Anda di halaman 1dari 21

JOB SHEET

Mata Kuliah : ASKEB IV (PATOLOGI)


Topik : Pertolongan Persalinan Sunsang
Keterampilan : Pertolongan Persalinan Sunsang
Waktu : 100 Menit
Dosen : Rifda Zulfiah Amd.Keb

OBJEKTIF PERILAKU SISWA


Peserta didik mampu melakukan tindakan teknik Pertolongan Persalinan Sunsang sesuai
prosedur secara sistematis dan benar, setelah membaca setiap langkah yang terdapat dalam
job sheet dan dengan menggunakan peralatan, bahan dan perlengkapan.

REFERENSI:
1. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obsetri Fiologi dan Obsetri Patologi. Edisi 2
Jakarta : EGC
2. Ai Yeyeh, Dkk. Diktat kuliah Asuhan Kebidanan IV(Patologi Kebidanan) Cetakan II.
Jakarta : TIM
3. Doddy ario K, dkk (dr), 2001. Standar pelayanan medik SMF obstetri dan ginekologi.
RSUD Mataram

DASAR TEORI SINGKAT

a. Pengertian Sunsang

1. Apabila bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendah (Sarwono
Prawirohardjo) :
- Pada pemeriksaan abdomen (kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah
pelvis. Auskultasi menunjukan DJJ lokasinya lebih tinggi daripada yang
diharapkan dengan presentasi verteks).
- Pada pemeriksaan vagina (teraba bokong atau kaki)
2. Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di
fundus dan bokong di bawah (Prof, Dr. Rustam Mochtar, MPH)
3. Letak bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (didaerah pintu atas
panggul/simfisis), menurut dr. Dddy Ario K, dkk

b. Etiologi
Menjelang kehamilan aterm, cavum uteri telah mempersiapkan janin pada letak
longitudinal dengan presentassi puncak kepala. Faktor-faktor predisposisi untuk
presentasi bokong diluar usia gestasi adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh
multiparitas, janin multiple, hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus,
riwayat presentasi bokong, anomaly uterus dan berbagai tumor dalam panggul.

c. Penyulit
Peningkatan frekuensi penyulit berikut ini dapat diperkirakan :
1. Morbiditas dan mortalitas perinatal akibat pelahiran yang sulit
2. Berat lahir rendah pada pelahiran preterm, pertumbuhan terhambat, atau keduanya
3. Prolaps tali pusat
4. Placenta previa
5. Anomaly janin, neonatus danbayi
6. Anomaly dan tumor uterus.
7. Janin multiple
8. Intervensi operatif, terutama seksio sesarea.

d. Macam-Macam Letak Sungsang


1. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai kaki terangkat keatas, kadang kaki sampai
menyentuh telinga.
2. Letak bokong kaki sempurna (Complet Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak bokong kaki
sempurna/lipat kejang). Seakan posisi “jongkok” dengan bokong diatas mulut
rahim, lutut terangkat ke perut.
3. Letak bokong kaki tidak sempurna (Incomplete Breech)
Bila satu kaki diatas dan kaki yang lainnya dibawah, dalam dunia kedokteran
disebut presentase bokong kaki, Tetapi, kasus letak sungsang jenis ini jarantg
ditemui
4. Letak kaki (Footling Presentation)

PETUNJUK KERJA

1. Baca dan pelajari lembar kerja atau job sheet dan daftar tilik.
2. Siapkan alat, bahan dan obat yang di butuhkan dalam pertolongan persalinan sunsang
4. Bekerja secara hati-hati dan teliti
5. Tanyakan kepada instruktur/pembimbing tentang hal-hal yang kurang di mengerti
Dalam pelaksanaan praktek
6. Laporkan hasil setelah selesai melakukan tindakan.

KESELAMATAN KERJA

1. Patuhi prosedur semua tindakan.


2. Bertindak hati-hati dan lembut pada saat mengerjakan tindakan.
3. Observasi kondisi pasien secara kontinu.
4. Perhatikan teknik septik dan antiseptik.
5. Perhatikan kondisi alat,bahan dan obat obatan pada saat sebelum bekerja untuk
Menilai kelayakan penggunaanya dan setelah bekerja dengan upaya pencegahan
infeksi
.
6. Gunakan sarung tangan, perlengkapan pelindung pribadi, ( masker, dan celemek
Untuk melindungi diri dari percikan Yng dapat mengkontaminasi

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


Bahan :
1. Phantom
2. Oksitosin 1 ampul
3. Larutan antiseptik
4. Lidocain 1% 1 ampul
5. Kasa steril
6. Larutan air Clorin

Peralatan :
1. Stetskop
2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Bak instrument yang berisi partus set :
- 2 pasang handscoon
- ½ Kocher
- Gunting tali pusat
- Gunting episiotomy
- 2 Arteri klem
- Benang tali pusat / klem umbilical
- Kassa steril
- Kateter nelaton
- Spuit 3 cc
5. Bak instrument yang berisi hecting set :
- Handscoon
- Spuit 10 cc
- Pinset
- Neddle holder
- 2 buah nald hecting yang terdiri dari 1 buah nald kulit dan 1 buah
Nald otot
- Cut gut (chromic)
6. Kom kecil 3
7. Neerbeken
8. Leenec
Perlengkapan :
1. Celemek plastik
2. Masker
3. 1 buah piring plasenta
4. topi
5. kaca mata pelindung
6. Sepatu boot/ sandal penutup
7. 1 buah handuk kecil untuk cuci tangan
8. 3 buah kain bersih
9. 2 buah handuk bersih
10. Pakaian bayi
11. Pakaian ibu
12. 3 buah tempat sampah
13. 1 ember air bersih
14. 2 ember air clorin

PROSEDUR KERJA

NO LANGKAH GAMBAR

PRA TINDAKAN

I PERSIAPAN BIDAN
- Memakai alat perlindungan diri (celemek, kaca
mata, penutup kepala)
- Bidan tenang dan trampil
- Bidan bekerja sama team
- Cuci tangan tujuh langkah
II PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Inform consent (persetujuan pasien)
3. Pasien didampingi oleh suami atau keluarga
III PERSIAPAN ALAT :
1. Bagian atas berisi :
a. Bak instrument yang berisi partus set
- 2 pasang hand sehone
- ½ kocher
- Gunting tali pusat
- Gunting episiotomy
- 2 arteri klem
- Benang tali pusat/klem umbilical
- Kass steril
- Spuit 3 cc
- Kateter nelaton
b. Kom kecil yang berisi:
- Oksitosin 1 ampul
- Lidokain 1% ampul
c. Kom berisi air DTT
d. Kom berisi kapas DTT
e. Kom kecil berisi betadin
f. Bak instrument yang berisi hecting set :
- Hand schone
- Spuit 10 cc
- Pinset
- Needle holder
- 2 buah nald hecting terdiri dari 1 buah
nald kulit dan 1 buah nald otot
- Cat gut (chromie)
g. Tensimeter
h. Stetoskop
i. Thermometer
2. Bagian bawah berisi :
a. Laencc
b. 1 buah nierbeken
c. 1 buah piring plasenta
d. Schort
e. Masker
f. Goggle (kaca mata)
g. Sepatu boot/sandal tertutup
h. 1 buah handuk kecil untuk cuci tangan
i. 3 buah kain bersih
j. 2 buah handuk bersih
k. Pakaian bayi
l. Pakaian ibu
3. 3 buah tempat sampah
4. 1 ember air bersih
5. 2 ember air chorine
IV PERSIAPAN LINGKUNGAN
Tutup pintu ruangan atau pasang sampiran
Ruangan nyaman dan tenang
Penerangan cukup
TINDAKAN

V MELIHAT TANDA & GEJALA KALA II :


1.
Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
2.
Ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada anus
3. Perineum menonjol
4. Vulva membuka
VI MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
1. Memasikan perlengkapan, bahan dan obat-
obatan esensial yang siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosin 10 menit
menempatkan tabung suntik steril sekali pakai
didalam parties set
2. mengenakan baju penutup atau celemek yang
bersih
3.Memakai sarung tangan DTT atau steril untuk
pemeriksaan dalam
4. Menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung
suntik (dengan memakai sarung tangan DTT
atau steril) dan meletakan kembali kedalam
partus set tanpa mengkontaminasi tabung
suntik
 Menggunakan tehnik one hand touch
VII MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP & KEADAAN
JANIN BAIK
1. Membersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati-hati dari depan
kebelakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang sudah dibasahi air DTT.
2. Dengan menggunakan tehnik antiseptic,
melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan servik sudah
lengkap.
 Bila selaput belum pecah sedangkan
pembukaan sudah lengkap lakukan
amniotomi
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kotor kedalam larutan clorin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya dalam
larutan clorin 0,5% selama 10 menit mencuci
kedua tangan.
4. Periksa DJJ diantara dua kontraksi untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(100-150 kali permenit)

VIII MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU


PROSES PIMPINAN PERSALINAN
1. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik
 Membantu ibu berada dalam posisi yang
nyaman sesuai dengan keinginannya
 Tunggu ibu hingga mempunyai keinginan
meneran. Lanjutkan pemantauan
kesehatan & kenyamanan ibu serta janin
sesuai dengan pedoman persalinan aktif %
mendokumentasikan hasil yang
didapatkan.
2. Anjurkan kepada keluarga untuk membantu
menyiapkan posisi ibu untuk dapat meneran
(pada saat ada his, Bantu ibu dalam posisi
setengah duduk % pastikan ibu merasa nyaman)
3. Lakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai doronmgan yang kuat untuk
meneran.
IX PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
1.Jika bokon bayi setelah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, letakan handuk bersih diatas
perut ibu untuk mengeringkan bayi.
 Sediakan tempat untuk antisipasi terjadinya
komplikasi persalinan (asfiksia) disebelah
bahwa kaki ibu ditempat yang datar & alas
yang keras. Alaskan 2 kain & I handuk
dengan lampu sorot 60 watt 9 jakara 60 cm
dari tubuh bayi)
2. Buka partus set
3. Gunakan handscoen steril
X MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARa BRACHT

Lahirnya Bokong
1.Saat bokong bayi membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, biarkan bokong keluar
perlahan-lahan
 Jangan melakukan intervensi, ikut saja
proses keluarnya janin
2. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut &
sebagian dada
3. Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus
scapula inperior tampak dibawah simpisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior, yaitu
punggung janin didekatkan keperut ibu tanpa
tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan
janin
 Bila pada tahap ini ternyata terjadi
hambatan pengeluaran saat tubuh janin
mencapai daerah scapula inferior, segera
lakukan pertolongan dengan cara klasik
atau Mueller
4. Gerakan keatas hingga lahir dagu, mulut,
hidung, dahi, kepala
XI MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA MUELLER

Lahirnya bokong
1. Saat bokong bayi membuka vulva instruksikan
klien untuk meneran dengan benar jika ada his,
pimpin berulang kali hingga bokong turun
didasar panggul
2. Periksa perineum, jika perineum kaku lakukan
episitomy
 Lakukan episiotmy saat bokong membuka
vulva & perineum sudah tipis
3. Penolong berada didepan vulva dalam posisi
kuda-kuda
4. Segera setelah bokong lahir, bokong dipegang
secara Bracht
5. Jangan melakukan tarikan, ikuti saja prosedur
keluarnya bayi
6. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut &
sebagian dada
Lahirnya bahu
1. Untuk melahirkan bahu depan bokong janin
dipegang secara femuro-felviks
 Kedua ibu jari penolong diletakan pada
bokong & jari telunjuk pada Krista iliaka &
jari-jari yang lain mencengkram paha
bagian depan
2. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam
kebawah sejauh mungkin sampai bahu depan
tampak dibawah simpisis
 Bila lengan depan belum lahir lakukan
dengan mengait lengan bawahnya (jari
tengah & telunjuk menelusuri bahu janin
sampai fosa kubiti, kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah
lengan bawah mengusap muka janin)
3. Setelah bahu depan & lengan depan lahir, maka
badan janin yang masih dipegang secara
femuro-felviks ditarik keata sampai bahu
belakang lahir
Lahirnya Kepala
1.Jika tahap ini terjadi hambatan pengeluaran
kepala segera lakukan pertolongan dengan cara
maureceau
2. Setelah bayi lahir letakan diperut ibu, bungkus
bayi dengan handuk, segera lakukan
penanganan bayi baru lahir
XII MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA KLASIK

Lahirnya Bokong
1. Saat bokong bayi membuka vulva instruksikan
klien untuk meneran dengan benar jika ada his,
pimpin berulang kali hingga bokong turun
didasar panggul
2. Periksa perineum, jika perineum kaku lakukan
episiotomy
3. Penolong berada didepan vulva dalam posisi
kuda-kuda
4. Segera setelah bokong lahir, bokong dipegang
secara bracht
5. Jangan melakukan tarikan, ikuti saja prosedur
keluarnya bayi
6. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut &
sebagian dada
Lahirnya Bahu
1. Untuk melahirkan bahu belakang pegang kedua
kaki janin dengan satu tangan penolong pada
pergelangan kakinya kemudian elevasikan
keatas sejauh mungkin sehingga perut janin
mendekati perut ibu
2. Bersamaan dengan itu tangan lain penolong
dimasukan kedalam jalan lahir dengan jari
tengah & telunjuk menelusuri bahu janin
sampai fosa kubiti, kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan
bawah mengusap muka janin
3. Untuk melahirknya lengan depan, tangan
penolong yang telah digunakan memegang
pergelangan kaki janin sambil ditarik curam
kebawah sehingga puggung janin mendekati
punggung ibu
4. Dengan cara yang sama lengan dilahirkan, maka
harus diputar menjadi lengan belakang
 Cengkram gelang bahu & lengan yang
sudah lahir dengan kedua tangan penolong
dimana kedua jari terletak dipunggung &
sejajar dengan sumbu badan janin
sedangkan jari-jari yang lain mencengkram
dada janin, sehingga lengan depan berada
dibelakang kemudian lengan belakang
dilahirkan dengan tehnik tersebut diatas

XIII MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA LOVSET

Lahirnya Bokong
1. Saat bokong bayi membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, biarkan bokong keluar
perlahan-lahan
 Jangan melakukan intervensi, ikuti saja
proses keluarnya janin
2. Segera setelah bokong lahir, longgarkan tali
pusat setelah lahirnya perut sampai dada
3. Badan janin dipegang secara femuro-pelviks
 Kedua ibur jari penolong diletakan pada
bokong & jari telunjuk pada Krista alaika &
jari-jari yang lain mencengkam pada bagian
depan
4. Putar badan janin 180o sambil dilakukan
penarikan curam kebawah sehingga baju
belakang menjadi bahu depan
5. Badan janin diputar kembali kearah yang
berlawan setengah lingkaran sambil dilakukan
tarikan curam kebawah demikian seterusnya
secara bolak-balik sehingga bahu belakang
tampak dibawah simpisis & lengan dapat
dilahirkan
 Bila lengan janin belum lahir dengan
sendirinya maka lengan janin dapat
dilahirkan dengan mengait lengan bawah
dengan jari penolong (jari tengah &
telunjuk menelusuri bahu janin sampai
pada fosa kubiti, kemudian lengan
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah
lengan mengusap muka janin
Bila pada tahap ini ternyata terjadi hambatan
pengeluaran kepala janin maka segera lakukan
penolongan dengan cara maureceau
XIV MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA MAURICEAU

Lahirnya bokong
1. Saat bokong bayi membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, biarkan bokong keluar
perlahan-lahan
 Jangan melakukan intervensi, ikut saja
proses keluarnya janin
2. Segera setelah bokong lahir, longgarkan tali
pusat setelah lahirnya perut & sebagian dada
3. Segera setelah badan janin lahir letakan diatas
tangan kiri penolong sehingga posisi badan bayi
seperti menunggang kuda
4. Jari tengah dimasukan kedalam mulut, jari
telunjuk & jari manis mencengkram fossa kania,
sedang jari lainnya mencengkram leher
5. Tangan kanan memegang atau mencengkram
bahu & tengkuk janin
6. Minta asisten untuk menekan fundus uteri
7. Bersamaan dengan adanya his, asisten
menekan fundus uteri, penolong melakukan
tarikan kebawah sesuai arah sumbu jalan lahir
dibimbing jari yang dimasukan untuk menekan
dagu atau mulut
8. Bila sub oksiput tampak dibawah simpisis,
kepala janin dielevasi keatas (mendekati perut
ibu) sehingga berturut-turut lair dagu, mulut,
hidung, mata, dahi lalu lahirlah semua kepala
janin
XV PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
a. Segera setelah bayi lahir (jika bayi cukup bulan)
 sambil menempatkan bayi di atas perut,
lakukan penilaian (selintas) :
- Apakah bayi menangis atau
bernapas/tidak megap-megap?
- Apakah tonus otot bayi baik/bayi
bergerak aktif?

2 Mengeringkan tubuh bayi


Keringkan bayi mulai dari muka, kepala & bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuik basah dengan handuk/kain yang
kering.
Biarkan bayi diatas perut ibu
3 Periksa kemali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus (hamil tunggal)
4 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik
5 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan
oksitosin 10 unit IM (intra muskuler) di 1/3 paha atas
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin)
6 Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong
sisi tali pusat kearah distal (ibu) jeput kembali talu
pusat pada 2 cm distal dair klem pertama
XVI PENATA LAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA

1. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 –


10 cm dari vulva
2. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di
tepi atas simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat
3. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus kearah belakang – atas (dorso cranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,
suami atau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
Mengeluarkan Plasenta
1. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-
kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea
rah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap
lakukan tekanan dorso-kranial)
- Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 –
10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
- Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
a. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (aseptic) jika kandung
kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
e. Ika plasenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan plasenta
manual
2. Saat plasenta muncul di introitus vagina,
lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan

 Jika selaput ketubah robek, pakai sarung


tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan
jari-jari tangan atau klem DTT atau steril
untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal
Rangsan taktil (masase) uterus
3. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir, lakukan masase uterus, letakan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak


berkontraksi setelah 15 detik masase.
XVII MENILAI PERDARAHAN
1. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam
kantung plastic atau tempat khusus
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan
Bila ada robeka yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
XVIII. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN

1 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak


terjadi perdarahan pervaginam
2 Lakukan Inisiasi Menyusu Dini dan biarkan bayi tetap
melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam. Setelah bayi selesai menyusu dalam 1 jam
pertama, beri vitamin k1 1mg instramuskuler di paha
kiri dan salep/tetes mata antibiotic

3 Lakukan pemeriksaan fisik BBL

4 Setelah satu jam pemberian vitamin k1, beri imunisasi


hepatitis B di paha kanan.
EVALUASI

1 Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah


perdarahan pervaginam
2 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi
3 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

4 Melakukan pemantauan ibu pada kala IV

5 Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi

PASCA TINDAKAN

KEBERSIHAN DAN KEAMANAN

1 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan


klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan
bilas peralatan setelah di dekontaminasi

2 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat


sampah yang sesuai
3 Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan
sisa cairan ketuban, lender dan darah. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering

4 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan


ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman
dan makanan yang diinginkannya
5 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5%
6 Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5% balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
7 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

DOKUMENTASIKAN

Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),


periksa tanda vital dan asuhan kala IV
Mata Kuliah : Askeb IV (Patologi)

Sub Pokok Bahasan : Pertolongan persalinan sunsang

Hari/Tanggal : 5 Juni 2014

Kompetensi : Pertolongan Persalinan Sunsang

Dosen : Nia Herliani Amd.Keb

Lokasi : AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA

OBJEKTIF DARI SILABUS

Setelah mengikuti pembelajaran praktek klinik diharapkan mahasiswa mampu melakukan


pertolongan persalinan sunsang dengan benar dan sistematis

OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA

Setelah proses pembelajaran ini mahasiswa mampu memahami dan melakukan tehnik
pertolongan persalinan sunsang sesuai dengan prosedur yang benar dan sistematis
SUMBER PUSTAKA

1. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obsetri Fisiologi dan Obsetri Patologi. Edisi 2.
Jakarta : EGC
2. Ai Yeyeh, Dkk. Diktat kuliah Asuhan Kebidanan IV(Patologi Kebidanan) Cetakan II.
Jakarta : TIM
3. Doddy ario K, dkk (dr), 2001. Standar pelayanan medik SMF obstetri dan ginekologi.
RSUD Mataram

METODE

Empat langkah metode:

1. Persiapan
2. Penyajian
3. Aplikasi
4. Evaluasi
ALAT DAN BAHAN

1. Daftar tilik

2. Job Sheet

3. Buku catatan

4. Alat tulis
KEGIATAN BIMBINGAN

Tahapan Kegiatan Metode Media/


dan Waktu Dosen Siswa Alat
Pendahuluan/ 1. Memberikan salam, - Menjawab salam Tanya -Job
Pre memperkenalkan Jawab sheets
Conference diri, menjelaskan Diskusi -Daftar
tujuan tilik
2. Mengabsen dan - mendengarkan -Buku
10’ melakukan kontrak catatan
waktu dengan -Alat
mahasiswa tulis
3. Menghubungkan
topik proses - Memperhatikan
pertolongan
persalinan sunsang
dengan profesi bidan
di pelayanan
kesehatan - memperhatikan
4. Menyampaikan
tujuan dari
pembelajaran
(Objektif Prilaku
Siswa) yang ingin - Memperhatikan
dicapai pada
pertemuan ini
5. Mereview lagkah- - Menjawab
langkah yang akan pertanyaa
dipraktekan
penuntun belajar
yang dinggap sulit
bagi mahasiswa
6. Menanyakan kepada
mahasiswa langkah - Memperhatikan
mana yang dilatih
secara khusus yang
dalam praktek yang
akan dikerjakan.
7. Menyiapkan daftar
tilik/job sheet
8. Menyampaikan
pentingnya topik ini
dikaitkan dengan
lapangan kerja yang
akan dihadapi
nantinya

1. Melakukan demonstrasi - memperhatikan Demonst Alat :


sebelum mahasiswa maju. rasi Daftar
Kegiatan 2. Meminta mahasiswa - Memperhatikan tilik
80’ untuk melakukan Jobsheet
demonstrasi ulang
3, Memberikan dorongan
positif dan saran saat
perbaikan
4. Merujuk kepada
penuntun belajar selama
mengadakan pengamatan
5. Memcatat kinerja
mahasiswa dalam
pengamatan
1. Mereview Tanya
Penutup kembali jawab
10’ mahasiswa Diskusi
yang maju
oleh
temannya.
2. Memberi -
saran spesifik
perbaikan
3. Memberikan
umpan balik
positif untuk
langkah yang
telah
dikerjakan
dengan baik
oleh
mahasiswa
4. Memberikan Ceramah
kesempatan
bertanya.
5. Menyimpulk
an kembali
materi yang
diberikan.
6. Memberikan
tugas kepada
mahasiswa .
7. Menutup
pertemuan
dan
memberikan
salam.
A. EVALUASI PENILAIAN
Prosedur penilaian proses belajar : Aktif dan kondusif
Jenis evaluasi : Demonstrasi ulang
Bentuk evaluasi : Demonstrasi langsung dengan phantom

Petunjuk evaluasi : Meminta mahasiswa untuk


mempraktekan metode pertolongan persalinan sunsang

Anda mungkin juga menyukai