Anda di halaman 1dari 27

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN PADA IBU


HAMIL DENGAN
PREEKLAMSIA DAN
EKLAMSIA

Oleh :
1. INTAN FEBIYANTI
2. ULFI NUR FAUZIAH
DEFINISI
• Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine.
Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada
kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur
kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa
kehamilan.
• Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia yang tidak teratasi
dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, pada wanita yang terkena
eklampsia juga sering mengalami kejang kejang. Eklampsia dapat menyebabkan
koma atau bahkan kematian baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.
Klasifikasi Pre-Eklampsia
1. Pre Eklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
• Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang atau kenaikan
diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
• Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
• Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau
midstream
2. Pre Eklamsi berat,bila disertai dengan keadaan sebagai berikut:
• Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
• Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
• Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
• Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
• Terdapat edema paru dan sianosis.
eklamsia
antepartum

Klasifikasi eklamsia
intrapartum
Eklampsia
eklamsia
post partuma
Etiologi Pre-Eklampsia dan Eklampsia
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang
belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan
sebab-sebab penyakit terebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi
jawaban yang memuaskan. Adapun teori-teori tersebut adalah;

1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan


2. Peran Faktor Imunologis
3. Peran Faktor Genetik
4. Iskemik dari Uterus
5. Defisiensi Kalsium
6. Disfungsi dan aktivasi dari endothelial
Tanda dan Gejala Pre-Eklampsia dan
Eklampsia
1. Pre-eklampsia ringan Tanda dan gejala :
• Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg;
diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
• Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
• Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
2. Pre-eklampsia Berat
• Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai
proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan
gejala pre- eklampsia berat :
• Tekanan darah sistolik > 160 mmHg, Tekanan darah diastolik > 110 mmHg
• Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
• Trombosit < 100.000/mm3, Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam),
Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g / L)
• Nyeri ulu hati
• Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
• Edema (penimbunan cairan) pada paru
• Koma
1. Tanda Eklampsia
• Seluruh kejang eklamsia didahului dengan pre eklamsia. Eklamsi
digolongkan menjadi kasus antepartum, intrapartum dan post
partum, adapun tanda dan gejalanya sebagai berikut:
a. Eklamsia ringan
• Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
• Keluarnya protein melalui urine (proteinuria) dengan hasil lab
proteinuria
kuantitatif (esbach) >=300mg/24 jam
• Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg seminggu
• Bengkak kedua kaki, lengan dan kelopak mata
b. Eklamsi berat
• Tekanan darah 160/110 mmHg
• Proteinuria kuantitatif > = 2 gr/24 jam
• terdapat protein di dalam urine dalam jumlah yang signifikan
• Trombosit kurang dari 100.000/mm3
Komplikasi Pre-Eklampsia dan
Eklampsia
1. Terhadap janin dan bayi.
a. Solution plasenta
b. Asfiksia mendadak, persalinan prematuritas, kematian janin dalam
rahim.
c. Hemolisis

2. Terhadap ibu
a. Hiprofibrinogenemia
b. Perdarahan otak
c. Kelainan mata
d. Edema paru – paru
e. Nekrosis hati
f. Sindroma HELLP
g. Kelainan ginjal
Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan pre eklampsia


a. Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-
tanda sedini mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
b. Penanganan
Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik
dan penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk
melahirkan bayi pada saat yang optimal yaitu sebelum janin mati dalam
kandungan, tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus. Setelah
persalinan berakhir jarang terjadi eklampsia dan janin yang sudah cukup
matur lebih baik hidu p diluar kandungan daripada dalam uterus.
2. Penatalaksanaan eklampsia
a. Penderita eklamsia harus di rAwat inap di rumah sakit
b. Saat membawa ibu ke rumah sakit, berikan obat penenang untuk mencegah
kejang-kejang selama dalam perjalanan. Dalam hal ini dapat diberikan
pethidin 100 mg atau luminal 200mg atau morfin 10mg.
• Tujuan perawatan di rumah sakit;
• Menghentikan konvulsi
• Mengurangi vaso spasmus
• Meningkatkan diuresis
• Mencegah infeksi
• Memberikan pengobatan yang tepat dan cepat
• Terminasi kehamilan dilakukan setelah 4 jam serangan kejang terakhir dengan
tidak
memperhitungkan tuannya kehamilan
c. Sesampai di rumah sakit pertolongan pertama
d. Observasi ketat penderita
Pemeriksaan Penunjang
1. Pre Eklampsia
a. Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
• Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin
untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr% )
• Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )
• Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
2. Urinalisis
• Ditemukan protein dalam urine.
3. Pemeriksaan Fungsi hati
4. Tes kimia darah
b. Radiologi
• Ultrasonografi
• Kardiotografi
2. Eklampsia
• Urine : Protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin.
• Darah : Trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH dan bilirubin
Asuhan Keperawatan Pada
PreEklamsi
• Pengkajian
• a.Data subyektif :
– Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau >
35 tahun
– Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi,
oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan
kabur
– Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia,
vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
– Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia
sebelumnya
– Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan
– Psikososial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk
menghadapi resikonya.
• b.Data Obyektif :
– Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
– Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
– Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
– Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian
SM
( jika refleks + )
– Pemeriksaan penunjang :
• Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2
kali dengan interval 6 jam
• Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala
kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum
kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
• Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
• Tingkat kesadaran ; Gangguan perfusi jaringan serebral penurunan
GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
• USG ; untuk mengetahui keadaan janin
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi


uterus dan pembukaan jalan lahir
• gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti vena
pulmonal ditandai dengan takipnea, suara napas ronchi
(mengi), sianosis
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi
INTERVENSI
• 1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan
jalan lahir
Tujuan :
Setelah
dilakukan
tindakan
perawatan ibu
mengerti
penyebab
nyeri dan
dapat
mengantisipas
i rasa
nyeri
nya
Kriteria
Hasil :
– Ibu
mengerti
penyebab
nyerinya

2. gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti vena pulmonal ditandai dengan
takipnea, suara napas ronchi (mengi), sianosis
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam,pertukaran gas pasien
kembali normal, dengan criteria hasil :
1) Suara napas normal
2) Distress pernapasannya teratasi
3) Tidak ada sianosis
Intervensi :
4) Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyebab terjadinya
kerusakan pertukaran gas.
R/ pertukaran gas terjadi karena adanya gangguan pada alveoli yang disebabkan oleh adanya
edema pada paru-paru.
2) Anjurkan pasien bernapas menggunakan bibir
R/ membuat tahanan melawan udara luar, untu mencegah kolaps atau penyempitan jalasn napas,
sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan menghilangkan napas pendek
3)Observasi frekuensi, kedalaman, dan perubahan membrane mukosa ada tidaknya sianosis R/
pernapasan meningkat sebagai akibat nyeri atau sebagai mekanisme kompensasi awal
terhadap hilangnya jaringan paru. Namun peningkatan kerja napas dan sianosis dapat
menunjukkan peningkatan konsumsi oksigen
4) Observasi ada tidaknya bunyi napas dan adanya bunyi tambahan, seperti mengi
• R/ bunyi napas dapat menurun atau tidak ada pada area yang sakit. Mengi adalah bukti
konstriksi bronkus atau penyempitan jalan napas sehubungan dengan edema.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer pada klien teratasi dengan kriteria hasil :
• suhu kulit klien dikisaran normal
• integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
• monitor tanda-tanda vital seperti suhu, TD,nadi dan pernafasan
• monitor status pernapasan ABC level, oxymetry, denyut nadi, kedalaman,pola dan laju
pernapasan
• monitor status hidrasi (misalnya kelembapan membrane mukosa, kecukupan denyut nadi dan
tekanan darah ortostaltik dengan cepat)
Asuhan Keperawatan Pada Eklampsia

a.Identitas umum ibu


• Umur biasanya sering terjadi pada primigravida , ≥ 35 tahun
• Data riwayat kesehatan
b.Riwayat kesehatan sekarang
• Ibu merasa sakit kepala di daerah prontal
• Terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium
• Gangguan virus : penglihatan kabur, skotoma dan diplopia
• Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan
• Gangguan serebral lainnya : terhuyung-huyung, refleks tinggi,dan
tidak tenang
• Edema pada ekstremitas
• Tengkuk terasa berat
• Kenaikan BB mencapai 1 kg seminggu
c. Riwayat kesehatan dahulu
• Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil
• Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia pada kehamilan
terdahulu
• Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas
• Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis
d. Riwayat kesehatan keluarga
• Kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia
dalam keluarga
• Riwayat perkawinan
• Riwayat terjadi padawanita yang menikah usia 20 tahun atau
35
tahun
e. Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : baik, cukup, lemah
• Kesadaran : composmentis, samnolen, delirium, koma
• TTV : TD : ≥ 140 / 110 mmHg N : 80 – 90 x/mnt S : 36 – 37 ºC, RR
: 16 – 20 x/mnt
• Kepala : sakit kepala, wajahedema
• Mata : konjunctiva sedikit anemis, edema pada retina
• Pencernaan abdomen : nyeri daerah epigastrium, anoreksiam,mual
dan muntah
• Ekstremitas : edema pada kaki dan tanganjuga pada jari-
jari
• Sistem pernafasan : hiper efleksia, klonus pada kaki
• Genitourenaria : oliguria, proteinuria
• Pemeriksaan janin : bunyi jantung janin (DJJ) tidak teratur, gerakan
janin melemah
f. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
• Urinalis (ditemukan atau tidaknya protein dalam
urin)
- Pemeriksaan fungsi hati
- Pemeriksaan radiologi
• Ultrasonografi
• Kardiotografi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• ketidakefektifnya kebersihan jalan nafas b.d kejang


• Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi
urine dan edema berkaitan dengan hipertensi pada
kehamilan
• Risiko cedera pada janin berhubungan dengan tidak
adekuatnya perfusi darah ke placenta
1. ketidakefektifnya kebersihan jalan nafas b.d kejang
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan
nafas maksimal.
Kriteria Hasil :
• ·Pasien akan mempertahankan pola pernafasan efektif dengan jalan nafas
paten atau
aspirasi dicegah
• Intervensi:
1) Anjurkan pasien untuk mengosongkan mulut dari benda atau zat tertentu atau
alat yang lain untu menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi.
R/ menurunkan risiko aspirasi atau masuknya sesuatu benda asing ke faring.
2) Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama
serangan kejang.
R/ meningkatkan aliran secret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan nafas
3) Tanggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan
abdomen. R/ untuk memfasilitasi usaha bernafas atau ekspansi
dada
4) Lakukan penghisapan sesuai indikasi
R/ menurunkan risiko aspirasi atau aspiksia
5) Berikan tambahan oksigen atau ventilasi manual sesuai
kebutuhan. R/ dapat menurunkan hipoksia cerebral
2. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi urine dan edema
berkaitan
dengan
Tujuan hipertensi
:volume cairanpada kehamilan
normal
Kriteria hasil:
• Volume cairan sesuai
kebutuhan
• Edema minimal
• Tanda dan gejala bukan
indikasi gagal jantung
Intervensi
• Timbang berat badan
pasien setiap hari
R/ Untuk menentukan
intervensi lebih lanjut
• Pantau intake cairan
R/ Membantu
mengidentivikasi
kebutuhan
• Periksa protein urine
R/ Meminimalkan
komplikasi
3. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan tidak adekuatnya
perfusi darah ke placenta
Tujuan : agar cedera tidak terjadi pada janin
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1. Istirahatkan ibu
R/ dengan mengistirahatkan ibu diharapkan metabolism tubuh
menurun dan peredaran darah ke placenta menjadi adekuat,
sehingga kebutuhan O2 untuk janin dapat dipenuhi
2. Anjurkan ibu agar tidur miring ke kiri
R/ dengan tidur miring ke kiri diharapkan vena cava dibagian
kanan tidak tertekan oleh uterus yang membesar sehingga aliran
darah ke placenta menjadi lancar
3. Pantau tekanan darah ibu
R/ untuk mengetahui keadaan aliran darah ke placenta seperti
tekanan darah tinggi, aliran darah ke placenta berkurang, sehingga
suplai oksigen ke janin berkurang.
TERIMAKASIH………..

Anda mungkin juga menyukai