiapan dalam melakukan penyuluhan yaitu dengan mempersiapkan

bahan-bahan untuk melakukan penyuluhan mengenai Tumbuh Kembang ada

Balita. Penyuluhan kegiatan ini dilaksanakan di rumah warga Dusun 1, Desa

Watunohu, Kecamatan Watunohu. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17

November 2020 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam masa

pandemic Corona.

Adapun tujuan dalam melakukan penyuluhan ini agar meningkatkan

pengetahuan mengenai Tumbuh Kembang yang sering terjadi pada Balita.

16
17

C. Penyuluhan Hipertensi

Persiapan dalam melakukan penyuluhan yaitu dengan mempersiapkan alat

tensi dan bahan penyuluhan berupa penjelasan menganai hipertensi.

Penyuluhan kegiatan ini dilaksanakan di rumah warga di , Desa Watunohu,

Kecamatan Watunohu.. Pada tanggal 18 November 2020 dengan tetap

mematuhi protokol kesehatan dalam masa pandemic Corona.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan

pemahaman kepada masyarakat mengenai hipertensi, dan untuk mengetahui

tekanan darah tiap masyarakat.


BAB V
EVALUASI

A. Penyuluhan ASI Eksklusif

1. Evaluasi struktur

a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny. D salah

satu warga , Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu.

b. Ny. D dapat menaati protokol kesehatan dalam masa pandemi

2. Evaluasi proses

a. Ny. D antusias terhadap materi penyuluhan

b. Ny. D mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai

c. Ny. D mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar

3. Evaluasi Hasil

Setelah penyuluhan diharapkan Ny. D dapat mengerti dan memahami

penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.

B. Penyuluhan Tumbuh Kembang Balita

1. Evaluasi struktur

a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny. R salah

satu warga Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu.

b. Ny. H dapat menaati protokol kesehatan dalam masa pandemi

2. Evaluasi proses

a. Ny. H antusias terhadap materi penyuluhan

b. Ny. H mengikuti jalnnya penyuluhan sampai selesai

18
19

c. Ny. H dapat mengerti tentang anemia yang sering didapatkan pada

remaja

d. Nn. y mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar

3. Evaluasi Hasil

a. Setelah penyuluhan diharapkan Ny. H dapat mengerti dan

memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan

khusus.

C. Penyuluhan Hipertensi

1. Evaluasi struktur

a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny. N salah

satu warga Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu.

b. Ny. N dapat menaati protokol kesehatan dalam masa pandemi

2. Evaluasi proses

a. Ny. N antusias terhadap materi penyuluhan

b. Ny. N mengikuti jalnnya penyuluhan sampai selesai

c. Ny. N dapat mengerti tentang perawatan dan pencegahan

hipertensi

d. Ny.N mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar

3. Evaluasi Hasil

a. Setelah penyuluhan diharapkan Ny. N dapat mengerti dan

memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan

khusus.
BAB VI
DUKUNGAN DAN HAMBATAN
A. Dukungan

Warga setemat sangat antusias dan menerima kedatangan kami dalam

rangka penyuluhan dan umpan balik yang diberikan dan juga responden dapat

merangkum memahami materi penyuluhan dengan baik.

B. Hambatan

Saat pelaksanaan penyuluhan, penyuluh mengalami kesulitan dalam

menentukkan tempat yang dilakukan untuk melakukan penyuluhan

disebabkan oleh responden yang sibuk dalam hal pekerjaan. Sehingga waktu

penyuluhan terlambat. Dan juga dikondisikan dengan keadaan di masa

pandemic Covid-19.

20
19

BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pendataan dan penyuluhan yang dilakukan pada 3 KK maka

dapat di tarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan sikap masyarakat saat

dilakukan wawncara dan proses penyuluhan

2. Dari hasil observasi yang mahasiswa lakukan ada masalah yang

berhubungan dengan KIA, yaitu ASI Eksklusif, Tumbuh kembang balita

dan Hipertensi.

3. Tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah memberikan penyuluhan

tentang masalah kesehatan dan mengantisipasi yang mungkin terjadi di

masyarakat.

B. Saran

1. Kepala Desa Watunohu

Agar dapat mengarahkan warganya untuk menjalankan perilaku

hidup bersih dan sehat.

2. Bidan Desa dan Kader posyandu (promotor)

Agar dapat menerapkan pengetahuan atau ilmu yang telah

didapatkan sehingga mampu menjadi contoh dimasyarakat dalam rangka

pembangunan kesehatan.
20

3. Masyarakat Dusun 1, Desa Watunohu, Kecamatan Watunohu, Kabupaten

Kolaka

Masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mengembangkan

kesehatan lingkungannya dan lebih meningkatkan kesadaran masyarakat

mengenai pentingnya kesehatan.


21

LAMPIRAN
22

Lampiran 1 SAP Asi Ekslusif

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Asi Ekslusif


2. Sasaran:
a. Sasaran program : ibu usia subur di dusun cokrokonteng.
b. Sasaran penyuluh: ibu hamil dan ibu menyusui di Dusun
Cokrokonteng.
3. Tujuan :
a. Tujuan umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ibu hamil dan ibu menyusui di
Dusun Cokrokonteng memahami tentang asi ekslusif .
b. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan ibu hamil dan ibu menyusui di
Dusun Cokrokonteng dapat :
- Menyebutkan pengertian Asi Eksklusif
- Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif
- Menyebutkan cara memperbanyak ASI
- Menyebutkan cara memberikan ASI pada ibu yang Bekerja
- Menyebutkan tanda bayi cukup ASI dan tanda bayi kurang ASI
4. Materi :
- Pengertian Asi Eksklusif
- Perbedaan ASI dan susu formula
- Manfaat ASI Eksklusif
- Cara memperbanyak ASI
- Cara memberikan ASI pada ibu yang Bekerja
- Tanda bayi cukup ASI dan tanda bayi kurang ASI
-

5. Metode :
- ceramah
- diskusi tanya jawab
23

6. Media :
- Slide power point meliputi : pengertian, perbedaan, manfaat, cara
memperbanyak, cara memberikan ASI pada ibu yang bekerja, tanda
bayi cukup ASI dan tanda bayi kurang ASI.
- leaflet meliputi : pengertian, manfaat, cara memperbanyak, cara
memberikan ASI pada ibu yang bekerja, tanda bayi cukup ASI dan
tanda bayi kurang ASI.
7. alat :
- laptop
- LCD dan layar LCD
- wireless
- roll kabel
8.
24

9. Alokasi waktu

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Penanggung jawab


1. 5 menit Pembukaan : Istianah nur a
1. 1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan diri,
penjelasan topi, dan tujuan
penyuluhan.
3. Menggali pengetahuan 
tentang andropause.
4. Peserta mendengarkan dan
memperhatikan
5. Peserta menjawab
pertanyaan yang diajukan
oleh penyaji
2. 20 menit Penyajian Materi Istianah nur a
1. Pengertian Asi Eksklusif
2. Perbedaan ASI dan susu
formula
3. Manfaat ASI Eksklusif
4. Cara memperbanyak ASI
5. Cara memberikan ASI
pada ibu yang Bekerja
6. Tanda bayi cukup ASI
dan tanda bayi kurang
ASI

3. 15 menit 1. Penyaji memberi


kesempatan untuk bertanya
2. Penyaji menjawab
pertanyaan
3. Peserta mengajukan
pertanyaan bila kurang
mengerti.
25

4. Peserta mendengarkan dan


memperhatikan

Reference
Adinda, F.(2016). Peran Asi bagi Tumbuh Kembang Anak. World Breastfeeding
Week. Jakarta.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2013). Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta.

