Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NUTRISI SEBAGAI TERAPI

DISUSUN

OLEH

WIDYA ASTUTI

BT2001058

1B

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA WATAMPONE

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Salam sejahtera bagi kita semua,

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai nutrisi sebagai terapi.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi
sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya penulis juga
menyadari, bahwa  masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal
ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa
menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan
makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita
dan kemajuan ilmu pengetahuan.
                                                           

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KAMIS, 8 JULI 2021

Penyusun

DAFTAR IS
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………...5
B. Rumusan Masalah……………………………..……………………………………………………………...5
C. Tujuan………….……………………………………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nutrisi Terapi…………………………………………………………………………….. 6
B. Jenis-jenis Terapi………………………………………………………………………………………… 6
C. Pelaksanaan Nutrisi Sebagai Terapi……………………………………………………………. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…….………………………………………………………………………………………………….18
B. Saran……………………………………………………………….…………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………..19
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi sangat penting untuk tubuh kita, ibarat sebuag bangunan, maka nutrisi
itu adalah pondasi. Tanpa pondasi yang kuat maka tubuh kita akan rapuh.
Nutrisi didapat dari apa yang kita makan, jika makanan yang kita makan itu
baik, mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh secara lngkap maka tubuh kita
tidak akan kekurangan nutrisi, dan secara otomatis kekebalan tubuh kita akan sangat
baik. Banyak penykit disebabkan oleh pola makan atau makanan yang buruk. Seperti
mengonsumsi makanan cepat saji misalnya (junkfood). Kadar lemak dan kalori dan
makanan cepat saji sangat banyak, sehingga ketika kita mengonsumsinya kita akan
menjadi kelebihan berat badan.
Beberapa fakta yang bersumber dari WHO menyebutkan bahwa 70%
kematian didunia disebbkan oleh diabetes, kanker, serangan jantung, dan stroke.
Pola makan yang buruk dan makanan yang mengandung toksin dapat
mengakibatkan usia sel tubuh kita bisa jadi lebih tua dari usia sebenarnya. Hal ini
dikarenakan terlalu banyak sel-sel yang sudah tua dan rusak sementara kemampun
regenerasi sel tubuh kita rendah. Akibatnya, muncul gejala/ keluhan yang kita rasakan
sebagai penyakit. Terapi nutrisi membantu tubuh menyingkirkan sel yang rusak dan
menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih kuat sehingga kesehatan
meningkat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Nutrisi Terapi ?
2. Apa saja jenis-jenis Terapi ?
3. Bagaimana pelaksaan nutrisi sebagai terapi ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Nutrisi Terapi
2. Mengetahui jenis-jenis Terapi
3. Dapat mengetahui pelaksaan nutrisi sebagai terapi
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TERAPI NUTRISI

Terapi Nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang


mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

B. JENIS TERAPI
a. Oral Feeding
b. Enteral Nutrition
c. Parenteral Nutrition

a. Oral Feeding
Pemberian makan melalui oral adalah memasukkan nutrisi
melalui mulut. Pasien perlu didorong untuk makan, bukan hanya untuk
mendapatkan nutrisi secara optimal, namun pasien juga mendapatkan
manfaat kepuasaan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan
makan. Perawat harus membiarkan klien untuk mengosongkan
mulutnya setelah setiap sendokan, berusaha menyelraskan kecepatan
pemberian makan dengan kesiapan mereka dan sering kali menanyakan
apakah terlalu cepat atau lambat. Perawat juga harus memperbolehkan
klien untuk menunjukkan perintah tentang makanan pilihan klien yang
ingin dimakan, dan percakapan dengan topic selain makanan harus
menjadi bagian integral dalam proses. Perawata yang mempunyai tugas
untuk member makan pada bebrapa klien harus mendelegasikan
tanggung jawab pemberian makan ke orang lain sehingga semua klien
dapat diberi makan tepat waktu dan terencana dengan baik.

1. Tujuan
a. Memperoleh nutrisi yang optimal.
b. Memberikan kekuasaan fisik dan psikologis yang dhubungkan
dengan makan.
c. Meningkatkan berat badan.
d. Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktifitas
harian secara mandiri.
2. Indikasi
a. Pasien yang dapat makan melalui oral.
b. Pasien dengan ketidak mampuan yang membutuhkan bantuan
sebagian atau total untuk makan.
b. Enteral nutrition (EN)

Enteral nutrition (EN) adalah pada nutrien yang diberikan melalui


saluran gastrointestinal. Hal ini termasuk makanan keseluruhan, campuran
semua makanan, suplemen oral, dan formula selang pemberian makanan.
Nutrisi entral adalah metode yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi jika saluran gastrointestinal klien berfungsi dengan menyediakan
dukungan psikologis, keamanan, dan nutrisi yang ekonomis. Pada klien
yang mengalami kesulitan makan, maka dapat diberikan nutrisi enteral
dengan selang nasogastrik, jejunum, atau lambung. Nutrisi enteral dan infus
dengan mudah diberikan dalam lingkungan perawatan rumah oleh perawat
atau keluaarga.
Penelitian telah menunjukan efek yang menguntungkan dari
pemberian makan enteral bila dibandingkan dengan nutrisi parenteral, yang
mengandung zat gizi pada mukosa gastrointestinal. Pemberian makan
dengan rute enteral dapat mengurangi sepsis, menumpulkan respons
hipermetabolik pada trauma, dan memelihara struktur dari fungsi intestinal
(Mainous, Block, dan Dietch, 1994).
EN telah digunakan dengan berhasil selama 24 hingga 48 jam setelah
operasi atau trauma untuk menyediakan cairan, elektrolit, dan nutrisi.
Gastricileus dapan mencegah pemberian makan nasogastrik dalam kasus
selang nasointestinal atau jejunum memungkinkan pemberian makan
postpilorik yang berhasil (Kudsk, 1994)
Nutrisi Enteral
1. Definisi

Nutrisi enteral adalah semua makanan cair yang dimasukkan kedalam


tubuh lewat saluran cerna , baik
melalui mulut ataupun oral, selang nasogastrik, maupun selang
melalui lubang stomagaster atau lubang stomajejunum
Tujuan atau indikasi pemberian nutrisi enteral adalah untuk
seplementasi, untuk pasien yang masih dapat makan dan minum tetapi
tidak dapat mencukupi kebutuhan energy dan protein, untuk
pengobatan, dan digunakan untuk mencukupi seluruh kebutuhan zat
gizi bila pasien tidak dapat makan sama sekali.
2. Jenis makanan/ Nutrisi Enteral
a. Makanan/ Nutrisi Enteral formula rumah sakit (blenderized)
makanan ini dibuat dari beberapa bahan makanan yang diracik
dan dibuat sendiri dengan menggunakan blender. Konsistensi
larutan kandungan zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah pada
setiap kali pembuatan dan dapat terkontaminasi. Formula ini
dapat diberikan melalui pipa sonde yang agak besar, harganya
relative murah.
Contoh :
1.Makanan cair tinggi energy an tinggi protein (susu full
cream,susu rendah laktosa, telur, glukosa, gula pasir, tepung
beras, sari buah)
2.Makanan cair rendah laktosa ( susu rendah laktosa, telur, gula
pasir, maizena)
b. Makanan / Nutrisi Enteral formula komersial : formula komersial ini
berupa bubuk yang siap dicairkan atau berpa cairan yang dapat segera
diberikan. Nilai gizinya sesuai kebutuhan, konsistensi dan
osmolaritasnya tetap, dan tidak mudah terkontaminasi.
Contoh :
1. Polimerik : mengandung protein utuh untuk pasien dengan fungsi
saluran gastrointestinal normal atau hamper normal ( parenteral,
fresubin)
2. Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu
elementar yang mengandung asam amino dan lemak yang
langsung diserap usus untuk pasien dengan gangguan fungsi
saluran gastrointestinal ( pepti 2000)
3. Diet Enteral Khusus untuk sirosis ( aminolebane EN, falkamin ),
diabetes ( diebetasol), gagal ginjal ( Nefrisol), tinggi protein
( peptisol)
4. Diet Enteral Tinggi Serat ( indovita)

3. Sistem Pemberian Nutrisi Enteral Dan Alatnya

Nutrisi Enteral dapat diberikan langsung melalui mulut ( oral)


atau melalui selang makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak
boleh per oral. Selang makanan yang ada yaitu :
a. Selang Nasogastrik
1. Selang Nasogastrik biasa yang terbuat dari plastic, paret, dan
polietilen. Ukuran selang ini bermacam-macam tergantung
kebutuhan. Selang ini hanya tahan dipakai maksimal 7 hari.
2. Selang nasogastrik yang terbuat dari polivinil. Selang ini
berukuran 7 french, kecil sekali dapat mencegah terjadinya
aspirasi pneumonia makanan dan tidak terlalu mengganggu
pernapasan atau kenyamanan pasien. Selang ini tahan dipakai
maksimal 14 hari.
3. Selng nasogastrik yang terbuat dari silicon. Ukuran selang ini
bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal
6 minggu.
4. Selang nasogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini
berukuran 7 french dan dapat dipakai selama 6 bulan.
b. Selang nasoduodenal/nasojejunal.
Ukuran selang ini bermacam-macam namun lebih panjang
dari pada selang nasogastrik.
c. Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin
dipakai untuk pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat
obstruksi esophagus/gaster
4. Nutrisi enteral pada beberapa penyakit.
a. Nutrisi enteral pada penyakit saluran cerna
Bila usus berfungsi baik, lebih baik diberikan nutrisi enteral
dibandingkan parenteral. Nutrisi enteral per oral diberikan bila
makanan masih dapat melalui mulut dan esophagus. Nutrisi enteral
perselang makanan diberikan
bila makanan tak dapat diberikan melalui mulut dan esophagus
atau melalui gastrostomi esophagus atau melalui jejunostomi.
Nutrisi enteral sangat penting untuk saluran cerna karena dapat
mencegah antrofivili usus serta tetap menjaga kelangsungan fungsi
usus enterosit, dan kolonosit.

b. Nutrisi enteral pada pasien kanker


Penggunaan saluran gastrointestinal yang utuh bagi pemberian
nutrisi merupakan pilihan pertama pada pemberian nutrisi pasien
kanker. Pasien kanker yang akan mendapat suplementasi enteral
dapat diberikan melalui salah satu dari 3 jalur pemberian yang
umum, yaitu oral nasoenterik atau enteric.
c. Nutrisi enteral pada pasien geriatric.
Pasien geriatric (berusia 60 tahun atau lebih) lebih sering
mengalami malnutrisi, karena itu nutrisi merupakan hal yang
penting diperhatikan dalam pengobatan pasien tersebut. Kebutuhan
kalori energy disesuaikan dengan berat badan ideal dengan rumus
yang ada.
d. Nutrisi enteral pada penyakit ginjal
Pada pasien penyakit ginjal akut, harus diberikan diet bebas
protein atau renda protein, mengandung energy kalori atau gula.
Pada pasien penyakit ginjal kronik tidak terkomplikasi, untuk
mencegah uremia, protein yang berikan dalam bentuk protein nilai
biologi tinggi ( asam amino esensial) 20 g per hari.
Pada pasien gagal ginjal kronik tidak terkomplikasi (termaksud
yang menjalani dialysis) kebutuhan energy tidak berbeda dengan
orang dwasa normal. Keseimbangan nitrogen netral dicapai dengan
pemasukkan nutrisi yang mengandung asam amino esensial 0,55-
0,60 gram / kg BB/ hari dan kalori energy 35 kkal / kg BB /hari.
Pada pasien gagal ginjal kronik dan katabolic berat kebutuhan
kalori energy dan nitrogen lebih tinggi, tidak berbeda dengan
pasien yang tidak menderita gagal ginjal. Pada pasien gagal ginjal
dengan hiperkalemia
atau hipofosfatemia dilakukan pembatasan kalium atau diberikan
fosfor. Pada pasien gagal ginjal dengan hipomagnesemia perlu
diberikan magnesium dan pada kalsemia diberikan kalsium.

c. Parenteral Nutrition ( PN)


PN adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian
nutrisi melalui rute intavena. Walaupun PN dapat mencegah malnutrisi
secara efektif pada klien yang tidak dapat diberikan makanan melalui
rute enteral, PN dapat menyebabkan komplikasi dan membutuhkan
kemampuan manajemen keperawatan yang terampil. Pemberian
pengobatan yang aman dari bentuk nutrisi ini bergantung pada
pengkajian kebutuhan nutrisi yang tepat, manajemen kateter vena
sentral yang cermat dan pemantauan yang hati-hati untuk mencegah
atau menangani komplikasi metabolic. Nutrisi parenteral diberikan
dalam lingkungan yangbervariasi, termasuk dirumah klien. Tanpa
memperhatikan lingkungan, perawat mengikuti prinsip asepsis yang
sama dan manajemen pemompaan untuk memastikan keamanaan dan
dukungan nutrisi yang tepat.

a. Parenteral nutrition (PN)


1. Pengertian
Pada saat terjadi gangguan intestinal secara partial ataupun total
dan dukungan nutrisis melalui oral maupun enteral tube feeding
( ETF) tidak dapat dilakasanakan, PN dapat menjadi alternative
akhir bagi pemenuhan nutrisi pasien ( Stratton dan smith ).
Parenteral nutrition merupakan metode pemberian nutrisi secara
intravena dan dapat dipilih bila status perubahan metabolic atau
bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran GI tidak dapat
menerima pemberian makanan secara interal ( Doenges, 2003)
Pada umumnya PN hanya digunakan selama beberapa hari
atau minggu. Namun pada kondisi tertentu, penggunaan PN
dalam jangka waktu lama juga dapat dilakukan.
PN adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu
pemberian nutrient melalui rute intravena.
Tujuannya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan energy
basal dan pemeliharaan kerja organ, tetapi juga menambah nutrisi
untuk kondisi tertentu, seperti keadaan stress ( sakit berat, trauma
) untuk perkembangan dan pertumbuhan.
Terapi nutrisi parenteral dibagi menjadin 2 kategori :
a. Terapi nutrisi prenteral parsial ( supportive atau suplemen)
diberikan bila :
1. Dalam waktu 5 – 7 hari, pasien diharapkan mampu
menerima nutrisi enteral kembali
2. Masih ada nutrisi enteral yang dapat diterima pasien. PN
parsial ini diberikan dengan indikasi relative.
b. Terapi nutrisi parenteral total diberikan jika batasan jumlah
kalori ataupun batasan waktu tidak terpenuhi . PN total ini
diberikan atas indikasi absolut.

2. Indikasi
Secara umum PN di indikasikan pada pasien yang mengalami
kesulitan mencukupi kebutuhan nutrisi untuk waktu tertentu.
Tanpa bantuan nutrisi, tubuh memenuhi kebutuhan energy basal
rata-rata 25 kkal/kg BB/ hari. Jika cadangan habis, kebutuhan
glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses gluconeogenesis,
antara lain dengan lipolysis dan proteolysis 125-150 g/hari. Puasa
lebih dari 24 jam menghabiskan glukosa darah (20 g), cadangan
glikogen dihati (70 g) dan otot (400 g). sedangkan cadagan energy
lainnya, lemak (12.000 g) dan protein (6000 g) habis dalam waktu
kira-kira 60 hari.
Keadaan yang memerlukan PN adalah sebagai berikut :
1. Pasien tidak dapat makan (obstruksi saluran pencernaan
seperti stiktur atau keganasa esophagus, atau gangguan
absorbi makanan)
2. Pasien tidak boleh makan (seperti fistulaintestinal dan
pancreatitis)
3. Pasien tidak memakan (akibat pemberian kemoterapi).

Meskipun terdapat 3 hal tersebut, PN tidak langsung diberikan pada


keadaan :
1. Pasien 24 jam paska bedah yang masih dalam Ebb phase, masa
dimana kadar hormone stress masih tinggi. Sel-sel resisten
terhadap insulin dan kadar gula darah meningkat. Pada fase ini
cukup diberikan cairan elektrolit dan dextosa 5%. Jika keadaan
sudah tenang yaitu demam, nyeri, renjatan, dan gagal napas
sudah dapat diatasi, krisis metabolism sudah lewat, maka PN
dapat diberikan dengan lancer dan bermanfaat. Makin berat
kondisi pasien, makin lambat dosis PN total ( dosis penuh )
dapat dimulai. Sebelum keadaan tenang tercapai, PN total hanya
menambahkan stress bagi tubuh pasien. Fase tenang ini ditandai
dengan menurunnya kadar kortisol, katekolamin,dan glucagon.
2. Pasien gagal napas (Po2 < 80 dan Pco2 > 50 ) kecuali dengan
respirator. Pada pemberian PN penuh, metabolism karbohidrat
akan meningktkan produksi CO2 dan berakibat memperberat
gagal napasnya.
3. Pasien renjatan dengan kekurangan cairan ekstraseluler
4. Pasien penyakit terminal, dengan pertimbangan cost-benefit.

Kondisi-kondisi yang sering diberikan TPN :


a) Disfungsional GI, misalnya penyakit peradangan usus,
sindroma usus pendek, pangkreatitis, colitis, fistula,
enteritis, radiasi, ileus, diare berkepanjangan, obstruksi
usus, atau karsinoma lambung.
b) Gagal hepatic
c) Keadaan hipermetabolik, misalnya sepsis, luka bakar
yang berat, fraktur tulang panjang, peritonitis.
d) Anoreksia sekunder terhadap kondisi medis pasien,
misalnya gagal ginjal
e) Hyperemesis berat selama kehamilan
f) Candida GI berat pada pasien AIDS
g) Trauma multisystem
5. Pemberian TPN
Apabila asupan nutrisi pasien kurang secara bermakna
dibanding yang diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi
penggunaan energy, maka akan mengakibatkan status
keseimbangan nitrogen negative. Ini berarti bahwa lebih
banyak protein digunakan daripada yang dapat dibuat. TPN
adalah metode pemberian nutrisi pada tubuh dengan rute
intravena. Nutrient ini mencakup kestrosa, asam amino,
elektrolit, vitamin, mineral, dan emulsi lemak. Sasaran TPN
adalah untuk mendapatkan status nutrisi yang baik,
penambahan berat badan dan mencapai proses
penyembuhan.
TPN diindikasikan untuk pasien :
a) Yang asupannya kurang untuk mempertahankan status
anabolis ( misalnya pasien dengan luka bakar berat,
malnutrisi, sindrom usus pendek, AIDS, sepsis, kanker )
b) Pasien yang tidak mampu mencerna makanan secara
oral atau dengan selang ( misalnya pasien dengan ileus
paralitik, penyakit Chron dengan obstruksi, enteritis
pascaradiasi, hiperemesis, gravidarum berat pada
kehamilan )
c) Pasien yang menolak untuk mencerna nutrisi secara
adekuat ( misalnya pasien dengan anoreksia nervosa,
pasien lansia pascaoperatif )
d) Pasien yang tidak boleh makan per oral atau dengan
selang ( misalnya pasien dengan pancreatitis akut atau
fistula enterokutan tinggi )
Pasien yang memerlukan dukungan nutrisi praoperatif dan pascaoperatif
secara terus-
e) menerus ( misalnya setelah pembedahan usus ).

 Nutrisi Parenteral Total ( TPN )


Nutrisi parenteral total adalah suatu terapi kompleks yang dilakukan
untuk memenuhi keperluan nutrisi pasien melalui rute intravena. Larutan
yang digunakan dalam terapi ini adalah larutan hiperosmolar ( konsentrasi
tinggi ). Pemberian terapi nutrisi parenteral total yang bertujuan untuk
memberikan kalori yang cukup besar yang terdiri dari protein, lipid,
karbohidrat, vitamin, dan mineral. Keberhasilan terapi ini bergantung pada
jenis makanan yang diresepkan , penanganan kateter intravena, perawatan
luka insisi, penanganan komplikasi akibat terapi. Terapi ini hanya digunakan
apabila asupan makanan secara enteral tidak memadai atau merupakan
kontraindikasi. TPN tidak diberikan pada pasien yang pencernaan dapat
berfungsi selama 7-10 hari, pasien yang masih dapat mencerna makanan
dengan baik, dan pada pasien yang mengalami stress atau trauma ( Mubarak
& Chahyati,66,2007).

Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kebutuhan pasien


terhadap nutrisi parenteral total mencakup berat badan krang dari 10% tidak
mampu makan oral atau minum dalam 7 hari pascaopratif dan situasi
hipermetabilik seperti pada infeksi berat disertai demam.

- Penatalaksanaan :
larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap
ditingkatkan seriap hari dengan kecepatan yang diinginkan dan sesuai
toleransi cairan dan glukosa pasien. Respon pasien terhadap terapi TPN dan
nilai laboratorium dipantau terus menerus oleh tim pendukung nutrisi.
Standing order dilakukan untuk penimbangan berat badan pasien,
mendapatkan jumlah darah lengkap, jumlah trombosit, masa protrombin,
elektrolit, magnesium dan glukosa ujung jari.

- Metode pemberian :
Berbagai metode dan rute digunakan untuk memberikan larutan
NPT pada praktik klinis : perifer, sentral, dan atrial.
Metode ini tergantung pada kondisi pasien dan lamanya antisipasi terapi.
2. Perifer
Larutan NPT digunakan sebagai masukan suplemen per oral bila
larutan yang digunakan kurang hipertonik dibanding larutan yang
digunakan untuk NPT. Konsentrasi dekstrosa diatas 10% tidak
boleh diberikan melalui vena perifer karena dapat mengiritasi
intravena kecil (dinding paling dalam ). Lamanya terapi NPT
kurang dari 2 minggu.
3. Sentral
Karena larutan NPT mempunyai lima atau enam kali konsentrasi
darah dan melebihi tekanan osmotic kira-kira 2000 mOsm/1 ,
maka larutan ini berbahaya untuk intima perifer. Karenanya untuk
mencegah flebitis dan komplikasi vena lainnya larutan ini
diberikan kedalam sistem sirkulasi melalui kateter yang
dimasukkan kedalam pembuluh darah besar beraliran tinggi
( sering vena subklavia ). Larutan pekat kemudian diencerkan
dengan sangat cepat sampai ke tingkat isotonic oleh darah didalam
pembuluh ini.
4. Atrial
Dua alat yang digunakan untuk terapi IV jangka panjang dirumah
adalah :
a. Kateter atrial kanan eksternal ini dipasang melalui pembedahan.
Kateter ini dijahit dibawah kulit pada vena subklavia
b. Lubang subkutan ujung kateter dilekatkan pada serambi kecil
yang ditempatkan dikantung subkutan baik di dinding dada
anterior atau pada lengan.
c. Penatalaksanaan
Perawat pendukung nutrisi, ahli nutrisi, atau dokter menentukan
kebutuhan pasien akan TPN dengan evaluasi criteria tertentu : derajat
penurunan berat badan, keseimbangan nitrogen, jumlah kehilangan
otot dan total massa tubuh kurus, serta ketidakmampuan pasien untuk
mentoleransi pencernaan makanan melalui saluran GI. Idealnya,
perawat pendukung nutrisi, ahli farmasi, ahli nutrisi, dan dokter
berkolaborasi untuk menentukan formula khusus yang diperlukan.
Larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap
ditingkatkan setiap hari dengan kecepatan yag diinginkan dan sesuai
toleransi cairan dan glukosa pasien. Respons pasien terhadap terapi
TPN dan nilai laboratorium dipantau terus menerus ole tim pendukung
nutrisi. Standing order dilakukan untuk penimbangan berat badan
pasien, mendapatkan jumlah darah lengkap, jumlah trombosit, masa
protrombin, elektrolit, magnesium dan glukosa ujung jari. Pada
kebanyakan rumah sakit, larutan TPN diresepkan oleh dokter dalam
bentuk pesanan nutrisi parenteral harian. Formulasi larutan TPN harus
dihitung dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan pasien secara
lengkap
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi Nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang


mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Jenis Terapi :
 Oral Feeding
 Enteral Nutrition
 Parenteral Nutrition

B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini belum
sepenuhnya sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan
saran mengenai makalah ini. Walaupun demikian kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/124141494/TERAPI-NUTRISI-docx

Anda mungkin juga menyukai