Anda di halaman 1dari 94

DAMPAK HEMODIALISIS TERHADAP FUNGSI PARU

SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISIS PADA


PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIS DENGAN
HEMODIALISIS REGULER

TESIS

Oleh

AINI PERTIWI
NIM 087101013

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


DAMPAK HEMODIALISIS TERHADAP FUNGSI PARU
SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISIS PADA
PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIS DENGAN
HEMODIALISIS REGULER

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Ilmu
Penyakit Dalam dan Spesialis Penyakit Dalam dalam Program Studi Ilmu
Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Oleh

Aini Pertiwi
NIM 087101013

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : DAMPAK HEMODIALISIS TERHADAP FUNGSI
PARU SEBELUM DAN SESUDAH
HEMODIALISIS PADA PENDERITA PENYAKIT
GINJAL KRONIS DENGAN HEMODIALISIS
REGULER

Nama Mahasiswa : Aini Pertiwi


NIM : 087101013
Program Studi : Magister Kedokteran Klinik-Spesialis Ilmu Penyakit
Dalam

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

dr. Alwinsyah Abidin, SpPD-KP


Pembimbing Tesis I

dr. E.N Keliat, SpPD-KP dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH


Pembimbing Tesis II Pembimbing Tesis III

Kepala Departemen Ketua TKP - PPDS


Ilmu Penyakit Dalam

dr. Salli Rosefi Nasution, SpPD-KGH dr. Zainuddin Amir, SpP(K)

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.

Nama : Aini Pertiwi


NIM : 087101013
Tanda Tangan :

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, Saya yang bertanda


tangan di bawah ini:
Nama : Aini Pertiwi
NIM : 087101013
Program Studi : Magister Kedokteran Klinik- Spesialis Ilmu Penyakit
Dalam
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-ekslusif (Non-exclusive
Royalty Free Right ) atas tesis saya yang berjudul:
Dampak Hemodialisis Terhadap Fungsi Paru Sebelum dan
Sesudah Hemodialisis pada Penderita Penyakit Ginjal
Kronis Dengan Hemodialisis Reguler
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk database, merawat dan
mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : Desember 2013
Yang menyatakan

Aini Pertiwi

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji pada

Tanggal : 12 Desember 2013

Panitia Penguji Tesis


Ketua : Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH
Anggota :
1. Dr. dr. Rustam Effendi YS., SpPD-KGEH

2. dr. Mardianto, SpPD-KEMD

3. Dr. dr. Blondina Marpaung, SpPD-KR

4. dr. Zuhrial Zubir, SpPD-KAI

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
“DAMPAK HEMODIALISIS TERHADAP FUNGSI PARU SEBELUM
DAN SESUDAH HEMODIALISIS PADA PENDERITA PENYAKIT
GINJAL KRONIS DENGAN HEMODIALISIS REGULER”

Aini Pertiwi, Alwinsyah Abidin, E.N. Keliat, Abdurrahim Rasyid Lubis


Divisi Pulmonologi dan Alergi-Immunologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan : Penyakit ginjal kronis (PGK) stadium akhir dapat menyebabkan


komplikasi pada paru terutama edema paru akibat peningkatan permeabilitas
kapiler, volume intravaskular dan interstisial yang berlebihan. Hal ini
menyebabkan gangguan fungsi fisiologis dan mekanik paru dan kemudian
meningkatkan resistensi saluran nafas.

Tujuan: Untuk mengetahui dampak hemodialisis terhadap fungsi paru pada


penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis reguler .

Metode : Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang yang bersifat


analisis deskriptif terhadap pasien PGK stadium 5-D regular. Pemeriksaan
Spirometri dilakukan sebelum dan setelah menjalani 1 sesi hemodialisis,
menggunakan alat dan pemeriksa independen yang sama.

Hasil : Dari 90 orang sampel 55 orang pria (61,1%) dan 35 orang wanita (38,9%)
dengan rerata usia 50,18 ± 12,51 tahun (rentang 20-76 tahun), durasi HD 21,27 ±
17,87 bulan (rentang 6-80 bulan),dan Hb 9,48 ± 1,21 mg/dl (rentang 7,2-12,1
mg/dl), ureum 110,17 ± 38,40 mg/dl (rentang 48-211 mg/dl), kreatinin 11,50 ±
3,39 mg/dl (rentang 4,7-19,0 mg/dl). Pada pemeriksaan spirometri setelah
hemodialisis didapatkan peningkatan yang bermakna pada FEV1, FVC dan
FEV1/FVC (p<0,01), dan penurunan berat badan yang bermakna (p<0,01).
Setelah hemodialisis dijumpai hubungan signifikan antara penurunan berat badan
terhadap perubahan FVC (p= 0,006).

Kesimpulan : Hemodialisis menyebabkan perbaikan yang bermakna pada


parameter spirometri penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis
reguler. Efek ini mungkin independen dari efek menghilangkan kelebihan volume
dengan hemodialisis.

Kata kunci: Penyakit Ginjal Kronis, Hemodialisis, Edema paru, Spirometri.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
“Impact of Haemodialysis on Pulmonary Function before and after
Haemodialysis in End Stage Renal Disease Patients Undergoing Regular
Hemodialysis”
Aini pertiwi, Alwinsyah Abidin, E.N. Keliat, Abdurrahim Rasyid Lubis
Division of Pulmonology-Allergy and Immunology
Department of Internal Medicine
Medical Faculty, University of Sumatera Utara

Introduction: End stage renal disease (ESRD) can lead to pulmonary


complications, especially pulmonary edema due to increased permeability of
capillary, intravascular and interstitial volume overload. This leads to altered
physiological and mechanical function of the lungs and subsequently increase in
airway resistance.

Aim :To determine the impact of hemodialysis on pulmonary function in end


stage renal disease patients undergoing regular hemodialysis.
Methods :This was an analytic descriptive cross sectional study, conducted to
ESRD patients who had undergo HD. The spirometry testing before and after one
session of HD, measured using a single device and independent operator.
Results :Of the 90 samples 55 was male (61.1%) and 35 was female (38.9%)
with mean age 50.18 ± 12.51 years ( range 20-76 years), duration of HD 21.27 ±
17.87 month (range 6-80 month), dan Hb 9.48 ± 1.21 mg/dl ( range 7.2-12.1
mg/dl), ureum 110.17 ± 38.40 mg/dl (range 48-211 mg/dl), creatinin 11.50 ± 3.39
mg/dl (range 4.7-19.0 mg/dl). After hemodialysis, there were a significant
increase in FEV1, FCV and FEV1/FVC (p<0.01), and a significant decrease in
body weight (p<0.01). After hemodialysis, there was a significant correlation
between decrease in body weight and improvement in FVC (p=0.006).
Conclusion : Hemodialysis causes significant improvement in spirometry
parameters in end stage renal disease patients undergoing regular hemodialysis.
This effect might be independent of the effect of removing the volume overload
by dialysis.

Key Words : end stage renal disease, haemodialysis, pulmonary edema,


spirometry.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur yang tak terhingga senantiasa penulis


panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia, petunjuk, kekuatan dan kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulis sangat menyadari bahwa
tanpa bantuan dari semua pihak, tesis ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan.
Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan tesis ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Rasa hormat, penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Salli Roseffi Nasution, Sp.PD-KGH selaku Kepala Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK-USU yang telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk mengikuti pendidikan serta senantiasa membimbing, memberi
dorongan dan kemudahan selama penulis menjalani pendidikan.
2. Dr. Zainal Safri, SpPD, SpJP selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi
Ilmu Penyakit Dalam FK-USU yang telah dengan sungguh-sungguh
membantu, membimbing, memberi dorongan dan membentuk penulis
menjadi dokter Spesialis Penyakit Dalam yang siap mengabdi pada nusa dan
bangsa.
3. Prof. Dr. Lukman Hakim Zain, SpPD-KGEH dan DR. Dr. Dharma
Lindarto, SpPD-KEMD selaku mantan Kepala Departemen dan Sekretaris
Program Studi Ilmu Penyakit Dalam FK-USU saat penulis diterima sebagai
peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis. Terima kasih atas kesempatan,
dukungan dan bimbingan yang telah diberikan.
4. Khusus mengenai karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr. Alwinsyah Abidin, SpPD-KP, Dr. E.N Keliat,
SpPD-KP, dan Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH, dan selaku
pembimbing tesis, yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan bagi
penulis selama melaksanakan penelitian, juga telah banyak meluangkan
waktu dan dengan kesabaran membimbing penulis sampai selesainya karya
tulis ini. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan.

Universitas Sumatera Utara


5. Para Guru Besar : Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH, Prof. Dr.
Bachtiar Fanani Lubis, SpPD-KHOM, Prof. Dr. Habibah Hanum, SpPD-
KPsi, Prof. Dr. Pengarapen Tarigan, SpPD-KGEH, Prof. Dr. Sutomo
Kasiman, SpPD, SpJP(K), Prof. Dr. Azhar Tanjung, SpPD-KP-KAI,
SpMK, Prof. Dr. OK. Moehadsyah, SpPD-KR, Prof. Dr. Lukman Hakim
Zain, SpPD-KGEH, Prof. Dr. M. Yusuf Nasution, SpPD-KGH, Prof. Dr.
Abdul Majid, SpPD-KKV, AIF, Prof. Dr. Azmi S. Kar, SpPD-KHOM,
Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH, Prof. Dr. Harris
Hasan, SpPD, SpJP(K), Prof. Dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD,
SpGK, yang telah memberikan bimbingan dan teladan selama penulis
menjalani pendidikan.
6. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU, para guru
penulis : (alm) Dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH, Dr. Salli Roseffi
Nasution, SpPD-KGH, Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH,
(alm) Dr. R. Tunggul Ch. Sukendar, SpPD-KGH, Dr. Refli Hasan, SpPD,
SpJP(K), Dr. Zainal Safri, SpPD, SpJP, DR. Dr. Dharma Lindarto,
SpPD-KEMD, Dr. Mardianto, SpPD-KEMD, Dr. Santi Syafril, SpPD-
KEMD, Dr. Sri Maryuni Sutadi, SpPD-KGEH, DR. Dr. Rustam Effendi
Y.S., SpPD-KGEH, (alm) Dr. Betthin Marpaung, SpPD-KGEH, Dr.
Mabel Sihombing, SpPD-KGEH, DR. Dr. Juwita Sembiring, SpPD-
KGEH, Dr. Leonardo Basa Dairi, SpPD-KGEH, Dr. Dasril Effendi,
SpPD-KGEH, Dr. Dairion Gatot, SpPD-KHOM, Dr. Yosia Ginting,
SpPD-KPTI, DR. Dr. Umar Zein, SpPD-KPTI, DTM&H, Dr. Armon
Rahimi, SpPD-KPTI, Dr. Alwinsyah Abidin, SpPD-KP, Dr. E.N. Keliat,
SpPD-KP, Dr. Zuhrial Zubir, SpPD-KAI, Dr. Pirma Siburian, SpPD-
KGer, DR. Dr. Blondina Marpaung, SpPD-KR, Dr. Tambar Kembaren,
SpPD, Dr. Sugiarto Gani, SpPD, Dr. Savita Handayani, SpPD, serta para
guru lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang dengan
kesabaran dan perhatiannya senantiasa membimbing penulis selama
mengikuti pendidikan. Penulis haturkan rasa hormat dan terima kasih yang
tak terhingga.

Universitas Sumatera Utara


7. Direktur dan mantan Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam
Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan fasilitas
dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis dalam menjalani
pendidikan.
8. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan dan Ketua TKP-PPDS
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
9. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes, selaku pembimbing statistik yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi dengan
penulis dalam penyusunan tesis ini.
10. Dr. Salli Roseffi Nasution, Sp.PD-KGH dan Dr. Ilhamd, Sp.PD yang
bersedia memberikan rekomendasi kepada penulis untuk mengikuti ujian
masuk Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, serta
kepada yang telah membantu membuka jalan bagi penulis untuk menjadi
bagian dari keluarga besar Ilmu penyakit dalam.
11. Seluruh perawat Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam
Malik Medan dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan,
tanpa bantuan mereka tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini.
12. Teman-teman seangkatan penulis yang memberikan dorongan semangat :
Dr. Siti Taqwa F. Lubis, Dr. Dika Iyona Sinulingga, Dr. Lisa Yulianti,
Dr. Rahmat Suhita Wahyu, Dr. Yuswita Santi Siregar, Dr. Raden Arief
Banu Pradipta, Dr. Hendrik Sarumpaet, Dr. Yudi Andre Marpaung, Dr.
Senior Tawarta Keliat, dan Dr. Yenny Fitrika, serta seluruh rekan
seperjuangan peserta PPDS Ilmu Penyakit Dalam FK-USU, yang telah
memberikan banyak dukungan dengan persahabatan dan kerja sama dalam
menjalani kehidupan sebagai residen.

Universitas Sumatera Utara


13. Seluruh perawat/paramedis di berbagai tempat di mana penulis pernah
bertugas selama pendidikan, terima kasih atas bantuan dan kerja sama yang
baik selama ini.
14. Para pasien yang telah bersedia ikut dalam penelitian ini sehingga penulisan
tesis ini dapat terwujud.
15. Bapak Syarifuddin Abdullah, Kak Lely Husna Nasution, Deni, Yanti,
Wanti, Tanti, Erjan Ginting, Fitri, Ita dan seluruh pegawai administrasi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU, yang telah banyak membantu
memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan tugas pendidikan.
Sembah sujud dan terima kasih tak terhingga penulis haturkan kepada
kedua orangtua penulis tercinta, ayahanda (alm) H. Muchtar Hasif Nasution
dan ibunda Hj. Lili Hanum, atas segala jerih payah, pengorbanan, dan kasih
sayang tulus telah melahirkan, membesarkan, mendidik, mendoakan tanpa henti,
memberikan dukungan moril dan materiil, serta mendorong penulis dalam
berjuang menapaki hidup dan mencapai cita-cita. Tak akan pernah bisa penulis
membalas jasa-jasa Ayahanda dan Ibunda. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan kesehatan, rahmat dan karunianya kepada ayahanda dan ibunda
penulis. Amin.
Terima kasih sebesar-besarnya kepada saudara kandung penulis, Ali Farid
Nusantara Nasution, ST, dan Afrinayati, ST, serta segenap keluarga besar
penulis yang telah banyak memberikan bantuan moril, semangat dan doa tanpa
pamrih selama pendidikan, sehingga penulis dapat sampai di titik ini, yang tak
lain merupakan pencapaian keluarga besar yang dicita-citakan bersama.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan pula terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung selama pendidikan maupun dalam penyelesaian tesis ini. Izinkanlah
penulis menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang terkait atas

Universitas Sumatera Utara


segala kekurangan dan kesalahan selama penulis mengikuti Pendidikan Ilmu
Penyakit Dalam dan dalam penulisan tesis ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan
karuniaNya kepada kita semua dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
kita dan masyarakat.
Medan, Desember 2013

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak..................................................................................................... i
Abstract.................................................................................................... ii
Kata Pengantar......................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................. viii
Daftar Tabel............................................................................................. x
Daftar Gambar......................................................................................... xi
Daftar Singkatan dan Lambang............................................................... xii
Daftar Lampiran....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................... 2
1.3 Hipotesa........................................................................... 3
1.4 TujuanPenelitian.............................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian........................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiologi Paru………………………………………….. 4
2.2 Pemeriksaan Fungsi Paru…............................................ 4
2.2.1 Jenis pemeriksaan fungsi paru….................................. 5
2.2.2 Indikasi pemeriksaan fungsi paru …………………… 5
2.2.3 Definisi nilai normal dalam pemeriksaan fungsi paru. 7
2.2.4 Teknik pemeriksaan Spirometri …………………….. 7
2.2.5 Standarisasi pemeriksaan fungsi paru ………………. 9
2.2.6 Pemeriksaan terhadap aliran udara di saluran
Pernafasan..................................................................... 10
2.2.7 Penyakit campuran restriktif dan obstruktif ………… 12
2.3 Penyakit Ginjal Kronik…………………….................... 13
2.3.1 Efek gagal ginjal kronis terhadap pernafasan………... 15
2.3.2 Efek gagal ginjal kronis dengan hemodialisis
terhadap pernafasan………………………………...... 17
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konseptual...................................................... 19
3.2 Defenisi Operasional....................................................... 19
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian............................................................. 21
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian......................................... 21
4.3 Subjek Penelitian............................................................. 21
4.4 Kriteria Inklusi................................................................. 21
4.5 Kriteria Eksklusi.............................................................. 21
4.6 Besar Sampel................................................................... 22
4.7 Cara Penelitian................................................................. 22
4.8 Analisis Data................................................................... 23
4.9 Ethical clearance dan informed consent…………........ 23
4.10 Kerangka Operasional………………………………... 24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian……....................................................... 25
5.2 Pembahasan..................................................................... 30

Universitas Sumatera Utara


5.3 Keterbatasan Penelitian……………………………...… 33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan...................................................................... 34
6.2 Saran................................................................................ 34
DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................... 35

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Klasifikasi penyakit ginjal kronis………………………….. 15


2.2 Komplikasi penyakit ginjal kronis pada sistem pernafasan.... 16
5.1 Data karakteristik dasar subjek…………….…..…………... 26
5.2 Spirometri sebelum dan setelah hemodialisis….................. 27

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Spirometri normal............................................................... 9


2.2 Spirometri pada penyakit paru obstruktif................................. 12
2.3 Spirometri pada penyakit paru restriktif ………………… 12
2.4 Gambar spirogram dan kurva flow-volume pada keadaan
normal, obstruktif dan restriktif..................................... 13
5.1 Gambaran spirometri pada semua subjek………............... 28
5.2 Gambaran spirometri pada subjek pria………………......... 28
5.3 Gambaran spirometri pada subjek wanita…………………. 29
5.4 Gambar korelasi antara perubahan BB dan perubahan FVC 30

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN Nama Pemakaian


pertama kali
pada halaman
PGK Penyakit Ginjal Kronis i
HD Hemodialisis i
PGK stadium 5-D Penyakit Ginjal Kronis stadium
5 dialisis i
ESRD End stage renal disease ii
FVC Force Vital Capacity 7
SVC Slow Vital Capacity 9
FEV1 Force Expiratory Volume 1 Second 9
TLC Total Lung Capacity 11
PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronis 12
KDOQI Kidney Disease Outcome Quality
Initiative 14
LFG Laju Filtrasi Glomerulus 14
TB Tinggi badan 23
BB Berat badan 23

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman

1 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian..................... 38


2 Lembaran Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian... 39
3 Surat Persetujuan Setelah Penjelasan............................... 41
4 Lembar Kerja Profil Peserta Penelitian............................ 42
5 Daftar Riwayat Hidup...................................................... 43
6 Analisa Statistik ………….…………………………... 49

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
“DAMPAK HEMODIALISIS TERHADAP FUNGSI PARU SEBELUM
DAN SESUDAH HEMODIALISIS PADA PENDERITA PENYAKIT
GINJAL KRONIS DENGAN HEMODIALISIS REGULER”

Aini Pertiwi, Alwinsyah Abidin, E.N. Keliat, Abdurrahim Rasyid Lubis


Divisi Pulmonologi dan Alergi-Immunologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan : Penyakit ginjal kronis (PGK) stadium akhir dapat menyebabkan


komplikasi pada paru terutama edema paru akibat peningkatan permeabilitas
kapiler, volume intravaskular dan interstisial yang berlebihan. Hal ini
menyebabkan gangguan fungsi fisiologis dan mekanik paru dan kemudian
meningkatkan resistensi saluran nafas.

Tujuan: Untuk mengetahui dampak hemodialisis terhadap fungsi paru pada


penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis reguler .

Metode : Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang yang bersifat


analisis deskriptif terhadap pasien PGK stadium 5-D regular. Pemeriksaan
Spirometri dilakukan sebelum dan setelah menjalani 1 sesi hemodialisis,
menggunakan alat dan pemeriksa independen yang sama.

Hasil : Dari 90 orang sampel 55 orang pria (61,1%) dan 35 orang wanita (38,9%)
dengan rerata usia 50,18 ± 12,51 tahun (rentang 20-76 tahun), durasi HD 21,27 ±
17,87 bulan (rentang 6-80 bulan),dan Hb 9,48 ± 1,21 mg/dl (rentang 7,2-12,1
mg/dl), ureum 110,17 ± 38,40 mg/dl (rentang 48-211 mg/dl), kreatinin 11,50 ±
3,39 mg/dl (rentang 4,7-19,0 mg/dl). Pada pemeriksaan spirometri setelah
hemodialisis didapatkan peningkatan yang bermakna pada FEV1, FVC dan
FEV1/FVC (p<0,01), dan penurunan berat badan yang bermakna (p<0,01).
Setelah hemodialisis dijumpai hubungan signifikan antara penurunan berat badan
terhadap perubahan FVC (p= 0,006).

Kesimpulan : Hemodialisis menyebabkan perbaikan yang bermakna pada


parameter spirometri penderita penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis
reguler. Efek ini mungkin independen dari efek menghilangkan kelebihan volume
dengan hemodialisis.

Kata kunci: Penyakit Ginjal Kronis, Hemodialisis, Edema paru, Spirometri.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
“Impact of Haemodialysis on Pulmonary Function before and after
Haemodialysis in End Stage Renal Disease Patients Undergoing Regular
Hemodialysis”
Aini pertiwi, Alwinsyah Abidin, E.N. Keliat, Abdurrahim Rasyid Lubis
Division of Pulmonology-Allergy and Immunology
Department of Internal Medicine
Medical Faculty, University of Sumatera Utara

Introduction: End stage renal disease (ESRD) can lead to pulmonary


complications, especially pulmonary edema due to increased permeability of
capillary, intravascular and interstitial volume overload. This leads to altered
physiological and mechanical function of the lungs and subsequently increase in
airway resistance.

Aim :To determine the impact of hemodialysis on pulmonary function in end


stage renal disease patients undergoing regular hemodialysis.
Methods :This was an analytic descriptive cross sectional study, conducted to
ESRD patients who had undergo HD. The spirometry testing before and after one
session of HD, measured using a single device and independent operator.
Results :Of the 90 samples 55 was male (61.1%) and 35 was female (38.9%)
with mean age 50.18 ± 12.51 years ( range 20-76 years), duration of HD 21.27 ±
17.87 month (range 6-80 month), dan Hb 9.48 ± 1.21 mg/dl ( range 7.2-12.1
mg/dl), ureum 110.17 ± 38.40 mg/dl (range 48-211 mg/dl), creatinin 11.50 ± 3.39
mg/dl (range 4.7-19.0 mg/dl). After hemodialysis, there were a significant
increase in FEV1, FCV and FEV1/FVC (p<0.01), and a significant decrease in
body weight (p<0.01). After hemodialysis, there was a significant correlation
between decrease in body weight and improvement in FVC (p=0.006).
Conclusion : Hemodialysis causes significant improvement in spirometry
parameters in end stage renal disease patients undergoing regular hemodialysis.
This effect might be independent of the effect of removing the volume overload
by dialysis.

Key Words : end stage renal disease, haemodialysis, pulmonary edema,


spirometry.

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Secara fisiologis paru dan ginjal memiliki hubungan yang sangat erat,
tidak hanya sebagai organ yang mengatur keseimbangan elektrolit dan asam basa
juga melindungi lingkungan mikro yang paling baik untuk fungsi seluler.
Gangguan pada paru bisa timbul sebagai akibat langsung dari penyakit ginjal atau
karena proses sistemik yang secara khusus melibatkan kedua sistem organ
tersebut secara bersamaan (Hassan, 2005). Perubahan-perubahan pada pernafasan
membantu meredakan efek sistemik dari gangguan asam basa ginjal, dan
demikian juga sebaliknya, meskipun perlu diingat bahwa kompensasi ginjal
berjalan lebih lambat dari kompensasi pernafasan. Banyak penyakit yang
mempengaruhi keduanya, baik ginjal maupun paru, sering muncul sebagai
perdarahan alveolar dan glomerulonefritis (Pierson, 2006; Karacan, 2009).
Sama seperti semua sistem organ lainnya, paru juga mendapat pengaruh
buruk dari gagal ginjal dan sangat terpengaruh oleh keadaan uremia dengan
berbagai penyebab. Penderita penyakit ginjal kronis dalam berbagai tahap (akut,
kronik, tahap akhir) memiliki resiko untuk dikelompokkan mengalami komplikasi
paru yang signifikan secara klinis, yang paling sering edema paru, fibrosis paru,
kalsifikasi paru, hipertensi pulmonal, hemosiderosis, fibrosis pleura. Pasien-
pasien ini juga bisa mengalami berbagai tingkatan disfungsi paru yang mungkin
tidak signifikan secara klinis dan hanya dapat dideteksi dengan serangkaian
evaluasi non invasif yang dikenal sebagai test fungsi paru. Disfungsi paru
mungkin disebabkan langsung oleh toksik uremik yang bersirkulasi dalam
peredaran darah atau mungkin disebabkan secara tidak langsung oleh volume
overload, anemia, penekanan imunitas, kalsifikasi ekstra tulang, malnutrisi,
gangguan elektrolit, atau ketidakseimbangan asam-basa (Karacan, 2009).
Berbagai gangguan fungsi paru termasuk perubahan dalam dinamika
respirasi, fungsi otot dan transfer gas. Yang terakhir tampak serius dan
kemungkinan disebabkan fibrosis paru akibat dari edema paru yang berulang,
uremik pneumonitis dan atau mikrokalsifikasi paru. Sekitar 60% pasien-pasien
dengan penyakit ginjal kronik dengan dialisis mengalami komplikasi. Mayoritas

Universitas Sumatera Utara


komplikasi yang terjadi bersifat asimptomatik dengan tidak tampak perubahan
pada foto toraks (Hassan, 2005).
Pengaruh hemodialisis pada penderita penyakit ginjal kronis terutama
dihubungkan dengan perubahan volume cairan tubuh. Dialisis menyebabkan
pengurangan kandungan cairan pada paru yang menyebabkan pengurangan edema
paru dan obstruksi jalan nafas kecil (Hekmat, 2007).
Dalam studi Lang (2006) melaporkan empat belas pasien hemodialisis
yang stabil secara klinis tanpa penyakit paru akut, dijumpai penyakit paru
restriktif delapan orang dan penyakit paru obstruktif dijumpai pada satu orang
pasien (Lang, 2006). Herero (2002) menyatakan bahwa 75% pasien dengan
hemodialisis jangka panjang menunjukkan kelainan restriktif pada spirometri,
dan terjadi pengurangan kapasitas difusi paru mungkin karena fibrosis paru
kronik (Herero, 2002). Studi yang dilakukan Kovelis (2007) mendapatkan dari 17
pasien Penyakit Ginjal Kronik, 9 orang dengan spirometri normal, 8 restriksi
ringan sebelum hemodialisis, setelah hemodialisis 2 dari 8 pasien tersebut
mencapai spirometri normal (Kovelis, 2007). Kazem Navari (2008) mendapatkan
bahwa dialisis dengan dialisat bikarbonat menyebabkan perbaikan yang signifikan
pada fungsi paru pada laki-laki (Navari, 2008). Hekmat (2007) hasil studi
menunjukkan bahwa dialisis pada penderita penyakit ginjal kronik dapat
memperbaiki gejala respirasi tetapi tidak berpengaruh pada nilai fungsi paru
(Hekmat, 2007).
Data mengenai fungsi paru pada pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis regular sampai saat ini sepengetahuan penulis belum ada
dilaporkan di Indonesia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hal tersebut di atas.

1.2. Perumusan Masalah


- Apakah fungsi paru penderita penyakit ginjal kronis menjadi lebih baik
sesudah hemodialisis.

Universitas Sumatera Utara


1.3. Hipotesis
- Fungsi paru penderita penyakit ginjal kronis menjadi lebih baik sesudah
hemodialisis.

1.4.Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui angka proporsi penderita penyakit ginjal kronis yang
mengalami fungsi paru tidak normal sebelum hemodialisis
- Untuk membandingkan hasil fungsi paru penderita penyakit ginjal kronis
sebelum dan sesudah hemodialisis.

1.5. Manfaat Penelitian


- Dengan mengetahui gambaran fungsi paru pada penderita penyakit ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis reguler maka kita dapat menangani
kelainan paru sedini mungkin.
- Sebagai data dasar gambaran fungsi paru pada penderita penyakit ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis reguler untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fisiologis Paru


Paru adalah satu-satunya organ tubuh yang berhubungan dengan
lingkungan diluar tubuh, yaitu melalui sistem pernafasan. Fungsi paru utama
untuk respirasi yaitu pengambilan oksigen dari luar masuk ke dalam saluran
nafas dan diteruskan kedalam darah. Oksigen digunakan untuk proses
metabolisme karbon dioksida yang terbentuk pada proses tersebut dikeluarkan
dari dalam darah ke udara luar (Gildea, 2009). Proses respirasi dibagi atas tiga
tahap utama yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi berkaitan dengan
masuk dan keluarnya udara antara alveolus dan atmosfer. Difusi berhubungan
dengan perpindahan oksigen dan karbondioksida melalui membran kapiler
alveolus. Perfusi berkaitan dengan transportasi oksigen dan karbondioksida
dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel (Fischbach, 2003).
Paru-paru, baik pada saat ekspirasi maupun inspirasi, dapat
dikembangkan dan dikontraksikan dengan dua cara, yaitu dengan gerakan
turun dan naik dari diafragma untuk memperbesar atau memperkecil
diafragma, depresi dan elevasi costa untuk meningkatkan dan menurunkan
diameter anteroposterior dari rongga dada. Pada pernapasan normal dan
tenang biasanya hanya memakai gerakan dari diafragma. Selama inspirasi,
kontraksi dari diafragma akan menarik permukaan bawah paru ke bawah.
Kemudian selama ekspirasi, diafragma akan berelaksasi dan sifat elastik daya
lenting paru, dinding dada dan perut akan menekan paru-paru (Gildea, 2009).

2.2. Pemeriksaan Fungsi Paru


Pemeriksaan fungsi paru dapat dipergunakan secara luas, mulai dalam
bidang penelitian fisiologi sampai dengan aspek klinis mencakup diagnosis,
penilaian derajat keparahan penyakit, monitoring terapi, menetukan prognosis,
pemeriksaan penunjang kesehatan kerja, tes medis olahraga dan lain
sebagainya (Gibson, 2003; Shifren, 2006).

Universitas Sumatera Utara


Namun demikian, pemeriksaan fungsi paru tidaklah dapat
menentukan suatu diagnosa penyakit secara spesifik misalnya emfisema
pulmonum atau fibrosis paru. Tes ini dapat berguna memberikan informasi
pengukuran fisiologis yang dapat mengidentifikasi kelainan obstruksi atau
restriksi sistem pernafasan dan tentu saja harus disertai evaluasi secara holistik
dengan hasil pemeriksaan klinis, radiologis, dan pemeriksaan laboratorium
pendukung lainnya (Shifren, 2006).

2.2.1 Jenis pemeriksaan fungsi paru

Pemeriksaan fungsi paru mengevaluasi sistem ventilasi dan alveoli secara


indirect dan tumpang tindih. Umur pasien, tinggi, berat badan, etnis dan jenis
kelamin harus dicatat sebelum pemeriksaan dilakukan karena data-data tersebut
penting dalam hal perhitungan nilai prediksi. Secara umum, pemeriksaan fungsi
paru dibagi dalam 3 kategori yaitu (Fischbach, 2003):

1. Pemeriksaan terhadap kecepatan aliran udara di dalam saluran pernafasan,


mencakup pengukuran sesaat atau rata-rata kecepatan aliran udara di
saluran nafas sewaktu ekshalasi paksa maksimal untuk mengetahui
resistensi saluran pernafasan. Termasuk juga dalam kategori ini adalah tes
inhalasi bronkodilator dan tes provokasi bronkus.

2. Pengukuran volume dan kapasitas paru yaitu pengukuran terhadap


berbagai kompartemen yng mengandung udara di dalam paru dalam
rangka mengetahui air trapping (hiperinflasi, overdistensi) atau
pengurangan volume. Pengukuran ini juga dapat membantu membedakan
gangguan restriktif dan obstruktif pada sistem pernafasan.

3. Pengukuran kapasitas pertukaran gas melewati membran kapiler alveolar


dalam rangka menganalisa keberlangsungan proses difusi.

2.2.2 Indikasi pemeriksaan fungsi paru ( Miller, 2005)


1. Diagnostik:
Beberapa manfaat untuk diagnostik adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


- Mengevaluasi individu yang gejala, tanda atau hasil laboratorium
yang abnormal
- Skrining individu yang mempunyai resiko penyakit paru
- Mengukur efek fungsi paru pada individu yang mempunyai penyakit
paru
- Merupakan salah satu faktor untuk menilai resiko operasi
- Menentukan prognosis penyakit yang berkaitan dengan respirasi
- Mengetahui status kesehatan sebelum memulai program latihan

2. Monitoring
Beberapa manfaat untuk keperluan monitoring adalah sebagai berikut :
- menilai efek intervensi terapetik
- memantau perkembangan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru
- Memonitoring individu yang terpajan agen beresiko terhadap fungsi
paru
- Memonitoring efek samping obat yang mempunyai toksisitas pada
paru

3. Evaluasi terhadap kecacatan


Beberapa manfaat untuk evaluasi terhadap kecacatan adalah sebagai
berikut :
- Menentukan pasien yang membutuhkan program rehabilitasi
- Kepentingan asuransi
- Kepentingan hukum

4. Kesehatan masyarakat
Beberapa manfaat untuk kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut :
- Survei epidemiologis
- Penelitian klinis

Universitas Sumatera Utara


2.2.3 Defenisi nilai normal dalam pemeriksaan fungi paru
Hasil pemeriksaan fungsi paru diinterpretasikan melalui
perbandingan nilai pengukuran yang didapat dengan nilai prediksi pada
individu normal. Prediksi nilai normal itu sendiri mencakup berbagai
variabel seperti umur, tinggi, berat badan, dan jenis kelamin. Ada juga
beberapa faktor lain yang potensial mempengaruhi interpretasi tetapi
belum diperhitungkan seperti ras, polusi udara, status sosial ekonomi
(Gibson, 2003)
Spirometri normal juga didefenisikan dari bentuk kurva flow-
volume yang normal, berupa gambaran manuver FVC diikuti dengan
inspirasi yang dalam. Sebuah kurva flow-volume yang normal mempunyai
puncak yang tajam yang dicapai dalam waktu yang singkat diikuti dengan
penurunan yang gradual menuju titik O pada kurva ekspirasi. Bentuk dari
kurva inspirasi haruslah bulat. Kurva flow-volume normal dapat dilihat
pada gambar 2.1 (Shifren, 2006; Fischbach, 2003).

2.2.4 Teknik pemeriksaan spirometri


Secara garis besar, hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan
pemeriksaan fungsi faal paru adalah (Anna, 2012):
1. Persiapan alat
Alat harus dikalibrasi minimal 1 kali seminggu dan penyimpanan tidak
boleh melebihi 1½ kalibrator.
2. Persiapan pasien
a. Harus dilakukan anamnesis dan penilaian kondisi fisik yang
berkaitan dengan fungsi paru pasien. Selain itu, juga harus
dilakukan pencatatan data dasar (nama, usia, jenis kelamin, ras)
serta berat badan dan tinggi badan pasien tanpa menggunakan
sepatu.
b. Pasien diberikan penjelasan tentang tujuan, cara pemeriksaan, dan
contoh maneuver yang harus dilakukan. Pasien harus bebas rokok
minimal 2 jam sebelum pemeriksaan, bebas bronkodilator yang

Universitas Sumatera Utara


dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan minimal 8 jam sebelum
pemeriksaan, tidak boleh makan kenyang sebelum pemeriksaan,
dan tidak boleh menggunakan pakaian ketat pada saat pemeriksaan
dilakukan.
c. Pasien sebaiknya melakukan percobaan dalam posisi yang paling
nyaman.
d. Pemeriksaan dilakukan paling sedikit didapatkan 3 nilai yang
reproduksibel untuk melihat dan memastikan apakah maneuver
telah dilakukan secara maksimal. Dapat diulang 3 kali namun tidak
lebih dari 8 kali untuk menghindari bias.
3. Manuver untuk mendapatkan data tentang parameter yang dibutuhkan
a. Force Vital Capacity (FVC)
a.1 Metode sirkuit tertutup
- Pastikan pasien berada dalam posisi yang benar (posisi
tubuh dengan kepala sedikit dielevasikan)
- Tempatkan nose clip, mouth piece pada mulut dan menutup
mulut dengan baik
- Inspirasi maksimal secara cepat dengan jeda < 1 detik,
kemudian ekspirasi maksimal secara cepat (paksa) dan
dalam sampai tidak ada udara yang dapat dikeluarkan saat
masih dalam posisi yang sama.
a.2 Metode sirkuit terbuka
- Pastikan pasien berada dalam posisi yang benar (posisi
tubuh dengan kepala sedikit dielevasikan)
- Tempatkan nose clip
- Inspirasi maksimal secara cepat dengan jeda < 1 detik
- Tempatkan mouthpiece pada mulut dan menutup mulut
dengan baik
- Ekspirasi maksimal secara cepat (paksa) dan dalam sampai
tidak ada udara yang dapat dikeluarkan saat masih dalam
posisi yang sama.

Universitas Sumatera Utara


b. Slow Vital Capacity (SVC)
Prinsip pengukuran sama dengan FVC yang berbeda hanyalah
maneuver saat meniup dimana inspirasi maksimal secara normal
dan ekspirasi maksimal secara normal sampai tidak ada udara yang
dapat dikeluarkan saat masih dalam posisi yang sama.
c. Maximal Voluntary Ventilation
Pasien diinstruksikan untuk bernafas cepat dan dalam selama 15
detik dan mengumpulkan udara ekspirasi dalam kantong douglas.
Uji ini telah banyak digunakan secara bertahun-tahun tetapi
kemudian sebagian besar diganti dengan pengukuran Forced
Expiratory Volume (FEV1) yang lebih sedikit persyaratannya dan
memberikan informasi yang sama.

2.2.5. Standarisasi pemeriksaan fungsi paru


Untuk mendapatkan informasi yang berguna dari suatu pemeriksaan fungsi
paru, harus terlebih dahulu diamati mengenai masalah adekuasi alat serta
akseptabilitas dan reprodusibilitas dari nilai pengukuran (Shifren, 2006).

Gambar 2.1. Spirometri normal (Shifren, 2006)


Dalam mengevaluasi hasil pemeriksaan fungsi paru, harus terlebih
dahulu dinilai akseptabilitas dari hasil pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan
akseptabilitas paling baik ditentukan dengan mempelajari kurva flow-volume.

Universitas Sumatera Utara


Adapun kriteria akseptabilitas dari suatu pemeriksaan fungsi paru mencakup hal
sebagai berikut (Shifren, 2006; Miller, 2005):
1. Bebas artefak (batuk, penutupan glottis, penghentian dini, usaha yang
kurang maksimal dan bervariasi)
2. Start yang baik (fase awal kurva merupakan bagian yang paling baik
dipengaruhi oleh usaha pasien sehingga harus bebas artefak)
3. Waktu ekspirasi yang cukup (ekspirasi paling sedikit 6 detik atau dijumpai
plateau paling tidak selama 1 detik pada kurva volume-waktu)
Bila telah didapat 3 kali pengukuran spirometri yang memenuhi kriteria
akseptabilitas maka selanjutnya dinilai reprodusibilitasnya. Adapun kriteria
reprodusibilitas dari pemeriksaan fungsi paru mencakup (Shifren, 2006):
1. Dua nilai pengukuran FVC yang terbesar tidak boleh berbeda lebih dari
0,2 L atau 5% satu sama lain.
2. Dua nilai pengukuran FEV1 yang terbesar tidak boleh berbeda lebih dari
0,2 L atau 5% satu sama lain.
Jika kedua syarat ini terpenuhi maka pemeriksaan fungsi paru dapat dihentikan
dan dievaluasi hasilnya. Bila tidak memenuhi maka pemeriksaan harus diulang
sampai memenuhi kriteria di atas maksimal 8 kali pengulangan (Fischbach, 2003;
Miller, 2005).

2.2.6. Pemeriksaan terhadap aliran udara di saluran pernafasan


Kecepatan aliran udara di saluran nafas memberikan informasi mengenai
adanya obstruksi di sistem saluran pernafasan. Metode pengukuran kecepatan
aliran udara yang dihubungkan dengan fungsi waktu dan volume disebut sebagai
spirometri dan alat untuk pengukurannya mempergunakan spirometer (Fischbach,
2003; Miller, 2005).
Penilaian spirometri dasar mencakup FEV1, FVC, dan FEV1/FVC. Ketiga
metode pengukuran ini luas dipergunakan, tidak mahal dan mudah diulang.
Spirometri dapat digunakan dalam mendeteksi gangguan aliran udara akibat
obstruksi saluran nafas dan mengindikasikan adanya suatu kelainan paru restriktif.
Ada banyak nilai hasil pengukuran spirometri yang lainnya, namun kegunaan
klinisnya masih belum dapat ditentukan (Winn, 2005; Gomella, 2007).

Universitas Sumatera Utara


Ketika nilai FEV1 berkurang, maka nilai FEV1/FVC juga akan berkurang
yang menunjukkan suatu pola obstruksi. Rasio FEV1/FVC yang normal adalah
>0,75 untuk individu yang berusia kurang dari 60 tahun dan >0,70 untuk yang
berusia di atas 60 tahun (Lang, 2006). Namun Adrien Shifren menyebutkan bahwa
suatu defek obstruksi dapat disangkakan bila FEV1/FVC <0,70 tanpa memandang
usia (Shifren, 2006).
Bila sangkaan defek obstruktif telah dibuat, maka perlu dilanjutkan
dengan upaya untuk menentukan beratnya derajat obstruksi dan menilai
reversibilitas dari obstruksi yang terjadi (Fischbach, 2003). Nilai prediksi FEV1
yang normal adalah 80%-120%. FEV1 70-79% nilai prediksi menunjukkan
hambatan aliran udara ringan, FEV1 51-69% nilai prediksi menunjukkan
hambatan aliran udara sedang, dan bila FEV1 <50% nilai prediksi digolongkan
hambatan aliran udara berat, sangat berat FEV1 <30% nilai prediksi atau FEV1
<50% nilai prediksi disertai gagal nafas (Winn, 2003; GOLD, 2010).
Pemeriksaan spirometri juga dapat digunakan untuk mendiagnosa kelainan
penyakit paru restriktif, walaupun untuk gold standard haruslah diperiksa nilai
TLCnya. Kelainan restriktif dapat disangkakan bila nilai FEV1/FVC>75% nilai
prediksi. Kelainan restriktif ringan bila FVC 60-80% nilai prediksi, restriksi
sedang bila FVC 50-60% nilai prediksi dan restriksi berat bila FVC<50% nilai
prediksi (Gomella, 2007).
Bila defek obstruktif terjadi maka kurva flow-volume akan berubah
membentuk gambaran konkaf. Pada kurva masih dapat dilihat adanya puncak
awal yang tajam dan cepat, tetapi aliran ekspirasi melemah lebih cepat daripada
normal, sesuai dengan beratnya derajat obstruksi yang terjadi. (lihat gambar 2.2)
(Shifren, 2006).
Adapun kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan gambaran obstruksi
pada pemeriksaan fungsi paru antara lain (Fischbach, 2003):
1. Penyakit pada saluran nafas perifer: bronkitis, bronkiektasis, bronkiolitis,
asma bronkhial, fibrosis kistik.
2. Penyakit parenkim paru : emfisema

Universitas Sumatera Utara


3. Penyakit saluran nafas atas : tumor pada faring, laring atau trakea, edema,
infeksi, benda asing, saluran nafas kolaps dan stenosis.

Gambar 2.2. Spirometri pada penyakit paru Gambar 2.3. Sprometri pada penyakit
obstruktif (Shifren, 2006) paru restriktif (Shifren, 2006)

Kelainan-kelainan yang dapat memberikan gambaran restriktif pada


pemeriksaan fungsi paru antara lain (Fischbach, 2003):
1. Gangguan pada dinding toraks: cedera, kifoskoliosis, distrofi muscular.
2. Keadaan ekstra toraks: obesitas, peritonitis, asites, kehamilan.
3. Penyakit paru interstisial: interstisial pneumonitis, fibrosis,
pneumokoniosis, granulomatosis.
4. Penyakit pleura: efusi pleura, pneumothorak, hemothorak, fibrothorak.
5. Space Occupaying lesion (SOL) : tumor, abses

2.2.7 Penyakit campuran restriktif dan obstruktif


Penyakit infiltratif atau interstisial yang difus secara khas mengakibatkan
pola yang restriktif berupa rasio FEV1/FVC yang normal atau meningkat dan
penurunan volume paru . Gangguan hambatan terhadap aliran udara biasa
dijumpai pada penyakit paru interstisial dan sarkoidosis stadium akhir.
Bronkiektasis juga dapat memberikan gambaran penyakit campuran akibat
penurunan aliran udara disertai kerusakan fibrotik jaringan paru distal akibat

Universitas Sumatera Utara


segmen bronkus yang mengalami bronkiektasis. Kelainan lain yang memberikan
pola serupa adalah bronkiolitis obliterans organizing pneumonia ,
neurofibromatosis dan campuran antara Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
yang disertai penyakit paru interstisial (Fischbach, 2003; Winn, 2003).

Gambar 2.4. Gambar spirogram dan kurva flow-volume pada keadaan


normal, obstruktif dan restriktif (Hyatt, 2003).

2.2 Penyakit Ginjal Kronis


Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah utama dalam
pelayanan kesehatan baik baik di negara maju maupun berkembang. Survei
komunitas yang dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan
12,5% populasi sudah mengalami penurunan fungsi ginjal (Sasulit, 2009).
Penyakit Ginjal Kronis adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu

Universitas Sumatera Utara


keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel,
pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa
dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2006). Berbagai keadaan serta penyakit
misalnya diabetes mellitus, hipertensi, penyakit kardiovaskular, batu ginjal,
hipertrofi prostat, penyakit ginjal sistemik dan riwayat keluarga gagal ginjal
berperan sebagai faktor resiko PGK. Diabetes mellitus dan penyakit glomerular
merupakan penyebab tersering terjadinya penyakit gintal tahap akhir yang
menjalani dialisis (Sasulit, 2009).
KDOQ1 (Kidney Disease Outcome Quality Initiative) tahun 2003
mendefenisikan PGK, apabila kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3
bulan, berdasarkan kelainan patologik atau petanda kerusakan ginjal seperti
proteinuria, atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan. Jika tidak ada tanda
kerusakan ginjal, diagnosis penyakit ginjal kronis ditegakkan jika nilai laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 (Suwitra, 2006; Sasulit, 2009).
Penyakit ginjal kronis biasanya disertai berbagai komplikasi seperti
penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran nafas, penyakit saluran cerna, kelainan
di tulang dan otot serta anemia (Sasulit, 2009).
KDOQ1 membuat stadium Penyakit Ginjal Kronis dalam 5 tahap
berdasarkan tingkat penurunan fungsi ginjal yang dinilai dengan laju filtrasi
glomerular (LFG) (Suwitra, 2006). Untuk menghitung LFG, cara umum
digunakan adalah dengan menggunakan rumus Cockroft-Gault, yaitu: (Suwitra,
2006; Sasulit, 2009).

(140-umur) X BB (kg)
LFG (ml/min/1,73m2) = ---------------------------------- *
72 X Kreatinin Plasma

*) pada perempuan dikalikan 0,85

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1. Klasifikasi penyakit ginjal kronis (Suwitra, 2006) :
Stadium Penjelasan LFG
(ml/min/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau meningkat ≥ 90

2 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG yang ringan 60 - 89

3 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG yang sedang 30 - 59

4 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG yang berat 15 - 29

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

Penatalaksanaan PGK amat beragam, yaitu terapi spesifik terhadap


penyakit dasarnya, pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid,
memperlambat perburukan (progression) fungsi ginjal, pencegahan dan terapi
terhadap penyakit kardiovaskular, pencegahan dan terapi terhadap komplikasi,
dan terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Terapi
pengganti ginjal dilakukan pada PGK stadium 5 atau gagal ginjal tahap akhir,
yaitu pada LFG < 15 ml/min/1,73m2. Terapi pengganti tersebut dapat berupa
hemodialisis, peritoneal dialisis maupun transplantasi ginjal, di mana hemodialisis
merupakan pilihan yang paling umum dijumpai di Indonesia (Clarckson, 2005;
Purwanto, 2007).

2.3.1 Efek penyakit ginjal kronis terhadap pernafasan


Paru juga mendapat pengaruh buruk dari gagal ginjal, pasien-pasien gagal
ginjal dalam berbagai tahap (akut, kronik, tahap akhir) memiliki resiko untuk
mengalami komplikasi paru yang signifikan secara klinis, yang paling sering
edema pulmonum, fibrosis paru, kalsifikasi paru, hipertensi pulmonal,
hemosiderosis, fibrosis paru. Pasien-pasien ini juga bisa mengalami berbagai
tingkatan disfungsi paru yang mungkin tidak signifikan secara klinis dan hanya
dapat dideteksi dengan serangkaian evaluasi non invasif yang dikenal sebagai tes
faal paru. Disfungsi paru mungkin disebabkan langsung oleh toksin uremik yang
bersirkulasi dalam peredaran darah atau mungkin disebabkan secara tidak

Universitas Sumatera Utara


langsung oleh volume overload, anemia, penekanan imunitas, kalsifikasi ekstra
tulang, malnutrisi, gangguan elektrolit, atau ketidakseimbangan asam-basa
(Karacan, 2009).
Tes faal paru yang dilakukan pada pasien-pasien penyakit ginjal kronis
dapat menunjukkan adanya gangguan yang amat bervariasi, mulai dari fungsi paru
yang normal sampai dengan adanya gambaran penurunan minimal dari parameter
fungsi jalan nafas kecil bahkan sampai gangguan yang menyebabkan penurunan
volume paru dalam derajat yang berat, sebagaimana pada kasus edema paru
(Karacan, 2009).
Sejumlah komplikasi yang berhubungan dengan sistem pernafasan terjadi
pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (Tabel 2.2). Beberapa diantaranya
berhubungan dengan perubahan pada status volume, tekanan onkotik plasma,
metabolisme tulang dan mineral, adanya gagal jantung, serta perubahan faal
imunitas pada pasien-pasien tersebut, meskipun pada beberapa kejadian lain
belum dapat diketahui mekanisme yang benar-benar tepat (Pierson, 2006).

