OLEH :
KELOMPOK 1
KAMPUS ATAMBUA
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI KEPERAWATAN
2020
1. Latar belakang.
Kewenangan penuh untuk bekerja sesuai dengan keilmuan keperawatan yang dipelajari
dalam suatu system pendidikan keperawatan yang formal dan terstandar menuntut perawat
untuk akuntabel terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukannya. Kewenangan yang
dimiliki berimplikasi terhadap kesediaan untuk digugat, apabila perawat tidak bekerja sesuai
standar dan kode etik. Oleh karena itu, perlu diatur sistem registrasi, lisensi dan sertifikasi
yang ditetapkan dengan peraturan dan perundang-undangan. Sistem ini akan melindungi
masyarakat dari praktek perawat yang tidak kompeten, karena
Konsil Keperawatan Indonesia yang kelak ditetapkan dalam Undang-Undang Praktik
Keperawatan akan menjalankan fungsinya. Konsil Keperawatan melalui uji kompetensi
akan membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktek keperawatan hanya bagi
perawat yang mempunyai pengetahuan yang dipersyaratkan untuk praktek. Sistem
registrasi, lisensi dan sertifikasi ini akan meyakinkan masyarakat bahwa perawat yang
melakukan praktek keperawatan mempunyai pengetahuan yang diperlukan untuk bekerja
sesuai standar. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat
kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan
pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi
pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan
hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum. Perawat juga memiliki kompetensi
keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin,
kreatif, terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi. Disamping itu,
Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi,
kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak terkait
lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas, efisiensi dan
keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian interprofesional.
Izin praktek keperawatan pada dasarnya bukan merupakan topik baru bagi para
perawat Indonesia. PPNI dalam berbagai kesempatan telah mendiskusikan topik
ini. Para ahli yang antusias dalam mengembangkan kualitas dan praktek keperawatan telah
pula memberikan sumbangan pikiran. Namun, izin praktek keperawatan sampai saat ini
masih tetap merupakan perjuangan keperawatan. Bagi setiap profesi atau pekerjaan untuk
mendapatkan hak izin praktek bagi anggotanya, biasanya harus memenuhi tiga kriteria :
Izin praktek keperawatan diperlukan oleh profesi dalam upaya meningkatkan dan
menjamin professional anggotanya. Bagi masyarakat izin praktek keperawatan merupakan
perangkat perlindungan bagi mereka untuk mendapat pelayanan dari perawat professional
yang benar-benar mampu dan mendapat pelayanan keperawatan dengan mutu tinggi.Tidak
adanya izin keperawatan menempatkan profesi keperawatan pada posisi yang sulit untuk
menentukan mutu keperawatan. Kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai jenjang
pendidikan keperawatan dengan standar atau mutu antar institusi pendidikan yang tidak
sama. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa seseorang yang telah lulus dari pendidikan
keperawatan belum tentu cukup menguasai kompetensinya sebagai perawat. Situasi inilah
yang membuat para pemimpin keperawatan cukup prihatin. Pihak pasien tidak tahu apakah
pendidikan perawat atau justru diperburuk oleh kualitas keperawatan yang diberikan oleh
para perawat yang dipersiapkan dengan tidak mantap.Perkembangan pemberian izin praktek
keperawatan cukup bervariasi di setiap Negara. Di Amerika Serikat misalnya, izin praktek
keperawatan diberikan pada perawat professional mulai pada tahun 1903 tepatnya di Negara
bagian North Carolina. Pada tahun 1923 semua Negara bagian telah mempunyai izin praktik
bagi para perawat.
Untuk mendapatkan izin praktek maka seorang lulusan dari pendidikan professional
keperawatan harus mendaftarkan diri pada dewan keperawatan yang ada di setiap provinsi
untuk mengikuti ujian. Di Amerika Dewan ini bernama State Board of Nursing, atau Board
of Registered Nursing, atau Board of Nurse Examinors. Biaya ujian cukup bervariasi antara
US$ 25-100. Bagi para perawat yang telah menyelesaikan pendidikan spesialisasi
keperawatan (Master Degree) maka kepada mereka diperbolehkan mengikuti ujian untuk
mendapatkan izin advanced nursing practice. Ujian yang diselenggarakan sesuai dengan
spesialisasi misalnya perawat spesialis anestesi, perawat spesialis kebidanan, perawat
spesialis klinik, perawat spesialis anak, perawat spesialis kesehatan keluarga, perawat
spesialis kesehatan sekolah, perawat spesialis jiwa dan lain-lain. Setelah lulus ujian maka
kepada mereka diberi sebutan keprofesian sesuai spesialisasi yang diambil.