Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMBENTUKAN NILAI DAN MORAL

ETIKA KEPERAWATAN

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan

KomalaSari, S.Kep., NS.,M.Kep

Disusun oleh :

Ipunk Indratirta (212113013)

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN STIKES HANG


TUAH TANJUNGPINANG 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang dengan karunianya, Telah memungkinkan
penulis menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas etika keperawatan agar
dapat dimanfaatkan oleh para pembaca serta memenuhi nilai penulis dalam
mata kuliah etika keperawatan. Hanya dengan kekuatan dan kesabaran yang
dilimpahkan-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Dan mudah-mudahan dengan
adanya makalah ini para pembaca dapat memahami konsep nilai, norma,
dalam etika keperawatan.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telahberperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga AllahSWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tanjungpinang,25 maret 2022


DAFTAR ISI

PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang.................................................................4

Rumusan Masalah............................................................4

Tujuan Penulisan..............................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Nilai ..........................................................5

B.Pengertian Norma.........................................................8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan......................................................................11

Saran................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Moral merupakan istilah yang menunjukan kepada aplikasi nilai-nilai


kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkahlaku. Walaupun istilah moral dapat
menunjuk kepada moral baik atau moral buruk, namun dalam aplikasinya orang
dikatakan bermoral jika mengaplikasikan nilai-niai kebaikan dalam perilakunya.
Sementara orang yang berperilaku buruk seperti egois, tidak amanah, tidak
bertanggungjawab, dan individualis, dikatakan sebagai orang yang tidak
bermoral (Sunarti, 2005: 1).

Pada hakekatnya perilaku bermoral berkaitan dengan harkat martabat manusia


itu sendiri sebagai makhluk mulia di muka bumi ini. Harkat dan martabat yang
ditunjukan dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya adalah dalam
pembentukan hubungan yang harmonis antar sesama dan pembangun tatanan
masyarakat yang tertib dan beradab. Kondisi tersebut pada hakikatnya akan
berdampak terhadap kebahagiaan individu serta kesejahteraan masyarakat
luas.Dalam kehidupan bermasyarakat, aspek atau nilai-nilai moral sangat
dibutuhkan untuk digunakan sebagai panduan dalam perumusan aturan-aturan
yang mengatur kehidupan. Pengabaian nilai moral yang menyebabkan perilaku
yang tidak bermoral, lambat laun akan membentuk budaya dan peradaban yang
menunjukan penurunan harkat dan martabat manusia.

Nilai secara singkat diartikan sebagai sesuatu yang baik, sesuatu yang
kitaiyakan. Nilai merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan etis yang
mengaturperilaku seseorang. Nilai merupakan milik setiap pribadi yang
mengatur langkah-langkah yang seharusnya dilakukan karena merupakan
cetusan hati nurani yangdalam dan diperoleh sejak kecil.

Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinanyang dipegang sedemikian


rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hatinuraninya, sifat-sifat (sesuatu)
yang penting atau berguna bagi kemanusiaan,misalnya kejujuran.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari nilai?

2. Apa pengertian dari moral?

TUJUAN

1. untuk mengetahui pebentukan dari nilai dan moral.

2. untuk syarat memenuhi nilai dari mata kuliah etika keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN.

A. PEMBENTUKAN NILAI

Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinanyang dipegang sedemikian rupa


oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hatinuraninya, sifat-sifat (sesuatu) yang
penting atau berguna bagi kemanusiaan,misalnya kejujuran.

Ada beberapa pengertian nilai yaitu:

1.Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian


rupaoleh seseorang sesuai dengan tuntunan hati nuraninya.

2.Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikaf pribadi seseorang


tentangkebenaran, keindahan dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek
atauprilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna
padakehidupan seseorang (simon dalam nilai ismani,2001)

3.Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga,


kebenaran,atau keinginan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku khusus
(znowski dalamnilai ismani, 2001).

Nilai muncul dari pengalaman pribadi seseorang dan akan berbeda untuk
setiaporang.Nilai memiliki karakteristik, yaitu:

1.Nilai membentuk dasar prilaku seseorang

2.Nilai nyata dari seseorang diperhatikan melalui pola prilaku yang konsisten.

3.Nilai menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang.

4.Nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang


yangsecara intelektual diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang teguh
danmempertahankannya.

2.Fungsi nilai:

Nilai berfungsi sebagai filter untuk berbagai pengalaman dan hubungan


yangdialami manusia dalam suatu hari tertentu. Fungsi filter dalam nilai
membantuseseorang untuk membuat banyak keputusan yang penting dan
memberikan rasapercaya diri pada seseorang dalam berhubungan dengan orang
lain. Nilai dapatdipelajari melalui observasi, petimbangan dan pengalaman
(Hamilton, 1992).

Untuk praktek perawat profesional, diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan


kodeetik profesi, antara lain dengan :

1.Menghargai martabat individu tanpa prasangka

2.Melindungi seseorang dalam hal privasi

3.Bertanggung jawab atas segala tindakannya

Nilai – nilai yang sangat diperlukan oleh perawat :

1.Kejujuran

Kejujuran adalah berarti dengan penuh dengan kebenaran,nilai ini diperlukan


oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berarti penuh dengan kebenaran. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseoranguntuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat,komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepadaklien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan.

Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya


batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien
untuk pemulihan atauadanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows
best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk
mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar
dalam membangun hubungan saling percaya.

2.Lemah lembut

Sikap lemah lembut sangat berhubung kait dengan sifat sabar.Dua sifat ini
memang hampir sama, oleh kerana itu kedua kata inisering digunakan untuk
menunjuk satu makna yang sama. menghadapigangguan dengan tenang dan
tabah dapat disebut dengan kesabarandan juga dapat disebut sebagai sikap
lemah lembut
3.Ketepatan setiap tindakan

Ketepatan dalam setiap tindakan yang kita lakukan sangatdiperlukan demi


kenyamanan dan keselamatan pasien.

4.Menghargai orang lain

Menghargai setiap orang, karena setiap orang merupakan mahluk


yangsempurna dan memiliki harkat dan martabat.

B. .Pembentukan Moral

Moral adalah tata cara, adat istiadat, kebiasaan, akhlak, kelakuan, kesusilaan,
berupa nilai yang sebenarnya bagi manusia yang sesuai dengan ukuran-ukuran
(nilai-nilai) masyarakat, yang ditimbulkan dari hati dan bukan paksaan dari luar
yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan tindakan tersebut
(Daradjat, 1997).

Unsur, Pembentukan dan Faktor yang Mempengaruhi Moralitas

Istilah moral berasal dari bahasa Latin, yaitu mores yang artinya tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan (Gunarsa, 2004). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), moral adalah ajaran tentang baik buruk yang
diterima oleh umum. Terdapat beberapa istilah yang dikaitkan dengan moral
dengan arti yang sama, yaitu: akhlak, karakter, etika, budi pekerti dan susila.

Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian yang berkaitan dengan
moral:

Menurut Sjarkawi (2008), moral adalah suatu kepekaan dalam pikiran perasaan,
dan tindakan dibandingkan dengan tindakan lain yang tidak hanya berupa
kepekaan terhadap prinsip dan aturan.

Menurut Mini (2008), perilaku moral adalah perilaku seseorang dalam


berhubungan dengan orang lain yang mengacu pada seperangkat peraturan,
kebiasaan, dan prinsip-prinsip tertentu yang berdampak pada kesejahteraan
manusia.

Menurut Ali dan Asrori (2006), moral diartikan sebagai standar baik dan buruk
yang ditentukan bagi individu oleh nilai-nilai sosial budaya dimana individu
sebagai anggota sosial.
Menurut Nurdin (1993), akhlak atau moral adalah seperangkat nilai yang
dijadikan tolok ukur untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan, atau
suatu sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia.

Aspek dan Unsur Moralitas

Menurut Daradjat (1992), perilaku moral yang baik pada seseorang dapat dilihat
dari hal-hal sebagai berikut:

1. Berkata jujur, yaitu berani mengungkapkan perkataan yang sesuai dengan


apa yang terjadi.
2. Berbuat benar, yaitu perbuatan yang sesuai dengan aturan dan kaidah
yang telah ditetapkan oleh masyarakat.
3. Berlaku adil, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya.
4. Berani, yaitu kesiapan fisik dan mental untuk menghadapi suatu peristiwa
dan membenarkan jika peristiwa tersebut tidak sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Durkheim (1961), terdapat tiga unsur moralitas yaitu


sebagai berikut (Abdullah & Leeden, 1986):

a. Semangat disiplin. Disiplin meliputi tindakan yang konsisten dan peri


laku yang dapat diandalkan, menghormati norma-norma sosial, dan arti
otoritas. Disiplin membebaskan kita dari kebutuhan untuk merancang
setiap solusi untuk setiap situasi dari awal.
b. Keterikatan pada kelompok sosial dan semangat altruisme. Moralitas
merupakan kegiatan sosial atau interpersonal. Tindakan mementingkan
diri sendiri atau egois tidak pernah dianggap sebagai moral. Kita adalah
makhluk yang bermoral hanya karena kita adalah makhluk sosial. Dengan
demikian, moralitas mengharuskan kita terikat pada atau terhubung
dengan kelompok.
c. Otonomi atau penentuan nasib sendiri. Esensi ketiga dari moralitas adalah
otonomi. Masyarakat merupakan otoritas tertinggi, tetapi apakah akan
mengikuti aturan masyarakat harus dipilih sendiri secara bebas. Perilaku
yang dikendalikan bukanlah perilaku yang baik, meskipun dua elemen
pertama, yakni semangat disiplin dan keterikatan pada kelompok sosial
menekankan kualitas pemaksaan hubungan sosial.
Proses Pembentukan Moralitas

Menurut Gunarsa (2004), proses pembentukan perilaku moral pada seseorang


dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut:

 Melalui pengajaran langsung atau melalui instruksi-instruksi.


Pembentukan perilaku moral disini melalui penanaman pengertian
tentang apa yang betul dan apa yang salah oleh orang tua atau beberapa
orang yang ada di sekitarnya.
 Melalui identifikasi. Seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan orang
atau model, maka orang tersebut cenderung untuk mencontoh pola-pola
perilaku moral dari model tersebut.
 Melalui proses coba dan salah. Seorang anak ataupun remaja belajar
mengembangkan perilaku moralnya dengan mencoba-coba suatu
perilaku. Anak atau remaja melihat apakah dengan ia berperilaku tertentu,
lingkungan akan menerimanya atau menolaknya.

Sedangkan menurut Kurtines dan Gerwitz, proses pembentukan perilaku moral


dapat dilakukan melalui empat proses berikut ini (Azizah, 2014):

 Menginterpretasikan situasi dalam rangka memahami dan menemukan


tindakan apa yang mungkin untuk dilakukan dan bagaimana efeknya
terhadap keseluruhan masalah yang ada.
 Menggambarkan apa yang harus dilakukan dengan nilai moral pada
situasi tertentu dengan tujuan untuk menetapkan suatu perilaku moral.
 Memilih diantara nilai-nilai moral untuk memutuskan apa yang secara
aktual akan dilakukan,.
 Melakukan tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral.

Faktor yang Mempengaruhi Moralitas

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi moralitas seseorang yaitu sebagai


berikut (Santrock, 2003):

a. Modeling

Seseorang yang dihadapkan pada model yang bertingkah laku secara moral,
mereka cenderung meniru tingkah laku model tersebut. Selain itu, efektivitas
meniru model tergantung pada karakteristik model itu sendiri, misalnya
kekuasaan, kehangatan, keunikan dan lain-lain. Kehadiran proses kognitif,
seperti kode simbolik dan perumpamaan untuk meningkatkan ingatan mengenai
tingkah laku moral.

b. Situasional

Moral dan tingkah laku seseorang tergantung pada situasinya, seperti faktor
lingkungan dan kesenjangan antara pemikiran moral dan tindakan moral.
Seseorang cenderung tidak menunjukkan tingkah laku yang konsisten dalam
situasi sosial yang berbeda-beda.

c. Lingkungan

Kepribadian seorang individu tidak dapat berkembang, demikian pula halnya


dengan moral dimana nilai-nilai moral yang dimiliki seseorang merupakan
sesuatu yang diperoleh dari luar dirinya. Seseorang diajarkan oleh
lingkungannya mengenai bagaimana ia harus bertingkah laku yang baik dan
tingkah laku yang tidak baik atau salah. Lingkungan ini dapat berarti orang tua,
saudara, teman-teman, guru dan sebagainya.

d. Diri

Landasan motivasional bagi perilaku moral berada pada tuntutan internal


untuk perealisasian konsistensi diri secara psikologis. Self atau diri adalah
pengorganisasian mengenai informasi keterhubungan diri dimana terdapat
banyak elemen yang tergabung di dalamnya dan membentuk beberapa
konsistensi psikologis.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Nilai merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan etis yang mengatur


perilaku seseorang. Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur
langkah-langkah yang seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan hati
nurani yang dalam dan diperoleh sejak kecil.

Moral adalah tata cara, adat istiadat, kebiasaan, akhlak, kelakuan, kesusilaan,
berupa nilai yang sebenarnya bagi manusia yang sesuai dengan ukuran-ukuran
(nilai-nilai) masyarakat, yang ditimbulkan dari hati dan bukan paksaan dari luar
yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan tindakan tersebut
(Daradjat, 1997).

Istilah moral berasal dari bahasa Latin, yaitu mores yang artinya tata cara
dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan (Gunarsa, 2004). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), moral adalah ajaran tentang baik buruk
yang diterima oleh umum. Terdapat beberapa istilah yang dikaitkan dengan
moral dengan arti yang sama, yaitu: akhlak, karakter, etika, budi pekerti dan
susila.

SARAN

Apabila kita ingin etika, tingkah laku kita baik maka kita harus meningkatkan
pengetahuan kita tentang nilai, moral dan etik.
Daftar Pustaka

Daradjat, Zakiah. 1997. Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan


Bintang.

Sjarkawi. 2008. Membentuk Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual,


Emosional dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta:
Bumi Aksara.

Azizah, Nur. 2014. Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang
Pendidikan Umum dan Agama. Jurnal Psikologi.

https://www.kajianpustaka.com/2018/12/unsur-pembentukan-dan-faktor-yang-
mempengaruhi-moralitas.html

https://www.google.com/search?
q=latar+belakang+pembentukan+nilai+dan+moral&sxsrf=APq-
WBssCJTrb8dJbY2NLb2EvUI75qUoLA%3A1648267897499&ei=eZI-
YpOLHseYseMPp-
uAyAw&ved=0ahUKEwjTq5m09OL2AhVHTGwGHac1AMkQ4dUDCA0&ua
ct=5&oq=latar+belakang+pembentukan+nilai+dan+moral&gs_lcp=Cgdnd3Mtd
2l6EAMyCAghEBYQHRAeMggIIRAWEB0QHjoHCCMQ6gIQJzoECCMQJz
oLCC4QgAQQsQMQgwE6CwgAEIAEELEDEIMBOgQIABBDOgUIABCAB
DoFCC4QgAQ6CAgAEIAEELEDOgUIABCxAzoHCAAQsQMQQzoECAAQ
DToGCAAQFhAeOggIABANEAUQHjoFCCEQoAE6BwghEAoQoAFKBAh
BGABKBAhGGABQyCNY9bYBYOW9AWgBcAF4AIABlwKIAfojkgEHMj
UuMTQuM5gBAKABAbABCsABAQ&sclient=gws-wiz

Anda mungkin juga menyukai