Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIK

“SALURAN CERNA ATAS”

Di Susun Oleh:

ANISA KESUMA DEWI P07231118004

DEVIANTI RAVIKA P07231118012

MIA ALDINA P07231118021

PUTRI APRLIA P07231118030

TISA AYU FEBRIANI P07231118038

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR

JURUSAN GIZI

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.


Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Praktikum Dietetik Saluran Cerna Atas diajukan sebagai salah satu
syarat pengumpulan tugas dalam Mata kuliah Dietetik
Kami sebagai penyusun Laporan Praktikum Dietetik Saluran Cerna Atas ini sangat
menyadari, bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam laporan ini, baik itu dari isi dalam
penyusunan kalimat maka dari itu, kami juga sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
dari pembaca yang dapat membangun kami untuk lebih baik lagi demi kesempurnaan laporan
kami selanjutnya.

Samarinda, 26 Agustus 2020

2
DAFTAR ISI

Cover ..............................................................................................................................1

Kata Pengantar ..............................................................................................................2

Daftar Isi ........................................................................................................................3

Bab I

A. Latar Belakang ...............................................................................................4


B. Tujuan .............................................................................................................4

Bab II

A. Pengerian saluran cerna atas ........................................................................5


B. Etiologi ............................................................................................................5
C. Patofisiologi ...................................................................................................6
D. Tanda dan gejala ............................................................................................6
BAB III
A. Kasus dan saluran cerna atas .......................................................................7
B. Hasil ..............................................................................................................18
C. Pembahasan ............................................................................................... 19
BAB IV
A. Kesimpulan ..................................................................................................20
B. Saran .............................................................................................................20
Daftar Pustaka .............................................................................................................21
Lampiran ......................................................................................................................22

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan yang memberikan gejala seperti
gastroenteritis, konstipasi, obstipasi maupun ulkus. Gangguan pencernaan ini banyak
disebabkan oleh sebagian besar Enterobacteriaceae, namun tidak semua
Enterobacteriaceae dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti Proteus
mirabilis yang merupakan flora normal usus manusia dapat menjadi patogen bila
berada di luar usus manusia dan mengenai saluran kemih (Jawetz, Melnick, Adelberg,
2010).
Indonesia mempunyai angka kejadian yang tinggi untuk infeksi saluran
pencernaan, contoh diare yang disebabkan oleh infeksi Escherichia coli yang
termasuk keluarga Enterobacteriaceae Manusia terinfeksi Enterobacteriaceae secara
fecal-oral, biasanya melalui makanan dan minuman yang kurang terjaga
kebersihannya, kurang masak, dan atau individu lainnya (Todar, 2012). Untuk
mencegah terjadinya infeksi saluran cerna ini, para peneliti banyak meyakini bahwa
penggunaan larutan probiotik dapat mencegah infeksi saluran cerna.
Lactobacillus adalah salah satu bakteri yang di golongkan sebagai bakteri
probiotik. Lactobacillus merupakan flora usus normal sehingga aman untuk
digunakan sebagai probiotik dan Lactobacillus dapat melewati asam lambung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minuman probiotik dalam
menghambat pertumbuhan berbagai bakteri intestinal in vitro.
B. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami penyakit pada saluran cerna atas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

4
Penyakit pencernaan adalah gangguan pada sistem pencernaan atau saluran pencernaan.
Saluran cerna bagian atas tubuh manusia terdiri dari mulut, faring, kerongkongan, lambung,
dan duodenum. Spesialis yang fokus mengkhususkan diri pada saluran pencernaan bagian
atas akan melakukan tes pada saluran makanan seperti kerongkongan, lambung, dan bagian
pertama dari usus kecil (duodenum). Saluran pencernaan bagian atas cenderung mudah
terkena beberapa kondisi yang berbeda, yang mungkin memerlukan intervensi pembedahan.
Gastritis adalah peradangan menular atau auto-imunologis mation. Gastropati dapat
digambarkan sebagai patologi yang menampilkan cedera epitel dan regenerasi, dan memang
begitu sekunder untuk iritasi endogen atau eksogen. Dalam praktiknya, "gastritis" dapat
disertai dengan mukosacedera, sementara "gastropati" dapat menunjukkan, bahkan jika
minimal,suatu reaksi inflamasi (Dermawan, dkk 2012).
Gastropati mengacu pada pola cedera mikroskopis non spesifik pada mukosa lambung,
dengan infiltrasi sel inflamasi yang minimal atau tidak sama sekali.
Kerusakan dan regenerasi sel epitel dengan sedikit atau tanpa peradangan terkait dengan tepat
disebut sebagai "gastropati" (Dermawan, dkk 2012).

B. Etiologi
Gastropati umumnya sekunder akibat iritan endogen atau eksogen, seperti refluks
empedu, alkohol, atau aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid. Namun, gastropati juga bisa
sekunder akibat iskemia, stres fisik, atau trombosis (Uripi, 2013).
Kebiasaan merokok juga meningkatkan persentasi ulkus gastroduodenal pada pemakai
OAINS (obat anti inflamasi non steroid). Dibandingkan dengan tidak perokok, kejadian pada
pria 2,1 kali dan 1,6 kali pada wanita. Lamanya merokok, banyak rokok yang dikomsumsi
serta inhalasi asap rokok juga berhubungan dengan meningkatnya kejadian gastropati akibat
OAINS (Muttaqin dkk, 2011).
Sampai saat ini masih diperkirakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya gastropati pada pemakai OAINS. Faktor tersebut adalah usia lanjut ( > 65 tahun ),
riwayat ulkus peptikum, perdarahan lambung, penggunaan steroid bersama oains, jenis
kelamin wanita, besar dosis OAINS yang digunakan, lama penggunaan OAINS, kebiasaan
merokok, kebiasaan minum alkohol.
Secara patofisiologi, ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung,
meliputi: kerusakan mukosal barrier yang menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat,
perfusi mukosa lambung yang terganggu, dan jumlah asam lambung yang tinggi (Wehbi,
2012).

5
C. Patofisiologi
Gastropati dapat terjadi karena pajanan beberapa faktor dan agen. Akibat pengaruh
gravitasi, agen ini akan berada pada bagian terbesar kurvatura lambung dan memberikan
manifestasi terjadinya gastropati pada bagian distal atau yang terdekat dengan area akumulasi
agen. Mekanisme utama dari injuri adalah penurunan sintesis prostaglandin yang
bertanggung jawab memproteksi mukosa dari pengaruh asam lambung. Pengaruh pada
kondisi lama akan menyebabkan terjadinya fibrosis dan striktur pada bagian distal (Nadesul,
2011).
Gastropati dapat terjadi karena patogen termasuk Helicobacter pylory, Eschericia coli,
Proteus sp., Haemophilus sp., Streptococcus sp., stafilokokus. Infeksi lambung jarang terjadi
tetapi dapat mengancam kehidupan. Lapisan mukosa lambung normalnya melindunginya dari
asam lambung, sementara asam lambung melindungi lambung dari infeksi. Jika asam
lambung tersebut ditembus dengan inflamasi dan nekrosis, maka terjadilah infeksi, sehingga
terdapat luka pada mukosa. Ketika asam lambung mengenai mukosa lambung maka terjadi
luka pada pembuluh kecil yang diikuti dengan edema, perdarahan, dan mungkin juga
terbentuk ulkus (Black & Hawks, 2014).
Kerusakan yang berhubungan dengan gastropati biasanya terbatas jika diobati dengan tepat.
Skema proses terjadinya gastropati serta masalah keperawatan yang timbul digambarkan
dalam bagan patofisiologi.

D. Tanda dan Gejala


Manifestasi disfungsi saluran gastrointestinal disebabkan oleh sekresi lambung yang
berlebihan yang dapat mengikis mukosa lambung, meningkatkan motilitas dan
mengakibatkan retensi isi lambung. Manifestasi yang paling menonjol adalah nyeri,
anoreksia, mual dan muntah, perdarahan, diare, sendawa dan perut kembung.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kasus

1. Seorang wanita dewasa datang ke RS dengan keluhan sering merasa nyeri di ulu hati
lebih kurang 2 jam setelah makan, mual kadang BAB encer hitam. Dua bulan terakhir

6
BB turun 3 kg. setahun yang lalu pasien mengalami stress karena masalah keluarga
sehingga makan sering tidak teratur. Kadang sulit tidur dan sering sakit kepala. Untuk
mengurangi sakit kepala biasanya pasien minum obat sakit kepala seperti Panadol.
Pasien bekerja sebagai PNS di sebuah instansi pemerintahan. Hasil pemeriksaan fisik
tekanan darah 130/90 mmHg, pucat, badan terasa lemas, suhu 38,7oC, nadi
80x/menit, RR 20x/menitdan ada melena. Pemeriksaan Laboratorium Hb: 10,2 g/dl,
BUN 15 g/dl, MCV 14,9 fl, MCH 58,5 pg, MCHC 17,6 g/dl, test Benzidin +.
Anamnesa diet pasien tidak suka makan buah dan telur, pasien suka makan-makanan
yang pedas dan suka goreng-gorengan. Hasil Recall 24 jam pasien Energi 1565,8
kkal, Protein 60,9 gr, Lemak 50,8 gr, KH 219,6 gram. Pasien berusia 49 tahun, BB 46
kg, TB 158 cm.

7
PAGT/NCP SALURAN CERNA ATAS

NAMA : Ny. W JENIS KELAMIN : perempuan


UMUR : 49 Tahun NO. REGRISTASI : 077
ASSESMENT
MONITORING &
IDENTIFIKASI DIAGNOSIS INTERVENSI
DATA DASAR EVALUATION
MASALAH
CH (Client History)

- Usia (49 tahun)


- Jk (perempuan)

Riwayat dahulu

- Setahun lalu pasien


mengalami stres karena
masalah keluarga sehingga
makan tidak teratur

8
FH (Food History)
- Hasil recal 24 jam FH 1.1.1.2 pengukuran NI.1.2 Asupan energi tidak FH 1.1.1.2 (setelah dilakukan
pemenuhan energi 65% asupan energi dalam 24 memadai recall 24 jam asupan energy
(defisit tingkat sedang) jam defisit tingkat sedang. yang diperlukan yaitu 2.3967
kkal
FH 1.5.1.2.1 Pengukuran
- tidak suka makan buah dan asupan total lemak dalam NI.5.8.5 Kekurangan FH 1.5.1.2.1 (total asupan
telur, pasien suka makan intake asupan serat yang lemak yang diperlukan yaitu
24 jam defisit tingkat berat
makanan yang pedas dan tidak memadai ditandai 55 gr)
suka makanan goreng – dengan tidak suka
gorengan FH 1.5.3.2.1 (total asupan
menkonsumsi buah.
FH 1.5.5.4.1 pengukuran protein yang diperlukan yaitu
- pasien minum obat panadol asupan karbohidrat total 89 gr)
untuk mengurangi sakit dalam 24 jam defisit
kepala NI.5.5.2 Asupan Lemak FH 1.5.5.4.1 (setelah
tingkat sedang dilakukan pengukuran asupan
berlebihan
karbohidrat dalam 24 jam
yaitu 389 gr)
FH 1.2.2.2 Jenis makanan
NC.2.3 interaksi makanan FH 1.2.2.2(makanan yang
( makanan yang tidak
tidak disukai yaitu buah dan
9
disukai) dan obat( ditandai dengan telur)
BAB encer berwarna
hitam). FH 4.3.12 (makanan yang
disukai yaitu goreng-
FH 4.3.12 makanan gorengan dan juga makanan
kesukaan (makanan yang yang pedas)
disukai)
FH 3.1.2 (penggunaan obat
sesuai tesep dari dokter)

FH 3.1.2 penggunaan obat


bebas (tanpa resep dokter)

