Anda di halaman 1dari 23

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. D DENGAN KASUS

STROKE NON HEMORAGIK


DI RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
TANGGAL 4 NOVEMBER S/D 13 NOVEMBER 2021

OLEH:
MERIE
NIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


NERS UNIVERSITAS CAHAYA
BANGSA TAHUN 2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. D DENGAN KASUS

STROKE NON HEMORAGIK


DI RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
TANGGAL 4 NOVEMBER S/D 13 NOVEMBER 2021

Palangkaraya, 4 November 2021


Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ria Anggara Hamba,S.Kep,Ns,MM) (Christina Indah,S.Kep,Ners)

ii
3.1 Pengkajian Keperawatan
3.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Umur : 90 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Agama : Hindu
Alamat : Tumbang Bahari
No. Medical Record : 38.xx.xx
Tanggal Masuk : 05/12/2021
Tanggal Pengkajian : 05/12/2021
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik (SNH)
3.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Darmiati
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan Pasien : Anak Kandung
Alamat : Jl. Karet No. 46

3.1.3 Riwayat Penyakit


1. Keluhan Utama : Anak pasien mengatakan ayahnya mengeluh nyeri kepala
sebelah kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Anak pasien mengatakan bahwa pasien mengalami kelemahan pada kaki
dan tangan kiri, tidak kuat berdiri, lemas, mengeluh nyeri kepala sebelah kiri

28
2

dan tampak mengantuk, Anak pasien mengatakan pasien sudah tidak BAB
selama 2 minggu.
PQRST:
P : Nyeri
Q : Nyeri terasa berdenyut
R : Kepala
S : Skala Nyeri 5
T : Waktu nyeri 5 -10 menit
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Anak pasien mengatakan ayahnya riwayat hipertensi terkontrol dalam
pengobatan amlodipin 1x10 mg dan aspilet 1x80 mg.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Anak pasien mengatakan kurang mengetahui apakah ada yang menderita
penyakit yang sama seperti ayahnya ataupun yang menderita penyakit menular
dari pihak keluarga ayahnya.
5. Genogram
6.

Keterangan gambar:
: Perempuan
: Laki-Laki
: Pasien
: Serumah
: Hubungan keluarga
3

3.1.4 Riwayat Aktivitas Sehari-hari

No. Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit


1. Nutrisi
1. BB dan TB 1. 70 kg/160cm 1. 70kg/160cm
2. Diet 2. NB 2. BB
3. Kemampuan 3. Tidak ada 3. Ada masalah
a. Mengunyah masalah
b. Menelan
c. Bantuan total/sebagian
4. Frekuensi 4. 3x sehari 4. 3x sehari
5. Porsi makan 5. 1 Piring 5. ½ Piring
6. Makanan yang menimbulkan 6. Tidak ada Tidak habis
alergi 6. Tidak ada
7. Makanan yang disuka 7. Tidak ada 7. Tidak ada
2. Cairan
1. Intake
a. Oral
- Jenis - Air putih - Air putih
- Jumlah.air putih cc/hari - 1500cc/hari - 1000cc/hari
- Bantuan total/sebagian - Mandiri - Sebagian
b. Intravena
- Jenis - Tidak ada - NaCl 0,9 %
- Jumlah....cc/hari 20tpm 1500
ml/24 jam
2. Output
- Jenis - Normal - Normal
- Jumlah....cc/hari - 1500 ml - 3000 ml
3. Eliminasi
1. BAB
a. Frekuensi Tidak ada Selama sakit 2
b. Konsistensi masalah/normal minggu tidak
c. Warna ada BAB
d. Keluhan
e. Bantuan total/sebagian
2. BAK
a. Frekuensi Tidak ada Tidak ada
b. Warna masalah/normal masalah/normal
c. Jumlah (dalam cc)
d. Keluhan
e. Bantuan total/sebagian
4. Istirahat Tidur
1. Mulai tidur 1. 21.00 WIB 1. 22.00 WIB
2. Lama tidur 2. 8 jam 2. 6 jam
3. Kesulitan memulai tidur 3. Tidak ada 3. Nyeri pada
4. Gangguan tidur 4. Tidak ada kepala
5. Kebiasaan sebelum tidur 5. Tidak ada 4. Tidak ada
5. Tidak ada
3

No. Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit


5. Personal Hygiene
1. Mandi (frekuensi, bantuan 1. Mandiri (2x 1. Dibantu (1x
total/sebagian) sehari) sehari diseka)
2. Gosok gigi (Frekuensi) 2. 2x sehari 2. Dibantu
3. Cuci rambut sekali 3. Dibantu
4. Gunting kuku 3. 2 hari sekali 4. 1x selama
5. Ganti pakaian (frekuensi 4. 2 x sehari 4 hari
perhari) 5. 2-3 sehari 5. 1 x sehari
6. Aktivitas
1. Mobilitas Fisik 1. Tak terbatas/ 1. Terbatas/
2. Olahraga mandiri dibantu anak
3. Rekreasi 2. Tidak ada 4. Tidak ada
3. Kadang- 5. Tidak ada
kadang
3.1.5 Data Psikologis
Pasien mengatakan selama proses pemulihan tidak mampu maksimal
beraktivitas secara mandiri.
3.1.6 Data Sosial
Hubungan sosial pasien dengan keluarga dan perawat baik.
3.1.7 Data Spiritual
Pasien yakin akan sembuh walaupun harus istirahat beberapa waktu dalam
proses pemulihan, pasien hanya sholat di tempat tidur saja.
3.1.8 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Pasien : Baik, pasien tampak masih lemah
2. Tanda Vital Pasien
1) Suhu : 36,50C
2) Nadi : 79 x/menit
3) Respirasi : 22 x/menit
4) Tekanan Darah : 170/90 mmHg
3. Kesadaran
1) Kuantitatif : GCS E4 V5 M6
2) Kualitatif : Compos Mentis
3

4. Kepala dan Muka


Pemeriksaan fisik dengan cara:
1) Inspeksi : Kebersihan kepala bersih dan bentuk kepala dan muka simetris
distribusi rambut sedikit, warna rambut putih, wajah pasien
tampak meringis kesakitan dan pelo.
2) Palpasi : Keadaan rambut kuat, massa tidak ada, nyeri tidak ada, tidak
ada tumor atau bekas luka/sikatrik.
5. Kulit
1) Inspeksi : Warna kulit coklat, tidak ada lesi, tidak ada oedema, tidak ada
peradangan.
2) Palpasi : Turgor kulit cepat kembali, tidak ada nyeri tekan pada kulit.
6. Mata (Penglihatan)
Tujuan dari pemeriksaan mata adalah untuk mengetahui bentuk dan
fungsi mata. Pemeriksaan fisik dengan cara:
1) Inspeksi : Bola mata simetris, pergerakan bola mata normal, refleks pupil
terhadap cahaya normal, kornea bening, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, ketajaman pengelihatan normal,
tidak ada peradangan.
2) Palpasi : Tidak ada tekanan bola, tidak ada nya nyeri tekan.
7. Hidung (Penciuman)
Tujuan dari pemeriksaan hidung untuk mengetahui keadaan, kebersihan,
bentuk dan fungsi hidung, pemeriksaan fisik dengan cara:
1) Inspeksi : Bentuk hidung simetris, letaknya simetris, peradangan tidak
ada, fungsi penciuman baik, tidak ada cairan, tidak ada polip,
bernafas tidak menggunakan alat bantu pernafasan, fungsi
penciuman normal.
2) Palpasi : Tidak ada peradangan maupun nyeri tekan.
8. Telinga (Pendengaran)
1) Inspeksi : Bentuk daun telinga simetris, letaknya simetris, peradangan
tidak ada, fungsi pendengaran baik, tidak ada cairan, pasien
tidak menggunakan alat bantu pendengar, fungsi pendengaran
normal.
3

2) Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan.


