Anda di halaman 1dari 30

NILAI

Dietetik

LAPORAN KASUS

SALURAN CERNA ATAS

Kelompok 6 :

1. Annisa Nur Rabiah P07231118006


2. Nadia Rosa Damayanti P07231118024
3. Rahmat Dony P07231118032
4. Winda Ayu Ginanti P07231118040

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI DAN DIETETIKA
2020

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini guna memenuhi tugas kelompok dengan mata kuliah Dietetik Penyakit
Menular ,dengan judul “Saluran Cerna Atas.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik ,
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk dan saran serta masukan baik kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga lapoaran
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dalam pendidikan.

Samarinda,27 Agustus 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................. 4


B. Tujuan ............................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 9

A. Hasil praktikum ............................................................................................... 9


B. Pembahasan..................................................................................................... 25
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 26

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 26
B. Saran................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

LAMPIRAN ......................................................................................................... 28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit gangguan saluran cerna merupakan penyakit yang sering di derita
oleh orang dewasa. Sehingga sering dikatakan bahwa saluran pencernaan
merupakan organ yang sangat vital bagi manusia. Karena apabila sistem
pencernaan terganggu, tubuh pun akan mengalami sakit. Bila hal tersebut
terjadi, maka proses metabolisme tidak dapat berjalan dengan baik. Saluran
pencernaan pun tak lepas dari serangan berbagai penyakit diantaranya adalah
Esofagitis, Karsinoma Esofagus, Tukak Peptik, Karsinoma Lambung, Tukak
Duodenum, Penyakit Crohn, Karsinoma Kolon Rektum, dan Kolitis Ulseratif.
Menurut Dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, staf Divisi
Gastroenterologi pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI / RSCM,
pemahaman masyarakat saat ini tentang sistem pencernaan masih sangat
rendah. Pada umumnya masyarakat hanya mengaitkan masalah pencernaan
dengan penyakit maag. Padahal jika kita ketahui penyakit masalah pencernaan
tersebut sangat banyak dan kompleks.
Sesuai dengan letaknya saluran cerna pada manusia di kelompokan menjadi
dua, yaitu saluran cerna atas dan bawah. Karena letaknya lebih tinggi maka
saluran cerna atas dimulai dari rongga mulut hingga usus dua belas jari,
sedangkan saluran cerna bawah dimulai dari usus dua belas jari distal hingga
anus.
Gejala pada gangguan saluran cerna atas meliputi mual, muntah, kembung,
nafsu makan menurun dan sendawa. Sedangkan gejala pada gangguan saluran
cerna bawah meliputi nyeri pada perut, flatulensi, sembelit dan diare.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu menerapkan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada
pasien gangguan saluran cerna atas.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum

Sistem pencernaan terdiri Sistem pencernaan terdiri dari organ-organ utama y


dari organ-organ utama yang meliputi saluran pencernaan saluran pencernaan yang
merupakan suatu pipa panjang mulai dari mulut, esophagus, gaster, usus halus, usus
besar (colon), rectum dan anus serta organ asesori yang meliputi kelenjar saliva,
hepar, pancreas dan kandung empedu.

Saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,


mengabsorpsi mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa zat-zat gizi, dan
mengekresi sisa-sisa pencernaan. pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut,
Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar
dan anus.

Adakalanya ketika dalam keadaan tertekan, kita merasa sakit perut. Timbulnya
gangguan pada saluran c saluran cerna cukup sering dikeluhkan sering dikeluhkan
dan menjadi menjadi masalah masalah kesehatan kesehatan dalam masyarakat.
masyarakat. Penyakit-penyakit yang timbul pada saluran Penyakit-penyakit yang
timbul pada saluran cerna, cerna, selain disebabkan oleh adanya faktor
organi selain disebabkan oleh adanya faktor organik (kelainan struktur saluran
cerna, infeksi) ternyata 40-60 % merupakan sindrom fungsional. Penderita dapat
mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya
gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan
tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Sindrom fungsional pada
gangguan saluran cerna tersebut, antara lain adalah gastritis (upper abdominal s
antara lain adalah gastritis (upper abdominal syndrome), sindrom fungsional
hipogastrium (lower ome), sindrom fungsional hipogastrium (lower abdominal
syndrome), dan aerofagi.

5
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan,
mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar
(defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan,
gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesismelena, kondisi saluran cerna
pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi
antara lain stenosis esophagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis-melena,
ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.

Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare,
konstipasi hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit
saluran cerna dibagi dalam 2 kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan
penyakit saluran cerna bawah. Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang
terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit ini merupakan golongan besar dari
penyakit pada organ esofagus, lambung, duodenum bagian pertama, kedua dan
ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon sigmoid, dan rektum. Penyakit-penyakit
saluran pencernaan bagian atas seperti :

1) Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan
pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan system saraf menelan,
pasca stroke, dan adanya massa atau tumor yang menutupi saluran cerna. Pasien
memerlukan penanganan khusus tentang cara pemberian maupun bentuk
makanannya.
2) Hematemesis-Melena
Hematemesis melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah
akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.
3) Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)
Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit
“maag” merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan.
Selain disebabkan oleh faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada
saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan ini juga dihubungkan dengan
faktor psikologis mendasarinya. Ganggu inya. Gangguan ini ditandai antara lain

6
oleh an ini ditandai antara lain oleh adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di
daerah epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri di bawah lengkung iga. Rasa sakit
bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar, intensitasnya
sedang, menghebat karena makanan atau langsung setelah makan, tidak ada
hubungannya dengan kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara
lain gangguan menelan, eruktasi (bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan
rasa asam atau pahit), mual dan muntah, kembung (meteorismus), dan lain-lain.

Perdarahan saluran cerna bawah atau Lower gastrointestinal bleeding


(LGIB) didefinisikan sebagai perdarahan yang berasal dari organ traktus
gastrointestinalis yang terletak distal dari Ligamentum Treitz yang
menyebabkan ketidakseimbangan hemodinamik dan anemia simptomatis.

Lebih dari 95% sampai 97% kasus, sumber perdarahan berasal dari
kolon, sedangkan 3 sampai 5% sisanya berasal dari usus halus, LGIB
memegang 15% dari episode perdarahan gastrointestinal. Insidensi LGIB
meningkat dengan bertambahnya usia, yang berhubungan dengan lesi yang
didapat pada colon sehingga terjadi perdarahan yang berasal dari kolon yaitu
pada diverticulosis dan angiodisplasia.

Menurut penelitian yang dilakukan di RSCM, tingkat kematian karena


perdarahan saluran cerna bagian atas juga cukup tinggi hampir mencapai 26%.
Penelitian yang dilakukan terakhir di RSCM dari 4.154 endoskopi saluran cerna
atau selama 5 tahun (2001-2005) didapatkan 837 kasus dengan perdarahan
saluran cerna.

B. Faktor-Faktor Penyebab
Penyakit-penyakit gangguan pencernaan diantaranya dapat disebabkan
oleh beberapa faktor berikut ini :
a. Pola makan yang salah
b. Infeksi dari bakteri, mikroba lainnya atau cacing
c. Terdapat kelainan pada system pencernaan itu sendiri seperti akibat
tumor, infeksi atau pelebaran pembuluhnya.

7
Ada banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya penyakit gastritis, namun
yang paling umum adalah

a) Jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi


dan dapat mengkibatkan kelebihan asam lambung dan akan
mengiritasi dinding mukosa lambung. Itulah sebabnya salah satu
pencegahan gastritis adalah dengan makan tepat waktu.
b) Stress dapat mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh
yang dapat merangsang sel dalam lambung yang berlebihan\
c) Makanan yang teksturnya keras dan dimakan dalam keadaan panas
misalnya bakso
d) Mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan
teh, makanan pedas dan asam, dan makanan yang mengandung gas
seperti ubi, buncis, kol dan lain-lain.
C. Gejala dan Tanda-Tanda
Gejala penyakit gastritis yang biasa terjadi adalah
1. Mual dan muntah
2. Nyeri epigastrum yang timbul tidak lama setelah makan dan minum
unsur-unsur yang dapat merangsang lambung ( alkohol, dapat
merangsang lambung ( alkohol, salisilat, maka salisilat, makanan
tercemar toksin stafilokokus ) nan tercemar toksin stafilokokus )
3. Pucat
4. Lemah
5. Keringat dingin
6. Nadi cepat
7. Nafsu makan menurun secara drastic
8. Suhu badan meningkat
9. Sering bersendawa terutama dalam keadaan lapar

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Ny. NR usia 58 tahun, dengan pendidikan SMA, agama Hindu dan
bekerja sebagai ART. Suami pasien bekerja sebagai buruh serabutan dan
mempunyai 2 orang anak yang sudah berkeluarga. MRS pada tanggal 2 Juni 2017
dengan keluhan nyeri perut, sesak nafas, kemudian dibawa ke Puskesamas dan
dilakukan pemeriksaan darah dengan kadar Hb 4,6 g/dl, lalu pasien dirujuk ke
RSUP sanglah untuk perawatan lebih lanjut.
Riwayat sebelum MRS; pasien mengeluh nyeri perut kanan atas, rasa
penuh/sebah, mules, perih, makan/minum kurang, sesak nafas jika beraktivitas
sedang, pusing badan mudah lelah, buang air besar berwarna hitam. Pasien
mempunyai kebiasaan minum jamu sudah sejak lama sekitar 10 tahun, obat sakit
kepala yang dibeli diwarung yaitu Bodrex, jumlah sekali minum 4 tablet, dan sering
pegal linu sejak 2 tahun yang lalu.
Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 150/80 mmHg, mata
konjungtiva anemis, hasil laboratorium sel darah merah 2,55 µl, Hb 4,5 g/dl, MCV
14,9 fl, MCH 58,5 pg, MCHC 17,6 g/dl, albumin 3,28 g/dl, Fe 15 mg/dl, ferritin
18,95 ng/ml.
Dari riwayat pola makan pasien mengonsumsi mengonsumsi makanan
pokok nasi 2-3 x/hari, lauk hewani (ikan lele 2 kali/minggu, telur 5kali/minggu,
ayam 2 kali/minggu), lauk nabati tahu dan tempe tiap hari, sayuran sering
dikonsumsi perminggu, buah yang sering dikonsumsi papaya 2-3 kali/minggu.
Minuman paling sering dikonsumsi adalah teh manis 3-4 kali/minggu dan kopi susu
3-4 kali/minggu. Hasil analisis recall makanan pasien yaitu energy 1450 kkal,
protein 49,5 gram, lemak 33,9 gram, KH 224,3 gram dan Fe 9 mg.

9
PAGT/NCP PENYAKIT SALURAN CERNA ATAS
NAMA : Ny. Nr JENIS KELAMIN : Perempuan
UMUR : 58 Tahun NO. REGRISTASI :
ASSESMENT
MONITORING &
IDENTIFIKASI DIAGNOSIS INTERVENSI
DATA DASAR EVALUATION
MASALAH
CH (Client History)
 Usia (58 tahun)
 Jenis kelamin (perempuan)
 Pendidikan terakhir SMA
 Agama Hindu
 Bekerja sebagai ART
 Mempunyai 2 orang anak
yang sudah berkeluarga
 Suami pasien bekerja
sebagai buruh serabutan
FH (Food History)
Riwayat gizi dahulu :  NI. 1.2 asupan
 Pasien mempunyai energi tidak  C 1.1 Konseling gizi
kebiasaan makan 2 - 3 kali memadai dengan materi Gizi
perhari berkaitan dengan seimbang, makanan

10
 Mengkonsumsi lauk pola makan yang yang beragam, dan
hewani (ikan lele kurang ditandai batasan
2x/minggu, telur dengan asupan mengkonsumsi gula,
5x/minggu, ayam energi (1450 kkal) untuk memberikan
2x/minggu defisit tingkat pengetahuan serta
 Mengkonsumsi lauk nabati ringan perubahan kebiasaan
tahu dan tempe setiap hari makan pasien
 Pasien mengonsumsi obat
sakit kepala yang dibeli di
warung, yaitu bodrex

 Mengkonsumsi sayuran
 NI-2.1Kekurangan
perminggu, buah yang
intake makanan dan
sering dikonsumsi pepaya 2
minuman oral
– 3 kali/minggu.

11
 Sering mengkonsumsi FH. 3.1.2 Penggunaan berkaitan dengan
minuman teh manis 3-4 obat bebas (tanpa resep kurangnya
kali/minggu dan kopi susu dokter) obat sakit pengetahuan
3-4 kali/minggu. kepala (Bodrex) terhadap kecukupan
Riwayat gizi sekarang kebutuhan makanan
Hasil recall dan minuman
ditandai dengan
 Energi 1450 kkal (75,5%)
hasil recall E, KH
defisit tingkat sedang
defisit tingakt
 Protein 49,5 (68,7) defisit  FH.1.1.1 Asupan
sedang dan P, L
tingkat berat  ND 2.1.1 Modifikasi energi
defisit tingkat berat
 Lemak (53%) defisit diet (bentuk makanan  FH.1.5.2. Asupan
 NI. 5.6.1 Asupan
tingkat berat bubur porsi kecil dan protein
protein tidak
 Karbohidrat 224,3 sering, cukup energi dan  FH.1.5.1.1 Asupan
memadai
(77,8%) defisit tingkat  FH.1.1.1 asupan protein, rendah lemak lemak
berkaitan dengan
sedang energi defisit dan serat)  FH.1.5.3. Asupan
pola makan yang
sedang karbohidrat
kurang ditandai
 FH.1.5.2 Asupan
dengan asupan
protein defisit berat
protein (49,5 gram)

12
 FH.1.5.1 Asupan defisit tingkat ringan
lemak defisit berat  NI. 5.5.1 Asupan
 FH.1.5.3 Asupan lemak tidak
karbohidrat defisit memadai
sedang berkaitan dengan
pola makan yang
kurang ditandai
dengan asupan
lemak (33,9 gram)
defisit tingkat
ringan
 NI 5.8.1 Asupan
karbohidrat tidak
memadai
berkaitan pola
makan yang
kurang ditandai
dengan asupan
karbohdirat

13
(224,3 gram)
defisit tingkat
ringan

AD

 TB : 152 cm  AD 1.1.1 Tinggi badan


(165 cm)  AD 1.1.1 Tinggi badan

 AD 1.1.2 Berat badan


 AD 1.1.2 Berat badan
 BB : 49 kg

 AD 1.1.5 IMT 21,3


(normal)  AD 1.1.5 IMT

 IMT : 21,3 (normal)


 BBI : 46,8

14
BD
 NC 2.2 Perubahan

 Eritrosit 2,55 µl  BD 1.10.4 sel darah nilai laboratorium  RC 1.4  BD 1.10.4 sel darah
merah 2,55 µl (rendah) yang bekaitan Kolaborasi/rujukan ke merah menjadi normal
normal 4 – 5 µl dengan gangguan provider lain yang
 BD 1.10.1 Hemoglobin fungsi saluran berkaitan dengan
 HB : 4,5 g/dl 4,5 g/dl (rendah) normal pencernaan yang asuhan gizi yang
 BD 1.10.1 Hemoglobin
12 – 14 g/dl ditandai dengan sedang dilakukan
menjadi normal
 BD 1.10.3 MCV 14,9 fl Eritrosit , MCV

(rendah) normal 82 – 92 MCH , MCHC ,


Albumin  BD 1.10.3 MCV
fl
 MCV 14,9 fl menjadi normal
 MCH 58,5 pg (tinggi)
normal 27 – 31 pg

 MCH menjadi normal

15
 MCH 58,5 pg  MCHC 17,6 g/dl
(rendah) normal 32 – 37
g/dl
 MCHC menjadi normal
 MCHC 17,6 g/dl

 BD 1.11.1 Albumin 3,28


g/dl (rendah) normal 3,5
– 5,9 gr/dl
 Albumin 3,28 g/dl
 BD 1.11.1 Albumin
 BD 1.10.11 Fe 15 mg/dl
menjadi normal
(rendah) normal 35 –
150 mg/dl
 BD 1.10.10 Ferritin
 Fe 15 mg/dl
18,95 mg/dl (normal)  BD 1.10.11 Fe menjadi
normal

 Ferritin 18,95 mg/dl

PD

16
 PD 1.1.5 Nyeri
 Nyeri perut bagian kanan atas
 PD 1.1.5 Nyeri  NI 2.1 Kekurangan  ND 1.2 modifikasi jenis epigastrum hilang
 Sesak nafas
epigastrum intake makanan dan makanan menjadi makanan
 Merasa penuh/sebah
minuman oral berkaitan lunak agar dapat dicerna
 Pusing
dengan kurangnya nafsu dengan mudah oleh pasien
 Mudah lelah
makan dan minum
 BAB berwarna hitam
ditandai makan/minum
 Tekanan darah 150/80 mmHg  PD 1.1.7 pusing
kurang serta rasa hilang
 PD 1.1.7 pusing penuh/sebah, mules,
perih
 Mata konjungtiva anemis
 PD 1.1.9 tekanan
darah normal
 PD 1.1.6 mata tidak
 PD 1.1.9 tekanan darah pucat (menjadi warna
(normal 120/80 mmHg) kemerahan)
 PD 1.1.6 mata
konjungtiva anemis atau
pucat

17
RENCANA INTERVENSI

INTERVENSI DIET
1. Tujuan Intervensi
1) Untuk menghilangkan gejala penyakit, dan menetralisir asam
lambung.
2) Memperbaiki pola makan pasien
3) Meningkatkan asupan makanan pasien
2. Prinsip Diet
1) Cukup energi dan protein
2) Rendah lemak
3) Rendah serat
4) Cukup cairan
5) Makanan tidak merangsang asam lambung
6) Bentuk makanan diberikan sesuai dengan kemampuan menelan pasien
7) Makan secara perlahan, porsi kecil dengan frekuensi sering
3. Syarat Diet
1) Energi diberikan sesuai kebutuhan pasien yaitu 1661,5 kkal
2) Protein normal sesuai kebutuhan pasien yaitu 83 gr
3) Lemak diberikan rendah yaitu 10 – 15% yaitu 27,6 gr
4) Karbohidrat cukup yaitu diberikan 65% sebagai sisa perhitungan
kebutuhan energi dari protein dan karbohidrat yaitu 269,9 gr
5) Cairan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien
6) Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna serta
frekuensi kecil, tetapi sering
7) Cukup cairan.
8) Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan,. Diberikan
secara bertahap,dimulai Diberikan secara bertahap,dimulaidari
makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring dan makanan
lunak.dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring dan
makanan lunak.

18
9) Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan
tersedak atau aspirasi.tidak diberikan karena sering menyebabkan
tersedak atau aspirasi.
10) Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau
sonde.

4. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


Usia : 58 th
TB : 152 cm
BB : 49 kg
BEE = (10 × BBA) + (6,25 × TB) – (5 × U) – 161
= (10 × 49) + (6,25 × 152) – (5 × 58) – 161
= 490 + 950 – 290 – 161
= 989 kkal
TEE = BEE × FA × FS
= 989 × 1,2 × 1,4
= 1.661,5 kkal (±10% = 1.495,3 – 1.827,6)

Protein = 15-20 %
= 20% × 1.661,5
= 83 gr (±10% = 74,7 – 91,3)
Lemak = 15 – 20%

= 20% × 1.661,5

= 36,9 (±10% = 33,2 – 40,5)

KH = 60 – 65%

= 60% × 1.661,5

= 249,2 kkal (±10% = 224,6 – 274,1)

19
1. INTERVENSI KONSELING GIZI
a. Tujuan
1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang
tujuan, prinsip, dan syarat diet lambung III.
2. Memberikan pengertian tentang makanan seimbang.
3. Memberikan informasi tentang pemilihan makanan yang baik
terutama yang aman untuk penyakit yang diderita
a) Sayuran : sayuran rendah serat dan disaring/ dihaluskan dan tidak
menimbulkan gas seperti bayam, bit, labu siam, labu kuning,
wortel, tomat.
b) Buah-buahan : buah yang tidak banyak serat disaring/ dibuat jus/
dihaluskan seperti papaya, pisang, jeruk, sari buah.
c) Bumbu : bumbu yang tidak tajam dalam jumlah terbatas, seperti
garam dan kecap.
b. Materi
1. Diet lambung III
a) Menjelaskan mengenai penyakit sindrom dispepsia dan gastritis
Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau
ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas. Rasa tidak
nyaman secara spesifik meliputi rasa cepat kenyang, rasa penuh,
rasa terbakar, kembung di perut bagian atas dan mual. Gejala
tersebut bersifat umum dan merupakan 30% sampai 40% dari
semua keluhan lambung yang disampaikan kepada dokter ahli
Gastroenterologi (O’Mahony dkk, 2006 ). Gejala–gejala yang
timbul disebabkan berbagai faktor seperti gaya hidup merokok,
alkohol, berat badan berlebih, stres, kecemasan, dan depresi yang
relevan dengan terjadinya dispepsia (Abdullah & Gunawan,
2012).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub
mukosa lambung. Secara histopologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi selsel radang pada daerah tersebut. Gastritis

20
adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam pada umumnya (Herlan, 2002). Disebut gastritis
Kronis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina
propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor
rubur(radang) kronik, yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah
tersebut menandakan adanya aktifitas yang membuat kerja
lambung (Herlan, 2002) Tipe gastritis kronis sering tidak
memperlihatkan tanda atau gejala. Namun, gastritis kronis
merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta
kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus
menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di
dinding lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung
merupakan jenis kanker penyebab kematian terbanyak kedua
setelah kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta kematian
pertahun. Selain itu, gastritis juga merupakan penyakit yang
sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik
dapat juga berakibat fatal.
b) Menjelaskan tentang makanan yang harus dikonsumsi dan
makanan yang harus dibatasi
Menurut Persagi (2006), sebaiknya penderita gastritis
menghindari makanan yang bersifat merangsang, diantaranya
makanan berserat dan penghasil gas maupun mengandung banyak
bumbu dan rempah. Selain itu, penderita juga harus menghindari
alkohol, kopi dan soda. Dan perlu juga memperhatikan teknik
memasaknya, direbus, dikukus dan dipanggang adalah teknik
memasak yang dianjurkan, sebaliknya menggoreng bahan
makanan tidak dianjurkan. Jenis makanan yang tidak dianjurkan
antara lain: beras ketan, mie bihun, jagung, ubi-ubian, cake, dodol,
kue-kue lain yang terlalu manis dari sumber karbohidrat
sedangkan dari sumber protein sarden atau daging yang
diawetkan, dari sumber sayaur, mineral dan vitamian adalah

21
makanan yang merangsang asam lambung diantaranya adalah kol,
dan sayuran yang tidak banyak serat juga tidak menimbulkan gas.
Dari buah yang banyak serat dan menimbulkan gas misalnya
nanas, kedondong, durian, dan nangka. (Sunita Almatsir,2008)

c) Alat : Leaflet
d) Sasaran : Pasien dan keluarga
e) Waktu : 30 menit
f) Tempat : ruang rawat inap pasien

1. MONITORING DAN EVALUASI


b. Biokimia
1. Yang diukur : hemoglobin, albumin, eritrosit, MCV, MCH,
MCHC, Fe, ferritin
2. Pengukuran : sesuai keputusan pemeriksaan
3. Evaluasi/target : pendekatan tentang normal
4. Hemoglobin : 12 – 14 g/dL
5. Albumin : 3,5 – 5,9 g/dL
6. Eritrosit : 4 – 5 µl
7. MCV : 82 – 92 fl
8. MCH : 27 – 31 pg
9. MCHC : 32 – 37%
10. Fe : 35 – 150 mg/dl
11. Ferritin : 18 – 160 mg/ml
c. Fisik
1. Yang diukur : tekanan darah, nyeri perut, sesak nafas, warna
BAB, tekanan darah, konjungtiva mata, pusing,
rasa penuh/sebah
2. Pengukuran : sesuai keputusan pemeriksaan
3. Evaluasi : mendekati rentang normal
4. Tekanan darah : menjadi normal (120/80 mmHg)
5. Nyeri perut : berkurang perlahan atau hilang

22
6. Sesak nafas : berkurang atau hilang
7. Warna BAB : kuning atau kecoklatan
8. Tekanan darah : turun menjadi normal
9. Konjungtiva mata : berwarna kemerahan
10. Pusing : berkurang atau hilang
11. Rasa penuh/sebah : berkurang atau hilang
d. Asupan Gizi
1. Yang diatur : kebiasaan makan pasien
2. Pengukuran : setiap hari
3. Evaluasi/target : IMT normal
4. Memenuhi 100% dari kebutuhan:
Energi = 1.661,5 kkal

Protein = 83 gr

Lemak = 36,9 gr

KH = 249,6 kkal

23
Energi Protein (g) Lemak HA Ca Fosfor Fe Vit. A Vit. B1 Vit. C Natrium Kalium Coles Serat AIR
Waktu Menu Bahan Makanan Berat
(Kcal) Hewani Nabati (g) (g) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (ml)
makan pagi nasi tim Beras giling 50 180,0 0,0 3,4 0,4 39,5 3,0 70,0 0,4 0,0 0,1 0,0 2,5 50,0 0,0 1,0 6,5
sop ayam Daging Ayam Paha 75 160,4 1,7 0,0 10,7 0,0 7,5 101,3 0,8 21,8 65,3 0,1 0,0 41,3 102,8 44,3 0,0
Wortel 50 21,0 0,0 0,6 0,2 4,7 19,5 18,5 0,4 6000,0 0,0 3,0 35,0 122,5 0,0 2,5 44,1
Buncis 50 17,5 0,0 1,2 0,1 3,9 32,5 22,0 0,6 315,0 0,0 9,5 17,6 38,9 0,0 4,8 44,5
Prei ( daun bawang ) 3 1,4 0,0 0,1 0,0 0,3 1,6 1,5 0,0 1,2 0,0 0,5 0,2 9,5 0,0 0,2 2,6
Seledri 3 0,6 0,0 0,0 0,0 0,1 1,5 1,2 0,0 3,9 0,0 0,3 2,9 9,8 0,0 0,1 2,8
tempe bacem Tempe kedele murni 50 74,5 0,0 9,2 2,0 6,4 64,5 77,0 5,0 25,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 3,5 32,0
Gula aren 13 47,8 0,0 0,0 0,0 12,4 9,8 4,6 0,4 0,0 0,0 0,0 3,1 29,9 0,0 0,0 1,2
Buah Pisang Pisang ambon 75 74,3 0,0 0,9 0,2 19,4 6,0 21,0 0,4 109,5 0,1 2,3 13,5 325,5 0,0 2,3 54,0

Sub Total 577,5 1,7 15,3 13,4 86,4 145,8 317,0 8,0 6476,4 65,5 15,7 74,8 627,3 102,8 58,5 187,6
Snack Pagi puding yoghurt buah Agar-agar 5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 20,0 6,3 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4,2 0,9
Yoghurt 25 13,0 0,8 0,0 0,6 1,0 30,0 22,5 0,0 18,3 0,0 0,0 18,8 50,0 0,0 0,0 22,0
Melon 25 2,2 0,2 0,0 0,1 1,8 2,0 2,3 0,1 9,3 0,0 2,5 0,5 29,0 0,0 0,1 0,0
Gula pasir 13 47,3 0,0 0,0 0,0 12,2 0,7 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,7

Sub Total 62,5 1,0 0,0 0,7 15,0 52,7 31,1 0,3 27,5 0,0 2,5 19,3 79,1 0,0 4,3 23,6
Makan Siang nasi tim Beras giling 50 180,0 0,0 3,4 0,4 39,5 3,0 70,0 0,4 0,0 0,1 0,0 2,5 50,0 0,0 1,0 6,5
bakso udang tahu Udang segar 75 68,3 15,8 0,0 0,2 0,1 102,0 127,5 6,0 45,0 0,0 0,0 138,8 249,8 93,8 0,0 56,3
Tahu 50 34,0 0,0 3,9 2,3 0,8 62,0 31,5 0,4 0,0 0,0 0,0 6,0 75,5 0,0 0,3 42,4
Wortel 25 10,5 0,0 0,3 0,1 2,3 9,8 9,3 0,2 3000,0 0,0 1,5 17,5 61,3 0,0 1,3 22,1
Tepung sagu 25 88,3 0,0 0,2 0,1 21,2 2,8 3,3 0,4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 3,5
tumis kacang panjang, labuKacang
siam panjang 50 22,0 0,0 1,4 0,2 3,9 24,5 173,5 0,4 167,5 0,1 10,5 2,6 27,7 0,0 3,4 44,3
Labu siam 50 13,0 0,0 0,3 0,1 3,4 7,0 12,5 0,3 10,0 0,0 9,0 0,0 0,0 0,0 1,5 46,2
Minyak kelapa sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3000,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
buah pepaya Pepaya 75 34,5 0,0 0,4 0,0 9,2 17,3 9,0 1,3 273,8 0,0 58,5 3,0 165,8 0,0 1,9 65,0

Sub Total 495,6 15,8 9,8 8,1 80,2 228,3 436,5 9,3 6496,3 0,2 79,5 170,4 630,0 93,8 9,4 286,1
Sanck Sore Puding tepung beras Agar-agar 5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 20,0 6,3 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4,2 0,9
Tepung beras 15 54,6 0,0 1,1 0,1 12,0 0,8 21,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,8
Santan peras, dengan air 25 30,5 0,0 0,5 2,5 1,9 6,3 7,5 0,0 0,0 0,0 0,5 1,0 81,0 0,0 0,0 21,8
Gula pasir 13 47,3 0,0 0,0 0,0 12,2 0,7 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,7

Sub Total 132,4 0,0 1,6 2,6 26,1 27,7 34,9 0,4 0,0 0,0 0,5 1,0 81,1 0,0 4,2 25,1
Makan Malam nasi tim Beras giling 50 180,0 0,0 3,4 0,4 39,5 3,0 70,0 0,4 0,0 0,1 0,0 2,5 50,0 0,0 1,0 6,5
Pasmol ikan Ikan Tongkol 75 83,2 18,0 0,0 0,8 0,0 12,8 147,0 0,5 12,0 36,0 0,3 0,0 28,5 142,5 34,5 0,0
Minyak kelapa 5 43,5 0,0 0,1 4,9 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Botok tempe Tempe kedele murni 50 74,5 0,0 9,2 2,0 6,4 64,5 77,0 5,0 25,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 3,5 32,0
Kelapa muda daging 25 17,0 0,0 0,3 0,2 3,5 1,8 7,5 2,5 0,0 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 20,8
sayur bening Bayam 50 18,0 0,0 1,8 0,3 3,3 133,5 33,5 2,0 3045,0 0,0 40,0 2,0 208,0 0,0 1,8 43,5
Labu waluh 50 14,5 0,0 0,6 0,2 3,3 22,5 32,0 0,7 90,0 0,0 26,0 0,0 0,0 0,0 0,0 45,6
buah Jeruk manis 50 22,5 0,0 0,5 0,1 5,6 16,5 11,5 0,2 95,0 0,0 9,5 1,0 81,0 0,0 0,1 43,6

Sub Total 453,2 18,0 15,6 8,7 61,5 254,7 378,5 11,3 3267,0 36,3 76,8 5,5 367,5 142,5 40,9 192,0
Snack Malam

Sub Total 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total Asupan 1721,1 78,7 33,6 269,3 709,0 1198,0 29,3 ##### 102,1 175,0 270,9 1784,9 339,0 117,3 714,4

24
NO MENU MAKANAN KOMENTAR
Makan pagi
1. nasi tim Baik
2. Sop ayam Baik
3. Tempe bacem Baik
4. Buah pisang Baik

Selingan pagi
6. Puding youghurt buah Baik
Makan siang
7. Nasi tim Baik
8. Bakso udang tahu Baik
9. Tumis kacang panjang labu Baik
10. Papaya Baik
Selingan sore
12. Puding tepung beras Baik
13. Makan malam

14. Nasi tim Baik


15. Pasmol ikan Baik
16. Botok tempe Baik
17. Sayur bening Baik tapi sedikit hambar
18. Jeruk manis Baik

B. Pembahasan
Menurut keluarga kami yang memakan semua menu masakan yang
kami buat, rata-rata disjikan dengan porsi cita rasa serta tekstur yang pas
dan baik

25
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam proses PAGT pada pasien Saluran Cerna Atas ini diberikan
diet berupa energi tinggi dam protein tinggi yang berupa bentuk makanan
yang lunak seperti Nasi tim serta berkuah. Energi yang tinggi, protein yang
tinggi , lemak yang cukup , karbohidrat dan diberikan vitamin A dan C
untuk meningkatkan imunitas tubuh.tidak hanya diet kami juga memotivasi
pasien untuk memilih makananyang benar dan sesuai dengan pedoman
umum gizi seimbang dan memotivasi untuk menjalankan gaya hidup sehat.

B. Saran
Saran untuk keseluruhan makanan ialah agar masakan lebih
berinovasi dan dapat menciptakan resep serta bentuk makanan yang lebih
menggugah selera sehingga nafsu makan pasien bertambah

26
DAFTAR PUSTAKA

Instalasi Gizi Perjan RSCM dab AsDI. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

http://forum1.aimoo.com/kaltarabloggers/Artikel-Paper-Karya-Ilmiah-
Makalah- Tugas-Akhir-TA-Skripsi-Tesis/Penyakit-Pencernaan-1-
1191223.html

27
LAMPIRAN

Makan pagi

Selingan 1

28
Makan siang

Selingan 2

29
Makan malam

30

Anda mungkin juga menyukai