DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Adapun
waktu dari penilisan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman tentang materi “Dasar-
dasar Teknologi Informasi”.
Dengan harapan dari materi ini dapat memberikan manfaat yang positif dan memberikan
pengetahuan yang lebih lagi bagi teman-teman terutama bagi kaum pelajar/intelektual. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jika didalamnya terdapat
kesalahan dan kekeliruan mohon dimaafkan. Kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun, itu akan sangat membantu dalam proses perubahan yang lebih baik.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Informasi adalah kunci untuk berhasil dalam rantai pasok karena memungkinkan
manajemen untuk membuat keputusan di atas lingkupan yang luas yang berlawanan antara
fungsi dan perusahaan. Dengan berpijak pada lingkup global dalam keseluruhan rantai pasok,
seorang manajer mampu membuat strategi cerdik dengan mempertimbangkan semua faktor yang
mempengaruhi rantai pasok, tidak hanya beberapa faktor yang mempengaruhi beberapa langkah
atau fungsi di dalam rantai pasok. Tujuan yang ingin dicapai adalah menentukan keseluruhan
rantai dalam tanggung jawab memaksimalkan laba dari total rantai pasok, yang kemudian
menuntun pada laba yang lebih tinggi. Bagaimana seorang manajer mengambillingkup yang luas
ini? Lingkup rantai pasok adalah lingkup yang disusun secara keseluruhan dari informasi dan
luas, berdasarkan tujuan informasi ini apakah lingkupnya global atau lokal. Untuk memperoleh
lingkup global dari rantai pasok, seorang manajer membutuhkan informasi tepat waktu dan
akurat pada semua fungsi perusahaan dan organisasi dalam rantai pasok. Informasi harus
mempunyai karakteristik agar berguna ketika membuat keputusan rantai pasok, yaitu sebagai
berikut.
1. lnformasi harus akurat. Tanpa informasi yang memberikan gambaran kebenaran dari status
rantai pasok, hal itu sangat sulit untuk membuat keputusan yang baik. Tidak harus bahwa
semua informasi harus 100 persen benar, tetapi lebih baik bahwa data menunjukkan gambaran
dari kenyataan yang terjadi di lapangan yang menunjukkan kebenaran.
2. lnformasi harus dapat diakses tepat waktu. Sering kali terj adi adanya informasi yang akurat,
tetapi waktunya tidak tersedia. Baik karena telah kadaluwarsa atau jika masih baru, informasi
tersebut susah untuk diperoleh. Untuk mendapatkan keputusan yang baik maka seorang
manajer membutuhkan data terbaru yang mudah didapatkan.
3. Informasi harus yang benar. Pembuat keputusan memerlukan informasi yang dapat mereka
gunakan. Sering perusahaan melakukan kesalahan dengan menambah data yang tidak
membantu pembuatan keputusan. Perusahaan harus berpikir tentang informasi apa yang perlu
dicatat sehingga sumber bernilai tidak disia-siakan. Dampak lain adalah dilakukannya
pengumpulan data yang tidak berarti sedangkan data yang penting hilang karen a tidak
dicatat/direkam.
Ketika manajer memiliki informasi bagus, mereka perlu melihat hal yang memungkinkan
mereka untuk mengambil langkah-langkah penting dalam lingkup global. Dengan lingkup global
ini, mereka mampu membuat keputusan paling bagus untuk rantai pasok. Oleh karena itu,
informasi adalah kunci untuk keberhasilan rantai pasok.
Informasi adalah kunci utama tidak hanya pada tiap langkah rantai pasok, tetapi juga
dalam setiap fase dari pembuatan keputusan rantai pasok yang meliputi fase strategis atau desain,
fase perencanaan dan fase operasional. Misalnya, informasi dan analisis memiliki peran yang
signifikan selama perumusan strategi rantai pasok dengan mengembangkan dasar untuk
pengambilan keputusan, seperti mendorong/menarik batas rantai pasok. Informasi juga
memainkan peran utama lain dalam keputusan operasional, misalnya produk apa yang akan
diproduksi selama produksi hari ini. Manajer perlu memahami bagaimana menganalisis
informasi untuk membuat keputusan yang bagus.
Sebagai contoh, Wal-Mart menjadi pelopor dalam hal menangkap informasi dan
menganalisisnya untuk membuat keputusan rantai pasok yang baik. Wal-Mart mengumpulkan
data riil mengenai produk apa yang akan dibeli pada setiap jaringan toko mereka dan mengirim
kembali data ini ke pabrik pemasok. Kernudian, W al-Mart rnenganalisis inforrnasi permintaan
ini untuk rnenentukan berapa banyak persediaan di setiap toko dan memutuskan kapan
pengiriman sebaiknya dilakukan. Selanjutnya, pabrik pemasok akan menggunakan informasi ini
untuk mengatur jadwal produksi mereka sehingga produk dapat diselesaikan dan dikirim tepat
pada waktunya sesuai permintaan toko-toko Wal-Mart. Antara Wal-Mart dan pemasok utama
tidak hanya rnenangkap inforrnasi yang mereka miliki, tetapi juga rnenganalisis dan melakukan
tindakan yang tepat berdasar analisis tersebut.
Informasi digunakan ketika perusahaan membuat berbagai macam keputusan mengenai
persediaan, transportasi dan fasilitas dalam rantai pasok, seperti berikut.
1. Persediaan
Pengambilan keputusan mengenai persediaan yang optimal memerlukan informasi mengenai
pola permintaan, biaya pengiriman, biaya kehabisan persediaan, dan biaya pemesanan. Sebagai
contoh, Wal-Mart mengumpulkan perincian mengenai permintaan, biaya, margin, dan
informasi pemasok untuk membuat keputusan mengenai persediaannya.
2. Transportasi
Memutuskan jaringan transportasi, rute, mode pengiriman dan rekanan membutuhkan
informasi mengenai biaya, lokasi pelanggan dan ukuran pengiriman untuk membuat keputusan
yang tepat. Contohnya, Wal-Mart menggunakan informasi secara ketat untuk mengaitkan
kegiatan operasinya dengan para pemasok. Integrasi ini menyebabkan Wal-Mart untuk
menerapkan metode cross docking pada jaringan transportasinya, mengakibatkan penghematan
pada persediaan dan biaya transportasi.
3. Fasilitas
Menentukan lokasi, kapasitas dan penjadwalan fasilitas memerlukan informasi mengenai
efisiensi dan fleksibilitas, permintaan, nilai tukar, pajak. Para pemasok Wal-Mart
menggunakan informasi permintaan dari toko Wal-Mart untuk menyusun jadwal produksi
mereka. Wal-Mart menggunakan informasi tentang permintaan untuk menentukan lokasi toko-
toko barunya dan fasilitas yang diperlukan.
Kesimpulannya, informasi sangat penting untuk membuat keputusan rantai pasok yang
tepat pada tiga tingkatan pembuatan keputusan ( strategi, perencanaan, dan operasi) dan pada
setiap pengendali rantai pasok lainnya (persediaan, transportasi, dan fasilitas ). TI bermanfaat
tidak hanya untuk mengumpulkan data untuk membentuk rantai pasok yang baik, tetapi juga
digunakan untuk menganalisis data agar membentuk rantai pasok yang dibuat dapat
memaksimalkan keuntungan.
Terdapat software penting lain yang turut mempengaruhi proses makro rantai pasok, yaitu
transaction management foundation (TMF), yang meliputi dasar sis tern ERP (dan komponennya
seperti finansial dan sumber daya manusia), software infrastructure, dan software integrasi. TMF
software sangat dibutuhkan untuk ketiga proses makro dan untuk komunikasi satu dengan
lainnya. Hubungan antara tiga proses makro dan TMF dapat dilihat dalam Tabel 9 .1.
Tabel 9. 1.
Proses Makro Rantai Pasok
Manajemen Manajemen Rantai Pasok Internal Manajemen Hubungan
Hubungan dengan (ISCM) dengan Pelanggan
Pemasok (SRM) (CRM)
Contoh kegagalan yang tidak fokus pada proses makro ini adalah pasar B2B dan
perusahaan software yang menyediakan pasar software yang berkembang selama tahun 1999 dan
2000. Pasar lebih difokuskan pada penciptaan seluruh informasi baru dari perantara dalam rantai
pasok daripada meningkatkan pencapaian proses makro rantai pasok. Akibatnya, ketidakfokusan
pada proses makro ini menyebabkan terjadinya kerobohan pasar.
Contoh ketiga dari kategori software yang berkembang seiring dengan perkernbangan
proses makro adalah kategori ERP. Software ERP telah berhasil mengembangkan integritas data
dalam rantai pasok. Perkembangan data yang lebih akurat dapat dikatakan berhasil apabila data
dapat digunakan untuk meningkatkan pembuatan keputusan. Nilai sesungguhnya dari software
ERP adalah ketika penggunaannya dapat meningkatkan ketiga proses makro.
Dorongan perkembangan software tidak hanya penting bagi penyedia software saja,
tetapi juga bagi perusahaan pengguna software. Perusahaanperusahaan tersebut harus memahami
pentingnya proses makro. Dengan memahami apakah perusahaan software mengutamakan
proses makro dalam rantai pasok, sebuah perusahaan pengguna software dapat lebih baik
mengukur apakah software yang mereka gunakan bermanfaat untuk proses rantai pasok mereka
atau tidak.
3.1 KESIMPULAN
Teknologi informasi merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam rantai pasok. TI
terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak, yang digunakan untuk memperoleh,
menganalisis dan melaksanakan seluruh informasi dalam sebuah rantai pasok. Menggunakan
sistem TI untuk menangkap dan menganalisis informasi dapat memberikan akibat yang
signifikan pada pencapaian keberhasilan sebuah perusahaan. Informasi adalah kunci untuk
berhasil dalam rantai pasok karena memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan di atas
lingkupan yang luas yang berlawanan antara fungsi dan perusahaan. Informasi harus mempunyai
karakteristik agar berguna ketika membuat keputusan rantai pasok, yaitu sebagai berikut.
Informasi harus akurat, Informasi harus dapat diakses tepat waktu, Informasi harus yang benar.
Informasi digunakan ketika perusahaan membuat berbagai macam keputusan mengenai
persediaan, transportasi, dan fasilitas dalam rantai pasok. Kesimpulannya, informasi sangat
penting untuk membuat keputusan rantai pasok yang tepat pada tiga tingkatan pembuatan
keputusan ( strategi, perencanaan, dan operasi) dan pada setiap pengendali rantai pasok lainnya
(persediaan, transportasi, dan fasilitas ). TI bermanfaat tidak hanya untuk mengumpulkan data
untuk membentuk rantai pasok yang baik, tetapi juga digunakan untuk menganalisis data untuk
membentuk rantai pasok yang dibuat dapat memaksimalkan keuntungan. Dari sudut pandang
perusahaan, semua proses dalam rantai pasok dapat dikategorikan ke dalam tiga daerah utama,
yaitu Customer Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan Pelanggan/CRM,
Internal Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok Internal/ISCM), dan Supplier
Relationship Management (Manajemen Hubungan Dengan Pemasok/SRM).
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Gattorna, J. (1986). Strategic Issues in Logistics, Focus on Physical
Distribution and Logistics Management. (Oct- Nov).
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Lysons, K. (2000). Purchasing and Supply Chain Management. Pearson
Education.
Martin, C. (2005). Logistics and Supply Chain Manajemen. Prentice Hall.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Wisner, D.J; Leong, G.K dan Tan, K.C. (2005). Principles of Supply Chain
Management: A Balanced Approach. South-Western, Thompson
Corporation.