Disusun oleh:
Kelompok 2 ( Tingkat 3A)
Adelina Dwi Maharani P031813411001
Alfiah Nurhidayati P031813411002
Chindy Silvia P031813411016
Claudia Nasya Jodi P031813411007
Inneke Sitompul P031813411014
Putri Rahayu P031813411026
Shella Putri Narisnanda P031813411031
Sylshilia Ayu Zulherman P031813411036
Taufik Hidayat ZA P031813411037
Viola Bestari Azmi P031813411039
Dosen Pengampu :
Sri Mulyani, STP, M.Si
Esthy Rahman Asih, STP, M.Si
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
“Manajemen Pengendalian Mutu” dengan lancar.
Makalah ini telah disusun oleh penulis dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal itu, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, referensi, ataupun tatanan bahasa
dalam makalah ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini juga dapat dipahami dan mampu
memberikan manfaat serta pengetahuan bagi siapapun yang membacanya.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………….……………….. 1
3.1 Kesimpulan……............................................................. 13
3.2 Saran……….................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................... 14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan
kepada bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
pimpinan kepada bawahan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian system manajemen pengendalian mutu.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pengendalian mutu.
3. Untuk mengetahui manfaat system manajemen pengendalian mutu.
4. Untuk mengetahui prinsip system manajemen pengendalian mutu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pelanggan untuk memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan
bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan termasuk karakteristik
produk, cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.
2. Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan.
Sistem ini mencakup tenaga kerja, material, mesin, metode operasi dan
pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan
keputusan.
3. Perbaikan kualitas berkelanjutan
Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan
eksternal yang selalu berubah, terutama perubahan selera pelanggan.
Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan pengujian
kualitas produk secara kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.
4
dalam proses produksi bersangkutan dapat diketahui untuk selanjutnya
segera dilakukan perbaikan (koreksi).
3. Pengendalian mutu produk akhir
Produk akhir harus diawasi mutunya sejak keluar dari proses
produksi hingga tahap pembungkusan, pengudangan, dan pengiriman ke
konsumen. Dalam memasarkan produk, perusahaan harus berusaha
menampilkan produk yang bermutu. Hal ini hanya dapat dilaksanakan bila
atas produk akhir tersebut dilakukan pengecekan mutu agar produk rusak
(cacat) tidak sampai ketangan konsumen.
Perencanaan tata letak fasilitas pabrik yang baik dan efisien sangat
menentukam kelangsungan hidup dan tingkat profitabilitas perusahaan. Tata
letak pabrik yang baik akan meningkatkan efisiensi, menekan biaya
penanganan, serta mengurangi kebutuhan personil dan peralatan (Apple,
1990). Kondisi tersebut akhirnya akan menghilangkan dan mengurangi biaya
dan aktivitas yang tidak produktif.
Selain dari perencanaan dan perancangan tata letak pabrik, aspek yang
sangat penting untuk industri pangan adalah sistem keamanan pangan yang
diterapkan. Perdagangan dunia telah berubah dan sedang dirasakan oleh
berbagai pelaku bisnis untuk mencari kiat-kiat bisnis yang mampu
mempertahankan bahkan meningkatkan omzet produksinya agar konsumen
akhir loyal membeli produk yang dihasilkan. Tekanan persaingan tersebut
5
sedang dihadapi oleh produsen industri makanan, baik industri skala kecil,
menengah maupun besar.
6
e. Peningkatan reputasi organisasi
f. Basis pelanggan diperluas
g. Peningkatan pendapatan dan pangsa pasar
7
untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka memuaskan
pelanggan (Edward Sallis, 2008).
8
dari manajemen, perilaku kepemimpinan yang luar biasa menekankan
pada membangun lingkungan di mana setiap karyawan berkembang dan
unggul (Heizer, Render & Munson, 2014).
9
menyediakan tingkat fleksibilitas produk yang tinggi seiring produk-
produk berpindah sesaat diantara proses-proses yang ada. Setiap proses
dirancang untuk melaksanakan beragam aktivitas dan menghadapi
perubahan yang kerap muncul. Oleh karena itu, proses ini disebut juga
proses sesaat (Heizer, Render & Munson, 2014).
10
b. SDM akan lebih bertanggung jawab terhadap permasalahan yang
mereka hadapi disertai dengan pemecahan terhadap permasalahan
tersebut.
c. SDM akan mampu mengevaluasi kinerja mereka dibandingkan dengan
tujuan pribadi.
d. SDM akan secara aktif mencari kesempatan-kesempatan untuk
meningkatkan kompetensi, pengetahuan dam pengalaman mereka.
e. SDM akan lebih terbuka untuk berdiskusi tentang masalah-masalah
dan isu-isu yang berkembang
6. Focus pada Hal yang Ilmiah (Scientific Focus)
11
f. Integrasikan pertimbangan perbaikan dalam pengembangan produk,
layanan, dan proses yang baru atau yang diubah
g. Akui dan hargai perbaikan
8. Pemikiran terhadap Sistem (System Thinking)
12
BAB III
3.1 Kesimpulan
Sistem manajemen mutu merupakan bentuk perkembangan metode
jaminan mutu mutakhir yang terus berkembang. Sistem manajemen mutu
memadukan semua unsur yang diperlukan organisasi untuk meningkatkan
kepuasan konsumen secara kontinue melalui produk jasa dan proses yang
lebih baik (Muhandri, T, dkk, 2012). Manajemen mutu sendiri mempunyai
tiga unsur utama, seperti yang dinyatakan oleh Nasution (2001) yaitu strategi
nilai pelanggan, system organisasional, dan perbaikan kualitas berkelanjutan.
Prawirosentono (2004) mengklasifikasikan ruang lingkup pengendalian
mutu yaitu pengendalian mutu bahan baku, Pengendalian mutu dalam proses
pengolahan dan pengendalian mutu produk akhir. Selain dari perencanaan dan
perancangan tata letak pabrik, aspek yang sangat penting untuk industri
pangan adalah sistem keamanan pangan yang diterapkan.
Untuk memberikan jaminan keamanan pangan yang memadai,
pengawasan pangan yang hanya mengandalkan uji pada produk akhir tidak
dapat mengimbangi kemajuan yang sangat pesat dalam teknologi industri
pangan dan tidak mampu memberikan jaminan keamanan pangan yang
beredar di pasaran. Salah satu bentuk pendekatan sistem manajemen mutu
adalah ISO 9000 seri 2000 termasuk di dalamnya HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point).
3.2 Saran
Sebaiknya dalam manajemen pengendalian mutu harus berusaha untuk
menjamin agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan dan memuaskan konsumen.
13
DAFTAR PUSTAKA
Krisnamurthi, B., & Harianto. 2017. Menuju Agribisnis Indonesia yang Berdaya
Saing. Bogor: Departemen Agribisnisfakultas Ekonomi Dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
Lanin, Ivan. 2017. 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Diakses tanggal
20 November, dari https://ipqi.org/prinsip-iso-9001/
14
Sugian Syahwu. 2015. 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Manajemen
Modern dan Kesehatan Masyarakat. Hal 2
Tjiptono dan Diana. 1995. Total Quality Management. Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
15