Anda di halaman 1dari 3

PERDARAHAN POST PARTUM

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal
SOP :
Terbit

PEMERINTAH KOTA Halaman :


TEBING TINGGI
Kepala Puskesmas
UPTD Puskesmas
Rambung dr. Dida Susiati
NIP. 19800402 201001 2 020
1. Pengertian Perdarahan post partum adalah perdarahan masif yang berasal dari tempat
implantasi plasenta, robekan jalan lahir, dan jaringan sekitarnya dan
merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping
perdarahan karena hamil ektopik dan abortus.
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan Perdarahan post
partum
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor: 800/ /Pusk-Rambung/ /2019
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di fasilitasi Pelayanan Kesehatan
Primer
5. Peralatan a. Rekam medis
b. ATK
c. Tensimeter
d. Stetoskop

6. Langkah- 1. Perawat melakukan anamnesa awal dan memeriksa tanda vital dari
langkah pasien serta mencatatnya dalam rekam medis.
2. Dokter melakukan anamnesa tambahan :
a. Manifestasi klinis
 Perdarahan setelah melahirkan
 Lemah
 Limbung
 Berkeringat dingin
 Menggigil
 pucat
b. Melakukan pemeriksaan fisik :
 Menilai vital sign
 Menilai tanda – tanda syok
c. Pemeriksaan obstetrik
 Perhatikan kontraksi, letak, dan konsistensi uterus
 Melakukan pemeriksaan dalam, menilai, perdarahan, keutuhan
plasenta, tali pusat, dan robekan di daerah vagina
d. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah rutin, menilai Hb
 Pemeriksaan golongan darah
 Pemeriksaan waktu perdarahan dan waktu pembekuan
e. Dokter/ perawat yang diberikan limpahan wewenang oleh dokter untuk
memberikan Terapi .

f. Terapi :
- Penatalaksanaan awal:
 Menilai sirkulasi dan tanda – tanda syok
 Berikan O2
 Lakukan pemasangan infus dan beri resusitasi cairan untuk
mencegah syok
 Lakukan pengawasan TD, HR, dan RR ibu
 Menilai uterus ibu (tinggi fundus, kontraksi)
 Periksa jalan lahir apakah terdapat robekan
 Periksa keutuhan dari plasenta
 Memasang kateter Folley untuk menghitung urin output
 Jika Hb < 8 g/dl, maka segera rujuk pasien
 Tentukan penyebab perdarahan dan lakukan tatalaksana
spesifik sesuai penyebabnya
- Penatalaksanaan lanjutan
1) Atonia uteri
 Lakukan pijatan uterus
 Pastikan plasenta telah lahir lengkap
 Berikan oksitosin 20 – 40 IU dilarutkan dalam NaCl 0,9%/RL
dengan kecepatan 60 gtt/i sampai perdarahan berhenti
 Lanjutkan dengan oksitosin 20 IU dalam 1000 ml larutan NaCl
0,9% dengan kecepatan 40 gtt/i sampai perdarahan berhenti
 Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 gr asam traneksamat IV
(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
 Lakukan pemasangan kondom kateter atau kompresi bimanual
selama 5 menit
 Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
2) Robekan jalan lahir
 Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber
perdarahan
 Lakukan irigasi pada daerah luka dan bersihkan
menggunakan antiseptik
 Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap
 Lakukan penjahitan
 Jika perdarahan masih berlanjut, berikan 1 gr asam traneksamat
IV (bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit)
3) Robekan servix, Siapkan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder
4) Retensio plasenta
 Berikan oksitosin 20 – 40 IU dalam Nacl 09%/ RL dengan
kecepatan 60 gtt/i sampai darah berhenti
 Lanjutkan dengan infus okstosin 20 IU dalam 1000 ML Nacl
dengan kecepatan 40gtt/i hingga perdarahan berhenti
 Lakukan tarikan tali pusat terkendali
 Jika tidak berhasil, maka lakukan manual plasenta
 Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal (Ampisilin 2 gr IV
dan metronidazol 500 mg IV)
 Segera atasi atau rujuk ke fasilitas kesehatan sekunder
5) Sisa plasenta
 Berikan oksitosin 20 – 40 IU dalam Nacl/RL dengan kecepatan
60 gtt/i sampai perdarahan berhenti. Kemudian lanjutkan
dengan infus oksitosin 20 IU dalam 1000 ml Nacl dengan
kecepatan 40 gtt/i sampai perdarahan berhenti
 Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan
sisa – sisa plasentanya
 Berikan antibiotik profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 gr IV
dan metronidazol 500 mg IV)
 Jika perdarahan masih berlanjut, segera rujuk

7. Bagan Alir

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Semua Unit Terkait

10. Dokumen a. Rekam Medis


b. Lembar resep
Terkait
c. Formulir Rujukan Eksternal
d. Formulir Pemeriksaan Penunjang

11. Rekam historis


No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan
diubah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai