Anda di halaman 1dari 17

“STRATEGI KOMUNIKASI”

A. Pengertian Strategi Komunikasi


Strategi komunikasi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk
mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi
merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan
(Effendy,2003:301).
Menurut Onong Uchjana Effendy (1984 : 35), intinya strategi adalah perencanaan atau planning dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang hanya dapat dicapai melalui taktik operasional. Sebuah strategi
komunikasi hendaknya mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi
dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran, berbagai tindakan yang akan
dilakukan, mengatakan bagaimana khalayak sasaran akan memperoleh manfaat berdasarkan sudut
pandangnya, dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif.
Sementara itu, menurut Mohr dan Nevin mendefinisikan sebuah strategi komunikasi sebagai penggunaan
kombinasi faset-faset komunikasi dimana termasuk di dalamnya frekuensi komunikasi, formalitas komunikasi,
isi komunikasi, saluran komunikasi (Kulvisaechana, 2001 : 17-18).
Untuk mengimplementasikan strategi komunikasi dibutuhkan taktik atau metode yang tepat. Taktik dan strategi
memiliki keterkaitan yang kuat. Jika sebuah strategi yang telah kita susun dengan hati-hati adalah strategi yang
tepat untuk digunakan, maka taktik dapat dirubah sebelum strategi. Namun, jika kita merasa ada hal yang salah
pada tataran taktik maka kita harus mengubah strategi.

B. Tujuan Strategi Komunikasi


Dalam dunia bisnis, tujuan strategi pada umumnya adalah untuk menentukan dan mengkomunikasikan
gambaran tentang visi perusahaan melalui sebuah sistem tujuan utama dan kebijakan. Strategi menggambarkan
sebuah arah yang didukung oleh berbagai sumber daya yang ada. Sementara itu, menurut R. Wayne Pace, Brent
D. Peterson, dan M. Dallas Burnett menyatakan bahwa strategi komunikasi memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu
(Effendy, 1984 : 35-36) :
1. To secure understanding – memastikan pesan diterima oleh komunikan.
2. To establish acceptance – membina penerimaan pesan.
3. To motivate action – kegiatan yang dimotivasikan.
Strategi komunikasi yang dilakukan bersifat makro dan proses strategi komunikasi berlangsung secara vertikal
piramidal.

C. Landasan Teori
Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam komunikasi terdapat beberapa komponen yang mendukung
berjalannya proses komunikasi. Berbagai literatur menyatakan bahwa terdapat sebuah paradigma atau formula
yang sering digunakan untuk mengetahui komponen-komponen komunikasi. Paradigma atau formula itu adalah
paradigma atau formula yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell. Melalui paradigma atau formula yang telah
dirumuskannya, Harold D. Lasswell mencoba untuk memberikan penjelasan kepada kita bahwa untuk
mengetahui apa saja yang menjadi komponen-komponen komunikasi maka harus menjawab beberapa
pertanyaan seperti Who Says What In What Channel To Whom With What Effect.
Jika kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu maka dapat kita ketahui komponen-komponen komunikasi
yaitu komunikator, pesan, media atau saluran komunikasi, khalayak, dan efek. Penjelasan secara lebih detil
tentang paradigma atau formula Lasswell ini pun telah digambarkan ke dalam sebuah model komunikasi
yaitu model komunikasi Lasswell.
Formula Lasswell ini tidak luput dari kritik yang salah satunya datang dari Gerhard Maletzke. Maletzke
menyatakan bahwa paradigma atau formula yang dikemukakan oleh Lasswell tidak mempertimbangkan hal
yang sangat penting yakni tujuan yang akan dicapai oleh komunikator. Tidak sedikit ahli yang menyatakan bahwa
tujuan komunikasi hendaknya dinyatakan secara eksplisit karena tujuan komunikasi berkaitan erat dengan
khalayak sasaran dalam strategi komunikasi.

D. Komponen Komunikasi dan Strategi Komunikasi


Dalam strategi komunikasi perlu mempertimbangkan berbagai komponen dalam komunikasi karena
komponen-komponen itulah yang mendukung jalannya proses komunikasi yang sangat rumit. Selain komponen-
komponen komunikasi, hal lain yang juga harus menjadi bahan pertimbangan adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi serta hambatan-hambatan komunikasi
Berikut diulas tentang 4 (empat) komponen utama komunikasi yang menjadi pusat kajian dalam strategi
komunikasi.
1. Komunikator
Komunikator merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi. Untuk menjadi komunikator yang
baik dan apat dipercaya oleh komunikate atau khalayak sasaran, maka komunikator harus memiliki daya tarik
serta kredibilitas.
1) Daya tarik
Adalah manusiawi jika komunikate atau khalayak sasaran yang cenderung merasa memiliki kesamaan dengan
komunikator akan mengikuti apa yang diinginkan oleh komunikator. Dalam hal ini, komunikate atau khalayak
sasaran melihat komunikator memiliki daya tarik tertentu sehingga khalayak sasaran bersedia untuk merubah
pikiran, sikap, pendapat, dan perilakunya sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Daya tarik juga dapat
dilihat dari penampilan komunikator.
2) Kredibilitas
Selain daya tarik, kredibilitas komunikator juga menjadi alasan kuat khalayak sasaran atau komunikate bersedia
merubah pikiran, sikap, pendapat, dan perilakunya sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Kredibilitas komunikator adalah faktor yang membuat khalayak sasaran percaya kepada apa yang disampaikan
oleh komunikator dan mengikuti kemauan komunikator. Komunikator yang benar-benar menguasai
permasalahan dan memiliki penguasaan bahasa yang baik cenderung dipercaya oleh khalayak sasaran.
2. Pesan Komunikasi
Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran atau komunikate dalam strategi komunikasi
pastinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan
digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan pesan yang baik dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator
hendaknya tepat mengenai khalayak sasaran. Menurut Soeganda Priyatna (2004), terdapat syarat-syarat yang
harus dipenuhi agar pesan yang disampaikan dapat mengena kepada khalayak sasaran yaitu :
1) Umum – pesan disampaikan adalah pesan yang bersifat umum dan mudah dipahami oleh khalayak
sasaran
2) Jelas – pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran
3) Bahasa jelas – bahasa yang digunakan dalam proses penyampaian pesan hendaknya menggunakan
bahasa yang jelas dan sesuai dengan khalayak sasaran serta tidak menggunakan istilah-istilah yang tidak
dimengerti oleh khalayak sasaran (Baca juga : Bahasa sebagai Alat Komunikasi).
4) Positif – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran dilakukan dengan cara-cara yang positif
sehingga mendatangkan rasa simpati dari khalayak sasaran
5) Seimbang – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran disampaikan dengan seimbang, tidak
melulu mengungkapkan sisi positif namun juga sisi negative agar khalayak sasaran dapat menerimanya
dengan baik
6) Sesuai – pesan yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan keinginan khalayak sasaran

3. Media Komunikasi
Kita telah mengetahui dan memahami berbagai pengertian media menurut para ahli, pengertian media massa
menurut para ahli, serta pengertian media sosial menurut para ahli. Kesimpulan dari semua pengertian terkait
media adalah bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi. Media
komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang memiliki beberapa karakteristik media massa masing-
masing. Kehadiran internet sebagai media komunikasi telah melahirkan berbagai media komunikasi
modern baru. Dalam strategi komunikasi, kita perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang
tepat dan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat serta. Pemilihan media komunikasi dalam
strategi komunikasi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik
komunikasi yang digunakan.

4. Khalayak Sasaran
Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran adalah hal penting yang harus dilakukan
oleh komunikator. Identifikasi khalayak sasaran disesuaikan dengan tujuan komunikasi. Terdapat beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan ketika melakukan identifikasi khalayak sasaran, yaitu :
1) Kerangka pengetahuan atau frame of reference
Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi komunikasi kepada komunikate atau khalayak
sasaran hendaknya disesuaikan dengan kerangka pengetahuan khalayak agar pesan dapat dengan mudah
diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran.
2) Situasi dan kondisi
Yang dimaksud dengan situasi adalah situasi komunikasi ketika khalayak sasaran menerima pesan-pesan
komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi adalah keadaan fisik psikologis khalayak sasaran. Pesan
komunikasi yang dsampaikan kepada khalayak sasaran hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi
khalayak sasaran agar pesan dapat tersampaikan dengan efektif.
3) Cakupan pengalaman atau field of experience
Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi komunikasi kepada komunikate atau khalayak
sasaran juga hendaknya disesuaikan dengan cakupan pengalaman khalayak sasaran agar pesan dapat dengan
mudah diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran.

E. Proses Perencanaan Strategi Komunikasi


Secara garis besar, terdapat 4 (empat) tahapan dalam proses strategi komunikasi yaitu analisa situasi,
mengembangkan tujuan serta strategi komunikasi, mengimplementasikan strategi komunikasi, dan mengukur
hasil usaha yang telah dilakukan. Perlu dipahami bahwa strategi komunikasi yang diterapkan dalam berbagai
konteks komunikasi mungkin tidak sama namun secara garis besar memiliki alur yang sama.
1. Analisis situasi yaitu menggunakan penelitian untuk melakukan analisis situasi yang secara akurat dapat
mengidentifikasi berbagai permasalahan serta peluang yang dimiliki.
2. Mengembangkan rencana tindakan strategis yang ditujukan kepada berbagai permasalahan yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Hal ini mencakup tujuan umum, tujuan yang dapat diukur, identifikasi
khalayak sasaran dengan jelas, target strategi, serta taktik yang efektif.
3. Menjalankan perencanaan dengan alat-alat komunikasi dan tugas yang memberikan kontribusi untuk
mencapai tujuan.
4. Mengukur kesuksesan strategi komunikasi dengan menggunakan alat-alat evaluasi.

F. Manfaat Mempelajari Teori Strategi Komunikasi


Mempelajari teori strategi komunikasi dapat memberikan manfaat kepada kita diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Kita memahami pengertian strategi dan strategi komunikasi.
2. Kita memahami tujuan umum strategi komunikasi.
3. Kita memahami landasan teori strategi komunikasi.
4. Kita memahami komponen komunikasi dan kaitannya dengan strategi komunikasi.
5. Kita memahami proses strategi komunikasi.
G. Bauran Komunikasi Pemasaran
1. Pengertian Bauran Komunikasi Pemasaran
Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix/promotion mix) merupakan ramuan sekaligus
penerapan lima alat promosi (pemasangan iklan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat,
dan komunikasi langsung) utama perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuanpemasaran.
Menurut Kotler (2005:249) Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima model
komunikasi pemasaran, yaitu: iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan pemberitaan, penjualan
pribadi, pemasaran langsung dan interaktif.

2. Unsur-Unsur Bauran Komunikasi Pemasaran


a. Iklan
Iklan adalah penyajian informasi non-personal tentang produk, merek, perusahaan atau gerai yang didanai
sponsor. Iklan bertujuan mempengaruhi citra, keyakinan, dan sikap konsumen terhadap produk dan merek,
serta perilaku konsumen. Bahkan, iklan bisa dianggap manajemen citra, yakni menciptakan dan menancapkan
citra serta makna-makna di benak konsumen. Iklan biasanya disampaikan lewat teve, radio, media cetak,
billboard, signboard, atau media lain seperti balon udara, T-shirt, internet dll. Meski konsumen umumnya
menerima eksposur ratusan iklan tiap harinya, namun mayoritas pesan ini kurang begitu diperhatikan dan
dipahami. Maka, tantangan pemasar adalah bagimana menata pesan-pesan iklan dan menyeleksi media
sehingga mengekpos sebanyak mungkin konsumen, memancing perhatiannya dan mampu mendorong proses
pemahaman dan perubahan sikap ke arah yang dikehendaki.
b. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah bujukan langsung pada konsumen untuk membeli suatu produk. Promosi bisa
dilakukan melalui program diskon ataupun menawarkan nilai-tambah (premi) bila konsumen mau membeli
produk. Walau iklan teve bisa jadi lebih glamor, namun lebih banyak dana pemasar justru dialokasikan buat
perbagai bentuk promosi. Promosi bisa juga didefinisikan sebagai peningkatan rasio nilai-harga yang bertujuan
mendongkrak penjualan. Aspek kunci promosi ialah menggerakkan produk saat ini juga, tidak menunggu besok.
Singkatnya, kebanyakan promosi penjualan bertujuan merubah perilaku pembelian jangka pendek.
Perkecualiannya ialah promosi tematik, dimana premi diberikan cuma-cuma, walau tidak ada produk yang dibeli,
misalnya hadiah-hadiah kecil yang dibagikan kepada anak-anak.
c. Personal Selling (Penjualan Personal)
Personal selling mencakup interaksi-interaksi langsung antara wiraniaga dan calon pembeli. Personal selling bisa
jadi metode komunikasi paling efektif, walau di negara-negara Barat khususnya dianggap relatif mahal. Berkat
komunikasi dua-arah, keterlibatan situasi konsumen cenderung menjadi meningkat cukup tinggi dan wiraniaga
bisa mengubah-ubah presentasi penjualan agar mampu mempengaruhi konsumen secara efektif. Produk
tertentu amat mengandalkan promosi melalui personal selling. Asuransi jiwa, mobil, sistem komputer dan
konsultasi manajemen adalah sedikit contohnya. Namun, lantaran biaya penjualan tatap muka yang makin
meningkat,personal selling melalui telepon, yang disebut telemarketing menjadi makin populer.
d. Humas atau Publisitas
Publisitas mencakup berbagai bentuk komunikasi tan-bayar guna meningkatkan citra perusahaan, produk atau
merek. Sebagai contoh, artikel liputan khusus koran Kompas yang membandingkan sejumlah merek laptop
memberi informasi produk yang berguna bagi konsumen, tanpa pelaku pasar komputer mengeluarkan uang.
Begitu pula, liputan produk serta merek-merek baru, komparasi merek-merek di majalah bisnis, koran atau
internet, atau talk-show di radio atau teve memberi informasi produk pada konsumen.
e. Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung yaitu hubungan langsung dengan pelanggan yang ditargetkan secara tepat dengan tujuan
mendapatkan tanggapan sesegera mungkin untuk menciptakan hubungan baik dengan pelanggan yang
langgeng. Meliputi telemarketing, catalog, pasang poster di kios-kios, iklan via internet dll.

Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) agar dapat mendorong efektifitas dan efisiensi
komunikasi pemasaran terdiri dari delapan model komunikasi utama (Kotler & Keller, 2009), antara lain :
1) Iklan, yaitu semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa
melalui sponsor yang jelas.
2) Promosi penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percoba an atau pembelian
produk atau jasa.
3) Acara dan pengalaman, kegiatan dan program yang diseponsori perusahaan yang dirancang untuk
menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.
4) Hubungan masyarakat dan publisitas, beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau
melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
5) Pemasaran langsun, penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi
secara langsung dengan atau memintan respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.
6) Pemasaran interaktif, kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau
prospek secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau
menciptakan penjualan produk dan jasa.
7) Pemasaran dari mulut ke mulut, komuni kasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang
berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.
8) Penjualan personel, interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan
melakukan presentasi, menjawab pertayaan, dan pengadaan pesanan.
Kerangka dasar komunikasi pemasaran oleh perusahaan dapat dirahkan untuk mempengaruhi konsumen
terhadap gaya, dan harga produk, bentuk dan warna kemasan, sikap dan cara berpakaian wiraniaga, dekorasi
toko, sebagai bentuk komunikasi kepada pembeli. Kotler & Keller (2009), mengambarkan unsur-unsur dalam
kerangka dasar komunikasi umum sebagai alat komunikasi antara pemasar dengan pembeli.

3. Faktor-Faktor Dalam Menentukan Komunikasi Pemasaran


Perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam mengembangkan bauran
promosinya: jenis pasar produk, kesiapan konsumen melakukan pembelian, dan tahap dalam siklus hidup
produk tersebut. Juga penting adalahperangkatpasarperusahaan.
Dalam menetapkan biaya promosi, biasanya biaya untuk tenaga penjualan ditetapkan terlebih dahulu,
karena sebagian besar biaya ini adalah biaya tetap. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan pemasar
dalam menggunakan bauran promosi, factor tersebut antara lain:
a. Jenis Pasar Produk
Alokasi bauran komunikasi berbeda-beda antara pasar komsumen dan pasar bisnis. Pemasaran konsumen
mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk promosi penjualan., iklan, penjualan pribadi, dan hubungan
masyarakat. Penjualan pribadi memberilan sumbangan yang basar dalam pemasaran barang konsumen.
Beberapa pemasar kosumen menggunakan tenaga penjual terutama untuk menerima pesanan mingguan dari
penyalur dan untuk memeriksa. Namun, penjualanperusahaan konsumen yang terlatih dengan efektif dapat
memberikan 4 sumbangan penting :
1) Posisi persediaan yang meningkat
2) Pembangunan antuasiasme,
3) Penjualan missioner,
4) Manajemen pelanggan utama.

b. Tahap Kesiapan Pembeli


Ada lima tahap kesiapan membeli yaitu:
1) Tahap kesadaran,
2) Tahap pengertian,
3) Tahap keyakinan,
4) Tahap pemesanan,
5) Tahap pemesanan kembali.
Kiat promosi bervariasi dalam efektivitas biaya pada tahap-tahap kesiapan pembeli yang berbeda. Periklanan
dan piblisitas memainkan peranan paling penting dalam tahap kesadaran. Tahap pengertian pelanggan lebih
dipengaruhi oleh iklan dan penjualan personal, iklan dan promosi penjualan. Penutupan penjualan atau
pemesanan dipengaruhi oleh penjualan personal promosi penjualan. Sedangkan pemesanan kembali juga
dipengaruhi oleh penjualan personal dan promosi penjaulan dan sebagian iklan yang mengingkat.

c. Tahap Siklus Hidup Produk


Alat-alat komunikasi juga memiliki efektivitas biaya berbeda sesuai dengan tahap siklus hidup produk yang
berbeda. Ada 4 tahap siklus hidup produk, yaitu:
1) Tahap Perkenalan
Iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi, disusul penjualan pribadi untuk memperoleh
jangkauan distribusi dan promosi, penjualan untuk mendorong konsumen mencobanya.
2) Tahap Pertumbuhan
Permintaan mempunyai momentumnya sendiri melalui cerita dari mulut ke mulut.
3) Tahap Kemapanan
Secara berturut-turut, promosi penjualan, iklan, dan penjualan pribadi semuanya makin berperan penting.
4) Tahap Kemunduran.
Promosi penjualan tetap berperan kuat, alat-alat komunikasi berkurang, dan wiraniaga hanya memberikan
sedikit perhatian pada produk tersebut.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi
Jenis produk yang dipasarkan: Perusahaan yang memasarkan consumer goods lebih banyak menggunakan iklan
kemudian sales promotion, personal selling dan public relation. Untuk industrial goods, lebih banyak
menggunakan personal selling, kemudian sales promotion, iklan dan public relation.
1) Push Vs Pull Strategy. Push strategy: Meliputi kegiatan pemasaran (terutama sales force dan promosi
penjualan) yang diarahkan pada saluran perantara (intermedian) untuk membujuk mereka agar mau
memesan dan membawa produk untuk dipromosikan kepada end users. Pull Strategy: Meliputi
kegiatan pemasaran (terutama iklan dan promosi untuk konsumen) yang diarahkan pada end
users untuk membujuk mereka agar meminta produk tersebut pada perantara sehingga perantara
kemudian memesan produk tersebut ke perusahaan.
2) Buyer-readiness stage: Efektivitas dan biaya masing-masing promotional tools berbeda pada tiap-tiap
tahapan proses pembelian. Iklan dan Publisitas adalah yang paling efektif pada tahap awal proses
pembelian, sedangkan personal selling dan sales promotion adalah yang paling efektif untuk tahapan
selanjutnya.
3) Product Life cycle Stage: Efektivitas dan biaya promotional tools juga berbeda pada tiap tahap siklus
hidup produk. Dalam tahap Introduction, iklan dan publisitas akan efektif, kemudian diikuti dengan
sales promotion untuk membujuk orang agar mau mencoba dan personal selling untuk dapat
mengcover distribusi yang luas. Dalam tahap Growth, semua tools dapat diredam karena tingkat
permintaan cukup tinggi. Pada tahap Maturity, sales promotion,advertising dan personal
selling semuanya menjadi penting untuk dilakukan. Pada tahap Decline, sales promotion harus terus
dilaksanakan, iklan dan publisitas dikurangi dan salesman dapat memberi perhatian yang minimal
untuk produk ini.
4) Company Market Rank: Merk-merk ranking teratas lebih banyak menggunakan iklan daripada sales
promotion, sedangkan untuk merk-merk rangking dibawahnya, ketika profitabilitas menurun, akan
lebih banyak menggunakan salespromotion daripada iklan.
5) Mengukur Hasil Promosi: Komunikator pemasaran harus mengukur dampak dari promosi. Kegiatan ini
meliputi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada audience tentang pengenalan dan ingatan akan
pesan yang disampaikan, berapa kali dilihat, apa yang diingat, bagaimana perasaannya tentang pesan
tersebut, dan sikapnya terhadap produk tersebut dan perusahaan. Selain itu komunikator pemasaran
juga melakukan pengukuran tentang perilaku dan respon dari audience, seperti berapa orang yang
membeli, yang menyukai dan yang memberi tahu kepada yang lain akan pesan tersebut.
6) Mengorganisasi dan Mengelola Komunikasi Pemasaran yang Terintegrasi
Komunikasi pemasaran yang terintegrasi (menyeluruh) akan menghasilkan pesan-pesan yang
konsisten, penjadwalan yang tepat dan efektivitas biaya serta dampak yang lebih besar pada penjualan.
IMC (Integrated Marketing Communication) akan mengembangkan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan pelanggan yang tepat, dengan pesan yang tepat dalam waktu yang tepat dan pada
tempat yang tepat.
5. Komunikasi dan Tingkatannya
Komunikasi merupakan proses yang dilakukan setiap individu di muka bumi, baik berbicara dengan lisan
maupun tidak. Seorang individu dapat dikatakan sedang berkomunikasi ketika sedang berbicara dengan
dirinya sendiri, atau yang biasa disebut komunikasi intrapersonal. Komunikasi memiliki beberapa tingkatan,
yaitu:
1) Komunikasi Intrapersonal
Seperti yang telah diulas di atas, komunkasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri.
Kita tentu sering mengalami saat-saat dimana kita berbicara dengan diri sendiri, seperti bicara dalam pikiran
atau bicara dalam hati. Komunikasi intrapersonal dilakukan untuk menanyakan pendapat diri sendiri akan
sesuatu, mengenal lebih jauh mengenai sesuatu, atau membuat rencana hal yang akan dilakukan. Jadi, tidak
berarti orang yang sedang diam sendiri itu tidak berkomunikasi. Bisa jadi ia sedang berkomunikasi dengan
dirinya.
2) Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal disebut juga komunikasi antar pribadi, yaitu komunikasi yang terjadi antara dua orang.
Komunikasi interpersonal dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung, misalnya
menggunakan media telepon atau internet. Dalam komunikasi interpersonal, sangat penting memahami dan
berusaha menyampaikan pesan dengan baik pada lawan bicara.
3) Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi pada lebih dari dua orang, dan biasanya adalah orang-
orang yang sudah saling mengenal satu sama lain. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok kecil, yang tidak
melibatkan banyak orang di dalamnya.
4) Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam susunan organisasi, yang tentunya lebih besar
skalanya dibanding komunikasi kelompok. Dalam komunikasi organisasi, terdapat sturktur organisasi dan peran
masing-masing individu yang mempengaruhi komunikasi yang terbentuk.
5) Komunikasi Massa
Komunikasi massa diartikan juga komunikasi publik, yaitu komunikasi pada sekelompok orang yang lebih
luas. Audience dalam komunikasi ini pun lebih beragam, baik dari segi usia, agama, suku, dan lain sebagainya.
Karena itu, penyampaian pesan dalam komunikasi massa jauh lebih formal dibanding komunikasi lainnya.

6. Elemen dalam Komunikasi


Komunikasi memiliki beberapa elemen di dalamnya, yaitu:
1) Sender
Sender adalah pengirim atau sumber pesan. Sumber pesan ini bukan hanya terbatas pada manusia lain, namun
juga bisa berbentuk media massa seperti televisi, radio, dan internet. Sender memiliki kuasa dan membuat
keputusan untuk berkomunikasi, yaitu dengan menyampaikan pesan.
2) Message
Message adalah pesan atau apa yang dikomunikasikan sender. Pesan tidak terbatas pada ucapan verbal atau
tulisan. Namun juga berbagai komponen lain seperti nada bicara, logat, gestur tubuh, mimik wajah, tanda baca,
dan lain sebagainya. Pesan disampaikan tidak terpisah, namun seperangkat dengan komponen lainnya.
3) Channel / Media
Channel adalah alat yang digunakan oleh sender untuk mengirimkan pesannya. Pesan dapat disampaikan secara
langsung maupun tidak langsung. Seperti melalui berbagai media yang banyak digunakan di masyarakat, seperti
media massa.
4) Receiver
Receiver adalah pihak yang menerima pesan. Dalam menerima pesan, receiver bukan hanya menerima pesan
yang disampaikan namun juga terpengaruh oleh berbagai hal. Misalnya, pengalaman di masa lalu, keadaan,
lingkungan penyampaian pesan, simbol umum yang berlaku di masyarakat, dan lain sebagainya.
5) Noise
Noise merupakan gangguan yang muncul saat proses penyampaian pesan. Noise ini bisa berbentuk banyak hal,
misalnya ketidakfokusan penerima pesan, suasana bising di sekitar pengirim dan penerima pesan, dan lain
sebagainya. Noise membuat pesan tidak dapat sampai sesuai dengan harapan pengirim pesan.
Demikian beberapa prinsip komunikasi yang penting untuk diketahui kita sebagai pelaku komunikasi. Semoga
tulisan ini dapat berguna bagi Anda yang mencari informasi mengenai komunikasi, tingkatan komunikasi,
elemen komunikasi, dan prinsip-prinsip komunikasi.

7. Prinsip Dalam Komunikasi


Setelah mengetahui komunikasi dan tingkatan di dalamnya, sekarang kita akan membahas mengenai
prinsip-prinsip komunikasi. Berikut adalah beberapa prinsip dalam komunikasi yang penting untuk diketahui :
1) Sekumpulan dari Isyarat
Dalam melakukan komunikasi, kita juga membawa dan melakukan serangkaian isyarat. Isyarat ini dapat berupa
ucapan verbal, yaitu kata-kata yang keluar dari mulut; maupun non-verbal yang biasanya berupa isyarat tubuh.
Kedua jenis isyarat ini merupakan paket yang tak terpisahkan, karena kita tidak dapat menyampaikan atau
menerima pesan hanya dari salah satu isyarat saja.
2) Proses Penyesuaian
Untuk dapat memahami pesan yang disampaikan, manusia melakukan penyesuaian makna terhadap isyarat
yang digunakan. Makna dari pesan dapat terpahami jika masing-masing pihak, baik pengirim maupun penerima
pesan, memiliki sistem isyarat yang sama. Dengan artian, kita akan kesulitan memahami makna dari pesan jika
kita memiliki sistem isyarat yang berbeda dengan pemberi pesan.
3) Melibatkan Transisi Simetris dan Komplementer
Transaksi simetris berarti si pemberi dan pennerima pesan berlaku layaknya cermin bagi satu sama lain.
Sedangkan hubungan komplementer sebaliknya, dimana masing-masing pihak memilliki perilaku yang berbeda.
Proses komunikasi bisa merupakan salah satu dari transisi ini, atau bahkan gabungan dari keduanya.
Di satu waktu, masing-masing pihak berlaku seperti cermin yang melakukan tindakan sama. Misalnya, pemberi
pesan menyampaikan pesan dengan tersenyum, dan si penerima pesan refleks ikut tersenyum juga. Namun bisa
juga setelahnya, keduanya melakukan tindakan yang berlainan ketika tidak ditemukan kesamaan pemahaman
pesan.
4) Mencakup Dimensi Isi dan Hubungan
Proses komunikasi melibatkan dimensi isi pesan dan hubungan antara pemberi serta penerima pesan. Misalnya,
atasan berkata pada bawahannya seperti ini, “Periksa laporan bulan kemarin.” Sedangkan bawahan berkata
kepada atasannya seperti ini, “Tolong diperiksa laporan bulan kemarin.” Kedua kalimat itu memiliki isi pesan
yang sama, yaitu meminta pihak satunya untuk memeriksa laporan.
Namun kalimat, intonasi, bahkan gestur yang diberikan akan sangat berbeda antara kedua orang itu. Hal ini
karena hubungan yang terjalin antara mereka adalah hubungan atasan ke bawahan yang dapat lebih leluasa
meminta, dan hubungan bawahan ke atasan yang lebih sungkan untuk meminta.
5) Tak Dapat Terhindarkan
Bagaimanapun juga, kita tidak dapat menghindar dari komunikasi. Seperti yang telah diulas sebelumnya bahwa
berbicara dengan diri sendiri pun termasuk komunikasi. Selain itu, meskipun kita diam tidak berbicara, raut
wajah dan gestur tubuh kita menyampaikan pesan komunikasi pada orang lain. Misalnya raut wajah kita tidak
enak, orang lain dapat menafsirkan pesan itu bahwa kita sedang marah atau badmood.
6) Proses Transaksional
Komunikasi merupakan proses transaksional, dimana elemen-elemen di dalamnya saling berkaitan satu sama
lain. Ketika ada orang yang menyampaikan pesan baik sengaja atau tidak, kita secara refleks bereaksi terhadap
pesan itu. Meskipun reaksi itu hanya sekedar persepsi yang terbentuk di kepala kita, itu kemudian menjadi
respon terhadap pesan dan orang yang memberikan pesan itu.
7) Rangkaian Proses yang Berkelanjutan
Dalam berkomunikasi, kita tidak menyatakan : “Saya mulai, ya.” dan “Saya akhiri komunikasi saya.” Tidak ada
batasan yang jelas mengenai awal dan akhir dari komunikasi. Komunikasi merupakan proses yang berjalan terus-
menerus seperti lingkaran, tidak ada awal dan akhir.
8) Tidak Dapat Dibatalkan
Apapun yang kita komunikasikan, kita tidak dapat membatalkan atau menarik pesan yang disampaikan. Meski
itu tidak sengaja, namun begitu kita menyampaikan pesan maka pesan itu akan sampai ke penerima pesan dan
dicerna serta dipahami sesuai dengan persepsi dan pemahamannya pada makna pesan. Kita hanya dapat
merevisi, atau mengoreksi pesan yang sekiranya kita anggap tidak tepat. Karenanya perlu berhati-hati dalam
menyampaikan pesan karena pesan itu tidak dapat dihapus atau dibatalkan.

