Anda di halaman 1dari 6

Lampiran

Keputusan Direktur RS Mitra


Plumbon
Nomor : 035/ RS.MP/ I/ 2018
Tanggal : 2 Januari 2018

BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Sakaratul maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi
kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian
(death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya
respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau
terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Selain itu, dr.H. Ahmadi NH, Sp.KJ juga
mendefinisikan kematian (death) sebagai hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang
irreversible hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak.
Dying and death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta
merupakan suatu fenomena tersendiri. Dying lebih kearah suatu proses, sedangkan death
merupakan akhir dari hidup. (Eny Ratna Ambarwati, 2012)

B. Maksud dan Tujuan


1. Tujuan umum
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RS Mitra Plumbon
2. Tujuan khusus
a. Sebagai acuan perawatan pada pasien yang sedang menjelang ajal
b. Pasien lebih tenang dalam menghadapi saat-saat menjelang kematian
c. Keluarga dapat lebih memahami tentang proses dan tahap-tahap kematian

Panduan Pasien Tahap Terminal 1


BAB II
RUANG LINGKUP

1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Intensif

Panduan Pasien Tahap Terminal 2


BAB III
TATA LAKSANA

1. Identifikasi Pasien Terminal


Pasien yang menghadapi sakaratul maut akan memperlihatkan tingkah laku yang khas,
antara lain :
a. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang dimulai pada
anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung yang terasa
dingin dan lembab.
b. Kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.
c. Nadi mulai tak teratur, lemah,dan pucat
d. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene stokes
e. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila
ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap
individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas
nampak lebih pasrah menerima.
Skrining pasien pada tahap terminal di rumah sakit dapat dilakukan dengan menentukan
beberapa pertimbahan kondisi pasien tahap terminal yang meliputi :
1. Penyakit dasar yang diderita oleh pasien tahap terminal contohnya kanker
(metastasis/rekuren), PPOK lanjutan, Stroke dengan penurunan fungsional >50%,
penyakit ginjal kronis, penyakit jantung berat seperti CHF, Severe CAD, HIV / AIDS
2. Penyakit komorbiditas tambahan pada pasien tahap terminal seperti penyakit hati
kronis, penyakit ginjal moderat, PPOK moderate, gagal jantung kongestif dan
kondisi/komplikasi penyakit lainnya.
3. Status Fungsional Pasien tahap terminal
4. Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan lainnya seperti :
a. Tidak akan menjalani pengobatan kuratif
b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak melanjutkan terapi
c. Nyeri tidak terbatas lebih dari 24 jam
d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh : mual dan muntah)
e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu perhatian
f. Sering berkunjung ke unit gawat darurat/dirawat di rumah sakit (lebih dari 1
kali/bulan untuk diagnosis yang sama)
g. Lebih dari satu kali untuk diagnosisi yang sama dalam 30 hari
h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang bermakna
i. Lama perawatan yang panjang di ICU tanpa kemajuan
j. Memiliki prognosis yang jelek
2. Asesmen awal dan asesmen ulang

Panduan Pasien Tahap Terminal 3


Rumah sakit memberikan pelayanan pasien dalam tahap terminal dengan memperhatikan
kebutuhan pasien dan keluarga serta mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien
yang didokumentasikan dalam rekam medis dalam bentuk asesmen awal dan ulang setiap
24 jam.
Asesmen awal dan asesmen ulang bersifat individual agar sesuai dengan kebutuhan pasien
dalam tahap terminal (dying) dan keluarganya. Asesmen awal dan asesmen ulang harus
menilai kondisi pasien seperti :
a. Gejala mual dan kesulitan pernapasan
b. Factor yang memperparah gejala fisik
c. Manajemen gejala sekarang dan respons pasien
d. Orientasi spiritual pasien dan keluarga serta keterlibatan dalam kelompok agama
tertentu
e. Keprihatinan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa, penderitaan, dan rasa
bersalah
f. Status psikososial pasien dan keluarganya seperti kekerabatan, kelayakan perumahan,
pemeliharaan lingkungan, cara mengatasi, serta reaksi pasien dan keluarganya
menghadapi penyakit
g. Kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk pasien dan keluarganya
h. Kebutuhan alternative layanan atau tingkat layanan
i. Faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi
patologis atas kesedihan.
3. Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan gejala, kondisi, dan kebutuhan
kesehatan atas hasil assesmen yang meliputi :
a. Intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri
b. Memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan mempertimbangkan keinginan pasien
dan keluarga
c. Menyampaikan secara hati-hati soal sensitive seperti autopsy atau donasi organ
d. Menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan keluarga
e. Mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan
f. Memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual, serta budaya pasien dan
keluarga.
4. Pendampingan dengan bimbingan rohani
Bimbingan rohani pasien merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam
upaya pemenuhan kebutuhan bio-Psyco-social-spiritual (APA, 1992) yang komprehensif,
karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual (Basic Spiritual
needs, Dadang Hawari, 1999). Pendampingan spiritual dapat dilaksanakan pada pasien
terminal sesuai dengan agama dan kepercayaannya, akan dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan dari pasien dan atau keluarga (Panduan pendampingan rohani).

Panduan Pasien Tahap Terminal 4


5. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam keputusan asuhan termasuk keputusan do not
resuscitate / DNR

Panduan Pasien Tahap Terminal 5


BAB IV
DOKUMENTASI

Identifikasi pasien terminal didokumentasikan di dalam Formulir Skrining Pasien Terminal.


Asesmen awal dan ulang pasien terminal didokumentasikan di dalam Formulir Asesmen Awal
dan Ulang Pasien Terminal. Kedua formulir tersebut disimpan di dalam rekam medis pasien.

Panduan Pasien Tahap Terminal 6

Anda mungkin juga menyukai