Anda di halaman 1dari 4

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD KABELOTA
DONGGALA

DiTetapkan:
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Kabelota Donggala
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. Hi. SYAHRIAR, M. Kes


Nip 19700405 200212 1 006

PENGERTIAN Kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg dan tekanan darah Sistolik ≥
140 mmHg pada 2 x pemeriksaan yang berjarak 4 jam atau lebih disertai
proteinuria (≥ 0,3 gram 24 jam atau minimal (+) 1 pada pmeriksaan kualitas).
Klasifikasi (Menurut The Working Group Reeport and High Blood
Pressure in Pregnancy)
1. HipertensiGestasional adalah kenaikan tekanan darah yang hanya
dijumpai dalamkehamilan sampai 12 minggu pasca persalinan, tidak
dijumpai keluhan atau tanda-tanda preeklampsi lainnya. Diagnosis
ditegakkan pasca prsalinan.
2. Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang sudah dijumpai sebelum
kehamilan, selama kehamikan sampai sesudah nifas. Tidak dijumpai
keluhan atau tanda-tanda preeklampsi lainnya.
3. Superimposed Preeklampsia/ Eklampsia adalah gejala dan tanda-
tanda preeklampsia timbul sesudah kehamilan 20 minggu pada
wanita yang sebelumnya menderita hipertensi kronik.
4. Preeklampsia ringan, Preeklampsia berat, Eklampsia
Saat ini anemia tidak lagi ddimasukkan dalam kriteria diagnostik.
a. Preeklampsia Ringan : Tekanan Darah ≥ 140/90 mmHg tetapi >
160/110 mmHg, dengan proteinuria (+) 1.
b. Preeklampsia Berat : tekanan darah ≥ 160/110 mmHg,
Proteinuria ≥ (+) 2; dapat disertai keluhan subjektif sperti nyeri
epigastrium, sakit kepala, gangguan penglihatan, penglihatan dan
oliguria.
c. Eklampsia : kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma,
dimana sebelum menunjukan gejala-gejala preeklampsia (kejang
timbul bukan akibat kelainan neurologis).
TUJUAN Sebagai pedoman bagi semua petugas dalam penangan hipertensi dalam
kehamilan.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota Donggala Nomor :
445/002/SK-OBRS/I/2018 Tanggal 02 Januari 2018, tentang Kebijakan
Pelayanan Unit IGD Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota Donggala.
PROSEDUR Pemeriksaan penunjang
1. Preeklampsia Ringan : darah rutin, urine lengkap
2. Preeklampsia berat/Eklampsia :
a. Darah rutin, urine lengkap
b. Asam urat darah

PROSEDUR c. Fungsi hati dan fungsi ginjal


Konsultasi
1. Preeklampsia Ringan
a. Rawat Jalan (ambulatoar) :
1) Banyak istirahat (berbaring atau tidur miring)
2) Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemat dan garam.
3) Raborantia
4) Kunjungan ulang tiap 1 minggu
b. Rawat Inap
1) Bila setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan dengan terapi
tidak ada perbaikkan.
2) Kenaikkan BB > 2 kg/ minggu selama 2 kali berturut-turut
3) Timbu gejala Preeklampsia Berae (PEB)
Pada Preeklampsia Ringan yang dirawat
a. Pada Kehamilan Preterm (< 37 minggu)
1) Bila tekanan darah mencapai normotensif selama perawatan,
persalinannya di tunggu sampai aterm.
2) Bila tekanan darah turun, tetapi belum mencapai normotensif
selama perawatan, maka kehamilannya dapat diakhiri pada
umur kehamilan 37 minggu.
b. Pada Kehamilan Aterm (> 37 minggu)
Persalinan ditunggu spontan atau dipertimbangkan untuk
melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
c. Cara Persalinan
Persalinan dapat dilakukan secara spontan, bilaperlu
memperpendek kala II dengan bantuan tindakan beda obstetrik.
2. Preeklampsia Berat
Rawat segera, tentukan jenis perawatan atau tindakan
a. Aktif berarti kehamilan segera diakhiri/ diterminasi bersamaan
dengan pemberian pengobatan medisinal,
b. Konservatif berarti kehamilan tetap dipertahannkan bersamaan
dengan pengobatan medisinal.

Pengobatan Konservatif :
a. Indikasi :
Kehamilan Preterm (< 37 Minggu) tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsia dan keadaan janin baik
b. Pengobatan Medisinal
Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif
hanya loading dosis MgSO4 20% tiak diberikan i.v, cukup
MgSO4 40% 10 ml i.m saja
c. Pengobatan Obstetrik
1) Selama pengobatan konservatif, observasi dan evaluasi sama
seperti perawatan aktif hanya disini tidak terminasi termasuk
pemeriksaan MST dan USG untuk memantau kesejahteraan
janin.
2) MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-tanda
Preeklampsia Ringan selambat-lambatnya dalam waktu 24
jam.
3) Bila selama 24 jam tidak ada perbaikan, maka keadaan ini
dianggap sebagai kegagalan pengobatan medisinal dan harus
diterminasi.

PROSEDUR Perawatan Aktif


a. Indikasi
Indikasi perawatan aktif ialah bila didapatkan 1 atau lebih keadaan dibawah
ini:
IBU
 Kehamilan > 37 minggu
 Adanya tanda-tanda impending eklampsia
 Kegagalan terapi pada perawatan konservatif
b. Dalam waktu atau setelah 6 jam sejak dimulainya pengobatan
medisional, terjadi kenaikkan tekanan darah.
c. Setelah 24 jam sejak dimulainya perawatan medisional, tekanan
darah menetap atau cenderung meningkat
JANIN
 Adanya tanda-tanda fetal distress
 Adanya tanda-tanda IUGR

Laboratorik : adanya HELLP Syndrome

Pengobatan Medisional :
Tirah baring miring kesatu sisi (kiri)
Oksigen, IVFD RL, Ringer Asetat, Koloid (awasi balans cairan) Kateter tetap
1. Loading Dose
4 gram (20 ml) MgSO4 20% i.v pelan-pelan (4-5 menit)
2. Maintenence Dose
Diberikan 8 gram (20 ml) MgSO4 40% i.m (10 ml bokong
kanan-10 ml bokong kiri). Selanjutnya maintenence Dose
diberikan 4 gram (10 ml) tiap 4-6 jam.
Syarat-syarat pemberian MgSO4
1. Tersedia antidotum MgSO4 yaitu Calsium Glukonas 10% ( 1
gram dalam 10 ml) diberikan i.v 3 menit.
2. Refleks patela (+) kuat
3. Frekuensi pernapasan > 16 x/menit
4. Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kg
BB/jam)
MgSO4 dihentikan bila:
1. Ada tanda-tanda intoksikasi
2. Setelah 24 jam pasca persalinan
3. Dalam 6 jam pasca persainan sudah terjadi perbaikan
(normotensif)
Diuretikum tidak diberikan, kecuali ada :
1. Edema paru-paru
2. Payah jantung kongesif
3. Edema anasarka
Antihipertensi diberikan bila:
Tekanan darah sistolik > 180 mmHg, Diastolik > 110 mmHg
Obat-obat anti hipertensi yang diberikan :
1. Nifedipin 10 mg sublingual diobservasi tiap ½ jam. Bila tensi
menetap/meningkat, diberikan 5-10 mg sublingual atau oral
dengan interval 1 jam/2 jam/3 jam sesuai kebutuhan. Tekanan
darah diastole jangan < 90 mmHg, penurunan tekanan darah
maksimal 30%.
2. Catapres tidak digunakan lagi karena resiko “reboun efek”
setelah pengobatan.
Kardiotonika
1. Diberikan jika tanda-tanda payah jantung. Jenis kardiotonika
yang digunakan adalah : Cedilanid D. Perawatan dilakukan
bersama dengan bagian penyakit jantung.
2. Jika dijumpai sindrome HELLP : diberikan Decxametasone10
mg/12 jam i.v dua kali sebelum persalinan, dilanjutkan
postpartum dengan dosis 10, 10, 5, 5 mg i.v dengan interval 6
jam.

UNIT TERKAIT Poliklinik Kebidanan dan Kandungan


Ruang Bersalin
Ruang Bulan

Anda mungkin juga menyukai