A. IDENTITAS
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn. H
b. Tanggal lahir : 21 – 01 – 1967
c. Jenis kelamin : Laki – laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Status mental : Composmentis
g. Suku bangsa : Sunda
h. Diagnosa medis : DM tipe II
i. No medrec : 30294132
j. Tanggal masuk RS : 08 – 03 – 2022
k. Alamat : Bandung
l. No telfon : 0812345678910
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 53 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
f. Suku bangsa : Sunda
g. Hub dengan pasien : Istri
h. No telfon :-
B. KELUHAN UTAMA
Sesak nafas
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke RS pada hari selasa tanggal 08 maret 2022 diantar oleh keluarganya
dengan keluhan lemas, sesak napas. Setelah dilakukan pemeriksaan darah
didapatkan hasil GDP 350 mg/dl ,Saat dikaji pasien mengatakan sesak nafas dan
pasien tampak gelisah dan tampak kelelahan, terdengar suara napas ronkhi, akral
teraba dingin, kulit lembab, batuk dan terdapat secret, TTV menunjukan TD 100/60
mmHg, RR 30 x/mnt, N 110 x/mnt, CRT >3 detik, saturasi 95%. Setelah dilakukan
pemeriksaan diagnostic pasien juga mengalami penyempitan pada pembuluh darah
arteri jantung, pasie sudah terpasang infus pad tangan kanan.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah di rawat di rumah sakit, dan
tidak memiliki riwayat kesehatan yang lain, tidak ada riwayat alergi obat dan
makanan.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Pada saat dikaji pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
sakit yang sama dengan pasien dan tidak ada yang mempunyai peyakit menurun
maupun penyakit menular.
D. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola aktivitas dan latihan
1. Pola nutrisi
a. Makan Nasi, sayur, lauk pauk Diet DM nasi
Jenis 3x/hari 3x/hari
Frekuensi 1 porsi ½ porsi
Porsi Mandiri Kadang dibantu
Cara makan
b. Minum Air putih
Jenis Air putih, kopi, air teh 6 – 10 gelas
Frekuensi 5 – 8 gelas/hari Kadang dibantu
Cara minum mandiri
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x/hari 2 hari/x
b. Tidur malam
Jam 6 – 7 jam 5 – jam
4. Personal hygiene
a. Mandi
Frekuensi 1 – 2x/ hari Diseka saja
d. Gosok gigi
Frekuensi 2x/hari
1 – 2 x/ hari
Dibantu/mandiri Mandiri
2. PENAMPILAN FISIK
1. Keadaan umum : lemas
2. Kesadaran : composmetis
3. GCS : 15 E=4 M=6 V=5
4. Pengukuran antropometri
a. Berat badan : 60 kg
b. Tinggi badan : 167 cm
c. Lingkar lengan atas : tidak terkaji
5. Pengukuran pisiologis ( Tanda Tanda Vital )
a. Suhu : 36,5o C
b. Nadi : 110 x/ menit
c. Respirasi : 30 x/ menit
d. Tekanan darah : 100/60 mmHg
3. PEMERIKSAAN FISIK
1. SISTEM PERSYARAFAN
Kesadaran : komposmetis
GCS : 15 E =4 M=5 V=6
Pemeriksaan 12 nerveus :
a. Nerveus olfaktori (N1) : pasien dapat mencium bau yang sudah di siapkan
b. Nerveus okulomotoris (N2) : Pasien masih dapat melihat dengan jelas
sampiran dan orang yang berjarak 30 cm didepan.
c. Nerveus (N3) : pasien dapat mengikuti gerakan pensil ke kanan dan ke kiri
d. Nerveus (N4) : pasien dapat melihat ke bawah dan ke samping
e. Nerveus trochlearis (N5) : pasien dapat menggerakkan rahang
f. Nerveus trigeminus (N6) : pasien dapat melihat ke kanan dan ke kiri
g. Nerveus abdusen (N7) : pasie dapatmerasakan makanan asin, manis, asam
atau pahit
h. Nerveus vasialis (N8) : pasien dapat mendengar setelah melakukan tes
webber
i. Nerveus vestibulocochlearis (N9) : pasien dapat mengunyah
j. Nerveus glosovaringeus (N10) : pasien dapat menelan
k. Nerveus vagus (N11) : pasien dapat menggerakkan kepala
l. Nerveus asesoring (N12) :pasien dapat mengeluarkan lidahnya
2. SISTEM PERNAFASAN
Inspeksi : bentuk dada sismetris, frekuensi pernapasan RR = 30x/menit,
terdapat ronchi, terdapat sesak, dyspnea.
Auskultasi : terdengar suara ronchi pada saat dilakukan auskultasi
Palpasi : vocal premitus getaran paru kanan dan kiri berbeda
Perkusi : terdengar suara sonor
3. SISTEM KARDIOVASKULAR
Ispeksi : CRT >3 detik
Auskultasi : bunyi jantung tunggal, irama irregular.
Palpasi : akral terasa dingin, ictus cordis nampak.
Perkusi : batas jantung di ICS II line sternal kiri-ICS II line srenal kanan
4. SISTEM GASTROINTESTINAL
Nutrisi yang diberikan yaitu diet diabetel melitus, pasien tidak mengalami
penurunan berat badan.
5. SISTEM REPRODUKSI
Tidak terdapat sesuatu yang abnormal pada genetalia pasien
6. SISTEM PERKEMIHAN
Tidak terdapat pembesaran dan nyeri tekan pada kandung kemih
7. SISTEM ENDOKRIN
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, dan kelenjar getah bening, GDP:
350mg/dL.
8. SISTEM INTEGUMEN
CRT > 3 detik, tidak terdapat luka, turgor kulit baik, tidak adanya edema
9. SISEM MUSKULOSKELETAL
Pergerakan sendi terbatas dikarenakan pasien mengalami kelelahan, dengan
kekuatan otot ekstremitas atas kanan: 5, eksremitas atas kiri : 5, ekstremitas
bawah kanan : 4, ekstremitas bawah kiri : 4
4. ASPEK PSIKOLOGIS
1. Penerimaan pasien terhadap penyakit yang dideritanya
Pasien dapat mengontrol emosinya dalam menerima keadaan yang menimpanya
2. Hubungan pasien dengan perawat, dokter dan keluarganya
Saat dikaji pasien dan perawat, dokter, keluarga lainnya berhubungan baik,
bahasa yang digunakan bahasa sunda dan pasien berbicara lancar
3. Aspek spiritual
Saat dikaji emosi pasien stabil, pasien beragama islam, pasien selalu berdoa
untuk kesembuhannya
5. SKRINING RESIKO JATUH
Ya 25 25
Penopang/tongkat/walker 15
Furniture 30
Ya 25 25
5. Cara berjalan/berpindah 0
normal/bedrest/imobilisasi
Lemah 15 15
Terganggu 30
6. Status mental : 0 0
Menyadari kelemahannya
Jumlah skor 65
1. Kondisi fisik
Baik 4
Lumayan 3 3
Buruk 2
Sangat buruk 1
2. Kesadaran
Komposmentis 4
Apatis 3 4
Konfus 2
Stupor/koma 1
3. Aktivitas
Dapat berpindah 4
Berjalan dengan bantuan 3 1
Terbatas di kursi 2
Terbatas di tempat tidur 1
4. Mobilitas
Bergerak bebas 4
Sedikit terbtas 3 2
Sangat terbatas 2
Tidak bisa bergerak 1
5. Inkontinesia
Tidak ngompol 4
Kadang – kadang 3 4
Sering inkontinensia 2
Sering inkontinensia Alvi dan urine 1
Total skor 14
7. SKRINING NUTRISI
No Skala Skoring
1. IMT
IMT > 20 kg/M2 (obesitas > 30 0
kg/M2) 0
BB hilang 5 – 10 % 1
Bb hilang >10% 2
Ada 2
Total skor 0
8. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
hematocrit 15 – 03 – 2022 41 % 40 – 50
cefotaxime 2 x 1gr Iv
Salbutamol 3x 4mg PO
Miniaspi 1x 80mg PO
1. Ds : DM tipe II Ketidakefektifan
pasien mengeluh lemas perfusi jaringan
Sel beta pankreas perifer
Do : hancur
- Akral teraba
dingin Defisiensi insulin
- CRT >3 detik
Hiperglikemia
Viskositas darah
meningkat
Iskemik jaringan
Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Polifagia
Hiperglikemia
Ketidakseimbangan
kadar glukosa darah
- Suara nafas
ronkhi Kelenjar mensekresi
lendir dan sel goblet
meningkat
Produksi sekret
berlebihan
Terjadi akumulasi
sekret berlebih
- Skala mors 65
- Pasien nampak untuk metabolisme
kelelahan
Protein dan lemak
- Pasien tampak
dibakar
gelisah
- Gdp 350 mg/dl
BB menurun
- Sebagian ADL
dibntu keluarga
Kelemahan
Resiko jatuh
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi sekret berlebih
2. Pola nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hiperglikemia
5. resiko jatuh b.d perubahan kadar glukosa darah
N DX Perencanaan
o Tujuan Intervensi Rasional
1. Bersihan Kriteria hasil setelah 1. Latihan batuk 1. Agar dapat
jalan nafas dilakukan asuhan efektif membantu
tidak keperawatan selama 2. Manajemen jalan mengeluarkan sekret
efektif b.d 3x 24 jam, nafas sehingga jalan nafas
produksi diharapkan status 3. Pemantauan lancar
sekret pernafasan bersihan respirasi 2. Untuk melihat
berlebih jlan nafs dapat 4. Prosedur adanya
ditingkatkan dengan suctioning perkembangan pada
kriteria hasil : 5. Prosedur nebulasi jalan nafas
1. Produksi sputum 3.
menurun 4. Untuk mengeluarkan
2. Ronkhi menurun sekret
3. Gelisah menurun 5. Untuk
4. Batuk efektif menghencerkan
5. RR pasien dalam dahak
rentang normal
2. Pola nafas Setelah dilakukan 1. Manajemen jalan 1. Untuk melihat
tidak tindakan keperawatan nafas adanya
efektif b.d 3x24 jam dapat 2. Pemantauan perkembangan
obstruksi mempertahankan respirasi pada jalan nafas
jalan nafas pola nafas menjadi 3. Pemberian 2. Untuk
efektif. tindakan meningkatkan
Kriteria hasil: oksigenasi pengiriman
a. Menunjukan 4. Pengaturan posisi oksigen ke paru
pernafasan 5. Kolaborasi untuk keb
yang efektif pemberian obat sirkulasi
dan salbutamol 3. Dapat
mengalami memaksimalkan
pertukaran ekspansi apru
gas pada paru- dan menurunkan
paru upaya
b. Menyatakan pernapasan
gejala
berkurang 4. Untuk
mengurangi
gejala dan
membantu
pengobatan
3. Ketidaksta Setelah dilakukan 1. Manajemen 1. Manajemen
bilan kadar intervensi hiperglikemi hiperglikemi
glukosa keperawatan 3x 24 a. Identifikasi a. Untuk mengetahui
darah b.d jam diharapkan status kemungkinan penyebab
resistensi kadar glukosa darah penyebab hiperglikemia
insulin stabil dengan kriteria b. Monitoring kadar b. Agar gula darah
hasil : glukosa darah tetap stabil
1. Lelah / lesu c. Monitoring intake c. agar intake dan
menurun dan output cairan output cairan
2. Kadar glukosa 2. Berikan asupan seimbang
dalam darah cairan oral 2. untuk membantu
membaik 3. Anjurkan meningkatkan intake
3. Kepatuhan pasien kepatuhan cairan pasien
dalam pengobatan terhadap diet dan 3. untuk mencegah
olahraga komplikasi
4. Kolaborasi dengan 4. Untuk meringankan
dokter untuk gejala dan
pemberian insulin membantu
pengobatan pasien
4. Ketidakefe Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
ktifan tindakan keperawatan 2. Observasi CRT perkembangan
perfusi 3x24 jam tidak ada 3. Monitor daerah pasien
jaringan gangguan perfusi tertentu yang 2. Untuk mengetahui
perifer b.d jaringan perifer peka terhadap adakah kelainan
hiperglike Kriteria hasil: panas,dingin,taja pada aliran darah
mia a. TTV dalam m dan tumpul 3. Untuk mengetshui
batas normal 4. Instruksikan daerah mana yang
b. CRT < 3 detik keluarga untuk tidak peka terhadap
c. Tidak ada mengobservasi ransangan
tanda-tanda kulit jika ada 4. Untuk mengetahui
infeksi laserasi darah mana saja
yang terjadi
Perfusi jaringan
laserasi
normal
5. resiko Setelah dilakukan 1. Monitor tanda – 1. Untuk melihat
jatuh b.d tindakan keperawatan tanda vital adanya perubahan
perubahan 3x 24 jam diharapkan 2. Identifikasi pada ttv pasien
kadar tidak ada kejadian faktor resiko 2. Untuk mengetahui
glukosa jatuh dengan kriteria jatuh\ faktor resiko jatuh
hasil : 3. Identifikasi pasien
1. Tidak ada lingkungan yang 3. Untuk
kejadian jatuh meningkatkan meminimalisirkan
2. Klien mampu resiko jatuh resiko jatuh pada
melakukan ADL 4. Pasang pagar pasien
secara mandiri pengaman 4. Agar keluarga dapat
3. Klien meningkat tempat tidur mengetahui
dalam aktifitas 5. Libatkan kebutuhan adl
fisik keluarga dalam pasien
kebutuhan adl
pasien
No DX Implementasi Evaluasi
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
6. Menganjurkan sebagian