Anda di halaman 1dari 16

PRE-EKLAMSI DAN EKLAMSI

Juliyan Robbiansyah 21115076


Antoni Jaya Dinata 21115077
Dicky Adrianto farizqil 21115078
DEFINISI
• Pre-eklampsia atau sering juga disebut
toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini
ditandai dengan meningkatnya tekanan darah
yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di
dalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami
pembengkakan pada kaki dan tangan.
Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari preeklampsia
yang tidak teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala
preeklampsia, pada wanita yang terkena eklampsia juga
sering mengalami kejang kejang. Eklampsia dapat
menyebabkan koma atau bahkan kematian baik sebelum,
saat atau setelah melahirkan.Eklampsia berasal dari kata
bahasa Yunani yang berarti “halilintar“ karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan
suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut
sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari
kehamilan ditandai dengan munculnya kejang tonik -
klonik, biasanya pada pasien yang telah menderita
preeklampsia.
Klasifikasi Pre-Eklampsia dan Eklampsia

1. Pre Eklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:


• Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih..
• Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg
atau lebih per minggu.
• Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada
urin kateter atau midstream.
2. Pre Eklamsi berat, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut:
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
e. Terdapat edema paru dan sianosis.
Eklampsia menjadi 3 bagian berdasarkan waktu terjadinya eklampsia, yaitu :
• Gravidarum
• Kejadian 50% sampai 60 %
• Serangan terjadi dalam keadaan hamil
• Eklampsia parturientum
• Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
• Saat sedang inpartu
• Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu
• Eklampsia puerperium
• Kejadian jarang 10 %
• Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir
Kejang – kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :
1. Tingkat awal atau aura
• Berlangsung 30 – 35 detik
• Tangan dan kelopak mata gemetar
• Mata terbuka dengan pandangan kosong
• Kepala di putar ke kanan atau ke kir
2. Tingkat kejang tonik
• Berlangsung sekitar 30 detik
• Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat
tergigit.
3. Tingkat kejang klonik
• Berlangsung 1 sampai 2 menit
• Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
• Konsentrasi otot berlangsung cepat
• Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus
• Mata melotot
• Mulut berbuih
• Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis
• Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan
4. Tingkat koma
• Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
• Diikuti,yang lamanya bervariasi.
Etiologi Pre-Eklampsia dan Eklampsia

• Bertambahnya frekuensi pada primigravida,


kehamilan ganda,hidramnion,molahidatidosa
• Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya
kehamilan
• Dapat terjadi perbaikan keadaan penderita
dengan kematian janin dalam uterus
• Timbuknya hipertensi,edema,protein
uria,kejang dan koma.
Menurut Manuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum diketahui, tetapi banyak
teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari penyakit ini, antara lain:
1. Teori Genetik
2. Teori Imunologik
3. Teori Iskhemia Regio Utero Placental
4. Teori Radikal Bebas
5. Teori Kerusakan Endotel
6. Teori Trombosit
7. Teori Diet Ibu Hamil
Anatomi Fisiologi
Patway
• D:\Pre-eklamsi\Patway.docx
Patofisiologi
• Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan
sensitivitas vaskuler terhadap angiotensin II.
Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan
kerusakan vaskuler, akibatnya akan terjadi vasospasme.
Vasospasme menurunkan diameter pembuluh darah
kesemua organ, fungsi-fungsi organ seperti plasenta,
ginjal, hati dan otak menurun sampai 40-60%.
Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada
plasenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada
fetus. Aktivitas uterus dan sensitifitas terhadap
oksitosin meningkat (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
Tanda dan Gejala Pre-eklamsi dan Eklamsi

• Tanda Pre-eklamsi
Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan
darah tinggi, gejala preeklampsia yang patut diwaspadai adalah :
• Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan
dalam tubuh
• Nyeri perut
• Sakit kepala yang berat
• Perubahan pada refleks
• Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali
• Ada darah pada air kencing
• Pusing
• Mual dan muntah yang berlebihan
• Udem
• Hipertensi
• Proteinuria
• Tanda Eklampsia
• Seluruh kejang eklamsia didahului dengan pre eklamsia. Eklamsi
digolongkan menjadi kasus antepartum, intrapartum dan post partum,
adapun tanda dan gejalanya sebagai berikut:
• Eklamsia ringan
• Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
• Keluarnya protein melalui urine (proteinuria) dengan hasil lab proteinuria
kuantitatif (esbach) >=300mg/24 jam
• Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg seminggu
• Bengkak kedua kaki, lengan dan kelopak mata
• Eklamsi berat
• Tekanan darah 160/110 mmHg
• Proteinuria kuantitatif > = 2 gr/24 jam
• Terdapat protein di dalam urine dalam jumlah yang signifikan
• Trombosit kurang dari 100.000/mm3
Komplikasi Pre-eklamsia dan Eklamsia

• Pre-Eklampsia
• Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):
• a. Pada ibu
• Solusio plasenta
• Perdarahan subkapsula hepar
• Kelainan pembekuan darah
• HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count)
• Ablasio retina
• Gagal jantung hingga syok dan kematian.
• b. Pada janin
• Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
• Prematur
• Asfiksia neonatorum
• Kematian dalam uterus
• Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
• Komplikasi Eklamsi :
a. Solutio Plasenta
b. Hipofibrinogemia
c. Hemolisis
d. Perdarahan Otak
e. Kelainan Mata
f. Edema Paru
g. Nekrosis Hati
h. Sindrome Help
i. Kelainan Ginjal
j. Komplikasi lain :
• Lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejang-kejang preumania
• aspirasi, dan DIC (Disseminated Intravascular Coogulation)
• Prematuritas
• Dismaturitas dan kematian janin intro uteri
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Pre-eklamsi ringan: :
• Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan
preeklampsia
• Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya, tidak perlu dirawat
kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmHg
• Pemberian luminal 1 sampai 2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
• Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg / hari
• Bila tekanan darah tidak turun dianjurkan dirawat dan diberikan obat anti hipertensi:
metildopa 3 x 125 mg/hari (maksimal 1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5 –10 mg /
hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg / hari atau pindolol 1-3 x 5 mg / hari 9 maks. 30
mg / hari.
• Diet rendah garam dan diuretika tidak perlu
• Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1 minggu.
• Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah rawat jalan,
peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien
menunjukkan preeklampsia berat.
• Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia berat.
• Jika ada perbaikan lanjutkan rawat jalan.
Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
• Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )
• Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )
• Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
• Urinalisis
• Ditemukan protein dalam urine.
• Pemeriksaan Fungsi hati
• Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
• LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
• Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
• Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat (N= 15-45 u/ml)
• Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat (N= <31 u/l )
• Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
• Tes kimia darah
• Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
• 2. Radiologi
• Ultrasonografi
• Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan
volume cairan ketuban sedikit.
• Kardiotografi
• Diketahui denyut jantung janin lemah

Anda mungkin juga menyukai