Tabel. 2.2. Komplikasi penyakit ginjal kronis pada sistem pernafasan. (Pierson,
2006)

Edema paru merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penyakit


ginjal akut dan kronik. Patogenesa terjadinya masih kontroversial. Pada penderita
PGK terjadi hipoalbuminemia sehingga terjadi penurunan tekanan onkotik plasma
yang menyebabkan keluarnya cairan dari pembuluh kapiler paru. Adanya
penemuan bahwa terjadi peningkatan kadar protein pada cairan edema

Universitas Sumatera Utara


menunjukkan bahwa permeabilitas pembuluh kapiler paru juga mengalami
perubahan. Kongestif paru pada penderita PGK memperlihatkan gambaran
restriktif dan penurunan aliran udara pada tes fungsi paru (Hassan, 2005; Pierson,
2006).
Penyakit pleura sering dijumpai pada penderita PGK, sekitar 20-40% hasil
autopsi paru dengan kondisi ini. Yang paling sering adalah efusi pleura, terdapat
sekitar 3% dari seluruh penderita PGK. Cairan efusi biasanya bersifat eksudat dan
bisa hemoragik. Fibrinous pleuritis biasanya bersifat asimptomatik, biasanya
gejalanya sesak napas, demam dan nyeri dada pleuritik (Pierson, 2006).
Kalsifikasi metastatik merupakan komplikasi PGK dapat dijumpai pada
organ-organ viseral dan jaringan lunak. Ketika hal ini terjadi di paru biasanya
bersifat asimptomatik, gambaran pada foto toraks tidak jelas (Pierson, 2006).
.

2.2.2 Efek penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis terhadap pernafasan


Sama seperti semua sistem organ lainnya, paru juga mendapat pengaruh
buruk dari gagal ginjal yang mernjalani HD. Sebagian besar pasien PGK yang
menjalani HD ditemukan kejadian hipoksemia ketika terhubung dengan mesin
dialisa. Beberapa fenomena yang diduga berperan terhadap kejadian hipoksemia
ini adalah perubahan dari kurva disosiasi oksihemoglobin yang disebabkan oleh
peningkatan pH selama dialisis, penekanan terhadap pusat pernafasan, gangguan
difusi oksigen, leukostasis pada pembuluh darah paru yang menyebabkan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, serta hipoventilasi alveolar yang disebabkan
oleh CO2 yang berdifusi ke dialisat (Pierson, 2006). Terganggunya fungsi paru
pada pasien-pasien hemodialisis dapat disebabkan oleh adanya suatu penyakit
paru yang mendasari, meskipun demikian pengaruh uremia dan efek dari
pengobatan dengan dialisis belum sepenuhnya dimengerti (Pierson, 2006).
Hemodialisis pada pasien PGK dapat mengurangi status uremia,
mengeluarkan cairan tubuh yang berlebih dan menjaga keseimbangan asam basa
dan elektrolit. Hemodialisis dapat mengurangi edema paru dan obstruksi di
saluran napas kecil dan menyebabkan peningkatan ventilasi paru. Salah satu hasil
HD adalah fungsi pernafasan yang lebih baik (Matavulja, 2004).

Universitas Sumatera Utara


Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui dampak HD pada fungsi
paru pasien PGK. Pada studi Alves dkk, 61 pasien HD dijumpai peningkatan
FEV1 dan FVC setelah dialisis berkorelasi dengan penurunan berat badan pasien
(Alves, 1989). Navari dkk menemukan pada studi 50 pasien PGK dengan HD
dibandingkan 2 jenis dialisat (bikarbonat dibandingkan asetat) menemukan bahwa
dialisis dengan dialisat bikarbonat menyebabkan perbaikan yang signifikan pada
fungsi paru pada laki-laki (Navari, 2008). Studi yang dilakukan Kovelis
mendapatkan dari 17 pasien penyakit ginjal kronis, 9 orang dengan spirometri
normal, 8 restriktif ringan sebelum hemodialisis, setelah hemodialisis 2 dari 8
pasien tersebut mencapai spirometri normal (Kovelis, 2008). Lang dkk
melaporkan 14 pasien hemodialisis yang stabil secara klinis tanpa penyakit paru
akut, dijumpai penyakit paru restriktif dijumpai pada 8 dari 14 kasus dan penyakit
paru obstruktif dijumpai pada 1 orang pasien (Lang, 2006). Herero dkk
menyatakan bahwa 75% pasien dengan hemodialisis jangka panjang menunjukkan
kelainan restriktif pada spirometri (Herero, 2002).

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konseptual

Penyakit Ginjal
Kronis dengan Spirometri
HD Reguler

Fungsi paru menurun Fungsi paru meningkat


o/k -volume overload↑ o/k -volume overload↓
-toksin uremik ↑ -toksin uremik ↓
Hemodialisis
-ketidakseimbangan -ketidakseimbangan
asam basa dan asam basa dan
elektrolit ↑ elektrolit ↓

3.2. Definisi Operasional


A. Usia : berdasarkan yang tertera pada rekam medis
dengan satuan tahun
B. Jenis Kelamin : berdasarkan yang tertera pada rekam medis
dengan hasil pria atau wanita
C. PGK-Hemodialisis regular : berdasarkan data dari rekam medis yang
menyatakan diagnosis PGK dan telah
menjalani HD
D. Hemodialisis : terapi pengganti ginjal buatan yang
dilakukan dengan mengalirkan darah ke
dalam suatu tabung ginjal buatan (dialiser)
yang terdiri dari dua kompartemen terpisah
dimana terjadi perpindahan zat terlarut
antara darah dengan cairan dialisat.
E. Durasi Hemodialisis : lama menjalani hemodialisis regular hingga
waktu menjalani pemeriksaan spirometri
dinyatakan dalam satuan bulan.

Universitas Sumatera Utara


F. Riwayat merokok : dikatakan memiliki riwayat merokok jika
telah merokok > 5 pack-year (minimal
1 bungkus rokok/ hari selama sekurang-
kurangnya 5 tahun berturut-turut).
G. Spirometri : pengukuran spirometri dilakukan dengan
menggunakan mesin spirometri Spiro
Analyzer ST-75, Fukuda Sangyo tahun
2013.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian


Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang (cross sectional
study) yang bersifat analisis deskriptif (descriptive analysis).

4.2. Waktu dan tempat penelitian


Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2013 s/d Apri 2013 di
Instalasi HD RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi
Medan dengan persetujuan Komisi Etik Penelitian FK USU.
Pengambilan sampel darah dan analisis biokimiawi dilakukan ditempat
penelitian. Kemudian pasien dilakukan spirometri.

4.3. Subjek Penelitian


Pasien PGK stadium 5-D regular di unit HD RSUP H. Adam Malik
dan RSUD Dr Pirngadi Medan.

4.4. Kriteria Inklusi


1. Usia di atas 18 tahun
2. Subjek yang menderita PGK yang telah menjalani hemodialisis
secara regular sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 3 bulan.
3. Penderita mampu melakukan pemeriksaan spirometri (Index
Karnovsky > 70).
4. Subjek menerim informasi serta memberikan persetujuan ikut serta
dalam penelitian secara sukarela dan tertulis (informed consent).

4.5. Kriteria Eksklusi


1. Penderita dengan riwayat penyakit paru kronik sebelumnya.
2. Menderita penyakit katup jantung dan panyakit jantung kongenital.
3. Deformitas toraks, kyphoscoliosis.
4. Infeksi akut saluran pernafasan.
5. Riwayat operasi jantung atau paru.

Universitas Sumatera Utara


4.6.Besar Sampel

Studi ini menggunakan sampel tunggal untuk uji hipotesis proporsi suatu
populasi.

Dan perkiraan besar sampel :

{ Z1-α/2 √ P0 (1-P0) + Z1-ß √ Pa (1-Pa) }2


n = --------------------------------------------------------------------
( Pa - P0 )2

Dimana :
Z1-α/2 = Nilai baku normal dari table z dengan α = 0,05 = 1,96
Z1-ß = Nilai baku normal dari table z dengan ß = 20% = 0,84
P0 = Proporsi penderita penyakit ginjal kronis yang
mengalami fungsi paru tidak normal sebelum hemodialisis
= 0,50
Pa = Proporsi penderita penyakit ginjal kronis yang
mengalami fungsi paru normal sesudah hemodialisis =
0,65.

{ 1,96 √ 0,50 (1-0,50) + 0.84 √ 0.65 (1-0,65) }2


n = --------------------------------------------------------------- = 84,72 ≈ 85
( 0,65 – 0.50 )2

n = 85 sampel

4.7. Cara Penelitian


• Seluruh subjek diberikan penjelasan tentang tujuan, prosedur,
manfaat, serta resiko dalam menjalani penelitian ini, kemudian
bersedia menandatangani informed consent.
• Dilakukan pemeriksaan foto toraks, pengambilan data meliputi
nama, umur, jenis kelamin, dan data pribadi lainnya, riwayat
merokok.

Universitas Sumatera Utara


• Setengah jam sebelum hemodialisis dilakukan pengukuran TB, BB,
pemeriksaan spirometri dan anamnese gejala-gejala respirasi.
• Dilakukan hemodialisis selama 5 jam
• Kemudian setengah jam setelah hemodialisis dilakukan
pengukuran BB, pemeriksaan spirometri, anamnese gejala-gejala
respirasi dan pencatatan cairan yang ditarik.

4.8.Analisis Data
• Data yang diperoleh diolah melalui program SPSS for Window
versi 15.0
• Analisa data secara deskripsi umum, digunakan metode univariat
untuk melihat rerata, nilai minimum, maksimum dan standar
deviasi.
• Analisa data untuk perbandingan fungsi paru sebelum dan sesudah
hemodialisa digunakan uji t berpasangan untuk data yang
berdistribusi normal, sedangkan untuk data distribusi tidak normal
digunakan uji wilcoxon
• Untuk melihat hubungan fungsi paru terhadap variabel lain
digunakan korelasi pearson untuk data yang berdistribusi normal,
sedangkan untuk data distribusi tidak normal digunakan korelasi
spearman.
• Untuk semua uji statistik p < 0,05 dianggap bermakna dalam
statistik.

4.9. Ethical Clearence dan informed consent


Ethical clearence (izin untuk melakukan penelitian) diperoleh dari
Komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang ditanda tangani oleh Prof. Dr. Sutomo Kasiman,
Sp.PD, Sp.JP (K) pada tanggal 27 Agustus 2012 dengan nomor
245/KOMET/FK USU/2012.

Universitas Sumatera Utara


Informed consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang
bersedia untuk ikut dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan
mengenai maksud dan tujuan penelitian ini.

4.10. Kerangka Operasional

Penderita Penyakit Ginjal


Kronis dengan hemodialisis
reguler

Foto thorax

KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI

Pemeriksaan Spirometri
Sebelum&sesudah hemodialiasis
@ 5 jam

Normal Restriksi Obstruksi Campuran

Universitas Sumatera Utara


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian


Penelitian dilakukan di Instalasi Hemodialisis RSUP H. Adam Malik
dan RSU Dr. Pirngadi, Medan. Pengambilan sampel dan data telah
dilakukan selama 2 bulan ( Maret 2013 - April 2013). Dari setiap sampel
yang telah memberikan persetujuan, dilakukan pemeriksaan foto toraks,
diambil data baik melalui anamnesa maupun melalui rekam medis untuk
melihat etiologi PGK, riwayat merokok, durasi dan frekuensi hemodialisis.
Kemudian dilakukan pemeriksaan darah rutin, dan fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin. Pada sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
dilakukan pemeriksaan spirometri dengan menggunakan alat yang sama dan
pemeriksa yang independen sebelum dan sesudah menjalani 1 sesi
hemodialisis sehingga diperoleh 90 subjek penelitian. Pemeriksaan
spirometri dilakukan menggunakan Spiro Analyzer ST-75, Fukuda Sangyo
tahun 2013.
Dari 90 orang sampel, 55 orang adalah pria (61,1%) dan 35 orang
wanita (38,9%) dengan rerata usia 50,18 ± 12,51 tahun (rentang 20-76
tahun), durasi HD 21,27 ± 17,87 bulan (rentang 6-80 bulan), Hb 9,48 ± 1,21
mg/dl (rentang 7,2-12,1 mg/dl), ureum 110,17 ± 38,40 mg/dl (rentang 48-
211 mg/dl), kreatinin 11,50 ± 3,39 mg/dl (rentang 4,7-19,0 mg/dl). Etiologi
PGK tersering adalah diabetik nefropati yaitu 27 orang (30%), riwayat
merokok 21 orang (23,3%) (Tabel 5.1).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.1. Data karakteristik dasar subjek

Variabel Hasil

Usia (mean±SD, tahun) 50,18 ± 12,51

Jenis Kelamin (%)


• Pria 55 (61,1)
• Wanita 35 (38,9)

Etiologi PGK (%)


• GNK 25 (27,8)
• DN 27 (30)
• HN 25 (27,8)
• PNK 5 (5,6)
• PGOI 8 (8,9)

Riwayat Merokok (%) 21 (23,3)

Durasi HD (mean±SD, bln) 21,27 ± 17,87

Hb (mean±SD, mg/dl) 9,48 ± 1,21

Ureum (mean±SD, mg/dl) 110,17 ± 38,40

Kreatinin (mean±SD, mg/dl) 11,50 ± 3,39

Ket : GNK : glomerulonefritis kronik, DN : diabetik nefropati, HN : hipertensi


nefropati, PNK : pielonefritis kronik, PGOI : penyakit ginjal obstruktif infektif.

Pada pemeriksaan spirometri didapatkan perbaikan fungsi paru setelah


hemodialisis dimana dijumpai perbedaan FEV1, FVC, dan FEV1/FVC yang
bermakna secara statistik sebelum dan sesudah hemodialisis pada semua subjek
baik pada wanita maupun pria (p<0,01). Pada seluruh subjek juga menunjukkan
penurunan berat badan setelah hemodialisis dengan dijumpai perbedaan berat
badan yang bermakna secara statistik sebelum dan sesudah hemodialisis. (Tabel
5.2).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2. Spirometri sebelum dan setelah hemodialisis

Semua subjek Sebelum HD Sesudah HD Nilai p


FEV1b) 84,46±12,31 89,94±14,62 <0,01*
FVCa) 75,91±15,16 79,60±16,81 <0,01*
FEV1/FVCb) 1,13±0,14 1,14±0,12 <0,01*
Berat badana) 60,20±11,46 58,20±11,22 <0,01*

Pria
FEV1a) 86,64±8,22 92,07±11,59 <0,01*
FVCa) 77,87±12,59 81,87±14,93 <0,01*
FEV1/FVCb) 1,13±0,14 1,14±0,12 <0,01*
Berat badana) 62,67±11,56 60,71±11,21 <0,01*

Wanita
FEV1b) 81,03±16,41 86,60±18,08 <0,01*
FVCa) 72,83±18,27 76,03±19,09 <0,01*
FEV1/FVCa) 1,13±0,13 1,15±0,12 <0,01*
Berat badana) 56,31±10,30 54,26±10,19 <0,01*

Ket : a):Uji T berpasangan ,b):Uji Wilcoxon, * signifikan (p<0,05).

Sebelum hemodialisis pada semua subjek didapatkan nilai spirometri


normal 46 orang (51,1%), restriksi ringan 30 orang (33,3%), restriksi sedang 3
orang (3,3%), restriksi berat 1 orang (1,1%), campuran restriksi ringan dan
obstruksi ringan 3 orang (3,3%), campuran restriksi sedang dan obstruksi sedang
1 orang (1,1%), campuran restriksi berat dan obstruksi sedang 2 orang (2,2%),
campuran restriksi berat dan obstruksi berat 4 orang (4,4%). Setelah hemodialisis
terdapat 8 pasien dengan hasil restriksi ringan menjadi normal, 2 pasien dengan
hasil restriksi sedang menjadi restriksi ringan, 1 pasien dengan hasil restriksi
berat menjadi restriksi sedang, 1 pasien dengan campuran restriksi ringan dan
obstruksi ringan menjadi restriksi ringan, 1 pasien dengan campuran restriksi
berat dan obstruksi sedang menjadi campuran restriksi sedang dan obstruksi
sedang. (Gambar 5.1).

Universitas Sumatera Utara


60

50

40

Jumlah
30
Pre HD
20 Post HD
10

Gambar 5.1. Gambaran spirometri pada semua subjek

Sebelum hemodialisis pada subjek pria didapatkan nilai spirometri normal


29 orang (52,7%), restriksi ringan 20 orang (36,4%), restriksi sedang 2 orang
(3,6%), restriksi berat 1 orang (1,8%), campuran restriksi ringan dan obstruksi
ringan 1 orang (1,8%), campuran restriksi sedang dan obstruksi sedang 1 orang
(1,8%), campuran restriksi berat dan obstruksi sedang 1 orang (1,8%). Setelah
hemodialisis terdapat 7 pasien dengan hasil restriksi ringan menjadi normal, 1
pasien dengan hasil restriksi sedang menjadi restriksi ringan, 1 pasien dengan
hasil restriksi berat menjadi restriksi sedang, 1 pasien dengan campuran restriksi
berat dan obstruksi sedang menjadi campuran restriksi sedang dan obstruksi
sedang. (Gambar 5.2).

