Disusun Oleh:
MELLA DWI NOVITASARI
202020729033
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama
Pasien mengatakan sakit kepala
P: Tekanan darah tinggi
Q: seperti tertimpa beda berat
R: disemua bagian kepala sampai pundak
S: TD 200/110 mmHg
T: terus menerus
2) Keluhan Penyerta
Pasien mengatakan badannya sering pegal-pegal dan linu-linu, lemas
4 Personal hygiene
Mandi 2 x/ hari, mandiri 2 x/ hari, diseka oleh
keluarga dan perawat
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum
Kesadaran : Composmentis GCS : 15
Vital Sign : Suhu : 36,5 0C
Nadi : 96x/mnt
Tensi : 200/110 mmHg
Respirasi : 22 x/mnt
b. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris nasal ditengah, tidak terdapat pernafasan cuping
hidung, fungsi penciuman dan kepatenan hidung baik. Leher ditengah, bentuk
dada simetris, pengembangan paru-paru simetris anterior-posterior, tidak
terlihat penggunaan otot-otot nafas tambahan, vibrasi kiri dan kanan anterior
posterior seimbang pada kedua paru. Pada perkusi terdengar resonan pada
seluruh daerah paru, suara nafas murni vesikuler dengan frekuensi nafas 20 x/
menit.
c. Sistem kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan JVP, CRT kurang dari 3 detik, iktus kordis teraba pada
ICS 6 kanan mid klavikula peranjakan 2 cm, bunyi jantung murni reguler pada
S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. Nadi radialis 67 x/ menit. Pada
perkusi jantung dullness.
d. Sistem pencernaan
Mukosa bibir lembab, lidah dan gusi tidak ada stomatitis, pergerakan lidah
baik, jumlah gigi 32 lengkap, tidak ada caries, uvula simetris, reflek menelan
baik. Pada auskultasi bising usus 21 x/ menit, pada perkusi tympani pada
lambung, dullness pada hepar, tidak terdapat nyeri tekan dan nyari lepas pada
seluruh area abdomen dan tidak terdapat pembesaran hati dan lien.
e. Sistem persarafan
1) Tes serebral fungsi
Pasien dapat berorientasi dengan tempat, orang dan waktu, pasien dapat
berespon dengan baik, pasien dapat berkomunikasi dengan normal, GCS
(E =4, M = 6, V = 5).
2) Saraf cranial
Nervus I (Olfaktorius)
Pasien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi dengan mata
tertutup.
Nervus II (Optikus)
Pasien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak 30 cm.
Tidak terdapat penyempitan lapang pandang.
Nervus III (Okulomotorius)
Adanya kontraksi pupil 3 mm bentuk pupil bulat isokor pada kedua
mata.
Nervus IV (trochlearis)
Pada kedua mata tidak terdapat nistagmus, diplopia dan deviasi mata.
Nervus V (Trigeminus)
Mata pasien mengedip saat bulu mata disentuh dengan kapas, pasien
dapat merasakan usapan pada mata, dahi dan dagu.
Nevus VI (Abducend)
Pasien mampu menggerakkan mata ke kanan dan ke kiri.
Nervus VII (Facialis)
Pasien dapat membedakan rasa asin dan manis dengan mata tertutup,
bentuk wajah simetris.
Nervus VIII (Akustikus)
Fungsi pendengaran baik
Nervus IX (Glosofaringeus)
Reflek menelan pasien baik dan dapat membedakan rasa pahit.
Nervus X
Uvula pasien simetris terlihat ketika pasien membuka mulut dan
berkata “ah”.
Nervus XI
Pasien dapat mengangkat bahu dengan melawan tahanan.
Nervus XII
Bentuk lidah simetris, pasien mampu menjulurkan lidah dan
menggerakkannya ke segala arah.
f. Sistem Perkemihan
Tidak terdapat keluhan nyeri pada genito urinaria tidak teraba pembesaran
ginjal, tidak terdengar suara bruits pada arteri renalis, tidak ada nyeri tekan
pada simpisis, tidak terdapat nyeri ketuk pada perkusi ginjal.
g. Sistem Muskuloskeletal
Pasien tampak berbaring lemah di tempat tidur. Pasien mengatakan jika ingin
turun dari tempat tidur atau ke kamar mandi harus dibantu oleh keluarga.
Kedua lengan dan kaki pasien simetris. Tidak ditemukan oedema pada daerah
ekstremitas atas dan bawah. Terdapat penurunan fungsi motorik : pasien
merasa lemah pada ekstremitas sebelah kiri. Tingkat kemampuan mobiliasasi
pasien yaitu perlu bantuan / bimbingan sederhana / pengawasan.
5 4
Kekuatan otot
5 4
h. Sistem integumen
Warna rambut sebagian besar putih dan hitam, penyebaran rambut merata,
keadaan kulit kepala bersih, lesi (-), tidak ditemukan adanya ketombe, rambut
bersih dan tertata rapi. Tidak ada nyeri tekan pada daerah kepala, dan rambut
tidak mudah rontok. Warna kulit sawo matang, kuku tampak bersih dan
pendek, kulit tampak bersih dan tidak lengket. Turgor kulit Kembali dalam 3
detik Suhu pasien 36,50C.
i. Sistem endokrin
Tidak terdapat moonface, tidak ada pembesaran tiroid dan kelenjar paratiroid,
riwayat poliuri tidak ada, riwayat polipagia tidak ada, riwayat polidipsi tidak
ada.
5. Data Psikologis
a. Status emosi
Emosi pasien stabil ekspresi wajah pasien tenang dan terlihat cemas.
b. Kecemasan
Pasien terlihat cemas dari pasien selalu tersenyum apabila ditegur oleh
perawat dan bicara dengan keluarganya.
c. Pola koping
Menurut pasien bila mendapat masalah ia sering membicarakannya dengan
keluarganya.
d. Gaya komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi verbal maupun nonverbal. Pasien dapat
berkomunikasi dengan dokter, perawat, keluarga dan pasien lainnya, bahasa
yang digunakan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.
e. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien menyukai semua bagian anggota tubuhnya karena semuanya ini
adalah anugrah dari Tuhan YME yang harus disyukurinya.
2) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas seperti biasa.
3) Identitas diri
Pasien merasa bangga dilahirkan sebagai wanita.
4) Harga diri
Pasien merasa senang karena banyak yang menyayanginya walaupun jauh
dari rumah.
5) Peran
Pasien adalah sebagai seorang bibi dari keponakannya
6. Data sosial
Hubungan pasien dengan keluarga, dokter, perawat dan pasien lainnya baik,
terlihat dengan pasien sering berkomunikasi dengan keluarga, dokter, perawat dan
pasien lain.
7. Data spiritual
Pasien menganut agam Islam selama dirawat pasien beribadah ditempat tidur saja
dan slalu berdoa untuk kesembuhannya. Pasien menganggap sakitnya sebagai
cobaan.
8. Data Penunjang
-
9. Therapi Medis
Furomesid 1x 40 mg
Caltopril 3 x 12,5 mg
Diit rendah garam
mengapa perlu
pengobatan rutin.
3. DS : Penyakit Hipertensi Gangguan Rasa
Pasien mengatakan ↓ Aman : Cemas
kurang mengetahui membutuhkan perawatan
tentang penyakitnya dan pengobatan yang lama
Pasien mngatakan ↓
ingin segera pulang kurangnya informasi
DO : mengenai kondisi
Pasien menanyakan penyakitnya dan prosedur
tentang keadaanya pengobatannya
↓
stressor bagi pasien
↓
Cemas
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1 Resiko terjadinya kekakuan otot- Tupan : 1. Lakukan mobilisasi secara 1. Meningkatkan
otot ekstremitas sehubungan Tidak terjadi kekakuan otot- bertahap. secara bertahap
dengan tirah baring lama.Ditindai otot ekstremitas. tingkat aktivitas
dengan pasien sampai
Tupen : normal.
DS: Dalam 3 hari pasien mampu 2. Lakukan ROM pasif. 2. Mencegah adanya
Pasien mengatakan lemas menggerakkan ekstremitas atas kekakuan dan
dan bawah dengan kriteria : untuk
DO: Pasien tidak lemas memperlancar
Pasien bedrest lagi. peredaran darah.
Pasien tidak bedrest 3. Libatkan keluarga dalam 3. Pasien merasa
lagi. setiap tindakan lebih nyaman bila
dibantu oleh
keluarga.
2. Resiko terjadinya kembali Tupan : 1. Observasi TTV. 1.
hipertensi sehubungan dengan Tidak terjadi hipertensi perkembangan
1 2 3 4 5
kurangnya pengetahuan pasien berulang setelah pasien hipertensi.
tentang hipertensi. Ditindai dengan kembali ke rumah. 2. Berikan pendidikan 2.
Tupen : kesehatan mengenai kesehatan
DS : Dalam 1x24 jam setelah hipertensi, meliputi : diharapkan
Pasien mengatakan mendapat penyuluhan Pengertian pengetahuan
sering tidak melanjutkan kesehatan tentang hipertensi hipertensi secara pasien bertambah
pengobatan. pasien paham dengan kriteria : singkat dan sederhana. dan resiko
Pasien mengatakan Mengerti tentang Penyebab hipertensi berulang
jarang kontrol. penyakit dan hipertensi. dapat dicegah.
DO : penanganannya. Diit hipertensi.
Pasien tidak tahu apa itu Patuh terhadap program Program perawatan
hipertensi. perawatan diri. diri.
Pasien tidak tahu mengapa perlu Komplikasi
pengobatan rutin hipertensi secara
singkat dan sederhana. 3.
termotivasi untuk
O:
- Pasien menanyakan tentang keadaanya
A:
- Masalah teratasi