Puja puji syukur hanyalah milik Allah SWT Rabb semesta alam, yang senantiasa
memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada umat-Nya. Serta shalawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, juga atas segenap keluarga,
para sahabat beliau, para tabi'in dan tabi'ut- tabi'in serra para pemgikut beliau hingga akhir
zaman.
Alhamdulilah, Kami bersyukur kepada Allah SWT, Rabb segenap makhluk, yang dengan
taufik- ya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok, makalah yang berjudul “ Strategi
Komunikasi “ ini sebagai tugas Mata Kuliah "Dasar Dasar Komunikasi” yang diampu oleh
Ibu Usfiyatul Marfu’ah, M.S.I yang di dalamnya memuat pembahasan tentang pengertian
strategi komunikasi dan penerapan strategi komunikasi yang tepat.
Semoga makalah ini bisa jadi manfaat bagi kita semua, Kami mohon maaf jika ada
kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya.
Suatu strategi juga merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang
tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi
komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian strategi komunikasi ?
2. Apa saja aspek strategi komunikasi yang efektif ?
3. Bagaimana cara menerapkan strategi komunikasi yang tepat ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian strategi komunikasi
2. Mengetahui aspek strategi komunikasi yang efektif
3. Mengetahui cara menerapkan strategi komunikasi yang tepat
BAB II
2
PEMBAHASAN
2. To Establish Acceptance, yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan
baik.
Strategi juga memiliki fungsi ganda sebagaimana dijelaskan oleh Effendy yaitu
Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif
secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.( Anwar ,1984) .
Menjembatani ”cultural gap”, yaitu kondisi yang terjadi akibat kemudahan diperolehnya
dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan
merusak nilai-nilai yang dibangun Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyusun
strategi komunikasi adalah dengan merperhatikan segala kelebihan dan kekurangan yang
melekat pada komponen-komponen komunikasi tersebut, yaitu :
3
a. Komunikator
5). Memiliki respek pada orang lain, dan 6).Mampu sebagai pemain tim dan
bekerjasama secara efektif.
Syarat komunikasi efektif bagi sebuah pesan adalah menarik, dapat memperoleh
kebutuhan individual (personal needs) pada komunikan, cara memperoleh dapat
memuaskan kebutuhan pesan yang disampaikan, pesan dapat memuaskan kebutuhan
emosi, pesan dapat memuaskan kebutuhan harapan yang logis bagi penerima pesan.Isi
pesan dalam strategi komunikasi mengenai sangat menentukan efektivitas komunikasi.
Wilbur Schramm (dalam Effendy) mengatakan bahwa agar komunikasi yang dilancarkan
5
dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik
perhatian sasaran dimaksud.
b) Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama
antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat dimengerti.
c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa
cara untuk memperoleh kebutuhan itu.
d) Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak
bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakkan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki.
6
pedesaan bisa juga dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah-rumah
ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian dan pesta rakyat.Dalam strategi
komunikasi segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang
merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang dirumuskan oleh Harold D. Lasswell
(dikenal luas sebagai formula Lasswell), yaitu who says what in which channel to whom
with what effect. Rumus di atas tampaknya sederhana, tetapi jika dikaji lebih jauh,
pertanyaan ”efek apa yang diharapkan” secara implisit mengandung pertanyaan lain
yang perlu dijawab dengan seksama, yaitu (Omong, 2009) :
a) Mengenal Komunikan
Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma yang ada.
b) Menyusun Pesan
7
Setelah mengenal komunikan dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam
perumusan strategi ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat
utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan
perhatian. Individu dalam saat yang bersamaan, kadang-kadang dirangsang oleh banyak
pesan dari berbagai sumber. Tetapi tidaklah semua rangsangan itu dapat mempengaruhi
komunikan, justru karena tidak semuanya dapat diproses menjadi milik rohani. Sesuatu
yang menjadi milik rohani, haruslah terlebih dahulu melalui pintu perhatian, setelah
melewati panca indera dan menjadi pengamatan. Perhatian ialah pengamanan yang
terpusat. Karena itu tidak semua yang diamati dapat menimbulkan perhatian.
c) Menetapkan Metode
Selain dua hal di atas metode penyampaian kepada komunikan juga berpengaruh
pada strategi komunikasi. Dalam dunia komunikasi metode dapat dilihat dari dua aspek
yaitu menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya. Hal tersebut dapat
diuraikan lebih lanjut, bahwa aspek pertama direalisasikan dalam dua bentuk, yaitu
metode redundancy(repetition / di ulang-ulang) dan canalizing (mendalam). Sedang yang
kedua (menurut bentuk isinya) dikenal metode seperti informatif, persuasif, edukatif, dan
kursif.
Sedikitnya ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang
efektif.
1. Kejelasan (Clarity): bahasa maupun informasi yang disampaikan harus jelas. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, seringkali kita mendengar ucapan-ucapan seperti ini:
"Masalahnya ininya belum dianukan". Apa ini dan di apakan? Akan lebih mudah
dipahami maknanya bila, misalnya, kata ini diganti buku dan kata anu diganti bagi. Jadi
kalimat itu berbunyi: Masalahnya, bukunya belum dibagikan.
2. Ketepatan (accuracy): bahasa dan informasi yang disampaikan harus betul-betul akurat
alias tepat. Bahasa yang digunakan harus sesuai dan informasi yang disampaikan harus
8
benar. Benar ini artinya sesuai dengan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan. Bisa
saja informasi yang ingin kita sampaikan belum tentu kebenarannya, tetapi apa yang kita
sampaikan benar-benar apa yang memang kita ketahui. Inilah yang dimaksud akurasi di
sini.
3. Konteks (contex): bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan
dan lingkungan di mana komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa dan
informasi yang jelas dan tepat tetapi karena konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita
peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya, sepulang kerja seorang suami
berkata kepada istrinya: "Dindaku, tolong kanda berikan segelas air nan jernih, kanda
haus sekali." Dari segi kejelasan dan keakuratan bahasa dan informasi tidak ada masalah.
Tetapi konteksnya tidak tepat, sehingga mungkin sang istri tidak segera mengambil air
melainkan bertanya tentang keadaan sang suami.
4. Alur (flow): keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat berarti dalam menjalin
komunikasi yang efektif. Sewaktu kita meminjam uang, misalnya, kita cenderung
mengemukakan kesulitan-kesulitan kita terlebih dahulu sebelum kita menyampaikan
maksud kita untuk meminjam uang. Mungkin begitu juga pada saat kita pertama kali
menyampaikan perasaan jatuh cinta pada seseorang.
5. Budaya (Culture): aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
tatakrama atau etika. Bersalaman dengan satu tangan bagi orang Sunda mungkin terkesan
rada kurang sopan, tetapi bagi etnis lain mungkin suatu hal yang biasa. Kata “Juancu”
bagi arek-arek Suroboyo merupakan kata yang lumrah didengar dan dapat diterima.
Tetapi bagi wong Solo atau Jogja, mungkin risih mendengar kata itu.
3. Model Komunikasi
Dalam berkomunikasi ada istilah model yang sering dipergunakan yaitu S-O-R
(Stimuli)- (Organizes)-(Respond). Model ini yang sangat berkembang dan yang sering
dipergunakan dalam berkomunikasi guna menunjukkan suatu konsentrasi pada
9
perkembangan watak dan kepribadian yang terjadi pada komunikan. Dari hal ini,
komunikan dapat merespon dan menyaring apa yang terjadi disekitarnya. Setelah itu
mereka mengelompokkan serta memberikan reaksi terhadap stimulus atau objek yang
mereka terima dengan melihatkan sikap yang baik dalam perubahan tingkah laku
maupun tindakan dalam sehari-hari.
Pesan yang diberikan pada komunikan dapat dipengaruhi oleh respon yang
Stimuli mereka dan jika kuatnyaOrganizes
dihasilkan Respond
respon yang dimiliki dan besarnya daya tarik dari
stimulus yang diterima maka secara*langsung
* Sensation Needs akan mempengaruhi*Like
pikiran komunikan
or disilike
melalui pancaindra. Pikiran akan menyeleksi dari stimulus yang di terima sehingga akan
* Intensity * Values *Aggree or disagree
menghasilkan kebutuhan, ekspektasi dan nilai-nilai.
* Expectation *Doing or avoid
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Syarat komunikasi efektif bagi sebuah pesan adalah menarik, dapat memperoleh
kebutuhan individual (personal needs) pada komunikan, cara memperoleh dapat
memuaskan kebutuhan pesan yang disampaikan, pesan dapat memuaskan kebutuhan
emosi, pesan dapat memuaskan kebutuhan harapan yang logis bagi penerima pesan.
Pesan yang diberikan pada komunikan dapat dipengaruhi oleh respon yang
dihasilkan mereka dan jika kuatnya respon yang dimiliki dan besarnya daya tarik dari
stimulus yang diterima maka secara langsung akan mempengaruhi pikiran komunikan
10
melalui pancaindra. Pikiran akan menyeleksi dari stimulus yang di terima sehingga akan
menghasilkan kebutuhan, ekspektasi dan nilai-nilai.
Dari aktivitas tersebut akan menghasilkan respon yang akan membawa perubahan
pada sikap yang positif ataupun sikap negatif.
DAFTAR PUSTAKA
3. Emery, Ault dan Age, Introductionto masl comunication. New York. Dad mead &
company. 1970.hal 10
4. Gary Yuki. Kepemimpinan Dalam Organisasi . Terjemahan oleh Budi Supriyanto. Jakarta
: PT.Indeksi.2009.hal 223.
11
5. Hafied cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.2000.
6. Jalaluddin Rakhmat .PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Bandung. Remaja rosdakaya:
2005.hal 257.
7. John E Kennedy dan R Dermawan Somanagara. Marketing Communication, Taktik dan
Strategi PT Bhuana Ilmu Populer – Kelompok Gtamedia – Jakarta, 2006, hal 125.
12