Kordus, A. (2014). The Benefits of Breastfeeding. Liberty University. Tesis


ASI Pada Ibu Menyusun Yang Bekerja. Jurnal Ners dan Kebidanan. 4 (2) : 134-
140
Rukiyah, A. Y., Yulianti, L dan Liana, M. (2010). Asuhan Kebidanan III (Nifas).
Jakarta: Trans Info Media.

Sanima, Utami, N. W., dan Lasri. (2017). Hubungan Pola Makan Dengan
Produksi Asi Pada Ibu Menyusui Di Posyandu Mawar Kelurahan
Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Nursing News. 2(3) :
154-163

Saraung , M. W., Rompas, s dan Bataha, Y. B. (2017). Analisis Faktor-Faktor


Yang Berhubungan Dengan Produksi ASI Pada Ibu Postpartum Di
Puskesmas Ranotana Weru. E-Jurbal Keperawatan. 2(5) : 1-8

Lampiran 2 SAP Hipertensi


26

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. Identifikasi Masalah

Sekarang ini penderita hipertensi yang umumnya dikenal dengan darah

tinggi tidak hanya dialami oleh lansia saja, tetapi banyak juga penderita

berumur < 60 tahun. Gaya hidup yang tidak sehat dan riwayat hipertensi

dapat menjadi pencetus penyebab hipertensi.

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, suatu

peningkatan tekanan darah didalam arteri yang mengakibatkan suplai

oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan

tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi merupakan suatu

keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri

menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung,

serangan jantung, dan kerusakan ginjal yang merupakan penyebab utama

gagal jantung kronis.

Gangguan kesehatan ini ditandai terjadinya kenaikan tekanan darah

sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90

mmHg atau lebih. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai

tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan sistolik 90 mmHg (Smelter,2001).

II. Tujuan

Tujuan Umum : Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu

memahami penyakit hipertensi.


27

Tujuan Khusus : Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan

sasaran dapat :

1. Menyebutkan pengertian hipertensi

2. Menyebutkan penyebab hipertensi

3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

4. Menyebutkan dampak dan komplikasi dari hipertensi

5. Menyebutkan pencegahan dan perawatan hipertensi

III. Materi

a. Pengertian Hipertensi

b. Penyebab Hipertensi

c. Gejala Hipertensi

d. Dampak & Komplikasi yang terjadi

e. Pencegahan dan Penanganan

IV. Media

a. Leaflet

V. Metode

a. Penyuluhan

b. Tanya jawab

VI. Kegiatan Penyuluh


28

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 Pembukaan :

 Membuka kegiatan dengan Menjawab salam, mendengarkan,


menit
mengucapkan salam. dan memperhatikan

 Memperkenalkan diri

 Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

 Menyebutkan materi yang akan

diberikan
2. 15 Pelaksanaan :

menit Menjelaskan materi penyuluhan Memperhatikan, Bertanya dan

secara berurutan dan teratur. menjawab pertanyaan yang

diajukan
Materi :

a. Pengertian Hipertensi

b. Penyebab Hipertensi

c. Gejala Hipertensi

d. Dampak & Komplikasi yang

terjadi

e. Pencegahan dan Penanganan

3. 10 Evaluasi :

menit a. Menyimpulkan inti Mendemgarkan dan menjawab

penyuluhan pertanyaan

b. Menyampaikan secara singkat

materi penyuluhan

c. Memberi kesempatan kepada


29

ibu-ibu untuk bertanya

d. Memberi kesempatan kepada

ibu-ibu untuk menjawab

pertanyaan yang dilontarkan

4. 2 Terminasi :

menit  Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan dan menjawab

peran serta peserta. salam

 Mengucapkan salam penutup


30

VII. Kegiatan Evaluasi

1. Evaluasi lisan

a. Apakah pengertian dari hipertensi?

b. Apakah penyebab hipertensi?

c. Bagaimanakah gejala hipertensi?

d. Bagaimanakah dampak dan komplikasi dari hipertensi?

e. Bagaimanakah cara pencegahan dan penanganan hipertensi?

2. Kriteria Hasil

a. 100% dari peserta yang menghadiri penyuluhan mampu memahami

tentang hipertensi.

b. 100% dari peserta yang menghadiri mampu menyebutkan pengertian

hingga cara pencegahan hipertensi.

c. Antisipasi masalah

1) Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang kita

ajukan, kita menjelaskan kembali secara lebih singkat, padat, dan jelas

materi yang belum dipahami peserta dan menanyakan pada yang lain

apakah sudah jelas dengan penjelasan yang di berikan.

2) Jika peserta tidak memperhatikan kita memberikan stimulasi dengan

cara mengajaknya berinteraksi dengan kita yaitu dengan memberi

pertanyaan-pertanyaan sederhana yang sekiranya dapat diketahui oleh

peserta.
31

Lampiran Materi

1. Pengertian

hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik – diastolik yang tidak normal.

Batas sistolik 140 – 190 mmHg dan diastolik 90 – 95 mmHg yang merupakan

garis batas hipertensi.

2. Klasifikasi

menurut WHO :

Sistolik Diastolik

Normal < 140 mmHg < 90 mmHg

Tahap I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Tahap II 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

Tahap III 180 – 209 mmHg 110 – 120 mmHg

Tahap IV >210 mmHg > 120 mmHg

3. Penyebab hipertensi :

a. tidak diketahui :

1) keluarga dengan riwayat hipertensi

2) pemasukan sodium yang berlebihan

3) konsumsi kalori yang berlebihan

4) kurangnya aktifitas fisik

5) pemasukan alkohol yang berlebihan


32

6) kurangnya potasium

b. diketahui

1) penyakit parenkim dan vaskuler pada ginjal

2) primary aldosteron

3) chusing sindrome

4) tumor otak

5) Encephalitis

6) Gangguan psikiatrik

7) Kehamilan, obat – obatan tertentu : misal; estrogen, glukokortikoid.

8) Merokok.

4. Tanda dan gejala hipertensi

1) Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang.

2) Rasa berat ditengkuk atau leher.

1) Kelelahan

2) Mual dan Muntah

3) Ansietas

4) Keringat berlebihan

5) Muscle tremor

6) Chest pain

7) Pandangan kabur

8) Telinga berdengin ( trinitus )


33

9) Sukar tidur.

5. Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi

1) Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan

kolesterol dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang

ditimbulkan pandangan mata kabur.

2) Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama

dapat menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul

rasa sakit dan bahkan menyebabkan kematian yang mendadak.

3) Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi

penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa

menyebabkan sakit pada ginjal.

4) Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O 2 berkurang

bisa menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah

sudah parah mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak

( Stroke )

6. Pencegahan pada penyakit hipertensi

1) pola hidup tenang atau santai, dan berfikir sehat ( positif ). Hindari stress

serta sedih berkepanjangan

2) olahraga sesuai kemampuan dan teratur

3) istirahat yang cukup

4) hindari merokok
34

5) mengurangi makanan yang mengandung banyak lemak dan garam.

6) Banyak makan buah dan sayuran

7) Berobatlah atau kontrol yang teratur bila sudah lama terjangkit darah tinggi

8) Periksalah sedini mungkin darah tinggi

7. Makanan apakah yang diperbolehkan

Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti ;

1) Beras, ketan, ubi, mie tawar, maizena, terigu, gula pasir.

2) Kacang – kacangan dan hasil olahannya seperti : kacang hijau, kacang merah,

kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu, oncom.

3) Minyak goreng, margarin tanpa garam.

4) Semua sayuran dan buah – buahan tanpa garam

5) Semua bumbu – bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam

dapur.

8. Makanan yang tidak diperbolehkan

Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti ;

1) Roti, biskuit, kraker, cake dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur

dan atau soda.

2) Jerohan, dendeng, abon, corned beaf, daging asap, ikan asin, telur pindang,

sarden, ebi, udang kering, telur asin, telur pindang.

3) Keju, keju kacang tanah.

4) Semua sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur.


35

5) Garam dapur, vetsin soda kue, kecap, maggi, terasi, saos tomat, petis, taoco.

6) Minuman berkafein, kopi, teh, coklat dan bercarbon atau mengandung soda

Referensi :

Farid, A.(2010). Hubungan Asupan Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Serat
dengan Tekanan Darah pada Remaja SMAN 5 Semarang. Thesis. Fakultas
Kedokteran. UNDIP:Semarang.

Aisyiyah. (2012). Faktor Risiko Hipertensi pada empat Kabupaten/Kota dengan


Prevalensi Hipertensi Tertinggi.

Lampiran 3 SAP Tumbuh Kembang Anak


SATUAN ACARA PENYULAN (SAP)
36

Pokok pembahasan : member pemahaman tentang tumbuh


kembang anak
Sub Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak
Sasaran : Orang tua pasien yang control/berobat ke
klinik anak
PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari/tanggal : November 2014
Waktu :
Tempat : Ruang tunggu klinik anak
Pemberi materi : Mahasiswa
A.   Latar Belakang Kegiatan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun

manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan

anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan.

Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga

melahirkan, yang ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan

lahir dengan selamat ( intact survival ). Upaya yang dilakukan sejak anak

masih berada dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya.

Anak-anak adalah generasi penerus penentu masa depan bangsa.

Kualitas generasi penerus tergantung kepada kualitas tumbuh kembang

terutama pada masa Balita. Penyimpangan tumbuh kembang pada anak

harus dapat dideteksi sejak dini, terutama sebelum anak berumur 3 tahun

supaya segar dapat diintervensi. Karena jika  penangananmya terlambat,

akibatnya penyimpangan yang terjadi akan semakin sukar diperbaiki. anak-


37

anak tidak hanya perlu dipantau pertumbuhan fisik seperti berat badan dan

tinggi badannya saja. Tetapi juga perkembangan otak dan kecerdasannya,

-- yang antara lain dapat dilihat dari perkembangan motorik halus, motorik

kasar dan lainnya.

Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10 % dari

seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas

tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu

mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh

pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi

penyimpangan tumbuh kembang.

Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya  anak

dari segi jasmani. Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak,

dari seorang mahluk yang tadinya secara mutlak bergantung pada

lingkungannya, menjadi seorang yang secara relatif mandiri dan berguna

bagi lingkungannya.

Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu

meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil

interaksi antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan

itu berjalan sebaik-baiknya, anak perlu diasuh dan dibimbing oleh orang

dewasa, terutama dalam lingkungan kehidupan berkeluarga.


38

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang “Tumbuh

Kembang” , diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami

pentingnya Perkembangan Tumbuh Kembang anak.

b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan

mampu menjelaskan kembali :

a.    Pengertian Tumbuh Kembang Anak.


b.      Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c.       Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d.      Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak
e.       Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang
A. Materi (terlampir)
a.    Pengertian Tumbuh Kembang Anak.
b.      Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c.       Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d.      Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak
e.       Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang
B. Media
Leatflet
C. Metode
 Presentasi
 Diskusi / Tanya jawab
D. Kegiatan Penyuluhan
39

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


.
1 5 menit Pembukaan: ·         Menjawab salam
·         Memberi salam ·         Mendengarkan dan
·         Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
·         Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan memperhatikan


penyuluhan secara berurutan: penjelasan materi.
·         Pengertian Tumbuh Kembang
dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
·         Jenis-jenis Deteksi Dini Tumbuh
Kembang
·         Intervensi dan pencegahan
Tumbuh Kembang
·         Jenis layanan Intervensi Tumbuh
Kembang
3 5 menit Evaluasi: ·         Bertanya kepada pemateri.
·         Tanya jawab tentang materi ·         Menjawab pertanyaan yang
penyuluhan diberikan oleh pemateri
·         Memberi pujian atau dukungan ·         Menyimpulkan semua dari
kepada peserta. materi penyuluhan yang telah
diberikan.
4 5 menit Penutup: Menjawab salam
·         Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.
40

F.Metode

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

G.Media

a. Leaflet

H.Rencana Evaluasi Kegiatan

1.    Evaluasi Struktur

Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan

dalam penyuluhan yaitu :

a.Leaflet

2. Evaluasi Proses

a.    Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta

penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.

b.    Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.

c.     Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh

dengan sasaran.

3. Evaluasi Hasil

TEORI TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

A.    MENGAPA ANAK PERLU DIASUH DAN DIBIMBING


41

Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan

dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya  anak dari segi

jasmani. Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang

mahluk yang tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi

seorang yang secara relatif mandiri dan berguna bagi lingkungannya.

Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu

meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil

interaksi antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu

berjalan sebaik-baiknya, anak perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa,

terutama dalam lingkungan kehidupan berkeluarga.

B.    HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGASUH DAN

MEMBIMBING ANAK

Sebagaimana dijelaskan diatas, perkembangan anak dipengaruhi oelh

faktor bawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor itu perlu diperhatikan

dalam mengasuh anak.

1.      Faktor bawaan

Faktor bawaan adalah sifat yang dibawa anak sejak lahir :

o   Ada anak yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara, ceradas,

bodoh, dll
42

o   Kedaan fisik yang berbeda-beda , ada yang tinggi/pendek, ada yang

berkulit hitam/putih, hidung mancung/pesek, dll

Faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat, atau melemahkan

pengaruh faktor lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak ada

satu anak pun yang persis sama. Dalam mengasuh dan membimbing anak,

kita tidak boleh membandingkan perkembangan anak yang satu dengan

yang lainnya, tanpa memperhatikan sifat mereka masing-masing.

2.      Faktor lingkungan

Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi

perkembangan anak. Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan

dalam keluarga dan hal lain yang berpengaruh dalam perkembangan anak,

seperti sarana dan prasarana yang tersedia, misalnya alat bermain,

lapangan bermain atau televisi.

Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi tertentu

dari anak, shingga mempercepat perkembangan anak. Namun, faktor

lingkungan juga dapat mmeperlambat atau mengganggu kelangsungan

perkembangan anak. Peran orangtua adalah menciptakan lingkungan yang

mendukung perkembangan anak ke arah yang positif.

C.    HAKIKAT MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK


43

1.      Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam mendidik anak.

Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan dasar-dasar pertama

perkembangan anak

2.      Mengasuh dan membimbing anak ialah mendidik anak agar kepribadian

anak dapat berkembang dengan sebaik-baiknya, sehingga menjadi

manusia dewasa yang bertanggung jawab.

3.      Mengasuh dan mebimbing anak melibatkan seluruh aspek kepribadian

anak, baik aspek jasmani, intelektual, emosional dan keterampilan, serta

aspek norma dan nilai.

4.      Hakikat mengasuh dan membimbing anak meliputi pemberian kasih

sayang dan rasa aman, sekaligus disiplin dan contoh yang baik. Oleh

karena itu, diperlukan suasana kehidupan keluarga yang stabil dan

bahagia

5.      Mengasuh dan membimbing anak selain merupakan tantangan dalam

kelauraga, juga merupakan pengalaman yang menyenangkan dan

memuaskan.