AD

- BB 49 kg AD 1.1.2 berat badan NC.3.2 penurunan berat AD 1.1.2 berat badan


- TB 158 cm AD 1.1.1. Tinggi/panjang badan yang tidak (normal)
- IMT 18,42 badan diharapkan AD 1.1.1 tinggi badan
AD 1.1.4 perubahan berat (normal)
- 2 bulan terakhir turun 3 kg badan (↓) (penurunan berat
berat badan badan 10% dalam sebulan)

10
BD
- HB 10,2 g/dl BD 1.10.1 hemoglobin (↓) BD 1.10.1 (HB=rendah/tidak
Normal 12-14 gr/dl tidak normal normal)
NC.2.2 perubahan nilai
laboratorium terkait BD 1.10.3 (MCV=tidak
normal)
- MCV 14,9 fl BD 1.10.3 MCV (mean
Normal 80-100 fl Corpuscular volume) (↓ ¿ BD 1.2.1 (BUN=normal)
NC.1.4 Penurunan fungsi
Tidak normal saluran cerna berkaitan BD 1.4.19 (BAB encer dan
dengan pola makan yang berwarna hitam)
- BUN 15g/dl
salah ditandai dengan
Normal 5-25 gr/dl
BD 1.2.1 BUN (normal 7- bentuk kotoran yang encer
20 gr/dl) dan berwarna hitam.

- BAB encer dan bewarna


hitam
BD 1.4.19 kultur feses

11
PD
NC.3.2 badan terasa lemah
- Suhu 38,7 derajat berkaitan dengan
- Nadi 80x/menit PD 1.1.9 tanda –tanda vital peningkatan kebutuhan gizi PD 1.1.9 tanda-tanda vital
- RR 20x menit ada melena karena katabolisme yang -suhu tubuh (normal)
- Tekanan darah 130/90 berlebihan akibat sakit
mg/dl -Nadi (normal)
ditandai dengan demam.
- Mual
-RR (tidak normal)
- Sakit kepala
NC.2.1 perubahan kemamp -tekanan darah (tidak
uan metabolisme zat gizi b normal/tinggi)
PD 1.1.5 sistem
erkaitan dengan gangguan
pencernaaan (mual)
metabolik ditandai dengan
PD 1.1.6 kepala dan mata mual+, , pusing (nyeri kepa
(khusus) la)+

NI.5.5 nyeri perut bagian


atas berkaitan dengan

12
kurang dalam pemilihan
makanan sehat ditandai
dengan gangguan BAB.

13
RENCANA INTERVENSI

1. INTERVENSI DIET
a. Jenis Diet
1. Diet lambung III
b. Tujuan Diet
Bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya
yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan
sekresi asam lambung yang berlebihan.
c. Prinsip diet
o Energy cukup
o Rendah lemak
o Tinggi protein
o Rendah serat
d. Syarat diet
 Energi diberikan sesuai kebutuhan, diberikan diet tinggi kalori
protein apabila dalam kondisi status gizi kurang, diet rendah kalori
pada kondisi status gizi obesitas.
 Protein normal, dapat diberikan tinggi protein dalam kondisi status
gizi kurang atau bergantung pada status katabolic pasien.
 Lemak diberikan rendah yaitu 10-15% dari kebutuhann energi total
ditingkatkan bertahap sesuai kebutuhan.
 Rendah serat teutama serat tidak larut air yang ditingkatkan sesuai
bertahap.
 Cairan cukup jika ada muntah.
 Tidak mengandung bahan makanan yang berbumbu tajam, baik
secara termis, mekanis, mauppun kimia (disesuaikan daa terima
perorangan).
 Laktosa rendah jika ada geja;a intoleransi laktosa.
 Hindari peppermint dan spearmint.

14
 Hindari kondisi serta bahan makanan yang merangsang asam
lambung, seperti merokok, alcohol, cokelat, kopi, dan kafein.
 Kurangi makanan yang menyebabkan tidak nyaman, seperti buah
dan jus asam, produk tomat, makanan berkarbonasi, makanan
dengan bumbu yang terlalu tajam, makanan yang terlalu tinggi
lemak.
 Bentuk makanan tergantung pada kemampuan menelan. Diberikan
secara bertahap dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental,
makanan saring, kemudian makanan lunak (kondisi disfagia).
 Mempertahankan postur tegak selama dan setelah makan, hindari
berpakaian terlalu ketat, hindari tidur setelah makan (makan
minimal 2 jam sebelum tidur), meninggikan posisi kepala sebesar 6
inci jika tidurr.
 Makan secara perlahan, porsi kecil dengan frekuensi sering.
e. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
Usia : 49 th

TB : 158 cm
BB : 46 kg
BBI : 49,3 kg

BEE = (10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x U) – 161


= (10 x 46) + (6,26 x 158) – (5 x 49) – 161
=460 + 989,8 - 245 – 161
=1,043,8
TEE = BMR x FA x FS
= 1.043,8 x 1,70 x 1,2
= 2.129 + 13%
= 2.40577 kkal ± 2..157 – 2. 635
Protein = 15% x 2.396
=358 : 4 = 89g ± 80 - 97

15
Lemak = 20% x 2.396
= 497 : 9 = 55g ± 49 - 60
KH = 65% x 2.396
= 1557 : 4 = 389g ± 350-427

INTERVENSI KONSELING GIZI


a. Tujuan
 Memberikan edukasi tentang pola makan yang benar atau seimbang
 Memberikan informasi zat gizi dan makanan yang sebaiknya
dikonsumsi
 Dapat menjalankan diet yang dianjurkan
b. Materi

 Menjelaskan mengenai penyakit sindrom dispepsia dan gastritis


 Menjelaskan tentang makanan yang harus dikonsumsi dan makanan
yang harus dibatasi
 Menjelaskan pola makan yang benar dan seimbang

c. Alat : Alat tulis, leaflet, food model


d. Sasaran : Pasien dan keluarga
e. Waktu : 30 menit
f. Tempat : Poli gizi

16
Total Asupan 2214.2 80.0 58.7 346.3 580.3 1076.4 28.1 ##### 1.1 183.4 392.2 2098.3 702.0 23.5 1113.2
ASUPAN MAKAN SEHARI
Energi Protein (g) Lemak HA Ca Fosfor Fe Vit. A Vit. B1 Vit. C Natrium Kalium Coles Serat AIR
Waktu Menu Bahan Makanan Berat
(Kcal) Hewani Nabati (g) (g) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (ml)
makan pagi nasi tim Beras giling masak nasi 100 178.0 0.0 2.1 0.1 40.6 5.0 22.0 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 57.0
telur ceplok air dan saos tomat
Telur ayam 60 97.2 7.7 0.0 6.9 0.4 32.4 108.0 1.6 540.0 0.1 0.0 94.8 106.8 330.0 0.0 44.4
Saos tomat 30 29.4 0.0 0.6 0.1 7.4 3.6 5.4 0.2 564.0 0.0 3.3 0.0 0.0 0.0 0.0 20.9
tumis kacang panjang danKacang
tauge panjang 30 13.2 0.0 0.8 0.1 2.3 14.7 104.1 0.2 100.5 0.0 6.3 1.6 16.6 0.0 2.0 26.6
Tauge kacang ijo 30 6.9 0.0 0.9 0.1 1.2 8.7 20.7 0.2 3.0 0.0 4.5 4.1 2.0 0.0 1.7 27.7
Minyak kelapa sawit 2 18.0 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1200.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Sub Total 342.7 7.7 4.4 9.3 51.9 64.4 260.2 2.8 2407.5 0.2 14.1 100.5 125.5 330.0 4.7 176.5
Snack Pagi jus jeruk Jeruk manis 250 112.5 0.0 2.3 0.5 28.0 82.5 57.5 1.0 475.0 0.2 47.5 5.0 405.0 0.0 0.6 218.0
Gula pasir 50 182.0 0.0 0.0 0.0 47.0 2.5 0.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.2 0.3 0.0 0.0 2.7

Sub Total 294.5 0.0 2.3 0.5 75.0 85.0 58.0 1.1 475.0 0.2 47.5 5.2 405.3 0.0 0.6 220.7
Makan Siang nasi tim Beras giling masak nasi 160 284.8 0.0 3.4 0.2 65.0 8.0 35.2 0.8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.6 91.2
perkedel daging Daging anak sapi 70 133.0 13.4 0.0 8.4 0.0 7.7 135.1 2.0 28.0 0.1 0.0 70.0 245.0 0.0 0.0 47.6
Minyak kelapa sawit 2 18.0 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1200.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
tempe bacem Tempe kedele murni 60 89.4 0.0 11.0 2.4 7.6 77.4 92.4 6.0 30.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 4.2 38.4
sayur bening Bayam 25 9.0 0.0 0.9 0.1 1.6 66.8 16.8 1.0 1522.5 0.0 20.0 1.0 104.0 0.0 0.9 21.7
Jagung kuning pipil baru 25 76.8 0.0 2.0 0.9 15.9 2.3 37.0 0.5 110.0 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 6.0
apel Apel 60 34.8 0.0 0.2 0.2 8.9 3.6 6.0 6.2 54.0 0.0 3.0 1.2 78.0 0.0 0.4 50.5

Sub Total 645.8 13.4 17.4 14.2 99.0 165.7 322.5 16.5 2944.5 0.4 23.0 72.2 427.0 0.0 7.1 255.4
Sanck Sore smooties pepaya Pepaya 100 46.0 0.0 0.5 0.0 12.2 23.0 12.0 1.7 365.0 0.0 78.0 4.0 221.0 0.0 2.5 86.7
Susu sapi 50 30.5 1.6 0.0 1.8 2.2 71.5 30.0 0.9 65.0 0.0 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 44.2

Sub Total 76.5 1.6 0.5 1.8 14.4 94.5 42.0 2.6 430.0 0.1 78.5 4.0 221.0 0.0 2.5 130.9
Makan Malam nasi tim Beras giling masak nasi 155 275.9 0.0 3.3 0.2 62.9 7.8 34.1 0.8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.6 88.4
ayam suir Ayam 70 211.4 12.7 0.0 17.5 0.0 9.8 140.0 1.1 567.0 0.1 0.0 70.0 245.0 42.0 0.0 39.1
Minyak kelapa sawit 5 45.1 0.0 0.0 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3000.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
bakso tahu Tahu 60 40.8 0.0 4.7 2.8 1.0 74.4 37.8 0.5 0.0 0.0 0.0 7.2 90.6 0.0 0.3 50.9
Tepung terigu 30 109.5 0.0 2.7 0.4 23.2 4.8 31.8 0.4 0.0 0.0 0.0 0.6 120.0 0.0 0.5 3.6
Telur ayam 60 97.2 7.7 0.0 6.9 0.4 32.4 108.0 1.6 540.0 0.1 0.0 94.8 106.8 330.0 0.0 44.4
sup Wortel 25 10.5 0.0 0.3 0.1 2.3 9.8 9.3 0.2 3000.0 0.0 1.5 17.5 61.3 0.0 1.3 22.1
Buncis 25 8.8 0.0 0.6 0.1 1.9 16.3 11.0 0.3 157.5 0.0 4.8 8.8 19.4 0.0 2.4 22.2
Kol merah/putih 25 6.0 0.0 0.4 0.1 1.3 11.5 7.8 0.1 20.0 0.0 12.5 2.5 59.5 0.0 1.1 23.1
pisang Pisang ambon 50 49.5 0.0 0.6 0.1 12.9 4.0 14.0 0.3 73.0 0.0 1.5 9.0 217.0 0.0 1.5 36.0

Sub Total 854.7 20.4 12.5 33.0 106.0 170.7 393.7 5.1 7357.5 0.3 20.3 210.4 919.6 372.0 8.6 329.7
Snack Malam

Sub Total 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Total Asupan 2214.2 80.0 58.7 346.3 580.3 1076.4 28.1 ##### 1.1 183.4 392.2 2098.3 702.0 23.5 1113.2

A. Hasil

No Menu Komentar

17
Makan pagi
1 Nasi tim
2 Telur ceplok air dan Terlalu banyak saos
saos
3 tumis kacang
panjang dan tauge

Selingan pagi
4 Jus Jeruk
5
Makan siang
8 Nasi tim
9 Perkedel daging Keasinan
10 Tempe Bacem
11 Sayur bening
12 Buah apel Lebih baik tidak dipotong
Selingan sore
13 Smooties Pepaya Kurang Manis
14
Makan malam
15 Nasi tim
16 Ayam Suir
17 Bakso Tahu Terlalu Keras
18 Sup
19 Pisang

B. Pembahasan

Pada praktikum dietetik yang kami lakukan dengan kasus infeksi pada saluran
cerna atas kami menggunakan nasi tim pada ketiga waktu makan dikarenakan
infeksi saluran cerna atas yang dialami oleh pasien sehingga dapat lebih muda di
cerna apabila dalam bentuk nasi tim. Pada makan pagi yang diberikan adalah telur
ceplok diakrenakan pasien suka dengan telur ceplok, tetapi dikarenakan infeksi
saluran cerna maka telur ceplok yang diberikan adalah telur ceplok dengan air
sehingga akan lebih mudah dicerna, tetapi dalam proses memasak kami
mendapatkan hasil masakan dengan kondisi terlalu banyak saos. Pada makan
siang kami perkedel daging yang kami olah memiliki rasa keasinan dikarenakan

18
penambahan garam yang berlebih, perkedel daging dipilih dikarenakan pasien
tetap membutuhkan asupan protein tetapi bentuk perkedel daging yang dipilih
agar mudah dicerna dan dikonsumsi, pada makan siang bauh apel juga diberikan
tetapi kami salah dalam memberikan buah apel, dimana kami memberikan buah
dalam keadaan dipotong, sehingga buah apel mengalami kecoklatan sehingga
kurang menarik, tetapi kami memotong buah apel dikarenakan berat atau
timbangan dari buah apel yang disesuaikan dengan nutria yang telah disusun.
Pada selingan sore kami memberikan smootien papaya tetapi smooties papaya
memiliki rasa yang tidak manis karena kurangnya penambahan susu dan gula.
Pada makan malam yang disajikan menu bakso tahu, tetapi dikarenakan
komposisi antara tahu dan tepung yang tidak seimbang, sehingga bakso tahu keras
dan tidak bisa dikonsumsi.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kasus penyakit saluran cerna atas dalam hal pemberian diet yaitu dengan
pemberian makanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, pengobatan serta
diberikan konseling gizi, agar nantinya diharapkan setiap pasien dapat
memperbaiki pola makannya menjadi lebih berkualitas dari pada hanya sekedar
memenuhi kuantitas makannya saja. Sehingga kebutuhan nurisi dalam tubuh dapat
terpenuhi.

19
B. Saran

Pada praktikum kasus saluran cerna atas ini untuk menu yang kami buat
mendapatkan berupa saran yaitu untuk memperhatikan rasa masakan dan
memperhatikan kesesuaian menu serta memperhatikan warna.

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, D & Rahyuningsih, T. (2012). Keperawatan Medikal Bedah

(Sistem Pencernaan). Yogyakarta: Goysen publishing. Diakses pada

26 Agustus 2020.

Uripi. (2013). Menu Untuk Penderita Hepatitis dan saluran Pencernaan.

Jakarta: Puspa Swara. Diakses pada 26 Agustus 2020.

Muttaqin, A & Sari, K. (2011). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba

Medika. Diakses pada 26 Agustus 2020.

20
Nadesul. (2011). Sakit Lambung, Bagaimana Terjadinya. Retrived April 17,

2012. From http://www.kompas.com. Diakses pada 26 Agustus 2020.

LAMPIRAN

Makan Pagi (nasi tim, ayam kuah sereh, pepes tempe, tumis sawi)

Selingan Pagi (bingka kentang)

Makan Siang (nasi tim, sayur sop, ayam bumbu bali, tahu goreng)

Selingan Sore (buah pisang ambon)

Makan Malam (nasi tim, teri goreng, tumis terong, tahu bacem)

21
22

Anda mungkin juga menyukai