Anda di halaman 1dari 13

Prinsip Anamnesa Riwayat Gizi

Dan Asupan Pada Anak


Kekurangan Dan Kelebihan Gizi

Kelompok 14
Dinda Syakira Putri Lubis
Putri Rahayu
Anamnesis riwayat gizi
Data meliputi asupan makanan termasuk
komposisi, pola makan, diet saat ini dan data
lain yang terkait.

Selain itu diperlukan data kepedulian pasien


terhadap gizi dan kesehatan, aktivitas fisik dan
olahraga dan ketersediaan makanan di
lingkungan klien.
Gambaran asupan makanan dapat digali melalui
Anamnesis riwayat gizi secara Anamnesis secara kuantitatif
kualitatif dilakukan untuk dilakukan untuk mendapatkan
memperoleh gambaran gambaran asupan zat gizi sehari
kebiasaan makan/pola makan melalui ’’recall’ makanan 24 jam
sehari berdasarkan frekuensi dengan alat bantu ’food model’.
penggunaan bahan makanan. Kemudian dilakukan analisis zat
gizi yang merujuk kepada daftar
makanan penukar, atau daftar
Contoh formulir anamnesis komposisi zat gizi makanan.
riwayat gizi kualitatif food
frequency Contoh formulir anamnesis
riwayat gizi kuantitatif food
recall 24 jam
Anamnesa Pada Anak Kekurangan Gizi dan Asupan
Pada Anak Kekurangan Gizi

Pada setiap anak gizi buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan


fisis. Anamnesis terdiri dari:
1. Anamnesis awal (untuk kedaruratan)
•Kejadian mata cekung yang baru saja muncul
•Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari
bahan muntah dan diare (encer/darah/lendir)
•Kapan terakhir berkemih
•Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin
• Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak
mengalami dehidrasi dan/atau syok, serta harus diatasi
segera
Anamnesis lanjutan (untuk mencari
penyebab dan rencana tatalaksana Pemeriksaan fisis
selanjutnya)
• Diet (pola makan)/kebiasaan makan • Apakah anak tampak sangat kurus, adakah
sebelum sakit edema pada kedua punggung kaki. Tentukan
• Riwayat pemberian ASI status gizi dengan menggunakan BB/TB-PB
• Asupan makanan dan minuman yang • Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung,
dikonsumsi beberapa hari terakhir turgor buruk (hati-hati menentukan status
• Hilangnya nafsu makan dehidrasi pada gizi buruk).
• • Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary
Kontak dengan pasien campak atau
tuberkulosis paru refill time yang lambat, nadi lemah dan
cepat), kesadaran menurun.
• Pernah sakit campak dalam 3 bulan
• Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau
terakhir
hipotermi (suhu aksilar < 35.5° C).
• Batuk kronik
• Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia
• Kejadian dan penyebab kematian saudara atau gagal jantung
kandung
• Sangat pucat
• Berat badan lahir
• Pembesaran hati dan ikterus
• Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri,
• Adakah perut kembung, bising usus
bicara dan lain-lain
melemah/meninggi, tanda asites, atau
• Riwayat imunisasi adanya suara seperti pukulan pada
• Apakah ditimbang setiap bulan permukaan air (abdominal splash)
• Lingkungan keluarga (untuk memahami
latar belakang sosial anak)
• Tanda defisiensi vitamin A pada mata:
– Konjungtiva atau kornea yang kering, bercak Bitot
– Ulkus kornea
– Keratomalasia
• Ulkus pada mulut
• Fokus infeksi: telinga, tenggorokan, paru, kulit
• Lesi kulit pada kwashiorkor:
– hipo- atau hiper-pigmentasi
– deskuamasi
– ulserasi (kaki, paha, genital, lipatan paha, belakang telinga)
– lesi eksudatif (menyerupai luka bakar), seringkali dengan infeksi
sekunder (termasuk jamur).
• Tampilan tinja (konsistensi, darah, lendir).
• Tanda dan gejala infeksi HIV
Anamnesa Anak Kelebihan Gizi dan Asupan Pada Anak
Kelebihan Gizi

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan


atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan. (Kadek
Hartini, 2014).
Karakteristik anak obesitas dapat dilihat dari segi
pertumbuhan fisik.
 Berat badan antara usia  ketika bayi beranjak usia
0 dan 6 bulan biasanya 12 bulan berat badan
bertambah 682 gram meningkat 3 kali lipat
per bulan  Berat badan bayi akan
 Berat badan bayi meningkat empat kali
meningkat dua kali lipat lipat dari berat lahir
setelah usia 5 bulan, pada usia 2 tahun
yaitu antara 6-12 bulan.  Pada masa prasekolah
(Berat bayi usia ini kenaikan berat badan
meningkat 341 gram rata-rata 2 kg pertahun
perbulan)
Penelitian Lilis Heryati dan Budi Setiawan (2014)
berkesimpulan bahwa kegemukan dapat
menjadi penyebab munculnya anemia pada
anak. Anemia pada anak sekolah dapat
berdampak negatif pada prestasi belajar. Anemia
dapat menurunkan konsentrasi belajar karena
kurangnya oksigen akibat rendahnya kadar
hemoglobin, menurunkan oksigenasi pada
susunan syaraf pusat.
Manifestasi klinis Anamnesis

Riwayat pertumbuhan/pertambahan berat


badan: perawakan pendek atau efek
pertumbuhan linear pada anak dengan
obesitas
Riwayat kerusakan pada SSP (misalnya infeksi,
trauma, perdarahan, radiasi, kejang)
Kulit kering, konstipasi, intoleransi terhadap
cuaca dingin atau cepat lelah
Kapan mulai tampak gemuk
Lanjutan...
Riwayat masukan makanan dan obat-obatan
misalnya kortikosteroid
Riwayat obesitas dalam keluarga
Pola makan dan aktivitas harian
Riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan
risiko obesitas misalnya penyakit kardiovaskular
dini (misalnya stroke atau serangan jantung
sebelum usia 55 tahun), peningkatan kadar
kolesterol, hipertensi, diabetes tipe II dll.
Pemeriksaan fisis:

 Pengukuran BB, TB,  Rambut wajah yang


BB/TB, body mass index berlebihan, jerawat,
(BMI) dan tekanan darah menstruasi iregular
 Kulit kering, intoleransi pada remaja
terhadap dingin, perempuan
konstipasi, cepat lelah  Perkembangan seksual
 Muka tembem, dagu yang tidak sesuai untuk
rangkap, leher pendek  usianya
Tonsil / adenoid  Ektremitas: kaki
 Akumulasi lemak di berbentuk X atau O , jari
leher dan badan meruncing
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai