No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal
SOP :
Terbit
6. Langkah- 1. Perawat melakukan anamnesa awal dan memeriksa tanda vital dari
langkah pasien serta mencatatnya dalam rekam medis.
2. Dokter melakukan anamnesa tambahan :
a. Manifestasi klinis
Perdarahan setelah melahirkan
Lemah
Limbung
Berkeringat dingin
Menggigil
pucat
b. Melakukan pemeriksaan fisik :
Menilai vital sign
Menilai tanda – tanda syok
c. Pemeriksaan obstetrik
Perhatikan kontraksi, letak, dan konsistensi uterus
Melakukan pemeriksaan dalam, menilai, perdarahan, keutuhan
plasenta, tali pusat, dan robekan di daerah vagina
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin, menilai Hb
Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan waktu perdarahan dan waktu pembekuan
e. Dokter/ perawat yang diberikan limpahan wewenang oleh dokter untuk
memberikan Terapi .
f. Terapi :
- Penatalaksanaan awal:
Menilai sirkulasi dan tanda – tanda syok
Berikan O2
Lakukan pemasangan infus dan beri resusitasi cairan untuk
mencegah syok
Lakukan pengawasan TD, HR, dan RR ibu
Menilai uterus ibu (tinggi fundus, kontraksi)
Periksa jalan lahir apakah terdapat robekan
Periksa keutuhan dari plasenta
Memasang kateter Folley untuk menghitung urin output
Jika Hb < 8 g/dl, maka segera rujuk pasien
Tentukan penyebab perdarahan dan lakukan tatalaksana
spesifik sesuai penyebabnya
- Penatalaksanaan lanjutan
1) Atonia uteri
Lakukan pijatan uterus
Pastikan plasenta telah lahir lengkap
Berikan oksitosin 20 – 40 IU dilarutkan dalam NaCl 0,9%/RL
dengan kecepatan 60 gtt/i sampai perdarahan berhenti
Lanjutkan dengan oksitosin 20 IU dalam 1000 ml larutan NaCl
0,9% dengan kecepatan 40 gtt/i sampai perdarahan berhenti
Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 gr asam traneksamat IV
(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
Lakukan pemasangan kondom kateter atau kompresi bimanual
selama 5 menit
Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
2) Robekan jalan lahir
Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber
perdarahan
Lakukan irigasi pada daerah luka dan bersihkan
menggunakan antiseptik
Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap
Lakukan penjahitan
Jika perdarahan masih berlanjut, berikan 1 gr asam traneksamat
IV (bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
3) Robekan servix, Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder
4) Retensio plasenta
Berikan oksitosin 20 – 40 IU dalam Nacl 09%/ RL dengan
kecepatan 60 gtt/i sampai darah berhenti
Lanjutkan dengan infus okstosin 20 IU dalam 1000 ML Nacl
dengan kecepatan 40gtt/i hingga perdarahan berhenti
Lakukan tarikan tali pusat terkendali
Jika tidak berhasil, maka lakukan manual plasenta
Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal (Ampisilin 2 gr IV
dan metronidazol 500 mg IV)
Segera atasi atau rujuk ke fasilitas kesehatan sekunder
5) Sisa plasenta
Berikan oksitosin 20 – 40 IU dalam Nacl/RL dengan kecepatan
60 gtt/i sampai perdarahan berhenti. Kemudian lanjutkan
dengan infus oksitosin 20 IU dalam 1000 ml Nacl dengan
kecepatan 40 gtt/i sampai perdarahan berhenti
Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan
sisa – sisa plasentanya
Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 gr IV
dan metronidazol 500 mg IV)
Jika perdarahan masih berlanjut, segera rujuk
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Semua Unit Terkait