Anda di halaman 1dari 20

EKLAMSI DAN PRE-EKLAMSIA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


ANI SYLVIA
GLORY PRINCE
HANNA ALEXANDRA
MANGISI JERNIH
NEKA SAYONDRI
DEFINISI
• Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa
menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu
dan bayi.
• Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan
atau masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan timbul akibat
kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah
menimbulkan gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008 ).
KLASIFIKASI
• Pre Eklamsia dibagi menjadi 2 golongan,yaitu:
1. Pre Eklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang
atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per
minggu.
c. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter
atau midstream
2. Pre Eklamsi berat,bila disertai dengan keadaan sebagai berikut:
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigas¬trium.
e. Terdapat edema paru dan sianosis.
LANJUT KLASIFIKASI
• Eklampsia menjadi 3 bagian berdasarkan waktu terjadinya eklampsia,
yaitu :
1. Eklampsia gravidarum
 Kejadian 50% sampai 60 %
 Serangan terjadi dalam keadaan hamil
2. Eklampsia parturientum
 Kejadian sekitar 30 % sampai 50 %
Saat sedang inpartu
Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai
inpartu
3. Eklampsia puerperium
 Kejadian jarang 10 %
Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir
Kejang-kejang pada eklamsia terdiri dari 4 tingkat :
1 .Tingkat awal atau aura
Berlangsung 30 – 35 detik
Tangan dan kelopak mata gemetar
Mata terbuka dengan pandangan kosong
Kepala di putar ke kanan atau ke kir
2. Tingkat kejang tonik
Berlangsung sekitar 30 detik
Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah
dapat tergigit.
3. Tingkat kejang klonik
Berlangsung 1 sampai 2 menit
Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
Konsentrasi otot berlangsung cepat
Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus
Mata melotot dan mulut berbuih
Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis
Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan
4.Tingkat koma
Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
Diikuti,yang lamanya bervariasi
Etiologi Pre-Eklampsia dan Eklampsia

Penyebab pasti dari kelainan ini masih belum diketahui, namun beberapa penelitian menyebutkan
ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor
tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan dan gangguan aliran darah ke rahim.
Sebab pre eklamasi belum diketahui :
A. Vasospasmus menyebabkan :
1. Hypertensi
2. Pada otak (sakit kepala, kejang)
3. Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
4. Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
5. Pada hati (icterus)
6. Pada retina (amourose)
B. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu
7. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa
Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
2. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
3. Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
lanjutan

C. Factor Perdisposisi Preeklamsi


1. Molahidatidosa
2. Diabetes mellitus
3. Kehamilan ganda
4. Hidrocepalus
5. Obesitas
6. Umur yang lebih dari 35 tahun
Eklampsia
Menurut Manuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum diketahui,
tetapi banyak teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari
penyakit ini, antara lain: 
Eklamsia
1. Teori Genetik
2. Teori Imunologik
3. Teori Iskhemia Regio Utero Placental
4. Teori Radikal Bebas
5. Teori Kerusakan Endotel
6. Teori Trombosit
7. Teori Diet Ibu Hamil
Patofisiologi
Pre-Eklampsia
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap
angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler,
akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh
darah kesemua organ, fungsi-fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati dan otak
menurun sampai 40-60%. Gangguan plasenta menimbulkan degenerasipada plasenta
dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas uterus dan sensitifitas
terhadap oksitosin meningkat (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan menimbulkan perubahan glomerulus,
protein keluar melalui urine, asam urat menurun, garam dan air ditahan, tekanan
osmotik plasma menurun, cairan keluar dari intravaskuler, menyebabkan
hemokonsentrasi, peningkatan viskositas darah dan edema jaringan berat dan
peningkatan hematokrit. Pada preeklamsia berat terjadi penurunan volume darah,
edema berat dan berat badan naik dengan cepat (Maryunani & Yulianingsih, 2010).
Lanjutan
• Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar dan
hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri epigastrium atau
nyeri pada kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi
yang hebat dari preeklamsia, enzim-enzim hati seperti SGOT dan SGPT meningkat.
Vasospasme arteriola dan penurunan aliran darah ke retina menimbulkan symtom
visual skotama dan pandangan kabur. Patologi yang sama menimbulkan edema
serebral dan hemoragik serta peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat (sakit kepala,
hiperfleksia, klonus pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek). Edema paru
dihubungkan dengan edema umum yang berat, kompliksai ini biasanya disebabkan
oleh dekompensasi kordis kiri (Maryunani & Yulianingsih, 2010). Eklampsia
EKLAMSIA
• Eklampsia terjadi karena perdarahan dinding rahim berkurang sehingga plasenta
mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan ischemia uteroplasenta dan peningkatan
tekanan darah. Terjadinya ischemia uteroplasenta dan hipertensi menimbulkan kejang
atau sampai koma pada wanita hamil.
LANJUTAN

Perubahan pada organ-organ :


1. Perubahan pada otak
2.Perubahan pada rahim
3.Perubahan ada ginjal
4.Perubahan pada paru-paru
5.Perubahan pada mata
6.Perubahan pada keseimbangan air dan elektrolit
Tanda dan Gejala Pre-Eklampsia dan Eklampsia
Pre-Eklampsia : Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan darah tinggi, gejala preeklampsia yang patut diwaspadai
adalah :
1. Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh
2. Nyeri perut
3. Sakit kepala yang berat
4. Perubahan pada refleks
5. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali
6. Ada darah pada air kencing
7. Pusing
8. Mual dan muntah yang berlebihan
9. Udem dan Hipertensi
ProteinuriaPre-eklampsia ringan tanda dan gejala :
1. Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg; diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
lanjutan

Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya tekanan
darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
1.Tekanan darah sistolik ? 160 mmHg
2.Tekanan darah diastolik ? 110 mmHg
3.Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
4.Trombosit < 100.000/mm3
5.Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g / L)
6.Nyeri ulu hati
7.Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
8.Perdarahan di retina (bagian mata)
9.Edema (penimbunan cairan) pada paru
10.Koma
Lanjutan
Tanda Eklampsia
Seluruh kejang eklamsia didahului dengan pre eklamsia. Eklamsi digolongkan menjadi kasus
antepartum, intrapartum dan post partum, adapun tanda dan gejalanya sebagai berikut:
a.Eklamsia ringan
• Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
• Keluarnya protein melalui urine (proteinuria) dengan hasil lab proteinuria kuantitatif
(esbach) >=300mg/24 jam
• Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg seminggu
• Bengkak kedua kaki, lengan dan kelopak mata
b.Eklamsi berat
• Tekanan darah 160/110 mmHg
• Proteinuria kuantitatif > = 2 gr/24 jam
• terdapat protein di dalam urine dalam jumlah yang signifikan
• Trombosit kurang dari 100.000/mm3
Lanjutan
F.Komplikasi Pre-Eklampsia dan Eklampsia
Pre-Eklampsia
• Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):
• a. Pada ibu
• Eklamsia
• Solusio plasenta
• Perdarahan subkapsula hepar
• Kelainan pembekuan darah
• HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet count)
• Ablasio retina
• Gagal jantung hingga syok dan kematian.
• b. Pada janin
• Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
• Prematur
• Asfiksia neonatorum
• Kematian dalam uterus
• Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
Eklamsia
Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari
ibu yang menderita eklampsia.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan pada preeklampsia berat dan eklampsia :
a.Solutio Plasenta
b.Hipofibrinogemia
c.Hemolisis
d.Perdarahan Otak
e.Kelainan Mata
f.Edema Paru
g.Nekrosis Hati
h.Sindrome Help
i.Kelainan Ginjal
j.Komplikasi lain ; Lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejang-kejang preumania,
aspirasi, dan DIC (Disseminated Intravascular Coogulation), Prematuritas dan dismaturitas dan kematian
janin intro uteri.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pre eklampsia
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-tanda sedini
mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit
tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre
eklampsia kalau ada faktor-faktor peredisposisi.Berikan penerangan tentang manfaat
istirahat dan tidur, ketenangan, dan pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak,
karbohidrat, tinggi protein dan menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
• Penanganan
• Tujuan  utama penanganan adalah:
• a.Untuk mencegah terjadinya PE dan E
• b.Hendaknya janin lahir hidup
• c.Trauma pada janin seminimal mungkin
Lanjutan
Penatalaksanaan Pre-eklamsi ringan: :
1.Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan preeklampsia
2.Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya, tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat
terus (batas aman 140-150/90-100 mmHg
3.Pemberian luminal 1 sampai 2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
4.Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg / hari
5.Bila tekanan darah tidak turun dianjurkan dirawat dan diberikan obat anti hipertensi: metildopa 3 x 125 mg/hari
(maksimal 1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5 –10 mg / hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg / hari atau pindolol  1-3 x 5
mg / hari 9 maks. 30 mg / hari
6.Diet rendah garam dan diuretika tidak perlu
7.Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1 minggu.
8.Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1
kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien menunjukkan preeklampsia berat.
9.Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia berat.
10.Jika ada perbaikan lanjutkan rawat jalan.
11.Pengakhiran kehamilan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, kecuali ditemukan pertumbuhan janin terhambat,
gawat janin, solusio plasenta, eklampsia atau indikasi terminasi kehamilan lainnya.
12.Persalinan dalam preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau dengan bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala
II.
Lanjutan
Penatalaksanaan Pre-eklamsi berat :
Per-eklamsi berat kehamilan kurang 37 minggu:
1.Janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru, dengan
pemeriksaan shake dan rasio L/S maka penanganannya adalah sebagai berikut:
a.Berkan suntikan sulfat magnesium dosis 8gr IM, kemudian disusul dengan injeksi
tambahan 4 gr Im setiap 4 jam( selama tidak ada kontra dindikasi)
b.Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesium dapat
diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre-eklamsia ringan (kecuali
jika ada kontraindikasi)
c.Selanjutnya wanita dirawat diperiksa dan janin monitor, penimbangan berat
badan seperti pre-eklamsi ringan sambil mengawasi timbul lagi gejala.
d.Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan:
induksi partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan.
Diagnosa
Diagnosa Keperawatan Prioritas yang Mungkin Muncul :
1.Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan
fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
2.Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada janin berhubungan dengan
perubahan pada plasenta
3.Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus
dan pembukaan jalan lahir.
4.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan
karena faktor biologi.
5.Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak
efektif terhadap proses persalinan.

Anda mungkin juga menyukai