DISUSUN
OLEH
WIDYA ASTUTI
BT2001058
1B
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai nutrisi sebagai terapi.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi
sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya penulis juga
menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal
ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa
menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan
makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita
dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………...5
B. Rumusan Masalah……………………………..……………………………………………………………...5
C. Tujuan………….……………………………………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nutrisi Terapi…………………………………………………………………………….. 6
B. Jenis-jenis Terapi………………………………………………………………………………………… 6
C. Pelaksanaan Nutrisi Sebagai Terapi……………………………………………………………. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…….………………………………………………………………………………………………….18
B. Saran……………………………………………………………….…………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………..19
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi sangat penting untuk tubuh kita, ibarat sebuag bangunan, maka nutrisi
itu adalah pondasi. Tanpa pondasi yang kuat maka tubuh kita akan rapuh.
Nutrisi didapat dari apa yang kita makan, jika makanan yang kita makan itu
baik, mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh secara lngkap maka tubuh kita
tidak akan kekurangan nutrisi, dan secara otomatis kekebalan tubuh kita akan sangat
baik. Banyak penykit disebabkan oleh pola makan atau makanan yang buruk. Seperti
mengonsumsi makanan cepat saji misalnya (junkfood). Kadar lemak dan kalori dan
makanan cepat saji sangat banyak, sehingga ketika kita mengonsumsinya kita akan
menjadi kelebihan berat badan.
Beberapa fakta yang bersumber dari WHO menyebutkan bahwa 70%
kematian didunia disebbkan oleh diabetes, kanker, serangan jantung, dan stroke.
Pola makan yang buruk dan makanan yang mengandung toksin dapat
mengakibatkan usia sel tubuh kita bisa jadi lebih tua dari usia sebenarnya. Hal ini
dikarenakan terlalu banyak sel-sel yang sudah tua dan rusak sementara kemampun
regenerasi sel tubuh kita rendah. Akibatnya, muncul gejala/ keluhan yang kita rasakan
sebagai penyakit. Terapi nutrisi membantu tubuh menyingkirkan sel yang rusak dan
menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih kuat sehingga kesehatan
meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Nutrisi Terapi ?
2. Apa saja jenis-jenis Terapi ?
3. Bagaimana pelaksaan nutrisi sebagai terapi ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Nutrisi Terapi
2. Mengetahui jenis-jenis Terapi
3. Dapat mengetahui pelaksaan nutrisi sebagai terapi
BAB II
PEMBAHASAN
B. JENIS TERAPI
a. Oral Feeding
b. Enteral Nutrition
c. Parenteral Nutrition
a. Oral Feeding
Pemberian makan melalui oral adalah memasukkan nutrisi
melalui mulut. Pasien perlu didorong untuk makan, bukan hanya untuk
mendapatkan nutrisi secara optimal, namun pasien juga mendapatkan
manfaat kepuasaan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan
makan. Perawat harus membiarkan klien untuk mengosongkan
mulutnya setelah setiap sendokan, berusaha menyelraskan kecepatan
pemberian makan dengan kesiapan mereka dan sering kali menanyakan
apakah terlalu cepat atau lambat. Perawat juga harus memperbolehkan
klien untuk menunjukkan perintah tentang makanan pilihan klien yang
ingin dimakan, dan percakapan dengan topic selain makanan harus
menjadi bagian integral dalam proses. Perawata yang mempunyai tugas
untuk member makan pada bebrapa klien harus mendelegasikan
tanggung jawab pemberian makan ke orang lain sehingga semua klien
dapat diberi makan tepat waktu dan terencana dengan baik.
1. Tujuan
a. Memperoleh nutrisi yang optimal.
b. Memberikan kekuasaan fisik dan psikologis yang dhubungkan
dengan makan.
c. Meningkatkan berat badan.
d. Meningkatkan control diri dengan mampu melakukan aktifitas
harian secara mandiri.
2. Indikasi
a. Pasien yang dapat makan melalui oral.
b. Pasien dengan ketidak mampuan yang membutuhkan bantuan
sebagian atau total untuk makan.
b. Enteral nutrition (EN)
2. Indikasi
Secara umum PN di indikasikan pada pasien yang mengalami
kesulitan mencukupi kebutuhan nutrisi untuk waktu tertentu.
Tanpa bantuan nutrisi, tubuh memenuhi kebutuhan energy basal
rata-rata 25 kkal/kg BB/ hari. Jika cadangan habis, kebutuhan
glukosa selanjutnya dipenuhi melalui proses gluconeogenesis,
antara lain dengan lipolysis dan proteolysis 125-150 g/hari. Puasa
lebih dari 24 jam menghabiskan glukosa darah (20 g), cadangan
glikogen dihati (70 g) dan otot (400 g). sedangkan cadagan energy
lainnya, lemak (12.000 g) dan protein (6000 g) habis dalam waktu
kira-kira 60 hari.
Keadaan yang memerlukan PN adalah sebagai berikut :
1. Pasien tidak dapat makan (obstruksi saluran pencernaan
seperti stiktur atau keganasa esophagus, atau gangguan
absorbi makanan)
2. Pasien tidak boleh makan (seperti fistulaintestinal dan
pancreatitis)
3. Pasien tidak memakan (akibat pemberian kemoterapi).
- Penatalaksanaan :
larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap
ditingkatkan seriap hari dengan kecepatan yang diinginkan dan sesuai
toleransi cairan dan glukosa pasien. Respon pasien terhadap terapi TPN dan
nilai laboratorium dipantau terus menerus oleh tim pendukung nutrisi.
Standing order dilakukan untuk penimbangan berat badan pasien,
mendapatkan jumlah darah lengkap, jumlah trombosit, masa protrombin,
elektrolit, magnesium dan glukosa ujung jari.
- Metode pemberian :
Berbagai metode dan rute digunakan untuk memberikan larutan
NPT pada praktik klinis : perifer, sentral, dan atrial.
Metode ini tergantung pada kondisi pasien dan lamanya antisipasi terapi.
2. Perifer
Larutan NPT digunakan sebagai masukan suplemen per oral bila
larutan yang digunakan kurang hipertonik dibanding larutan yang
digunakan untuk NPT. Konsentrasi dekstrosa diatas 10% tidak
boleh diberikan melalui vena perifer karena dapat mengiritasi
intravena kecil (dinding paling dalam ). Lamanya terapi NPT
kurang dari 2 minggu.
3. Sentral
Karena larutan NPT mempunyai lima atau enam kali konsentrasi
darah dan melebihi tekanan osmotic kira-kira 2000 mOsm/1 ,
maka larutan ini berbahaya untuk intima perifer. Karenanya untuk
mencegah flebitis dan komplikasi vena lainnya larutan ini
diberikan kedalam sistem sirkulasi melalui kateter yang
dimasukkan kedalam pembuluh darah besar beraliran tinggi
( sering vena subklavia ). Larutan pekat kemudian diencerkan
dengan sangat cepat sampai ke tingkat isotonic oleh darah didalam
pembuluh ini.
4. Atrial
Dua alat yang digunakan untuk terapi IV jangka panjang dirumah
adalah :
a. Kateter atrial kanan eksternal ini dipasang melalui pembedahan.
Kateter ini dijahit dibawah kulit pada vena subklavia
b. Lubang subkutan ujung kateter dilekatkan pada serambi kecil
yang ditempatkan dikantung subkutan baik di dinding dada
anterior atau pada lengan.
c. Penatalaksanaan
Perawat pendukung nutrisi, ahli nutrisi, atau dokter menentukan
kebutuhan pasien akan TPN dengan evaluasi criteria tertentu : derajat
penurunan berat badan, keseimbangan nitrogen, jumlah kehilangan
otot dan total massa tubuh kurus, serta ketidakmampuan pasien untuk
mentoleransi pencernaan makanan melalui saluran GI. Idealnya,
perawat pendukung nutrisi, ahli farmasi, ahli nutrisi, dan dokter
berkolaborasi untuk menentukan formula khusus yang diperlukan.
Larutan TPN diberikan dengan perlahan dan secara bertahap
ditingkatkan setiap hari dengan kecepatan yag diinginkan dan sesuai
toleransi cairan dan glukosa pasien. Respons pasien terhadap terapi
TPN dan nilai laboratorium dipantau terus menerus ole tim pendukung
nutrisi. Standing order dilakukan untuk penimbangan berat badan
pasien, mendapatkan jumlah darah lengkap, jumlah trombosit, masa
protrombin, elektrolit, magnesium dan glukosa ujung jari. Pada
kebanyakan rumah sakit, larutan TPN diresepkan oleh dokter dalam
bentuk pesanan nutrisi parenteral harian. Formulasi larutan TPN harus
dihitung dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan pasien secara
lengkap
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jenis Terapi :
Oral Feeding
Enteral Nutrition
Parenteral Nutrition
B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini belum
sepenuhnya sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan
saran mengenai makalah ini. Walaupun demikian kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/124141494/TERAPI-NUTRISI-docx