Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN STASE KESEHATAN REPRODUKSI PADA MASA PRANIKAH

HAFSAH CITRA KADANG

(BP.19.02.05.018)

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


LAPORAN MASA PRANIKAH

A. Pendahuluan

Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat

kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan.Hal ini hanya dapat dicapai

bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.

Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah

kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah

kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat

dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong

peningkatan peran serta masyarakat.

Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk

menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan

pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan

kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan

kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga

berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat

(Kemenkes RI, 2018).

B. Definisi Promosi Kesehatan Pranikah

Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya

yang ditujukan pada masyarakat reproduktip pranikah.Pelayanan kebidanan


diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang

akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya.

Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual yang sehat,

kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang

proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra

dan pasca kehamilan (Kemenkes RI, 2015).

C. Sasaran Promosi Kesehatan Pra Nikah

Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada

kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian

nasehat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat

intelektual para calon ibu.Nasehat yang di berikan menggunakan bahasa yang

mudah di mengerti karena informasi yang di berikan bersifat pribadi dan

sensitive (Notoatmojo, 2012).

Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan

sistem reproduksinya segera di tangani.Gangguan sistem reproduksi tidak

berdiri sendiri.Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi

psikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri.Bila masalah kesehatan

remaja tersebut sangat komplek, perlu dikonsultasikan keahli yang relevan

atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang pasilitas pelayanannya lebih

lengkap (Notoatmojo, 2012).

Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatah para remaja

yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan


pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki masa

perkawianan dan kehamilan (Notoatmojo, 2012).

D. Bentuk Promosi Kesehatan

Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan

semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem

reproduksi).Fakta perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan

dalam membina kesehatan remaja.

Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan

psikologis dan sosialnya.Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja

yang berjiwa muda memiliki sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku

dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam

diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan

diperlukan.Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.

Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup (Romauli, 2012) :

1. Perkawinan yang sehat

Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan ,

menghadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan

hanya sekedar hubungan antara suami dan istri.Perkawinan memberikan

buah untuk menghasilkan turunan.Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi

yang sehat dan direncanakan.


2. Keluarga yang sehat

Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara

mewujudkan serta membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah kelurga

yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga

yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak.Keluarga bahagia adalah

keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME.

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung

kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan

masa depan. Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan

mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.

3. Sistem reproduksi dan masalahnya

Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia.

Membicarakan sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan

remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada masa

kehamilan, persalinan, pasca persalinan dijelaskan.Penjelasan juga

diberikan mengenai perawatan bayi.Gangguan sistem reproduksi yang

dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan

penyakit.Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-

penyakiit hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.

4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau

sebaliknya.

Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-

penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit


yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau persalianan.

Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan. Penyakit yang perlu dan

penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit

jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.

5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan.

Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan

dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu

kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi

misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi

yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku.Pada masa

persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin

terjadi.Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja

dan dikaitkan dengan kesehatan keluarga.

Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi

atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang

lain maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa

ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk

kedokter spesialis jiwa atau ke psikolog. Bimbingan remaja dilakukan

melalui organisasi remaja seperti karang taruna , pramuka, organisasi

pelajar, mahasiswa dan pemuda.


E. Hak Reproduksi dan Seksual (Kemenkes RI, 2018)

1. Setiap orang:

a. Memiliki hak yang sama dalam memutuskan kapan akan mempunyai

anak, berapa jumlah anak, dan jarak kelahiran.

b. Mendapatkan informasi yang lengkap tentang kesehatan reproduksi

dan seksual, serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis

yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi dan

seksual.

c. Mendapatkan informasi yang mudah, lengkap dan akurat tentang

penyakit menular seksual, agar perempuan dan laki-laki terhidari dari

Infkeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi SaluranReproduksi (ISR)

serta memahami upaya pencegahan dan penularananya yang dapat

berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi dan seksual bagi laki-

laki, perempuan dan keturunannya.

d. Memperoleh informasi dan pelayanan KB yang aman, efektif,

terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan tanpa paksaan.

2. Perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang

dibutuhkan yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani

kehamilan, persalinan, dan nifas, serta memperoleh bayi yang sehat.

3. Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap pasangan

masing masing dan dilakukan dalam kondisi dan waktu yang diinginkan

bersama tanpa unsure pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.


F. Persiapan Pranikah (Kemenkes RI, 2018)

1. Persiapan fisik

a. Persiapan tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan

darah).

b. Pemeriksaan status gizi: berat bdan, tinggi badan, lingkar lengan atas

(LiLa), dan tanda-tanda anemia.

c. Pemeriksaan darah rutin: Hb, golongan darah dan Rhesus.

d. Pemeriksaan urin ratin

e. Pemeriksaan lain atas indikasi, seperti: gula darah, IMS, HIV,

Malaria, Thalassemia, Hepatitis B, TORCH, dsb.

2. Pemeriksaan gizi

a. Setiap pasangan catin dianjurkan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang

b. Setiap catin perempuan dianjurkan mengonsumsi tablet tambah darah

yang mengandung zat besi dan asam folat seminggu sekali

c. Bagi catin perempuan yang mengalami KEK dan anemia maka perlu

ditentukan penyebabnya dan ditata laksana sesuai dengan penyebab

tersebut

3. Skrining status imunisasi T

a. Pencegahan dan perlingdungan diri yang aman terhadap penyakit

tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi tetanus untuk

mencapai kekebalan penuh


b. Catin perempuan perlu mendapat imunisasi tetanus untuk mencegah

dan melindungu diri terhadap penyakit tetanus, sehingga akan

memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi

terhadap penyakit tetanus

c. Untuk menentukan status imunisasi tetanus, harus dilakukan skrining

status imunisasi tetanus pada catin perempuan

4. Menjaga kesehatan organ reproduksi

a. Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari

b. Gunakan pakaian dalam berbahan sintettis (katun) yang dapat

menyerap keringat dan tidak terlalu ketat

c. Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan

menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau

tisu

d. Pakailah handuk bersih, kering, tidak lembab/bau

e. Khusus untuk perempuan

1) Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina

2) Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama

3) Pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama

setiap 4 jam sekali atau setelah buang air

4) Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna

harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan

f. Bagi laki-laki dianjurkan untuk disunat


G. Menilai Masa Subur

Menilai masa subur yaitu sebagai berikut (Kemenkes RI, 2018):

1. Masa subur dapat diketahu dengan cara menghitung ovulasi masa subur

pada wanita.

2. Puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama

haid, sedangkan masa subur biasa akan terjadi kurang lebih tiga hari

sebelum dan sesudah menuju puncak masa subur tersebut.

3. Tanda-tanda masa subur:

a. Perubahan lendir serviks

Pada masa subur, cairan ini bertekstur lengket dan kental. Perubahan

terjadi menjelang masa subur, yaitu dengan meningkatnya jumlah

cairan dan perubahan tekstur menjadi berwarna bening dan lebih cair.

b. Dorongan seksual meningkat

Hormone estrogen dan progesterone akan meningkat dalam masa

subur sehingga meningkatkan hasrat seksual.

c. Temperatur tubuh meningkat dan payudara lebih lunak

Meningkatnya hormone progesteron ketika masa subur akan memicu

kenaikan suhu tubuh, namun kenaikan suhu tubuh tersebut hanya

sedikit (± 0,5ºC), maka cukup sulit mengamati kenaikan masa suhu

tubuh pada wanita. Oleh karena itu, cara ini jarang digunakan sebagai

acuan. Akibat lain dari meningkatnya produksi hormone yang tinggi

menyebabkan payudara menjadi lunak.


H. Asuhan dalam Kebidanan

1. Diagnosa dalam Kebidanan

Pasangan Calon Pengantin

2. Intervensi

a. Memberitahu klien mengenai hasil pemeriksaan


Rasional: agar pasangan dapat mnegrti dan mengetahui alur dalam
penjelsanan bidan mengenai informas catin
b. Memberitahu klien mengenai pola nutrisi yang baik
Rasional: (Kemenkes RI, 2018)
1) Untuk medapatkan masukan gizi yang seimbang ke dalam tubuh
catin perlu menkonsumsi lima kelompok pangan yang beraneka
ragam setiap hari atau setiap kali makan
2) Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk
pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Proporsinya dalam
setiap kali makan dapat digambarkan dalam ISI PIRINGKU yaitu:
a) Sepertiga piring berisi makanan pokok
b) Sepertiga piring berisi sayuran
3) Sepertiga piring berisi lauk pauk dan buah-buahan dalam proporsi
yang sama.
c. Memberitahu klien mengenai personal hygiene yang baik
Rasional: untuk menjaga keadaan saluran Reproduksi tetap kering dan
bersih
d. Memberitahu klien agar tidak menggunakan jeans yang ketat agar
daerah kewanitaan baik dan tidak lembab
Rasional: untuk menjaga keadaan saluran Reproduksi tetap kering dan
bersih
e. Memberitahu klien untuk kunjungan ulang pemeriksaan
3. Implementasi
a. Memberitahu klien mengenai hasil pemeriksaan
Hasil: Catin mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan
b. Memberitahu klien mengenai pola nutrisi yang baik
Hasil: Catin mengerti atas penjelasan yang diberikan oleh bidan
c. Memberitahu klien mengenai personal hygiene yang baik
Hasil: Catin mengerti atas penjelasan yang diberikan oleh bidan
d. Memberitahu klien agar tidak menggunakan jeans yang ketat agar
daerah kewanitaan baik dan tidak lembab
Hasil: Catin mengerti atas penjelasan yang diberikan oleh bidan
e. Memberitahu klien untuk kunjungan ulang pemeriksaan
Hasil: Catin mengerti atas penjelasan yang diberikan oleh bidan
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2018). Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin.
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Infodatin Reproduksi Remaja. Pusat
Informasi Kementerian Kesehatan RI
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Romauli, Suryati. 2012. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswi Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai