Oleh :
SULTAN ISLAM
202007209048
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
T.A 2020-2021
I. Konsep Dasar
A. Pengertian
a. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang
lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu
1) Serebrum
2) Serebelum
4) Diensefalon
kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh.
diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri
(Satyanegara, 1998).
kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama.
1995).
terhenti.
penggumpalan.
jaringan otak.
dibanding wanita.
2) Umur : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
1) Hipertensi
2) Penyakit jantung
3) Kolestrol tinggi
4) Obesitas
5) Diabetes melitus
6) Polisetemia
7) Stress emosional
c. Kebiasaan hidup.
1) Merokok
2) Peminum alkohol
3) Obat-obatan terlarang
hemisensorik)
menurun)
5) Gangguan penglihatan
dapat menyebakan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu yang
singkat kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit sementara dan
bukan defisit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama
otak.
pembuluh darah otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering
mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna.
Defisit fokal permanen dapat diketahui jika klien pertama kali mengalami
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau
Kekurangan okigen dalam satu menit dapat menunjukan gejala yang dapat
fibrin trombosit dan oleh tekanan jaringan. Setelah 3 minggu, darah mulai
Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi hemodialisa, darah
dapat mengiritasi pembuluh darah, menigen, dan otak. Darah dan vasoaktif
WOC
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi serebral
Scan)
(MAV).
e. Elektroensefalogram (Electroencephalogram-EEG)
yang spesifik.
f. Sinar X tengkorak
perdarahan subarakhnoid.
g. Pemeriksaan laboratorium
rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, analisa gas darah
(Batticaca, 2008).
G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
didekatnya
kekanan
kebersihan mata
gelas/hari
banyak gula
rendah garam
1) Non pembedahan
a) Terapi antikoagulan
kejang.
2) Pembedahan
atherosclerosis
a. Hipoksia serebral
c. Embolisme serebral
d. Pneumonia aspirasi
e. ISK, Inkontinensia
f. Kontraktur
g. Tromboplebitis
h. Abrasi kornea
i. Dekubitus
j. Encephalitis
k. CHF
l. Distrimia, hidrosepalus,vasospasme
A. Pengkajian
(Nursalam, 2011).
Pengkajian pada pasien stroke meliputi identitas klien, keluhan
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Penyakit sekarang
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
mengenai status emosi, kognitif dan perilaku klien. Dalam pola tata
tingkat kesadaran.
h. Pengkajian Sirkulasi
i. Integritas ego
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih dan
j. Eliminasi
k. Makanan/ cairan
l. Neurosensori
atau kopi).
Cara pemeriksaan : dengan snellen cart pada jarak 5-6 meter dan
kontraksi pupil.
sentuhkan pada wajah klien, uji kepekan lidah dan gigi, anjurkan
otot lateralis.
m. Nyeri/ kenyamanan
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot/
fasia.
n. Pernafasan
timbulnya pernafasan sulit dan/ atau tak teratur, suara nafas terdengar/
o. Keamanan
untuk melihat objek dari sisi kiri (pada stroke kanan), hilang
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata dan wajah yang pernah
p. Interaksi sosial
q. Penyuluhan/ pembelajaran
(Doengoes, 2000)
B. Diagnosa Keperawatan
neuromuskular
kognitif
neuromuskular
Neuromuskular
(NANDA, 2015)
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan Setelah diberikan Klien mengatakan a. Kaji keadaan umum a. Untuk mengetahui gangguan
perfusi asuhan sakit kepala b. Pantau TTV pada perfusi jaringan
jaringan keperawatan berkurang bahkan c. Bantu klien dalam letakan b. Hipertensi dapat menjadi
serebral selama 3x24 jam hilang dan merasa kepala agak ditinggikan faktor pencetus
berhubungan diharapkan nyaman, dan dalam posisi anatomis c. Menurunkan tekanan arteri
dengan tidak perfusi jaringan eksremitas klien (netral) dengan meningkatkan
adekuatnya serebral kembali dapat kembali d. Anjurkan klien drainase dan meningkatkan
sirkulasi darah normal digerakkan, mempertahankan keadaan sirkulasi serebral
serebral tanda-tanda vital tirah baring d. Aktivitas yang kontinu dapat
normal dan e. Kolaborasi dalam menigkatkan TIK
tingkat kesadaran pemberian O2 sesuai indikasi e. Menurunkan hipoksia yang
compos mentis. f. Kolaborasi dalam pemberian dapat menyebabkan
obat sesuai indikasi vasodilatasi serebral
f. Meningkatkan aliran darah
serebral
2 Hambatan Setelah diberikan Klien dapat a. Kaji tingkat aktivitas klien a. Untuk mengetahui tingkat
mobilitas fisik asuhan beraktivitas sesuai b. Ajarkan untuk mengubah aktivitas klien
berhubungan keperawatan kemampuan, posisi minimal 2 jam sekali b. Menurunkan resiko
dengan selama 3x24 jam tidak ada c. Ajarkan klien ROM pasif terjadinya iskemia jaringan
gangguan diharapkan kontraktur otot, d. Bantu klien tingikan tangan c. Meminimalkan atropi otot
neuromuskular kerusakan tidak terjadi dan kepala 30-40º dan meningkatkan sirkulasi
. mobilitas fisik penyusutan otot, e. Kolaborasi dalam pemberian d. Meningkatkan aliran balik
teratasi ekstremitas dapat obat relaksasi otot sesuai vena
digerakkan indikasi e. Untuk meningkatkan
f. Kolaborasi dalam pemberian spasitisitas pada ektremitas
matras bulat. yang terganggu
f. Meningkatkan distribusi
merata berat badan
menurunkan tekanan tulang-
tulang tertentu.
3 Defisit Setelah diberikan Klien tampak a. Kaji perawatan diri klien a. Menjaga kebersihan diri
perawatan diri asuhan segar, klien b. Anjurkan keluarga untuk klien
berhubungan keperawatan tampak bersih, selalu memerhatikan b. Menjaga kebersihan diri
dengan selama 3x24 jam rapi, nafas tidak kebersihan dan kebutuhan klien
gangguan diharapkan berbau, kuku klien c. Menjaga kebersihan klien
neuromuskular perawatan pendek dan rapi c. Bantu klien dalam personal d. Menjaga kebersihan kuku
. diri klien hygiene klien
meningkat d. Bantu klien memotong kuku e. Memberikan rasa nyaman
e. Bantu klien untuk mengganti kepada klien
laken f. Menjaga kebersihan diri
f. Bantu memandikan klien klien.
7 Gangguan Setelah diberikan Mengungkapkan a. Kaji luas gangguan persepsi a. Menentukan faktor-faktor
harga diri asuhan penerimaan diri b. Anjurkan klien untuk perencanaan selanjutnya
berhubungan keperawatan dalam situasi dan mengekpresikan perasaannya b. Untuk mengenal dan
dengan selama 3x24 jam berkomunikasi c. Berikan dukungan terhadap memahami perasaan saat ini
perubahan diharapkan dengan perilaku dan usaha c. Mengubah dan memahami
psikososial gangguan orang terdekat d. Kolaborasi dengan ahli tentang peran diri
harga diri teratasi tentang situasi psikologi. d. Mempermudah adaptasi
yang terjadi terhadap perubahan peran
8 Resiko tinggi Setelah diberikan Mendemonstrasik a. Kaji resiko tinggi a. Menentukan intervensi
terhadap asuhan an metode makan terhadap menelan selanjutnya
menelan keperawatan tepat untuk situasi b. Bantu klien dalam posisi b. Menurunkan resiko aspirasi
behubungan selama 3x24 jam individual dengan duduk saat makan c. Menurunkan resiko tersedak
dengan diharapkan tidak aspirasi tercegah
kerusakan terjadi dan c. Anjurkan klien d. Meningkatkan perasaan
neuromuskular resiko tinggi mempertahankan menggunakan sedotan saat senang dan meningkatkan
. menelan berat badan minum nafsu makan.
d. Anjurkan untuk berpartisipasi
dalam program latihan/
kegiatan
D. Implementasi Keperawatan
sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga social, ahli gizi,
E. Evaluasi Keperawatan
Auryn, virzara. 2009. Mengenal dan Memahami Strok. Jogjakarta : Kata Hati
Widyanto dan Triwibowo. 2013. Trend Disease (trend penyakit saat ini). Jakarta :
CV. Trans Info Media
Depkes. 2015. Stroke Pembunuh Nomor Satu di Indonesia. Jakarta: tersedia dalam
www.litbang.depkes.go.id/node/639).
Doengoes, M.E, Moorhouse, M.F & Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2012. Handbook Health Student. Yogyakarta. Media
Action Publishing.
Widagdo, Wahyu dkk. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Trans Info Media.