OLEH:
TIARA ASISA
BT 20 01 027
1A
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Nutrisi sebagai Terapi” tepat pada waktunya.
Banyak rintangann dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun
berkat bimbingan dari dosen pembimbing, kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapakn banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa. Tidak lupa
pula kami mengaharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini, mengingat banyaknya
penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2. Jenis-jenis terapi 2
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
Pola makan yang buruk dan makanan yang mengandung toksin dapat mengakibatkan usia sel
tubuh kita bisa ajdi lebih tua dari usia sebenarnya. Hal ini dikarenakan terlalu banyak sel-sel
yang sudah tua dan rusak sementara kemampuan regenerasi sel tubuh kita rendah. Akibatnya,
muncul gejala/keluhan yang kita rasakan sebagai penyakit. Tetapi nutrisi membantu tubuh
menyingkirikan sel yang rusak dan menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih
kuat sehingga Kesehatan meningkat.
Terapi nutrisi menggunakan bahan-bahan makanan alami yang aman bagi tubuh sehingga
tidak menimbulkan efek karsinogenik dibandingkan terapi obat-obatan kimia. Bagi anda yang
sedang menjalani perawatan medis, terapi nutrisi akan membantu mempercepat proses
penyembuhan.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian Nutrisi dan terapi nutrisi
2. Jenis-jenis terapi nutrisi.
C. Tujuan
Untuk mengetahui tentang Nutrisi sebagai terapi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo,2002).
Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral
lebih baik dari perenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrient
oleh tubuh lebih efisien.
Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
B. Jenis terapi
a. Oral Feeding
Pemberian makan melalui oral adalah memasukkan nutrisi melalui mulut. Pasien
perlu didorong untuk makan, bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi secara optimal,
namun pasien juga mendapatkan mafaat kepuasaan fisik dan psikologis yang
dihubungkan dengan makan. Perawat harus membiarkan klien untuk mengosongkan
mulutnya setelah setiap sendokan, berusaha meyelaraskan kecepatan pemberian makan
dengan kesiapan mereka dan seringkali menanyakan apakah terlalu cepat atau lambat.
Perawat juga harus memperbolehkan klien untuk menunjukkan perintah tentang makanan
pilihan klien yang ingin dimakan, dan percakapan dengan topik selain makanan harus
menjadi bagian integral dalam proses. Perawat yang mempunyai tugas untuk memberi
makan pada beberapa klien harus mendelegasikan tanggung jawab pemberian makan ke
orang lain sehingga semua klien dapat diberi makan tepat waktu dan terencana dengan
baik.
1) Tujuan
a) Memperoleh nutrisi yang optimal
b) Memberikan kepuasan fisik dan psikologis yang dhubungkan dengan makan
c) Meningkatkan berat badan
d) Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktivitas harian secara
mandiri
2) Indikasi
a) Pasien yang dapat makan melalui oral
b) Pasien dengan ketidakmampuan yang membutuhkan bantuan Sebagian atau total
untuk makan
b. Enteal Nutrition (EN)
Enteral Nutrition (EN) adalah pada nutrient yang diberikan melalui saluran
gastrointestinal. Hal ini termasuk makanan keseluruhan, campuran semua makanan,
suplemen oral, dan formula selang pemebrian makan. Nutrisi enteral adalah metode yang
dipilih untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran gastrointestinal klien berfungsi
dengan menyediakan dukungan psikologi, keamanan, dan nutrisi yang ekonomis. Pada
klien yang mengalami kesulitan makan, maka dapat diberikan nutrisi enteral dengan
selang nasogastric, jejunum, atau lambung. Nutrisi enteral dan infuse dengan mudah
diberikan dalam lingkungan perawatan rumah oleh perawat atau keluarga.
EN telah digunakan dengan berhasil selama 24 jan 48 jam setelah operasi atau
trauma untuk menyediakan cairan, elektrolit, dan nutrisi. Gastrik ileus dapat mencegah
pemberian makan nasogastric dalam kasus selang nasointestinal atau jejunum
memungkinkan pemberian makan postpilorik yang berhasil.
Nutrisi Enteral
1. Definisi
Nutrisi enteral adalah semua makanan cair yang dimasukkan kedalam tubuh lewat
saluran cerna, baik melalui mulut ataupun oral, selang nasogastric, maupun lubang
stomagaster atau lubang stoma jejunum.
Tujuan atau indikasi pemebrian nutrisi enteral adalah untuk suplementasi, untuk
pasien yang masih dapat makan dan minum tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan
energy dan protein, untuk pengobatan dan digunakan untuk mencukupi seluruh
kebutuhan zat gizi bila pasien tidak dapat makan sama sekali.
2. Jenis makanan / nutrisi enteral
a. Makanan / nutrisi enteral formula rumah sakit: makanan ini dibuat dari beberapa
bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan menggunakan blender.
Konsistensi larutan, kandungan zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah pada setiap
kali pembuatan dan dapat terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa
sonde yang agak besar, harganya relative murah
Contoh:
1) Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah
laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
2) Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena)
3) Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk)
4) Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk
penyakit gout, diet diabetes)
b. Makanan / nutrisi enteral formula komersial: formula komersial ini berupa bubuk
yang siap di cairkan atau berupa cairan yang dapat segera diberikan. Nilai gizinya
sesuai kebuuhan, konsistensi dan osmolaritasnya tetap, dan tidak mudah
terkontamidasi.
Contoh;
1) Polimerik: mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hamper normal (parenteral, fresubin)
2) Pradigesti: diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementer yang
mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien
dengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal (pepti 2000)
3) Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes
(diabetasol), ginjal (nefrisol), tinggi protein (peptisol)
4) Diet entela tinggi serat (indovita)
1. Pasien tidak dapat makan (obstruksi saluran pencernaan seperti stiktur atau
keganasan esophagus, atau ggangguan absorbs makanan)
2. Pasien tidak boleh makan (seperti fistula intestinal dan pangkreatitis)
3. Pasien tidak mau makan (akibat pemberian kemoterapi)
1. Pasien 24 jam paksa bedah yang masih dalam Ebb phase, masa dimana kadar
hormone stress masih tinggi. Sel-sel resisten terhadap insulin dan kadar gula darah
menigkat. Pada fase ini cukup diberikan cairan elektrolit dan dextosa 5%. Jika
keadaan sudah tenang yaitu demam, nyeri, renjatan, dan gagal nafas sudah dapat di
atasi, kritis metabolisme sudah lewat, maka PN dapat diberikan dengan lancer dan
bermafaat. Makin berat kondisi pasien, makin lambat dosis PN total (dosis penuh)
dapat dimulai. Sebelum keadaan tenang tercapai, PN total hanya menambahkan stress
bagi tubuh pasien. Fase tenang ini ditandai dengan menurunnya kadar kostisol,
katekolamin, dan glucagon
2. Pasien gagal napas (p O2 < 80 dan p CO2 > 50) kecuali dengan respirator. Pada
pemberian PN penuh, metabolism karbohidrat akan meningkatkan produksi CO2 dan
berakibat memperberat gagal napasnya.
3. Pasien renjatan dengan kekurangan cairan ekstraseluler
4. Pasien penyakit terminal, dengan pertimbangan cost-benefit
Kondisi-kondisi berikut yang sering diberikan TPN:
a) Disfungsional GI, misalnya penyakit peredangan usus, sindroma usus pendek,
pangkreastis, colitis, fistula, enteritis radiasi, ileus, diare berkepanjangan, obstruksi
usus, atau karsinoma lambung.
b) Gagal hepatic
c) Keadaan hipermetabolik, misalnya sepsis, luka bakar yang berat, fraktur tulang
Panjang, peritonitis
d) Aneroksia sekunder terhadap kondisi medis pasien, misalnya gagal ginajl
e) Hyperemesis berat pada pasien selama kehamilan
f) Candida GI berat pada pasien AIDS
g) Trauma multisystem
1. Pemberian TPN
Apabila asupan nutrisi pasien kurang secara bermakna disbanding yang
diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi penggunaan energy, maka akan mengakibatkan
status keseimbangan nitrogen negative. TPN adalah metode pemberian nutrisi pada tubuh
dengan rute intravena. Nutrient ini mencakup kestrosa. Asam amino, elektrolit, vitamin,
mineral, dan emulsi lemak. Sasaran TPN adalah untuk mendapatkan status nutrisi yang
baik, penambahan berat badan dan mencapai proses penyembuhan.
TPN diindikasikan untuk pasien:
a. Yang asupannya kurang untuk mempertahankan status anabolis (mis, pasien dengan
luka bakar berat, malnutrisi, sindrom usus pendek, AIDS, sepsis, kanker)
b. Pasien yang tidak mampu mencerna makanan secara oral atau dengan selang (mis,
pasien dengan ileus paralitik, penyakit Crohn dengan obstruksi, enteritis
pascaradiasi, hyperemesis, gravidarum berat pada kehamilan)
c. Pasien yang menolak untuk mencerna nutrisi secara adekuat. (mis, pasien dengan
anoreksia nnervosa, pasien lansia pascaoperatif)
d. Pasien yang tidak boleh makan per oral atau dengan selang (mis, pasien dengan
pancreatitis akut atau fistula enterokutan tinggi)
e. Pasien yang memerlukan dukungan nutrisi praoperatif dan pascaoperatif secara
terus-menerus (mis, setelah pemebedahan usus)
Kriterian yang digunakan untuk mengevaluasi kebutuhan pasien terhadap nutrisi parental
ototal mencakup berat badan kurang dari 10% tidak mampu makan oral atau minum dalam 7 hari
pascaoperatif dan situasi hipermetabilik sperti pada infeksi berat disertai demam.
Penatalaksaan: larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap ditingkatkan
setiap hari dengan kecepatan yang diinginkan dan sesuai toleransi cairan dan glukosa pasien.
Respon pasien terhadap terapi TPN dan nilai labolatorium dipantau terus menerus oleh tim
pendukung nutrisi. Standing order dilakukan untuk penimbangan berat bada pasien,
mendapatkan jumlah darah lengkap, jumlah trombosit, masa prothrombin, elektrolit, magnesium
dan glokosa ujung jari.
Metode pemberian: berbagai metode dan rute digunakan untuk memberikan larutan NPT
pada Praktik klinis: perifer, sentral dan atrial. Metode ini tergantung pada kondisi pasien dan
lamanya antisipasi terapi.
1. Perifer
Larutan NPT digunakan sebagai masukan suplemen per oral bila larutan yang digunakan
kurang hipertonik disbanding larutan yang digunakan untuk NPT. Konsentrasi dekstrosa
diatas 10% tidak boleh diberikan melalui vena perifer karena dapat mengiritasi intravena
kecil (dinding paling dalam) lamanya terapi NPT kurang dari 2 minggu
2. Sentral
Karena larutan NPT mempunyai lima atau enam kali konsentrasi darah dan melebihi
tekanan osmotic kira-kira 2000 mOsm/1. Maka larutan ini berbahaya untuk intima
perifer. Karenanya untuk mencegah flebitis dan komplikasi vena lainnya larutan ini
diberikan ke dalam system sirkulasi melaluii kateter yang dimasukkan ke dalam
pembuluh darah besar beraliran tinggi (sering vena subklavia). Larutan pekat kemuan
diencerkan dengan sangat cepat sampai ke tingkat isotonic oleh darah didalam pembuluh
ini
3. Atrial
Dua alat yang dgunakan untuk terapi IV jangka Panjang di rumah adalah:
a. Kateter atrial kanan eksternal ini dipasang melalui pembedahan. Kateter ini dijahit di
abwah kulit pada vena subklavia
b. Lubang subkutan ujung kateter dilekatkan pada serambi kecil yang ditempatkan di
kantung subkutan baik di dinding dada anterior atau lengan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi di dapat dari apa yang kita makan, jika makanan yang kita makan tu baik,
mangandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubh secara lengkap maka tubh kita tidak akan
kekurangan nutrisi, dan secara otomatis kekebalan tubuh kita akan sangat baik. Banyak penyakit
disebabkan oleh pola makan atau makanan yang buruk.
Terapi nutrisi menggunakan bahan-bahan makanan alami yang aman bagi tubuh sehingga
tidak menimbulkan efek karsinogenik dibandingkan terapi obat-obatan kimia. Bagi anda yang
sedang menjalani perawatn medis, terapi nutrisi akan membantu mempercepat proses
penyembuhan. Jenis terapi antara lain: Oral feeding, Enteral nutrition dan Parenteral nutrition,
Pemberian TPN
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan suatu refrensi atau informasi bagi mahasiswa
keperawatan khususnya dan kalangan umum untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya. Mohon
maaf bila banyak kekurangan dalam makalah ini dan moho kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, C Evelyn . 2008 , Anatomi & Fisiologi untuk paramedic . Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
1. Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau penurunan
berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk metabolism yaitu…
A. Kebutuhan protein
B. Kekurangan nutrisi
C. Obesitas
D. Diabetes
E. Kekurangan oksigen
2. Nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenihi kebutuhan nutrisinya melalui
rute oral. Formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastrik tube),
nasogastric tube (NGT) , atau jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa
mesin, merupakan pengertian dari…
A. Nutrisi parenteral
B. Nutrisi absorbs
C. Nutrisi parenteral perifer
D. Nutrisi parenteral sentral
E. Nutrisi enteral
3. Yang merupakan tanda-tanda klinis kekurangan nutrisi?
A. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
B. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
C. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
D. Tinggi badan dibawah ideal
E. Berat badan 10-20% dibawah normal
4. Vitamin dibagi dalam du akelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B6, B12)
sedangkan vitamin yang larut dalam lemak adalah…
A. Vitamin A,D,E dan K
B. Vitamin B6,B1 dan A
C. Vitamin C, A,D dan B12
D. Vitamin C
E. Vitamin A,D,E
5. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan, merupakan
pengertian Nutrisi menurut…
A. Supariasa (2001)
B. Rock CL (2004)
C. Soenarjo (2000)
D. wiryana (2007)
E. At Tock, (2007)