6.      Mengasuh dan membimbing anak membutuhkan pengetahuan,

keterampilan, pengalaman dan kesabaran orangtua

D.    PRINSIP DALAM MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK


44

1.      MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 0 – 1,5 TAHUN

a.      Ciri dan tuntutan perkembangan

o   Memperoleh rasa aman dan rasa percaya dari lingkungan merupakan

dasar yang penting dalam hubungan anak dengan lingkungannya

o   Rasa aman ini diperolehnya melalui sentuhan fisik yang menyenangkan

dengan ibunya dan sesedikit mungkin mengalami hal-hal yang kurang

mneynangkan

b.      Sikap orangtua

o   Penuh kasih sayang dalam merawat dan mengasuh akan menimbulkan

perasaan aman serta percaya pada bayi

o   Kesiapan ibu pada setiap saat dibutuhkan oleh bayi, juga menimbulkan

rasa aman dan percaya pada bayi

o   Berilah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi anda. Jangan terlalu ketat

dengan jadwal pemberian makanan, karena setiap bayi mempunyai

kebutuhan yang berbeda-beda

o   Bila ibu terpaksa memberikan susu botol, perlakukanlah seperti bayi

minum ASI, yaitu dengan cara memeluknya

o   Ketika bayi rewel, carilah penyebabnya dan atasilah masalahnya.

Tangisan tidak selalu berarti bayi lapar.


45

o   Angkat dan peluklah bayi anda serta gendonglah berkeliling

rumah/halaman sambil menunjukkan benda-benda yang ada di

sekitarnya

o   Sering-seringlah berbicara kepada bayi anda setiap hari, pada saat

memakaikan pakaian, memberinya makan, memandikan, atau ketika

melakukan kesibukan rumah tangga lainnya. Bayi tidak pernah terlalu

muda untuk diajak berbicara

o   Ajaklah bayi anda bermain sambil tersenyum dan tirukanlah gerakan,

mimik, dan kegiatannya. Bayi anda akan menirukan kegiatan anda pula.

o   Senandungkan dan ayunkanlah bayi anda pada saat menidurkan,

sehingga ia akan tertidur dengan nyaman.

o   Perkenalkan dengan berbagai macam benda, bunyi-bunyian, dan warna.

Hal ini akan mempercepat perkembangan bayi anda.

Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam

hubungan ibu dan anak pada tahap ini akan menyebabkan terganggunya

pembentukan rasa aman dan percaya. Hal ini menyebabkan goyahnya

tahap perkembangan berikutnya. Anak diliputi rasa tidak aman dan tidak

percaya.
46

c.       Gagguan/penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

o   Kesulitan makan

o   Mudah terangsang, marah, tersinggung (Irritabilitas)

o   Menolak segala sesuatu yang baru

o   Sikap dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu dan

menolak lingkungan

Bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka pada masa

dewasa kemungkinan besar akan timbul kelainan jiwa yang bercorak

ketergantungan yang kuat seperti :

o   Depresi (rasa murung, sedih, dan perasaan tertekan)

o   Adiksi obat (ketergantungan obat)

o   Skizofrenia (gangguan jiwa dengan kepribadian terpecah)

2.      MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 1,5 – 3 TAHUN

a.      Ciri dan tuntutan perkembangan

o   Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan keamuannya

sendiri, sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa yang dapat

dilakukannya

o   Anak dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak ia

kehendaki
47

o   Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan mengatur

badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar

terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri di kemudian hari

b.      Sikap orangtua

o Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan

hal-hal yang diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan

menumbuhkan rasa kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas

untuk melindungi dari bahaya, karena dorongan anak berbuat belum

diimbangi oleh kemmapuan untuk melaksanakannya secara wajar dan

rasional

o Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan

demikian ia akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan.

Namun jangan lupa bahwa dalam bermain atau berhubungan dengan

orang lain, anak masih bersifat egoistis, yaitu mementingkan diri

sendiri dan memperlakukan orang lain sebagai obyek atau benda

sesuai dengan kemauannya sendiri

o Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah

dimengerti

o Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan

doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat

atau dengar
48

o Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat

lainnya

o Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain,

membantu kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan

pakaiannya tanpa dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk

bertanggung jawab.

o Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan

buang air besar pada tempatmnya, namun jangan terlalu ketat

o Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan

ajaklah ia makan bersama keluarga

o Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau

bermain balok-balok atau menggambar

o Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua pun

jangan terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan

tenangkanlah anak ketika ia kecewa dengan cara memeluknya dan

mengajaknya berbicara.

c.       Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

o Kesulitan makan, terutama bila ibu memaksa makan

o Suka mengadat (ngambek/tempertantrum)

o Tingkah laku kejam

o Tingkah laku menentang dan keras kepala


49

o Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai oleh

sikap menyerang

3.      MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 –5 TAHUN

a.      Ciri dan tuntutan perkembangan

1) Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan

meniru kegiatan di sekitarnya.

2) Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan

inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan

hasilnya. Pengalaman dalam melakukan aktivitas ini amat penting

artinya bagi anak.

3) Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan

meninggalkan tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan

yang lain. Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu

bertentangan dengan lingkungan yang semakin menuntut, sehingga

anak mengalami kekecewaan

4) Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi

anak, dalam tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya.

Disini terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak

laki-laki merasa lebih sayang kepada ibunya, dan anak perempuan

lebih sayang kepada ayahnya


50

5) Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci,

irihati, persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut

dan cemas.

6) Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui

tahap ini. Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat

penting

7) Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau

dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang

sama, baik terhadap anak perempuan ataupun anak laki-laki

8) Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak

wanita akan beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan

ayahnya (identitas seksual maupun identitas diri)

9) Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah

tangga, sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik

secara lahiriah maupun kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi

(proses meniru) yang salah. Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan

ibunya, sehingga ia lebih mengembangkan sikap kewanitaan dan

sebaliknya

10) Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang,

ia terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki

memegang alat kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal


51

ini tetapi alihkanlah perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini

akan berakhir dengan baik pada usia 6 tahun.

b.      Sikap orangtua

1) Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan inisiatifnya,

sehingga ia mendapat kesempatan untuk membuat kesalahan dan

belajar dari kesalahan tersebut

2) Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu,

berbelanja ke pasar, memasak, atau membetulkan mainan yang rusak

3) Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat

cemas, karena pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat

kelaminnya (kastrasi), sedangkan pada anak perempuan timbul rasa iri

hati.

4) Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak

5) Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak

6) Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah

perlu lebih akrab dengan anak laki-lakinya

7) Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau

menunda jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya

adik keluar dari perut mama, jawablah bahwa keluarnya melalui jalan
52

lahir, jangan katakan dibelah dari perut. Hal ini akan menakutkan bagi

anak yang dapat berdampak negatif pada jiwanya

8) Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng. Kemudian

diskusikanlah isi ceritanya dan tanyakanlah beberapa pertanyaan

kepada anak

9) Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan

saudara tanpa ditemani.

10) Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak.

Dengarkanlah ia dan tunjukkanlah bahwa anda mengerti

pembicaraannya dengan mengulangi apa yang dikatakannya. Pada saat

ini janganlah menggurui, mencaci dan menyepelekannya

11) Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta tata

tertib dan sopan santun yang berlaku di masyarakat setempat

12) Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak

bermain bersama. Disini, ayah perlu bersikap sebagai teman bagi anak

13) Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan anak

merasa bersalah, rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan

sesuatu, serta serba salah dalam bergaul

c.       Gangguan/ Penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

1) Kesulitan belajar

2) Masalah sekolah
53

3) Masalah pergaulan dengan teman

4) Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif

Reference :

Adriana, D (2013). Tumbuh kembang & terapi bermain anak. Jakarta : Salemba
Medika.

Dini, W (2011). Kemampuan Sosial Emosional Anak Kelompok A di TK Nurul


Ulum Bambe Driyorejo Gresik. Jurnal Pendidikan. Surabaya: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.

Gustian, A.(2011). Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. Yogyakarta:


Liberty
54

Lampian 4 Dokumentasi

Gambarr 1 penyuluhan ASI Eksklsif

Gambar 2 pemantaan tumbuh kembang balita


55

Anda mungkin juga menyukai