Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RUANG LINGKUP PENGAWASAN


MUTU PANGAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
NABILA
HARIANI NURDIN
IRMAYANI HAMKA
NADYLLA
FAJRI
MASRIYANDI
FAJARUDDIN

KELAS: X.ApHp.3

SMK NEGERI 2 PINRANG

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala

rahmat dan hidayahnya, sholawat serta salam tak lupa juga kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penyusunan makalah ini akhirnya

dapat terselesaikan dengan baik.

Kami mengharap dari isi makalah ini dapat dijadikan suatu pedoman para

guru untuk mengajar anak didiknya, sehingga pesan/materi dapat sampai dengan

baik. Penyusunan makalah inipun dikerjakan untuk memenuhi tugas yang

diberikan.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penyusunan makalah ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Mutu Pangan .............................................................................................. 3

B. Pengawasan Mutu ....................................................................................... 4

C. Pengertian Mutu ........................................................................................ 5

D. Penerapan Mutu Pangan .............................................................................. 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan sebagai akibatnya

persaingan pun semakin tajam. Demikian halnya perusahaan-perusahaan yang

bergerak di bidang produksi pangan, apabila ingin memiliki keunggulan dalam

skala global maka perusahaan-perusahaan tersebut harus mampu melakukan

setiap pekerjaan secara lebih baik dalam rangka menghasilkan produk pangan

berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Hal ini berarti agar

perusahaan atau industri pangan yang memiliki sifat aman (tidak membahayakan),

sehat dan bermanfaat bagi konsumen.

Keamanan pangan, masalah dan dampak penyimpangan mutu, serta kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan sistem mutu industri

pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri dan

konsumen yang saat ini sudah harus memulai mengantisipasinya dengan

implementasi sistem mutu pangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Mutu Pangan

2. Apakah pengertian pengawasan dan pengendalian?

3. Apakah pengertian mutu?

4. Bagaimana penerapan mutu pangan?

1
5. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menjaga kualitas pangan

6. Ruang Lingkup

C. Tujuan

1. Mengetahui mutu pangan

2. Mengetahui pengawasan mutu

3. Mengetahui pengertian mutu

4. Mengetahui penerapan mutu pangan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mutu Pangan

Kata “Mutu” berasal dari bahasa inggris, “Quality” yang berarti kualitas.

Dengan hal ini, mutu berarti merupakan sebuah hal yang berhubungan dengan

gairah dan harga diri. Sesuai keberadaannya, mutu dipandang sebagai nilai

tertinggi dari suatu produk atau jasa.

Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan

(Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu yang telah

ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun outputnya.

Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu

merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang

yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki.

Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur.

Mutu dalam pandangan seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam

pandangan orang lain, sehinggga tidak aneh jika ada dua pakar yang tidak

memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara menciptakan institusi

yang baik.

Suatu konsep yang absolut, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik dan

benar, merupakan suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan. Dalam

definisi yang absolut, sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang

3
sangat tinggi yang tidak dapat diunggulii. Produk-produuk yang bermutu adalah

sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal.

Mutu dalam pengertian relatif bukanlah suatu sebutan untuk suatu produk

atau jasa, tetapi pernyataan bahwa suatu produk atau jasa telah memenuhi

persyaratan atau kriteria, atau spesifikasi yang ditetapkan. Produk atau jasa

tersebut tidak harus terbaik, tetapi telah memenuhi standar yang ditetapkan.

B. Pengawasan Mutu

Pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar

mutu bahan, standar proses pengolahan bahan, barang setengah jadi, barang jadi,

hingga pengiriman akhir ke konsumen agar sesuai dengan sepesifikasi mutu yang

direncanakan.

Mutu adalah kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa dengan

standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan

konsumen. Segala aspek termasuk pengertian dan pemahaman terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan mutu sangat penting untuk dimiliki oleh perusahaan, baik

untuk kepentingan internal maupun eksternal. Pengawasan mutu adalah kegiatan

yang dilakukan untuk menjamin bahwa proses yang terjadi akan menghasilkan

produk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu adalah

mengevaluasi kinerja nyata proses dan membandingkan kinerja nyata proses

dengan tujuan. Hal tersebut meliputi semua kegiatan dalam rangka pengawasan

rutin mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk akhir. Pengawasan

mutu bertujuan untuk mencapai sasaran dikembangkannya peraturan di bidang

4
proses sehingga produk yang dihasilkan aman dan sesuai dengan keinginan

masyarakat dan konsumen.

C. Pengertian Mutu

Pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam

hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan perkataan lain

pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas

dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah

ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan.

Pengawasan mutu semua produk yang dihasilkan harus diawasi sesuai dengan

standar dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi harus dicatat serta

dianalisis agar dapat digunakan untuk tindakan-tindakan perbaikan produksi pada

masa yang akan datang.

Pengawasan mutu dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor yang penting untuk menentukan kualitas suatu

produk. Bagi perusahaan pengaruh kualitas bahan baku berdampak besar terhadap

kualitas akhir produk yang dihasilkan.

2. Pendekatan Proses Produksi

Selama berlangsungnya proses produksi, produk dalam proses tidak dapat

diperiksa setiap saat. Oleh sebab itu, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana

operator menyelesaikan proses produksi. Pemeriksaan dalam pendekataan ini

dilakukan dengan melihat pelaksanaan proses dibandingkan dengan petunjuk yang

5
ada dengan standar proses. Pendekatan proses ini dilakukan bila proses produksi

lebih menentukan mutu produk.

3. Pendekatan Produk Akhir

Meskipun telah dilakukan pengawasan produk pada tingkat proses produksi,

tetapi tidak menjamin bahwa tidak adanya hasil yang rusak. Kelangsungan hidup

perusahaan sedikit banyak tergantung kepada kepuasan konsumen terhadap

produk. Hal ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain dengan

memberikan petunjuk penggunaan produk. Selain itu perusahaan juga dapat

mengumpulkan informasi tentang keluhan konsumen sehubungan dengan

pemakaian produk tersebut.

Pemilihan dari ketiga pendekatan tersebut tergantung kepada masing-masing

perusahaan. Apabila kulitas produk sangat ditentukan oleh bahan baku, maka

perusahaan tersebut akan memilih pendekatan bahan baku. Bila proses produksi

lebih menentukan kualitas produk, maka perusahaan akan memilih pendekatan

proses produksi. Bagi perusahaan yang tidak memiliki masalah khusus terhadap

bahan baku dan proses produksi maka pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan produk akhir.

Kebutuhan akan pengawasan mutu timbul setelah revolusi industri. Oleh

karna itu proses produksi dikerjakan dengan mesin, maka menimbulkan dua

persoalan yakni

1. Penggunaan mesin mulai menggantikan atau mengurangi kebutuhan dan

penggunaan tenaga-tenaga atau tukang-tukangyang mempunyai keahlian

yang tinggi.

6
2. Produksi barang -barang secara besar-besaran saling memerlukan pertukaran,

sehingga selanjutnya di butuhkan keseragaman dari komponen-komponen

untuk memudahkan merakitnya.

Agar produksi dapatberjalan dengan lancar, maka orang-orang dipekerjakan

untuk menyortir pekerjaan yang tak memuaskan dan menyingkirkan ke suatu

tempat. Pada saat inilah mulai dikenal pengawasan mutu. Akan tetapi dengan

berkembangnya mekanisasilebih maju, maka keadaan dunia industri tidak

beraturan dan para pengusaha atau para produsen telah kurang perhatiannya untuk

menghasilkan barang-barang yang bermutu. Sehingga timbullah anggapan bahwa

petugas-etugas yang melaksanakan pengawasan merupakan penghalang bagi para

pekerja dan supervisor untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi. Akan tetapi

dengan perkembangan produksi yang semakin baik serta penerangan dan

komunikasi yang semakin maju maka keadaan tersebut menjadi berubah, dimana

peranan pengawasan mutu muali dirasakan pentingnya dan mualilah dicari

prosedur-prosedur pengawasan mutu yang lebih baik.

Sehingga yang dimaksud dengan pengawan mutu yaitu kegiatan untuk

memastikan apakah kebijaksaan dalah hal mutu dapat tercermin dalam hasil akhir.

Dengan kata lain pengawan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu

atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produksi

yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pemimpin perusahaan.

D. Penerapan Mutu Pangan

Kegiatan pengawasan mutu sangat luas, karena semua pengaruh terhadap

mutu harus dimasukkan dan diperhatikan. Secara garis besar pengawasan mutu

7
dapat dibedakan atau dikelompokkan ke dalam dua tingkatan, yaitu pengawasan

selama pengolahan (proses) dan pengawasan dari hasil yang telah diselesaikan.

Banyak cara-cara pengawasan mutu yang berkenaan dengan proses yang

teratur. Contoh-contoh atau sample dari hasil diambil pada jarak yang sama, dan

dilanutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai

dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini

dapat diteruskan kepada pelaksana semuala untuk penyesuaian kembali. Perlu

diingat bahwa pengawasan dari proses haruslah berurutan dan teratur.

Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses mungkin

tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain.

Pengawasan terhadap proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang

akan digunakan untuk proses.

Untuk menjaga agar supaya barang-barang hasil yang cukup baik atau paling

sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke konsumen/pembeli,

maka diperlukan adanya pengawasan atas barang hasil akhir/produk selesai.

Adanya pengawasan seperti ini tidak dapat mengadakan perbaikan dengan segera.

Setiap orang atau bagian yang berhubungan dengan kegiatan mempunyai

tanggung jawab langsung atas pelaksanaan pekerjaan dan sesuainya barang hasil

dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Kegiatan pengkoordinasian yang

dibutuhkan dalam pengawasan mutu sangat sulit karena menyangkut kegiatan dari

berbagai kegiatan atau bidang, maka tanggung jawab atas pengawasan mutu ini

berada pada Kepala Bagian Produksi atau Manajer Produksi. Tugas dari bagian

pengawasan mutu secara terperinci adalah menyelenggarakan atau melihat

8
kegiatan dan hasil yang dikerjakan serta mengumpulkan dan menyalurkan

kembali keterangan-keterangan yang dikumpulkan selama pekerjaan itu sesudah

dianalisis. Tugas-tugas ini meliputi:

1. Pengawasan atas penerimaan dari bahan-bahan yang masuk.

2. Pengawasan atas kegiatan di bermacam-macam tingkat proses dan di antara

tingkat-tingkat proses jika perlu.

3. Pengawasan terakhir atasbarang-barang hasil sebelum dikirim kepada

langganan.

4. Tes-tes dari para pemakai. Penyelidikan atas sebab-sebab kesalahan yang

timbul selama pembuatan.

9
BAB III

KESIMPULAN

Pengawasan mutu merupakan salah satu fungsi yang terpenting dari suatu

perusahaan pabrik. Oleh karena itu umumnya setiap perusahaan pabrik

mempunyai fungsi pengawasan mutu. Biasanya kegiatan pengawasan mutu di

suatu perusahaan pabrik dilakukan oleh bagian pengawasan mutu. Akan tetapi di

dalam suatu perusahaan, bagian pengawasan mutu tidaklah selalu ada, tergantung

pada besar kecilnya suatu perusahaan dan jenis produk dari perusahaan tersebut.

Banyaknya barang-barang atau produk yang dinyatakan rusak yang dapat

diterima harus ditentukan dan disetujui sebelumnya. Ekonomis atau efisiennya

suatu kegiatan produksi tergantung pada seluruh proses-proses yang ada di

dalamnya. Suatu barang yang sama dapat dihasilkan dengan macam-macam

proses, dengan biaya-biaya produksi yang berbeda.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-pangan.html

https://nandaeka8.blogspot.com/2014/01/pengawasan-mutu-produksi.html

http://aslilah.blogspot.com/2013/02/pengertian-pengawasan-mutu.html

11

Anda mungkin juga menyukai