DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
ANA MAULANA (151061021)
DYGTA HADINAGARA ( 151061022)
FITRIA YOGA FEBRILIANA (151061007)
MARIA YOSEFA KABOSU (151061009)
Dengan mengucap puji dan syukur kepeda Allah Yang Maha Pengasih dan lagi Maha
Penyayang, kerena hanya ijin-Nya, sehingga penyusunan makalah ini yang berjudul
“ANALISIS KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN HISTOGRAM” dapat
terselesaikan.
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk membantu kita sebagai
mahasiswa dalam mempelajari, memilih, dan melakukan pengendalian kualitas produksi
berdasarkan analisis kemampuan proses yang telah dipilih, yaitu analisis kemampuan proses
menggunakan histogram yang kami bahas dalam makalah ini. Makalah ini juga dibuat dengan
sangat sederhana dengan maksud agar mahasiswa memahami analisis kemampuan proses
menggunakan histogram dan dapat menyelesaikan kasus-kasus yang ada dengan
penerapannya. Adapun maksud dan tujuan lain yaitu untuk memenuhi persyaratan tugas mata
kuliah Pengendalian Kualitas Produksi, pada jurusan statistika di Institut Sains & Teknologi
Akprind Yogyakarta.
Kami merasa bahwa dalam penyusunan makalah masih menemui beberapa hambatan,
disamping itu juga kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
dari itu pada kesempatan ini kami mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Terima kasih tersebut terutama diajukan kepada.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih dan harapan
kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam
kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak terhadap
persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar
internasional. Setiap usaha dalam persaingan tinggi dituntut untuk selalu berkompetisi dengan
perusahaan lain didalam industri yang sejenis. Salah satu cara agar bisa memenangkan
kompetisi atau paling tidak dapat bertahan di dalam kompetisi tersebut adalah dengan
memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan
sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing.
Tujuan utama dari suatu perusahaan pada dasarnya adalah untuk memperoleh laba
yang optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Namun disamping
itu, tuntutan konsumen yang senantiasa berubah menuntut perusahaan agar lebih fleksibel
dalam memenuhi tuntutan konsumen yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan
seberapa baiknya kualitas produk yang diterima oleh konsumen. Hal ini menyebabkan
perusahaan harus dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkanya atau bahkan lebih
baik lagi. Menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan yang
berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kemampuan produk, manusia, proses
dan lingkungan (La Hatani, 2007).
Salah satu aktifitas dalam menciptakan kualitas agar sesuai standar adalah dengan
menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat, mempunyai tujuan dan tahapan yang
jelas, serta memberikan inovasi dalam melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-
masalah yang dihadapi perusahaan. Kegiatan pengendalian kualitas dapat membantu
perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan
pengendalian terhadap tingkat kerusakan produk (product defect) sampai pada tingkat
kerusakan nol (zero defect).
Pengendalian kualitas penting untuk dilakukan oleh perusahaan agar produk yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan maupun standar yang telah
ditetapkan oleh badan lokal dan internasional yang mengelola tentang standarisasi mutu/
kualitas, dan tentunya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Pengendalian
kualitas yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan dampak terhadap kualitas produk
yang dihasilkan oleh perusahaan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan
1
produk jadi (M.N. Nasution, 2005). Oleh karenanya, kegiatan pengendalian kualitas tersebut
dapat dilakukan mulai dari bahan baku, selama proses produksi berlangsung sampai pada
produk akhir dan disesuaikan dengan standar yang tetapkan.
Banyak sekali metode yang mengatur atau membahas mengenai kualitas dengan
karakteristiknya masing-masing. Untuk mengukur seberapa besar tingkat kerusakan produk
yang dapat diterima oleh suatu perusahaan dengan menentukan batas toleransi dari cacat
produk yang dihasilkan tersebut dapat menggunakan metode pengendalian kualitas dengan
menggunakan alat bantu statistic, yaitu metode pengendalian kualitas yang dalam aktifitasnya
menggunakan alat bantu statistik yang terdapat pada Statistical Process Control (SPC) serta
Statistical Quality Control (SQC) dimana proses produksi dikendalikan kualitasnya mulai dari
awal produksi, pada saat proses produksi berlangsung sampai dengan produk jadi. Sebelum
dilempar ke pasar, produk yang telah diproduksi di insipeksi dulu, dimana produk yang baik
dipisahkan dengan produk cacat sehingga produk yang dihasilkan jumlahnya berkurang. Latar
belakang munculnya Statistical Processing Control karena adanya perbedaan kualitas (quality
dispersion) antara produk dengan type yang sama, urutan proses yang sama, diproduksi pada
mesin yang sama, operator dan kondisi lingkungan yang sama, dan masalah ini selalu muncul
pada perusahaan manufacturing yang berproduksi dalam jumlah banyak (batch/mass
production).
Analisis kemampuan proses salah satu pengendalian proses statistik dimana Analisis
kemampuan proses merupakan suatu tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan
pengendalian kualitas proses. Situasi yang menjadi bahan pertimbangan adalah:
1. Proses produksi in control, tetapi produk yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi,
atau
2. Proses produksi out of control, tetapi produk yang dihasilkan justru memenuhi
spesifikasi
Analisis kemampuan proses mendefinisikan kemampuan proses memenuhi spesifikasi
atau mengukur kinerja proses. Analisis kemampuan proses juga merupakan prosedur yang
digunakan untuk memprediksi kinerja jangka panjang yang berada dalam batas pengendalian
proses statistik. Analisis kemampuan proses tidak berdiri sendiri namun menggunakan
beberapa teknik diantaranya : menggunakan histogram atau grafik, grafik pengendali, dan
rancangan percobaan.
Maka dari itu kami sangat tertarik membahas salah satu teknik analisis kemampuan
proses menggunakan histogram karena dimana histogram merupakan salah satu alat bantu
dalam memecahkan masalah yang mudah untuk dimengerti dan dipahami isinya yang berupa
2
grafik khusus yang menggambarkan penyebaran data sebagai hasil dari satu macam
pengukuran suatu proses.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Kemampuan Proses.
2. Mengetahui teknik-teknik Analisis Kemampuan Proses.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Histogram.
4. Mengetahui Analisis Kemampuan Proses Menggunakan Histogram
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang bisa diambil dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan informasi, menambah wawasan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan
mengenai Analisis Kemampuan Proses Menggunakan Histogram. yang didapat setelah
mengikuti perkuliahan, serta dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Analisis kemampuan proses digunakan untuk :
1. Memperkirakan seberapa baik proses akan memenuhi toleransi
2. Membantu perancang produk dalam memilih atau mengubah proses
3. Membantu dalam pembentukan interval untuk pengendalian interval antara pengambilan
sampel
4. Menetapkan persyaratan penampilan alat baru
5. Memilih diantara penjual yang bersaing
6. Merencanakan ururan proses produksi apabila ada pengaruh interaktif proses pada toleransi
7. Mengurangi variabilitas dalam proses produksi
Manfaat AKP:
1. Menciptakan keseragaman produk;
2. Menjaga atau meningkatkan kualitas produk;
3. Memfasilitasi desain produk dan proses;
4. Membantu pemilihan dan pengendalian vendor;
5. Mereduksi ongkos total dengan menurunkan external & internal failure costs.
Batas kendali menunjukkan pentimpangan atau variabilitas proses. Batas spesifikasi
mewakili batas-batas yang dikehendaki oleh unit-unit secara individu. Kemampuan proses
biasanya ditunjukkan dengan formulasi 3 atau secara keseluruhan mencakup 6, dimana
menunjukkan pentimpangan standar (standar deviasi) proses yang berada dalam kondisi in
statistical control tanpa ada perubahan atau penyimpangan. Jika proses terpusat pada
spesifikasi nominal dan mengikuti distribusi probabilitas normal, maka terdapat 99,73%
produk berada dalam batas 3 dari spesifikasi nominal.
Proses yang berada pada kondisi in statistical control berada pada kemampuan proses
6. Namun dalam banyak industri ada yang telah mengubah batas-batas spesifikasi hingga
mendekati kesempurnaan. Hal inilah yang banyak diminati para pemimpin dan pelaksana
proses. Alasan utama dalam mengkuantifikasi kemampuan proses adalah agar dapat
menghitung kemampuan proses untuk dapat berpegang pada spesifikasi produk.
Analisis kemampuan proses membedakan kesesuaian dengan batas-batas toleransi.
Oleh karenanya ada dua kondisi yang mungkin terjadi, yaitu :
1. Jika rata-rata proses dalam batas pengendali dan berada dalam batas spesifikasi, atau
2. Berada dalam batas pengendali tetapi tidak berada dalam batas spesifikasi
Gambar berikut menunjukkan proses yang karakteristik kualitasnya berdistribusi
Normal dengan mean =, dan deviasi standar =. Lower Natural Tolerance Limit/LNTL (Batas
5
Toleransi Alami Bawah=BTAB) dan Upper Natural Tolerance Limit/UNTL (Batas Toleransi
Alami Atas=BTAA) proses, masing-masing jatuh pada + 3 dan - 3
BTAA/UNTL = + 3
BTAB/LNTL = - 3
BTAB 3 3 BTAA
Bagi distribusi Normal, Batas Toleransi Alami meliputi 99,73% dari variabel, atau
dengan cara lain, dari hasil proses, hanya 0,27% yang akan jatuh di luar batas toleransi alami.
1. 0,27% di luar Batas Toleransi Alami tampaknya kecil, padahal itu berarti ada 2700 benda
yang tidak sesuai dari 1 juta benda yang diproduksi
2. jika distribusi hasil proses tidak normal, maka prosentase hasil yang jatuh diluar 3
dapat lebih besar dari 0,27%
Dengan BSA dan BSB masing-masing adalah batas spesifikasi atas dan bawah.
b. Spesifikasi satu sisi
𝐵𝑆𝐴−𝜇
PKP/CPU = atau
3𝜎
6
𝜇−𝐵𝑆𝐵
PKP/CPL = 3𝜎
Estimasi IKP/PKP/Cp
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 ̅
𝐶̂ 𝑝 = ̂
dimana 𝑠̂ = 𝑅⁄𝑑
6𝜎 2
Cp = 1
Jarak Spesifikasi = 6
Jarak Spesifikasi
6
7
rata-rata tidak terpusat rata-rata terpusat
Cp 1 Cp 1
rata-rata
LSL USL
Namun demikian, dalam kenyataannya, nilai Cp, minimal harus sama dengan 1,33. Cp
mengukur apakah variabilitas proses dapat sesuai dengan jarak spesifikasi. Hal ini tidak
menunjukkan apakah proses berjalan dalam spesifikasi, karena indeks tersebut tidak mencakup
pengukuran rata-rata proses.
Penilaian nilai Cp yang lebih tinggi, yaitu :
1 Cp 1,6 berarti proses relatif sama atau berada di tengah kemampuan
Cp 1,6 berarti proses menunjukkan kemampuan yang tinggi.
Nilai Cp hanya memperhatikan pada rentang karakteristik yang berhubungan dengan
batas-batas spesifikasi dan mengasumsikan adanya 2 batas spesifikasi.
Indeks kemampuan proses biasanya juga dipergunakan bersamaan dengan indeks
performansi (performance index), Cpk yang dikemukakan oleh kane pada tahun 1986. Indeks
Performasi Kane (Cpk) merefleksikan kedekatan nilai rata-rata dari proses sekarang terhadap
salah satu batas spesifikasi baik itu batas spesifikasi atas (USL) ataupun batas spesifikasi bawah
(LSL). Indeks Performansi Kane (Cpk) dapat dihitung dengan menggunakan :
batas spesifikasi terdekat mean
Cpk
3S
Cpk = Min {𝐶𝑃𝑈, 𝐶𝑃𝐿} pilih nilai CPL atau CPU yang minimum
𝑈𝑆𝐿−𝜇 𝜇−𝐿𝑆𝐿
CPU = dan CPL= untuk data tunggal
3𝑠 3𝑠
8
Tabel nilai perbandingan kemampuan proses dan kerontokan proses yang berkaitan
bagi proses berdistribusi normal (benda per juta)
Dimana :
Cpk = Indeks Performansi Kane
CPL = Indeks Kapabilitas Bawah (lower capability index)
CPU = Indeks Kapabilitas Atas (upper capability index)
𝜇 = nilai rata-rata proses
S = Standar Deviasi
Kriteria Penilaian :
CPL > 1,33 , proses akan mampu memenuhi batas spesifikasi bawah (LSL).
1,00 ≤ CPL ≤ 1,33 , proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah (LSL),
namum perlu pengendalian.
CPL < 1,00, proses tidak mamapu memenuhi batas spesifikasi bawah (LSL)
9
CPU > 1,33, proses akan mampu memenuhi batas spesifikasi atas (USL)
1,00 ≤ CPU ≤ 1,33 , proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi atas (USL),
namun perlu pengendalian.
CPU < 1,00, proses tidak mampu memenuhi batas spesifikasi atas (USL)
Cpk = Cp, maka berarti proses tepat berada ditengah
Cpk = 1 , maka berarti proses menghasilkan produk telah sesuai dengan spesifikasi.
Cpk < 1 , maka berarti proses belum menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi.
Kondisi ideal :
Cp > 1,33 dan Cp = Cpk
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖 −𝑥̅ )
2
s=√
𝑛−1
10
4. Menyediakan dasar kuantitatif untuk menyusun jadwal pengendalian proses dan
penyesuaian secara periodik
5. Menugaskan mesin-mesin kedalam kelas-kelas pekerjaan sehungga sesuai dengan
pengujian yang dilakukan.
6. Menguji teori mengenai penyebab kesalahan selama program perbaikan kualitas
7. Memberikan pelayanan sebagai dasar untuk menentukan syarat kinerja kualitas untuk
mesin-mesin yang ada.
11
2.3 Definisi Histogram
Histogram adalah salah satu alat bantu dalam memecahkan masalah yang berupa grafik
khusus yang menggambarkan penyebaran data sebagai hasil dari satu macam pengukuran dari
suatu proses, yang dapat digunakan untuk:
1. Membuktikan atau menyelidiki apakah suatu proses benar-benar terjadi. Dimana
histogram akan berfungsi sebagai indikator masalah dan dengan penyelidikan lebih
lanjut dapat dibuktikan sumber atau sebab masalah tersebut.
2. Menyampaikan informasi mengenai variasi dala suatu proses.
3. Mengambil keputusan dengan memusatkan perhatian pada upaya perbaikan.
Histogram adalah suat alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam proses.
Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan
ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal dengan distribusi frekuensi. Histogram
menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagi-bagi menjadi kelas-kelas.
Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa
banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak
simetris menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi
kebanyakan data nya berada pada batas atas atau bawah.
Histogram dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik
batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan
menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya.
Dalam histogram, garis vertical menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas. Histogram
juga menunjukan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan histogram dapat
menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-
rata. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi
terbesar sampai dengan yang terkecil. Bila bentuk histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas
yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten,
artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Manfaat histogram adalah:
- Memberikan gambaran populasi.
- Memperlihatkan variabel dalam susunan data.
- Mengembangkan pengelompokkan yang logis.
- Pola-pola variasi mengungkapkan fakta-fakta produk tentang proses.
Fungsi atau kegunaan histogram :
12
- Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai
suatu objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menenjukkan
keterangan-keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar.
- Mengetahui dengan mudah penyebaran data yang ada
- Mempermudah melihat dan menginterpretasikan data
- Sebagai alat pengendali proses, sehingga dapat mencegah timbulnya masalah
Langkah-langkah penyusunan histogram
Menurut Mitra (1993), langkah penyusunan histogram adalah:
1. Menentukan batas-batas observasi: perbedaan antara nilai terbesar dan terkecil.
2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel.
Pedoman: banyaknya kelas = 1 + 3.3 log n, dengan n = banyaknya data
3. Menentukan pnjang kelas-kelas tersebut.
Biasanya, semua kelas mempunyai lebar yang sama.
Lebar kelas = range / banyak kelas.
4. Menentukan batas-batas kelas.
Kelas-kelas tersebut tidak saling tumpang tindih.
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
6. Menggambar frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya.
Ingin diketahui kapan baterai akan meledak jika diketahui daya ledak (psi) pada tabel
diatas.
13
Perhitungan untuk data tunggal secara keseluruhan data tanpa subgrup :
Rata-rata
26610
∑100
𝑖=1 𝑋𝑖 = 26610 ; 𝑋̅ = = 266.10
100
Deviasi Standar
2
∑100 2
𝑖=1 𝑋𝑖 =7170156 ; (∑100
𝑖=1 𝑋𝑖) = 708092100
2
∑100 2 100
𝑖=1 𝑋𝑖 −(∑𝑖=1 𝑋1 ) /𝑛 7170156−708092100/100
S=√ =√ = 30.023
𝑛−1 100−1
Sehingga diperoleh
𝑋̅ = 266.10
𝑆 = 30.023
Selanjutnya, kemampuan proses diestimasi
𝑋̅ ± 3𝑆
266.10 ± 3(30.023) = 266.10 ± 90.068 = (176.032 ; 356.168)
Membuat tabel distribusi frekuensi
1. Mencari Range
R = Data Max – Data Min
= 371 – 194 = 177
2. Menentukan Banyak Kelas
Banyak Kelas = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log (100) = 7.66 ≈ 8
3. Menentukan Panjang Kelas
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
Panjang kelas =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
177
= = 23.107 ≈ 23
7.66
14
Freuensi Frekuensi Kumulatif
Kelas (psi) Frekuensi Frekuensi Relatif
Kumulatif Relatif
194 ≤ x < 216 3 3 0.03 0.03
217 ≤ x < 239 12 15 0.12 0.15
240 ≤ x < 262 31 46 0.31 0.46
263 ≤ x < 285 32 78 0.32 0.78
286 ≤ x < 308 14 92 0.14 0.92
309 ≤ x < 331 4 96 0.04 0.96
332 ≤ x < 354 3 99 0.03 0.99
355 ≤ x < 377 1 100 0.01 1
100 1
Histogram
35
30 32
31
194-216
25 217-239
240-262
Frekuensi
20
263-285
15 286-308
14
309-331
10 12
332-354
5 355-377
3 4 3 1
0
Kelas (psi)
2. Dua sisi
𝐵𝑆𝐴−𝐵𝑆𝐵 356.168−176.032 180.136
Cp/PKP = = = = 0.99 ≈ 1
6𝜎 6(30.023) 180.138
15
Kesimpulan
1. Diperoleh nilai Cp = 1, artinya, diestimasi bahwa produksi baterai dengan
menggunakan proses ini akan meledak antara 176.032 hingga 356.168 psi yang
memenuhi spesifikasi dan
2. Karena Cp = 1 , maka berarti kemampuan proses baik namun perlu pengendalian.
Bagi data distribusi Normal, Batas Toleransi Alami meliputi 99,73% dari variabel,
karena dari perhitungan menggunakan distribusi frekuensi yang dikembangkan
menjadi histogram diperoleh data berdistribusi normal, atau dengan cara lain
3. Dari hasil proses, hanya 0.27% yang akan jatuh di luar batas toleransi alami atau
2700 baterai yang tidak sesuai spesifikasi untuk satu sisi dan 0.14% atau 1350
baterai yang tidak sesuai spesifikasi yang akan jatuh di luar batas toleransi alami
untuk dua sisi.
4. Karena 1,00 ≤ CPL ≤ 1,33 , proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah
(LSL), namum perlu pengendalian.
5. Karena 1,00 ≤ CPU ≤ 1,33 , proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi atas
(USL), namun perlu pengendalian.
6. Cpk (1) = Cp (1), maka berarti proses tepat berada ditengah
7. Cpk = 1 , maka berarti proses menghasilkan produk telah sesuai dengan spesifikasi.
8. Dan berdasarkan bentuk histogram yang ada diperoleh bentuk yang simetri, berarti
dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor
dalam proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Menghitung indeks kemampuan proses (Cp/PKP) dengan ketentuan sendiri
Dengan : BSA = 400 dan BSB =100
1. Satu sisi
𝐵𝑆𝐴−𝜇 400−266.10 133.9
CPU/PKPL = = = = 1.48
3𝜎 3(30.023) 90.069
𝜇−𝐵𝑆𝐵 266.10−100 166.10
CPL/PKPU = = = = 1.84
3𝜎 3(30.023) 90.069
2. Dua sisi
𝐵𝑆𝐴−𝐵𝑆𝐵 400−100 300
Cp/PKP = = 6(30.023) = 180.138 = 1.66
6𝜎
16
per juta) maka untuk satu sisi ada sekitar 3.50 baterai perjuta yang tidak sesuai
spesifikasi dan untuk dua sisi ada sekitar 6.80 baterai perjuta yang tidak sesuai
spesifikasi.
Kesimpulan
1. Diperoleh nilai Cp = 1.66, artinya, diestimasi bahwa produksi baterai dengan
menggunakan proses ini akan meledak antara 100 hingga 400 psi yang memenuhi
spesifikasi
2. Karena Cp > 1,6 berarti proses menunjukkan kemampuan yang tinggi.
3. Karena diperoleh nilai Cpk = 1.48 ≈ 1.50 dengan berdasarkan tabel nilai
perbandingan kemampuan proses dan kerontokan proses yang berkaitan bagi
proses berdistribusi normal (benda per juta) maka untuk satu sisi ada sekitar 3.50
baterai perjuta yang tidak sesuai spesifikasi dan untuk dua sisi ada sekitar 6.80
baterai perjuta yang tidak sesuai spesifikasi.
4. Karena CPL (1.84) > 1,33 , proses akan mampu memenuhi batas spesifikasi bawah
(LSL).
5. Karena CPU (1.48) > 1,33, proses akan mampu memenuhi batas spesifikasi atas
(USL)
6. Dan berdasarkan bentuk histogram yang ada diperoleh bentuk yang simetri, berarti
dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor
dalam proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Analisis kemampuan proses harus dilakukan apabila proses berada dalam batas
pengendali statistik (in statistical control). Dengan kata lain, dalam proses tersebut,
yang boleh menyebabkan penyimpangan, hanyalah penyebab umum. Identifikasi
adanya sebab khusus menyebabkan langkah analisis kemampuan proses dihentikan,
untuk kemudian melakukan perbaikan.
2. Dalam analisis kemampuan proses, ada dua asumsi penting yang digunakan, yaitu:
a. Proses berada dalam batas kontrol (in control)
b. Distribusi proses adalah distribusi normal
Alasannya :
1) Apabila proses tidak berada dalam batas pengendali statistik, maka proses
tidak dapat diperkirakan kemampuannya dari sudut pelanggan
2) Kemampuan proses diartikan sebagai variabilitas proses yang bukan
disebabkan oleh sebab khusus
3. Bagi distribusi Normal, Batas Toleransi Alami meliputi 99,73% dari variabel, atau
dengan cara lain, dari hasil proses, hanya 0,27% yang akan jatuh di luar batas
toleransi alami.
a. 0,27% di luar Batas Toleransi Alami tampaknya kecil, padahal itu berarti ada
2700 benda yang tidak sesuai dari 1 juta benda yang diproduksi
b. Jika distribusi hasil proses tidak normal, maka prosentase hasil yang jatuh diluar
3 dapat lebih besar dari 0,27%
4. Cara yang baik untuk menyatakan kemampuan proses adalah melalui perbandingan
kemampuan proses (PKP) atau Indeks Kapabilitas Proses (Cp). Perbandingan
kemampuan proses adalah ukuran kemampuan proses untuk menghasilkan produk
yang memenuhi spesifikasi.
a. Cp > 1,33 , maka berarti kapabilitas proses sangat baik.
b. 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33 , maka berarti kapabilitas proses baik namun perlu
pengendalian.
c. Cp < 1,00 , maka berarti kapabilitas proses rendah
18
5. Dalam teknik analisis kemampuan proses menggunakan histogram paling sedikit
50-100 atau lebih observasi harus tersedia supaya histogram agak stabil sehingga
dapat diperoleh taksiran kemampuan proses yang cukup dapat dipercaya.
6. Histogram adalah salah satu alat bantu dalam memecahkan masalah yang berupa
grafik khusus yang menggambarkan penyebaran data sebagai hasil dari satu macam
pengukuran dari suatu proses, yang dapat digunakan untuk:
a. Membuktikan atau menyelidiki apakah suatu proses benar-benar terjadi.
Dimana histogram akan berfungsi sebagai indikator masalah dan dengan
penyelidikan lebih lanjut dapat dibuktikan sumber atau sebab masalah tersebut.
b. Menyampaikan informasi mengenai variasi dala suatu proses.
c. Mengambil keputusan dengan memusatkan perhatian pada upaya perbaikan.
7. Pada studi kasus yang di uji diperoleh hasil bahwa produk terkendali karena proses
yang dilakukan mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan sepesifikasi yang
ditentukan.
3.2 Saran
Observasi yang dilakukan dalam analisis kemampuan proses menggunakan
histogram ini sebaiknya memeiliki 500-100 data yang kita teliti atau uji agar hasil yang
didapatkan dapat diercaya jika data dibawah 50 maka baiknya menggunakan teknik yang
lainnya. Dalam menyelesaikan studi kasus kami sangat menyarankan agar lebih teliti dan fokus
agar apa yang di uji sesuai dengan kesimpulan akhirnya yang diperoleh.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://ririez.blog.uns.ac.id/files/2011/11/analisis-kemampuan-proses.pdf.
https://core.ac.uk/download/pdf/25487063.pdf.
http://debrina.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/11-Analisis-Kemampuan-Proses.pdf
https://www.scribd.com/doc/76480439/Analisis-Kemampuan-Proses
https://dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/02/t-10-kapabilitas-proses.pdf
http://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_lnk.php?id=175
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/542/jbptitbpp-gdl-mareizaari-27100-5-2007ta-4.pdf
http://journal.unisla.ac.id/pdf/121422015/6%20print%20diah%20ayu%20722-727.pdf
http://download.documentslide.com/getdownload/document/?id=o1BLe4P%2B%2FZP7qsTi
nrsomxNZF6ygc51PLbZU2TmA0Y9ARVHeAqBekb%2FEAMF1L5vW%2FXyouO2Qy5R5CoyEAz
50jQ%3D%3D
http://download.documentslide.com/getdownload/document/?id=lXiToMCazCwsQ%2FBAqi
Zt%2BGRIxD2GCy0X7PJnyK1m3VwM70LUaUK%2FqVLqxGQ8Mm%2BvDDe34y9OYitKa54s8o
SsUQ%3D%3D
20