Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GIZI DAN DIET

NUTRISI SEBAGAI TERAPI

OLEH:

TIARA ASISA
BT 20 01 027
1A

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA


WATAMPONE
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehidarat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Nutrisi sebagai Terapi” tepat pada waktunya.

Banyak rintangann dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun

berkat bimbingan dari dosen pembimbing, kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan

dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapakn banyak

terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa. Tidak lupa

pula kami mengaharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini, mengingat banyaknya

kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Watampone, 08 Juli 2021

penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1

B. Rumusan masalah 1

C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

1. Pengertian Nutrisi dan terapi nutrisi 2

2. Jenis-jenis terapi 2

BAB III PETUNUP 12

A. Kesimpulan 12

B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

SOAL PILIHAN GANDA 14


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Nutrisi sangat penting untuk tubuh kita, ibarat sebuah bangunan, maka nutrisi itu adalah
pondasi. Tanpa pondasi yang kuat maka tubuh akan rapuh.
Nutrisi di dapat dari apa yang kita makan, jika makanan yang kita makan itu baik,
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh secara lengkap maka tubuh kita tidak akan
kekurangan nutrisi, dan secara otomatis kekebalan tubuh kita akan sangat baik. Banyak penyakit
disebabkan oleh pola makan atau makanan yang buruk. Seperti mengkomsumsi makanan cepat
saji misalnya. Kadar lemak dan kalori dalam makanan cepat saji sangat banyak, sehingga Ketika
kita mengkomsumsinya kita akan menjadi kelebihan berat badan atau overweight. Menurut BBC
News 73% orang amerika menderita kegemukan dan kurang sehat, sedangakan di Indonesia
sendiri, jumlah orang kegemukan adalah 35% dari 240 juta panduduk.

Pola makan yang buruk dan makanan yang mengandung toksin dapat mengakibatkan usia sel
tubuh kita bisa ajdi lebih tua dari usia sebenarnya. Hal ini dikarenakan terlalu banyak sel-sel
yang sudah tua dan rusak sementara kemampuan regenerasi sel tubuh kita rendah. Akibatnya,
muncul gejala/keluhan yang kita rasakan sebagai penyakit. Tetapi nutrisi membantu tubuh
menyingkirikan sel yang rusak dan menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih
kuat sehingga Kesehatan meningkat.

Terapi nutrisi menggunakan bahan-bahan makanan alami yang aman bagi tubuh sehingga
tidak menimbulkan efek karsinogenik dibandingkan terapi obat-obatan kimia. Bagi anda yang
sedang menjalani perawatan medis, terapi nutrisi akan membantu mempercepat proses
penyembuhan.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian Nutrisi dan terapi nutrisi
2. Jenis-jenis terapi nutrisi.

C. Tujuan
Untuk mengetahui tentang Nutrisi sebagai terapi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo,2002).
Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral
lebih baik dari perenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrient
oleh tubuh lebih efisien.

Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.

B. Jenis terapi
a. Oral Feeding
Pemberian makan melalui oral adalah memasukkan nutrisi melalui mulut. Pasien
perlu didorong untuk makan, bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi secara optimal,
namun pasien juga mendapatkan mafaat kepuasaan fisik dan psikologis yang
dihubungkan dengan makan. Perawat harus membiarkan klien untuk mengosongkan
mulutnya setelah setiap sendokan, berusaha meyelaraskan kecepatan pemberian makan
dengan kesiapan mereka dan seringkali menanyakan apakah terlalu cepat atau lambat.
Perawat juga harus memperbolehkan klien untuk menunjukkan perintah tentang makanan
pilihan klien yang ingin dimakan, dan percakapan dengan topik selain makanan harus
menjadi bagian integral dalam proses. Perawat yang mempunyai tugas untuk memberi
makan pada beberapa klien harus mendelegasikan tanggung jawab pemberian makan ke
orang lain sehingga semua klien dapat diberi makan tepat waktu dan terencana dengan
baik.
1) Tujuan
a) Memperoleh nutrisi yang optimal
b) Memberikan kepuasan fisik dan psikologis yang dhubungkan dengan makan
c) Meningkatkan berat badan
d) Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktivitas harian secara
mandiri
2) Indikasi
a) Pasien yang dapat makan melalui oral
b) Pasien dengan ketidakmampuan yang membutuhkan bantuan Sebagian atau total
untuk makan
b. Enteal Nutrition (EN)
Enteral Nutrition (EN) adalah pada nutrient yang diberikan melalui saluran
gastrointestinal. Hal ini termasuk makanan keseluruhan, campuran semua makanan,
suplemen oral, dan formula selang pemebrian makan. Nutrisi enteral adalah metode yang
dipilih untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran gastrointestinal klien berfungsi
dengan menyediakan dukungan psikologi, keamanan, dan nutrisi yang ekonomis. Pada
klien yang mengalami kesulitan makan, maka dapat diberikan nutrisi enteral dengan
selang nasogastric, jejunum, atau lambung. Nutrisi enteral dan infuse dengan mudah
diberikan dalam lingkungan perawatan rumah oleh perawat atau keluarga.
EN telah digunakan dengan berhasil selama 24 jan 48 jam setelah operasi atau
trauma untuk menyediakan cairan, elektrolit, dan nutrisi. Gastrik ileus dapat mencegah
pemberian makan nasogastric dalam kasus selang nasointestinal atau jejunum
memungkinkan pemberian makan postpilorik yang berhasil.

Nutrisi Enteral

1. Definisi
Nutrisi enteral adalah semua makanan cair yang dimasukkan kedalam tubuh lewat
saluran cerna, baik melalui mulut ataupun oral, selang nasogastric, maupun lubang
stomagaster atau lubang stoma jejunum.
Tujuan atau indikasi pemebrian nutrisi enteral adalah untuk suplementasi, untuk
pasien yang masih dapat makan dan minum tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan
energy dan protein, untuk pengobatan dan digunakan untuk mencukupi seluruh
kebutuhan zat gizi bila pasien tidak dapat makan sama sekali.
2. Jenis makanan / nutrisi enteral
a. Makanan / nutrisi enteral formula rumah sakit: makanan ini dibuat dari beberapa
bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan menggunakan blender.
Konsistensi larutan, kandungan zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah pada setiap
kali pembuatan dan dapat terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui pipa
sonde yang agak besar, harganya relative murah
Contoh:
1) Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah
laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung beras, sari buah).
2) Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir, maizena)
3) Makanan cair tanpa susu (telur, kacang hijau, wortel, jeruk)
4) Makanan khusus (rendah protein untuk penyakit ginjal, rendah purin untuk
penyakit gout, diet diabetes)
b. Makanan / nutrisi enteral formula komersial: formula komersial ini berupa bubuk
yang siap di cairkan atau berupa cairan yang dapat segera diberikan. Nilai gizinya
sesuai kebuuhan, konsistensi dan osmolaritasnya tetap, dan tidak mudah
terkontamidasi.
Contoh;
1) Polimerik: mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi saluran
gastrointestinal normal atau hamper normal (parenteral, fresubin)
2) Pradigesti: diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementer yang
mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien
dengan gangguan fungsi saluran gastrointestinal (pepti 2000)
3) Diet enteral khusus untuk sirosis (aminolebane EN, falkamin), diabetes
(diabetasol), ginjal (nefrisol), tinggi protein (peptisol)
4) Diet entela tinggi serat (indovita)

3. Sistem pemberian nutrisi enteral dan alatnya


Nutrisi enteral dapat diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang
makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak boleh per oral. Selang makanan yang ada
yaitu:
a. Selang nasogastric
1) Selang nasogastric biasa yang terbuat dari palstik, karet, dan polietilen. Ukuran
selang ini bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini hanya tahan
dipakai maksimal 7 hari
2) Selang nasogastric yang terbuat dari polivinil. Selang ini berukuran 7 french, kecil
sekali dapat mencegah terjadinya aspirasi pneumonia makanan dan tidak terlalu
mengganggu pernapasan atau kenyamanan pasien. Selang ini tahan dipakai
maksimal 14 hari.
3) Selang ansogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini berukuran 7 french dan
dapat dipakai selama 6 bulan.
b. Selang Nasoduodenal / nasojejunal
Ukuran selang ini bermacam-macam namun lebih Panjang dari pada selang
nasogastrik
c. Selang dan set untuk gasrotomi atau jejunostomy. Alat yang rutin dipakai untuk
pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat obstruksi esophagus / gaster.

4. Nutrisi enteral pada beberapa penyakit


a. Nutrisi enteral pada penyakit saluran cerna
Bila usus berfungsi baik, lebih baik diberikan nutrisi enteral dibandingkan
perenteral. Nutiris enteral per oral diberikan bila makanan masih dapat melalui mulut
dan esophagus. Nutrisi enteral per selang makanan diberikan bila makanan tidak
dapat diberikan melalui mulut atau esofagus atau melalui gastrostomy esofagus atau
melalui jejunostomi. Nutrisi enteral sangat penting untuk saluran cerna karena dapat
mencegah atrofivili usus serta tetap terjaga kelangsungan fungsi usus enterosit dan
kolonosit.
Pada penyakit saluran cerna direkomendasikan masukkan enteral dengan sumber
energy asam amino atau peptide, sumber karbohidrat glukosa polimer, sumber lemak
triglisseril.
b. Nutrisi enteral pada pasien kanker
Penggunaan saluran gastroinstestinal yang utuh bagi pemberian nutrisi meruapak
pilihan pertama pada pemberian nutrisi pasien kanker. Pasien kanker yang akan
mendapat suplementasi enteral dapat diberikan melalui salah satu dari 3 jalur
pemberian yang umum, yaitu oral nasoenterik atau enteric.
c. Nutrisi enteral pada pasien geriatri
Pasiengeriatrik (berusia 60 tahun atau lebih) lebih sering mengalami malnutrisi,
karena itu nutrisi merupakan hal yang paling penting diperhatikan dalam pengobatan
pasien tersebut. Kebutuhan kalori energy disesuaikan dengan berat badan ideal
dengan rumus yang ada.
d. Nutrisi enteral pada penyakit ginjal
Pada pasien penyakit ginjal akut, harus diberikan diet bebas protein atau rendah
protein, mengandung energy kalori atau gula.
Pada pasien penyakit ginjal kronik tidak terkomplikasi, untuk mencegah uremia,
protein yang diberikan dalam bentuk protein nilai biologi tinggi (asam amino
esensial) 20g per hari.
Pasien gagal ginjal kronik tidak terkomplikasi (termasuk yang menjalani dialisi)
kebutuhan energi tidak berbeda dengan orang dewasa normal. Keseimbangan
nitrogen netral dicapai dengan pemasukan nutrisi yang mengandung asam amino
esensial 0,55 kkal/Kg BB/hari.
Pada pasien gagal ginjal kronik dan katabolic berat kebutuhan kalori energi dan
nitrogen lebih tinggi, tidak berbeda dengan pasien yang tidak menderita gagal ginjal.
Pada pasien gagal ginjal dengan hiperkalemia atau hipofosfatemia dilakukan
pembatasan kalium atau diberikan fosfor. Pada pasien gagal ginjal dengan
hypomagnesemia perlu diberikan magnesium dan pada kalsemia diberikan kalsium.
c. Perenteral Nutrition (PN)
Perenteral nutrition adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian
nutrisi melalui rute intravena. Walaupun NP dapat mencegah malnutrisi secra efektif
pada klien yang tidak dapat diberikan makanan melalui rute enteral, NP dapat
menyebabkan komplikasi dan membutuhkan kemampuan manajemen keperawatan yang
terampil. Pemberian pengobatan yang aman dari bentuk nutrisi ini bergantung pada
pengkajian kebutuhan nutrisi yang tepat, manajemen kateter vena sentral yang cermat dan
pemantauan yang hati-hati untuk mencegah atau menangani komplikasi metabolic.
Nutrisi parenteral diberikan dalam lingkungan yang bervariasi, termasuk di rumah klien.
Tanpa memperhatikan lingkungan, perawat mengikuti prinsip asepsis yang sama dan
manajemen pemompaan untuk memastikan keamanan dan dukungan nutrisi yang tepat.
Tujuannya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan energi basal dan
pemeliharaan kerja orga, tetapi juga menambah nutrisi untuk kondisi tertentu, seperti
keadaan stress (sakit berat, trauma), untuk perkembangan dan pertumbuhan. Terapi
nutrisi parenteral dibagi menjadi 2 kategori:
a. Terapi nutrisi parenteral parsial (supportive atau suplemen) di berikan bila:
1) Dalam waktu 5 sampai 7 hari, pasien diharapkan mampu menerima nutrisi enteral
Kembali
2) Masih ada nutrisi enteral yang dapat diterima pasien, PN parsial ini diberikan
dengan indikasi relative
b. Terapi nutrisi parenteral total, diberikan jika jumlah kalori ataupun betasan waktu
tidak terpenuhi. PN total ini diberikan atas indikasi absolut.
Secara umum PN di indikasikan pada pasien yange mangalami kesulitan
mencukupi kebutuhan nutrisi untuk waktu tertentu. Tanpa bantuan nutrisi, tubuh
memenuhi kebutuhann energy basal rata-rata 25 kkal/kg BB/hari. Jika cadangan
habis, kebutuhan glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses gluconeogenesis,
antara lain dengan lipolysis dan proteolysis 125-150 g/hari. Puasa lebih dari 24 jam
menghabiskan glukosa darah (20 g), cadangan glikogen di hati (70 g) dan otot (400
g). sedangkan cadangan energy lainnya, lemak (12.000 g) dan protein (6.000 g) habis
dalam waktu kira-kira 60 hari.

Keadaan lemak memerlukan PN adalah sebagai berikut:

1. Pasien tidak dapat makan (obstruksi saluran pencernaan seperti stiktur atau
keganasan esophagus, atau ggangguan absorbs makanan)
2. Pasien tidak boleh makan (seperti fistula intestinal dan pangkreatitis)
3. Pasien tidak mau makan (akibat pemberian kemoterapi)

Meskipun terdapat 3 hal tersebut, PN tidak langsung diberikan pada keadaan:

1. Pasien 24 jam paksa bedah yang masih dalam Ebb phase, masa dimana kadar
hormone stress masih tinggi. Sel-sel resisten terhadap insulin dan kadar gula darah
menigkat. Pada fase ini cukup diberikan cairan elektrolit dan dextosa 5%. Jika
keadaan sudah tenang yaitu demam, nyeri, renjatan, dan gagal nafas sudah dapat di
atasi, kritis metabolisme sudah lewat, maka PN dapat diberikan dengan lancer dan
bermafaat. Makin berat kondisi pasien, makin lambat dosis PN total (dosis penuh)
dapat dimulai. Sebelum keadaan tenang tercapai, PN total hanya menambahkan stress
bagi tubuh pasien. Fase tenang ini ditandai dengan menurunnya kadar kostisol,
katekolamin, dan glucagon
2. Pasien gagal napas (p O2 < 80 dan p CO2 > 50) kecuali dengan respirator. Pada
pemberian PN penuh, metabolism karbohidrat akan meningkatkan produksi CO2 dan
berakibat memperberat gagal napasnya.
3. Pasien renjatan dengan kekurangan cairan ekstraseluler
4. Pasien penyakit terminal, dengan pertimbangan cost-benefit
Kondisi-kondisi berikut yang sering diberikan TPN:
a) Disfungsional GI, misalnya penyakit peredangan usus, sindroma usus pendek,
pangkreastis, colitis, fistula, enteritis radiasi, ileus, diare berkepanjangan, obstruksi
usus, atau karsinoma lambung.
b) Gagal hepatic
c) Keadaan hipermetabolik, misalnya sepsis, luka bakar yang berat, fraktur tulang
Panjang, peritonitis
d) Aneroksia sekunder terhadap kondisi medis pasien, misalnya gagal ginajl
e) Hyperemesis berat pada pasien selama kehamilan
f) Candida GI berat pada pasien AIDS
g) Trauma multisystem

1. Pemberian TPN
Apabila asupan nutrisi pasien kurang secara bermakna disbanding yang
diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi penggunaan energy, maka akan mengakibatkan
status keseimbangan nitrogen negative. TPN adalah metode pemberian nutrisi pada tubuh
dengan rute intravena. Nutrient ini mencakup kestrosa. Asam amino, elektrolit, vitamin,
mineral, dan emulsi lemak. Sasaran TPN adalah untuk mendapatkan status nutrisi yang
baik, penambahan berat badan dan mencapai proses penyembuhan.
TPN diindikasikan untuk pasien:
a. Yang asupannya kurang untuk mempertahankan status anabolis (mis, pasien dengan
luka bakar berat, malnutrisi, sindrom usus pendek, AIDS, sepsis, kanker)
b. Pasien yang tidak mampu mencerna makanan secara oral atau dengan selang (mis,
pasien dengan ileus paralitik, penyakit Crohn dengan obstruksi, enteritis
pascaradiasi, hyperemesis, gravidarum berat pada kehamilan)
c. Pasien yang menolak untuk mencerna nutrisi secara adekuat. (mis, pasien dengan
anoreksia nnervosa, pasien lansia pascaoperatif)
d. Pasien yang tidak boleh makan per oral atau dengan selang (mis, pasien dengan
pancreatitis akut atau fistula enterokutan tinggi)
e. Pasien yang memerlukan dukungan nutrisi praoperatif dan pascaoperatif secara
terus-menerus (mis, setelah pemebedahan usus)

1) Nutrisi parenteral total (TPN)


Nutrisi perenteral total adalah suatu terapi kompleks yang dilakukan untuk
memenuhi keperluan nutrisi pasien melalui rute intravena. Larutan yang
digunakan dalam terapi ini adalah larutan hyperosmolar (konsentrasi tinggi).
Pemberian terapi nutrisi parenteral total yang bertujuan untuk memberikan kalori
yang cukup besar yang terdiri dari protein, lipid, karbohidrat, vitamin, dan
mineral. Keberhasilan terapi ini bergantung pada jenis makanan yang diresepkan,
penanganan kateter intravena, perawatan luka insisi, penangnan komplikasi
akibat terapi. Tetapi ini hanya digunakan apabila asupan makanan secara enteral
tidak memadai atau merupakan kontrakindikasi. TPN tidak diberikan pada apsien
yang pencernaan dapat dapat berfungsi selama 7-10 hari, pasien yang masih
dapat mencerna makanan dengan baik, dan pada pasien yang mengalami sters
atau trauma.
Indikasi TPN untuk pasien:
a. Yang asupan kurang untuk mempertahankan status anabolis misalnya
pasien dengan luka bakar berat, malnutrisi, sindrom usus pendek, AIDS,
sepsis, kaker.
b. Pasien yang tidak mampu mancerna makanan secara oral atau dengan
selang misalnya pasien denga ileus paraklitik, penyakit cohn denga
obstruksi
c. Pasien yang menolak mencerna makanan nutrient secara adekuat misalnya
pasda pasien anoreksia nervosa, lansia pascaoperasi
d. Pasien yang tidak boleh makan per oral atau dengan selang misalnya pada
lansia dengan pankreastitis akut
e. Pasien yang memerlukan dukungan nutrisi praoperatif dan pascaoperatif
secara terus menerus misalnya pada pasien disertai pembedahan usus.

Kriterian yang digunakan untuk mengevaluasi kebutuhan pasien terhadap nutrisi parental
ototal mencakup berat badan kurang dari 10% tidak mampu makan oral atau minum dalam 7 hari
pascaoperatif dan situasi hipermetabilik sperti pada infeksi berat disertai demam.

Penatalaksaan: larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap ditingkatkan
setiap hari dengan kecepatan yang diinginkan dan sesuai toleransi cairan dan glukosa pasien.
Respon pasien terhadap terapi TPN dan nilai labolatorium dipantau terus menerus oleh tim
pendukung nutrisi. Standing order dilakukan untuk penimbangan berat bada pasien,
mendapatkan jumlah darah lengkap, jumlah trombosit, masa prothrombin, elektrolit, magnesium
dan glokosa ujung jari.

Metode pemberian: berbagai metode dan rute digunakan untuk memberikan larutan NPT
pada Praktik klinis: perifer, sentral dan atrial. Metode ini tergantung pada kondisi pasien dan
lamanya antisipasi terapi.

1. Perifer
Larutan NPT digunakan sebagai masukan suplemen per oral bila larutan yang digunakan
kurang hipertonik disbanding larutan yang digunakan untuk NPT. Konsentrasi dekstrosa
diatas 10% tidak boleh diberikan melalui vena perifer karena dapat mengiritasi intravena
kecil (dinding paling dalam) lamanya terapi NPT kurang dari 2 minggu
2. Sentral
Karena larutan NPT mempunyai lima atau enam kali konsentrasi darah dan melebihi
tekanan osmotic kira-kira 2000 mOsm/1. Maka larutan ini berbahaya untuk intima
perifer. Karenanya untuk mencegah flebitis dan komplikasi vena lainnya larutan ini
diberikan ke dalam system sirkulasi melaluii kateter yang dimasukkan ke dalam
pembuluh darah besar beraliran tinggi (sering vena subklavia). Larutan pekat kemuan
diencerkan dengan sangat cepat sampai ke tingkat isotonic oleh darah didalam pembuluh
ini
3. Atrial
Dua alat yang dgunakan untuk terapi IV jangka Panjang di rumah adalah:
a. Kateter atrial kanan eksternal ini dipasang melalui pembedahan. Kateter ini dijahit di
abwah kulit pada vena subklavia
b. Lubang subkutan ujung kateter dilekatkan pada serambi kecil yang ditempatkan di
kantung subkutan baik di dinding dada anterior atau lengan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi di dapat dari apa yang kita makan, jika makanan yang kita makan tu baik,
mangandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubh secara lengkap maka tubh kita tidak akan
kekurangan nutrisi, dan secara otomatis kekebalan tubuh kita akan sangat baik. Banyak penyakit
disebabkan oleh pola makan atau makanan yang buruk.

Seringkali kita kesulitan mendapatkan makanan yang sehat dan kesulitan


mengkombinasikan berbagai jenis bahan makanan untuk mendapatkan formulasi makanan
berkualitas tinggi secara lengkap dan seimbang. Dengan terapi nutrisi, kita akan lebih mudah
memenuhi kebutuhan nnutrisi tubuh tanpa perlu repot mengkombinasikan berbagai jenis bahan
makanan. Terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Terapi nutrisi menggunakan bahan-bahan makanan alami yang aman bagi tubuh sehingga
tidak menimbulkan efek karsinogenik dibandingkan terapi obat-obatan kimia. Bagi anda yang
sedang menjalani perawatn medis, terapi nutrisi akan membantu mempercepat proses
penyembuhan. Jenis terapi antara lain: Oral feeding, Enteral nutrition dan Parenteral nutrition,
Pemberian TPN

B. Saran

Diharapkan makalah ini dapat dijadikan suatu refrensi atau informasi bagi mahasiswa
keperawatan khususnya dan kalangan umum untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya. Mohon
maaf bila banyak kekurangan dalam makalah ini dan moho kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, C Evelyn . 2008 , Anatomi & Fisiologi untuk paramedic . Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.

Sediaoetama,A.D.1985.ilmu Gizi.jil 1 .Dian Rakyat : Jakarta


SOAL PILIHAN GANDA

1. Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau penurunan
berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk metabolism yaitu…
A. Kebutuhan protein
B. Kekurangan nutrisi
C. Obesitas
D. Diabetes
E. Kekurangan oksigen
2. Nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenihi kebutuhan nutrisinya melalui
rute oral. Formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastrik tube),
nasogastric tube (NGT) , atau jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa
mesin, merupakan pengertian dari…
A. Nutrisi parenteral
B. Nutrisi absorbs
C. Nutrisi parenteral perifer
D. Nutrisi parenteral sentral
E. Nutrisi enteral
3. Yang merupakan tanda-tanda klinis kekurangan nutrisi?
A. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
B. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
C. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
D. Tinggi badan dibawah ideal
E. Berat badan 10-20% dibawah normal
4. Vitamin dibagi dalam du akelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B6, B12)
sedangkan vitamin yang larut dalam lemak adalah…
A. Vitamin A,D,E dan K
B. Vitamin B6,B1 dan A
C. Vitamin C, A,D dan B12
D. Vitamin C
E. Vitamin A,D,E
5. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan, merupakan
pengertian Nutrisi menurut…
A. Supariasa (2001)
B. Rock CL (2004)
C. Soenarjo (2000)
D. wiryana (2007)
E. At Tock, (2007)

Anda mungkin juga menyukai