40
35
30
25
Jumlah

20
Pre HD
15
Post HD
10
5
0

Gambar 5.2. Gambaran spirometri pada subjek pria

Universitas Sumatera Utara


Sebelum hemodialisis pada subjek wanita didapatkan nilai spirometri
normal 17 orang (48,6%), restriksi ringan 10 orang (28,6%), restriksi sedang 1
(2,9%), campuran restriksi ringan dan obstruksi ringan 2 orang (5,7%), campuran
restriksi berat dan obstruksi sedang 1 orang (2,9%), campuran restriksi berat dan
obstruksi berat 4 orang (11,4%). Setelah hemodialisis terdapat 1 pasien dengan
hasil restriksi ringan menjadi normal, 1 pasien dengan hasil restriksi sedang
menjadi restriksi ringan, 1 pasien dengan campuran restriksi ringan dan obstruksi
ringan menjadi restriksi ringan. (Gambar 5.3).

18

16

14

12

10
Jumlah

Pre HD

8 Post HD

0
Normal R. Ringan R. Sedang R. Berat Campuran

Gambar 5.3. Gambaran spirometri pada subjek wanita

Setelah dilakukan uji korelasi spearman diperoleh hubungan (r = 0,289)


signifikan antara penurunan berat badan terhadap perubahan FVC dengan
p = 0,006. (Gambar 5.4). Hasil laboratorium seperti Hb, ureum dan kreatinin tidak
dijumpai hubungan yang signifikan dengan parameter spirometri sebelum dan
setelah hemodialisis.

Universitas Sumatera Utara


50.00

40.00

30.00
Perubahan fvc

20.00

10.00

0.00

-10.00

0 1 2 3 4
Perubahan bb

Gambar 5.4. Gambar korelasi antara perubahan BB dan


perubahan FVC.

5.2 Pembahasan
Paru juga mendapat pengaruh buruk dari gagal ginjal, pasien-pasien gagal
ginjal dalam berbagai tahap (akut, kronik, tahap akhir) memiliki risiko untuk
mengalami komplikasi paru yang signifikan secara klinis, yang paling sering
edema pulmonum, fibrosis paru, kalsifikasi paru, hipertensi pulmonal,
hemosiderosis, fibrosis paru. Pasien-pasien ini juga bisa mengalami berbagai
tingkatan disfungsi paru yang mungkin tidak signifikan secara klinis dan hanya
dapat dideteksi dengan serangkaian evaluasi non invasif yang dikenal sebagai tes
faal paru. Disfungsi paru mungkin disebabkan langsung oleh toksin uremik yang
bersirkulasi dalam peredaran darah atau mungkin disebabkan secara tidak
langsung oleh volume overload, anemia, penekanan imunitas, kalsifikasi ekstra
tulang, malnutrisi, gangguan elektrolit, atau ketidakseimbangan asam-basa
(Karacan, 2009).

Universitas Sumatera Utara


Dari studi yang kami lakukan terhadap 90 pasien PGK yang menjalani
hemodialisis reguler didapati bahwa hemodialisis pada pasien-pasien tersebut
menyebabkan peningkatan pada semua parameter spirometri baik pada pria dan
wanita dimana setelah hemodialisis dijumpai perbedaan FEV1, FVC, dan
FEV1/FVC yang bermakna secara statistik sebelum dan sesudah hemodialisis
(p<0.01). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Navari dkk (2008),
secara keseluruhan fungsi paru mengalami perbaikan setelah hemodialisis pada
sebagian besar parameter spirometri dimana perbaikan signifikan dijumpai pada
pria daripada wanita. Penelitian Kovelis dkk (2008), menunjukkan peningkatan
pada sebagian besar parameter spirometri setelah hemodialisis dan dijumpai
perbedaan FVC yang bermakna secara statistik sebelum dan sesudah
hemodialisis.
Pada studi ini seluruh subjek menunjukkan penurunan berat badan setelah
hemodialisis dengan dijumpai perbedaan berat badan yang bermakna secara
statistik sebelum dan sesudah hemodialisis. Hal ini sesuai dengan penelitian
Kovelis dkk dimana dijumpai penurunan berat badan yang bermakna setelah
hemodialisis (p<0.01). Pasien PGK pada hemodialisis dijumpai fluktuasi berat
badan karena overload cairan tubuh pada periode interdialitik. Hal ini, bersama
dengan potensi kenaikan permeabilitas kapiler paru, dapat mengakibatkan edema
paru dan efusi pleura, kelainan yang bisa menjelaskan setidaknya sebagian
penurunan fungsi paru.
Pada studi ini kelainan spirometri pada semua subjek yang didapatkan
adalah nilai spirometri normal 46 orang (51,1%), restriksi ringan 30 orang
(33.3%), restriksi sedang 3 (3.3%), restriksi berat 1 (1.1%), campuran restriksi
ringan dan obstruksi ringan 3 orang (3.3%), campuran restriksi sedang dan
obstruksi sedang 1 orang (1.1%), campuran restriksi berat dan obstruksi sedang 2
orang (2.2%), campuran restriksi berat dan obstruksi berat 4 orang (4.4%). Setelah
hemodialisis terdapat 8 pasien dengan hasil restriksi ringan menjadi normal, 2
pasien dengan hasil restriksi sedang menjadi restriksi ringan, 1 pasien dengan
hasil restriksi berat menjadi restriksi sedang, 1 pasien dengan campuran restriksi
ringan dan obstruksi ringan menjadi restriksi ringan, 1 pasien dengan campuran
restriksi berat dan obstruksi sedang menjadi campuran restriksi sedang dan

Universitas Sumatera Utara


obstruksi sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kovelis
mendapatkan dari 17 pasien PGK, 9 orang dengan spirometri normal, 8 restriksi
ringan sebelum hemodialisis, setelah hemodialisis 2 dari 8 pasien tersebut
mencapai spirometri normal (Kovelis, 2008). Lang dkk melaporkan 14 pasien
hemodialisis yang stabil secara klinis tanpa penyakit paru akut, dijumpai penyakit
paru restriktif dijumpai pada 8 dari 14 kasus dan penyakit paru obstruktif dijumpai
pada 1 orang pasien (Lang, 2006). Herero dkk menyatakan bahwa 75% pasien
dengan hemodialisis jangka panjang menunjukkan kelainan restriktif pada
spirometri (Herero, 2002). Sedangkan Schannwell dkk menyatakan bahwa
peranan uji faal paru dilakukan untuk menyingkirkan kelainan pada parenkim atau
penyakit paru obstruktif.
Pada studi ini pasien-pasien secara keseluruhan menunjukkan penurunan
berat badan dan perbaikan FVC setelah hemodialisis sehingga diperoleh hubungan
signifikan antara penurunan berat badan terhadap perubahan FVC. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Alves dkk bahwa perbaikan parameter
spirometri setelah hemodialisis berhubungan dengan penurunan berat badan
setelah hemodialisis (p=0.003) (Navari, 2008). Studi kovelis dkk (2008), dijumpai
variasi dalam FVC cenderung berkorelasi dengan fluktuasi berat badan. Perlu
dicatat bahwa variasi dalam fungsi pernafasan ditemukan dalam penelitian ini
dikaitkan dengan penurunan berat badan selama hemodialisis, walaupun efek
hemodialisis pada bersihan toksin uremik, normalisasi serum elektrolit dan
kontrol asidosis metabolik belum dapat disingkirkan sebagai penyebabnya
(Kovelis, 2008).
Pada saat HD dilakukan ultrafiltrasi untuk menarik cairan yang berlebihan
di darah, besarnya ultrafiltrasi yang dilakukan tergantung dari penambahan berat
badan antara waktu HD dan target berat badan kering penderita. Berat badan
kering adalah berat badan dimana penderita merasa nyaman, tidak ada sesak dan
tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan. Guideline K/DOQI 2006 menyatakan
bahwa kenaikan berat badan interdialitik sebaiknya tidak melebihi dari 4,8% berat
badan kering (K/DOQI, 2006). Bila pada saat HD ultrafiltrasi dilakukan
berlebihan akan menimbulkan banyak masalah baik gangguan hemodinamik
maupun gangguan kardiovaskular (Nissenson and Fine, 2008).

Universitas Sumatera Utara


5.3 Keterbatasan Penelitian
Kelemahan penelitian ini adalah tidak dilakukan penilaian terhadap
penyebab kelainan hasil spirometri. Jumlah sampel pada studi ini relatif kecil oleh
sebab itu diperlukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar
dan multicenter.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini didapatkan bahwa hemodialisis menyebabkan perbaikan
fungsi paru pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis reguler.
6.2 Saran
- Diperlukan pemeriksaan spirometri pada pasien PGK yang menjalani
hemodialisis reguler untuk mendeteksi dini ada tidaknya kelainan paru.
- Perlunya perhatian yang lebih besar terhadap kelainan yang terdapat pada uji
faal paru pasien PGK yang menjalani hemodialisis baik dalam hal edukasi,
diagnostik dan penatalaksanaannya.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Alves, J., Hespanhol, V., Fernandes, J., Marques, E.J. 1989. Spirometric
alterations caused by hemodialysis. Their relation to changes in the
parameters commonly used to measure hemodialysis efficiency. Acta
Med Port. 2(4-5):195-8.
Anna. 2012. Spirometri. Dalam : Dahlah, Z., Amin, Z. dan Yuswono, S.A.
eds. Kompendium Tatalaksana Penyakit Respirasi & Kritis Paru.
Bandung : PERPARI (Perhimpunan Respirologi Indonesia). 709-14.
Clarkson, M.R. and Brenner, B.M. 2005. Hemodialysis. In : Clarkson,
M.R. and Brenner, B.M. eds. Pocket Companion to Brenner &
Rector’s : The Kidney. 7th edition. Boston: Elsevier Saunders. 639-
67.
Fischbach, F. 2003. Pulmonary Function, Arterial Blood Gasses and
Electrolyte Studies. In : Fischbach, F., Adirant, M., Navajas, C. et al.
eds. A Manual of Laboratory and Diagnostic Tests, 7th edition.
Wisconsin: Lippincot William & Wilkins. 211-35.
Gibson, G.J. 2003. Respiratory Functional Tests. In : Warrel, D., Johnson,
D., Plagerina, O. et al. eds. Oxford textbook of medicine, 3rd edition.
Cambridge: Oxford Press. 376-407.
Gildea, T.R. 2009. “Pulmonary Function Testing”. Cleveland Clinic,
<http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanage
ment/pulmonary/pulmonary-function-testing> (21 Oct. 2009).
Gomella, A. and Haist, A. 2007. Respiratory Care. In : Gomella, A. and
Haist, A. eds. The Scut Monkey Clinician’s Pocket Reference, 11th
edition. New York: McGrawHill. 377-9.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) (Update
2010). Global Strategy for the Diagnosis, Management, and
Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Hassan, I.S.A. and Ghalib, M.B. 2005. Lung Disease in Relation to
Kidney Disease. Saudi J Kidney Dis Transplant, 16(3): 282-8.

Universitas Sumatera Utara


Hekmat, R., Boskabady, M.H., Khajavi, A. et al. 2007. The Effect of
Hemodialysis on Pulmonary Function Test and Respiratory
Symptoms in Patients With Chronic Renal Failure. Pak J Med Sci,
23(6): 862-6.
Herero, J.A., Alvarez-Sala JL, Coronel, F., et al 2002. Pulmonary
Diffusing Capacity in Chronic Dialysis Patients. Respir Med, 96(7):
487-92.
Hyatt, R., Scanlon, D., and Nakamura, M. 2003. Spirometry : Dynamic
Lung Volume. In : Hyatt, R., Scanlon, D., and Nakamura, M. eds.
Interpretation of Pulmonary Functional Tests : A Practical Guide,
2nd edition. Minnesota : Lippincot William & Wilkins. 6-25.
Karacan, O., and Tutal, E. 2009. The Lung and Kidney. In: Critical Care
Nephrology, 185(12): 1005-7.
K/DOQI: Clinical Practice Guidelines on Hypertension and
AntiHypertensive Agent in Chronic Kidney Disease. In Guideline 2
In: Evaluation of Patient with CKD or Hypertension. CKD 2006: 1-
18.
Kovelis, D., Pitta, F., Probst, V.S. et al. 2008. Pulmonary Function and
Respiratory Muscle Strength in Chronic Renal Failure Patients on
Hemodialysis. J Bras Pneumol, 34(11): 907-12.
Lang, S.M., Becker, A., Fisher, R. et al. 2006. Acute Effects of
Hemodialysis on Lung Function in Patients with End Stage Renal
Disease. The Middle European Journal of Medicine, 118(3-4): 108-
13.
Matavulj, A., Kovacevic, P., Veljkovi, S. et al. 2004. Hemodialysis Effect
on Respiratory Function. ACTA FAC MED NAISS, 21(3): 119-126.
McCathy, C. and Dweik, A.R. 2009.” Pulmonary Function Testing”.
<http://emedicine.medscape.com/article/303239-overview> (20 Oct.
2009).
Miller, M., Hankinson, M., Brusasco, V. et al. 2005. Standarisation of
Spirometry. Eur Respir J, 26: 153-61.

Universitas Sumatera Utara


Navari, K,, Farshidi, H., Nafar, M, et al. 2008. Spirometry Parameters in
Patients Undergoing Hemodialysis with Bicarbonate and Acetate
Dialysate. Iranian Journal Kidney Diseases, 2; 149-35.
Nissenson, A.R., and Fine, R.N. 2008. Handbook of Dialysis Therapy. 4th
ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Purwanto, M.B. 2007. Hemodialisis. Dalam : Syam, A.F. ed. Kumpulan
Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional V PB PAPDI. Surakarta. 53- 62.
Pierson, D.J. 2006. Respiratory Consideration in the Patients With Renal
Failure. Respiratory Care, 51(4): 413-22.
Sasulit, E. 2009. Diagnosa Dini Penyakit Ginjal Kronik .Dalam : Makalah
Lengkap The 9th Jakarta Nephrology & Hypertension Course and
Symposium on Hypertension. Jakarta : PERNEFRI. 9-13
Shifren, A. 2006. Pulmonary Functional Tests. In : Shifren, A., Lin, T.,
and Goodenberger, D.eds. The Washington Pulmonary Medicine
Subspecialty Consult, 1st edition. Washington: Lippincot William &
Wilkins. 7-15.
Suwitra, K. 2006. Penyakit Ginjal Kronik. Dalam : Sudoyo, A.W.,
Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S.eds. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK UI. 581-4.
Winn, R., Chan, E., McKinley, S. et al. 2005. Laboratory Evaluation. In :
Hanley, M. and Welsh, C.eds. Current Diagnosis and Treatment in
Pulmonary Medicine, 1st edition. New York : McGrawHill. 39-56.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 1

LEMBAR PERSETUJUAN KOMITE ETIK PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamualaikum wr.wb,
Salam sejahtera bagi Bapak/Ibu,
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk
membaca dan mengisi surat persetujuan ini, sebelumnya, perkenankan saya
memperkenalkan diri. Nama saya dr. Aini Pertiwi, Peserta Program Pendidikan
Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara (FK-USU). Saya sedang melakukan pengumpulan data penelitian
tugas akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di FK-USU.
Adapun judul penelitian saya adalah “Dampak Hemodialisis terhadap Fungsi Paru
Sebelum dan Sesudah Hemodialisis pada Penderita Penyakit Ginjal Kronis
dengan Hemodialisis Reguler.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
hemodialisis (cuci darah) reguler terhadap fungsi paru pada penderita penyakit
ginjal kronis. Sekitar 60% penderita penyakit ginjal kronis dengan dialisis
mengalami komplikasi paru dimana sebagian besar komplikasi yang terjadi
bersifat asimptomatik (tanpa gejala).
Penelitian ini dilakukan dengan m e n g u k u r k e k u a t a n , k e c e p a t a n
d a n v o l u m e u d a r a di paru-paru selama pernafasan yang dipaksakan dengan
alat spirometri. S ehingga dapat memberikan informasi pengukuran fisiologis
yang dapat mengidentifikasi kelainan obstruksi (sumbatan) atau restriksi
(pengembangan) sistem pernafasan Bapak/Ibu. Sebelum dilakukan pemeriksaan
dengan alat spirometri, dilakukan tanya jawab mengenai usia, jenis kelamin, dan
gejala-gejala respirasi (pernafasan), pengukuran tinggi badan dan berat badan.
Kemudian dalam posisi berdiri Bapak/Ibu diminta bernafas secara normal 3 kali
(mouthpiece sudah terpasang di mulut dengan posisi bibir rapat pada mouthpiece
dan hidung ditutup dengan penjepit hidung) kemudian menarik nafas dalam-dalam
dan nafas dihembuskan secara maksimal melalui mouthpiece. Manfaat
pengukuran ini adalah untuk mengetahui gambaran fungsi paru dan sebagai

Universitas Sumatera Utara


deteksi dini komplikasi paru pada penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis
regular.
Perlu saya ingatkan, keikutsertaan Bapak/Ibu adalah suka rela dan tidak
dikenakan biaya. Semua data yang terkumpul saya jamin kerahasiaannya. Bila
keterangan yang saya berikan masih belum jelas, Bapak/Ibu dapat langsung
bertanya kepada saya :

Nama : dr. Aini Pertiwi


Alamat : Jl. Halat No. 62. Medan 20217
Telepon : 085296742984

Peneliti,

(dr.Aini Pertiwi)

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 3

SURAT PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :...........................................................................................
Alamat :...........................................................................................
Umur :........................ Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan.
No Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang kebaikan dan keburukan
prosedur penelitian ini , maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya
menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tentang ” Dampak Hemodialisis
terhadap Fungsi Paru sebelum dan sesudah Hemodialisis pada Penderita Penyakit
Ginjal Kronis dengan Hemodialisis Reguler”.Apabila sewaktu-waktu saya
mengundurkan diri dari penelitian ini, kepada saya tidak dituntut apapun.
Demikianlah surat persetujuan ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan, ...........................2013

Pasien Peneliti

( dr. Aini Pertiwi )


(.................................)

Saksi

(...............................)

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 4

LEMBAR KERJA PROFIL PESERTA PENELITIAN

Tanggal :
MR :
No. Peserta :

I. Anamnese Pribadi
Nama :
Umur : tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan.
Alamat :
No Telp/Hp :

II. Anamnese Penyakit


Etiologi PGK :
Durasi HD :
Frekuensi HD :

III. Pemeriksaan
a Anamnesis :
b BB kering : kg BB sebelum HD:
c Laboratorium
-Hemoglobin :
-Ureum :
-Kreatinin :
d Foto Toraks :
e Spirometri :

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI
Nama : dr. Aini Pertiwi
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta / 12 Desember 1974
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Pekerjaan : Dokter RSU Sultan Sulaiman

NIP : 197412122009032006
Pangkat/ Gol. : Penata Muda/ III C
Suami : -
Anak : -
Alamat Pekerjaan : Fakultas Kedokteran USU
Jl. dr. Mansyur no. 5 Medan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU
RSUP. H. Adam Malik Medan
Jl. Bunga Lau no.17 Medan
Alamat Rumah : Jl. Halat No.62 Medan
Telepon selular : 085296742984

II. PENDIDIKAN
1. SDN 060810 Medan (1981 – 1987) di Medan
2. SLTP Negeri 3 Medan (1987 - 1990) di Medan
3. SMU Negeri 5 Medan (1990 - 1993) di Medan
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (1994 -
2000 ) di Medan
5. PPDS Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara (2008 - sekarang) di Medan

Universitas Sumatera Utara


III. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Dokter RS Imelda Medan
2. Dokter Puskesmas Gunting Saga, Kab. Labuhan Batu
3. Dokter RSUD Langsa, Kota Langsa

IV. KEANGGOTAAN PROFESI

1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)


2. Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)

V. KURSUS PENATARAN
USG Tahap I PUSKI

VI. KARYA ILMIAH


1. Pertiwi A, Abidin A, Keliat E.N, Zubir Z. Empiema dan
Tuberkulosis Milier pada Penderita HIV : Laporan Kasus.
KONAS PERPARI XI & Temu Ilmiah Penyakit Dalam FK
UNSRI, Palembang, 2010.
2. Pertiwi A, Ginting Y, Rahimi A, Kembaren T. Drug-induced
Liver Injury (DILI) in HIV Patients Who Received
Antituberculosis Drugs : Laporan Kasus. PETRI XVII &
PERKEDWI/ PKWI XIV, Semarang, 2011.

VII. PARTISIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH


1. Peserta PIT IX 2008 Departemen Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Danau Toba
Convention Hall - Medan 17-19 April 2008.
2. Peserta Festschrift Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD-
KGH Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Tiara Convention Centre Medan,
10 Nopember 2008
3. Peserta Simposium “Update from Clinical to Application in
Internal Medicine”. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) X 2009

Universitas Sumatera Utara


Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Medan 23-25 April 2009
4. Peserta 5th NTCM Symposium “The 5th New Trend in
Cardiovascular Management: Diagnostic and Therapeutics
Challenges in Cardiovascular Diseases Management”,
Medan 8-9 Mei 2009.
5. Peserta “The 5th Symposium on Critical Care and Emergency
Medicine: New Discovery in Emergency and Critical Care
Medicine”, Tiara Convention Centre Medan, 15-16 Mei 2009
6. Peserta Symposium On Hypertension: “Dual Approach for
Singular Success”, Hotel Swissbell Medan, 27 Juni 2009
7. Peserta Workshop Achieving Ambitious Glycaemic Target in
Diabetes: “Stepwise Intensification in Insulin Treatment from
Basal to Basal Plus/Bolus”, Medan, 12 Juli 2009
8. Peserta Simposium “Early Correction Anemia in CKD: A
Comprenhensive Management Approach”, Hotel J.W.
Marriott Medan, 24 Oktober 2009
9. Peserta Scientific Weekend “Early Insulin Inisiation, How,
When and What Insulin according to Daily Practice Need”,
Grand Swiss Belhotel Medan, 21 November 2009
10. Peserta Roadshow Ilmiah PD PAPDI “Penggunaan
Testosteron pada Aging Male”, Hotel Grand Aston City Hall
Medan, 6 Maret 2010.
11. Peserta Seminar, Workshop Diabetic Complication and Case
Study , Hotel Swissbel Medan, 15 Mei 2010
12. Peserta Simposium The 1st Medan Respiratory Care Meeting
Annualy MERCY 2010, “Respiratory Evidenced and
Respiratory Competence Synergy on Clinical Practice”, Hotel
J.W. Marriott Medan, 19-21 Maret 2010
13. Peserta Simposium the 11th National Congress of PERPARI,
Chest, and Critical Care in Internal Medicine. Palembang,
04-05 Juni 2010.

Universitas Sumatera Utara


14. Pembicara Makalah Bebas Oral/Poster pada Simposium the
11th National Congress of PERPARI, Chest, and Critical
Care in Internal Medicine. Palembang, 04 Juni 2010
15. Peserta Simposium Rheumatology Update 2010, Hotel Grand
Aston City Hall Medan, 30-31 Juli 2010
16. Peserta Bakti Sosial Pemeriksaan Kesehatan Massal dalam
rangka memperingati Dasawarsa Perguruan Buddhis
Bodhicitta, Medan, 17 Oktober 2010
17. Peserta Roadshow “Medical Skill Update (MEDSKUP)
Workshop Infection-Immunology”, Hotel J.W. Marriott
Medan, 30 Oktober 2010
18. Peserta Simposium “Hyperglicemia of Patients with Diabetes
Mellitus in Clinical Practice”, Hotel Grand Aston Indonesia,
28 November 2010
19. Peserta Pelatihan Program Pengembangan Pendidikan
Keprofesian Berkelanjutan Ultrasonografi Tahap Pertama
bagi PPDS Ilmu Penyakit Dalam. Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK USU dan PUSKI. Medan, 21-24 Maret 2011
20. Peserta Seminar Penatalaksanaan Hepatitis B & C“Good
Doctor for The Great Liver”, Medan, 19 2011
21. Panitia dan peserta PIT XII 2011 Penyakit Dalam Pertemuan
Ilmiah Nasional PERPARI. Medan 28-30 April 2011
22. Peserta Simposium The 6th New Trend in Cardiovascular
Management, JW. Marriott Hotel Medan, 23-25 Juni 2011
23. Peserta Simposium National Congress PETRI XVII &
PERKEDWI/ PKWI XIV “Emerging and Re-emerging
Infectious Diseases : A Local and Global Threat”, Patra
Semarang Convention Hotel, 8-10 Juli 2011.
24. Pembicara Makalah Bebas Oral/Poster pada Simposium
National Congress PETRI XVII & PERKEDWI/ PKWI XIV
“Emerging and Re-emerging Infectious Diseases : A Local

Universitas Sumatera Utara


and Global Threat”, Patra Semarang Convention Hotel, 8-10
Juli 2011.
25. Peserta Seminar Sehari Lymphoma Update : Deteksi Dini dan
Penatalaksanaan, RSUP. H. Adam Malik Medan, 16 Juli
2011
26. Peserta Seminar “Plant Stanol Ester: A Novel Dietary
Component in Lowering Cholesterol to Improve Cardio-
Vascular Health”, Hotel J.W. Marriott Medan, 19 November
2011
27. Peserta Workshop Infection Update IV “Current Challenges
Management on Infection”. Medan, 25 Nopember 2011.
28. Peserta Simposium “The New Option of Insulin Resistance
Treatment in Type 2 Diabetes:Pathogenesis, Prevention and
Management Diabetic Vascular Complication ”, Hermes
Palace Hotel Medan, 20 November 2011
29. Peserta Simposium “Rationale Strategy in the Management
of Pancreatic B Dysfunction and Role of Oral Incretin Based
Therapy in Type 2 Diabetes Mellitus”, Hotel J.W. Marriott
Medan, 29 Januari 2012
30. Peserta Workshop “Cancer Pain Management”, Hotel Grand
Aston Medan, 10 Maret 2012
31. Peserta Simposium “Diabetes Update for Excellent”, Hotel
J.W. Marriott, Medan 17 Maret 2012
32. Peserta Simposium Medical Skill Upgrade Gastroenterology-
Hepatology ( Inflamatory Bowel Disease & Non Alcoholic
Steato Hepatitis – Workshop, Hotel Grand Aston City Hall
Medan, 24 Maret 2012
33. Peserta Simposium The New Direction in The Treatment of
Type 2 Diabetes Melitus “A New Novel DPP-4 Inhibitor For
T2DM Treatment”, Hotel J.W. Marriott Medan, 1 April 2012

Universitas Sumatera Utara


34. Peserta Roadshow Hipertensi PB PAPDI “The Next Big
Target in Hypertension: Controlling All Key BP
Parameters”, Hotel J.W. Marriott Medan, 28 April 2012
35. Peserta Workshop Terapi Insulin “Update on Diagnosis and
Management of Comment Clinical Problems”, Dies Natalis
60 Tahun Fakultas Kedokteran USU, Hotel Santika Dyandra
Convention Hall, 11 September 2012
36. Peserta Simposium Kongres Nasional XV Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI XV),
Hotel J.W. Marriott dan Hotel Grand Aston Medan, 12-15
Desember 2012
37. Peserta Simposium “The 5th Endocrinology & Diabetes
Forum of Sumatera Region (FEDS-5), Theme: The Endocrine
– Metabolic Disease : Present and Future”, Medan 20
Februari 2013
38. Peserta Mini Symposium: “Gastro Update” Recent
Management in Helicobacter pylori Infection, Irritable Bowel
Syndrome and Hepatic Encephalopathy, Hotel Aryaduta, 20
April 2013.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 6

ANALISA STATISTIK

Frequencies

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 35 38.9 38.9 38.9
Laki-laki 55 61.1 61.1 100.0
Total 90 100.0 100.0

Etiologi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GNC 25 27.8 27.8 27.8
HN 25 27.8 27.8 55.6
DN 27 30.0 30.0 85.6
PNC 5 5.6 5.6 91.1
PGOI 8 8.9 8.9 100.0
Total 90 100.0 100.0

kesan spirometri sebelum HD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid normal 46 51.1 51.1 51.1
res triks i ringan 30 33.3 33.3 84.4
res triks i sedang 3 3.3 3.3 87.8
res triks i berat 1 1.1 1.1 88.9
res triks i berat,
2 2.2 2.2 91.1
obstruksi s edang
res triks i berat,
4 4.4 4.4 95.6
obstruksi berat
res triks i sedang,
1 1.1 1.1 96.7
obstruksi s edang
res triks i ringan,
3 3.3 3.3 100.0
obstruksi ringan
Total 90 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


kesan spirometri setelah HD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid normal 54 60.0 60.0 60.0
res triks i ringan 25 27.8 27.8 87.8
res triks i sedang 2 2.2 2.2 90.0
res triks i berat,
1 1.1 1.1 91.1
obstruksi s edang
res triks i berat,
4 4.4 4.4 95.6
obstruksi berat
res triks i sedang,
2 2.2 2.2 97.8
obstruksi s edang
res triks i ringan,
2 2.2 2.2 100.0
obstruksi ringan
Total 90 100.0 100.0

Pria

ke san spirome tri sebe lum HD

Cumulative
Frequency Percent Valid P ercent Percent
Valid normal 29 52.7 52.7 52.7
res triks i ringan 20 36.4 36.4 89.1
res triks i sedang 2 3.6 3.6 92.7
res triks i berat 1 1.8 1.8 94.5
res triks i berat,
1 1.8 1.8 96.4
obstruk si s edang
res triks i sedang,
1 1.8 1.8 98.2
obstruk si s edang
res triks i ringan,
1 1.8 1.8 100.0
obstruk si ringan
Total 55 100.0 100.0

ke san spirome tri sete lah HD

Cumulative
Frequency Percent Valid P ercent Percent
Valid normal 36 65.5 65.5 65.5
res triks i ringan 14 25.5 25.5 90.9
res triks i sedang 2 3.6 3.6 94.5
res triks i sedang,
2 3.6 3.6 98.2
obstruk si s edang
res triks i ringan,
1 1.8 1.8 100.0
obstruk si ringan
Total 55 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Wanita

ke san spirome tri sebe lum HD

Cumulative
Frequency Percent Valid P ercent Percent
Valid normal 17 48.6 48.6 48.6
res triks i ringan 10 28.6 28.6 77.1
res triks i sedang 1 2.9 2.9 80.0
res triks i berat,
1 2.9 2.9 82.9
obstruk si s edang
res triks i berat,
4 11.4 11.4 94.3
obstruk si berat
res triks i ringan,
2 5.7 5.7 100.0
obstruk si ringan
Total 35 100.0 100.0

kesan spirometri setelah HD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid normal 18 51.4 51.4 51.4
res triks i ringan 11 31.4 31.4 82.9
res triks i berat,
1 2.9 2.9 85.7
obstruksi s edang
res triks i berat,
4 11.4 11.4 97.1
obstruksi berat
res triks i ringan,
1 2.9 2.9 100.0
obstruksi ringan
Total 35 100.0 100.0

merokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid merokok 21 23.3 23.3 23.3
tidak merokok 69 76.7 76.7 100.0
Total 90 100.0 100.0

Statistics

BB sebelum BB setelah
us ia subjek HD HD Durasi HB Ureum Creatinin
N Valid 90 90 90 90 90 90 90
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 50.18 60.20 58.20 21.27 9.478 110.17 11.504
Std. Deviation 12.507 11.462 11.222 17.875 1.2132 38.402 3.3889
Minimum 20 40 38 6 7.2 48 4.7
Maximum 76 86 82 80 12.1 211 19.0

Universitas Sumatera Utara


Statistics

FEV1 FEV1 FVC FVC setelah FEV1/FVC FEV1/FVC


sebelum HD setelah HD sebelum HD HD sebelum HD setelah HD
N Valid 90 90 90 90 90 90
Mis sing 0 0 0 0 0 0
Mean 84.46 89.94 75.91 79.60 1.1282 1.1439
Std. Deviation 12.310 14.616 15.160 16.814 .13821 .12127
Minimum 37 47 31 38 .90 .90
Maximum 118 140 120 142 1.63 1.55

NPar Tests (All)


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BB sebelum BB setelah FEV1 FEV1 FVC FVC setelah FEV1/FVC FEV1/FVC


HD HD sebelum HD setelah HD sebelum HD HD sebelum HD setelah HD
N 90 90 90 90 90 90 90 90
Normal Parameters a,b Mean 60.20 58.20 84.46 89.94 75.91 79.60 1.1282 1.1439
Std. Deviation 11.462 11.222 12.310 14.616 15.160 16.814 .13821 .12127
Most Extreme Absolute .071 .068 .248 .159 .120 .135 .133 .179
Differences Positive .071 .068 .126 .124 .101 .121 .133 .179
Negative -.047 -.054 -.248 -.159 -.120 -.135 -.067 -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .674 .647 2.349 1.510 1.142 1.276 1.259 1.702
Asymp. Sig. (2-tailed) .754 .797 .000 .021 .148 .077 .084 .006
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

T-Test (All)
Pa ired Sa mpl es S tati stics

St d. E rror
Mean N St d. Deviat ion Mean
Pair BB sebelum HD 60.20 90 11.462 1.208
1 BB setelah HD 58.20 90 11.222 1.183
Pair FE V1 sebelum HD 84.46 90 12.310 1.298
2 FE V1 setelah HD 89.94 90 14.616 1.541
Pair FV C s ebelum HD 75.91 90 15.160 1.598
3 FV C s etelah HD 79.60 90 16.814 1.772
Pair FE V1/ FVC sebelum HD 1.1282 90 .13821 .01457
4 FE V1/ FVC set elah HD 1.1439 90 .12127 .01278

Universitas Sumatera Utara


Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair BB sebelum HD - BB
2.000 1.324 .140 1.723 2.277 14.331 89 .000
1 setelah HD
Pair FEV1 s ebelum HD -
-5.489 7.420 .782 -7.043 -3.935 -7.017 89 .000
2 FEV1 s etelah HD
Pair FVC sebelum HD - FVC
-3.689 6.968 .734 -5.148 -2.229 -5.022 89 .000
3 setelah HD
Pair FEV1/FVC s ebelum HD
-.01567 .04858 .00512 -.02584 -.00549 -3.060 89 .003
4 - FEV1/FVC setelah HD

Wilcoxon Signed Ranks

Test Statistics b

FEV1/FVC
FEV1 s etelah setelah HD -
HD - FEV1 FEV1/FVC
sebelum HD sebelum HD
Z -7.214 a -4.048 a
As ymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Based on negative ranks .
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests (Pria)


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BB sebelum BB setelah FEV1 FEV1 FVC FVC setelah FEV1/FVC FEV1/FVC


HD HD sebelum HD setelah HD sebelum HD HD sebelum HD setelah HD
N 55 55 55 55 55 55 55 55
Normal Parameters a,b Mean 62.67 60.71 86.64 92.07 77.87 81.87 1.1278 1.1387
Std. Deviation 11.563 11.208 8.225 11.592 12.593 14.928 .14385 .12369
Most Extreme Absolute .075 .084 .155 .130 .109 .135 .175 .223
Differences Positive .075 .084 .105 .130 .083 .135 .175 .223
Negative -.060 -.079 -.155 -.108 -.109 -.131 -.078 -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .555 .624 1.152 .961 .806 .999 1.300 1.655
Asymp. Sig. (2-tailed) .918 .830 .141 .314 .534 .271 .068 .008
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Universitas Sumatera Utara


T-Test (Pria)
Pa ired Sa mpl es S tati stics

St d. E rror
Mean N St d. Deviat ion Mean
Pair BB sebelum HD 62.67 55 11.563 1.559
1 BB setelah HD 60.71 55 11.208 1.511
Pair FE V1 sebelum HD 86.64 55 8.225 1.109
2 FE V1 setelah HD 92.07 55 11.592 1.563
Pair FV C s ebelum HD 77.87 55 12.593 1.698
3 FV C s etelah HD 81.87 55 14.928 2.013
Pair FE V1/ FVC sebelum HD 1.1278 55 .14385 .01940
4 FE V1/ FVC set elah HD 1.1387 55 .12369 .01668

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair BB sebelum HD - BB
1.964 1.333 .180 1.603 2.324 10.926 54 .000
1 setelah HD
Pair FEV1 s ebelum HD -
-5.436 7.581 1.022 -7.486 -3.387 -5.318 54 .000
2 FEV1 s etelah HD
Pair FVC sebelum HD - FVC
-4.000 7.589 1.023 -6.052 -1.948 -3.909 54 .000
3 setelah HD
Pair FEV1/FVC s ebelum HD
-.01091 .04923 .00664 -.02422 .00240 -1.644 54 .106
4 - FEV1/FVC setelah HD

Wilcoxon Signed Ranks Test


Test Statistics b

FEV1/FVC
setelah HD -
FEV1/FVC
sebelum HD
Z -2.957 a
As ymp. Sig. (2-tailed) .003
a. Based on negative ranks .
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests (Wanita)


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BB sebelum BB setelah FEV1 FEV1 FVC FVC setelah FEV1/FVC FEV1/FVC


HD HD sebelum HD setelah HD sebelum HD HD sebelum HD setelah HD
N 35 35 35 35 35 35 35 35
Normal Parameters a,b Mean 56.31 54.26 81.03 86.60 72.83 76.03 1.1289 1.1520
Std. Deviation 10.301 10.196 16.415 18.082 18.267 19.095 .13092 .11869
Most Extreme Absolute .084 .090 .279 .207 .158 .157 .130 .153
Differences Positive .084 .083 .152 .115 .117 .106 .130 .153
Negative -.069 -.090 -.279 -.207 -.158 -.157 -.086 -.095
Kolmogorov-Smirnov Z .497 .532 1.653 1.224 .937 .927 .770 .903
Asymp. Sig. (2-tailed) .966 .940 .008 .100 .344 .356 .594 .389
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Universitas Sumatera Utara


T-Test (Wanita)
Pa ired Sa mpl es S tati stics

St d. E rror
Mean N St d. Deviat ion Mean
Pair BB sebelum HD 56.31 35 10.301 1.741
1 BB setelah HD 54.26 35 10.196 1.723
Pair FE V1 sebelum HD 81.03 35 16.415 2.775
2 FE V1 setelah HD 86.60 35 18.082 3.056
Pair FV C s ebelum HD 72.83 35 18.267 3.088
3 FV C s etelah HD 76.03 35 19.095 3.228
Pair FE V1/ FVC sebelum HD 1.1289 35 .13092 .02213
4 FE V1/ FVC set elah HD 1.1520 35 .11869 .02006

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair BB sebelum HD - BB
2.057 1.327 .224 1.601 2.513 9.170 34 .000
1 setelah HD
Pair FEV1 s ebelum HD -
-5.571 7.269 1.229 -8.068 -3.074 -4.534 34 .000
2 FEV1 s etelah HD
Pair FVC sebelum HD - FVC
-3.200 5.935 1.003 -5.239 -1.161 -3.190 34 .003
3 setelah HD
Pair FEV1/FVC s ebelum HD
-.02314 .04726 .00799 -.03938 -.00691 -2.897 34 .007
4 - FEV1/FVC setelah HD

Wilcoxon Signed Ranks Test


Te st S tatisticsb

FE V1 s etelah
HD - FEV1
sebelum HD
Z -4. 736a
As ymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negat ive ranks .
b. W ilcox on S igned Ranks Tes t

NPar Tests (All)


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Perubahan Perubahan
Perubahan bb Durasi HB Ureum Creatinin fev1 Perubahan fvc fev1fvc
N 90 90 90 90 90 90 90 90
Normal Parameters a,b Mean 1.97 21.27 9.478 110.17 11.504 5.4444 3.6889 .0157
Std. Deviation 1.336 17.875 1.2132 38.402 3.3889 7.43981 6.96806 .04858
Most Extreme Absolute .180 .211 .089 .114 .066 .228 .203 .151
Differences Positive .132 .211 .076 .114 .066 .228 .203 .151
Negative -.180 -.197 -.089 -.054 -.050 -.175 -.143 -.143
Kolmogorov-Smirnov Z 1.711 2.006 .842 1.084 .625 2.166 1.930 1.429
As ymp. Sig. (2-tailed) .006 .001 .477 .190 .830 .000 .001 .034
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Universitas Sumatera Utara


Nonparametric Correlations

Correlations

BB sebelum BB setelah FEV1


HD HD Perubahan bb HB Ureum Creatinin sebelum HD s
Spearman's rho BB sebelum HD Correlation Coefficient 1.000 .994** .178 .115 .148 .015 .039
Sig. (2-tailed) . .000 .092 .282 .163 .891 .717
N 90 90 90 90 90 90 90
BB setelah HD Correlation Coefficient .994** 1.000 .088 .123 .131 -.003 .058
Sig. (2-tailed) .000 . .410 .250 .220 .975 .588
N 90 90 90 90 90 90 90
Perubahan bb Correlation Coefficient .178 .088 1.000 -.106 .195 .209* -.224*
Sig. (2-tailed) .092 .410 . .318 .065 .048 .034
N 90 90 90 90 90 90 90
HB Correlation Coefficient .115 .123 -.106 1.000 -.383** -.285** .030
Sig. (2-tailed) .282 .250 .318 . .000 .006 .778
N 90 90 90 90 90 90 90
Ureum Correlation Coefficient .148 .131 .195 -.383** 1.000 .442** -.108
Sig. (2-tailed) .163 .220 .065 .000 . .000 .312
N 90 90 90 90 90 90 90
Creatinin Correlation Coefficient .015 -.003 .209* -.285** .442** 1.000 -.113
Sig. (2-tailed) .891 .975 .048 .006 .000 . .288
N 90 90 90 90 90 90 90
FEV1 s ebelum HD Correlation Coefficient .039 .058 -.224* .030 -.108 -.113 1.000
Sig. (2-tailed) .717 .588 .034 .778 .312 .288 .
N 90 90 90 90 90 90 90
FEV1 s etelah HD Correlation Coefficient .123 .132 -.144 -.031 -.032 -.032 .832**
Sig. (2-tailed) .248 .216 .176 .771 .767 .766 .000
N 90 90 90 90 90 90 90
Perubahan fev1 Correlation Coefficient .154 .140 .128 -.176 .102 .091 .087
Sig. (2-tailed) .147 .187 .228 .097 .340 .395 .415
N 90 90 90 90 90 90 90
FVC sebelum HD Correlation Coefficient .045 .075 -.289** -.011 -.068 -.079 .723**
Sig. (2-tailed) .677 .485 .006 .921 .523 .459 .000
N 90 90 90 90 90 90 90
FVC setelah HD Correlation Coefficient .094 .111 -.192 .005 -.031 -.016 .716**
Sig. (2-tailed) .378 .300 .070 .962 .773 .880 .000
N 90 90 90 90 90 90 90
Perubahan fvc Correlation Coefficient -.022 -.057 .289** -.112 .088 .065 .021
Sig. (2-tailed) .833 .592 .006 .293 .409 .541 .842
N 90 90 90 90 90 90 90
FEV1/FVC s ebelum HD Correlation Coefficient -.009 -.032 .231* .108 -.001 .019 -.247*
Sig. (2-tailed) .933 .762 .028 .312 .993 .859 .019
N 90 90 90 90 90 90 90
FEV1/FVC s etelah HD Correlation Coefficient .053 .037 .169 .080 .013 .005 -.210*
Sig. (2-tailed) .622 .727 .112 .451 .903 .965 .047
N 90 90 90 90 90 90 90
Perubahan fev1fvc Correlation Coefficient .243* .258* -.135 -.087 .088 .071 .093
Sig. (2-tailed) .021 .014 .205 .417 .411 .504 .382
N 90 90 90 90 90 90 90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara


Graph
50.00

40.00

30.00
Perubahan fvc

20.00

10.00

0.00

-10.00

0 1 2 3 4
Perubahan bb

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 6

UJI STATISTIK

Frequencies

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 35 38.9 38.9 38.9
Laki-laki 55 61.1 61.1 100.0
Total 90 100.0 100.0

Etiologi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GNC 25 27.8 27.8 27.8
HN 25 27.8 27.8 55.6
DN 27 30.0 30.0 85.6
PNC 5 5.6 5.6 91.1
PGOI 8 8.9 8.9 100.0
Total 90 100.0 100.0

kesan spirometri sebelum HD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid normal 46 51.1 51.1 51.1
res triks i ringan 30 33.3 33.3 84.4
res triks i sedang 3 3.3 3.3 87.8
res triks i berat 1 1.1 1.1 88.9
res triks i berat,
2 2.2 2.2 91.1
obstruksi s edang
res triks i berat,
4 4.4 4.4 95.6
obstruksi berat
res triks i sedang,
1 1.1 1.1 96.7
obstruksi s edang
res triks i ringan,
3 3.3 3.3 100.0
obstruksi ringan
Total 90 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


kesan spirometri setelah HD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid normal 54 60.0 60.0 60.0
res triks i ringan 25 27.8 27.8 87.8
res triks i sedang 2 2.2 2.2 90.0
res triks i berat,
1 1.1 1.1 91.1
obstruksi s edang
res triks i berat,
4 4.4 4.4 95.6
obstruksi berat
res triks i sedang,
2 2.2 2.2 97.8
obstruksi s edang
res triks i ringan,
2 2.2 2.2 100.0
obstruksi ringan
Total 90 100.0 100.0

merokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid merokok 21 23.3 23.3 23.3
tidak merokok 69 76.7 76.7 100.0
Total 90 100.0 100.0

Statistics

BB sebelum BB setelah FEV1 FEV1 FVC FVC setelah FEV1/FVC FEV1/FVC


HD HD Durasi HB Ureum Creatinin sebelum HD setelah HD sebelum HD HD sebelum HD setelah HD
N Valid 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 60.20 58.20 21.27 9.478 110.17 11.504 84.46 89.94 75.91 79.60 1.1282 1.1439
Std. Deviation 11.462 11.222 17.875 1.2132 38.402 3.3889 12.310 14.616 15.160 16.814 .13821 .12127
Minimum 40 38 6 7.2 48 4.7 37 47 31 38 .90 .90
Maximum 86 82 80 12.1 211 19.0 118 140 120 142 1.63 1.55

Universitas Sumatera Utara


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BB sebelum BB setelah FEV1 FEV1 FVC FVC setelah FEV1/FVC FEV1/FVC


HD HD sebelum HD setelah HD sebelum HD HD sebelum HD setelah HD
N 90 90 90 90 90 90 90 90
Normal Parameters a,b Mean 60.20 58.20 84.46 89.94 75.91 79.60 1.1282 1.1439
Std. Deviation 11.462 11.222 12.310 14.616 15.160 16.814 .13821 .12127
Most Extreme Absolute .071 .068 .248 .159 .120 .135 .133 .179
Differences Positive .071 .068 .126 .124 .101 .121 .133 .179
Negative -.047 -.054 -.248 -.159 -.120 -.135 -.067 -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .674 .647 2.349 1.510 1.142 1.276 1.259 1.702
As ymp. Sig. (2-tailed) .754 .797 .000 .021 .148 .077 .084 .006
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

T-Test (ALL)
Pa ired Sa mpl es S tati stics

St d. E rror
Mean N St d. Deviat ion Mean
Pair BB sebelum HD 60.20 90 11.462 1.208
1 BB setelah HD 58.20 90 11.222 1.183
Pair FE V1 sebelum HD 84.46 90 12.310 1.298
2 FE V1 setelah HD 89.94 90 14.616 1.541
Pair FV C s ebelum HD 75.91 90 15.160 1.598
3 FV C s etelah HD 79.60 90 16.814 1.772
Pair FE V1/ FVC sebelum HD 1.1282 90 .13821 .01457
4 FE V1/ FVC set elah HD 1.1439 90 .12127 .01278

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair BB sebelum HD - BB
2.000 1.324 .140 1.723 2.277 14.331 89 .000
1 setelah HD
Pair FEV1 s ebelum HD -
-5.489 7.420 .782 -7.043 -3.935 -7.017 89 .000
2 FEV1 s etelah HD
Pair FVC sebelum HD - FVC
-3.689 6.968 .734 -5.148 -2.229 -5.022 89 .000
3 setelah HD
Pair FEV1/FVC s ebelum HD
-.01567 .04858 .00512 -.02584 -.00549 -3.060 89 .003
4 - FEV1/FVC setelah HD

Universitas Sumatera Utara


Wilcoxon Signed Ranks
Test Statistics b

FEV1/FVC
FEV1 s etelah setelah HD -
HD - FEV1 FEV1/FVC
sebelum HD sebelum HD
Z -7.214 a -4.048 a
As ymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Based on negative ranks .
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BB sebelum BB setelah FEV1 FEV1 FVC FVC setelah FEV1/FVC FEV1/FVC


HD HD sebelum HD setelah HD sebelum HD HD sebelum HD setelah HD
N 55 55 55 55 55 55 55 55
Normal Parameters a,b Mean 62.67 60.71 86.64 92.07 77.87 81.87 1.1278 1.1387
Std. Deviation 11.563 11.208 8.225 11.592 12.593 14.928 .14385 .12369
Most Extreme Absolute .075 .084 .155 .130 .109 .135 .175 .223
Differences Positive .075 .084 .105 .130 .083 .135 .175 .223
Negative -.060 -.079 -.155 -.108 -.109 -.131 -.078 -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .555 .624 1.152 .961 .806 .999 1.300 1.655
Asymp. Sig. (2-tailed) .918 .830 .141 .314 .534 .271 .068 .008
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

T-Test (Pria)
Pa ired Sa mpl es S tati stics

St d. E rror
Mean N St d. Deviat ion Mean
Pair BB sebelum HD 62.67 55 11.563 1.559
1 BB setelah HD 60.71 55 11.208 1.511
Pair FE V1 sebelum HD 86.64 55 8.225 1.109
2 FE V1 setelah HD 92.07 55 11.592 1.563
Pair FV C s ebelum HD 77.87 55 12.593 1.698
3 FV C s etelah HD 81.87 55 14.928 2.013
Pair FE V1/ FVC sebelum HD 1.1278 55 .14385 .01940
4 FE V1/ FVC set elah HD 1.1387 55 .12369 .01668

Universitas Sumatera Utara


Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair BB sebelum HD - BB
1.964 1.333 .180 1.603 2.324 10.926 54 .000
1 setelah HD
Pair FEV1 s ebelum HD -
-5.436 7.581 1.022 -7.486 -3.387 -5.318 54 .000
2 FEV1 s etelah HD
Pair FVC sebelum HD - FVC
-4.000 7.589 1.023 -6.052 -1.948 -3.909 54 .000
3 setelah HD
Pair FEV1/FVC s ebelum HD
-.01091 .04923 .00664 -.02422 .00240 -1.644 54 .106
4 - FEV1/FVC setelah HD

Wilcoxon Signed Ranks Test


Test Statistics b

FEV1/FVC
setelah HD -
FEV1/FVC
sebelum HD
Z -2.957 a
As ymp. Sig. (2-tailed) .003
a. Based on negative ranks .
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BB sebelum BB setelah FEV1 FEV1 FVC FVC setelah FEV1/FVC FEV1/FVC


HD HD sebelum HD setelah HD sebelum HD HD sebelum HD setelah HD
N 35 35 35 35 35 35 35 35
Normal Parameters a,b Mean 56.31 54.26 81.03 86.60 72.83 76.03 1.1289 1.1520
Std. Deviation 10.301 10.196 16.415 18.082 18.267 19.095 .13092 .11869
Most Extreme Absolute .084 .090 .279 .207 .158 .157 .130 .153
Differences Positive .084 .083 .152 .115 .117 .106 .130 .153
Negative -.069 -.090 -.279 -.207 -.158 -.157 -.086 -.095
Kolmogorov-Smirnov Z .497 .532 1.653 1.224 .937 .927 .770 .903
Asymp. Sig. (2-tailed) .966 .940 .008 .100 .344 .356 .594 .389
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Universitas Sumatera Utara


T-Test (Wanita)
Pa ired Sa mpl es S tati stics

St d. E rror
Mean N St d. Deviat ion Mean
Pair BB sebelum HD 56.31 35 10.301 1.741
1 BB setelah HD 54.26 35 10.196 1.723
Pair FE V1 sebelum HD 81.03 35 16.415 2.775
2 FE V1 setelah HD 86.60 35 18.082 3.056
Pair FV C s ebelum HD 72.83 35 18.267 3.088
3 FV C s etelah HD 76.03 35 19.095 3.228
Pair FE V1/ FVC sebelum HD 1.1289 35 .13092 .02213
4 FE V1/ FVC set elah HD 1.1520 35 .11869 .02006

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair BB sebelum HD - BB
2.057 1.327 .224 1.601 2.513 9.170 34 .000
1 setelah HD
Pair FEV1 s ebelum HD -
-5.571 7.269 1.229 -8.068 -3.074 -4.534 34 .000
2 FEV1 s etelah HD
Pair FVC sebelum HD - FVC
-3.200 5.935 1.003 -5.239 -1.161 -3.190 34 .003
3 setelah HD
Pair FEV1/FVC s ebelum HD
-.02314 .04726 .00799 -.03938 -.00691 -2.897 34 .007
4 - FEV1/FVC setelah HD

Wilcoxon Signed Ranks Test

Te st S tatisticsb

FE V1 s etelah
HD - FEV1
sebelum HD
Z -4. 736a
As ymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negat ive ranks .
b. W ilcox on S igned Ranks Tes t

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Perubahan Perubahan
Perubahan bb Durasi HB Ureum Creatinin fev1 Perubahan fvc fev1fvc
N 90 90 90 90 90 90 90 90
Normal Parameters a,b Mean 1.97 21.27 9.478 110.17 11.504 5.4444 3.6889 .0157
Std. Deviation 1.336 17.875 1.2132 38.402 3.3889 7.43981 6.96806 .04858
Most Extreme Absolute .180 .211 .089 .114 .066 .228 .203 .151
Differences Positive .132 .211 .076 .114 .066 .228 .203 .151
Negative -.180 -.197 -.089 -.054 -.050 -.175 -.143 -.143
Kolmogorov-Smirnov Z 1.711 2.006 .842 1.084 .625 2.166 1.930 1.429
As ymp. Sig. (2-tailed) .006 .001 .477 .190 .830 .000 .001 .034
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Universitas Sumatera Utara


Nonparametric Correlations

Correlations

BB sebelum BB setelah FEV1


HD HD Perubahan bb HB Ureum Creatinin sebelum HD
Spearman's rho BB sebelum HD Correlation Coefficient 1.000 .994** .178 .115 .148 .015 .039
Sig. (2-tailed) . .000 .092 .282 .163 .891 .717
N 90 90 90 90 90 90 90
BB setelah HD Correlation Coefficient .994** 1.000 .088 .123 .131 -.003 .058
Sig. (2-tailed) .000 . .410 .250 .220 .975 .588
N 90 90 90 90 90 90 90
Perubahan bb Correlation Coefficient .178 .088 1.000 -.106 .195 .209* -.224*
Sig. (2-tailed) .092 .410 . .318 .065 .048 .034
N 90 90 90 90 90 90 90
HB Correlation Coefficient .115 .123 -.106 1.000 -.383** -.285** .030
Sig. (2-tailed) .282 .250 .318 . .000 .006 .778
N 90 90 90 90 90 90 90
Ureum Correlation Coefficient .148 .131 .195 -.383** 1.000 .442** -.108
Sig. (2-tailed) .163 .220 .065 .000 . .000 .312
N 90 90 90 90 90 90 90
Creatinin Correlation Coefficient .015 -.003 .209* -.285** .442** 1.000 -.113
Sig. (2-tailed) .891 .975 .048 .006 .000 . .288
N 90 90 90 90 90 90 90
FEV1 s ebelum HD Correlation Coefficient .039 .058 -.224* .030 -.108 -.113 1.000
Sig. (2-tailed) .717 .588 .034 .778 .312 .288 .
N 90 90 90 90 90 90 90
FEV1 s etelah HD Correlation Coefficient .123 .132 -.144 -.031 -.032 -.032 .832**
Sig. (2-tailed) .248 .216 .176 .771 .767 .766 .000
N 90 90 90 90 90 90 90
Perubahan fev1 Correlation Coefficient .154 .140 .128 -.176 .102 .091 .087
Sig. (2-tailed) .147 .187 .228 .097 .340 .395 .415
N 90 90 90 90 90 90 90
FVC sebelum HD Correlation Coefficient .045 .075 -.289** -.011 -.068 -.079 .723**
Sig. (2-tailed) .677 .485 .006 .921 .523 .459 .000
N 90 90 90 90 90 90 90
FVC setelah HD Correlation Coefficient .094 .111 -.192 .005 -.031 -.016 .716**
Sig. (2-tailed) .378 .300 .070 .962 .773 .880 .000
N 90 90 90 90 90 90 90
Perubahan fvc Correlation Coefficient -.022 -.057 .289** -.112 .088 .065 .021
Sig. (2-tailed) .833 .592 .006 .293 .409 .541 .842
N 90 90 90 90 90 90 90
FEV1/FVC s ebelum HD Correlation Coefficient -.009 -.032 .231* .108 -.001 .019 -.247*
Sig. (2-tailed) .933 .762 .028 .312 .993 .859 .019
N 90 90 90 90 90 90 90
FEV1/FVC s etelah HD Correlation Coefficient .053 .037 .169 .080 .013 .005 -.210*
Sig. (2-tailed) .622 .727 .112 .451 .903 .965 .047
N 90 90 90 90 90 90 90
Perubahan fev1fvc Correlation Coefficient .243* .258* -.135 -.087 .088 .071 .093
Sig. (2-tailed) .021 .014 .205 .417 .411 .504 .382
N 90 90 90 90 90 90 90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara


Graph
50.00

40.00

30.00
Perubahan fvc

20.00

10.00

0.00

-10.00

0 1 2 3 4
Perubahan bb

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

VIII. DATA PRIBADI


Nama : dr. Aini Pertiwi
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta / 12 Desember 1974
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Pekerjaan : Dokter RSU Sultan Sulaiman

NIP : 197412122009032006
Pangkat/ Gol. : Penata Muda/ III C
Suami : -
Anak : -
Alamat Pekerjaan : Fakultas Kedokteran USU
Jl. dr. Mansyur no. 5 Medan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU
RSUP. H. Adam Malik Medan
Jl. Bunga Lau no.17 Medan
Alamat Rumah : Jl. Halat No.62 Medan
Telepon selular : 085296742984

IX. PENDIDIKAN
6. SDN 060810 Medan (1981 – 1987) di Medan
7. SLTP Negeri 3 Medan (1987 - 1990) di Medan
8. SMU Negeri 5 Medan (1990 - 1993) di Medan
9. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (1994 -
2000 ) di Medan
10. PPDS Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara (2008 - sekarang) di Medan

Universitas Sumatera Utara


X. RIWAYAT PEKERJAAN
4. Dokter RS Imelda Medan
5. Dokter Puskesmas Gunting Saga, Kab. Labuhan Batu
6. Dokter RSUD Langsa, Kota Langsa

XI. KEANGGOTAAN PROFESI

3. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)


4. Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)

XII. KURSUS PENATARAN


USG Tahap I PUSKI

XIII. KARYA ILMIAH


3. Pertiwi A, Abidin A, Keliat E.N, Zubir Z. Empiema dan
Tuberkulosis Milier pada Penderita HIV : Laporan Kasus.
KONAS PERPARI XI & Temu Ilmiah Penyakit Dalam FK
UNSRI, Palembang, 2010.
4. Pertiwi A, Ginting Y, Rahimi A, Kembaren T. Drug-induced
Liver Injury (DILI) in HIV Patients Who Received
Antituberculosis Drugs : Laporan Kasus. PETRI XVII &
PERKEDWI/ PKWI XIV, Semarang, 2011.

XIV. PARTISIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH


39. Peserta PIT IX 2008 Departemen Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Danau Toba
Convention Hall - Medan 17-19 April 2008.
40. Peserta Festschrift Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD-
KGH Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Tiara Convention Centre Medan,
10 Nopember 2008
41. Peserta Simposium “Update from Clinical to Application in
Internal Medicine”. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) X 2009

Universitas Sumatera Utara


Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Medan 23-25 April 2009
42. Peserta 5th NTCM Symposium “The 5th New Trend in
Cardiovascular Management: Diagnostic and Therapeutics
Challenges in Cardiovascular Diseases Management”,
Medan 8-9 Mei 2009.
43. Peserta “The 5th Symposium on Critical Care and Emergency
Medicine: New Discovery in Emergency and Critical Care
Medicine”, Tiara Convention Centre Medan, 15-16 Mei 2009
44. Peserta Symposium On Hypertension: “Dual Approach for
Singular Success”, Hotel Swissbell Medan, 27 Juni 2009
45. Peserta Workshop Achieving Ambitious Glycaemic Target in
Diabetes: “Stepwise Intensification in Insulin Treatment from
Basal to Basal Plus/Bolus”, Medan, 12 Juli 2009
46. Peserta Simposium “Early Correction Anemia in CKD: A
Comprenhensive Management Approach”, Hotel J.W.
Marriott Medan, 24 Oktober 2009
47. Peserta Scientific Weekend “Early Insulin Inisiation, How,
When and What Insulin according to Daily Practice Need”,
Grand Swiss Belhotel Medan, 21 November 2009
48. Peserta Roadshow Ilmiah PD PAPDI “Penggunaan
Testosteron pada Aging Male”, Hotel Grand Aston City Hall
Medan, 6 Maret 2010.
49. Peserta Seminar, Workshop Diabetic Complication and Case
Study , Hotel Swissbel Medan, 15 Mei 2010
50. Peserta Simposium The 1st Medan Respiratory Care Meeting
Annualy MERCY 2010, “Respiratory Evidenced and
Respiratory Competence Synergy on Clinical Practice”, Hotel
J.W. Marriott Medan, 19-21 Maret 2010
51. Peserta Simposium the 11th National Congress of PERPARI,
Chest, and Critical Care in Internal Medicine. Palembang,
04-05 Juni 2010.

Universitas Sumatera Utara


52. Pembicara Makalah Bebas Oral/Poster pada Simposium the
11th National Congress of PERPARI, Chest, and Critical
Care in Internal Medicine. Palembang, 04 Juni 2010
53. Peserta Simposium Rheumatology Update 2010, Hotel Grand
Aston City Hall Medan, 30-31 Juli 2010
54. Peserta Bakti Sosial Pemeriksaan Kesehatan Massal dalam
rangka memperingati Dasawarsa Perguruan Buddhis
Bodhicitta, Medan, 17 Oktober 2010
55. Peserta Roadshow “Medical Skill Update (MEDSKUP)
Workshop Infection-Immunology”, Hotel J.W. Marriott
Medan, 30 Oktober 2010
56. Peserta Simposium “Hyperglicemia of Patients with Diabetes
Mellitus in Clinical Practice”, Hotel Grand Aston Indonesia,
28 November 2010
57. Peserta Pelatihan Program Pengembangan Pendidikan
Keprofesian Berkelanjutan Ultrasonografi Tahap Pertama
bagi PPDS Ilmu Penyakit Dalam. Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FK USU dan PUSKI. Medan, 21-24 Maret 2011
58. Peserta Seminar Penatalaksanaan Hepatitis B & C“Good
Doctor for The Great Liver”, Medan, 19 2011
59. Panitia dan peserta PIT XII 2011 Penyakit Dalam Pertemuan
Ilmiah Nasional PERPARI. Medan 28-30 April 2011
60. Peserta Simposium The 6th New Trend in Cardiovascular
Management, JW. Marriott Hotel Medan, 23-25 Juni 2011
61. Peserta Simposium National Congress PETRI XVII &
PERKEDWI/ PKWI XIV “Emerging and Re-emerging
Infectious Diseases : A Local and Global Threat”, Patra
Semarang Convention Hotel, 8-10 Juli 2011.
62. Pembicara Makalah Bebas Oral/Poster pada Simposium
National Congress PETRI XVII & PERKEDWI/ PKWI XIV
“Emerging and Re-emerging Infectious Diseases : A Local

Universitas Sumatera Utara


and Global Threat”, Patra Semarang Convention Hotel, 8-10
Juli 2011.
63. Peserta Seminar Sehari Lymphoma Update : Deteksi Dini dan
Penatalaksanaan, RSUP. H. Adam Malik Medan, 16 Juli
2011
64. Peserta Seminar “Plant Stanol Ester: A Novel Dietary
Component in Lowering Cholesterol to Improve Cardio-
Vascular Health”, Hotel J.W. Marriott Medan, 19 November
2011
65. Peserta Workshop Infection Update IV “Current Challenges
Management on Infection”. Medan, 25 Nopember 2011.
66. Peserta Simposium “The New Option of Insulin Resistance
Treatment in Type 2 Diabetes:Pathogenesis, Prevention and
Management Diabetic Vascular Complication ”, Hermes
Palace Hotel Medan, 20 November 2011
67. Peserta Simposium “Rationale Strategy in the Management
of Pancreatic B Dysfunction and Role of Oral Incretin Based
Therapy in Type 2 Diabetes Mellitus”, Hotel J.W. Marriott
Medan, 29 Januari 2012
68. Peserta Workshop “Cancer Pain Management”, Hotel Grand
Aston Medan, 10 Maret 2012
69. Peserta Simposium “Diabetes Update for Excellent”, Hotel
J.W. Marriott, Medan 17 Maret 2012
70. Peserta Simposium Medical Skill Upgrade Gastroenterology-
Hepatology ( Inflamatory Bowel Disease & Non Alcoholic
Steato Hepatitis – Workshop, Hotel Grand Aston City Hall
Medan, 24 Maret 2012
71. Peserta Simposium The New Direction in The Treatment of
Type 2 Diabetes Melitus “A New Novel DPP-4 Inhibitor For
T2DM Treatment”, Hotel J.W. Marriott Medan, 1 April 2012

Universitas Sumatera Utara


72. Peserta Roadshow Hipertensi PB PAPDI “The Next Big
Target in Hypertension: Controlling All Key BP
Parameters”, Hotel J.W. Marriott Medan, 28 April 2012
73. Peserta Workshop Terapi Insulin “Update on Diagnosis and
Management of Comment Clinical Problems”, Dies Natalis
60 Tahun Fakultas Kedokteran USU, Hotel Santika Dyandra
Convention Hall, 11 September 2012
74. Peserta Simposium Kongres Nasional XV Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI XV),
Hotel J.W. Marriott dan Hotel Grand Aston Medan, 12-15
Desember 2012
75. Peserta Simposium “The 5th Endocrinology & Diabetes
Forum of Sumatera Region (FEDS-5), Theme: The Endocrine
– Metabolic Disease : Present and Future”, Medan 20
Februari 2013
76. Peserta Mini Symposium: “Gastro Update” Recent
Management in Helicobacter pylori Infection, Irritable Bowel
Syndrome and Hepatic Encephalopathy, Hotel Aryaduta, 20
April 2013

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai