Anda di halaman 1dari 65

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (60 LANGKAH)

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,

PROTAP Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc


Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Asuhan kebidanan pada persalinan normal yang mengacu kepada


asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir
serta upaya pencegahan komplikasi
Tujuan Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup
dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui berbagai upaya terintegrasi dan lengkap tetapi dengan
intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan
(optimal).
Persiapan Persiapan Alat
1. Trolley dengan alasnya
a. Bagian atas berisi :
Bak instrument yang berisi partus set :
2 pasang hand schone
kocher
Gunting episiotomy
Benang tali pusat/klem umbilical
2 arteri klem
Gunting tali pusat
Kassa steril
Spuit
Kateter nelaton
b. Kom tertutup berisi de lee
c. Kom kecil berisi :
Oksitosin 1 ampul
Lidokain 1 % 1 ampul
d. Kom kecil yang berisi kapas DTT
e. Bak instrument yang berisi hecting set :
Hand scone
Spuit
Pinset
Needle holder
2 buah nald hecting yang terdiri dari 1buah nald kulit
dan 1 buah nald otot cut gut (chromic)
f Tensi meter
g. Stetoskop
h. Thermometer
2. Bagian bawah berisi :
Leanec
2 buah nierbeken
1 buah piring placenta
Schort
Masker
Geogle (kaca mata)
Sepatu boot/sandal tertutup
1 buah handuk kecil untuk cuci tangan
3 buah kain bersih
2 buah handuk bersih
Pakaian bayi terdiri dari :
Kain varnel / bedong
Popok bayi
Baju bayi
- Pakaian ibu, yang terdiri dari :
Pakaian dalam
Pembalut
Baju ibu
3. Tiga buah tempat sampah :
1 buah berwarna merah untuk tempat sampah kering
1 buah berwarna kuning untuk tempat sampai infeksi
1 buah berwarna hitam untuk pakaian kotor
4. Satu buah ember berisi larutan klorin 0,5
5. Partograf
6. Baki dengan alasnya berisi :
Peralatan infuse :
Cairan NaCl 0,9% dan RL
Abocath
Kassa
Plester
Gunting
Bak instrument berisi :
1 hand schone panjang steril
1 hand schone pendek steril
Foley kateter steril
Kocher
Suit 5 cc
7. Perlengkapan resusitasi bayi :
3 buah kain
Balon resusitasi, sungkup No 0 dan 1
Kom bertutup berisi de lee
8 Kassa tempat dalam tempatnya
9 Kapas DTT
10 Medikamentosa :
Analgetik (petidin 1-2 mg/kg BB), ketamin HCL 0,5/kg
BB
Sedative (diazepam 10 mg)
Atropine sulfas 0,25 0,50 mg
Uterotonika (oksitosin, ergometrin, prostaglandin)
11 Oksigen dan regulator
12 Larutan klorin 0,5 % dan tempatnya
Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
1. Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II Yang
dilakukan adalah: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan
tanda-tanda :
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vaginanya.
c. Perineum menonjol .
d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan .
2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi
tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau
kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
a. Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi
serta ganjal bahu bayi.
b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali
pakai di dalam partus set.
3. Pakai celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai,
mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi
yang kering dan bersih.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk pemeriksaan dalam.
6. Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan disinfeksi tinggkat
tinggi atau steril.
Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas
atau kasa yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.
a. Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan kasa dari arah depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %
langkah 9.
8. Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam
larutan korin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya selama 10 menit. Cuci
kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses
pimpinan meneran.
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
untuk meneran ( pada saat adanya his, bantu ibu dalam
posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran.
14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
cm meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk
mengeringkan bayi.
16. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi.
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan saat kepala lahir.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika terjadi lilitan tali pusat.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat
didua tempat dan potong diantara kedua klem tersebut.
21. menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar
secara spontan.Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut
menariknya kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu
anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik ke arah atas dan kearah luar untuk
melahirkan bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat
melewati perineum, gunakan tangan bagian bawah saat
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior saat bayi keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang
ada di atas ( anterior ) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangga saat punggung dan kaki lahir memegang kedua
mata kaki bayi dan dengan hati hati membantu kelahiran
kaki.
Penanganan bayi baru lahir
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas
perut ibu di posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari
tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi di
tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang
kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik..
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin
10 unit IM (Intara muskuler) 1/3 paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali
pusat mulai dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke
dua 2 cm dari klem pertama ke arah ibu.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan penguntungan tali
pusat diantara dua klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah
disediakan.
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu
bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di
dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau aerola
mamae ibu .
33. selimuti ibu Dan bayi keringkan
34. pasang topi di kepala bayi
Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusui dini dalam waktu 30 60 menit. Menyusu
untuk pertama kali akan berlangsung sekitar 10-15
menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasill menyusu
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III.
35. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari
vulva.
36. Kosongkan kandung kemih ( cateterisasi)
37. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat
diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,
memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
38. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang atas ( dorso kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-
40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika
uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
39. Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas, mengikuti poros jalan lahir, (tetap lakukan
tekanan dorso-kranial)
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat:
Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh.
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.
Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan
plasenta manual.
40. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan menggunakan ke dua tangan, pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan
dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakia sarung tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.
41. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
Masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi ( Fundus menjadi keras). Lakukan
tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi
setelah 15 detik masase.
Menilai Perdarahan
42. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan
plesenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus.
43. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera
lakukan penjahitan.
Melakukan Prosedur paska persalinan
44. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
45. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu
pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit bayi
cukup menyusu dari satu payudara.
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu.
46. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri
antibiotika salep mata pencegahan, dan vit K 1 mg IM di
paha kiri anterolateral.
47. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral. Letakan bayi didalam
jangkawan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakan
kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu
1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
48. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.
49. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
50. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
51. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap
30 menit selama jam kedua paska persalinan.
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama
2 jam pertama paska persalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal.
52. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk
pastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit)
serta suhu tubuh normal (36,5-37,5 0C).
a. Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi,
diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit.
b. Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.
c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Kembalikan bayi kulit kekulit dengan ibunya dan
selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.
Kebersihan Dan keamanan
53. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi( 10 menit ), mencuci dan membilas peralatan
setelah didekontaminasi.
54. Buang bahan bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
55. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat
tinggi. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu
ibu untuk memakai pakaian yang bersih dan kering.
56. Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan
ASI, menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu
minuman dan makanan yang diinginkan.
57. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .
58. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5% membalikan bagian sarung tangan dalam ke luar dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Pendokumentasian
60. Lengkapi patograf (Halaman depan dan belakang, periksa
tanda vital dan asuhan kala IV).

Unit Terkait Unit Kerja Kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PENYUNTIKAN KB

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan tindakan invasiv


karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan hati-
hati dengan teknik antiseptik mencegah infeksi.

Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan suntikan KB.

Persiapan 1. Obat yang akan disuntikkan (depo provera, cyclofem)


2. Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai)
3. Alkohol 60 90 %

Prosedur 1. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir,
keringkan dengan handuk
2. Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet,
hapus karet yang ada dibagian atas vial dengan kapas yang telah
dibasahi dengan alkohol 60 90 %, biarkan kering
3. Bila menggunakan jarum atau semprit sekali pakai, segera buka
plastiknya Bila menggunakan jarum atau semprit yang telah
disterilkan dengan DTT, pakai korentang yang telah di DTT
untuk mengambilnya
4. Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum
pada mulut semprit penghubung
5. Balikkan vial dengan mulut vial ke bawah. Masukkan cairan
suntik dalam semprit, gunakan jarum yang sama untuk
menghisap kontrasepsi suntik yang menyuntikkn klien
6. Teknik suntikan
Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara (pada depo provera / cyclofem), keluarkan
isinya
Suntikkan secara intra muskular dalam di daerah pantat
(daerah gluteal). Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal,
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif
Depo provera (3 ml / 150 mg atau 1 ml / 150 mg) diberikan
setiap 3 bulan (12 minggu)
Noristerat diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)
Cyclofem 25 mg medroksi progesteron asetat dan 5 mg
estrogen sipionat diberikan setiap bulan

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PENANGANAN ATONIA UTERI

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Asuhan yang diberikan pada saat terjadi perdarahan segera setelah
plasenta lahir lebih dari 500 cc karena tidak ada kontraksi uterus

Tujuan Agar perdarahan berhenti dan kontraksi uterus keras dengan sedikit
mungkin melakukan intervensi namun tetap menjaga keamanan
proses penghentian perdarahan tersebut.

Persiapan Infus RL
Oksitosin
Kateter nelaton
Penampung urin
Methyl ergometrin
Kain alas bokong
Sarung tangan panjang
Sarung tangan pendek
APD
Larutan desinfektan

Prosedur
1. Periksa kontraksi uterus
2. Evaluasi bekuan darah
3. Kompresi bimanual interna (KBI) maksimal 5 menit
4. Pertahankan KBI selama 1-2 menit
5. Ajarkan keluarga melakukan Kompresi bimanual eksterna
(KBE)
6. Keluarkan tangan secara hati-hati
7. Suntikan metyl ergometrin 0,2 mg IM
8. Pasang infus RL + 20 IU Oksitosin guyur
9. Lakukan KBI lagi
10. Periksa kontraksi uterus kembali jika sudah berkontraksi
lakukan pengawasan kala IV jika belum berkontraksi siapkan
rujukan dengan melanjutkan pemberian infus + 20 IU Oksitosin
minimal 500cc hingga mencapai tempat tujuan. Selama
perjalanan dapat dilakukan kompresi aorta abdominalis atau
KBE.

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PERAWATAN PASIEN DENGAN PERDARAHAN


ANTEPARTUM

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari jalan lahir yang terjadi
pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih.

Tujuan Untuk mencari penyebab perdarahan antepartum serta merencanakan


tindakan selanjutnya agar morbiditas dan mortilitas ibu dan janin
dapat diturunkan.

Prosedur 1. Setiap pasien dengan perdarahan antepartum harus dirawat di


rumah sakit untuk dicari penyebabnya dan direncanakan
tindakan persalinannya.
2. Pantau keadaan umum ,tanda-tanda vital , perdarahan
3. Mintalah bantuan ,siapkan fasilitas tindakan gawaat janin
4. Perhatikan pencegahan infeksi (teknik aseptik dan antiseptik)
5. Segera memulai penanganan syok (meskipun tanda-tanda syok
belum terlihat)
6. Tegakkan diagnosa penyebab perdarahan
7. Segera konfirmasi dengan dokterobgin setelah menegakkan
diagnosa perdarahan
8. Pemeriksan laboratoriumuntuk mengetahui anemia
9. Petugas yang melaksanakan bidan jaga

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen Tanggal Terbit
KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Asuhan yang diberikan pada tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran
Tujuan Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya
pernafasan sponton serta mencengah Hypotermi
Persiapan 1. Delee
2. Klem 2 buah
3. Penjepit tali pusat
4. Gelas steril
5. Handuk kering
6. Salep mata
7. Metelin
8. Penimbangan bayi
9. Kartu bayi
10. Pakaian bayi 1 set

1. Menyiapkan alat dan ruangan yang hangat dan bersih


Prosedur 2. Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih,
kain bersih dan kering untuk bayi
3. Menyiapkan obat tetes mata / salep mata
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
5. Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila
bayi tidak menangis, cepat bersihkan jalan nafas dengan delee,
jika tetap tidak menangis segera lakukan tindakan sesuai standar
penanganan asfiksia pada bayi baru lahir
6. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat.
Kemudian pakaikan kain kering yang hangat,berikan bayi
kepada ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI karena
akan membantu pelepasan placenta
7. Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk
mencegah bayi kehilangan panas tubuh )
8. Memotong dan mengikat tali pusat
9. Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tadak
ada perdarahan
10. Menutup tali pusat dengan gaas kering
11. Melengkapi surat keterngan lahir bayi
12. Sesudah 5 menit lakukan penilaian keadaan umum bayi dengan
AS
13. Melakukan pemeriksaan fisik bayi
14. Mengukur BB / PB
15. Megukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer yang
diletakkan di ketiak atau lipat paha
16. Mengenakan pakaian bayi dan menyelimuti bayi
17. Memberikan salep mata
18. Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui segera setelah lahir
paling lambat 2 jam pertama
19. Pastikan bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan
tutup kepala
20. Membantu ibu untuk menyusui bayi
21. Mencuci tangan
22. Memperhatikan pengeluaran urine dan mekonium
23. Melakukan pencatatan semua yang ditemukan di kartu ibu dan
bayi serta lakukan kolaborasi bila ada kelainan
Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
PEMASANGAN IUD

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
PROTAP Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M


Pengertian Prosedur pemasangan IUD merupakan teknik pemasangan alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Tujuan Mencegah spermatozoa masuk ke dalam saluran tuba.


Persiapan 1. Kom besar 2 buah
2. Bengkok
3. IUD steril
4. KO sedang 1 buah
5. Air DTT
6. Larutan byclean / klorin 0,5%
7. Kapas sublimat
8. Bak instrumen
9. Sarung tangan steril 2 pasang
10. Bivatue spekulum (spekulum cocor bebek)
11. Tampon tang
12. Tenakulum
13. Extraktor IUD
14. Sonde uterus
15. Gunting IUD

1. Dekatkan alat
Prosedur 2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Cuci tangan di air mengalir
4. Pasang selimut mandi
5. Pakai sarung tangan steril pada tangan kiri
6. Simpan IUD di tempat yang rata
7. Buka plastik atas IUD dengan tangan kanan, tangan kiri
memasukkan Coper T IUD dari dalam dan tangan kanan
merapatkan dari luar
8. Dekatkan bengkok
9. Buka kom kapas sublimat
10. Pakai sarung tangan pada tangan kanan
11. Lakukan vulva higiene
12. Lakukan pemeriksaan dalam
13. Cuci tangan di air DTT, buka sarung tangan
14. Pakai sarung tangan steril yang baru
15. Memasukkan spekulum sesuai anatomi
16. Bersihkan serviks dengan kasa steril menggunakan tampon tang
17. Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi vertikal (arah jam 11
atau jam 1)
18. Ukur panjang uterus dengan sonde uterus
19. Memsang IUD dengan teknik menarik (With drawal tecniqique)
Memasukkan tabung inserter yang berisi IUD ke dalam
kanalis servikalis
Menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk
memasukkan IUD
Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali tabung
inserter sampai terasa pada fundus.
20. Menggunakan benang IUD 3 sampai 4 cm
21. Bersihkan porsio yang telah terpasang IUD dengan kasa
menggunakan tampon tang
22. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam dalam larutan
klorin 0,5 %
23. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan IUD telah
terpasang
24. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
25. Cuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
SOP ( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
PROSEDUR PENCABUTAN IUD

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Agar pasien yang akan melepas AKDR mendapat pelayanan yang
cepat, puas, dan sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan
Persiapan 1. Meja dengan alas duk steril.
2. Sarung tangan kanan dan kiri
3. Lidi kapas, kapas first aid secukupnya.
4. Cocor bebek / speculum
5. Tampon tang.
6. Tutup duk steril
7. Bengkok
8. Lampu
9. Timbangan berat badan
10. Tensimeter dan
11. Stetoskop

Prosedur 1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai


keuntungan, efek samping dan cara menanggulangi efek
samping.
2. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.
3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan,
mengukur tensimeter.
4. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
5. Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed
gynaecologi dengan posisi Lithomi.
6. Bersihkan vagina dengan lysol
7. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan
dan posisi uterus.
8. Pasang speculum sym.
9. Mencari benang IUD kemudian dilepas dengan tampon tang
10. Setelah IUD berhasil dilepas, alat-alat dibereskan.
11. Pasien dirapikan kembali
12. Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin
terjadi / dialami setelah AKDR dilepas dan kapan harus kontrol
13. Menyerahkan nota pelayanan dan menerima pembayaran sesuai
dengan nota
14. Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan, register
KB untuk dilaporkan ke bagian Rekam Medik.
Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
MANUAL PLASENTA

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Pengeluaran placenta yang belum lahir setelah 30 menit janin lahir
dengan menggunakan tangan

Tujuan Untuk mengeluarkan plasenta


Persiapan 1. Bengkok
2. Sarung tangan
3. Peartus set, spuit
4. Air DTT, Larutan klorin
5. Oxytoxin injeksi
6. Metil Ergometrin injeksi
7. Tempat tidur bersih
8. Tempat sampah
9. Celemek
10. Penerangan yang cukup
11. Cairan infus RL, abocath, slang infus, plester
12. Sumber air bersih dan mengalir
13. Kassa, bethadin

1. Memberitahu kepada ibu akan dilakukan pengeluaran placenta


Prosedur
secara manual.
2. Menyiapkan ruangan, menutup pintu.
3. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat..
4. Menyiapkan posisi ibu dengan posisi lithotomi.
5. Menaruh kain diatas paha ibu.
6. Memberitahu ibu akan dipasang infus.
7. Petugas cuci tangan.
8. Petugas mamakai sarung tangan
9. Mendesinfektan vulva dan sekitarnya.
10. Labia dibuka dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan
dimasukkan secara obstetrik kedalam vagina. Kemudian tangan
kiri menahan fundus untuk mencegah kolporeksi, tangan kanan
dengan posisi obstetrik menuju ke ostium uteri dan terus ke
lokasi placenta, tangan dalam ini menyusuri tali pusat agar tidak
terjadi salah jalan (false route)
11. Setelah tangan dalam sampai ke placenta maka tangan tersebut
dipindahkan kepinggir placenta dan mencari bagian placenta
yang sudah lepas untuk menentukan bidang pelepasan yang
tepat, kemudian dengan sisi tangan kanan sebelah kelingking
(ulner) placenta dilepaskan pada bidang antara bagian placenta
yang sudah terlepas dan dinding rahim dengan gerakan yang
sejajar dengan dinding rahim.
12. Setelah seluruh placenta terlepas, placenta dipegang dan dengan
perlahan-lahan ditarik keluar. Kesulitan yang mungkin dijumpai
pada waktu pelepasan placenta secara manual ialah adanya
lingkaran kontriksi yang hanya dapat dilalui dengan dilatasi oleh
tangan dalam secara perlahan-lahan dan dalam nekrose yang
dalam. Lokasi placenta pada dinding rahim juga sedikit lebih
sukar dilepaskan daripada lokasi di dinding belakang. Ada
kalanya placenta tidak dapat dilepaskan secara manual seperti
halnya pada placenta akreta, dalam hal ini tindakan dihentikan.
13. Setelah placenta dilahirkan dan diperiksa bahwa placenta
lengkap, segera dilakukan kompresi bimanual uterus dan
disuntikkan metil ergometrin 0,2 mg IM atau IV sampai
kontraksi uterus baik. Pada kasus retensio placenta, resiko atonia
uteri tinggi, oleh karena itu harus segera dilakukan tindakan
pencegahan perdarahan postpartum. Apabila kontraksi uterus
tetap buruk, dilanjutkan dengan tindakan sesuai prosedur pada
tindakan atonia uteri. Placenta akreta di tangani dengan
histerektomi oleh karena itu harus dirujuk ke Rumah Sakit.
14. Ibu diposisikan dengan kaki lurus kemudian dibersihkan.
15. Pantau perdarahan , Kontraksi uterus dan tanda vital (tensi, nadi,
suhu)
16. Membersihkan alat-alat, alat-alat direndam kadalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci dengan sabun, kemudian
dibilas dengan air bersih.
Alat-alat disterilkan.
17. Petugas cuci tangan.

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

CARA RUJUKAN PASIEN

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat


Pengertian
/ bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang
atau terapi.
Tujuan
Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah
sakit tujuan dengan cepat dan aman
Prosedur 1. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta
persetujuan kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien
pulang dan biaya penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap
atau pasien UGD yang sudah diberikab terapi, bagi pasien UGD
yang tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan
saja)
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat
rujukan
7. Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien
danPetugas UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi
sopir Ambulan.
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan
pasien ke tempat tujuan dengan ambulan.

11. Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit


Petugas UGD / Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku
kegiatan UGD / Rawat Inap
Unit Terkait Unit Kerja kebidanan dan supir mobil klinik di lingkungan Klinik
Zmc
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
IMUNISASI BCG

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian
Imunisasi BCG adalah vaksinasi hidup yang diberikan pada bayi
untuk mencegah terjadinya penyakit TBC. BCG berasal dari strain
bovinum Micobakcterium Tuberculosis oleh Calmette dan Guerin
yang mengandung sebanyak 50.000 1.000.000 partikel/ dosis.

Tujuan Untuk mencegah penyakit TBC


Persiapan 1. Spuit dispossible 1cc dan 5cc
2. Vaksin BCG dan pelarutnya dalam ter,os es
3. Jarum insulin kecil
4. Bengkok
5. Kapas air hangat
6. Kantong plastik
7. Buku KIA

Prosedur 1. Mencuci tangan denagn sabun dan air mengalir kemudian


keringkan denagn handuk kering.
2. Peganglah ampul diantara 2 ibu jari dan jari tengah, pergunakan
telunjuk untuk menyangga leher ampul, gergajilah leher ampul.
3. Patahkan leher ampul dengan hati-hati, leher ini akan patah
apabila sudah terbuat goresan, ambil pelarut.
4. Ambil semprit 5cc dan jarum yang steril, semprit dan jarum ini
hanya dipergunakan untuk oplos, bukan untuk suntikan, sedotlah
pelarut.
5. Sebelum ampul dibuka, ketuk0ketuklah agar semua serbuk
vaksin turun, apabila ini tidak dilakukan kemungkinan vaksin
akan berkurang sewaktu mematahkan leher ampul.
6. Bersihkan bagian luar ampul dengan kapas lembab steril. Hal ini
adalah untuk menghilangkan serbuk gelas dan mencegah serbuk
gelas jangan sampai masuk ke dalam vaksin, patahkan leher
ampul.
7. Masukkan pelarut yang berada dalam semprit 5cc ke dalam
ampul vaksin.
8. Hisap vaksin pelan-pelan dan suntikkan kembali ke dalam
ampul beberapa kali sampai vaksin tercampur.
9. Sediakan semprit dan jarum ukuran 1cc untuk pemberian vaksin
BCG.
10. Memasukkan jarum ke dalam ampul yang telah dibuka, hisap
vaksin sebanyak 0,05cc.
11. Keluarkan udara dengan posisis spuit tegak lurus, apabila idara
telah terkumpul di bagian atas, doronglah pistonnya sampai
gelembung udara dan sedikit vaksin keluar dan vaksin tepat
pada skala 0,05cc.
12. Sapa ibu dan jelaskan cara memegang bayinya @bila bayinya
baru lahir tidak memerlukan pegangan yang terlampau kuat.
13. Membuka pakaian yang menutup lengan kanan bayi.
14. Peganglah lengan kanan atas bayi dengan tangan kiri.
15. Tentukan lokasi penyuntikan yaitu 1/3 bagian lengan kanan atas
(inseti musculus deltoideus)
16. Bersihkan lengan dengan kapas lembab (jangan menggunakan
alkohol, sebab alkohol dapat merusak vaksin)
17. Pegang semprit dengan tangan kanan, lubang jarum menghadap
ke atas, letakkan jarum dan semprit hampir sejajar denag lengan
kanan anak.
18. Tusukkan jarum ke dalam kulit secara intracutan, usahakan
sedikit mungkin melukai kulit, masukkan vaksin 0,05cc dan
cabut jarum setelah semua vaksin masuk.
19. Usap bekas suntikan dengan kapas lembab, buang kapas lembab
ke dalam bengkok.
20. Jelaskan pada ibu tentang reaksi yang akan timbul setelah
penyuntikan.
21. Jelaskan pada ibu bila timbul infeksi. Pembengkakan lokasi
penyuntikan tidak boleh diberi obat apapun, cukup hanya
ditutup dengan pembalut kering, bila pembengkakan sangat
besar atau pembengkakan di sekitar ketiak, bawalah anak
tersebut ke puskesmas/rumah sakit/Dokter untuk mendapatkan
pengobatan.
22. Memberi kesempatan pada ibu/keluarga untuk bertanya tentang
hal-hal yang kurang jelas.
23. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk kering.
24. Mencatat dalam KMS/Kartu Kontrol Bayi. Ucapkan salam dan
terima kasih.

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IMUNISASI HBO

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin Hepatitis B pada Bayi Baru Lahir 0-
7 hari.

Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit yang disebabkan oleh


virus Hepatitis B.

Persiapan 1. Sepasang sarung tangan bersih


2. Alat suntik Prefilled Injection Device (PID),jenis alat suntik yang
telah berisi vaksin dosis tunggal dari pabriknya, berisi vaksin
Hepatitis B 0,5 ml
3. Kapas alcohol

Prosedur 1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayinya akan diberikan


vaksin Hepatitis B dengan cara di suntik
2. Posisikan bayi terlentan
3. Keluarkan PID dari kemasan
4. Dorong dan tekan dengan cepat penutup jarum ke dalam port
5. Jarak antara penutup jarum dengan port akan hilang dan terasa
ada klik
6. Oleskan kapas alcohol di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan
7. Pegang paha bayi sebelah kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk
8. Keluarkan penutup jarum
9. Pegang PID pada port dan suntikan jarum dengan sudut 900 di
1/3 paha luar bayi sebelah kanan
10. Tekan reservoir (gelembung vaksin) untuk mengeluarkan vaksin
11. Sesudah reservoir kempes, tarik PID keluar
12. Dep dengan kapas alkohol

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IMUNISASI DPT

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Difteri,


Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis,
tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga
tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan
tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut

Tujuan DPT agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Dipteri,
Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B

Persiapan 1. Vaksin DPT


2. Spuit disposible
3. Kapas alkohol

Prosedur 1. Petugas mencuci tangan


2. Pastikan vaksin yang akan di gunakan
3. Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan)
jumlah suntikan 3x untuk imunisasi DPT.
4. Ambil 0,5 cc vaksin DPT
5. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas steril (air panas)
6. Suntikan secara intra muskuler (im)
7. Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat
DPT, berikan obat penurun panas / antipiretik kepada ibu anak
tersebut.
8. Anjurkan kompres hangan di lokasi penyuntikan.
9. Rapikan alat-alat
10. Petugas mencuci tangan
11. Mencatat dalam buku

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IMUNISASI POLIO

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Imunisasi polio diberikan pada bayi mulai umur 0 11 bulan dalam
ruang lingkup Posyandu dan 0 59 bulan untuk kegiatan Pekan
Imunisasi Nasional (PIN). Imunisasi polio di Puskesmas diberikan
sampai 4 kali dengan selang waktu 1 bulan

Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak


mempunyai daya tahan terhadap penyakit polio.

Persiapan 1. Pinset
2. Vaksin polio dan pipet

Prosedur 1. Petugas mencuci tangan


2. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor ,
kadaluarsa dan vvm )
3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil
4. Pasang pipet diatas botol vaksin
5. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
6. Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes
7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang
diimunisasi
8. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi
penetesan
9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap
dalam kondisi steril
10. Rapikan Alat
11. Petugas mencui tangan

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IMUNISASI CAMPAK

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M


Pengertian imunisasi yang wajib diberikan pada anak. Sebenarnya bayi sudah
mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring
bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga
butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak.

Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunmsasi campak agar anak


mempunyai daya tahan terhad penyakit campak.

1. Pinset
Persiapan 2. Disposible spuit
3. Vaksin Pelarut

Prosedur 1. Petugas mencuci tangan


2. Pastikan vaksin dalam keadaan baik
3. Buka tutup vaksin denggunakan Pinset
4. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada (5 cc)
5. Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak (9 bulan)
6. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi
7. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas steril (air
panas).
8. Suntikan secara sub (sc)
9. Rapikan alat
10. Cuci tangan petugas

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PROTEIN URINE

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Protein Urine Dalam Kehamilan Tingginya kadar protein dalam urin
ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi
ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
trimester kedua kehamilan.

Tujuan Untuk menentukan adanya protein dalam urine


Untuk menentukan adanya indikasi kelainan-kelainan pada
fungsi renal
untuk mengetahui apakah pasien mengalami preeklamsi atau
eklamsi

1. 2 Tabung reaksi
Persiapan 2. Penjepit tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Pipet tetes
5. Lampu spiritus/
6. Bunsen
7. Beker glassBahan
8. Asam Asetat 6%
4. Urin jernih
1. Menyiapkan dan mengecek kelengkapan alat
Prosedur 2. Mencuci tangan
3. Memakai handscoon
4. Memperhatikan kejernihan urine
5. Bila urin keruh disaring dengan kertas penyaring
6. Mengisi kedua tabung dengan urin, masing + 2ml salah satu
tabung sebagai bahan pembanding pemeriksaan
7. Menyalakan lampu spirtus
8. Memanaskan tabung sampai mendidih denaturasi sehingga
terjadilah presipitasi. Berjarak 2-3 cm, Membentuk sudut 45
derajat, Panaskan tabung secara meratadari ujung bawah ke
atas
9. Bila urin yang dipanaskan keruh tambahkan 4 tetes asam
asetat 6% (Titik iso-elektrik protein) dan bila kekeruhan
hilang maka menunjukkan hasil yang negatif
10. Jika urin tetep keruh maka panaskan sekali lagi dan
bandingkan hasilnya.
11. Bila setelah diapanaskan urin tetep keruh maka Hasilnya
positif dan baca hasil pemeriksaan. Memberitahu ibu hasil
pemeriksaan. Membereskan peralatan.
12. Mencuci tangan.
13. Cara Menilai Hasil
penilaian ini berlaku untuk pemeriksaan dengan asam asetat :
- : Tidak ada kekeruhan.
+ : Kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01- 0,05%).
++ : Kekeruhan mudah dilihat & nampak butir- butir
dalam
kekeruhan tersebut(0,05-0,2%)
+++ : Urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping- keping
(0,2-0,5%).
++++ : Sangat keruh dan bergumpal/memadat (>0,5%)

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PEMASANGAN IMPLAN

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah


kulit yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul
silastic silicon yang berisi hormone progesterone
Tujuan Untuk menjarangkan kehamilan selama 3-5 tahun.

Persiapan 1. Sabun antiseptic


2. Kasa steril
3. Cairan antiseptic (Betadhine)
4. Kain steril yang mempunyai lubang
5. Obat anestesi local
6. Seprit dan jarum suntik
7. Troika no.10
8. Sepasang handscoon steril
9. Satu set kapsul inplant (6buah).
10. Scalpel yang tajam

Prosedur 1. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang


selengkap mungkin mengenai Inplant ini sehingga calon
akseptor betul-betul mengetahui , mengerti dan menerimanya
sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakai.
2. Pemasangan implant di lakukan pada bagian dalam lengan atas
atau lengan bawah. Kira-kira 6-8cm diatas atau dibawah siku,
melalui insisi tunggal. Dalam bentuk kipas dan di masukkan
tepat dibawah kulit.
3. Pasien dibaringakan di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan di
atas meja kecil di samping tempat tidur pasien.
4. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri atas) dicuci denagan
sabun antiseptic kemudian diberi cairan antiseptic
5. Daerah tempat pemasangan inplant di tutup dengan kain steril
yang berlubang.
6. Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm di atas lipatan
siku
7. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan
scalpel yang tajam.
8. Troika dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada
jaringan bawah kulit,
9. Kemudian kapsul dimasukan kedalam troikar dan didorong
dengan plunger sampaim kapsul terletak dibawah kulit.
10. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul
keenam. Keenam kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian
rupa sehingga susunanya seperti kipas.
11. Setelah semua kapsul berada dibawh kulit, troikar ditarik pelan-
pelan keluar.
12. Control luka apakah ada perdarahan atau tidak.
13. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril,
kemudian diplester , umumnya tidak diperlukan jahitan.
14. Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang
4hari dan datang kembali jika ada keluhan-keluhan yang
mengganggu.

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PENCABUTAN IMPLAN

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Teknik pengeluaran implant umumnya lebih sulit dari pada insersi.
Persoalannya timbul apabila implant dipasang terlalu dalam atau bila
timbul jaringan fibrous sekeliling implant.

Tujuan

Persiapan 1. Sabun antiseptic


2. Kasa steril
3. Cairan antiseptic (Betadhine)
4. Kain steril yang mempunyai lubang
5. Obat anestesi local
6. Seprit dan jarum suntik
7. Troika no.10
8. Sepasang handscoon steril
9. Satu set kapsul inplant (6buah).
10. Scalpel yang tajam
11. forceps lurus dan satu forceps bengkok
j

Prosedur 1. Tentukan letak posisi kapsul inplant (kapsul 1-6) kalau perlu
kapsul didorong kea rah tempat insisi akan di lakukan.
2. Daerah insisi didisinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril
yang berlubang.
3. Lakukan anastesi local, jangan menyuntikkan anastesi local di
atas Implant karena pembengkakan kulit dapat menghalangi
pandangan dari letak implannya.
4. Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7mm ditempat
yang paling dekat dengan kapsul inplant.
5. Forsep dimasukkan melalui lubang insisi dan kapsul didorong
dengan jari tangan ke arah ujung forceps.
6. Forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps
7. Kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalau
perlu dapat dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari
tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan
jaringan disekitarnya. Dalam hal ini lakkukanlah insisi pada
jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai
kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar.
8. Lakukanlah prosedur ini berturut-turut untuk mengeluarkan
kapsul lainnya. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul inplant
terjadi perdarahan, hentikanlah perdarahan terlebih dahulu
umpama dengan menekan daerah yang berdarah tersebut dengan
kain kasa steril.
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak di jumpai lagi
perdarahan, tutuplah luka insisi dengan kasa steril, kemudian
diplester.
10. Umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit, apabila akseptor
ingin dipasang implant yang baru ini dapat segera dilakukan.
11. Nasehati pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam keadaan
bersih selama lebih kurang 4hari.

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IVA ( INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT )

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana
untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin

Tujuan Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan


pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk
mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.

Persiapan 1. Spekulum
2. Asam Asetat
3. Lidi Wotten

Prosedur 1. Menyambut ibu dan mengucapkan salam


2. Mempersilahkan ibu masuk dan duduk
3. Mananyakan nama ibu dan memperkenalkan diri
4. Menanyakan alasan ibu datang
5. Mendengarkan keluhan ibu
6. Memberi tahu ibu akan dilakukan pemeriksaan IVA untuk
menindaklanjuti keluhan ibu
7. Menanyakan syarat untuk pemeriksaan IVA
Tidak melakukan hubungan seksual 1 hari sebelumnya
Tidak menggunakan obat yang dimasukkan dalam vagina
Tidak sedang haid
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan IVA
9. Meminta persetujuan dari ibu untuk dilakukan pemeriksaan.
10. Mempersilahkan ibu untuk masuk dalam ruangan pemeriksaan
11. Tutup tirai untuk menjaga privasi ibu
12. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kencing
13. Meminta ibu untuk membuka pakaian bawah
14. Membantu ibu untuk tidur dalam posisi litotomi pada meja
ginekology
15. Mencuci tangan 7 langkah di bawah air mengalir
16. Keringkan tangan dengan handuk bersih
17. Persiapkan alat, buka tutup bak instrument
18. Hidupkan lampu sorot dan atur hingga tepat pada vagina ibu
19. Memakai handscoon
20. Lakukan vulva hygiene
21. Memasang speculum dengan benar ( tangan kanan memegang
speculum, tangan kiri membuka labia minora,masukkan secara
miring dalam keadaan tertutup kemudian putar kembali 45 ke
arah bawah hingga menjadi melintang )
22. Buka speculum pada tangkainya secara perlahan dan atur
sampai portio terlihat dengan jelas. ( kunci speculum dengan
mengencangkan bautnya kemudian tangan kiri memegang
bagian bawah speculum )
23. Bersihkan portio ibu dengan kasa memakai tampon tang
24. Buang kasa pada bengkok, tampon tang di masukkan pada
larutan klorin
25. Ambil lidi wotten dan celupkan ke dalam asam asetat 3-5 %
26. Masukkan lidi wotten ke dalam vagina ibu sampai menyentuh
portio
27. Oleskan lidi wotten ke seluruh permukaan portio ( oleskan
secara memutar 360 searah jarum jam )
28. Buang lidi wotten pada bengkok
29. Tunggu 30 detik hingga 1 menit lihat perubahan pada portio
30. Tutup kembali speculum dengan mngendurkan bautnya, putar
45 kea rah kanan, tarik speculum secara perlahan dan
masukkan pada larutan klorin
31. Memberitahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai
mempersilahkan ibu untuk menggunakan pakaian bawah lagi.
32. Cuci handscoon dan lepas secara terbalik dalam larutan klorin
33. Matikan lampu sorot dan kemaskan alat
34. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
35. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
Jika terjadi perubahan warna pada portio, minta ibu untuk
datang lagi untuk pemeriksaan lebih lanjut
Jika tidak ada perubahan, menganjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan alat kelaminnya.
36. Mengucapkan terimakasih atas kedatangan ibu.

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

ANC

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 30-07-2016
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan
selama kehamilannya. Mempersiapkan ibu agar memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas.
Mendeteksi dini faktor resiko dan menangani masalah tersebut secara
dini.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC
), sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi
yang sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas
serta dapat menyusui dengan baik dan benar.
Leanec
Persiapan Doppler / spekulum corong
Meteran kain pengukur tinggi fundus uteri
Meteran pengukur LILA
Selimut
Reflex Hammer
Jarum suntik disposibel 2,5 ml
Air hangat
Timbangan Berat Badan dewasa
Tensimeter Air Raksa
Stetoscope
Bed Obstetric
Spekulum gynec
Lampu halogen / senter
Kalender kehamilan
Sarung tangan
Kapas steril
Kassa steril
Alkohol 70 %
Jelly
Sabun antiseptik
Wastafel dengan air mengalir
Vaksin TT

Anamnesa:
1. Biodata pasien
2. Riwayat perkawinan.
3. Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
Prosedur
4. Status wayat Haid, HPHT.
5. Riwayat imunisasi Ibu saat ini
6. Kebiasaan ibu.
7. Riwayat persalinan terdahulu
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum.
Keadaan umum bumil
Ukur TB, BB, Lila.
Tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstremitas).
Mata : conjungtiva, ikterus , gigi ,
Kaki :Oedema kaki , dst.
2. Pemeriksaan khusus.
a. Inspeksi.
Tinggi fundus uteri
Hypergigmentasi dan striae
Keadaan dinding perut
b. Palpasi.
o Leopold 1
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan
agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah
(jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan
meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi
atas simfisis)
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang
memfiksasi uterus bawah) kemudian atur posisi
pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada
bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut
dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian
o Leopold 2
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding
perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang
sama.
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian
geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang
rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang
kecil (ekstremitas).
o Leopold 3
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap kebagian kaki ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding
lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut
bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian
bawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen
adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simetris adalah bokong).
o Leopold 4
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-
ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas
simfisis.
Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian
rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba
dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan
kanan (konvergen/divergen)
Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala,
upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan
bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang
pinggang bayi)
Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara
tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
c. Auskultasi
o Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
d. Pemeriksaan Tambahan.
- Laboratorium rutin : Hb, Albumin
- USG
Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IMUNISASI TT

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 17-02-2017
Disetujui oleh,
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc
PROTAP
Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun


kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati,
2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah
dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).
Tujuan Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap tetanus.
Persiapan Pinset
Kapas steril (air panas).
Spuit 0,5 cc
Vaksin TT
Prosedur
1. Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada
pasien :
Nama, Umur dan alamat
Apakah ada alergi terhadap obat-obatan
2. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
3. Siapkan bahan dan alat suntik
4. Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposible sebanyak 0,5
ml
5. Persilahkan pasien duduk
6. Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atas
7. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculer
8. Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
9. Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak
terjadi efek samping pasien boleh pulang
10. Catat pada buku status dan KMS ibu hamil

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 17-02-2017

Disetujui oleh,

PROTAP Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc


Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Adalah keadaan dimana penderita muntah-muntah yang berlebihan


lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu
kesehatan penderita

Kriteria muntah-muntah yang sering sekali


Diagnosa
Perasaan tenggorokan kering dan halus

Kulit dapat menjadi kering tanda dehidrasi

Berat badan turun dengan tepat

keadaan yang berat timbul ikterus dan gangguan saraf

Diagnosa Hepatitis dalam kehamilan


pembanding

!emeriksaan Urine
penunjang Liver fungsi

Standar tenaga Dokter umum, Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan

Terapi Segera penderita dirwatat, berikan cairan perinfus ( glucose 5-


10 dan Nacl fisiologik )
Obat anti emetik, intra muskuler atau per infus& Penderita
dipuaskan sampai muntah telah berkurang, diukur jumlah
muntah Cairan yang dimuntahkan dan Cairan yang diberikan
dan diuresis dalam 24 jam& Ukur balans Cairan setiap hari
Penyulit Bila tidak berat tidak ada
Bila berat: dehidrasi, gangguan fungsi hepat dan febris

informed Perlu
Consent

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

MANAJEMAN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 17-02-2017

Disetujui oleh,

PROTAP Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc


Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) adalah suatu pendekatan


yang terpadu yang tata pelaksanaanya dilakukan pada balita sakit
dengan fasilitas rawat jalan dengan pengetahuan pelayanan kesehatan.

Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi Petugas / Paramedis dalam pelayanan /


pemeriksaanBalita sakit

Sasaran Petugas / Paramedis dalam melaksanakan MTBS

Uraian Umum a. Anamnesa : Wawancara terhadap orang tua


bayi dan balita mengenai keluhan utama, keluhan
tambahan, lamanya sakit, pengobatan yang telah
diberikan, riwayat penyakit lainnya.
b. Pemeriksaan :
Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan : Periksa
kemungkinan kejang. Periksa gangguan nafas.
Ukur suhu tubuh. Periksa kemungkinan adanya
infeksi bakteri. Periksa kemungkinan adanya
icterus. Periksa kemungkinan gangguan pencernaan
dan diare. Ukur berat badan. Periksa status
imunisasi. Dan seterusnya lihat formulir MTBS.b.
Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun : Keadaan
Umum
Respirasi ( menghitung nafas )/ Derajat dehidrasi ( turgor
kulit ). Suhu tubuh. Periksa telinga ( apakah keluar cairan
dari lubang telinga ). Periksa status gizi. Periksa status
imunisasi dan pemberian vitamin A. Penilaian pemberian
makanan untuk anemia / BGM.Menentukan klasifikasi,
tindakan, penyuluhan dan konsultasi dokter

LANGKAH- .Pasien bayi / balita dari loket pendaftaran menuju


LANGKAH ruang KIA / Gizi untuk ditimbang berat badannya,
KEGIATAN
lanjut menuju ruang pelayanan MTBS
Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat
jalan.
Petugas melaksanakan anamnesa :Keluhan
Utama.Keluhan tambahan.Lamanya sakit.Pengobatan
yang telah diberikan.Riwayat penyakit lainnya.d.
Petugas melakukan pemeriksaan :Keadaan
Umum.Respirasi.Derajat dehidrasiSuhu
tubuh.Telinga.Status gizi.Status imunisasi dan
pemberian Vitamin A.
Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan
serta mengklasifikasi dalamform klasifikasi dan
memberikan penyuluhan.
Petugas memberikan pengobatan sesuai Buku
Pedoman MTBS, bila perludirujuk ke ruang
Pengobatan untuk konsultasi dokter

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

SDIDTK( STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI


DINI TUMBUH KEMBANG)

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 17-02-2017

Disetujui oleh,

PROTAP Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc


Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)


adalah pemantauan dan pengelolaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5 tahun
pertama kehidupan yang dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih
SDIDTK

Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan SDIDTK

ReFerensi Buku Pedoman SDIDTK

Persiapan 1. Timbangan,.
Peralatan
2. Pengukur Tinggi badan .

3. Pita Ukur
4. Buku KIA
5. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sesuai umur
anak
6. Instrumen Tes Daya Dengar (TDD0
a. Instrumen TDD menurut umur anak
b. Gambar binatang (ayam, anjing, kucing, manusia)
c. Mainan(Boneka,kubus,cangkir,bola)
7. Instrumen Tes Daya lihat
a. Ruangan yang bersih, tenang, penyinaran yang baik
b. 2 buah kursi1 untuk anak1 untuk pemeriksa
c. Poster E untuk digantung dan kartu E untuk dipegang
d. Alat penunjuk
8. Kuesioner masalah mental emosional (KMME)
9. Checklist list for Autism in toddler (CHAT)
10. Checklist Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas(GPPH)

Prosedur 1. Menimbang berat badan

2. Mengukur tinggi badan/panjang badan

3. Mengukur lingkar kepala

4. Menanyakan perkembangan anak dengan KPSP sesuai umur


anak

5. Melakukan tes daya dengar pada usia 0 3 tahun

6. Melakukan tes daya lihat pada usia 36 72 bulan

7. Melakukan test KMME pada usia 36 72 bulan

8. Melakukan test CHAT pada usia 18 36 bulan

9. Melakukan test GPPH pada usia 36 bulan ke atas

Evaluasi Sikap 1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah

2. Menjamin privacy pasien

3. Bekerja dengan teliti

4. Memperhatikan body mecanisme

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PERAWATAN METODE KANGGURU (PMK)

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 17-02-2017

Disetujui oleh,

PROTAP Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc


Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Perawatan metode kanguru (Kangaroo Mother Care) atau disebut juga
asuhan kontak kulit dengan (skin to skin contact) merupakan metode
khusus asuhan bagi bayi berat lahir rendah atau bayi prematur.

Tujuan Suatu metode untuk meningkatkan berat badan bayi prematur atau
berat badan lahir rendah (BBLR)

Menstabilkan denyut jantung, pola pernafasan dan saturasi


oksigen
Memberikan kehangatan pada bayi
Meningkatkan durasi tidur
Mengurangi tangisan bayi dan kebutuhan kalori
Mempercepat peningkatan berat badan dan perkembangan
otak
Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi
Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi
menyusui

Kriteria bayi PMK

Prosedur Berat badan lahir kurang dari 1800 gram

Keadaan umum stabil selama 3 hari berturut-turut, meliputi:

nadi (120-160x/menit)
respirasi (30-60x/menit)

suhu (36,5-37,5 C)

Kriteria pulang untuk bayi PMK

Bayi sudah dapat menyusu

Tanda vital bayi stabil

Pertambahan berat badan setiap hari minimal 20 gram selama


3 hari berturut-turut

Ibu memahami asuhan kontak kulit-kulit

Ibu percaya diri merawat bayi di rumah

Ada dukungan keluarga

Tahap persiapan Cara Melakukan Perawatan Metode Kangguru


dan
1. Tahap Persiapan
penatalaksanaan
a. Persiapan Alat

Alat pengukur tanda vital bayi (thermometer, stetoskop, jam)


Timbangan bayi
Gendongan kangguru dan topi bayi

b. Persiapan Orang Tua

Cuci tangan (ibu atau ayah yang akan melakukan PMK)


Buka pakaian atas ibu atau ayah kemudian di ganti dengan
baju khususahap Pelaksanaan

Berdasarkan WHO (2002), tahap pelaksanaan perawatan metode


kangguru yaitu :

a. Beri bayi pakaian, topi, popok/diapers dan kaus kaki yang


telah dihangatkan lebih dahulu
b. Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada
bayi menempel kedada ibu
c. Posisi bayi diamankan agar tidak nyeloyor dengan kain
panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke
sisi kanan atau kiri dan dengan posisi sedikit tengadah
(ekstensi. Ujung pengikat berada tepat dibawah kuping bayi.
Posisi kepala bayi seperti ini bertujuan untuk menjaga saluran
nafas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak
mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala merunduk
kedepan dan sangat tengadah. Pangkal paha bayi haruslah
dalam posisi fleksi dan ekstensi seperti dalam posisi kodok
; tanganpun harus dalam posisi fleksi.
d. Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk,
bayi tidak tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat
dari kain tersebut menutupi dada si bayi. Perut bayi jangan
sampai tertekan dan sebaiknya berada disekitar epigastrium
ibu. Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernafasan perut.
Nafas ibu akan merangsang bayi.
e. Ajarkan ibu cara bagaimana memasukkan dan mengeluarkan
bayi dari gendongan, yaitu dengan cara 1). Pegang bayi
dengan satu tangan diletakkan dibelakang leher sampai
punggung bayi, 2). Topang bagian bawah rahang bayi dengan
ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk
dan tak menutupi saluran nafas ketika bayi berada pada posisi
tegak, dan 3). Tempatkan tangan lainnya dibawah pantat bayi.

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IBU HAMIL DENGAN DEMAM TYPOID

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 17-02-2017

Disetujui oleh,

PROTAP Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc


Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan
oleh infeksi kuman Salmonella typhi.

Kriteria Diagnosis

Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala

- Kesadaran menurun

- Lidah kotor, hepatosplenomegali, dsb

- Bradikardia relatif

Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita tifoid

Diagnosis Diferensial

Prosedur - Infeksi karena virus + (Dengue influenza)

- Malaria

- Broncho pnemonia

Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan lab

- Hb, Leko, Diff, Trombist, Ht

- Urine lengkap

- Widal
Terapi

1. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/hr atau


kotrimoksasol 2 x 2 tab diberikan sampai 7 hari bebas napas atau
Quinolon

2. pemberian cairan infuse RL / D 5%

Penyulit :

- Toksis

- Perforasi usus mengakibatkan peritonitis

- Perdarahan dari usus

Lama perawatan :

Umumnya sampai 7 hari bebas panas

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc


SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

IBU HAMIL DENGAN KEJANG DEMAM

No. Dokumen Tanggal Terbit


KLINIK ZMC Halaman 1/1
01 17-02-2017

Disetujui oleh,

PROTAP Penanggung Jawab Penanggung Jawab Klinik Zmc


Kebidanan

Siti Latifah, Str.Keb dr. Syaifullah M

Pengertian

Tujuan

Prosedur

Unit Terkait Unit Kerja kebidanan di lingkungan Klinik Zmc

Anda mungkin juga menyukai