Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN PEB

No. Dokumen : SOP/ / /2018


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :1-3
PRAKTEK
SRI RAHAYU
MANDIRI BIDAN
1.Pengertian Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri akibat kehamilan, setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setalah persalinan. Dibedakan :

1. Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil yang sudah ditemukan
sebelum kehamilan atau yang ditemukan pada umur kehamilan < 20 minggu ,
dan yang menetap setalah 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi/eklamsi atas dasar hipertensi kronis adalah timbulnya preeklamsi
atau eklamsi pada pasien hipertensi kronik.
3. Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi dalam kehamilan pada
wanita yang tekanan darahsebelumnya normal dan tidak mempunyai gejala-
gejala hipertensi kronik atau preeklamsi/eklamsi (tidak disertai proteinuri).
Gejala ini akan hilang dalam waktu < 12 minggu pasca bersalin.
2.Tujuan Tujuan Umum : melakukan penilaian klasik , klasifikasi dan penatalaksanaan serta
mencegah komplikasi.
Tujuan Khusus :
a. Mencegah tanda dan gejala hipertensi karena kehamilan dan menentukan diagnosis
yang paling mungkin dalam hubungan dengan hipertensi yang dipicu karena
kehamilan.
b. Melakukan penatalaksanaan preeklamsia/eklamsia dan hipertensi kronik pada ibu
hamil.
Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium sulfat dan Diazepam) serta obat
antihipertensi penatalaksanaan preeklamsi berat eklamsi.
4.Referensi Permadi, wiryawan dr.Dr. SpOG(K) dkk. 2015. Panduan praktek klinis Obstetri &
Ginekologi. Penerbit: DEP./SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran RSUP DR. HASAN SADIKIN

5.Prosedur Anamnesis :
1. Umur kehamilan > 20 minggu
2. Hipertensi
Tidak ada kejang, penurunan kesadaran, penglihatan kabur, nyeri kepala hebat,
nyeri ulu hati.
Pemeriksaan fisik
Preeklamsi ringan
Diagnosis preeklamsi ringan didasarkan atas timbulnya hipertensi (sistolik anatara 140 - <
160 mmHg dan diastolik antara 90 - < 110 mmHg) disertai proteinuri ( ≥ 300mg/24 jam,
atau 1+ dipstik).
Bila didapatkan 1 atau lebih gejala di bawah ini preeklamsi digolongkan berat :

 Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110
mmHg.
 Proteinuri ≥ 2 g/24 jam atau ≥ 2 + dalam pemeriksaan kualitatif dipstik.
 Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH)
 Sakit kepala yang menetap atau gangguan visus dan serebral.
 Nyeri epigastrium yang menetap.
 Edema paru disertai sianosis
Adanya “HELLP Syndrome” (H : hemolisis; EL : elevated liver enzymes; LP : Low
platelet count)
Preeklamsi Ringan
Rawat jalan, pasien dianjurkan cukup istirahat, memantau tekanan darah dan proteinuria
setiap hari.
Dapat dipertimbangkan pemberian antioksidan dan kalsium.
Kontrol setiap minggu.
Bila tekanan darah terkontrol pada umur kehamilan 37 minggu dilakukan terminasi
kehamilan.
Preeklamsi Berat
Rawat bersama dengan departement yang terkait.

A. Medikamentosa
 Infus larutan RL
 Pemberiaan obat :
1. MgSO4
Cara pemberian MgSO4 :

1. Pemberian melalui intravena


a. Dosis awal
 4 gram MgSO4 (10cc MgSO4 40%) IV sebagai larutan 40 % selama 5
menit segera, dilanjutkan dengan 15 ml MgSO 4(40%) 6 gr dalam
larutan RL selama 6 jam.
b. Dosis pemeliharaan
10 gram dalam 500 cc cairan RL, diberikan dengan kecepatan 1 – 2
gram/jam (20 – 30 tetes per menit)
 Syarat – syarat pemberian MgSO4 .
 Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu kalsium glukonas 10
% (1 gram dalam 10 cc) diberikan i.v dalam waktu 3 – 5
menit.
 Refleks pattela (+) kuat
 Frekuensi pernafasan ≥ 16 x/menit
 Produksi urin ≥ 30 cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5 cc/kg
bb/jam.
 Sulfas magnesikus dihentikan bila :
 Ada tanda-tanda intoksikasi
 Setelah 24 jam pasca persalinan.
 Dalam 6 jam pascasalin sudah terjadi perbaikan tekanan darah
(normotensif).
2. Antihipertensi :
Tekanan darah :
 Sistolik ≥ 160 mmHg
 Diastolik ≥ 110 mmHg
Dapat diberikan :
 Nifedipin: 10 mg per oral dan dapat diulangi setiap 30 menit
(maksimal 120 mg/24 jam) sampai terjadi penurunan MABP 20 %.
Selanjutnya diberikan dosis rumatan 3x10 mg (pemberian nifedipin
tidak boleh diberikan sub lingual).
 Nikardipine diberikan jika tekanan darah ≥ 180/110 mmHg/hipertensi
emergensi dengan dosis 1 ampul 10 mg dalam larutan 50cc per jam
atau 2 ampul 10 mg dalam larutan 100cc tetes /menit mikro drip.
Pelarut yang tidak dapat digunakan adalah RL dan bikarbonat
natrikus.
B. Pengelolaan konservatif 2 - 2
a. Indikasi
Kehamilan preterm (< 34 minggu) tanpa disertai tanda – tanda impending
eklamsi dengan keadaan janin baik.
b. Pengobatan medisinal :
Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif. Hanya dengan
dosis awal MgSO4 tidak diberikan i.v cukup i.m saja. (MgSO 4 40 % , 8
gram i.m). atau bila mengunakan cara intravena secara kontinyu diberikan
langsung dosis pemeliharaan. Pemberian MgSO4 dihentikan bila sudah
mencapai tanda – tanda preeklamsi ringan , selambat – lambatnya dalam
waktu 24 jam.
c. Penglolaan obstetrik
1. Selama perawatan konservatif , tindakan observasi dan evaluasi sama
seperti perawatan aktif, termasuk pemeriksaan tes tanpa kontraksi dan
USG untuk memantau kesejantraan janin.
2. Bila setelah 2 x 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini di
anggap sebagai kegagalan pengobatan medisinal dan harus diterminasi.
Cara terminasi sesuai dengan pengelolaan aktif.
C. Pengelolaan Aktif
Indikasi
Bila di dapatkan 1 / lebih keadaan di bawah ini
Ibu :
 Kehamilan > 34 minggu ( dengan kortikosteroid selama 2 hari telah
diberikan).
 Gagal perawatan konservatif
Janin

 Adanya tanda – tanda gawat janin


 Adanya tanda – tanda IUGR
Laboratorium :
Adanya HELLP Syndrome.
6.Diagram Alir

7.Unit Terkait KIA

Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

3-3

4-4

Anda mungkin juga menyukai