B-02
5. Hipertensi
kronis superimposed preeklampsia
• Wanita hipertensi dengan proteinuria ≥ 300 mg
/ 24 jam yang baru muncul dan tidak
didapatkan sebelum usia kehamilan 20
minggu, atau
• Peningkatan mendadak pada proteinuria dan
tekanan darah atau jumlah trombosit < 100.000
/μl pada wanita dengan hipertensi dan
proteinuria sebelum usia kehamilan 20 minggu.
2. Faktor risiko
• Primigravida
• Multigravida
• nullipara
• Riwayat preeklamsia
• Ras kulit hitam
• Interval kehamilan kurang dari 2 tahun /lebih dari 10 tahun
• Usia ibu dibawah 18 tahun / lebih dari 35 tahun
• Riwayat DM
• Riwayat SLE
• Hipertensi kronis dan riwayat penyakit ginjal
• Trombofilia
• Obesitas dengan IMT >35kg/m2
• Stress dan merokok
• Kehamilan kembar
3. Etiologi teoritis
1. invasi abnormal trofoblastik
• Trofoblastik tidak mencapai A. Spiralis sehingga
gagal remodelling vaskular.
2. Imunologi ibu
• HLAG gagal terbentuk, sehingga sel imun ibu
tidak mengenali sel janin dan menyerang.
3. Genetik
4. Nyeri regio kanan atas
• Nekrosis hepatoseluler
• Iskemik
• Edema pada kapsul glosoni
5. Interpretasi Hasil Lab
• Kreatinin: Normal
• SGOT/SGPT > 2x Lipat
• Trombosit: 9000/ ml (Rendah)
• Laju Endap Darah Meningkat
6. DD
• Hipertensi kronis superimposed preeclampsia
• Eclampsia
• Hipertensi kronis
• Hipertensi gestasional
7. Diagnosis
• Anamnesis
• Anamnesis pada pasien/keluarganya mengenai
adanya gejala, penyakit terdahulu, penyakit
keluarga dan gaya hidup sehari-hari.
• - Gejala dapat berupa: nyeri kepala, gangguan visus,
rasa panas dimuka, dispneu, nyeri dada, mual
muntah dan kejang.
• - Penyakit terdahulu: hipertensi dalam kehamilan,
penyulit pada pemakaian kontrasepsi hormonal,
dan penyakit ginjal.
• - Riwayat gaya hidup: keadaan lingkungan sosial,
merokok dan minum alkohol.
• Pemeriksaan Fisik
• - Pemeriksaan Tekanan Darah
• - Pemeriksaan Denyut Nadi
• - Pemeriksaan Suhu Tubuh
• - Pemeriksaan Frekuensi Nafas
•
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk diagnosis dini preeklampsi adalah
pemeriksaan proteinuria. Pemeriksaan proteinuria dapat dilakukan dengan
dua metode, yaitu:
• - Metode Esbach
• - Metode Dipstick
• Pengukuran secara Esbach, dikatakan proteinuria jika didapatkan protein
≥300 mg dari 24 jam jumlah urin. Nilai tersebut setara dengan kadar
proteinuria ≥30 mg/dL (+1 dipstick) dari urin acak tengah yang tidak
menunjukkan tanda - tanda infeksi saluran kencing. Interpretasi hasil dari
proteinuria dengan metode dipstick, yaitu:
• +1 = 0,3 – 0,45 g/L
• +2 = 0,45 – 1 g/L
• +3 = 1 – 3 g/L
• +4 = > 3 g/L.
8. Diagnosis pasti
• Preeklamsia berat dengan tanda bahaya
LEARNING OBJECTIVE
1. Defenisi preeklamsia
2. Epidemiologi
3. Patofisiologi
4. Tatalaksana dan kriteria rawat inap dan rujuk
5. Komplikasi
6. Prognosis
7. Pecegahan
1. Definisi Preeklampsia
• Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul
setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria. Preeklampsia dengan tekanan
darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih
5 g/24 jam disebut sebagai preeklampsia berat.
2. Epidemiologi Preeklampsia
Di Indonesia frekuensi kejadian pre-eklampsia
sekitar 3-10%. Pada primigravida frekuensi pre-
eklamsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan
multigravida, terutama primigravida muda.
Diabetes mellitus, mola hidatidosa, kehamilan
ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun,
paritas tinggi dan obesitas merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya pre-eklampsia .
Peningkatan kejadian preeklampsi pada usia >35
tahun mungkin disebabkan karena adanya
hipertensi kronik yang tidak terdiagnosa.
3. Patofisiologi
4. TATALAKSANA PREEKLAMPSIA BERAT
LATE ONSET DENGAN HELLP SYNDROME
A. MANAJEMEN EKSPEKTATIF
B. MEDIKAMENTOSA
1. MgSO4 • Dosis :
• Direkomendasikan sebagai - Loading dose : 4 gr
profilaksis terhadap eklampsia
selama 5-10 menit dalam
• Digunakan untuk mencegah
kejang dan kejang berulang 100 cc cairan iv
• Syarat pemberian : RR > - Maintanance dose : 1
16x/menit, Refleks patella gr/jam/24 jam
positif, urine output >30ml - Kejang berulang : 2-4 gr
pada 4 jam terkahir, tersedia
antidotum selama 5 menit
• Monitor :
RR, refleks patella, urin
output, saturasi oksigen
2. Anti Hipertensi
Anti hipertensi diberikan apabila TD sistolik
160 mmHg atau diastolik 110 mmHg
TIDAK
23-34 minggu Lanjutkan terapi steroid
5. Komplikasi
• Solusio plasenta
• Gangguan pembekuan darah
• Eklamsia
• Hipertensi menetap bahkan setelah persalinan
• Stroke
• Gagal jantung
• Gagal ginjal
• Udem paru
• IUGR
• Abortus
• Nekrosis hepar
6. Prognosis
Dubia et bonam :
• Cepat terdiagnosis
• Tatalaksana tepat
• Usia gestasi mencukupi
• Perkembangan janin sudah matang
Dubia et malam :
• Lama terdiagnosis dan intervensi yang salah
• Tatalaksana tidak rasional
7. Pencegahan
• Garam harian dikurangi, namun tidak direstriksi
• Minum 6-8 gelas air per hari.
• Jangan makan gorengan dan makanan cepat saji.
• Istirahat cukup.
• Olahraga teratur.
• Tinggikan kaki beberapa kali dalam sehari.
• Jangan minum alkohol dan minuman yang mengandung
kafein
• Jangan merokok
• Pemberian aspirin pada trimester I untuk pasien dengan
riwayat preeklamsia sebelumnya (Rekomendasi ACOG)
• Beri Ca2+ 150-200 mg/hari (Rekomendasi ACOG)
• Beri Zinc 200 mg/hari
THANK YOU