9. Mulut dan Gigi
1) Inspeksi : Bibir warnanya tidak pucat/cyanosis/merah, tidak kering, tidak
pecah, bersih, gigi lengkap, caries ada, gusi tidak berdarah,
tonsil tidak radang, lidah tidak tremor, tidak kotor, fungsi
pengecapan baik, mukosa mulut warna perah pucat, stomatitis
tidak ada, fungsi pengecapan normal dimana pasien mampu
merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit.
10. Leher
1) Inspeksi : Bentuk leher tidak ada pembengkakan, jaringan parut atau
pembesaran vena jugularis, keterbatasan gerak tidak ada,
pergerakan leher (ROM) bisa bergerak fleksi, rotasi, lateral
fleksi, tidak hiperekstension.
2) Palpasi : Tidak ada benjolan atau pembengkakan kalenjar limfe atau
pembengkakan kalenjar tiroid dan tidak ada kaku kuduk.
11. Dada
1) Inspeksi : Bentuk dada bersih, bentuk nafas simetris, retraksi dinding
dada simetris, bentuk mamae simetris, tidak ada batuk, tidak
ada sianosis, posisi trachea normal, frekuensi pernafasan,
kedalaman pernafasan, ekspansi dada, penggunaan otot-otot
pernafasan semua normal, clubbing finger 2 menit.
2) Palpasi : Taktil fremitus tidak ada, fibrasi tidak ada, kesimetrisan
pergerakan dada normal.
3) Perkusi : Batas paru tegas, resonansi paru sonor.
4) Auskultasi : Vesikuler dan S1 S2 tunggal.
12. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada odema.
2) Palpasi : Nyeri tekan pada lapang perut area bawah, tidak ada nyeri
tekan pada epigastrik.
3) Perkusi : Timpani, Hipertimpani.
4) Auskultasi : Peristaltik usus normal 14x/menit.
3

13. Genetalia
1) Inspeksi : Tidak ada radang pada genetalia eksterna, menggunakan alat
bantu BAK yaitu urinal.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah pubis.
14. Ekstremitas Atas/Bawah
1) Inspeksi : Tampak ekxstrimitas sebelah kiri atas dan bawah mengalami
kelemahan, extrimitas sebelah kanan atas dan bawah normal,
kekuatan otot extrimitas bawah kiri atas dan bawah 2 sebelah
kanan 5, cairan intravena terpasang pada ekstremitas atas
kanan.
2) Palpasi : Akral hangat, saturasi setiap jari pada kaki kiri 97 %, tidak ada
di temukan kompertemen syndroma, sensasi kedua kaki
berkurang, tidak ada masalah pada kedua ekstrimitas atas
kanan dan kiri.
3.1.9 Data Penunjang
1. Laboratorium:
1) Leukosit 10,6 /uL
2) Hb 12,4/dl
3) PLT 304/ul
4) Limposit 0,93/ul
5) Natrium 142 mmol/l
6) Kalium 34 mmol/l
7) Calcium 1,14 mmol/l
2. Pemeriksaan (Rontgen, USG, MRI, CT Scan):
1) Gambaran foto thorax tidak terdapat kelainan pada jantung dan paru.
2) Gambaran ST Scan Kepala ada perdarahan sebelah kanan.
3. Pemeriksaan EKG : Pemeriksaan EKG Sinus Ritme
4. Therapy
1) Inj. Mecobalamin 3x500 mg
2) Inj. Ketorolac 3x30 mg
3) Inf. NaCl 1500/24 jam (21 tpm)
4) Inj. Cithicolin 2x500 mg
3

5) Inj. Ranitidin 2x50 mg


6) Inj. Ondansentron 3x8 mg
7) Inf. NaCl 500 ml drip KCL 25 meq habis 24 jam
8) PO Candesartan 1x8 mg
9) Bisosprolol 0-5mg-0
10) Adalat Oros 80mg-0-0
11) Laktulosa 1x10 ml (malam)
12) Dulcolac supp 1 tube
3

3.1.10 Analisa Data


No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Tekanan Intra Nyeri akut
• Anak pasien mengatakan pasien Kranial meningkat
mengeluh nyeri kepala sebelah ↓
kiri Ujung syaraf rusak
• Anak pasien mengatakan ↓
bahwa pasien mengalami Impul kebatang otak
kelemahan pada kaki dan ↓
tangan kiri, tidak kuat berdiri, Timbul sensasi nyeri
lemas, mengeluh nyeri kepala ↓
sebelah kiri dan tampak Nyeri akut
mengantuk
• Anak pasien mengatakan
ayahnya riwayat hipertensi
terkontrol dalam pengobatan
amlodipin 1x10mg, aspilet
1x80mg
DO:
- PQRST:
P : Nyeri
Q : Nyeri terasa berdenyut
R : Kepala
S : Skala Nyeri 5
T : Waktu nyeri 5-10 menit
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- TTV:
T : 170/90 mmHg
N : 79 x/menit
S : 36,50C
R : 22 x/menit
- SPO2 : 97%
2. DS: Penurunan fungsi Gangguan
Anak pasien mengatakan saluran cerna Eliminasi
bahwa pasien tidak BAB ↓ fekal
selama 2 minggu Kelemahan
DO: ↓
Pemeriksaan Abdomen: Penurunan aktivitas
• Inspeksi: tampak distensi ↓
abdomen, tidak ada Usus abnormal
odema fungsinya
• Palpasi : nyeri tekan pada lapang ↓
perut area bawah, tidak ada nyeri konstipasi
tekan pada epigastrik
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : peristaltik
usus 14x/menit
• Pasien tampak berbaring di
tempat tidur saja
3

• Nafsu makan menurun


dengan dibuktikan pasien
hanya menghabiskan bubur ½
piring
saja
3.1.11 Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas Masalah)
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan intracranial.
2. Gangguan Eliminasi fekal berhubungan dengan Penurunan fungsi saluran
cerna.
3.2 Intervensi Keperawatan
Dx NOC NIC
No.
Keperawatan (Nursing Outcome) (Nursing Intervention Classification )
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri:
tekanan intracranial 2x24 jam diharapkan masalah nyeri akut berkurang 1. Observasi adanya petunjuk nonverbal
dengan kriteria hasil: mengenai ketidaknyamanan terutama pada
Indikator IR ER mereka yang tidak dapat berkomunikasi
• Nyeri yang dilaporkan 3 5 secara efektif.
• Panjangnya episode nyeri 3 5 2. Evaluasi pengalaman nyeri pasien dimasa lalu.
• Mengerang dan menangis 3 5 3. Evaluasi keefektifan dari tindakan
• Ekspresi wajah nyeri 3 5 pengontrolan nyeri yang di pakai
• Tidak bisa istirahat 3 5
Keterangan selama pengkajian nyeri dilakukan.
Berat 1 4. Monitor kepuasan pasien terhadap
Cukup berat 2 manajemen nyeri dalam interval yang
Sedang 3 spesifik.
Ringan 4 Nursing:
Tidak ada 5
1. Lakukan pengkajian komfrehensif yang
meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas, atau
beratnya nyeri, dan faktor pencetus.
2. Gunakan komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri.
3. Berikan obat sebelum melakukan
aktivitas untuk meningkatkan partisipasi.
Edukasi:
1. Ajarkan prinsif- prinsif manajemen nyeri.

3
3
3

2. Ajarkan tekhnik non farmakologi.


Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat sebelum
melakukan aktivitas untuk
meningkatkan partisipasi.
2. Kolaborasi dengan pasien orang terdekat dan
tim kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan penurun nyeri
farmakologi sesuai kebutuhan.
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observsi:
fekal b/d penurunan 2x24 jam diharapkan masalah gangguan eliminasi 1. Pertahankan privacy dan kenyamanan pasien:
fungsi saluran cerna fekal dapat teratasi dengan kriteria hasil: beri sampiran.
Indikator IR ER Nursing:
• Konsistensi feses lunak 3 5 1. Ukur TTV pasien.
• Pola defekasi normal 3 5 Edukasi:
• Tidak ada distensi abdomen, flatus 2 5
1. Dukung waktu yang tepat untuk defekasi.
dan rektum terasa penuh sebelum
defekasi 2. Dukung defekasi normal/teratur.
• Defekasi nyaman 3 5 Kolaborasi:
• Diet dan cairan seimbang (8-10 3 5 1. Pemberian diet dan nutrisi yang adekuat.
gelas perhari, makanan tinggi serat) 2. Pemberian obat supositoria.
• Tidak menahan defekasi 3 5
Keterangan:
Sangat terganggu : 1
Banyak terganggu : 2
Cukup terganggu : 3

3
3

Sedikit terganggu : 4
Tidak terganggu : 5

4
3

3.3 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri akut Manajemen Nyeri: S:
berhubungan 1. Mengobservasi adanya petunjuk nonverbal Anak pasien mengatakan nyeri kepala pasien berkurang
dengan tekanan mengenai ketidaknyamanan terutama pada O:
intracranial mereka yang tidak dapat berkomunikasi • Pasien tampak masih lemah
secara efektif. • Nyeri hilang timbul
Nursing: • Waktu nyeri 3-5 menit
1. Melakukan pengkajian komfrehensif yang • Skala nyeri 3 (ringan)
meliputi lokasi, karakteristik, durasi, • TTV:
frekuensi, kualitas, intensitas, atau T : 140/80 mmHg
beratnya nyeri, dan faktor pencetus. N : 82 x/menit
2. Menggunakan komunikasi terapeutik untuk S : 36,50C
mengetahui pengalaman nyeri. RR : 20 x/menit
3. Memberikan obat sebelum melakukan GCS : 15 (Compos Menthis)
aktivitas untuk meningkatkan SPO2 : 99%
partisipasi. A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian
Edukasi Kriteria hasil
1. Mengajarkan prinsif- prinsif manajemen Indikator IR ER
nyeri. • Nyeri yang dilaporkan 3 5
2. Mengajarkan tehnik non • Panjangnya episode nyeri 3 5
farmakologi. Kolaborasi • Mengerang dan menangis 3 5
1. Melakukan kolaborasi pemberian obat • Ekspresi wajah nyeri 3 5
sebelum melakukan aktivitas untuk • Tidak bisa istirahat 3 5
meningkatkan partisipasi sesuai advis DPJP Keterangan
yaitu: Injeksi Ketorolac 3x30 mg. Berat 1
Cukup berat 2

4
3

Sedang 3
Ringan 4
Tidak ada 5
P: Lanjutkan intervensi sesuai kebutuhan pasien
2. Gangguan Observasi: S: Anak pasien mengatakan ayahnya masih blm ada BAB
eliminasi fekal 1. Mempertahankan privacy dan kenyamanan O:
berhubungan pasien yaitu dengan memasang sampiran. • Pasien tampak berbaring di tempat tidur saja,
dengan Nursing: ADL dibantu
penurunan • Perut masih distensi dan nyeri bila ditekan
1. Mengukur TTV pasien. • Peristaltik usus 14 x/menit
fungsi saluran
cerna Edukasi: • Flatus masih bisa
1. Mendukung waktu yang tepat untuk • Nafsu makan masih kurang terbukti makanan
defekasi. diberikan 1 piring hanya habis setengah piring.
2. Mendukung defekasi normal/teratur. • TTV:
Kolaborasi: T : 140/80 mmHg
N : 82 x/menit
1. Memberikan diet dan nutrisi yang adekuat.
S : 36,50C
2. Melakukan kolaborasi pemberian obat RR : 20 x/menit
supositoria dulcolac supp 1 tube dan laktose GCS : 15 (Compos
3x10 ml, inj. Ranitidin 2x50 mg Menthis) SPO2 : 99 %
A: Masalah gangguan eliminasi fekal teratasi sebagian
Indikator IR ER
• Konsistensi feses lunak 3 5
• Pola defekasi normal 3 5
• Tidak ada distensi abdomen, flatus dan 2 5
rektum terasa penuh sebelum defekasi
• Defekasi nyaman 3 5
• Diet dan cairan seimbang (8-10 gelas 3 5

2
4
4

perhari, makanan tinggi serat)


• Tidak menahan defekasi 3 5
Keterangan :
Sangat terganggu : 1
Banyak terganggu : 2
Cukup terganggu : 3
Sedikit terganggu : 4
Tidak terganggu : 5
P: Lanjutkan intervensi sesuai kebutuhan

4
DAFTAR PUSTAKA

Calvillo & flaskerud. (2019). Cara mengatasi nyeri. Jakarta: EGC


Jensen, Michael C dan W.H. Meckling. (2016). Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics 3.hal 305-360.
Murwani, Arita. (2018). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jogjakarta: Mitra
Cendikia.
NANDA. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
NANDA. (2015). buku diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC
Potter & Perry. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
Potter. P.A dan A.G. Perry. (2018). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi.7.
Jakarta: Salemba Medika
Purnomo B. (2016). Dasar-Dasar Urologi. Edisi III. Jakarta: Sagung seto. Hal.
125-44, 263- 70
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2017). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8. Jakarta : EGC
Smeltzer & Bare. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Brunner &
Suddarth.Edisi 10.Volume 2. Jakarta : EGC
Sudoyo, Aru W, dkk. (2016). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing
Tamsuri. (2017). Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Taylor & Sheila S Ralph. (2012). Diagnosis Keperawatan dengan Rencana
Asuhan edisi 10. Jakarta : EGC
International Association for the Study Of Pain (IASP). (2016). IASP Sponsori
Tahun Global Melawan Nyeri Akut.
From:http://www.iasppain.org/files/Content/ContentFolders/.pdf. Diakses 5
November 2021

4
UJIAN DOPS
PEMBERIAN OBAT
SUPOSITORIA
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN Ny. D DENGAN STROKE NON HAEMORAGIC (SNH)
DI RSUD dr. SYLVANUS PALANGKARAYA STASE KDP

OLEH :

MERIE
NIM.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
UJIAN DOPS
PEMBERIAN OBAT
SUPOSITORIA
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN Ny. D DENGAN STROKE NON HAEMORAGIC (SNH)
DI RSUD dr. SYLVANUS PALANGKA RAYA STASE KDP

OLEH :

MERIE
NIM.

Palangkaraya, 11 November 2021

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) (Cristina Indah S.Kep, Ns)


ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN DOPS
PEMBERIAN OBAT INTRAVENA MELEWATI INFUS

Nama Mahasiswa : Tanggal : 13 November 2021


NIM :
Ruang : RSUD dr. Doris Silvanus Palangka Raya

I. Identitas klien
Nama : Ny. D Umur : 90 tahun
Tanggal masuk : 19/10/2021 No. RM : 38 xx xx
II. Diagnosa Medis : stroke non haemoragic (SNH)
1. Tindakan Keperawatan dan Rasiona
2. PENGERTIAN Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan
obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk
suppositoria.
III. TUJUAN
 Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik
 Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan
 Mengobati gejala-gejala rematoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan
osteoritis.
 Untuk pengobatan konstivasi, wasir.
 Untuk efek sistematik seperti mual dan muntah.
IV. PERALATAN
a. Kartu obat
b. Supositoria rectal
c. Jeli pelumas
d. Sarung tangan
e. Tissu
V. PROSEDUR
1.1 Tahap PraInteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
1.2 Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
1.3 Tahap Kerja
a. Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul
supinasi eksternal
b. Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal
saja.
c. Pakai sarung tangan
d. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung
bulatnya dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk
dari tangan dominan anda.
e. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk
merelakkan sfingter ani
f. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan, dengan jari
telunjuk masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan
mengenai dinding rectal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi
dan anak – anak
g. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal klien
h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5
menit
i. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan
tombol pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari
bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi
1.4 Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan pasien/keluarga
c. Membereskan alat
d. Mencuci tangan.
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai