Anda di halaman 1dari 27

Nilai:

Laporan Praktikum Instruktur : Dhaesty Putri Purnama S.Tr.Gz

“PENYAKIT EMPEDU”

KELOMPOK
Aprianinur Safarianti P07231118007
Feliks Alvin Rombe Toding P07231118015
Nadya Indah Nurjuliani P07231118025
Rossa Dwiana Putri P07231118033
Yana Zelviana P07231118025

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa atas berkat
rahmat yang telah di berikan kepada kami sehingga kami dapat menyusun laporan pratikum
merupakan syarat wajib untuk menyelesaikan tugas mata kuliah.

Ada kebanggaan tersendiri jika kegiatan pratikum ini bisa selesai dengan hasil
yang baik. Dengan keterbatasan kami dan waktu dalam membuat laporan pratikum ini, maka
cukup banyak hambatan yang kami temui. Hasil dari pratikum yang telah kami lakukan pada
akhirnya bisa diselesaikan dengan baik tentulah karena bantuan dan dukungan dari instruktur
dan dosen yang terkait.
Untuk itu, kami sampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Dhaesty Putri Purnama
S.Tr.Gz sebagai pihak instruktur yang telah membantu kami selama kegiatan pratikum
berlangsung.

Tak ada yang bisa kami berikan selain doa dan rasa terima kasih yang tulus kepada
para instruktur yang telah banyak membantu kami semua. Namun tidak lupa juga masukan
yang berguna seperti saran atau kritik dari pada pembaca di harapkan oleh kami. Sangat
berharap bahwa laporan pratikum ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca untuk
menambah pengetahuan bagi kita semua.

Samarinda, 25 April 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii

BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang masalah..............................................................................................1

1.2 Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II TINJUAN PUSTAKA........................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL.........................................................................7

3.1 Kasus dan NCP.................................................................................................................7

3.2 Rencana Intervensi.........................................................................................................15

3.3 Hasil dan Pembahasan....................................................................................................24

BAB V PENUTUP.........................................................................................................26

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................26

4.2 Saran...............................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................27

LAMPIRAN...................................................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut (Brunner & Suddarth, 2001) kolelitiasis merupakan batu empedu yang tidak
lazim dijumpai anak-anak dan dewasa muda tetapi insidennya semakin sering pada
individu dengan usia di atas 40 tahun. Insidens kolelitiasis semakin meningkat hingga
satu tingkat yang diperkirakan bahwa pada usia 75 tahun satu dari tiga orang akan
memiliki batu empedu. Batu empedu biasanya terbentuk dalam kandung empedu dari
unsur-unsur pasat yang membenuk cairan empedu, batu empedu memiliki
ukuran,bentuk,dan komposisi yang bervariasi.
Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara
barat sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi
penelitian batu empedu masih terbatas.
Batu empedu umumnya ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi batu tersebut
dapat bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu menjadi batu saluran
empedu dan disebut sebagai batu saluran empedu sekunder. Pada beberapa keadaan, batu
saluran empedu dapat terbentuk primer di dalam saluran empedu intra-atau ekstra-hepatik
tanpa melibatkan kandung empedu.  Batu saluran empedu primer lebih banyak ditemukan
pada pasien di wilayah Asia dibandingkan dengan pasien di negara Barat.
Perjalanan batu saluran empedu sekunder belum jelas benar, tetapi komplikasi akan
lebih sering dan berat dibandingkan batu kandung empedu asimtomatik.Pada sekitar 80%
dari kasus, kolesterol merupakan komponen terbesar dari batu empedu. Biasanya batu -
batu ini juga mengandung kalsium karbonat, fosfat atau bilirubinat, tetapi jarang batu-
batu ini murni dari satu komponen saja.
Didalam laporan ini akan dijelaskan cara memonitoring pasien kolelitiasis dengan
metode NCP dan pemberian diet yang tepat untuk pasien tersebut.

1.2 Tujuan
Adapun setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat memahami :
1. Pengertian kolelitiasis.
2. Memahami pemberian asuhan diet untuk pasien kolelitiasis.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang
disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secara
terus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan yaitu
kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya
kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan
dihimpun ke dalam duodenum (Panil, 2004).

Kandungan empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak diperut
sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedunya menyimpan cairan
empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi
(menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke
dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin
seperti vitamin A, D, E dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein,
garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian dari
empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui feses (Anonim,
2012).

Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan
mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai
700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung
empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein
dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+
serta zat-zat organik, yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi, 2009).

Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya


bilirubin), kolesterol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh
tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta
membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu
menyerapnya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah
menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai
protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu
(Anonim, 2012).

5
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu,
zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan
berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak.
Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak.
Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi
dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yng lebih mudah larut dan mudah
terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Tim Dosen, 2013).

Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama
lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan
bercampurdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke
kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih
pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan
yang langsung dari hati tadi (Anonim, 2012).

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kasus dan Ncp

Seorang pasien wanita ibu rumah tangga usia 35 tahun didiagnosa kolelitiasis. Pasien
mengeluhkan sering merasa mual yang hilang timbul serta sakit nyeri perut bagian kanan atas
yang menjalar sampai ke bahu kanan atas. Pasien sudah merasakan keluhan tersebut lebih
dari 1 bulan yang lalu. Namun baru memeriksakan diri ke dokter karena nyeri dirasakan
makin lama makin hebat selama lebih dari 15 menit. Kondisi pasien saat ini dalam keadaan
kuning di seluruh tubuh. Sejak mengalami keluhan yang disampaikan, asupan pasien saat ini
mulai berkurang dari biasanya. Pola makan 3 kali sehari, tetapi tidak bisa makan banyak.
Setiap kali makan, pasien hanya mampu makan 10 sdm nasi, ½ potong hewani (kebanyakkan
memilih ayam goreng) dan nabati (terbanyak pilihannya adalah tempe goreng). Pasien tidak
suka sayur dan buah. Sebelum sakit, pasien memiliki kebiasaan makan sebagai berikut :
sering mengonsumsi goreng-gorengan (bala-bala dan tahu goreng) setiap harinya sebanyak
masing-masing 3 buah sedang dan keripik serta kacang goreng 3 kali seminggu kurang lebih
1 genggam tangan dewasa. Riwayat Gizi sekarang: Hasil Recall: Energi 2497,9 kkal, Protein
79,1 gram, Lemak 159,6 gram dan KH 194,5 gram. Pasien menyatakan tidak mengetahui apa
penyebab kejadian penyakitnya saat ini dengan kebiasaan makannya. Hasil laboratorium
menunjukkan urin pasien berwarna coklat, kadar kolesterol tinggi (250 mg/dL) dan ada
lemak di fesesnya. Berat badan pasien mengalami perubahan dari 63 kg menjadi 60 kg dalam
1 minggu, sementara tinggi badan pasien 161 cm.

7
PAGT/NCP Penyakit Kolelitiasis

NAMA : NO NAME JENIS KELAMIN : Perempuan

UMUR : 35 Tahun NO. REGRISTASI :-

ASSESMENT
MONITORING &
IDENTIFIKASI DIAGNOSIS INTERVENSI
DATA DASAR EVALUATION
MASALAH

CH (Client History)

 Usia ( 35 tahun)

 Jk (Perempuan)

 Pasie didiagnosa
mengalami kolelitiasis.

 Pasien sering merasa mual


yang hilang timbul serta
sakit nyeri perut bagian
kanan atas yang menjalar
sampai bahu kanan atas,
pasien merasakan keluhan

8
tersebut lebih dari 1 bulan
yang lalu.

 Pasien mengalami
perubahan berat badan dari
63 kg menjadi 60 kg dalam
satu minggu.

FH (Food History)

 Sejak mengalami keluhan  FH.1.2.2.3 Pola  NB 1.1 Kurangnya  C 1.1 Teori kognitif  FH.1.2.2.3 Pola
makan salah pengetahuan terkait
yang disampaikan, asupan perilaku makan (pola makan
pasien mulai berkurang dari makanan dan zat pasien benar).
biasanya. gizi berkaitan
dengan krangnya
 Pola makan 3x sehari
informasi ditandai
namun tidak bisa makan
dengan kebiasaan
banyak.
makan pasien.
 Pasien hanya dapat makan
10 sendok makan nasi, ½
potong hewani (ayam
goreng) dan nabati (tempe
goreng) setiap kali makan.

 Pasien tidak menyukai


9
sayur dan buah.

 Sebelum sakit pasien


memiliki kebiasaan makan
sering mengonsumsi greng-
gorengan (bala-bala dan
tahu goreng) setiap harinya
masing-masing 3 buah
sedang, dan keripik serta
kacang goring 3x seminggu
yang ukurannya 1 genggam
tangan dewasa.

Riwayat gizi sekarang (Recall 24


jam) :
 FH.1.5.1.2  ND.1.2.5 modifikasi  FH.1.5.1.2 Asupan
 NI 2.2 Asupan oral
 Energi = 2497 kkal normal Pengukuran asupan lemak diet (karena lemak normal
berlebih berkaitan
116% total lemak dalam lemak berlebih maka
dengan kurangnya  FH 1.5.3.2.1 Asupan
24 jam berlebih. diberi diet rendah
 Protein = 79,1 gr (↑) pengetahuan protein normal
kelebihan 131%  FH.1.5.3.2.1 terhadap kecukupan
 FH 1.5.5.4.1
Pengukuran total kebutuhan makanan
 Lemak = 159,6 gr (↑) Asupan .karbohidrat
asupan protein dan minuman
kelebihan normal
dalam 24 jam ditandai dengan

 KH = 194,5 gr (↓) difisit berlebih. hasil recall nilai P


dan L berlebih.
10
tingkat berat  FH.1.5.5.4.1  NI 2.1 Asupan oral
Pengukuran asupan tidak memadai
karbohidrat total berkaitan dengan
dalam 24 jam kurangnya
difisit tingkat berat. pengetahuan
tentang nutrisi dan
makanan ditandai
dengan hasil recall
KH difisit tingkat
berat.

 NI 5.5.2 Asupan
lemak berlebih
berkaitan dengan
pengetahuan
ditandai dengan
seringnya konsumsi
makanan berlemak
(gorengan)
normalnya 120%

11
AD

 BB = 60 kg  AD.1.1.2 Berat  NC.3.1 Berat badan  C 2.3 Monitoring  AD.1.1.2 Berat badan
badan turun kurang berkaitan mandiri tidak menurun
 TB = 161 cm
dengan kurangnya
 BBI = 54,9 kg asupan ditandai
dengan berat badan
 IMT = 23,0 (normal)
turun.

BD

 Kolesterol = 250 mg/dl (↑)  BD. 1.7.5 Kolesterol  NC 2.2 Perubahan  ND 1.2 Modifikasi  BD.1.7.5 Nilai
berlebih nilai laboratorium diet rendah lemak. kolestrol normal
berkaitan dengan (bentuk lunak)
 BD.1.4.12 Feses
gangguan fungsi
berlemak
ginjal ditandai
dengan warna  RC 1.4 Kolaborasi

urine cokelat. (nilai dengan tenaga

kolestrol tinggi) kesehatan lain.

12
PD

 Kulit bewarna kuning  PD.1.1.8 Kulit  NC 2.1 ( NC 1.4)  RC.1.4 kolaborasi  PD.1.1.8 warna kulit
diseluruh tubuh bewarna kuning. Perubahan fungsi dengan tenaga normal.
system pencernaan kesehatan lain.
 Mual  PD.1.1.5 Sistem  PD.1.1.5 Sistem
berkaitan dengan
pencernaan. pencernaan.
 Nyeri perut bagian kanan penyakit yang

atas sampai ke bahu  BD.1.4.12 Feses dialami pasien  BD.1.4.12 Feses


berlemak (kolelitiasis) berlemak
kanan atas.
 BD.1.12.1 Urine  BD.1.12.1 Urine
ditandai dengan
bewarna cokelat bewarna cokelat
 Urine bewarna cokelat
mual, dan nyeri

 Terdapat lemak di feses perut bagian kanan


atas.

 NI 5.5.2 Asupan
lemak berlebih
berkaitan dengan
penyakit kolelitiasis
ditandai dengan
urine bewarna
cokelat dan feses

13
berlemak.

14
3.2 RENCANA INTERVENSI

3.1.1 Intervensi Diet


A. Jenis Diet
Diet yang diberikan adalah diet rendah lemak. (Diet Kantong empedu 2)
B. Tujuan Intervensi
Tujuan Diet Penyakit Kandung Empedu adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal dan memberi istirahat pada kandung
empedu, dengan cara:
1. Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri
abdomen.
2. Mengatasi malabsorbsi lemak.
C. Prinsip Diet
1. Protein cukup
2. Rendah lemak
3. Tinggi serat
D. Syarat Diet
1. Energi sesuai kebutuhan yaitu 55 %.
2. Protein cukup yaitu 1-1,25 g/kgBB. (10%-15%) tidak ada demam atau
pendarahan (20%) kalau ada pendarahan dan demam
3. Lemak diberikan 20-25 % dari kebutuhan energy. (20%)
4. Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat
kelebihan asam empedu dalam saluran cerna.
5. Hindari makanan bergas yang dapat menimbulkan rasa kembung dan
tidak nyaman.
6. Bentuk makanan biasa.

E. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

15
Usia = 35 th

TB = 161 cm

BB = 60 kg

BBI = 54,9 kg

BMR = 10 x BBA + 6,25 x TB – 5 x U – 161

= 10 x 60 + 6,25 x 161 – 5 x 35 – 161

= 600 + 1.006,25 – 175 – 161

= 1.270

TEE = BMR X FA X FS

= 1.270 x 1,2 x 1,4

= 2.476 kkal → (+10%) 2.723,6 kkal (-10%) 2.228,4 kkal

P = 1,25 x 60 = 75 gr → (+10%) 82,5 gr (-10%) 67,5 gr

495,2
L = 20% x 2.476 = 495,2 gr → =55,0 gr → (+10%) 60,5 gr
9

(-10%) 49,5 gr

1.361,8
KH = 55% x 2.476 = 1.361,8 gr → =340,45 gr → (+10%)
4
374,5 gr (-10%) 306,4 gr

16
3.1.2 Intervensi Konseling Gizi

A. Tujuan

1. Memberikan edukasi tentang pola makan yang berkaitan dengan


kesehatan /penyakit yang diderita pasien

2. memberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk memberikan


makanan yang bervariasi dan sehat

B. Materi

1. Penjelasan mengenai kantong empedu

Kantung empedu merupakan kandung empedu atau juga getah


empedu (Gallbladder) yang merupakan organ yang berbentuk seperti
buah pir yang dapat menyimpan kurang lebih 50 ml empedu yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang
kantung empedu merupakan sekitar 7-10 cm serta memiliki warna hijau
gelap, hal ini bukan karena warna jaringannya, melainkan disebabkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ tersebut
terhubungkan dengan hati serta juga usus dua belas jari (duodendum)
dengan melalui saluran empedu. Kantung empedu tersebut memproduksi
sekitar 600-1200 ml cairan empedu per harinya. Apabila Dalam keadaan
normalnya  97% dari cairan empedu ini berupa air.

Dalam Struktur kantung empedu ini Terdapat 3 (tiga) lapis


pelindung atau juga pembungkus kantung empedu, diantaranya sebagai
berikut:

a. Permukaan luarnya itu berupa peritoneum visceral

b. Bagian tengahnya itu berupa dinding yang terdiri dari serat otot
halus. Kontraksi dari otot tersebut ini dipengaruhi oleh sistem
hormonal tubuh serta juga memiliki fungsi untuk mengeluarkan
cairan empedu menuju ke duodenum.

17
c. Permukaan dalamnya itu berupa membran mukosa yang terdiri
atas sel-sel epitel sederhana yang berbentuk silinder.

2. Proses Pembentukan Getah Empedu

Cairan empedu tersebut berasal dari penghancuran hemoglobin


eritrosi yang sudah tua atau juga rusak. Hemoglobin terseebut kemudian
akan diuraikan menjadi hemin, zat besi serta juga globin. Zat besi dan uga
globin akan disimpan di dalam hati serta akan dikirim ke sumsum tulang
untuk bisa menjadi bahan utama pembentukan sel darah merah baru.
Heme (hermin) tersebut akan dirombak menjadi bilirubin dan juga
biliverdin. Kedua zat tersebut merupakan zat pemberi warna bagi cairan
empedu sehingga cairan empedu itu berwarna hijau biru. Zat warna
tersebut akan mengalami proses oksidasi menjadi urobilin. Setelah itu
urobilin dieksresikan ke luar tubuh dengan melalui feses serta urin. Zat
inilah yang memberikan warna kekuningan pada feses serta juga urin.

3. Pengaturan pola makan yang baik

Pola makan dapat diartikan suatu kebiasaan menetap dalam


hubungan dengan konsumsi makan yaitu berdasarkan jenis
bahan makanan : makanan pokok, sumber protein, sayur, buah, dan
berdasarkan frekuensi: harian, mingguan, pernah, dan tidak pernah
sama sekali. Dalam hal pemilihan makanan dan waktu makan manusia
dipengaruhi oleh usia, selera pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial
ekonomi (Almatsier, 2002).

Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang beraneka


ragam harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral,
dan bahkan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang
menurut kebutuhan masing- masing kelompok (bayi, balita, anak, remaja,
ibu hamil dan menyusui, orang dewasa dan lansia).

18
Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan
tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak serta
protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar (seperti untuk
menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-organ tubuh) dan untuk
aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja serta berolah raga. Kelebihan
energi akan menghasilkan obesitas, sementara kekurangan energi dapat
menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus. Makanlah makanan
sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Karbohidrat
sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi dengan
memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah.
Makanan ini sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau
sedang melakukan aktivitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok
makan gula/hari. Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama
makanan yang merupakan sumber unsur gizi lain seperti protein,
lemak/minyak, vitamin dan mineral. Seyogyanya 50-60% dari kebutuhan
energi diperoleh dari karbohidrat kompleks. Batasi konsumsi lemak dan
minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Konsumsi lemak dan
minyak berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan, dapat
beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang
mempunyai kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau kenaikan
kadar lemak (kolesterol atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor
untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Konsumsi
lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kaori dan perlu
diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran tersendiri sebagai
sumber asam lemak esensial serta juga membantu penyerapan beberapa
vitamin yang larut dalam lemak

4. Diet rendah lemak.

Diet rendah lemak yakni pola makan yang membatasi jumlah


asupan lemak yang masuk dari makanan. Dilansir dari Kompas.com, pola
makan diet rendah lemak membantu mengurangi asupan kalori.

19
Tujuannya memang untuk memperbaiki kembali kadar kolesterol dan
trigliserida darah. Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI diet rendah
lemak perlu memenuhi beberapa syarat. Pertama, lemak yang akan masuk
harus kurang dari 30 persen energi total atau kalori harian.

5. Pentingnya modifikasi atau variasi makanan

Menu perlu diperhatikan variasi makanannya. Variasi makanan


tersebut meliputi variasi bahan dasar, variasi rasa, variasi warna, variasi
tekstur, serta variasi metode pengolahan. Menu makanan bervariasi yang
bergizi lengkap dan seimbang harus
mengandung:

a. Bahan makanan sumber tenaga : nasi, roti, kentang

b. Bahan makanan sumber zat pembangunan: Protein hewani:


telur, ikan, daging, susu, keju,Protein nabati : tempe, tahu.

c. Bahan makanan sumber zat pengatur :Sayuran : bayam, buncis,


wotel, tomat, Buah : pisang, pepaya, jeruk, apel

d. Untuk membuat menu yang bergizi lengkap dan seimbang perlu


disusun dari ketiga golongan bahan makanan di atas, dan dapat
ditambahkan jenis makanan yang dapat memperkaya rasa menu
misalnya; minyak, mentega, gula.

e. Banyaknya kalori yang harus dikomsumsi dan jumlah kalorinya


disesuaikan dengan umur (Sulistyoningsih, 2010).

C. Alat : Alat tulis, leaflet, food model.

D. Sasaran : Pasien dan keluarga

E. Waktu : 30 menit

F. Tempat : Poli gizi

20
Waktu Menu Bahan Makanan Berat Energi Protein (g) Lemak (g)
(Kcal) Hewani Nabati
makan pagi nasi putih Beras giling 150 267.0 0.0 3.2 0.2
masak nasi
bistik daging sapi Daging sapi 50 103.5 9.0 0.0 7.0

tempe bumbu Tempe kedele 50 74.5 0.0 9.2 2.0


merah murni
Minyak kelapa 5 43.5 0.0 0.1 4.9

tumis kankung Kangkung 60 17.4 0.0 1.8 0.2

Minyak kelapa 5 43.5 0.0 0.1 4.9

buah semangka Semangka 75 21.0 0.0 0.4 0.2

Sub Total 570.4 9.0 14.6 19.3

Snack Pagi susu Susu sapi 150 91.5 4.8 0.0 5.3

Sub Total 91.5 4.8 0.0 5.3

Makan Siang nasi putih Beras giling 150 267.0 0.0 3.2 0.2
masak nasi
telur balado Telur ayam 50 81.0 6.4 0.0 5.8

Minyak kelapa 5 43.5 0.0 0.1 4.9

tahu kukus Tahu 60 40.8 0.0 4.7 2.8

Minyak kelapa 10 87.0 0.0 0.1 9.8

sop pelangi Kol merah/putih 30 7.2 0.0 0.4 0.1

Wortel 30 12.6 0.0 0.4 0.1

Kentang 30 24.9 0.0 0.6 0.0

buah pepaya Pepaya 75 34.5 0.0 0.4 0.0

Sub Total 598.5 6.4 9.7 23.5

Sanck Sore salad buah Semangka 35 9.8 0.0 0.2 0.1

Apel 25 14.5 0.0 0.1 0.1

melon 25 2.2 0.2 0.0 0.1

Keju 5 16.3 1.1 0.0 1.0

Susu kental 10 33.6 0.8 0.0 1.0

21
manis
Sub Total 76.4 2.1 0.3 2.3

Makan nasi putih Beras giling 150 267.0 0.0 3.2 0.2
Malam masak nasi
pepes ikan Ikan segar 50 56.5 8.5 0.0 2.3

bola tempe Tempe kedele 50 74.5 0.0 9.2 2.0


krispi murni
Tepung terigu 30 109.5 0.0 2.7 0.4

Prei ( daun 5 2.3 0.0 0.1 0.0


bawang )
Minyak kelapa 10 87.0 0.0 0.1 9.8

sayur bening Bayam 25 9.0 0.0 0.9 0.1


bayam
Jagung giling 25 90.3 0.0 2.2 1.1
kuning
buah melon Melon 75 6.5 0.5 0.0 0.3

Sub Total 702.5 9.0 18.2 16.2

Sub Total 0.0 0.0 0.0 0.0

Total Asupan 2039.2 74.1 66.5

22
3.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3.1 Hasil

Pada praktikum kasus kantong empedu ini untuk menu yang kami buat
mendapatkan berupa komentar yaitu teskstur pada makanan yang kami buat
daging alot dan telur terlalu pedas, seharusnya menu yang kami buat sebaiknya
tidak digoreng. Dan perlu diperhatikan pada warna menu pada makanan.

3.3.2 Pembahasan

Pada praktikum ini kami membuat nasi putih diketiga makanan utama,
dan seharusnya kami memuat nasi tim diketiga makanan utama, dikarnakan
kondisi pasien tidak dapat memakan nasi putih biasa. Untuk tekstur dari nasi
putih biasa kami sudah bagus , tekstur lunak dan makann digoreng.

Untuk menu bistik daging sapi ini berada dimakan pagi daging sapi yang
kami gunakan tidak sesuai dengan berat yang ada di nutri. Sehingga kebutuhan
protein kurang memenuhi.

Menu makan pagi lainnya adalah tempe bumbu merah, di menu ini tidak
ada masalah, berat sudah sesuai. Rasa, tekstur, dan warna juga sesuai. Lalu
untuk buahnya kami menyediakan buah semangka.

Untuk diselingan pagi kami hanya menyediakan susu putih sebanyak 150
gr. Lalu dilanjutkan kemakan siang, selain nasi putih biasa untuk sayurnya kami
menyediakan sop pelangi disayur ini terdapat kol merah/putih, wortel dan
kentang Sayur ini sudah kami masak dengan suhu yang tepat sehingga warna
segar.

Selain itu dimakan siang ada telur balado Dalam pengolahan telur balado
ini kami melakukan kesalahan yaitu kami membuat telur terlalu pedas, dan tidak
sesuai dengan menu lainnya. Lalu ada menu tahu kukus. Tahu kukus yang kami
buat rasanya hambar, karena sebelum dikukus kami tidak mengecek rasa, namun

23
untuk tekstur tahu sudah bagus. Untuk buah dimakan siang kami menyediakan
buah pepaya.

Untuk selingan kami mengeyediakan salad buah dengan berat 100 gr.
Untuk salad buah tersebut yaitu dimana kami menggunakan susu kental manis.
Kami mendapatkan evaluasi dari instruktur maupun dosen berupa susu kental
manis tidak baik untuk kesehatan karena mengandung gula yang tinggi.

Untuk makan malam kami menyediakan nasi putih ditambah dengan lauk
protein hewani yaitu pepes ikan dan protein nabati berupa bola tempe krispi.
Kami juga memberikan sayur bening yang komposisinya ada bayam dan jagung
giling kuning. Untuk buah kami memberikan buah melon.

24
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa indikator-indikator Diet


Penyakit Kandung Empedu antara lain:

1. Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di


dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu
disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu
disebut koledokolitiasis. proses-proses penting bagi kehidupan yaitu
proses penyimpanan energy.
2. Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor resikonya
adalah usia lanjut, kegemukan (obesitas), diet tinggi lemak, faktor
keturunan.
3. Orang-orang dengan penyakit ini harus makan lebih banyak makanan
berserat. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan berlemak,
gorengan, dan menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi,
lobak, ketimun, durian, dan nangka.

4.2 Saran

Pada praktikum kasus Empedu ini untuk menu yang kami buat
mendaptakan beberapa saran ayitu untuk daging bistik masih terlalu alot, telur
balado yang kami buat terlalu pedas, untuk makanan lunak sebaiknya tidak
digoreng, dan untuk penderita nyeri perut sebaiknya berikan nasi tim.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. Biologi Hati dan Kandungan Empedu.Apotik online dan media


informasi obat-penyakit

Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar


Medis. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Poedjiadi  Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Tim Dosen. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. UIN: Makassar.

26
27

Anda mungkin juga menyukai