Anda di halaman 1dari 4

TATALAKSANA

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Hipertensi dalam kehamilan (HDK): Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, diketahui
pertama kali pada trimester kedua, dan tidak didapatkan proteinuria.
Pre-eklamsia: HDK disertai proteinuria (>0,3 gr dalam 24 jam) atau protein Dipstik +
1 atau lebih
Pre eklamsia Ringan: HDK disertai proteinuria (>0,3 gr dalam 24 jam) atau protein
dipstik + 1
Pre-eklamsia berat: Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg pada dua kali
pemeriksaan atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg pada dua kali pemeriksaan,
PENGERTIAN dan juga ditemukan proteinuria (minimal 1 gr/liter) atau protein dipstik +2 atau lebih
Pre-eklamsia berat atipik: Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg pada dua kali
pemeriksaan atau tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg pada dua kali pemeriksaan
tanpa ditemukan proteinuria
Varian pre-eklamsia, sindroma HELLP (haemolysis, elevated liver enzyme, low
platelet count).
Eklamsi: terjadinya kejang pada wanita dengan pre eklamsia, yang tidak
berhubungan dengan penyebab kejang yang lain

1. Mencegah resiko terjadinya komplikasi terhadap ibu dan janin.


2. Memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan dan
TUJUAN
diagnosa pasien.
3. Mencegah terjadinya kematian ibu dan janin.
1. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1464/MENKES/PER/X/2010
KEBIJAKAN
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 900/MENKES/SK/VII/2002
tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
1. Pemeriksaan Awal:
a. Pengukuran tekanan darah
b. Menentukan protein urine
PROSEDUR • Dipstick .
TATALAKSANA
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

• Esbach
c. Evaluasi Pasien
• Tekanan darah tiap 15 menit, bila stabil tiap 30 menit, tiap 4 jam bila direncanakan
konservatif.
• Pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati dan ginjal.
• Balance cairan.
• Pemeriksaan LDH sebagai penanda hemolisis
• Apus darah untuk melihat fragmen sel darah merah.
d. Penilaian Janin
• Pemeriksaan kardiotokogarfi (CTG)
Bila konservatif, dilakukan ultrasonografi untuk menilai Biometri janin, Doppler
arteri umbilikalis dan cairan ketuban.
2. Pemeriksaan Penunjang:
• DPL, Urinalisa
• Fungsi hati
• Fungsi Hemostasis
• LDH
• Elektrocardiografi (EKG)
• Rontgen Thorak
• Pemeriksaan retina

3. Manajemen Preeklamsia
Manajemen pre-eklamsia berdasarkan pada :
• Penilaian seksama
• Stabilisasi
• Pengawasan berkelanjutan
• Waktu terminasi

4. Mengontrol Tekanan Darah


• Antihipertensi bila tekanan darah sitolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg.
• Diberikan obat Nifedipin (oral bukan sublingual).
• Atenolol, angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors, angiotensin receptor-
blocking dan diuretik dihindari.
TATALAKSANA
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

5. Mencegah Kejang
• Magnesium sulfat. Diteruskan selama 24 jam setelah persalinan atau 24 jam setelah
kejang terakhir,
• Bila magnesium sulfat diberikan, dilakukan pemeriksaan rutin terhadap output urine,
reflex pattella, respirasi dan saturasi oksigen.
6. Mengontrol Kejang
Prinsip manajemen :
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
• Magnesium sulfat merupakan terapi pilihan. Dosis awal 4 gr melalui infusion pump
selama 5 – 10 menit, dilanjutkan dengan 1 gr/ jam selama 24 jam
• Kejang berulang bolus magnesium sulfat 2 gr atau meningkat kecepatan tetesan 1.5
gr atau 2 gr/ jam.
• Kejang berulang, agen alternative, seperti diazepam dan thiopentone dapat
digunakan, hanya dosis tunggal.
• Bila diuresis dibawah 20 ml/jam, pemberian magnesium sulfat sebaiknya
dihentikan.

8. Toksisitas dapat dinilai dari adanya :


a. hilangnya reflek tendon dalam
b. depresi pernafasa
c. Antidotum : Calcium glukonas 1 gr (10 ml) selama 10 menit (Level Ia)

9. Mengatur balance cairan


• Restriksi cairan. Total cairan dibatasi 80 ml/ jam atau 1 ml/kgBB/jam. (Level C)

10. Terminasi Kehamilan


• Bila janin berusia kurang dari 34 minggu dan bila memungkinkan persalinan dapat
ditunda, kortikosteroid sebaiknya diberikan, walaupun setelah 24 jam.
• Pilihan cara persalinan berdasarkan presentasi janin, dan kondisi janin, dan penilaian
kematangan serviks. (Level C)
1. Kala tiga, diberikan 5 unit oksitosin IM atau IV secara perlahan
UNIT TERKAIT IGD, Kamar Bersalin, Laboratorium, Farmasi
TATALAKSANA
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Anda mungkin juga menyukai