H. Proses Komunikasi Pemasaran


Dalam rangka merancang komunikasi pemasaran, setiap pemasar perlu memahami proses komunikasi
secara umum. Proses komunikasi yang terdiri atas pelaku komunikasi (pengirim dan penerima pesan), alat
komunikasi (pesan dan media), fungsi komunikasi (encoding, decoding, respons, dan umpan nalik), dan
gangguan. Pengirim pesan harus memahami siapa audiensi yang ingin dituju dan respons apa yang diharapkan.
Pengirim pesan juga harus melakukan proses encoding (menerjemahkan pesan ke dalam simbol-simbol
tertentu, seperti tulisan, gambar, kata-kata, ekpresi wajah dan bahasa tubuh) sedemikian rupa sehingga bisa
dipahami dan diinterpretasikan oleh penerima dalam proses decoding (menerjemahkan simbol ke dalam makna
atau pemahaman tertentu). Selain itu pengirim pesan harus mengirim pesan melalui media yang efisien agar
dapat menjangkau audiensi sasaran dan memfasilitasi saluran umpan balik agar dapat memantau respons
audiensi yang bersangkutan.
Akan tetapi, komunikasi bukanlah hal yang mudah dilakukan. Hal itu karena ada kemungkinan hal yang
memungkinkan gangguan yang bisa menghambat efektivitas komunikasi. Gangguan tersebut antara lain:
1. Intervensi pesan pesaing
2. Gangguan fisik
3. Masalah semantik
4. Perbedaan budaya dalam menghitung kembalian
5. Ketiadaan umpan balik
Di samping itu, hambatan lain yang tidak kalah besarnya adalah perhatian selektif, distorsi selektif, dan
retensi selektif. Proses pengembangan komunikais pemasaran meliputi delapan tahap pokok yang saling terkait,
yaitu:
1. Mengidentifikasi audiensi sasaran
2. Menentukan tujuan komunikasi
3. Merancang pesan
4. Memilih saluran komunikasi
5. Menyusun anggaran komunikasi pemasaran total
6. Menentukan bauran komunikasi pemasaran
7. Mengimplementasikan komunikasi pemasaran
8. Mengumpulkan umpan balik

I. Langkah-langkah dalam mengembangkan komunikasi yang efektif


1. Mengidentifikasi Target Pendengar
Komunikator pemasaran harus memiliki target pendengar yang jelas. Pendengar (audience) dapat terdiri dari
calon pembeli potensial dari produk perusahaan, pemakai produk, pengambil keputusan atau pemberi
pengaruh. Audience bisa terdiri dari individu, kelompok, atau masyarakat khusus atau umum. Target audience
ini akan berpengaruh terhadap keputusan yang diambil komunikator tentang apa , bagaimana, kapan, dimana
dan kepada siapa harus bicara.

2. Menentukan Tujuan Komunikasi


Respon akhir yang diinginkan dari target audience tentunya “membeli” dan “puas”. Namun tindakan membeli
adalah hasil akhir dari proses yang panjang dalam pengambilan keputusan oleh konsumen. Komunikator
pemasaran perlu mengetahui bagaimana target audience bergerak dalam tahap-tahap menuju
kesiapanuntukmembeli.
Pemasar mungkin ingin menempatkan sesuatu dalam benak konsumen (cognitive), merubah sikap konsumen
(affective) atau mendorong konsumen untuk bertindak (behavioral). Terdapat 4 model berbeda mengenai tahap
respon konsumen yaitu “AIDA Model”, “Hierarchy of effects model“, “Innovation adoption model“, dan
“Communicationmodel“.
Yang paling sering digunakan yaitu “Hierarchy of effect model” (learn-feel-do), terdiri dari tahap-tahap yang
merupakan tujuan bertahap dari komunikasi, adalah sebagaiberikut:
1) Awareness: jika sebagian besar dari target audience belum sadar akan objek , maka tugas komunikator
adalah membangun kesadaran konsumen akan keberadaan produk, mungkin dapat dengan
pengenalan nama.
2) Knowledge: setelah audience sadar akan keberadaan produk, mungkin mereka tidak mempunyai
pengetahuan yang lebih akan produk, sehingga komunikator harus memberikan pengetahuan akan
produk kepada konsumen.
3) Liking: ketika konsumen sudah mengetahui tentang produk tersebut, lalu bagaiman perasaan mereka?
Komunikator pemasaran harus berusaha agar konsumen menyukai produk tersebut. Jika konsumen
terlihat tidak menyukai produk tersebut, pemasar harus tahu mengapa dan berusaha memperbaiki dan
mengkomunikasikannya lagi.
4) Preference: konsumen mungkin menyukai produk itu tapi tidak lebih dari produk lain, sehingga
pemasar harus membangkitkan preferensi konsumen akan produk yang ditawarkan. Pemasar akan
mempromosikan kualitas produk,value,performance, dankarakterlain.
5) Conviction: konsumen mungkin sudah lebih menyukai produk yang ditawarkan tapi tidak membangun
keyakinan untuk membelinya. Karena itu tugas pemasar adalah membangun keyakinan konsumen
untuk melakukan tindakan yang terbaik, yaitu membeli.
6) Purchase: terakhir, sebagian dari konsumen mungkin memiliki keyakinan tetapi belum juga membeli
produk itu. Mungkin mereka menunggu informasi tambahan atau masih merencanakan tindakan
selanjutnya. Pemasar harus mendorong konsumen untuk melakukan langkah akhir dengan cara
menawarkan produk dengan harga yang lebih rendah, atau menawarkan hadiah.

3. Merancang Pesan Yang Akan Disampaikan


Dalam merancang bentuk pesan, ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu Apa yang harus dikatakan (isi pesan),
bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya lewat simbol-simbol
(bentuk pesan) dan siapa yang akan mengatakannya (sumber pesan).
1) Isi Pesan
Isi pesan bisa terdiri dari 3 jenis yang berbeda, yaitu:
a. Rational
Pesan berisi tentang keunggulan produk dalam memberikan manfaat tertentu. Misalnya pesan yang berisi demo
tentang kualitas produk, kehematan, value atau performance.
b. Emotional
Isi pesan berusaha membangkitkan emosi negatif atau positif yang akan memberikan dorongan untuk membeli.
Emosi negatif seperti rasa bersalah, takut, dan malu akan mendorong orang untuk melakukan sesuatu
(menggosok gigi, periksa gigi, check up) atau berhenti melakukan sesuatu, misalnya merokok dan minum
minuman keras. Emosi yang positif seperti rasa humor, sayang , bangga dan nyaman untuk mendorong orang
untuk membeli produk yang ditawarkan.
c. Moral
Isi pesan mengarahkan pikiran para konsumen tentang apa yang benar dan apa yang patut. Pemasar dapat
memberikan dorongan-dorongan agar konsumen peduli dan mendukung terhadap maslah-masalah sosial,
seperti kebersihan lingkungan, persamaan hak untuk wanita dan bantuan untuk yang kurang mampu. Pesan
yang bertemakan tentang moral sangat jarang digunakan untuk produk kebutuhan sehari-hari.

2) Struktur Pesan
Efektifitas pesan juga tergantung dari strukturnya.
Terdapat 3 jenis struktur pesan, yaitu:
1. Conclusion Drawing, berdasarkan riset yang mutakhir. Menunjukkan bahwa iklan yang terbaik adalah
yang memberikan gambaran kesimpulan dengan memberi pertanyaan dan membiarkan penerima
pesan membuat kesimpulannya masing-masing.
2. One-or two-sided arguments,yaitu mengenai apakah pemasar harus memberikan pujian-pujian akan
keunggulan produk tersebut saja (one sided) atau juga menyebutkan beberapa hal yang tidak
memuaskan (two sided).
3. Order of presentation,dalam hal penyajian, apakah argumen yang paling kuat akan diberikan di awal
atau di akhir.

3) Bentuk Pesan
Pemasar harus membuat bentuk pesan yang baik. Seperti dalam iklan (media cetak), harus diputuskan mengenai
headline, ilustrasi, dan warna. Untuk pesan di radio, pemasar harus berhati-hati memilih kata-kata, kualitas
suara dan vokal. Pesan yang disam[paikan lewat produk, yaitu melalui kemasannya, pemasar harus
memperhatikan mengenai warna, tekstur, ukuran dan bentuk.

4) Sumber Pesan
Pesan yang disampaikan melalui sumber-sumber yang menarik untuk mendapat perhatian dan berkesan.
Pembuat iklan dapat menggunakan selebritis sebagai juru bicara seperti artis, olahragawan, atau model. Pesan
yang disampaikan melalui sumber pesan yang terpercaya akan lebih bersifat persuasif. Faktor-faktor yang
mendasari kredibilitas sumber pesan adalah keahliannya (expertise), kepercayaan (trustworthiness) dan
mempunyai sifat menyenangkan (likability).

5) Memilih Saluran Komunikasi


Komunikator pemasaran harus memilih saluran yang efektif untuk menyampaikan pesan. Saluran komunikasi
terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Personal
Melibatkan 2 orang atau lebih yang saling berkomunikasi secara langsung. Komunikasi dapat dilakukan dengan
tatap muka, berbicara di hadapan audience, lewat telepon atau lewat surat.
b. Non personal
Pesan disampaikan tanpa kontak personal atau interaksi perorangan, tapi lewat media, suasana dan peristiwa.
Media, terdiri dari media cetak (koran, majalah), media penyiaran (radio, TV), media elektronik (audiotape,
video) dan media display (billboards, sign, dan poster). Suasana adalah lingkungan, keadaan sekitar yang
membentuk kecenderungan konsumen untuk membeli produk. Peristiwa adalah kejadian tertentu yang
dirancang untuk menyampaikan pesan tertentu kepada target audience.

