Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN RANTAI PASOK

DASAR-DASAR TEKNOLOGI INFORMASI

DOSEN PEMBIMBING :

Zaenul Mutaqien SE.,MM.

DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Adapun
waktu dari penilisan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman tentang materi “Dasar-
dasar Teknologi Informasi”.

Dengan harapan dari materi ini dapat memberikan manfaat yang positif dan memberikan
pengetahuan yang lebih lagi bagi teman-teman terutama bagi kaum pelajar/intelektual. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jika didalamnya terdapat
kesalahan dan kekeliruan mohon dimaafkan. Kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun, itu akan sangat membantu dalam proses perubahan yang lebih baik.

Kediri, 1 Desember 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.


Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan kita
sehari-hari sekarang ini sangat pesat sekali, baik mencari informasi maupun
menerima informasi sehingga dapat membantu manusia memudahkan permasalahan
yang sedang dihadapinya. Pada era Teknologi Informasi Komunikasi sekarang ini,
komunikasi merupakan hal yang sangat penting sekali. Komunikasi sangat
dibutuhkan dalam kehidupan seseorang, bisnis, pendidikan.
Dilembaga pendidikan, siswa disekolah mendapat pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi, seperti mempelajari computer dan internet.

1.2 RUMUSAN MASALAH.


1. Apakah yang dimaksud dengan teknologi dalam rantai pasok?
2. Apakah kerangka kerja TI rantai pasok?

1.3 TUJUAN MASALAH.


1. Melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Rantai Pasok
2. Mengetahui pengertian teknologi dalam rantai pasok
3. Mengetahui kerangka TI rantai pasok
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ARTI PENTING TEKNOLOGI INFORMASI DALAM RANTAI


PASOK
Saudara mahasiswa, Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah teknologi
informasi, bukan? Teknologi informasi semakin banyak berperan dalam kehidupan kita sehari-
hari, termasuk dapat digunakan untuk mengelola rantai pasok dengan lebih baik. Untuk
memperoleh keberhasilan berdasarkan informasi dalam suatu rantai pasok, para manajer harus
mengetahui bagaimana informasi tersebut diperoleh dan dianalisis. Di sinilah teknologi
informasi (TI) diperlukan. TI terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, yang digunakan
untuk memperoleh, menganalisis, dan melaksanakan seluruh informasi dalam sebuah rantai
pasok. TI berperan layaknya mata dan telinga (bahkan kadang sedikit seperti otak) dalam suatu
manajemen rantai pasok, yaitu dengan menangkap dan menganalisis seluruh informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan yang terbaik. Misalnya, sebuah system TI pada industry
personal computer (PC) dapat memberi informasi kepada para manajer berapa banyak chip
Pentium yang telah tersedia. TI juga digunakan untuk menganalisis informasi dan
merekomendasikan tindakan yang dapat dilakukan. Sebuah sistem TI pada industri PC dapat
digunakan untuk menentukan jumlah dalam hal permodalan, memperhatikan perkiraan
permintaan, dan menentukan apakah harus memesan chip lebih banyak dari Intel.

Menggunakan sistem TI untuk menangkap dan menganalisis informasi dapat


memberikan akibat yang signifikan pada pencapaian keberhasilan sebuah perusahaan. Sebagai
contoh, suatu stasiun kerj a dalam perusahaan komputer dan server menemukan bahwa banyak
informasi mengenai permintaan pelanggan tidak digunakan untuk menyusun jadwal produksi dan
tingkat permodalan. Kelompok perusahaan yang kekurangan informasi permintaan ini, dipaksa
untuk membuat persediaan dan menghasilkan keputusan secara "buta-tuli". Dengan menerapkan
sebuah sis tern software rantai pasok, perusahaan mampu untuk mengumpulkan dan
menganalisis data untuk memproduksi tingkat persediaan yang direkomendasikan. Menggunakan
sistem TI dimungkinkan bagi perusahaan untuk memotong sebagian persediaannya karena
manajer sekarang dapat membuat keputusan berdasarkan pada informasi yang akurat, bukan
berdasarkan tebakan.

Informasi adalah kunci untuk berhasil dalam rantai pasok karena memungkinkan
manajemen untuk membuat keputusan di atas lingkupan yang luas yang berlawanan antara
fungsi dan perusahaan. Dengan berpijak pada lingkup global dalam keseluruhan rantai pasok,
seorang manajer mampu membuat strategi cerdik dengan mempertimbangkan semua faktor yang
mempengaruhi rantai pasok, tidak hanya beberapa faktor yang mempengaruhi beberapa langkah
atau fungsi di dalam rantai pasok. Tujuan yang ingin dicapai adalah menentukan keseluruhan
rantai dalam tanggung jawab memaksimalkan laba dari total rantai pasok, yang kemudian
menuntun pada laba yang lebih tinggi. Bagaimana seorang manajer mengambillingkup yang luas
ini? Lingkup rantai pasok adalah lingkup yang disusun secara keseluruhan dari informasi dan
luas, berdasarkan tujuan informasi ini apakah lingkupnya global atau lokal. Untuk memperoleh
lingkup global dari rantai pasok, seorang manajer membutuhkan informasi tepat waktu dan
akurat pada semua fungsi perusahaan dan organisasi dalam rantai pasok. Informasi harus
mempunyai karakteristik agar berguna ketika membuat keputusan rantai pasok, yaitu sebagai
berikut.
1. lnformasi harus akurat. Tanpa informasi yang memberikan gambaran kebenaran dari status
rantai pasok, hal itu sangat sulit untuk membuat keputusan yang baik. Tidak harus bahwa
semua informasi harus 100 persen benar, tetapi lebih baik bahwa data menunjukkan gambaran
dari kenyataan yang terjadi di lapangan yang menunjukkan kebenaran.
2. lnformasi harus dapat diakses tepat waktu. Sering kali terj adi adanya informasi yang akurat,
tetapi waktunya tidak tersedia. Baik karena telah kadaluwarsa atau jika masih baru, informasi
tersebut susah untuk diperoleh. Untuk mendapatkan keputusan yang baik maka seorang
manajer membutuhkan data terbaru yang mudah didapatkan.
3. Informasi harus yang benar. Pembuat keputusan memerlukan informasi yang dapat mereka
gunakan. Sering perusahaan melakukan kesalahan dengan menambah data yang tidak
membantu pembuatan keputusan. Perusahaan harus berpikir tentang informasi apa yang perlu
dicatat sehingga sumber bernilai tidak disia-siakan. Dampak lain adalah dilakukannya
pengumpulan data yang tidak berarti sedangkan data yang penting hilang karen a tidak
dicatat/direkam.

Ketika manajer memiliki informasi bagus, mereka perlu melihat hal yang memungkinkan
mereka untuk mengambil langkah-langkah penting dalam lingkup global. Dengan lingkup global
ini, mereka mampu membuat keputusan paling bagus untuk rantai pasok. Oleh karena itu,
informasi adalah kunci untuk keberhasilan rantai pasok.

Informasi adalah kunci utama tidak hanya pada tiap langkah rantai pasok, tetapi juga
dalam setiap fase dari pembuatan keputusan rantai pasok yang meliputi fase strategis atau desain,
fase perencanaan dan fase operasional. Misalnya, informasi dan analisis memiliki peran yang
signifikan selama perumusan strategi rantai pasok dengan mengembangkan dasar untuk
pengambilan keputusan, seperti mendorong/menarik batas rantai pasok. Informasi juga
memainkan peran utama lain dalam keputusan operasional, misalnya produk apa yang akan
diproduksi selama produksi hari ini. Manajer perlu memahami bagaimana menganalisis
informasi untuk membuat keputusan yang bagus.

Sebagai contoh, Wal-Mart menjadi pelopor dalam hal menangkap informasi dan
menganalisisnya untuk membuat keputusan rantai pasok yang baik. Wal-Mart mengumpulkan
data riil mengenai produk apa yang akan dibeli pada setiap jaringan toko mereka dan mengirim
kembali data ini ke pabrik pemasok. Kernudian, W al-Mart rnenganalisis inforrnasi permintaan
ini untuk rnenentukan berapa banyak persediaan di setiap toko dan memutuskan kapan
pengiriman sebaiknya dilakukan. Selanjutnya, pabrik pemasok akan menggunakan informasi ini
untuk mengatur jadwal produksi mereka sehingga produk dapat diselesaikan dan dikirim tepat
pada waktunya sesuai permintaan toko-toko Wal-Mart. Antara Wal-Mart dan pemasok utama
tidak hanya rnenangkap inforrnasi yang mereka miliki, tetapi juga rnenganalisis dan melakukan
tindakan yang tepat berdasar analisis tersebut.
Informasi digunakan ketika perusahaan membuat berbagai macam keputusan mengenai
persediaan, transportasi dan fasilitas dalam rantai pasok, seperti berikut.
1. Persediaan
Pengambilan keputusan mengenai persediaan yang optimal memerlukan informasi mengenai
pola permintaan, biaya pengiriman, biaya kehabisan persediaan, dan biaya pemesanan. Sebagai
contoh, Wal-Mart mengumpulkan perincian mengenai permintaan, biaya, margin, dan
informasi pemasok untuk membuat keputusan mengenai persediaannya.
2. Transportasi
Memutuskan jaringan transportasi, rute, mode pengiriman dan rekanan membutuhkan
informasi mengenai biaya, lokasi pelanggan dan ukuran pengiriman untuk membuat keputusan
yang tepat. Contohnya, Wal-Mart menggunakan informasi secara ketat untuk mengaitkan
kegiatan operasinya dengan para pemasok. Integrasi ini menyebabkan Wal-Mart untuk
menerapkan metode cross docking pada jaringan transportasinya, mengakibatkan penghematan
pada persediaan dan biaya transportasi.
3. Fasilitas
Menentukan lokasi, kapasitas dan penjadwalan fasilitas memerlukan informasi mengenai
efisiensi dan fleksibilitas, permintaan, nilai tukar, pajak. Para pemasok Wal-Mart
menggunakan informasi permintaan dari toko Wal-Mart untuk menyusun jadwal produksi
mereka. Wal-Mart menggunakan informasi tentang permintaan untuk menentukan lokasi toko-
toko barunya dan fasilitas yang diperlukan.

Kesimpulannya, informasi sangat penting untuk membuat keputusan rantai pasok yang
tepat pada tiga tingkatan pembuatan keputusan ( strategi, perencanaan, dan operasi) dan pada
setiap pengendali rantai pasok lainnya (persediaan, transportasi, dan fasilitas ). TI bermanfaat
tidak hanya untuk mengumpulkan data untuk membentuk rantai pasok yang baik, tetapi juga
digunakan untuk menganalisis data agar membentuk rantai pasok yang dibuat dapat
memaksimalkan keuntungan.

2.2 KERANGKA KERJA TI RANTAI PASOK

Berdasarkan pengetahuan mengenai informasi yang telah dibahas sebelumnya, hal


tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kerangka kerja yang membantu seorang
manajer memahami bagaimana informasi ini digunakan dengan bermacam bagian TI dalam
rantai pasok. Salah satu kunci keberhasilan TI dalam rantai pasok melibatkan perusahaan
pengembang software yang dapat menciptakan proses di dalam dan antarperusahaan dalam rantai
pasok. Perusahaan software mengumpulkan data transaksi dan menganalisisnya untuk membuat
keputusan dan melaksanakan keputusan ini dalam rantai pasok. Pihak lain yang turut berperan
dalam keberhasilan TI dalam rantai pasok adalah perusahaan hardware yang memberi pelayanan
implementasi software untuk mendukung semua peran penting agar TI menjadi efektif.

1. Proses Makro Rantai Pasok


Kemunculan manajemen rantai pasok telah diperluas lingkupnya sehingga perusahaan
dapat membuat keputusan yang tepat. Lingkup ini diperluas dari pengoptimalisasian kinerja di
tingkat divisi, tingkat perusahaan, selanjutnya untuk keseluruhan rantai pasok. Meluaskan
lingkup rantai pasok menekankan pada kepentingan yang mencakup semua proses selama rantai
pasok untuk pembuatan keputusan. Dari sudut pandang perusahaan, semua proses dalam rantai
pasok dapat dikategorikan ke dalam tiga daerah utama, yaitu proses berpusat pada aliran bawah,
proses difokuskan secara internal dan proses berfokus pada aliran atas. Klasifikasi ini digunakan
untuk menggambarkan rantai pasok sebagai berikut.
a. Customer Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan Pelanggan/CRM):
proses yang berfokus pada interaksi aliran bawah antara perusahaan dan pelanggan.
b. InternalSupply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok Internal /ISCM): proses
yang berfokus pada operasi internal dalam perusahaan.
c. Supplier Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan Pemasok/SRM):
proses yang fokus pada interaksi aliran atas an tara perusahaan dan para pemasok. Dalam
definisi modul ini, manajemen rantai pasok meliputi semua tiga proses makro CRM,
ISCM, dan SRM.

Terdapat software penting lain yang turut mempengaruhi proses makro rantai pasok, yaitu
transaction management foundation (TMF), yang meliputi dasar sis tern ERP (dan komponennya
seperti finansial dan sumber daya manusia), software infrastructure, dan software integrasi. TMF
software sangat dibutuhkan untuk ketiga proses makro dan untuk komunikasi satu dengan
lainnya. Hubungan antara tiga proses makro dan TMF dapat dilihat dalam Tabel 9 .1.

Tabel 9. 1.
Proses Makro Rantai Pasok
Manajemen Manajemen Rantai Pasok Internal Manajemen Hubungan
Hubungan dengan (ISCM) dengan Pelanggan
Pemasok (SRM) (CRM)

Pondasi Manajemen Transaksi


(TMF)

2. Arti Penting Proses Makro


Ketika kinerja suatu perusahaan semakin dekat dengan kinerja rantai pasok, sangat
penting bagi perusahaan untuk memperhatikan proses makro. Setelah masa-masa perusahaan
berfokus pada proses internal maka perkembangan selanjutnya adalah perusahaan harus fokus
pada keseluruhan proses rantai pasok untuk memperoleh kinerja yang lebih baik lagi. Seperti
yang telah kita bahas sebelumnya, keberhasilan ini harus dapat meningkatkan keuntungan total
dari rantai pasok (juga diartikan sebagai surplus rantai pasok). Manajemen rantai pasok yang
baik bukanlah suatu permainan yang tidak menghasilkan apa-apa, tetapi merupakan suatu
langkah bersama untuk mencapai keberhasilan. Manajemen rantai pasok yang baik merupakan
keseluruhan proses yang bersifat positif yang tercapai ketika mitra rantai pasok dapat
meningkatkan keseluruhan tingkat keuntungan mereka melalui kerja sama. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan surplus rantai pasok (dan juga keuntungan pribadi dari perusahaan), akan
lebih efektif apabila perusahaan memperluas lingkup di luar perusahaan dan berfokus pada
proses makro.
3. Proses Makro Diterapkan pada Evolusi Software
Perkembangan teknologi menimbulkan adanya evolusi software yang digunakan di
berbagai bidang, tidak terkecuali dalam hal rantai pasok. Dalam lingkup rantai pasok, mayoritas
perusahaan berhasil memilih untuk focus pada produk dan mengembangkan proses makro
pelanggan. Beberapa perusahaan software mengembangkan software untuk lebih dari satu proses
makro, sedangkan sebagian lainnya berfokus pada masing-masing bagian dalam proses makro.
Hampir semua perusahaan software berkembang bersama dengan program-program untuk CRM,
ISCM atau SRM. Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah semakin banyak perusahaan
software baru maupun perusahaan yang sudah besar menekankan pada ketiga proses makro
dengan lebih tajam.

Contoh kegagalan yang tidak fokus pada proses makro ini adalah pasar B2B dan
perusahaan software yang menyediakan pasar software yang berkembang selama tahun 1999 dan
2000. Pasar lebih difokuskan pada penciptaan seluruh informasi baru dari perantara dalam rantai
pasok daripada meningkatkan pencapaian proses makro rantai pasok. Akibatnya, ketidakfokusan
pada proses makro ini menyebabkan terjadinya kerobohan pasar.

Perusahaan-perusahaan software di belakang pasar juga mempunyai masa-masa sulit,


ketika pemain utama Ariba dan Commerce One kehilangan 95% dari puncak pasar kapitalis
mereka. Untuk bertahan, perusahaan ini mundur dari posisi penyedia pasar dan berubah menjadi
perusahaan software yang difokuskan pada proses makro. Baik Ariba maupun Commerce One
sekarang berfokus secara eksklusif pada proses makro SRM. Menyelamatkan pasar juga dimulai
dengan memusatkan pada pengembangan pencapaian proses makro dalam rantai pasok, bukan
berusaha menjadi perantara lepassebagai operator pasar.

Contoh ketiga dari kategori software yang berkembang seiring dengan perkernbangan
proses makro adalah kategori ERP. Software ERP telah berhasil mengembangkan integritas data
dalam rantai pasok. Perkembangan data yang lebih akurat dapat dikatakan berhasil apabila data
dapat digunakan untuk meningkatkan pembuatan keputusan. Nilai sesungguhnya dari software
ERP adalah ketika penggunaannya dapat meningkatkan ketiga proses makro.

Dorongan perkembangan software tidak hanya penting bagi penyedia software saja,
tetapi juga bagi perusahaan pengguna software. Perusahaanperusahaan tersebut harus memahami
pentingnya proses makro. Dengan memahami apakah perusahaan software mengutamakan
proses makro dalam rantai pasok, sebuah perusahaan pengguna software dapat lebih baik
mengukur apakah software yang mereka gunakan bermanfaat untuk proses rantai pasok mereka
atau tidak.

4. "Pemenang" Software dalam Proses Makro


Di antara perusahaan-perusahaan software yang berpusat pada proses makro, terdapat
tiga faktor yang menentukan keberhasilan mereka, yaitu sebagai berikut.
1. Kinerja fungsional.
2. Integrasi dengan proses makro lainnya.
3. Kekuatan dari ekosistem perusahaan software.
Kinerja fungsional sangat penting bagi pelanggan karena hal itu dapat bermanfaat untuk
mengembangkan keunggulan bersaing. Kinerja fungsional juga berkaitan dengan penggunaan
software yang tepat. Beberapa software memiliki fungsi yang sangat canggih tetapi sulit untuk
digunakan. Akibatnya, kecanggihan yang dimiliki tetap saja tidak dapat digunakan. Sebaliknya,
software lain yang kurang canggih tetapi mudah untuk digunakan dapat memberikan keuntungan
bagi perusahaan pengguna.
Kemampuan integrasi sangat penting karena berbagai alasan. Aplikasi yang mudah
digunakan untuk integrasi dan mudah diimplementasikan dapat memberikan nilai lebih. Integrasi
juga penting untuk proses makro yang berbeda. Aplikasi yang terintegrasi ke proses makro dapat
memberikan keuntungan bagi proses pengambilan keputusan.
Yang terakhir, ekosistem perusahaan merupakan jaringan dari mitra software,
menyediakan bantuan dalam penjualan dan implementasi software. Perusahaan yang memiliki
kerja sama yang baik dengan mitra akan memiliki posisi yang baik pula. Seperti yang telah kita
tekankan sebelumnya, kriteriakriteria tersebut juga penting bagi pelanggan software rantai pasok.
Kriteria ini juga merupakan kunci keberhasilan bagi perusahaan software karena mereka
mengembangkan pencapaian rantai pasok bagi perusahaan. Lalu, perusahaan harus menilai
penyedia software untuk menentukan pilihan mereka dari penjual software.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teknologi informasi merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam rantai pasok. TI
terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, yang digunakan untuk memperoleh,
menganalisis dan melaksanakan seluruh informasi dalam sebuah rantai pasok. Menggunakan
sistem TI untuk menangkap dan menganalisis informasi dapat memberikan akibat yang
signifikan pada pencapaian keberhasilan sebuah perusahaan. Informasi adalah kunci untuk
berhasil dalam rantai pasok karena memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan di atas
lingkupan yang luas yang berlawanan antara fungsi dan perusahaan. Informasi harus mempunyai
karakteristik agar berguna ketika membuat keputusan rantai pasok, yaitu sebagai berikut.
Informasi harus akurat, Informasi harus dapat diakses tepat waktu, Informasi harus yang benar.
Informasi digunakan ketika perusahaan membuat berbagai macam keputusan mengenai
persediaan, transportasi, dan fasilitas dalam rantai pasok. Kesimpulannya, informasi sangat
penting untuk membuat keputusan rantai pasok yang tepat pada tiga tingkatan pembuatan
keputusan ( strategi, perencanaan, dan operasi) dan pada setiap pengendali rantai pasok lainnya
(persediaan, transportasi, dan fasilitas ). TI bermanfaat tidak hanya untuk mengumpulkan data
untuk membentuk rantai pasok yang baik, tetapi juga digunakan untuk menganalisis data untuk
membentuk rantai pasok yang dibuat dapat memaksimalkan keuntungan. Dari sudut pandang
perusahaan, semua proses dalam rantai pasok dapat dikategorikan ke dalam tiga daerah utama,
yaitu Customer Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan Pelanggan/CRM,
Internal Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok Internal/ISCM), dan Supplier
Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan Pemasok/SRM).
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Martin, C. (2005). Logistics and Supply Chain Manajemen. Prentice Hall.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Wisner, D.J; Leong, G.K dan Tan, K.C. (2005). Principles of Supply Chain
Management: A Balanced Approach. South-Western, Thompson
Corporation.

Anda mungkin juga menyukai