Anda di halaman 1dari 3

Hemmorogic Post Partum

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

1. Pengertian Perdarahan post partum adalah perdarahan atau hilangnya darah sebanyak lebih
dari 500 cc yang terjadi setelah anak lahir baik sebelum, selama atau sesudah
kelahiran plasenta.
2. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan penanganan pada kasus hemmorogic post partum

3. Langkah-langkah 1. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dilahirkan, lakukan massase uterus
supaya berkontraksi (selama maksimal 15 detik) untuk mengeluarkan gumpala
darah. Sambil melakukan massase uterus periksa plasenta dan selaput ketuban
untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap.
2. Jika perdarahan terus terjadi dan uterus teraba berkontraksi baik, berikan 10 unit
oksitosin IM.
3. Jikan kandng kemih ibu bisa di palpasi, pasang kateter kedalam kandung kemih.
4. Periksa laserasi pada perineum, vagina, dan serviks dengan menggunakan lampu
yang terang. Jika sumber perdarahan sudah diidentifikasi, klem dengan forcep
arteri dan jahit laserasi dengan menggunakan anastesi local (lidocain 1%).
5. Jika uterus mengalami atonia atau perdarahan terus terjadi, berikan massase
uterus untuk mengeluarkan gumpalan darah.
6. Periksa lagi apakah plasenta utuh, usap vagina dan ostium serviks untuk
menghilangkan jaringan plasenta atau selaput ketuban yang tertinggal.
7. Jika kandung kemih ibu bisa di palpasi, pasang kateter kedalam kandung kemih
8. Lakukan kompresi bimanual internal maksimal 5 menit atau hingga berdarah
bisa dikendalikan dan uterus berkontraksi dengan baik.
9. Anjurkan keluarga untuk memulai persiapan rujukan.
10. Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus berkontraksi dengan baik :
Terus kompresi bimanual 1-2 menit atau lebih
Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati
Pantau kala IV bersalin dengan seksama. Termasuk sering melalukakan massase
uterus untuk memeriksa atoni, mengamati perdarahan dari vagina, tekanan darah
dan nadi.
11. Jika perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5
menit setelah dimulainya kompresi bimanual pada uterus makan keluarkan
tangan dari vagina dengan hati-hati.
12. Jika tidak ada hipertensi pada ibu maka berikan metergin 0,2 mg IM.
13. Mulai IV RL 500 cc + 20 unit oksitosin menggunakan jarum berlubang besar (16

1/2
atau 18 G) dengan teknik aseptic. Berikan 500 cc pertama secepat mungkin dan
teruskan dengan IV RL + 20 unit oksitosin yang ke 2.
14. Jika uterus tetap atonia dan atau perdarahan terus berlangsung ulangi kompresi
bimanual internal.
15. Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan anda perlahan-lahan dan pantau kala
IV persalinan dengan cermat.
16. Jika uterus tidak berkontraksi rujuk segera ke tempat dimana operasi bisa
dilakukan.
17. Bila perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi uterus tetap tidak ada, maka
kemungkinan terjadi rupture uteri, (syok cepat terjadi tidak sebanding dengan
darah yang Nampak keluar, abdomen teraba keras dan fundus mulai membaik),
lakukan kolaborasi dengan obsgyn.
18. Bila kompresi bimanual tidak berhasil maka coba kompresi aurta. Cara ini
dilakukan pada keadaan darurat, sementra penyebab perdarahan sedang di cari.
19. Perkirakan jumlah darah yang keluar dan cek dengan teratur nadi, RR, dan TD.
20. Buat catatan yang seksama tentang semua penilaian tindakan yang dilakukan dan
pengobatan yang dilakukan.

2/2
3/2

Anda mungkin juga menyukai