J. Membuat Anggaran Total untuk Promosi


Tahapan ini adalah tahapan yang paling sulit. Terdapat 4 metode yang bisa dipakai dalam menyusun anggaran
promosi :
1. Affordable Method
Anggaran disusun berdasarkan kesanggupan perusahaan untuk mengeluarkan biayanya. Metode ini
mengabaikan peran promosi sebagai investasi yang memiliki dampak meningkatkan volume penjualan dalam
waktu dekat.
2. Percentage of Sales Method
Anggaran promosi disusun berdasarkan persentase tertentu terhadap penjualan (sekarang atau masa datang)
atau terhadap harga jual. Terdapat 3 keuntungan dari metode ini, yaitu: pengeluaran promosi akan bervariasi
sesuai dengan kesanggupan perusahaan. Dua, manajemen dapat mengetahui hubungan antara biaya promosi,
harga jual dan profit per unit. Tiga, dapat meningkatkan daya saing.
3. Competitive-ParityMethod
Anggaran disusun berdasarkan keinginan perusahaan untuk tetap mempertahankan market sharenya karena
pengeluaran yang berdasarkan persentase sales sama seperti yang dilakukan pesaing lain.
4. Objective and Task Method
Anggaran disusun berdasarkan tujuan tertentu yang ingin dicapai, menentukan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan memperkirakan biaya untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Jumlah
dari biaya-biaya inilah yang akan dijadikan anggaran promosi.

K. Menetapkan Bauran Promosi Total


Anggaran promosi yang telah disusun, kemudian dialokasikan untuk penggunaan alat promosi seperti iklan,
promosi penjualan, direct marketing, public relation dan sales force. Dalam industri yang sama, tiap perusahaan
dapat mempunyai alokasi anggaran yang berbeda. Perusahaan selalu mencari cara untuk mendapatkan efisiensi
dengan menggantikan alat yang satu dengan yang lain karena lebih hemat dan efektif. Karakteristik dari tiap
promotinal tools:
1. Advertising:Presentasi untuk umum. Diserap dengan baik karena dapat diulang beberapa kali
Kesempatan yang lebih baik untuk memberikan ‘arti’ produk dengan mendramatisir cetakan, suara,
warna. Impersonality, hanya monolog bukan dialog.
2. Sales Promotion: Menyampaikan informasi lewat komunikasi Memberikan insentif untuk konsumen
Mengundang/mengajak konsumen untuk melakukan transaksi saat itu juga.
3. Direct Marketing: Melalui surat langsung, telemarketing, electronic marketing dll. Non publik, untuk
orang tertentu. Mengikuti kebiasaan konsumen. Up to date.
4. Public Relations & Publicity: Kepercayaan yang tinggi Off-guard, mencapai prospek yang lebih baik dari
iklan dan salesman. Dramatisasi
5. Personal selling: Paling efektif, terutama untuk membangun preferensi, memberi keyakinan dan
tindakan Konfrontasi personal. Menanamkan kesan yang dalam di hati konsumen. Adanya respon
langsung dari konsumen.

L. Komunikasi Pemasaran Yang Memiliki Tanggung Jawab Sosial


1. Pemasaran yang Tercerahkan. Filosofi pemasaran yang tercerahkan menyatakan bahwa pemasaran
perusahaan harus mendukung kinerja jangka panjang sistem pemasaran yang terbaik.
2. Pemasaran yang Berorientasi Konsumen. Pemasaran yang berorientasi konsumen berarti bahwa
perusahaan harus memandang dan mengatur kegiatan pemasarannya dari sudut pandang konsumen.
Perusahaan harus bekerja keras untuk merasakan, melayani, dan memuaskan kebutuhan kelompok
pelanggan tertentu.
3. Pemasaran Nilai Pelanggan. Menurut prinsip pemasaran nilai pelanggan, perusahaan harus
menempatkan sebagian besar sumberdayanya untuk berinvestasi dalam pemasaran yang
membangun nilai pelanggan.
4. Pemasaran Inovatif. Prinsip pemasaran inovatif mensyaratkan perusahaan terus mencari perbaikan
produk dan pemasaran yang sesungguhnya. Perusahaan yang gagal menemukan cara baru dan cara
yang lebih baik untuk melakukan segala sesuatu pada akhirnya akan kehilangan pelanggan yang
beralih ke perusahaan lain yang menemukan cara yang lebih baik.
5. Pemasaran yang mengemban misi. Pemasaran mengemban misi berarti bahwa perusahaan harus
mendefinisikan misinya dalam istilah sosial yang luas dan bukan dalam istilah produk yang sempit.
Jika perusahaan mendefinisikan misi sosialnya, karyawan akan merasa lebih baik tentang pekerjaan
mereka dan mempunyai arah yang jelas. Merek yang terhubung dengan misi yang luas dapat
melayani kepetingan jangka panjang merek dan konsumen.
6. Pemasaran Berwawasan Sosial. Mengikuti prinsip pemasaran berwawasan sosial, perusahaan yang
tercerahkan membuat keputusan pemasaran dengan mempertimbangkan keinginan dan kepentingan
konsumen, kebutuhan perusahaan, dan kepentingan jangka panjang masyarakat.
7. Produk dapat digolongkan menurut tingkat kecepatan kepuasan konsumen dan manfaat bagi
konsumen jangka panjang, yaitu :
a. Produk cacat : Produk yang tidak mempunyai daya tarik seketika maupun manfaat jangka
panjang.
b. Produk menyenangkan : Produk yang memberikan kepuasan seketika yang tinggi tetapi mungkin
merugikan konsumen dalam jangka panjang.
c. Produk bermanfaat : Produk yang mempunyai daya tarik rendah tetapi mungkin menguntungkan
konsumen dalam jangka panjang.
d. Produk yang diinginkan : Produk yang memberikan kepuasan seketika yang tinggi maupun manfaat
jangka panjang yang tinggi pula.

Anda mungkin juga menyukai