DISUSUN OLEH :
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4:
1. Baiq Safira Nur Aulia (P07120120053)
2. Fitriani Herawati (P07120120060)
3. Ni Wayan Dewi Adriani (P07120120076)
4. Nurhidayatul Hasani (P07120120078)
5. Try Azwin Saputra (P07120120088)
1
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah gizi dan diet ini
dengan judul "Diet pada klien dengan gangguan saluran pencernaan" sebagai
salah satu tugas mata kuliah gizi dan diet yang di ampu oleh Ibu Mira Utami Ningsih
, M.NSc.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada dosen mata
kuliah gizi dan diet, yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam proses
pembuatan makalah ini.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada
saluran Pencernaan:
a) Apa definisi diet saluran pencemaan?
b) Apa saja gangguan saluran pencemaan?
c) Bagaimana diet pada penyakit saluran pencernaan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai Berikut:
4
BAB II
PEMBAHASAN
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran pencernaan.Penderita dapat mengalami gangguan pencemaan walaupun
penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum
diketahui secara pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
psikologis.
Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit
maag merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain
disebabkan oleh faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cema
bagian atas (lambung), gangguan ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis
mendasarinya. Gangguan ini ditandai antara lain oleh adanya rasa sakit dan atau rasa
penuh di daerah epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri di bawah lengkung iga.
5
Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu
sikap depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau makanannya, tetapi
ternyata dengan diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Keseimbangan
yang rapuh yang mudah menjadi runtuh dapat terlihat ketika penderita mengalami
keluhan pada saluran cernanya dan jelas terlihat adanya ketergantungan pada objek
yang memanjakannya.
Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cema bagian bawah ini juga
dikenal sebagai spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi spastic.
Penderita penyakit ini akan mengeluhkan rasa sakit pada perut, biasanya di bawah
pusat, diare atau obstipasi (sembelit). Bila terjadi obstipasi, feses penderita dapat
keluar berbentuk seperti potlot atau tahi kambing (obstipasi spastik).Faktor psikologis
yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan harapan untuk meminta lebih
banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak pada orang tersebut.
3. Aerofagi
Gejala yang timbul dari gangguan saluran cema ini adalah berupa rasa sakit perut
dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa
(belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada meraka yang
bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka
perut akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau.
Karena penyebab yang mendasari gangguan ini adalah faktor psikologis (setelah
hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik yang mendasari nya)
dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat mengurangi gejala
yang dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk menghilangkan
atau setidaknya mengurangi gangguan ini.
4. Mencret (Diare)
Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus
sehingga gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna,
Diare termasuk gangguan pemcemaan yang paling sering muncul terutama pada
anak-anak.
6
Diare akut kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi,
bisa juga hanya karena salah makan, sebagai contoh makanan yang tidak sesuai
dengan usia anak, misalnya sudah diberikan makan padat sebelum waktunya. Faktor
kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri atau salah makan
adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5 tahun (Balita).
Selain itu, ada juga diare akibat cacingan.
5. Heartburn
Heartbum adalah nyeri akut yang dirasakan di daerah epigastrium, yang dirasakan
dapat menyebar ke bagian lain dari dada atau lengan. Heartbum ini biasanya timbul
setelah makan dan disebabkan oleh refluks isi lambung ke esofagus.
6. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan kronik esofagus. Kelainan ini sering terjadi akibat
refluks kronik isi lambung ke dalam esofagus. Apabila hal ini terjadi, lapisan mukosa
esofagus dapat mengalami tukak oleh asam. Kerusakan lapisan mukosa dapat
menyebabkan peradangan kronik, spasme otot dan pembentukan jaringan parut di
esofagus, yang dapat menyebankan terhambatnya makanan. Gejala klinis: Nyeri
seperti terbakar di epigastrium, muntah, disfagia (kesulitan menelan).
7. Peritonitis
8. Sembelit (Konstipasi)
7
penderitanya, Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, efek samping
obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan
karena defekasi yang tidak teratur sehingga feses mengeras dan sulit dikeluarkan.
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam
anyaman pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah
buang air besar (BAB). Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus.
Pencegahannya adalah perlu diet tinggi serat dengan makan sayur sayuran dan buah-
buahan yang bertujuan membuat volume tinjanya besar, tetapi lembek, sehingga saat
BAB, karena tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir.
Keju dan yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu. Cara terbaik untuk
mencegah dan mengurangi risiko kanker usus adalah dengan mengkonsumsi makanan
yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori, untuk mengurai proses penimbunan
lemak.
8
2.3 Diet pada Penyakit Gangguan Pencernaan
2. Diet Pasca-Hematemesis-Melena
Keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada
saluran cema.
9
Tujuan diet pasca-hematomesis-melena:
Syarat diet:
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan "dumping syndrome
dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi
atau psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu
banyak merokok. Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia,
yaitu kumpulan gejaa yang terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung,
nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet :
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan
secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi
asam lambung yang berlebihan.
Syarat Diet :
10
Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,
mekanis, maupun kimia (disesuaikan daya terima perorangan).
Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan
minum susu terlalu banyak.
Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 - 48 jam untuk
member istirahat pada lambung.
11
B12, kalsium, zat besi, magnesium dan seng.
e. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak rantai
sedang (medium chain trygliceride = MTC) dapat diberikan karena sering
terjadi intoleransi laktosa dan malabsorpsi lemak.
f. Cukup cairan dan elektrolit.
g. Menghindari makanan yang mengandung gas.
h. Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke makanan biasa
12
f. Makanan diberikan secara bertahap, dimulai dari diet sisa rendah I
kediet sisa rendah II dengan konsistensi yang sesuai.
g. Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat,
jambu biji dan stroberi yang dapat menumpuk dalam divertikular. Bila perlu
diberi makanan enteral rendah atau bebas laktosa
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran dan mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia. Gangguan atau kelainan
dalam system pencernaan antara lain :
a. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)
b. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)
c. Aerofagi
d. Mencret (Diare)
e. Heartburn
f. Esofagitis
g. Peritonitis
h. Sembelit (Konstipasi)
i. Wasir atau hemoroid
j. Kanker usus
Diet pada gangguan saluran cerna dibagi menjadi 2 yaitu : Diet pada saluran
cerna atas dan diet pada saluran cerna bawah. Diet pada saluran cerna atas meliputi
diet disfagia, diet pasca hematemesis-melena dan diet penyakit lambung.
Sedangkan pada saluran cerna bawah meliputi diet penyakit usus inflamatorik dan
diet divertikular.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit –
penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
Hartono, Andry dan Kristiani. 1995. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan
Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan
Essentia Medica
15