A. Definisi
Menurut WHO (World Health Organization), stroke didefinisikan suatu gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian,
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda
yangsesuai dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi
antar tempat, waktu dan keadaan penduduk. (Chris W. Green dan Hertin Setyowati 2015)
Chandra B. mengatakan stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan
oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (dalam beberapa
detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan
daerah fokal daerah otak yang terganggu.
B. Anatomi Fisiologi
a) Otak
Otak merupakan pusat kendali fungsi tubuh yang rumit dengan sekitar 100 millar sel
saraf , walaupun berat total otak hanya sekitar 2,5% dari berat tubuh, 70 % oksigen dan
nutrisi yang diperlukan tubuh ternyata digunakan oleh otak. Berbeda dengan otak dan
jaringan lainya. Otak tidak mampu menyimpan nutrisi agar bisa berfungsi, otak tergantung
dari pasokan aliran darah, yang secara kontinyu membawa oksigen dan nutrisi. Pada
dasarnya otak terdiri dari tiga bagian besar dengan fungsi tertentu yaitu:
a. Otak besar, Otak besar yaitu bagian utama otak yang berkaitan dengan fungsi
intelektual yang lebih tinggi, yaitu fungsi bicara, integritas informasi sensori ( rasa )
dan kontrol gerakan yang halus. Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu,
lobus frontalis, lobus parientalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis.
b. Otak kecil, Terletak dibawah otak besar berfungsi untuk koordinasi gerakan dan
keseimbangan.
2
c. Batang otak, Berhubungan dengan tulang belakang, mengendalikan berbagai fungsi
tubuh termasuk koordinasi gerakan mata, menjaga keseimbangan, serta mengatur
pernafasan dan tekanan darah. Batang otak terdiri dari, otak tengah, pons dan medula
oblongata.
C. Etiologi
Terhambatnya aliran darah ke otak beberapa detik saja dapat menyebabkan seseorang
pingsan. Apalagi penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, bisa menyebabkan
sel – sel saraf di otak menjadi rusak dan mengakibatkan kelumpuhan. Berbagai factor
yang bisa menyebabkan serangan stroke, seperti factor keturunan, gaya hidup, dam
komplikasi penyakit . Orang – orang yang memiliki satu atau lebih factor risiko di bawah
ini digolongkan ke dalam stroke prone person, yaitu orang yang memiliki kemungkinan
lebih besar mengalami serangan stroke dari pada orang normal suatu saat selama
perjalanan hidupnya apabila tidak dikendalikan. Terdapat macam faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami serangan stroke (Agromedia, 2017) yaitu :
4
a. Keturunan
Para ahli meyakini terdapat hubungan antara risiko stroke dengan factor keturunan,
walaupun secara tidak langsung. Pasien yang memiliki anggota keluarga dengan
riwayat stroke perlu mewaspadai factor-faktor yang dapat menyebabkan stroke,
seperti hipertensi dan hiperkolesterol.
a. Jenis Kelamin
Menurut studi kasus yang sering ditemukan, laki – laki lebih berisiko terkena stroke
tiga kali lipat dibandingkan dengan wanita. Laki – laki cenderung terkena stroke
iskemik, sedangkan wanita cenderung terkena hemoragik.
b. Umur
Mayoritas stroke menyerang orang berusia diatas 50 tahun. Namun, dengan pola
makan dan jenis makanan yang ada sekarang ini, tidak menutup kemungkinan stroke
bisa menyerang mereka yang berusia muda.
c. Pola Hidup
D. Klasifikasi Penyakit Stroke
Berdasarkan penyebabnya stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan
stroke hemorragik. Berikut penjelasan kedua jenis stroke tersebut (Agromedia, 2017) :
a. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada sel – sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan
nutrisi yang disebabkan penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah
(ateriosklerosis). Arteriosklerosis terjadi akibat timbunan lemak pada arteri yang
menyebabkan luka pada dinding arteri. Luka ini menimbulkan gumpalan darah
(thrombus) yang mempersempit arteri. Gumpalan ini dapat juga terbawa aliran darah
dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih kecil dan menyebabkan penyumbatan.
Hampir sebagaian besar pasien atau sebesar 83% pasien stroke mengalami stroke
iskemik. Stroke iskemik menyebabkan aliran darah ke sebagaian atau keseluruhan
otak menjadi terhenti.Berikut jenis – jenis stroke iskemik berdasarkan mekanisme
penyebabnya.
1) Stroke trombotik merupakan jenis stroke yang disebabkan terbentuknya
thrombus yang membuat penggumpalan.
2) Stroke embolik merupakan jenis stroke yang disebabkan tertutupnya pembuluh
5
arteri oleh bekuan darah.
6
3) Hipoperfusion sistemik merupakan jenis stroke yang disebabkan berkurangnya
aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
b. Stroke Hemorragik
Stroke hemorragik adalah stroke perdarahan yang terjadi akibat pecahnya pembuluh
darah di otak. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah mengenai dan
merusak sel – sel otak di sekitarnya. Selain itu, sel otak juga mengalami kematian
karena aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi terhenti. Stroke jenis ini
terjadi sekitar 20% dari seluruh pasien stroke. Namun, 80% dari orang yang terkena
stroke hemorragik mengalami kematian dan hampir 70% kasus stroke hemorragik
terjadi pada penderita hipertensi.
Menurut letaknya, stroke hemorragik dibagi menjadi dua jenis, sebagai berikut :
1) Hemorragik intraserebral, yakni perdarahan terjadi di dalam jaringan otak.
2) Hemorragik subaraknoid, yakni perdarahan terjadi di ruang subaraknoid (ruang
sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
E. Manifestasi Klinis
Menurut (Nurarif Huda, 2016), manifestasi klinis stroke sebagai berikut:
a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
b. Tiba-tiba hilang rasa peka
c. Bicara pelo
d. Gangguan bicara dan bahasa
e. Gangguan penglihatan
f. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
g. Gangguan daya ingat
h. Nyeri kepala hebat
i. Vertigo
j. Kesadaran menurun
k. Proses kencing terganggu
l. Gangguan fungsi otak
7
F. Patofisiologi
Stroke disebabkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis yang memberi
vaskularisasi pada otak atau oleh emboli dari pembuluh darah diluar otak yang tersangkut
di arteri otak. Saat terbentuknya plak fibrosis (ateroma) dilokasi yang terbatas seperti di
tempat percabangan arteri. Trombosit selanjutnya melekat pada permukaan plak bersama
dengan fibrin, perlekatan trombosit secara perlahan akan memperbesar ukuran plak
sehingga terbentuk thrombus. Trombus dan emboli di dalam pembuluh darah akan
terlepas dan terbawa hingga terperangkap dalam pembuluh darah distal, lalu
menyebabkan pengurangan aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan
mengalami kekurangan nutrisi dan juga oksigen, sel otak yang mengalami kekurangan
oksigen dan glukosa akan menyebabkan asidosis atau tingginya kadar asam di dalam
tubuh lalu asidosis akan mengakibatkan natrium klorida, dan air masuk ke dalam sel otak
dan kalium meninggalkan sel otak sehingga terjadi edema setempat. Kemudian kalium
akan masuk dan memicu serangkaian radikal bebas sehingga terjadi perusakan membran
sel lalu mengkerut dan tubuh mengalami defisit neurologis lalu mati (Esther, 2020).
Infark iskhemik serebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan
arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinis
dengan cara:
a) Menyempitnya lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi atau jantung
tidak dapat memompa darah secara memadai keseluruh tubuh.
b) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan perdarahan aterm.
c) Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
d) Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi lebih
tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
a. Keadaan pembuluh darah.
b. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat, aliran darah ke
otak menjadi lebih lambat, anemia berat, oksigenasi ke otak menjadi menurun.
c. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi otak yaitu
kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah otak
tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.
8
d. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena lepasnya
embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak. Suplai darah ke otak dapat berubah
pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan jantung).
9
G. Phatway
10
H. Komplikasi
5) Depresi dan kecemasan Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke dan
menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang tidak diinginkan karena
terjadi perubahan dan kehilangan fungsi tubuh
I. Penatalaksanaan
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu.lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
b. Mengendalikan tekanan darah untuk usaha memperbaiki hipotensi dan
hipertensi.
c. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK dengan meninggikan
kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan.
11
f. Pengobatan Konservatif
1. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid,papaverin intra
arterial.
2. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
3. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
4. Diuretika untuk menurunkan edema serebral.
J. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
1) Angiografi serebral membantu menentukan penyebab Cerebrovasculer
Accident (CVA) secara spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri, oklusi
atau ruptur (Hadi, 2020).
2) Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT). Untuk
mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi,
melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT)
(Nurdiana, 2019).
3) CT-scan memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya
infark (Hadi, 2020).
4) Elektro Encepaligraphy (EEG) digunakan untuk mengidentifikasi melihat
masalah yang timbul dan. dampak dari jaringan yang infark, sehingga
menurunnya implus listrik dalam jaringan otak (Muttaqin dalam Nugroho,
2019)
5) Magnetic Imaging Resnance (MRI) menunjukan adanya tekanan abnormal
dan biasanya ada trombosisi, emboli, tekanan meningkat dan cairan
mengandung darah menunjukan hemoragik subarachnoid atau perdarahan
intra kranial (Hadi, 2020).
6) Ultrasonography Doppler mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah
sistem arteri karotis atau aliran. darah/arterosklerosis) (Hadi, 2020).
12
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium menurut Muttaqin (dalam Lusiana, 2019) yaitu:
1) Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
2) Analisa gas darah: pH darah di ukur secara langsung memakasi pH meter.
3) Pemeriksaan kimia darah: untuk melihat kandungan gula darah,kolesterol,
asam urat, dan lain-lain (Wasena, 2019).
4) Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan. pada darah itu sendiri.
5) Kreatini kinase (CK): enzim yang dianalisis untuk mendiagnosa infark
jantung akut dan merupakan enzim pertama yang meningkatkan.
6) C-Reactive protein (CRP): kadarnya akan meningkat 100x dalam 24-48
jam setelah terjadi luka jaringan. 7) Profil lemak darah: kolesterol serum total
yang meningkat di atas 200 mg/ml merupakan prediktor peningkatan risiko
stroke atau emboli serebri.
K. Pencegahan
a. Mengkonsumsi serat larut yang biasanya banyak terdapat dalam biji-bijian
seperti beras merah, gandum, dan jagung b. Obat akan menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL,menurunkan tekanan darah dan menekan nafsu
makan bila.dimakan di pagi hari (memperlambat pengosongan usus). c.
Kacang kedele dan produk olahannya dapat mengurangi kadar lipid
serum, menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida.
b. Kacang-kacangan: menurunkan kolesterol LDL. Dan mungkin mencegah
aterosklerosis. e. Makanan/ zat yang dapat membantu memecah
homosistein seperti asam folatvitamin B6, B12 dan riboflavin. f. Kalsium
dan susu memiliki efek protektif terhadap stroke. g Ikan tuna dan salmon
mengandung omega 3 eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic acid
(DHA), makanan ini dianjurkan untuk dikonsumsi 2 kali per minggu
c. Makanan yang kaya vitamin C. E dan beta karoten seperti buah-buahan
dan biji-bijian dapat berperan sebagai sumber antioksidan.
13
d. Menghentikan rokok.
e. Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat.
f. Melakukan olahraga yang teratur.
g. Menghindari stres dan beristirahat yang cukup.
14
II. Konsep Asuhan Keperawatan Stroke pada Lansia
1. Pengkajian
a) Pengkajian umum
a. Identitas Klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Pengkajian psikososio spirituallansia
g. Pemeriksaan Fisik
h. Aktivitas dan Istirahat
i. Sirkulasi
j. Integritas Ego
k. Eliminasi
l. Makanan atau Cairan
m. Neurosensori
n. Kenyamanan atau Nyeri
o. Pernapasan
Tabel 3.
Mini Mental Status Exam (MMSE)
No Nilai Nila Nilai Pengkajian
Maks i
17
9 1 Baca da ikuti perintah inti (perlihatkan bahan2
tertulis)
11 1 Menyalin gambar
18
Saya puas dengan cara teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-sama
19
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang akan muncul pada kasus stroke non hemoragik dengan
menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia dalam Tim Pokja
SDKI DPP PPNI (2017) yaitu:
a) Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan embolisme.
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(iskemia).
c) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan.
d) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakmampuan
menghidu dan melihat.
20
3. Intervensi Keperawatan
24
4. Implementasi Keperawatan
telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi
dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar
data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut setiadi (2012) dalam buku konsep dan penulisan asuhan keperawatan
S (subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien
yang afasia
25
(objektif): Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan oleh perawat.
26
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Assosiation (AHA). (2015). Heart Disease and Stroke Statistics 2015
Update. American. https://doi.org/10.1161/CIR.0000000000000152.
Ayuningputri, Novia dan Maulana, Herdiyan. (2016). Persepsi Akan Tekanan Terhadap
Kesejahteraan Psikologis Pada Pasangan Suami-Istri Dengan Stroke. Jurnal
Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.2 No.2 Oktober2013.
Dourman, Karel. (2018). Waspadai Stroke Usia Muda. Jakarta: Cerdas Sehat.
Greer DM, Yang J, Scripko PD, Sims JR, Cash S, Kilbride R, et al. (2015) Clinical
examination for outcome prediction in nontraumatic coma. Crit Care Med.; 40:
1150-6. doi: 10.1097/ CCM.0b013e318237bafb.
Indrawati Lili, Wening Sari, C. S. D. (2016). Care Yourself Stroke (Indriani, ed.).
Jakarta: Penebar Plus.
Lemone, Priscilla., Burke, Karen. M., & Bauldoff, Gerene.(2016). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Lingga, Lanny. (2017). All About Stroke Hidup Sebelum dan Pasca Stroke.
Jakarta: Kompas Gramedia.
27
Mengetahui :
Pembimbing akademik
Nama Mahasiswa
( Salu )
28