Anda di halaman 1dari 39

MODEL-MODEL KONSEPTUAL

DALAM ASKEP KESEHATAN


MENTAL PSIKIATRI
Di SAMPAIKAN OLEH :

Ns. Sri Supami,SPd, SKep, MKes.


MODEL-MODEL KONSEPTUAL ASKEP
KESEHATAN MENTAL PSIKIATRI
Model-model
konseptual 1. M. Psikoanalisa
2. M. Interpersonal
Kerangka kerja 3. M. Sosial
konsep yang 4. M. Eksistensi
berkaitan dengan
perilaku manusia 5. M. Komunikasi
6. M. Perilaku

Membantu terapist 7. M. Medikal


mengerti tingkah 8. M. Keperawatan
laku klien
Stuart Sunden,2007
merubah
1. Model Psikoanalisa (Sigmun Freud)
• Fokus :
Perkembangan psikoseksual
• Bebrapa konsepnya
Id, Ego, Super Ego, Mekanisme Pertahanan Ego
• Pandangan psikoanalisa terhadap penyimpangan
perilaku :
Penyimpangan perilaku pada usia dewasa
berkaitan dengan perkembangan
 Ego depence tidak adekuat
 Gejala usaha untuk mengatasi kecemasan
berhubungan dengan konflik yang tidak teratasi.
• Proses Terapi :
Terapist menggali hal-hal yang berkaitan
dengan masa lalu.
Metoda asosiasi bebas analisa mimpi

• Peran klien dan terapist :


Klien mengungkapkan pikiran dan
mimpinya
Terapistinterpretasi pikiran-pikiran dan mimpi
klien dalam hal konflik
2. Model Interpersonal (Sullivan, Peplau)
Pengalaman Interpersonal :
 Good me
 Bad me
 Not me
Jika anak diberi reward dan membetulkan hal
yang tidak tepat serta anak selalu diberi
pengertian, maka akan terbentuk good me.
Jika anak selalu dilarang dan dihukum serta
selalu dikatakan jelek, maka akan terbentuk bad
me.

Orang tua yang tidak konsisten dengan


peraturan, akan mengembangkan anak menjadi
orang yang tidak konsisten/ragu, sehingga tidak
mengetahui identitas mana sesungguhnya yang
baik, maka anak akan terbentuk not me.
 Penyimpangan Perilaku :
 Kecemasan timbul/meningkat dan dialami dalam
hubungan interpersonal
 Ketakutan yang dasar adalah takut terhadap
rejektive (penolakan)
 Manusia membutuhkan rasa aman dan kepuasan
yang merupakan hubungan dari interpersonal yang
positif.
Individu 2 dorongan :
 Dorongan untuk kepuasan berkaitan dengan
kebutuhan dasar
 Dorongan untuk keamanan berhubungan
dengan kebutuhan budaya : penyesuaian norma
sosial, nilai suatu sitem kelompok tertentu.
 Peran klien dan terapist :
Klien membagi kecemasan dan perasaannya
pada terapist.
Terapist
• mengambangkan hubungan yang erat
dengan klien
• Menggunakan empati
• Mengoreksi pengalaman interpersonal
dengan mengalami hubungan yang sehat
dengan terapist klien belajar hubungan
interpersonal yang memuaskan
3. Model Sosial (Szaaz dan Caplan)
fokus lingkungan sosial yang
mempengaruhi individu dan pengalaman
hidupnya.
 Pandangan sosial terhadap
penyimpangan perilaku kodisi sosial
bertanggung jawab terhadap
penyimpangan perilaku.
Szaas individu bertanggung jawab terhadap perilaku

Individu mampu mengontrol untuk


menyesuaikan perlakunya dengan yang diharapkan
masyarakat.
Caplan situasi sosial dapat mencetuskan gangguan
jiwa:
 Kemiskinan
 Situasi keluarga yang tidak stabil
 Kurang support sistem

Dapat dicegah prevency primer


 Proses Terapi
klien dibantu menangani sistem sosial

krisis intervensi, manipulasi lingkungan, support sosial,


kesehatan jiwa masyarakat.
 Peran klien dan terapist :
Klien secara aktif mengemukakan masalah dan bekerja
sama dengan terapist untuk mencari pemecahan.
menggunakan sumber di masyarakat.
Terapist menggali sistem sosial klien dan membantu
klien menggunakan sumber yang sesuai.
menciptakan sumber baru jika dibutuhkan.
4. Model Eksistensi (Sartre, Jepers)
fokus pengalaman individu pada saat ini dan disini
(here & now).

 Pandangan eksistensi terhadao penyimpangan


perilaku
individu kehilangan kontrol terhadap dirinya &
lingkungannya

akibat hambatan atau larangan yang dialami

putus asa, sedih, kesepian menghambat


partisipasinya untuk berhubungan dengan orang lain.
 Proses Terapi
 Klien dibantu mengeskplorasi diri & menerima dirinya
 Terapi dilakukan melalui kelompok
 Klien dibantu mengontrol tingkah laku\

Ada beberapa terapi berdasarkan model eksistensi :


1) Rational amotive therapy (Albert Ellis)
aktive – derektive, orientasi pada kognitif
konfrontasi digunakan untuk mendorong klien
bertanggung jawab terhadap tingkah laku.

menerima diri apa adanya bukan karena apa yang


dilakukan
2) Logo therapi (Viktor E Franki)
orientasi pada masa depan

individu meneliti arti dari kehidupan agar sadar


akan tanggung jawabnya.
3) Rality therapy (William Glassor)
klien dibantu menyadari terget kehidupannya &
cara untuk mencapainya
klien disadarkan akan alternatif yang tersedia
4) Gastalt therapy (Fredrick S. Perls)
penekanan : here & now
klien dianjurkan mengidentifikasi perasaannya
dengan meningkatkan kesadaran diri
5) Group therapy (W.O.Schutz, Carl Roger)
Fokus : Membina interaksi yang intim dalam kelompok.

anggota kelompok secara jujur & terbuka membagi


pikiran dan perasaannya meningkatkan kesadaran diri.
 Peran klien dan terapist
klien : - menerima tanggung jawab dari tingkah laku
- berpartisipasi dalam pengalaman yang berarti untuk
belajar tentang self
terapist:- membantu untuk mengenal nilai-nilai dari
self
- klarifikasi realita dari situasi
- mengenalkan tentang perasaan & memperluas
kesadaran
5. Model Komunikasi (Berne, R.Bandles, Grinder)
Semua perilaku mengkomunikasikan sesuatu
kejelasan komunikasi antar pengirim & penerima.

 Pandangan komunikasi terhadap penyimpangan


perilaku
 Pesan tidak jelas disampaikan
 Bahasa yang digunakan merubah diri
 Proses terapi
 Pola komunikasi dianalisa API
 Feedback klarifikasi masalah
 Penguatan untuk komunikasi yang efektif
 Memberi alternatif korektif pada komunikasi
yang tidak efektif
 Peranklien dan terapist :
Klien : - melihat pola komunikasi
- klarifikasi komunikasinya & validasi
pesan dari orang lain.
Terapist : - Mengintepretasi pola komunikasi
klien.
- Membantu meningkatkan komunikasi
dengan orang yang berarti.
- Mengajarkan prinsip berkomunikasi
yang baik.

6. Model Perilaku (Eysenck, Wolpe, Skinner)


• Modifikasi perilaku dikembangkan dari teori belajar.
• Perubahan perilaku mempengaruhi kognitif dan
afektif
 Pandangan perilaku terhadap penyimpangan perilaku.
Semua perilaku dipelajari
Penyimpangan respon habitual yang dapat
dimodifikasi melalui teori beajar

belajar terjadi bila ada


stimulus timbul repon dikuatkan
 Proses terapi :
 Teknik relaksasi
 Asertif training
 Positif reinforcement
 Peran klien dan terapist
klien : mempraktekan teknik perilaku
latihan reinforcement
terapist : - membutuhkan teknik perilaku.
- mengajarkan tentang
pendekatan terapeutik
- penguatan pada periaku yang
diinginkan
7. Model Medikal (Freud, Meyer, Kraeplin,
Spitzer)
Fokus : - Diagnosa penyakit pengobatan
berdasarkan diagnosa
- Mengekspresikan penyebab
gangguan.
Pandangan medikal terhadap penyimpangan
perilaku :
• Manifestasi gangguan susunan saraf pusat
• Faktor lingkungan faktor pencetus
 Proses terapi
Pengobatan dikaitkan dengan diagnosa ,
terapi somatik dan teknik hub interpersonal.
 Peran klien dan terapist
Klien : - melaksanakan pengobatan yang
telah ditetepkan
- melaporkan efek pengobatan
Terapist : - menggunakan kombinasi
pengobatan
- pendekatan terapeutik
= megajarkan pada klien ttng
penyakitnya
8. Model Keperawatan (orlando, Peplau, King, Orem,
Rogers, Roy)
Pendekatan keperawatan berdasarkan :
• Teori perkembangan
• Teori interaksi
• Pendekatan holistik
• Teori keperawatan
Pandangan keperawatan terhadap penyimpangan
perilaku :
 Manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-spiritual
yang utuh
 Penyimpangan perilaku mempengaruhi keutuhan
tersebut
Proses Terapi :
proses keperawatan :
 Tujuan umum dan khusus
 Perencanaan dirumuskan bersama klien
 Perawat bekerja sama dengan pemberi asuhan
yang lain
 Intervensi keperawatan terapi modalitas :
- terapi lingkungan
- terapi individu dan kelompok
- terapi kerja dsb
 Peran Klien dan Terapist
 Klien : Bekerja sama dengan terapist
dalam indentifikasi mas, menyusun
rencana, implementasi dan evaluasi.
 Terapist : - Bekerja sama dengan klien
dan anggota tim kesehatan
mengembangkan rencana keperawatan.
- Modifikasi rencana
- Penggunaan beberapa terapi modalitas.
TINGKAT PENCEGAHAN
KESEHATAN JIWA
A. Pencegahan Primer
Bertujuan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan atau menurunkan angka kesakitan
atau gangguan kesehatan jiwa dengan
mengubah faktor penyebab sebelum
membahayakan.
Pencegahan primer dilakukan terhadap individu,
keluarga dan masyarakat sehat.
Termasuk dalam pencegahan primer adalah
kegiatan pningkatan kesehatan, pencegahan
gangguan / penyakit dan melindungi dari
kemungkinan terkena gangguan antara lain :
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang
prinsip-prinsip kesehatan jiwa.
1. Penyuluhan keswa mempunyai empat tingkat intervensi yaitu :
a. Meningkatkan kesadaran individu, keluarga atau kelompok
tentang masalah dan peristiwa yang berhubungan dengan sehat
dan sakit, seperti tugas perkembangan normal.
b. Meningkatkan pemahaman seseorang tentang
demensi stressor yang potensial, kemungkinan hasil
(baik adaptif maupun maladaptif), dan alternatif
respon koping.
C. Meningkatkan pengetahuan seseorang tentang
dimana dan bagaimana memperoleh sumber yang
diperlukan.
d. Meningkatkan ketrampilan penyelesaian masalah
individu, keluarga atau kelompok, ketrampilan
interpersonal, toleransi terhadap stress dan frustasi,
motivasi harapan dan harga diri.
2. Melakukan perubahan melalui upaya yang
terkait dengan perbaikan kondisi Kehidupan,
pembebasan kemiskinan dan pendidikan yang
baik.
3. Memberikan pendidikan tentang keswa,
tumbuh kembang dan pendidikan seksual.
4. Melakukan rujukan sebelum terjadi gangguan
jiwa berdasarkan pengkajian tentang stressor
yang potensial dan perubahan kehidupan.
5. Menolong klien di RS umum untuk
menghindari terjadinya masalah psikiatri.
6. Menguatkan dukungan sosial dan bekerja
sama dengan keluarga untuk mendukung
fungsi anggota keluarga dan kelompok.
7. Berperan aktif dalam kegiatan keswa di
masyarakat.
B. Pencegahan Sekunder
Termasuk menurunkan angka kelainan
melalui penemuan kasus dini dan penanganan
masalah kesehatan antara lain :
1. Melakukan penjaringan bagi yang
mengalami atau potensial mengalami
gangguan keswa.
2. Melakukan kunjungan rumah bagi yang
memerlukan penanggulangan keswa.
3. Penanggulangan kedaruratan dan
pelayanan psikiatrik di rumah sakit umum.
4. Memberikan lingkungan yang terapeutik.
5. Mengawasi pasien yang sedang dalam
pengobatan.
6. Memberikan pelayanan pencegahan tindak
bunuh diri.
7. Konseling dalam waktu tertentu.
8. Intervensi krisis yang bertujuan
mengembalikan individu pada tingkat
fungsi sebelum krisis.
9. Psikoterapi individu, keluarga dan
kelompok dalam berbagai kelompok usia.
10. Bekerjasama dengan masyarakat untuk
mengatasi masalah yang teridentifikasi.
C. Pencegahan Tersier
Ditunjukan untuk menurunkan gangguan
atau kecacatan yang diakibatkan oleh
penyakit atau dengan kata lain mengurangi
keparahan kelainan dan ketidak mampuan
akibat gangguan kesehatan jiwa antara lain :
1. Memasarkan dan meningkatkan pelatihan
serta rehabilitasi. Rehabilitasi adalah
suatu proses yang memungkinkan
individu untuk kembali ke tingkat fungsi
setinggi mungkin (Depkes, 2000).
Tujuan rehabilitasi untuk mengembalikan pada
tingkat fungsi ketika sebelum sakit.

2. Mengorganisir program setelah pasien


dipulangkan dari fasilitas perawatan untuk
memudahkan proses transisi mereka ke
masyarakat. Keterampilan yang perlu disiapkan
pada pasien meliputi ketrampilan melakukan
kegiatan hidup sehari-hari, ketrampilan belajar
dan keterampilan bekerja.
Tes Penunjang Diagnostik
Tes penunjang diagnostik yang sering
dilakukan pada klien gangguan jiwa adalah :
1. EEG (Elektro Enchepalo Graf) untuk
mengetahui keadaan gangguan jiwa yang
disebabkan oleh neurobiologi.
2. MMPI (The Minnesota Multiphastic
Personality Inventory)
3. Rongten Scedel dan CT Scan kepala.
4. Test psikologi atau psikotes meliputi test
kepribadian
5. Foto sinar x untuk mengetahui keadaan
gangguan jiwa yang disebabkan oleh
gangguan pada sistem syaraf pusat.
6. Pemeriksaan laboratorium kromosom darah
untuk mengetahui apakah gangguan jiwa
disebabkan oleh faktor genetik.
7. PET (Position Emision Tomography)
menggambarkan fungsi dan aktfitas otak
pada klien skizophrenia, umumnya PET
menggambarkan abnormal glukosa
diotak seseorang yang mengalami
hipermetabolisme pada bagian frontal
otak akan sulit mengambil keputusan.
8. Stress test untuk mengeahui tingkat
stress seseorang.

Anda mungkin juga menyukai