“PENYAKIT EMPEDU”
KELOMPOK
Aprianinur Safarianti P07231118007
Feliks Alvin Rombe Toding P07231118015
Nadya Indah Nurjuliani P07231118025
Rossa Dwiana Putri P07231118033
Yana Zelviana P07231118025
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa atas berkat
rahmat yang telah di berikan kepada kami sehingga kami dapat menyusun laporan pratikum
merupakan syarat wajib untuk menyelesaikan tugas mata kuliah.
Ada kebanggaan tersendiri jika kegiatan pratikum ini bisa selesai dengan hasil
yang baik. Dengan keterbatasan kami dan waktu dalam membuat laporan pratikum ini, maka
cukup banyak hambatan yang kami temui. Hasil dari pratikum yang telah kami lakukan pada
akhirnya bisa diselesaikan dengan baik tentulah karena bantuan dan dukungan dari instruktur
dan dosen yang terkait.
Untuk itu, kami sampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Dhaesty Putri Purnama
S.Tr.Gz sebagai pihak instruktur yang telah membantu kami selama kegiatan pratikum
berlangsung.
Tak ada yang bisa kami berikan selain doa dan rasa terima kasih yang tulus kepada
para instruktur yang telah banyak membantu kami semua. Namun tidak lupa juga masukan
yang berguna seperti saran atau kritik dari pada pembaca di harapkan oleh kami. Sangat
berharap bahwa laporan pratikum ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca untuk
menambah pengetahuan bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB V PENUTUP.........................................................................................................26
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................26
4.2 Saran...............................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................27
LAMPIRAN...................................................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat memahami :
1. Pengertian kolelitiasis.
2. Memahami pemberian asuhan diet untuk pasien kolelitiasis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang
disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan secara
terus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan yaitu
kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya
kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya empedu akan
dihimpun ke dalam duodenum (Panil, 2004).
Kandungan empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak diperut
sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedunya menyimpan cairan
empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi
(menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke
dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin
seperti vitamin A, D, E dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein,
garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian dari
empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui feses (Anonim,
2012).
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan
mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai
700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung
empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein
dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+
serta zat-zat organik, yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi, 2009).
5
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu,
zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan
berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak.
Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak.
Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi
dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yng lebih mudah larut dan mudah
terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Tim Dosen, 2013).
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama
lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan
bercampurdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke
kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih
pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan
yang langsung dari hati tadi (Anonim, 2012).
6
BAB III
Seorang pasien wanita ibu rumah tangga usia 35 tahun didiagnosa kolelitiasis. Pasien
mengeluhkan sering merasa mual yang hilang timbul serta sakit nyeri perut bagian kanan atas
yang menjalar sampai ke bahu kanan atas. Pasien sudah merasakan keluhan tersebut lebih
dari 1 bulan yang lalu. Namun baru memeriksakan diri ke dokter karena nyeri dirasakan
makin lama makin hebat selama lebih dari 15 menit. Kondisi pasien saat ini dalam keadaan
kuning di seluruh tubuh. Sejak mengalami keluhan yang disampaikan, asupan pasien saat ini
mulai berkurang dari biasanya. Pola makan 3 kali sehari, tetapi tidak bisa makan banyak.
Setiap kali makan, pasien hanya mampu makan 10 sdm nasi, ½ potong hewani (kebanyakkan
memilih ayam goreng) dan nabati (terbanyak pilihannya adalah tempe goreng). Pasien tidak
suka sayur dan buah. Sebelum sakit, pasien memiliki kebiasaan makan sebagai berikut :
sering mengonsumsi goreng-gorengan (bala-bala dan tahu goreng) setiap harinya sebanyak
masing-masing 3 buah sedang dan keripik serta kacang goreng 3 kali seminggu kurang lebih
1 genggam tangan dewasa. Riwayat Gizi sekarang: Hasil Recall: Energi 2497,9 kkal, Protein
79,1 gram, Lemak 159,6 gram dan KH 194,5 gram. Pasien menyatakan tidak mengetahui apa
penyebab kejadian penyakitnya saat ini dengan kebiasaan makannya. Hasil laboratorium
menunjukkan urin pasien berwarna coklat, kadar kolesterol tinggi (250 mg/dL) dan ada
lemak di fesesnya. Berat badan pasien mengalami perubahan dari 63 kg menjadi 60 kg dalam
1 minggu, sementara tinggi badan pasien 161 cm.
7
PAGT/NCP Penyakit Kolelitiasis
ASSESMENT
MONITORING &
IDENTIFIKASI DIAGNOSIS INTERVENSI
DATA DASAR EVALUATION
MASALAH
CH (Client History)
Usia ( 35 tahun)
Jk (Perempuan)
Pasie didiagnosa
mengalami kolelitiasis.
8
tersebut lebih dari 1 bulan
yang lalu.
Pasien mengalami
perubahan berat badan dari
63 kg menjadi 60 kg dalam
satu minggu.
FH (Food History)
Sejak mengalami keluhan FH.1.2.2.3 Pola NB 1.1 Kurangnya C 1.1 Teori kognitif FH.1.2.2.3 Pola
makan salah pengetahuan terkait
yang disampaikan, asupan perilaku makan (pola makan
pasien mulai berkurang dari makanan dan zat pasien benar).
biasanya. gizi berkaitan
dengan krangnya
Pola makan 3x sehari
informasi ditandai
namun tidak bisa makan
dengan kebiasaan
banyak.
makan pasien.
Pasien hanya dapat makan
10 sendok makan nasi, ½
potong hewani (ayam
goreng) dan nabati (tempe
goreng) setiap kali makan.
NI 5.5.2 Asupan
lemak berlebih
berkaitan dengan
pengetahuan
ditandai dengan
seringnya konsumsi
makanan berlemak
(gorengan)
normalnya 120%
11
AD
BB = 60 kg AD.1.1.2 Berat NC.3.1 Berat badan C 2.3 Monitoring AD.1.1.2 Berat badan
badan turun kurang berkaitan mandiri tidak menurun
TB = 161 cm
dengan kurangnya
BBI = 54,9 kg asupan ditandai
dengan berat badan
IMT = 23,0 (normal)
turun.
BD
Kolesterol = 250 mg/dl (↑) BD. 1.7.5 Kolesterol NC 2.2 Perubahan ND 1.2 Modifikasi BD.1.7.5 Nilai
berlebih nilai laboratorium diet rendah lemak. kolestrol normal
berkaitan dengan (bentuk lunak)
BD.1.4.12 Feses
gangguan fungsi
berlemak
ginjal ditandai
dengan warna RC 1.4 Kolaborasi
12
PD
Kulit bewarna kuning PD.1.1.8 Kulit NC 2.1 ( NC 1.4) RC.1.4 kolaborasi PD.1.1.8 warna kulit
diseluruh tubuh bewarna kuning. Perubahan fungsi dengan tenaga normal.
system pencernaan kesehatan lain.
Mual PD.1.1.5 Sistem PD.1.1.5 Sistem
berkaitan dengan
pencernaan. pencernaan.
Nyeri perut bagian kanan penyakit yang
NI 5.5.2 Asupan
lemak berlebih
berkaitan dengan
penyakit kolelitiasis
ditandai dengan
urine bewarna
cokelat dan feses
13
berlemak.
14
3.2 RENCANA INTERVENSI
15
Usia = 35 th
TB = 161 cm
BB = 60 kg
BBI = 54,9 kg
= 1.270
TEE = BMR X FA X FS
495,2
L = 20% x 2.476 = 495,2 gr → =55,0 gr → (+10%) 60,5 gr
9
(-10%) 49,5 gr
1.361,8
KH = 55% x 2.476 = 1.361,8 gr → =340,45 gr → (+10%)
4
374,5 gr (-10%) 306,4 gr
16
3.1.2 Intervensi Konseling Gizi
A. Tujuan
B. Materi
b. Bagian tengahnya itu berupa dinding yang terdiri dari serat otot
halus. Kontraksi dari otot tersebut ini dipengaruhi oleh sistem
hormonal tubuh serta juga memiliki fungsi untuk mengeluarkan
cairan empedu menuju ke duodenum.
17
c. Permukaan dalamnya itu berupa membran mukosa yang terdiri
atas sel-sel epitel sederhana yang berbentuk silinder.
18
Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan
tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak serta
protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar (seperti untuk
menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-organ tubuh) dan untuk
aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja serta berolah raga. Kelebihan
energi akan menghasilkan obesitas, sementara kekurangan energi dapat
menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus. Makanlah makanan
sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Karbohidrat
sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi dengan
memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah.
Makanan ini sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau
sedang melakukan aktivitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok
makan gula/hari. Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama
makanan yang merupakan sumber unsur gizi lain seperti protein,
lemak/minyak, vitamin dan mineral. Seyogyanya 50-60% dari kebutuhan
energi diperoleh dari karbohidrat kompleks. Batasi konsumsi lemak dan
minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Konsumsi lemak dan
minyak berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan, dapat
beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang
mempunyai kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau kenaikan
kadar lemak (kolesterol atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor
untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Konsumsi
lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kaori dan perlu
diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran tersendiri sebagai
sumber asam lemak esensial serta juga membantu penyerapan beberapa
vitamin yang larut dalam lemak
19
Tujuannya memang untuk memperbaiki kembali kadar kolesterol dan
trigliserida darah. Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI diet rendah
lemak perlu memenuhi beberapa syarat. Pertama, lemak yang akan masuk
harus kurang dari 30 persen energi total atau kalori harian.
E. Waktu : 30 menit
20
Waktu Menu Bahan Makanan Berat Energi Protein (g) Lemak (g)
(Kcal) Hewani Nabati
makan pagi nasi putih Beras giling 150 267.0 0.0 3.2 0.2
masak nasi
bistik daging sapi Daging sapi 50 103.5 9.0 0.0 7.0
Snack Pagi susu Susu sapi 150 91.5 4.8 0.0 5.3
Makan Siang nasi putih Beras giling 150 267.0 0.0 3.2 0.2
masak nasi
telur balado Telur ayam 50 81.0 6.4 0.0 5.8
21
manis
Sub Total 76.4 2.1 0.3 2.3
Makan nasi putih Beras giling 150 267.0 0.0 3.2 0.2
Malam masak nasi
pepes ikan Ikan segar 50 56.5 8.5 0.0 2.3
22
3.3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3.1 Hasil
Pada praktikum kasus kantong empedu ini untuk menu yang kami buat
mendapatkan berupa komentar yaitu teskstur pada makanan yang kami buat
daging alot dan telur terlalu pedas, seharusnya menu yang kami buat sebaiknya
tidak digoreng. Dan perlu diperhatikan pada warna menu pada makanan.
3.3.2 Pembahasan
Pada praktikum ini kami membuat nasi putih diketiga makanan utama,
dan seharusnya kami memuat nasi tim diketiga makanan utama, dikarnakan
kondisi pasien tidak dapat memakan nasi putih biasa. Untuk tekstur dari nasi
putih biasa kami sudah bagus , tekstur lunak dan makann digoreng.
Untuk menu bistik daging sapi ini berada dimakan pagi daging sapi yang
kami gunakan tidak sesuai dengan berat yang ada di nutri. Sehingga kebutuhan
protein kurang memenuhi.
Menu makan pagi lainnya adalah tempe bumbu merah, di menu ini tidak
ada masalah, berat sudah sesuai. Rasa, tekstur, dan warna juga sesuai. Lalu
untuk buahnya kami menyediakan buah semangka.
Untuk diselingan pagi kami hanya menyediakan susu putih sebanyak 150
gr. Lalu dilanjutkan kemakan siang, selain nasi putih biasa untuk sayurnya kami
menyediakan sop pelangi disayur ini terdapat kol merah/putih, wortel dan
kentang Sayur ini sudah kami masak dengan suhu yang tepat sehingga warna
segar.
Selain itu dimakan siang ada telur balado Dalam pengolahan telur balado
ini kami melakukan kesalahan yaitu kami membuat telur terlalu pedas, dan tidak
sesuai dengan menu lainnya. Lalu ada menu tahu kukus. Tahu kukus yang kami
buat rasanya hambar, karena sebelum dikukus kami tidak mengecek rasa, namun
23
untuk tekstur tahu sudah bagus. Untuk buah dimakan siang kami menyediakan
buah pepaya.
Untuk selingan kami mengeyediakan salad buah dengan berat 100 gr.
Untuk salad buah tersebut yaitu dimana kami menggunakan susu kental manis.
Kami mendapatkan evaluasi dari instruktur maupun dosen berupa susu kental
manis tidak baik untuk kesehatan karena mengandung gula yang tinggi.
Untuk makan malam kami menyediakan nasi putih ditambah dengan lauk
protein hewani yaitu pepes ikan dan protein nabati berupa bola tempe krispi.
Kami juga memberikan sayur bening yang komposisinya ada bayam dan jagung
giling kuning. Untuk buah kami memberikan buah melon.
24
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Pada praktikum kasus Empedu ini untuk menu yang kami buat
mendaptakan beberapa saran ayitu untuk daging bistik masih terlalu alot, telur
balado yang kami buat terlalu pedas, untuk makanan lunak sebaiknya tidak
digoreng, dan untuk penderita nyeri perut sebaiknya berikan nasi tim.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27