Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MONITORING AND CONTROLLING QUALITY

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu: Kus Irawan Prabowo, M.Pd

Nama Anggota:

1. Intan Muslikhah (126403201005)


2. Hesti Risqyasari (126403201018)
3. Ari Widya Kusumaningrum (126403201028)
4. Alviana Nur Aini (126403201034)

SEMESTER 5

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis dalam bentuk makalah dengan judul “Monitoring and
Controlling Quality”.

Pada penyusunan makalah ini kami tidak terlepas oleh banyak masukan, bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Maftuhin, M.Ag. Selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Ibu Dyah Pravitasari, S.E., M.S.A., Selaku Koordinator Program Studi Akuntansi
Syariah Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. Bapak Kus Irawan Prabowo, M.Pd. Sebagai dosen pengampu mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis yang telah memberikan bimbingan selama penulisan makalah ini.
5. Teman-teman yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan dari
pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul “Monitoring and Controlling
Quality” jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik serta saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi menyempurnakan makalah ini, kami berharap makalah ini bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi kami maupun pembaca. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Tulungagung, 12 September
2022

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4

1.3 Tujuan Makalah...............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5

2.1 Definisi Monitoring dan Controlling...............................................................5

2.2 Langkah-Langkah Monitoring.........................................................................6

2.3 Langkah-Langkah Controlling........................................................................7

2.4 Membangun Sistem Kualitas Produk dan Layanan.........................................7

2.5 Identifikasi Metode Keefektifan Sistem Kualitas............................................10

BAB III PENUTUP........................................................................................................14

3.1 Kesimpulan......................................................................................................14

3.2 Saran................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan di dunia usaha sekarang sangat cepat pertumbuhannya terutama dalam
kemajuan teknologi informasi yang digunakan untuk proses transaksi jual dan beli. Dalam era
globalisasi sekarang ini, semua pihak menuntut untuk pencapaian kualitas. Banyak orang
yang rela membayar mahal untuk mendapatkan produk atau layanan yang sangat berkualitas.
Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat di
semua bidang. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa tinggi tingkat produktivitas
perusahaan dan seberapa rendahnya harga produk maupun jasa, namun lebih pada kualitas
produk atau jasa tersebut yaitu berupa kenyamanan, kemudahan, serta ketepatan dan
kecepatan waktu dalam pencapaiannya. Meskipun persaingan bisnis sangat ketat maka
perusahaan akan selalu berusaha untuk tetap bertahan di bidang bisnisnya baik barang atau
jasa.
Perusahaan perlu memperhatikan tingkat kualitas produk dan mengupayakan untuk
menemukan sebuah produk baru. Terdapat tiga hal yang mempengaruhi tingkat keberhasilan
suatu produk maupun layanan yang diberikan perusahaan, yaitu harga yang ditawarkan,
ketersediaan produk, dan kualitas produk. Konsumen merupakan bagian penting dalam suatu
perusahaan bisnis. Sebuah perusahaan akan mampu bersaing dan sukses di pasar jika
memiliki tingkat kepuasan konsumen yang tinggi terhadap produk atau layanan yang
diberikan. Untuk itu, peranan kualitas baik produk maupun layanan sangat berpengaruh pada
tingkat kepuasan konsumen. kualitas merupakan alat yang sangat ampuh untuk konsumen
dapat mempertahankan dan memenangkan persaingan bisnis dalam perusahaan.
Selain itu, pentingnya kualitas bagi perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut melayani pelanggan dengan pelayanan yang sangat baik karena kepuasan yang
pertama inilah yang akan membuat pelanggan datang lagi. Tetapi, selain memperhatikan
pelayanan perlu juga diperhatikan kualitas pada proses produksi, sehingga bila diketahui ada
cacat atau kesalahan masih dapat diperbaiki. Perusahaan perlu menjalankan usaha yang
mencoba memaksimalkan daya saing melalui perbaikan secara terus-menerus terhadap
produk, layanan, sumber daya manusia dan sumber daya lain, proses, dan lingkungannya.
Selain mencegah dapat mendorong kemajuan bisnis perusahaan untuk mewujudkan
kualitas yang baik meliputi kualitas produk, kualitas proses, dan kualitas pengelolaan.
Kualitas produk sangat tergantung pada kualitas proses produksi, demikian juga proses

1
produksi akan sangat tergantung pada kualitas bahan baku yang digunakan, karena para
pelanggan juga menginginkan adanya penjaminan kualitas atas produk atau layanan yang
diterima. Adanya penjaminan kualitas, pelanggan akan merasa aman dan tenang saat
menggunakan produk atau mendapatkan layanan tersebut. Perusahaan pastinya juga
menginginkan agar proses produksi dan pelayanan yang diberikannya sesuai yang diinginkan
pelanggan dan perusahaan berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan.
Menurut Klotler (Lupiyoadi, 2001), pelanggan selalu mencari nilai yang dianggap
paling tinggi dari beberapa produk atau jasa yang ada. Mereka membentuk harapan tentang
nilai yang akan diperoleh (value expectation). Berdasarkan nilai tersebut, dapat di ukur
besarnya tingkat kepuasan yang dimiliki pelanggan.1
Masalah mengenai kualitas secara keseluruhan selalu mengarah pada taktik dan
strategi perusahaan, agar perusahaan memiliki tingkat daya saing dan mampu bertahan
terhadap persaingan bisnis global. Tingkat kualitas yang baik bisa dihasilkan melalui proses
yang baik yang sesuai dengan standar kualitas berdasarkan kebutuhan pasar. Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa jika ingin suatu bisnis berjalan dengan sukses dan mampu
bertahan, maka perlu memiliki program kualitas. Adanya program kualitas yang baik dapat
secara efektif membantu perusahaan untuk mencegah pemborosan produk dan meningkatkan
kemampuan bersaing perusahaan.
Alasan mengapa kualitas sangat ditekankan dikarenakan tingkat kualitas yang tinggi
akan mendorong kemajuan bisnis. Selain itu, dapat membantu dalam mengurangi tingkat
cacat atau kerusakan produk yang artinya bisa menambah tingkat produktivitas atau laba.
Terdapat beberapa perusahaan yang mana tingkat kualitas produk akhir yang dihasilkan
sangat bergantung kepada kualitas bahan baku yang digunakan. Apabila kualitas bahan baku
yang dipakai baik, maka hasil produk akhirnya akan baik pula. Demikian pula sebaliknya,
apabila bahan baku yang digunakan memiliki kualitas yang rendah, maka bagaimanapun
proses produksi yang dilaksanakan dengan sebaik - baiknya hasil kualitas produk akhir yang
dihasilkan akan menjadi rendah. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kualitas produk
diperlukannya manajemen mutu atau kualitas. Suatu perusahaan perlu mengadakan
monitoring (pemantauan) dan controlling (pengendalian) pada kualitas produk.
Menurut Gazpers (1997), manajemen kualitas dapat dikatakan sebagai semua aktivitas dari
fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan, dan
tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti

1
Rusdiana, Manajemen Operasi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hal. 217

2
perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan kualitas. 2
Untuk meningkatkan kualitas salah satunya menggunakan cara Monitoring.
Monitoring dalam perusahaan digunakan untuk mengawasi atau mengecek proses
pekerjaan dalam suatu rancangan perencanaan yang telah dibuat. Kebanyakan kendala dan
keterbatasan dalam melakukan monitoring terhadap objek yang hendak di pantau antara lain:
masih secara manual oleh petugas atau pemilik, masih harus di pantau secara langsung di
lokasi pemantauan, masih menggunakan alat yang memberikan data pemantauan yang
bersifat general dan harus dianalisis lebih lanjut, atau data pemantauan hanya dapat diamati
lokal diterminal pemantauan saja. Karena hal tersebutlah menyebabkan sangat banyak waktu
dan upaya yang terbuang hanya untuk melakukan proses monitoring. Sekarang ini, teknologi
sudah semakin maju dan berkembang yang mana bisa diterapkan untuk membangun suatu
sistem monitoring.
Selain monitoring, dalam dunia industri juga terdapat controlling. Controlling atau
pengendalian merupakan suatu hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
mengontrol segala sesuatu yang dapat merugikan perusahaan. Saat ini, pengendalian kualitas
tidak hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar saja, tetapi juga pada perusahaan kecil
untuk mencapai produk dengan standar kualitas yang semaksimal mungkin dan waktu yang
minimal. Setiap perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus
terhadap proses produksinya agar dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang maksimal
dan mempunyai daya tarik terhadap konsumen produk tersebut mampu bersaing dan ber
tahan di dunia perindustrian. Kualitas suatu produk merupakan salah satu faktor utama bagi
para konsumen dalam memilih serta menentukan produk yang akan di beli.
Untuk itu, mutu atau kualitas dalam suatu industri merupakan hal yang sangat penting
untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan, dimana produk berkualitas dan diolah secara
efisien oleh perusahaan merupakan salah satu cara untuk memenangkan persaingan. Selain
mutu atau kualitas yang diberikan, penting juga memperhatikan tingkat keefisienan proses
pengolahan produk agar perusahaan tidak mengalami kerugian dalam prosesnya. Faktor-
faktor yang tidak efisien dan efektif dalam proses produksi merupakan suatu hal yang perlu di
cegah agar perusahaan tidak memerlukan biaya yang banyak dalam proses pembuatan suatu
produk, misalnya saja kesalahan dalam pembuatan produk.
Berdasarkan uraian di atas, adapun tujuan dibuatnya makalah berjudul “Monitoring
and Controlling Quality” ini adalah untuk membahas mengenai definisi monitoring dan
controlling dalam manajemen usaha bisnis. Bagaimana cara membangun sistem kualitas
2
Ibid., hal. 221

3
produk dan layanan, dan metode yang seperti apa yang cocok digunakan menilai keefektifan
sistem kualitas produk dan layanan tersebut, yang mana ke empat hal tersebut merupakan hal
yang penting dalam mempertahankan citra perusahaan dalam menawarkan produk maupun
layanannya kepada konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan proses setelah kita melakukan identifikasi
terhadap suatu masalah. Rumusan masalah sebenarnya memiliki arti sebuah rangkaian
berpikir deduktif di mana dalam identifikasi telah dikumpulkan berbagai data empiris serta
landasan teori yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, yang akhirnya
disimpulkan menjadi sebuah rumusan masalah. Dari penjelasan latar belakang di atas maka
dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Monitoring and Controlling Quality?
2. Bagaimana langkah-langkah monitoring?
3. Bagaimana langkah-langkah controlling?
4. Bagaimana cara membangun sistem kualitas pada produk dan layanan bisnis?
5. Metode seperti apakah yang cocok untuk memantau dan mengontrol keefektifan
sistem kualitas?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan penelitian merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan setelah masalah
dirumuskan, yang digunakan untuk menentukan arah dari rencana penelitian yang akan
dilakukan. Adapaun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi Monitoring and Controlling Quality.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk melakukan monitoring.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk melakukan controlling.
4. Untuk mengetahui cara membangun sistem kualitas pada produk dan layanan
bisnis.
5. Untuk mengetahui metode yang cocok untuk memantau dan mengontol
keefektifan sistem kualitas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Monitoring and Controlling Quality

Monitoring adalah sebuah proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari


penerapan suatu program termasuk mengecek secara regular untuk melihat apakah kegiatan
atau program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dibuat atau ditemui dapat
diatasi. Monitoring dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengikuti suatu program
yang dilakukan secara mantap dan teratur secara terus menerus. Adapun Monitoring menurut
para ahli; Octum, Monitoring adalah pemantauan atau pengecekan yang sudah menyatu untuk
memeriksa bahwa semua berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah direncanakan
dan memberikan kesempatan agar penyesuaian dapat dilakukan.3 Monitoring juga dapat
diartikan sebuah penilaian secara skematis dan terus menerus terhadap kemauan suatu
pekerjaan. Monitoring juga memiliki tujuan untuk menemukan sebuah terjadinya kesalahan
agar bisa mengurangi resiko yang akan terjadi di luar rencana yang dijalankan.
Controlling adalah sebuah proses pengawasan yang akan menentukan apa yang harus
dikerjakan agar bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Pengawasan adalah upaya pemantauan yang dilakukan secara terus menerus untuk
memahami bidang-bidang tertentu dari sebuah perencanaan yang sudah dijalankan.
Pengawasan yang baik tentunya akan berjalan sesuai dengan rencana yang dikerjakan atau
dijalankan, karena pada dasarnya pengawasan itu akan menghasilkan suatu kesimpulan dari
akhir sebuah perencanaan. Dengan demikian, pengendalian atau pengawasan adalah kegiatan
yang dilakukan seorang manajer untuk memastikan bahwa pekerjaan yang ada dilapangan
telah sesuai dengan perencanaan dan mendapatkan hasil yang dikehendaki.
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Kualitas adalah factor penentu keberhasilan bagi suatu perusahaan.
Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya
yang kemudian akan meningkatkan keuntungan.
Oakland (1993) menyatakan bahwa 'kualitas dimulai dengan pemasaran'. Pertama-
tama kita harus menetapkan kebutuhan pelanggan akan barang atau jasa yang ingin kita
sediakan.4 Artinya bahwa, pemasaran dalam arti yang lebih luas adalah penjualan. Pemasaran

3
Mohamad Mustari, Administrasi dan Manajemen Pendidikan Sekolah (Bandung: UIN Sunan
Gunung Djati Bandung: 2022), hal. 83
4
David Butler, Business Planning, (Oxford: Elsevier, 2000), hal. 186

5
mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen
sampai dengan menentukan cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut.
Dari pernyataan di atas, maka monitoring and controlling quality adalah suatu proses
pengendalian dan pengawasan kualitas suatu produk agar berjalan sesuai rencana sehingga
masalah yang dibuat atau ditemui dapat diatasi. Oleh karena itu, pengendalian dan
pengawasan harus dilakukan dengan semaksimal mungkin agar pelaksanaanya sesuai rencana
yang ada dan sesuai dengan apa yang diinginkan.5

2.2 Langkah-Langkah Monitoring

Sebagai sebuah alat manajemen, monitoring harus dikelola pada tiap-tiap tingkat
manajemen. Namun, sistem monitoring juga harus dikaitkan dengan rencana tahunan.
Langkah pertama dalam merancang rencana monitoring adalah mengidentifikasi siapa
membutuhkan informasi apa, untuk keperluan apa, seberapa sering, dan dalam bentuk apa.
Untuk mengembangkan sistem pemantauan yang efektif, maka langkah-langkah berikut ini
harus diikuti:

1. Langkah pertama untuk mengembangkan sistem monitoring yang baik adalah


memutuskan apa yang harus dipantau. Pemilihan secara hati-hati terhadap indikator
monitoring akan mengatur dan memperhatikan proses pengumpulan data.
2. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana memperoleh data/informasi, yakni memilih
metode untuk melacak indikator dan melaporkan kemajuan (pengamatan, wawancara,
pertemuan stakeholder, pelaporan, bidang kunjungan rutin, dan lain-lain.).
3. Ketika sumber informasi telah ditentukan, maka rencana monitoring harus mencakup
siapa yang akan mengumpulkan informasi dan seberapa sering. Personalia program di
berbagai tingkatan akan melakukan sebagian besar koleksi data, analisis, dan pelaporan.
Mereka harus menyetujui apa yang harus tercakup dalam laporan monitoring.6
4. Adanya stakeholder diperlukan untuk mengembangkan bisnis untuk mencapai tujuan
organisasi. Laporan kemajuan harus ditinjau oleh personalia program dan stakeholder
utama, Umpan balik juga harus dikumpulkan oleh pengelola program secara teratur.

5
Abd. Rohman, M.AP, Dasar-Dasar Manajemen, ( Malang: Inteligensia Media: 2017), hal.
150
Lutfi Mustofa, Monitoring dan Evaluasi Konsep dan Penerapannnya Bagi Pembinaan
6

Kemahasiswaan, (Malang: UIN-MALIKI Press, 2012), hal. 77—78

6
5. Rencana monitoring harus menunjukkan sumber daya yang diperlukan untuk
pelaksanaannya. Dana dan waktu yang diperlukan para personalia harus dialokasikan
untuk memastikan pelaksanaan monitoring secara efektif.7

2.3 Langkah-Langkah Controlling

Controlling merupakan satu kegiatan manajer yang mengusahakan agar semua


pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan mencapai hasil yang
dikehendaki. Langkah-langkah controlling adalah sebagai berikut (Hikmat, 2009):

1. Memeriksa semua pelaksanaan rencana.


2. Mengecek semua detail aktivitas lembaga.
3. Mencocokkan antara pelaksanaan dan rencana yang sudah ditetapkan.
4. Menginspeksi bentuk-bentuk kegiatan prioritas dan yang bersifat mendukung.
5. Mengendalikan seluruh pengelolaan lembaga.
6. Mengatur pelaksanaan sesuai dengan tugas dan fungsi pelaksana kegiatan.
7. Mencegah sebelum terjadi kegagalan.8

2.4 Membangun Sistem Kualitas pada Produk dan Layanan

Dalam dunia bisnis, istilah kualitas mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
kinerja suatu perusahaan baik untuk usaha produk ataupun jasa, karena kualitas sangat
mempengaruhi citra perusahaan. Produk atau layanan berkualitas baik memungkinkan
organisasi untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Kualitas yang buruk
menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Dengan demikian, biaya kualitas yang buruk tidak
hanya merupakan pemborosan atau pengerjaan ulang dan perbaikan langsung, tetapi juga
hilangnya penjualan di masa depan dan selanjutnya kinerja organisasi.9

Menurut Kotler dan Keller (2009) menjelaskan bahwa kualitas produk adalah suatu
kondisi dinamis dari produk atau barang yang mempunyai manfaat bagi konsumen sesuai
dengan kebutuhan dan harapan konsumen. Terdapat 3 indikator yang mempengaruhi kualitas
produk, yaitu:

1. Spesifikasi Produk

7
Lutfi Mustofa, Monitoring dan Evaluasi Konsep dan Penerapannnya Bagi Pembinaan
Kemahasiswaan…, hal. 77—78
8
Husaini dan Happy Fitria, “Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam”,
hal. 53
9
Kim Soon, “Quality Management System and Practices”, hal. 5

7
2. Kinerja Produk
3. Tampilan Produk

Menurut Tjipto dan Chandra (2011) mendifinisikan kualitas pelayanan sebagai bentuk
upaya dalam mewujudkan kebutuhan, keinginan pembeli, serta ketepatan penyampaian
produk tersebut agar dapat mengimbangi harapan pembeli. Terdapat 5 indikator untuk
kualitas pelayanan, yaitu:

1. Keandalan (Reliability)
2. Daya tanggap (Responsiveness)
3. Jaminan (Assurance)
4. Empati (Emphaty)
5. Bukti Fisik (Tangible)10

Sebuah perusahaan perlu membangun dan menerapkan sistem kualitas produk dan
layanan agar perusahaan tersebut bisa mendapatkan predikat yang baik dari masyarakat luas.
Adanya kualitas produk dan layanan juga bisa membantu perusahaan untuk mendapatkan
kepuasan, kepercayaan, loyalitas dan pengakuan atau pengenalan produk (Brand Awareness)
dari pelanggan. Selain itu, penerapan sistem mutu (kualitas) juga dapat membawa berbagai
manfaat langsung, yaitu:

 Mengurangi keluhan pelanggan dan barang yang dikembalikan atau ditolak. Selain itu,
penghematan biaya yang jelas karena tidak perlu memproses keluhan atau menangani
barang yang dikembalikan dan menggantinya, dalam jangka panjang peningkatan
reputasi barang atau jasa yang berkualitas akan meningkatkan penjualan.
 Retensi pelanggan ditingkatkan yang mengarah pada pengurangan biaya penjualan,
karena lebih sedikit upaya penjualan untuk menggantikan pelanggan yang hilang.
Artinya, upaya penjualan dapat diarahkan untuk memperluas basis pelanggan untuk
meningkatkan omset dan keuntungan.
 Sistem produksi berkualitas bekerja untuk menghilangkan kesalahan atau masalah
dengan memastikan bahwa kesalahan atau masalah dengan memastikan bahwa kesalahan
atau masalah tersebut tidak terjadi sejak awal. Ide Quality by Design ini bertujuan untuk
memastikan bahwa semua aspek desain dan produksi diarahkan untuk mendapatkan
produk yang benar pertama kali dan setiap saat. Dalam jangka pendek, hal ini dapat

10
Malik Ibrahim dan Sitti Marijam Thawil, “Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan”, hal. 178

8
mengakibatkan kenaikan biaya awal, tetapi dalam jangka panjang biaya akan turun,
karena tidak diperlukan lagi pemeriksaan yang ekstrensif dan terperinci. Demikian pula,
karena lebih banyak barang diproduksi dengan standar yang benar, biaya penolakan atu
pengerjaan ulang juga sangat berkurang. Misalnya, sistem kualitas akan mencegah
pembelian komponen dari pemasok termurah hanya berdasarkan harga. Komponen
pemasok termurah mungkin memiliki tingkat kegagalan 10 persen, yang mana jika tetap
tidak terdeteksi dapat mengakibatkan tingkat kegagalan atau penolakan pada barang jadi
sebesar 10 persen atau lebih. Namun, untuk kenaikan kecil dalam biaya komponen,
tingkat kegagalan dapat dikurangi menjadi 1 atau 2 persen yang menghasilkan
penghematan besar pada pengerjaan ulang, perbaikan atau penggantian dan, tentu saja
penghematan yang dihasilkan dari pengurangan jumlah bahan limbah yang dihasilkan.
 Penggunaan lingkaran kualitas dan etos perbaikan terus-menerus di antara staf cenderung
menghasilkan masalah yang diperhatikan sebelum berkembang. Staf menjadi lebih
positif tentang peran dan tugas mereka, karena proses kualitas mendorong kepemilikan
atau tanggung jawab. Program pelatihan dan pengembangan yang direncanakan untuk
staf juga memungkinkan mereka menjadi lebih efisien dalam pekerjaan mereka karena
mereka memperoleh pengetahuan yang lebih rinci tentang proses. Keterlibatan staf
dalam pertemuan kualitas reguler di waktu kerja (lingkaran kualitas) di mana supervisor
memiliki status yang sama dengan staf biasa, mendorong pendekatan yang koheren
dalam bekerja menuju pencapaian sistem kualitas kerja dan standar kualitas.
 Audit internal reguler dan penilaian atau inspeksi eksternal berkala memastikan bahwa
standar kualitas dipertahankan secara berkelanjutan. Awalnya, ini mungkin masalah
ketakutan akan kritik dari luar, tetapi seiring berjalannya waktu, biasanya berkembang
menjadi masalah kebanggaan dalam sistem organisasi. 11
 Sistem dan prosedur manajemen dan komunikasi ditingkatkan yang memungkinkan
perencanaan yang lebih baik, serta pengembalian keputusan dan pemecahan masalah
yang lebih mudah. Secara khusus, komunikasi yang lebih baik antara tingkat staf
cenderung mendorong peringatan dini tentang kemungkinan masalah. Ini adalah
perbedaan antara menembak utusan yang merupakan pembawa berita buruk, dan memuji
orang yang sama karena cukup cerdik untuk menemukan potensi kesulitan, yang
menunjukkan perubahan mendasar dalam budaya organisasi dari hukuman dengan
menyalahkan menjadi motivasi dengan pujian.12
11
David Butler, Business…., hal. 177-178
12
Ibid., hal. 177-178

9
Bukti empiris yang mendukung argumen bahwa dengan berfokus pada kualitas,
organisasi dapat secara substansial meningkatkan kinerjanya (Peters dan Austin, 1985 dan
Yahya, Salleh, dan Keat, 2001). Tinjauan literatur oleh Lewis, Pun, dan Lalla (2006) pada
studi yang dilakukan di berbagai negara termasuk Kosta Rika, Thailand, Indonesia, Palestina,
Singapura, Australia, Cina, dan Hong Kong menunjukkan bahwa ada 12 kriteria keberhasilan
penerapan sistem manajemen mutu. Ini adalah data dan pelaporan yang berkualitas, kepuasan
pelanggan, pemanfaatan sumber daya manusia, manajemen dan kualitas proses, komitmen
manajemen, perbaikan terus-menerus, kepemimpinan, perencanaan kualitas strategis,
pengukuran kinerja, fokus pelanggan, dan kontak dengan pemasok dan rekan profesional.13

2.5 Identifikasi Metode Keefektifan Sistem Kualitas

Menurut Pavol Gedjos dan Ubica Simonovap yang berarti keberhasilan sebuah
perusahaan tergantung pada penggunaan sumber daya yang efisien, kekuatan inovatifnya,
produktivitas, pengurangan waktu pengiriman dan menghormati tanggal pengiriman, pada
produk dan layanan berkualitas baik. Saat ini, perusahaan harus bertindak berdasarkan
insentif untuk memuaskan kebutuhan dan persyaratan pelanggan yang semakin menuntut.
Untuk mempertahankan kemampuan perusahaan, penting untuk menyesuaikan manajemen
proses perusahaan untuk mengamankan manajemen langsung dan harian, pengukuran,
kontrol kualitas dan dengan demikian mengamankan peningkatan proses di semua tingkatan.
Istilah-istilah seperti kualitas atau manajemen mutu telah menjadi bagian integral dari
manajemen bisnis di semua bidang kehidupan ekonomi (Drabek & Merkova, 2010).14

Untuk menjamin kualitas produk ataupun layanan yang sesuai dengan harapan
pelanggan, maka perusahaan perlu menyusun perencanaan sejak awal dengan mengadakan
riset pasar. Sementara itu, untuk menerjemahkan kebutuhan dan harapan pelanggan dari riset
pasar kita kenal dengan quality function deployment. Monitoring dan evaluasi kualitas produk
maupun proses pemberian layanan dilakukan tidak hanya pada produk akhir, melainkan
selama proses produksi atau proses pemberian layanan tersebut berlangsung. Pada kondisi
ini, perusahaan akan menemukan penyimpangan yang perlu diketahui penyebabnya, apakah
penyebab umum, ataukah penyebab khusus. Hal tersebut dimaksudkan untuk segera
dilakukan tindakan perbaikan, sehingga di masa mendatang tidak akan timbul lagi kesalahan
atau permasalahan yang sama. Untuk itulah, penggunaan alat untuk mendeteksi kapan, di

13
Kim Soon, “Quality Management System...., hal. 6
14
Pavol Gedjos dan Lubica Simanova, “Modern methods of the quality improvement and their
application in managing of changes in a company”, hal. 65

10
mana, dan mengapa kesalahan itu terjadi sangat mutlak diperlukan. 15 Dalam
implementasinya, kualitas memerlukan perencanaan, pengimplementasian, dan
pengevaluasian. Evaluasi tidak akan berarti tanpa ada perencanaan. Oleh karena itu, kualitas
juga memerlukan perencanaan dan pengevaluasian. TQM digunakan sebagai konsep
manajemen organisasi yang memperhatikan dan mengutamakan suara pelanggan.

TQM atau Total Quality Management meliputi tiga kegiatan utama, yaitu Hoshin
Planning, Quality Function Deployment, dan Daily Control.

a. Hoshin Planning
Berkaitan dengan kebijakan manajemen yang merupakan satu kesatuan terintegrasi
dalam organisasi yang memonitor lingkungan eksternal dan mengembangkan rencana
proaktif untuk menyesuaikan dengan arah organisasi masa mendatang. Ada beberapa
tahapan dalam hoshin kanri yaitu:
1. Menyusun visi organisasi
Pada tahap pertama ini, menentukan visi perusahaan ke depan dengan menyusun
perencanaan bisnis dan strategi pencapaiannya. Langkah ini juga meliputi penentuan
kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan, penentuan struktur organisasi
perusahaan, dan perencanaan jangka panjang perusahaan.
2. Mengembangkan sasaran yang akan dicapai
Tahap kedua ini, dilakukan dengan mengembangkan kesempatan dengan
mempertimbangkan persoalan pelanggan maupun berbagai persoalan lain yang tidak
terkait dengan pelanggan. Tahap ini diperlukan untuk menentukan pasar manakah
yang masih dapat diperluas, pasar baru manakah yang dapat dimasuki, dan pasar
manakah yang sudah tidak dapat diperluas lagi.
3. Mengembangkan sasaran atau tujuan tahunan
Pada tahap ketiga ini, perusahaan harus menentukan sasaran yang akan dicapai
perusahaan satu, tiga, hingga lima tahun mendatang. Hal ini bertujuan agar
perusahaan dapat mencapai dan memastikan keberhasilan strategi suatu perusahaan.
4. Menjabarkan sasaran tahunan
Pada tahap keempat ini, tujuan organisasi atau perusahaan dijabarkan menjadi
sasaran dan tujuan. Pertama, perusahaan mengembangkan prioritas perbaikan tingkat
atas, kemudian, menerapkan matrik dalam prioritas tersebut. Selanjutnya,

15
Dorothea Wahyu Ariani, Manajemen Kualitas, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,
2020), hal. 8.1-8.2

11
perusahaan membuat target kedua dan ketiga tingkat tertentu-usaha untuk
meningkatkan langsung ke prioritas tingkat atas. membantu dalam mengidentifikasi
peluang perbaikan dan mengelola kemajuan pencapaian tujuan.
5. Mengimplementasikan sasaran tahunan
Pada tahap kelima ini, diperlukan pelaksanaan konsep kaizen atau CQI, konsep six
sigma atau zero defect, dan tetap menerapkan siklus plan – do – check – action. 16
Diperlukan konsep kaizen karena bertujuan melakukan perbaikan terus menerus,
mengurangi kesalahan, dan melakukan empat langkah yang berulang agar proses
bisnis dapat mengontol dan terus meningkatkan proses dan produk.
6. Mengadakan peninjauan setiap bulan
Pada tahap ini, organisasi mengadakan peninjauan apakah organisasi berhasil dalam
mencapai rencana atau sasarannya? Tindakan perbaikan apakah yang diperlukan?
Peninjauan ini dilakukan oleh perusahaan setiap bulannya.
7. Mengadakan peninjauan setiap tahun
Pada akhir siklus tahunan, tinjauan menyeluruh terhadap tujuan tahunan ini
menunjukkan seberapa jauh tujuan organisasi dapat dicapai. Selain itu, pada tahap
ini perusahaan harus menetapkan penyesuaian apa yang harus dilakukan untuk siklus
berikutnya.17
b. Pengerahan Fungsi Kualitas (Quality Function Deyploment atau QFD)
QFD digunakan dalam berbagai perencanaan, ketika semua anggota tim dapat
mengambil keputusan secara sistematik untuk memprioritaskan berbagai tanggapan yang
mungkin terhadap sekelompok tujuan tertentu. QFD juga digunakan untuk memperbaiki
proses perencanaan, mengatasi permasalahan dalam suatu tim, serta membantu dalam
mengadakan perbaikan terhadap budaya perusahaan atau organisasi.
Sementara itu, yang melatarbelakangi penggunaan QFD adalah adanya kebijakan
pemasaran efektif yang berfokus pada pelanggan, sehingga secara terus-menerus dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Selain itu, QFD merupakan metode
perencanaan dan pengembangan produk dan jasa atau layanan secara terstruktur yang
memungkinkan tim pengembangan mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan
pelanggan, dan mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk

16
Ibid., hal. 8.4-8.6
17
Ibid., hal. 8.4-8.6

12
memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut. QFD merupakan suatu praktikuntuk
perbaikan proses yang memungkinkan organisasi untuk memenuhi harapan pelanggan.18
c. The House Of Quality
Dalam menerapkan manajemen kualitas, khususnya dalam konsep TQM, kita
mempunyai dua alat secara garis besar yaitu alat perencanaan mutu yang berupa QFD
dengan alat bantu The House of Quality dan dipadukan dengan Taguchi Methods, dan
alat pengendalian mutu yang berupa alat atau teknik yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Proses dalam QFD dilaksanakan dengan menyusun satu atau lebih matriks
yang disebut The House of Quality. Matriks ini menjelaskan apa saja yang menjadi
kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya.19

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode yang sesuai untuk meminta dan mengontrol
keefektifan sistem kualitas keberhasilan dalam perusahaan sangat tergantung terhadap
penggunaan sumber daya yang efisien, kekuatan inovatifnya, produktivitas, pengurangan
waktu pengiriman dan menghormati tanggal pengiriman, pada produk dan pelayanan
berkualitas baik. Sehingga untuk menjamin kualitas produk ataupun layanan yang sesuai
dengan harapan pelanggan, maka perusahaan sangat penting menyusun perencanaan sejak
awal dengan mengadakan riset pasar sehingga perusahaan akan menemukan penyimpangan
yang perlu diketahui penyebabnya dan mengetahui harapan pelanggan dan bagaimana
memenuhinya.

18
Ibid., hal. 8.6-8.7
19
Ibid., hal. 8.13

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Monitoring adalah sebuah proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari


penerapan suatu program termasuk mengecek secara regular untuk melihat apakah kegiatan
atau program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dibuat atau ditemui dapat
diatasi. Monitoring dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengikuti suatu program
yang dilakukan secara mantap dan teratur secara terus menerus. Controlling adalah sebuah
proses pengawasan yang akan menentukan apa yang harus dikerjakan agar bisa berjalan
dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Maka, monitoring and controlling
quality adalah suatu proses pengendalian dan pengawasan kualitas suatu produk agar
berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dibuat atau ditemui dapat diatasi.

Istilah kualitas mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja suatu


perusahaan baik untuk usaha produk ataupun jasa, karena kualitas sangat mempengaruhi citra
perusahaan. Produk atau layanan berkualitas baik memungkinkan organisasi untuk menarik
dan mempertahankan pelanggan. Terdapat 3 indikator yang mempengaruhi kualitas produk,
yaitu spesifikasi produk, kinerja produk, dan tampilan produk. Selain itu, terdapat 5 indikator
yang mempengaruhi kualitas layanan, yaitu keandalan (Reliability), daya tanggap
(Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Emphaty), dan bukti fisik (Tangible). Sebuah
perusahaan perlu membangun dan menerapkan sistem kualitas produk dan layanan agar
perusahaan tersebut bisa mendapatkan predikat yang baik dari masyarakat luas. Terdapat 12
kriteria keberhasilan penerapan sistem manajemen mutu atau kualitas, meliputi data dan
pelaporan yang berkualitas, kepuasan pelanggan, pemanfaatan sumber daya manusia,
manajemen dan kualitas proses, komitmen manajemen, perbaikan terus-menerus,
kepemimpinan, perencanaan kualitas strategis, pengukuran kinerja, fokus pelanggan, dan
kontak dengan pemasok dan rekan profesional.

Metode yang sesuai untuk meminta dan mengontrol keefektifan sistem kualitas
keberhasilan dalam perusahaan sangat tergantung terhadap penggunaan sumber daya yang
efisien, kekuatan inovatifnya, produktivitas, pengurangan waktu pengiriman dan
menghormati tanggal pengiriman, pada produk dan pelayanan berkualitas baik. Sehingga
untuk menjamin kualitas produk ataupun layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan,
maka perusahaan sangat penting menyusun perencanaan sejak awal dengan mengadakan riset

14
pasar sehingga perusahaan akan menemukan penyimpangan yang perlu diketahui
penyebabnya dan mengetahui harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut beberapa saran yang dapat disampaikan oleh
penyusun antara lain:

1. Bagi Mahasiswa
Memberikan gambaran bagi mahasiswa saat akan melakukan atau menjalankan suatu
bisnis. Selain itu, makalah ini juga bisa memberikan pengetahuan bagi mahasiswa dalam
mengelola dan mengontrol suatu bisnis yang akan dijalankan.
2. Bagi Pelaku Usaha
Pelaku usaha lebih mengetahui tentang situasi, kondisi serta permasalahan yang terjadi
karena sudah terjun langsung dalam menjalankan bisnisnya. Pentingnya
pengetahuan pelaku usaha tentang menjaga pemantauan dan pengendalian kualitas untuk
memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan konsisten.
3. Bagi Penulis Lain atau Umum Penulis
Menambah pengetahuan lebih dalam lagi mengenai pemantauan dan pengawasan
kualitas suatu bisnis yang efektif dan tepat. Tentunya dapat dijadikan referensi untuk
penulisan selanjutnya. Namun, dalam penulisan ini tentunya masih banyak kesalahan
dalam membuat makalah serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis berharap
kritik, saran serta diskusi yang membangun dari pembaca agar ilmu yang disampaikan
bisa lebih lengkap dan sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Dorothea Wahyu. 2020. Manajemen Kualitas. Tangerang Selatang: Universitas


Terbuka.

Butler, David. 2000. Business Planning. Oxford: Elsevier.

Gedjos, Pavol dan Simonovap, Ubica. “Modern methods of the quality improvement and
their application in managing of changes in a company”. New Trends and Issues
Proceedings on Humanities and Social Sciences, (Online), Volume 4, Issue 10,
(2017) 64-72.

Husaini, dan Happy Fitria. 2019. “Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Islam”. Jurnal
Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan, (Online), Volume 4, Nomor
01, 43-54.

Ibrahim, Malik, dan Sitti Marijam Thawil. 2019. Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan.

Mustari, Mohamad. 2022. Administrasi dan Manajemen Pendidikan Sekolah. Bandung: UIN
Sunan Gunung Djadi Bandung.

Mustofa, Lutfi. 2012. Monitoring dan Evaluasi Konsep dan Penerapannya Bagi Pembinaan
Kemahasiswaan. Malang: UIN-MALIKI.

Rohman, Abd. 2017. Dasar-Dasar Manajemen. Malang: Inteligensia Media.

Rusdiana. 2014. Manajemen Operasi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Soon, Kim. 2012. Quality Management System and Practices”.

16

Anda mungkin juga menyukai