Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR PERSALINAN SUNGSANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman

00 1 dari 6

Disahkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL

Desember 2018 dr. H. MARKENLLY, M.Kes


NIP. 19660311 200311 1 001
Persalinan pada bayi sungsang dengan presentasi bokong ( sungsang
PENGERTIAN ) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada
pada fundus uteri sedangakan bokong merupakan bagian terbawah ( di
daerah pintu atas panggul/simfisis ).
Untuk melahirkan bayi dengan letak terendah bukan kepala secara
TUJUAN spontan

KEBIJAKAN
1. Persiapan alat
a. Perangkat untuk persalinan
PROSEDUR b. Perangkat untuk resusitasi
c. Uterotonika ( ergometrin maleat, oksitosin )
d. Anastesi lokal (lidokain 2% )
e. Cunam piper. Jika tidak ada sediakan cunam panjang
f. Spuit dan jarum no. 23 ( sekali pakai)
g. Alat-alat infus
h. Povidone iodine 10%
Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi

LANJUTAN
PROSEDUR 2. Penolong
a. Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata
pelindung
b. Cuci tangan hingga siku dengan sabun dibawah air mengalir
c. Keringkan tangan dengan handuk DTT
d. Pakai sarung tangan DTT/steril
e. Memasang duk ( kain penutup )

3. Tindakan pertolongan persalinan sungsang


a. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit
b. Instrusikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul.
Lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah
tipis
PROSEDUR PERSALINAN SUNGSANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2 dari 6
00
LANJUTAN
PROSEDUR d. Melahirkan bayi :
A . cara bracht:
Segera setelah bokong lahir, bokong di cekam secara bracht ( kedua
jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yg lain memegang
dserah panggul).
√ Sementara langkah ini dilakukan, seorang asisten melakukan perasat
wigand M. Wingkel
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
√ Bila terdapat hambatan pada tahapan lahor setinggi scapula, bahu
atau kepala maka segera lanjut ke metode manual aid yang sesuai.
⚫️ Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
⚫️ Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula inferior *
tampak dibawah simpisis ( dengan mengikuti rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan
dengan lahirnya badan bayi.
⚫️ Gerakan keatas hibgga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
√ Pada umumnya, bayi dengan presentasi bokong memerlukan
perawatan segera setelah lahir sehingga siapkan keperluan tersebut
sebelum memimpin persalinan.
⚫️ Letakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,
bersihkan jalan nafas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong.
⚫️ Setelah asuhan bayi lahir, berikan pada ibu untuk laktasi/kontak dini.
CATATAN *: Bila pada tahap ini ternyata hambatan pengeluaran saat
tubuh janin mencapai daerah scaoula inferior, segera lakukan
pertolongan dengan cara klasik atau muller ( manual Aid).

B. Cara Klasik
√ Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan dengan cara
Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
Prosedur
⚫️ Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan
sehingga bokong dan kaki lahir.
⚫️ Tali pusat dikendorkan.
⚫️ Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke
atas.
⚫️Dengan tangan kiri dan menariknya kebarah kiri atas ibu, untuk
melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
⚫️Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk
melahirkan bahu kanan bayi berada dibelakang.
⚫️ Masukkan dua jari tangan kanan/kiri ( sesuai letak bahu belakang)
sejajar dengan lengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang
bayi.*
⚫️ Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu
dan lengan bayi deoan dengan cara yang sama.
CATATAN *: Bila pada tahap ini, sulit untuk melahirkan bahu belakang
maka lakukan cara Muller ( melahirkan bahu deoan terlebih dulu).
C. Cara Muller
√ Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika cara
Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
⚫️ Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki
dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral
dsri letak bahu depan.
⚫️ Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama
untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
D. Cara Lovset ( dilakukan dengan bayi yang terjungkit di belakang
kepala/nuchal arm).
⚫️ setelah bokong dan kaki lahir memegang bayi dengan kedua tangan.
⚫️ Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang nuchal.
⚫️ Memutar kembali 180 derajat ke arah yang berlawanan ke kiri/ ke
kanan. Beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara
klasik/Muller.
E. Ekstraksi kaki
Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawat ibu-
bayi. Keadaab jani/ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
⚫️ Tangan kanan dimasukkan secara obstetrik menelusuri boking,
pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi
pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan yang lain
mendorong fundus ke bawah. Setelah kaku fleksi pergelangan kaki
dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar vaginan sampai batas
lutut.
⚫️ Kedua tabgan penolong memegang betis janin, yaitu kedua jari
diletakkan dibelakang betis sejajar sumbu paha dan jari-jari lain
didepan betis, kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.
⚫️ pegangan dipindah ke pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua
ibu jari dibelakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain
didepan paha.
⚫️ Pangkal paha ditarik curam kebawah sampai trokhanter depan lahir.
Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama di elevasike
atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir
berarti bokong lahir.
⚫️ Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan terlebih dahulu, maka
yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belajang dan untuk
melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke
bawah.
⚫️ Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara " b " atau " c " atau " d "
F. Teknik ekstraksi bokong
Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun
didasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin/ibu
yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
⚫️ Jari telunjuk penolong yang seraha dengan bagian kecil janin,
dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian
depan. Dengan jari dilipat paha /krista illiaka dikait dan ditarik curam ke
bawah. Untuk memperkuat tenaga-tenaga tarikan ini, maka tangan
penolong yang lain mencekam pergelangan tadu dan turut menarik
curam ke bawah.
⚫️ Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak dibawah
simfisis, maka jari telunjuk penolong yang lain mengkait lipatan paha
ditarik curam kebawah sampai bokong lahir.
⚫️ Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara " b " atau " c " atau " d ".
CATATAN: ekstraksi bokong lebih berat/sukar daripada ekstraksi kak,
oleh karena itu perlu dilakukan perasat Pinard pada presentasi bokong
murni.
Cara melahirkan kepala bayi
Cara mauriceau ( dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid/bila
dengan Bracht kepala belum lahir ).
⚫️ Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-
olah menunggang kuda ( untuk penolong kidal meletakkan badan bayi
diatas tangan kanan).
⚫️ Satu jari dimasukan di mulut dan dua jari di maksila.
⚫️ Tangan kanan memegang/mencengkam bahu tengkuk bayi.
⚫️ Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
⚫️ Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri,
penolong persalinan melakukan tarikan kebawah sesuai arah sunbu
jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu/mulut.

Cunam piper : digunakan kalau pengeluaran kepala bayi dengan Bracht


atau Mauriceau gagal.
Caranya : tangan dan badan bayi dibungkus kain steril, diangkat ke
atas, cunam piper dipasang melintang terhadap panggul dan kepala
kemudian ditarik.
4. Manajemen kala III
a. Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi.
b. Luka episiotomi/robekan perineum dijahit.
c. Beri Uterotonika atau medikamentosa yang diperlukan.
d. Awasi kala IV.
e. Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas.
5. Dekontaminasi
6. Cuci tangan pascatindakan
7. Perawatan pascatindakan
⚫️ Periksa kembali tanda-tanda vital pasien, segera buat instruksi bila
diperlukan.
⚫️ Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan dalam kolom yang
tersedia.
⚫️ Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah
selesai dilaksanakan dan masih memerlukan perawatan.
⚫️ Jelaskan pada petugas tentang perawatan, jadwal pengobatan dan
pemantauan serta gejala-gejala yang harus di waspadai.
Instalasi PONEK
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai