Anda di halaman 1dari 7

PEMBERIAN LISENSI PRAKTIK KEPERAWATAN

OLEH :

KELOMPOK 1

1. YANI KRISTIANI ISU


2. JELIANA C.DOS SANTOS
3. MEILISA SAIRDOLA
4. FENERIA J.NUA

KEMENTRIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TIMOR (UNIMOR)

KAMPUS ATAMBUA

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI KEPERAWATAN

2020
1. Latar belakang.

Adanya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang meningkat termasuk


pelayanan keperawatan yang professional sesuai dengan standar pelayanan keperawatan
yang ditentukan. Untuk melindungi masyarakat terhadap tindakan malpraktik dan untuk
melindungi tenaga keperawatan sebagai tenaga pemberi jasa pelayanan serta sesuai
kepentingannya.Praktik Keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat professional
melalui kerjasama bersifat kolaboratif dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

2. Lisensi /ijin praktik keperawatan


Lisensi keperawatan adalah suatu dokumen legal yang mengijinkan seorang perawat
untuk memberikan keterampilan dan pengetahuan keperawatan secara spesifik kepada
masyarakat dalam suatu juridiksi. Semua perawat seyogyanya mengamankannya dengan
mengetahui standar pelayanan yang yang dapat diterapkan dalam suatu tatanan praktik
keperawatan.Lisensi/ijin praktik keperawatan berupa penerbitan Surat Tanda Registrasi
(STR) bagi perawat. STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada
tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Untuk mendapatkan STR setiap perawat wajib mengikuti ujian
kompetensi yang diselenggarakan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI). Jika
mereka lulus uji kompetensi maka sambil menunggu STR akan diterbitkan Sertifikat
Kompetensi (Serkom).Perawat yang belum mempunyai STR tidak dapat bekerja di area
keperawatan. Perawat yang sudah memiliki STR yang akan melakukan praktik mandiri di
luar institusi tempat bekerja yang utama dapat mengajukan Surat Ijin Praktik Perawat
(SIPP) di Dinas Kesehatan setempat.
Undang-Undang Keperawatan berfungsi sebagai dasar hukum pengakuan profesi
perawat.  Selama tidak memiliki dasar hukum, profesi perawat kurang dihargai karena tidak
memiliki spesifikasi bidang pekerjaan yang pasti.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mendorong disahkannya Undang-Undang
Praktek Keparawatan. Hal ini disebabkan oleh :
1. Keperawatan sebagai profesi memiliki karakteristik, yaitu :

 Adanya kelompok pengetahuan (body of knowledge) yang melandasi keterampilan


untuk menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan
 Pendidikan yang memenuhi standar dan diselenggarakan di Perguruan Tinggi;
 Pengendalian terhadap standar praktik
 Bertanggungjawab dan bertanggungugat terhadap tindakan yang dilakukan
 Memilih profesi keperawatan sebagai karir seumur hidup
 Memperoleh pengakuan masyarakat karena fungsi mandiri dan kewenangan penuh
untuk melakukan pelayanan dan asuhan keperawatan yang beriorientasi pada
kebutuhan sistem klien (individu, keluarga, kelompok dan komunitas).

Kewenangan penuh untuk bekerja sesuai dengan keilmuan keperawatan yang dipelajari
dalam suatu system pendidikan keperawatan yang formal dan terstandar menuntut perawat
untuk akuntabel terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukannya. Kewenangan yang
dimiliki berimplikasi terhadap kesediaan untuk digugat, apabila perawat tidak bekerja sesuai
standar dan kode etik. Oleh karena itu, perlu diatur sistem registrasi, lisensi dan sertifikasi
yang ditetapkan dengan peraturan dan perundang-undangan. Sistem ini akan melindungi
masyarakat dari praktek perawat yang tidak kompeten, karena
Konsil Keperawatan Indonesia yang kelak ditetapkan dalam Undang-Undang Praktik
Keperawatan akan menjalankan fungsinya. Konsil Keperawatan melalui uji kompetensi
akan membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktek keperawatan hanya bagi
perawat yang mempunyai pengetahuan yang dipersyaratkan untuk praktek. Sistem
registrasi, lisensi dan sertifikasi ini akan meyakinkan masyarakat bahwa perawat yang
melakukan praktek keperawatan mempunyai pengetahuan yang diperlukan untuk bekerja
sesuai standar. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat
kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan
pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi
pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan
hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum. Perawat juga memiliki kompetensi
keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin,
kreatif, terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi. Disamping itu,
Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi,
kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak terkait
lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas, efisiensi dan
keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian interprofesional.
Izin praktek keperawatan pada dasarnya bukan merupakan topik baru bagi para
perawat Indonesia. PPNI dalam berbagai kesempatan telah mendiskusikan topik
ini. Para ahli yang antusias dalam mengembangkan kualitas dan praktek keperawatan telah
pula memberikan sumbangan pikiran. Namun, izin praktek keperawatan sampai saat ini
masih tetap merupakan perjuangan keperawatan. Bagi setiap profesi atau pekerjaan untuk
mendapatkan hak izin praktek bagi anggotanya, biasanya harus memenuhi tiga kriteria :

1. Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan atau kesejahteraan masyarakat.


2. Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah.
3. Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses pemberian izin.

Izin praktek keperawatan diperlukan oleh profesi dalam upaya meningkatkan dan
menjamin professional anggotanya. Bagi masyarakat izin praktek keperawatan merupakan
perangkat perlindungan bagi mereka untuk mendapat pelayanan dari perawat professional
yang benar-benar mampu dan mendapat pelayanan keperawatan dengan mutu tinggi.Tidak
adanya izin keperawatan menempatkan profesi keperawatan pada posisi yang sulit untuk
menentukan mutu keperawatan. Kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai jenjang
pendidikan keperawatan dengan standar atau mutu antar institusi pendidikan yang tidak
sama. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa seseorang yang telah lulus dari pendidikan
keperawatan belum tentu cukup menguasai kompetensinya sebagai perawat. Situasi inilah
yang membuat para pemimpin keperawatan cukup prihatin. Pihak pasien tidak tahu apakah
pendidikan perawat atau justru diperburuk oleh kualitas keperawatan yang diberikan oleh
para perawat yang dipersiapkan dengan tidak mantap.Perkembangan pemberian izin praktek
keperawatan cukup bervariasi di setiap Negara. Di Amerika Serikat misalnya, izin praktek
keperawatan diberikan pada perawat professional mulai pada tahun 1903 tepatnya di Negara
bagian North Carolina. Pada tahun 1923 semua Negara bagian telah mempunyai izin praktik
bagi para perawat.
Untuk mendapatkan izin praktek maka seorang lulusan dari pendidikan professional
keperawatan harus mendaftarkan diri pada dewan keperawatan yang ada di setiap provinsi
untuk mengikuti ujian. Di Amerika Dewan ini bernama State Board of Nursing, atau Board
of Registered Nursing, atau Board of Nurse Examinors. Biaya ujian cukup bervariasi antara
US$ 25-100. Bagi para perawat yang telah menyelesaikan pendidikan spesialisasi
keperawatan (Master Degree) maka kepada mereka diperbolehkan mengikuti ujian untuk
mendapatkan izin advanced nursing practice. Ujian yang diselenggarakan sesuai dengan
spesialisasi misalnya perawat spesialis anestesi, perawat spesialis kebidanan, perawat
spesialis klinik, perawat spesialis anak, perawat spesialis kesehatan keluarga, perawat
spesialis kesehatan sekolah, perawat spesialis jiwa dan lain-lain. Setelah lulus ujian maka
kepada mereka diberi sebutan keprofesian sesuai spesialisasi yang diambil.

3. TUJUAN  PEMBERIAN LISENSI PRAKTIK KEPERAWATAN

Pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi


persyaratan oleh badan pemerintah yang berwenag, sebelum ia diperkenankan melakukan
pekerjaan dan prakteknya yang telah ditetapkan.

Tujuan lisensi ini adalah :

 Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi


yang kompeten.
 Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi
yang diperlukan.

4. DASAR HUKUM PEMBERIAN LISESNSI KEPERAWATAN


Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan lindungan hukum
yang jelas. Perawat harus mengetahui berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan
praktik keperawatan, karena tehadap putusan dan tindakan professional yang dilakukan
perawat memiliki akuntabilitas terhadap putusan dan tindakan professional yang dilakukan .
Pelaksanaan tugas dan kewenangan perawat mulai diatur dalam UndangUndang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu : pasal 23 ayat (3), dikatakan : “Dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat wajib memiliki izin dari Pemerintah.
Selanjutnya secara khusus tenaga perawat dalam melaksanakan tugasnya diatur dengan
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor : HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat. Dalam Permenkes tersebut dikatakan bahwa perawat
dalam melaksanakan praktik harus memiliki Surat Tanda Registrasi dan memiliki Surat Izin
Praktik Perawat (kecuali yang bertugas di Institusi Pemerintah). Untuk ketentuan tentang
registrasi sebagaimana dalam Permenkes Nomor : 1796 tahun 2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan, pasal 2 ayat (1), menyatakan “Setiap Tenaga Kesehatan yang akan
menjalankan pekerjaannya wajib memiliki STR”. Pelaksanaan praktik perawat juga
ditegaskan pada permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, yaitu : pasal 8 dan 9 yang
menyatakan bahwa perawat dalam melaksanakan praktik pelayanan kesehatan harus sesuai
dengan kewenangan yang dimilikinya, yaitu : melaksanakan asuhan keperawatan, upaya
promotif, preventif, pemulihan dan pemberdayaan masyarakat, serta tindakan keperawatan
komplementer. Juga perawat dapat memberikan obat bebas dan atau obat bebas terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

Aimeyus. (2013). Regulasi dan Registrasi Keperawatan. Retrieved from


http://imeyus.blogspot.co.id/2010/06/registrasi-keperawatan.html
Fitria. (2015). Panduan Lulus Uji Kompetensi Ners Indonesia: Langkah Mudah Lolos.
Jakarta: Visimedia Pustaka.
Imhajie. (2013). Registrasi Praktek Keperawatan. Retrieved from
http://imoetimha.blogspot.co.id/2013/01/regulasi-registrasi-dan-praktek.html
Kusnanto. (2012). Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai