Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI

Disusun Oleh:
MELLA DWI NOVITASARI
202020729033

PRODI PROFESI NERS REGULER FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TA. 2020/2021
I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
1) Identitas pasien
Nama : Tn. P
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan :-
Suku/ Bangsa : Semende/ Indonesia
Diagnosa Medis : Hipertensi
Alamat : Dataran 1, Kec Ulubelu, Kab Tanggamus

2) Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny. R
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Hubungan dengan pasien :Istri
Alamat : Dataran 1, Kec Ulubelu, Kab Tanggamus

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama
Pasien mengatakan sakit kepala
P: Tekanan darah tinggi
Q: seperti tertimpa beda berat
R: disemua bagian kepala sampai pundak
S: TD 200/110 mmHg
T: terus menerus

2) Keluhan Penyerta
Pasien mengatakan badannya sering pegal-pegal dan linu-linu, lemas

b. Riwayat Kesehatan Dahulu


Tidak ada riwayat panas badan dan mimisan sebelumnya. Riwayat sakit
tekanan darah tinggi sudah dirasakan sejak 10 tahun lalu dan pasien tidak
berobat secara teratur. Tekanan darah tertinggi 200/- selama 2-3 bulan ini.
Penderita pernah merasakan bengkak pada kedua tungkainya, lekas capai bila
beraktivitas.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular, diabetes melitus dan
penyakit menurun lainnya.

3. Pola aktivitas sehari-hari


No Jenis Sebelum sakit Sesudah sakit
1 Nutrisi
a.
Frekuensi 3 x/ sehari, habis 1 porsi 3 x/ sehari, habis 1 porsi
Jenis Nasi, sayur, lauk- pauk Nasi, sayur, lauk-pauk
Kesulitan menelan Tidak ada Tidak ada
Pantangan/ alergi Tidak ada Asin, tinggi natrium
b.
Frekuensi 6-7 gelas 6-7 gelas
Jenis air putih air putih
Pantangan tidak ada tidak ada
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x/ hari 1 x/ hari
Konsistensi lembek lembek
Warna kuning khas feces kuning khas feces
b. BAK
Frekuensi 3 x/ hari 3 x/ hari
Warna kuning jernih kuning jernih
Kesulitan tidak ada tidak ada
3 Istirahat tidur
a. Tidur malam 6 jam/ hari dari pukul 6 jam/ hari dari pukul
09.00-03.00 09.00-03.00
b. Tidur siang 2 jam/ hari 2 jam/ hari

4 Personal hygiene
Mandi 2 x/ hari, mandiri 2 x/ hari, diseka oleh
keluarga dan perawat

Sikat gigi 2 x/ hari 2 x/ hari dibantu oleh


keluarga dan perawat

Cuci rambut 2 hari sekali 2 hari sekali dibantu


oleh keluarga dan
perawat
5 Aktivitas Pasien beraktivitas Pasien bedrest di tempat
sebagai ibu rumah tangga tidur, kebutuhan ADL
yang selalu di rumah. seperti BAB dan BAK
masih dapat dipenuhi
dengan bantuan perawat
dan keluarga.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum
Kesadaran : Composmentis GCS : 15
Vital Sign : Suhu : 36,5 0C
Nadi : 96x/mnt
Tensi : 200/110 mmHg
Respirasi : 22 x/mnt

b. Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris nasal ditengah, tidak terdapat pernafasan cuping
hidung, fungsi penciuman dan kepatenan hidung baik. Leher ditengah, bentuk
dada simetris, pengembangan paru-paru simetris anterior-posterior, tidak
terlihat penggunaan otot-otot nafas tambahan, vibrasi kiri dan kanan anterior
posterior seimbang pada kedua paru. Pada perkusi terdengar resonan pada
seluruh daerah paru, suara nafas murni vesikuler dengan frekuensi nafas 20 x/
menit.

c. Sistem kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan JVP, CRT kurang dari 3 detik, iktus kordis teraba pada
ICS 6 kanan mid klavikula peranjakan 2 cm, bunyi jantung murni reguler pada
S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan. Nadi radialis 67 x/ menit. Pada
perkusi jantung dullness.

d. Sistem pencernaan
Mukosa bibir lembab, lidah dan gusi tidak ada stomatitis, pergerakan lidah
baik, jumlah gigi 32 lengkap, tidak ada caries, uvula simetris, reflek menelan
baik. Pada auskultasi bising usus 21 x/ menit, pada perkusi tympani pada
lambung, dullness pada hepar, tidak terdapat nyeri tekan dan nyari lepas pada
seluruh area abdomen dan tidak terdapat pembesaran hati dan lien.

e. Sistem persarafan
1) Tes serebral fungsi
Pasien dapat berorientasi dengan tempat, orang dan waktu, pasien dapat
berespon dengan baik, pasien dapat berkomunikasi dengan normal, GCS
(E =4, M = 6, V = 5).
2) Saraf cranial
Nervus I (Olfaktorius)
Pasien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi dengan mata
tertutup.
Nervus II (Optikus)
Pasien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak  30 cm.
Tidak terdapat penyempitan lapang pandang.
Nervus III (Okulomotorius)
Adanya kontraksi pupil 3 mm bentuk pupil bulat isokor pada kedua
mata.
Nervus IV (trochlearis)
Pada kedua mata tidak terdapat nistagmus, diplopia dan deviasi mata.
Nervus V (Trigeminus)
Mata pasien mengedip saat bulu mata disentuh dengan kapas, pasien
dapat merasakan usapan pada mata, dahi dan dagu.
Nevus VI (Abducend)
Pasien mampu menggerakkan mata ke kanan dan ke kiri.
Nervus VII (Facialis)
Pasien dapat membedakan rasa asin dan manis dengan mata tertutup,
bentuk wajah simetris.
Nervus VIII (Akustikus)
Fungsi pendengaran baik
Nervus IX (Glosofaringeus)
Reflek menelan pasien baik dan dapat membedakan rasa pahit.
Nervus X
Uvula pasien simetris terlihat ketika pasien membuka mulut dan
berkata “ah”.
Nervus XI
Pasien dapat mengangkat bahu dengan melawan tahanan.
Nervus XII
Bentuk lidah simetris, pasien mampu menjulurkan lidah dan
menggerakkannya ke segala arah.

f. Sistem Perkemihan
Tidak terdapat keluhan nyeri pada genito urinaria tidak teraba pembesaran
ginjal, tidak terdengar suara bruits pada arteri renalis, tidak ada nyeri tekan
pada simpisis, tidak terdapat nyeri ketuk pada perkusi ginjal.

g. Sistem Muskuloskeletal
Pasien tampak berbaring lemah di tempat tidur. Pasien mengatakan jika ingin
turun dari tempat tidur atau ke kamar mandi harus dibantu oleh keluarga.
Kedua lengan dan kaki pasien simetris. Tidak ditemukan oedema pada daerah
ekstremitas atas dan bawah. Terdapat penurunan fungsi motorik : pasien
merasa lemah pada ekstremitas sebelah kiri. Tingkat kemampuan mobiliasasi
pasien yaitu perlu bantuan / bimbingan sederhana / pengawasan.

5 4
Kekuatan otot
5 4

h. Sistem integumen
Warna rambut sebagian besar putih dan hitam, penyebaran rambut merata,
keadaan kulit kepala bersih, lesi (-), tidak ditemukan adanya ketombe, rambut
bersih dan tertata rapi. Tidak ada nyeri tekan pada daerah kepala, dan rambut
tidak mudah rontok. Warna kulit sawo matang, kuku tampak bersih dan
pendek, kulit tampak bersih dan tidak lengket. Turgor kulit Kembali dalam 3
detik Suhu pasien 36,50C.

i. Sistem endokrin
Tidak terdapat moonface, tidak ada pembesaran tiroid dan kelenjar paratiroid,
riwayat poliuri tidak ada, riwayat polipagia tidak ada, riwayat polidipsi tidak
ada.

5. Data Psikologis
a. Status emosi
Emosi pasien stabil ekspresi wajah pasien tenang dan terlihat cemas.
b. Kecemasan
Pasien terlihat cemas dari pasien selalu tersenyum apabila ditegur oleh
perawat dan bicara dengan keluarganya.
c. Pola koping
Menurut pasien bila mendapat masalah ia sering membicarakannya dengan
keluarganya.
d. Gaya komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi verbal maupun nonverbal. Pasien dapat
berkomunikasi dengan dokter, perawat, keluarga dan pasien lainnya, bahasa
yang digunakan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.
e. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien menyukai semua bagian anggota tubuhnya karena semuanya ini
adalah anugrah dari Tuhan YME yang harus disyukurinya.
2) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas seperti biasa.
3) Identitas diri
Pasien merasa bangga dilahirkan sebagai wanita.
4) Harga diri
Pasien merasa senang karena banyak yang menyayanginya walaupun jauh
dari rumah.
5) Peran
Pasien adalah sebagai seorang bibi dari keponakannya
6. Data sosial
Hubungan pasien dengan keluarga, dokter, perawat dan pasien lainnya baik,
terlihat dengan pasien sering berkomunikasi dengan keluarga, dokter, perawat dan
pasien lain.

7. Data spiritual
Pasien menganut agam Islam selama dirawat pasien beribadah ditempat tidur saja
dan slalu berdoa untuk kesembuhannya. Pasien menganggap sakitnya sebagai
cobaan.

8. Data Penunjang
-

9. Therapi Medis
 Furomesid 1x 40 mg
 Caltopril 3 x 12,5 mg
 Diit rendah garam

II. ANALISA DATA


No DATA FOKUS PENYEBAB MASALAH
1. DS: Kondisi penyakit pasien Resiko terjadinya
pasien mengatakan lemas ↓ kekakuan otot-otot
DO: Pasien harus tirah baring ekstremitas
Pasien bedrest ↓
Menimbulkan kekakuan
tonus otot

Resiko terjadinya kekakuan
otot-otot ekstremitas
2. DS : Kurangnya pengetahuan Resiko hipertensi
 Pasien tentang pengertian, berulang
mengatakan sering penyebab, dan pencegahan
tidak melanjutkan hipertensi
pengobatan. ↓
 Pasien Tidak melanjutkan
mengatakan jarang pengobatan
kontrol. ↓
DO : Tekanan darah tidak
 Pasien tidak tahu terkontrol
apa itu hipertensi. ↓

 Pasien tidak tahu Resiko terjadinya kembali

mengapa perlu
pengobatan rutin.
3. DS : Penyakit Hipertensi Gangguan Rasa
 Pasien mengatakan ↓ Aman : Cemas
kurang mengetahui membutuhkan perawatan
tentang penyakitnya dan pengobatan yang lama
 Pasien mngatakan ↓
ingin segera pulang kurangnya informasi
DO : mengenai kondisi
 Pasien menanyakan penyakitnya dan prosedur
tentang keadaanya pengobatannya

stressor bagi pasien

Cemas

III. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko terjadinya kekakuan otot-otot ekstremitas sehubungan dengan tirah baring
lama.
2. Resiko terjadinya kembali hipertentensi sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan pasien tentang hipertensi.
3. Gangguan Rasa Aman : Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
kondisi penyakitnya
IV. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1 Resiko terjadinya kekakuan otot- Tupan : 1. Lakukan mobilisasi secara 1. Meningkatkan
otot ekstremitas sehubungan Tidak terjadi kekakuan otot- bertahap. secara bertahap
dengan tirah baring lama.Ditindai otot ekstremitas. tingkat aktivitas
dengan pasien sampai
Tupen : normal.
DS: Dalam 3 hari pasien mampu 2. Lakukan ROM pasif. 2. Mencegah adanya
Pasien mengatakan lemas menggerakkan ekstremitas atas kekakuan dan
dan bawah dengan kriteria : untuk
DO:  Pasien tidak lemas memperlancar
Pasien bedrest lagi. peredaran darah.
 Pasien tidak bedrest 3. Libatkan keluarga dalam 3. Pasien merasa
lagi. setiap tindakan lebih nyaman bila
dibantu oleh
keluarga.
2. Resiko terjadinya kembali Tupan : 1. Observasi TTV. 1.
hipertensi sehubungan dengan Tidak terjadi hipertensi perkembangan
1 2 3 4 5
kurangnya pengetahuan pasien berulang setelah pasien hipertensi.
tentang hipertensi. Ditindai dengan kembali ke rumah. 2. Berikan pendidikan 2.
Tupen : kesehatan mengenai kesehatan
DS : Dalam 1x24 jam setelah hipertensi, meliputi : diharapkan
 Pasien mengatakan mendapat penyuluhan  Pengertian pengetahuan
sering tidak melanjutkan kesehatan tentang hipertensi hipertensi secara pasien bertambah
pengobatan. pasien paham dengan kriteria : singkat dan sederhana. dan resiko
 Pasien mengatakan  Mengerti tentang  Penyebab hipertensi berulang
jarang kontrol. penyakit dan hipertensi. dapat dicegah.
DO : penanganannya.  Diit hipertensi.
 Pasien tidak tahu apa itu Patuh terhadap program  Program perawatan
hipertensi. perawatan diri. diri.
Pasien tidak tahu mengapa perlu  Komplikasi
pengobatan rutin hipertensi secara
singkat dan sederhana. 3.
termotivasi untuk

3. Anjurkan keluarga makan obat dan

untuk memantau pasien menjalani diitnya.

dalam makan obat dan diit 4.


pasien.
1 2 3 4 5
4. Berikan diit rendah
garam dengan sedikit tapi
sering.
3. Gangguan Rasa Aman : Cemas Tupan : 1. Bina hubungan saling 1. Dengan adanya
percaya antara perawat hubungan saling
berhubungan dengan kurangnya Gangguan rasa aman : cemas
dengan pasien dan keluarga. percaya pasien mau
tidak terjadi.
informasi tentang kondisi mengungkapkan
masalah dan
penyakitnya. Ditandai dengan : Tupen:
perasaannya pada
Setelah dilakukan tindakan
DS : perawat.
keperawatan selama 2 hari,
 Pasien dan keluarga diharapkan pengetahuan pasien
2. Bantu pasien untuk 2. Dengan
dan keluarga tentang
mengatakan kurang menyesuaikan dirinya penyesuaian
keadaannya meningkat, dengan
dengan kehidupan di RS. kehidupan di RS
mengetahui tentang kriteria:
supaya pasien
- Pasien dan
penyakitnya terbiasa dengan
keluarga tidak mengeluh
keadaan lingkungan
 Pasien mngatakan ingin segera merasa khawatir tentang
di RS demi
penyakitnya.
pulang kesembuhannya.
- Pasien dan
3. Diskusikan bersama 3. Meningkatkan
DO : keluarga secara verbal
pasien dan keluarga pengetahuan,
mengatakan mengerti tentang
 Pasien menanyakan tentang mengenai kondisi penyakit, pemahaman pasien
penjelasan dari perawat.
proses penyembuhan dan dan keluarga
keadaanya - Ekspresi wajah pasien tenang
perawatan pasien. sehingga
mengurangi
kecemasan.
4. Beri penjelasan pada 4. Diharapkan dapat
pasien dan keluarga tentang menambah
keadaan penyakit, prosedur pengetahuan pasien
1 2 3 4 5
pengobatan dan perawatan dan keluarga
selama pasien dirawat di RS. tentang keadaannya
dan dapat
membantu
mengurangi
kecemasan pada
pasien.

5. Kaji pemahaman pasien 5. Untuk


dan keluarga mengenai mengetahui sejauh
keadaan penyakit, prosedur mana pemahaman
pengobatan dan perawatan. pasien dan keluarga
sehingga dapat
menentukan
intervensi
selanjutnya.
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal dan Diagnosa Nama dan


Implementasi
Waktu Keperawatan Paraf
15-03-2021 Dx3 , Dx2 - Mengajarkan dan membantu Mella
07.30 ,Dx1 Melakukan mobilisasi secara
bertahap.
- Mengajarkan dan membantu
Melakukan ROM pasif
- Melibatkan keluarga dalam setiap
tindakan
Hasil :
Perawat membantu pasien dalam
mengajarkan dan membimbing
pasien dalam melakukan mobilisasi
dan pasien mau melakukan
- Mengobservasi TTV
Hasil :
Tekanan darah =200/110 mmHg
Nadi = 96 x/menit
Respirasi = 22 x/mnt
Suhu = 36,50 C
08.00 Dx 3  Memberi Mella
kan diit rendah garam
Respon : Porsi makan habis 1 porsi.
09.00 Dx3  Melakuka Mella
n ROM pasif kepada pasien dengan
mobilisasi secara bertahap
Respon : Pasien dapat melakukan
ROM pasif
 Melibatka
n keluarga dalam setiap tindakan.
Respon : keluarga mengerti dan ikut
terlibat dalam membantu mobilisasi
pasien.
10.00 Dx3  Memberi Mella
kan therapy Furomesid 1x 40 mg
PO dan Caltopril 3 x 12,5 mg PO
Respon : obat diberikan dan tidak
ada reaksi alergi.
 Pantau
dan catat respon terhadapan obat.
Respon : tidak ada reaksi alergi dan
pasien lebih tenang.
10.30 Dx2 , DX3 Memberikan pendidikan kesehatan Mella
pada pasien dan keluarga tentang
hipertensi
Respon : Pasien dan keluarga
mengatakan telah mengerti tentang
penyakit hipertensi yang dideritanya
meliputi : pengertian, penyebab, diit,
program asuhan perawatan diri, dan
komplikasi dari hipertensi.
12.15 Dx2  Memberi Mella
kan diit rendah garam
Respon : Porsi makan habis 1 porsi
VI. EVALUASI
Tangga Nama
DX Perkembangan
l dan dan
No.
Waktu Paraf
1 15-03- S: Mella
2021 - Pasien mengatakan mulai bisa menggerakkan ekstremitas
atas maupun bawah.
O:
- Pasien dapat melakukan ROM pasif.
A:
- Masalah teratasi sebagian.
P:
- Lanjutkan intrervensi
I:
- Mengajarkan dan membantu Melakukan mobilisasi secara
bertahap.
- Mengajarkan dan membantu Melakukan ROM pasif
- Melibatkan keluarga dalam setiap tindakan
E:
- Pasien dapat mengikuti latihan ROM secara pasif dan dapat
menggerakkan tangan dan kakinya secara aktif walaupun
sedikit
R:
- Kaji Cara pasien dan keluarga melakukan ROM
2.. 15-03- S: Mella
2021 - Pasien dan keluarga mengatakan telah mengerti tentang
penyakit hipertensi yang dideritanya meliputi : pengertian,
penyebab, diit, program asuhan perawatan diri, dan
komplikasi dari hipertensi.
O:
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan pengertian,
penyebab, diit, program asuhan perawatan diri, dan
komplikasi dari hipertensi.
A:
- Masalah teratasi.
3 15-03- S: Mella
2021 - Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
- Pasien mengatakan ingin segera pulang

O:
- Pasien menanyakan tentang keadaanya
A:
- Masalah teratasi

Anda mungkin juga menyukai