Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR i
HALAMAN SAMPUL DALAM ii
LEMBAR SURAT PERNYATAAN iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
LEMBAR PENGESAHAN v
RIWAYAT HIDUP vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
DAFTAR SINGKATAN xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 3
1.3 Rumusan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Cedera Otak Sedang 6
2.2 Konsep Dasar Nyeri Akut 12
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 19
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian. 26
3.2 Batasan Istilah 26
3.3 Partisipan26
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 26
3.5 Pengumpulan Data 27
3.6 Uji Keabsahan Data 27
3.7 Analisa Data 28
3.8 Etik Penelitian 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Intervensi keperawatan 24
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pathway 11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan 32
Lampiran 2 Permohonan Responden 33
Lampiran 3 Persetujuan Responden34
Lampiran 4 Form Pengkajian 35
Lampiran 5 Lembar Konsultasi 104
DAFTAR SINGKATAN
Lambang
1. % : Persentase
0
2. : Derajad
3. / : Atau
4. & : Dan
5. > : Lebih
dari Singkatan
1. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
2. ICMe : Insan Cendekia Medika
3. WHO : World Health Organization
4. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
5. DINKES ːDinas Kesehatan
6. NIC ːNursing Interventions Classification
7. NOC ːNursing Outcomes Classifications
8. GCS : Glasgow Coma Scale
9. COS : Cedera otak sedang
10. DEPKES : Departeman kesehatan
11. RI : Republik Indonesia
12. O2 : Oksigen
13. TIK : Tekanan intra karnial
14. CT scan : Computerized Tomography Scan
15. CBF : Cerebral blood flow
16. EEG : Elektroensefalografi
17. X-Ray : Rongsen
18. EKG : Elektrokardiogram
NGT : Nasogastrik tube
BAB 1
PENDAHULUA
terjadinya cedera otak adalah benturan atau kecelakaan. Cedera otak di bagi 3
2018). Cedera otak sedang didefenisikan dengan adanya GCS 9-12 dimana
pasien mengeluh nyeri, serta terdapat abrasi dan hematoma (Rosani P, 2018).
Nyeri akut yang muncul pada pasien cedera otak sedang pada bagian kepala
akibat adanya tekanan intra kranial yang disebabkan oleh hematoma pada
Sebagai negara maju, di Eropa dan Amerika Serikat sekitar 1–1,5 juta
jiwa mengalami cedera kepala tiap tahunnya. Sementara itu sebagai negara
yaitu sebesar 19,6% (Verra Apriawanti el at, 2019). Di Jawa Timur mencapai
cedera kepala akibat kecelakan tahun 2019 mencapai 274 pasien (RM RSUD
Bangil, 2020).
Cedera kepala sedang dimulai dengan adanya kelainan struktural atau
fisiologis pada fungsi otak oleh faktor eksternal yang diindikasikan sebagai
onset baru atau perburukan dari satu atau lebih gejala klinis meliputi
ke kesadaran yang composmestis pada tahap inilah pasien dengan cidera otak
sedang akan merasakan nyeri akut yang timbul mendadak pada bagian kepala
akibat tekanan intra kranial yang disebabkan oleh hematoma pada bagian otak
dan fraktur pada tulang tengkorak (Rosani P, 2018). Setelah terjadinya trauma
dimana pasien tidak kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri akut,
sebagai kondisi alami dari cidera atau trauma yang akan berkurang secara
bertahap seiring waktu, karena nyeri yang tak mereda dapat menyebabkan
komplikasi, peningkatan lama rawat inap di rumah sakit dan distress (Rosani
P, 2018).
Perawat mempunyai peran penting dalam pemberian pereda nyeri
yang adekuat. Nyeri dapat diatasi dengan melakukan berbagai alternatif, baik
dilakukan pada jangka waktu terbatas dan tidak memiliki efek samping .
kasus dengan judul “asuhan keperawatan pada klien dengan cidera otak
sedang dengan masalah nyeri akut di ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan”.
1.5 Manfaat
yang tepat pada pasien dengan cidera otak sedang dan Mmeningkatkan
mutu kuwalitas pelayanan dan perawatan pada klien cidera otak sedang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Cedera otak adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
2.1.2 Klasifikasi
yaitu :
Glaslow Coma Scale > 12, tidak ada kelainan dalam CT-Scan,
tiada lesi operatif dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit. Trauma
otak ringan atau cedera otak ringan adalah hilangnya fungsi neurologi
22
hematoma, laserasi dan abrasi. Cedera otak ringan adalah cedera
otak karena tekanan atau terkena benda tumpul. Cedera otak ringan
Glaslow Coma Scale < 9 dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit.
Hampir 100% cedera otak berat dan 66% cedera otak sedang
cedera otak primer sering kali disertai cedera otak sekunder apabila
dengan peningkatan titer asam laktat dalam jaringan otak dan cairan
tidak bergerak
diam, seperti pada kasus jatuh atau tabrakan mobil ketika kepala
Tanda gejala pada pasien dengan cedera otak menurut Wijaya dan Putri
(2013), adalah :
a. Disorientasi ringan
e. Mual muntah
g. Gangguan pendengaran
a. Oedema pulmonal
b. Kejang
c. Infeksi
e. Hemiparase
2.1.5 Patofisiologi
pukulan (coup injury) atau pada sisi yang berlawanan dari pukulan
berlawanan.
(misalnya pada sayap dari tulang sfenoid). Rotasi yang hebat juga
intraserebral.
3. Tabrakan: otak seringkali terhindar dari trauma langsung kecuali jika
adalah :
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan cedera otak menurut
1. Deficit neurologis
berat badan)
arteri meningeal tengah terputus atau rusak (laserasi) dimana arteri ini
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
(prosedur operasi) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Nyeri merupakan
suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual (Potter &
Perry, 2010).
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit
atau intervensi bedah, dan memiliki awitan bedah yang cepat, dengan
(kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan
setelah keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya
tidak lebih dari enam bulan. Awitan gejalanya mendadak dan biasanya
penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan
persepsi nyeri.
melalui mekanisme petahanan. Neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih
yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme
dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien akan
korteks yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi persepsi nyeri. Alur
suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromodulator ini
melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan
menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam
2010).
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi nyeri akut
Faktor yang dapat mempengaruhi nyeri akut pada pasien cedera otak
sedang yaitu etnik dan nilai budaya, tahap perkembangan, lingkungan dan
2. Tahap perkembangan
akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal ini,
Selain itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu
Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi. Ancaman yang
rasakan akan mengalami penurunan rasa takut dan kecemasan yang akan
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu
sendiri.
intervensi terapeutik.
paada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka.
Sk
Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2017), data mayor dan data minor
Tabel 1
2.3.1 Pengkajian
Pengumpulan data klien baik subjektif atau objektif pada gangguan sistem
lokasi, jenis injuri dan adanya komplikasi pada organ vital lainnya. Data
keluarga.
2. Riwayat kesehatan : tingkat kesadaran Glow Coma Scale (GCS) (<
15), muntah, dispnea atau takipnea, sakit kepala, wajah simetris atau
tidak, lemah, luka pada kepala, akumulasi pada saluran nafas kejang.
sebagai data subjektif. Data - data ini sangat berarti karena dapat
adanya benda asing pada jalan nafas (bekas muntahan, darah, sekret
pupil.
5. Exposure: berisi pengkajian terhadap suhu serta adanya injury atau
a. Kesadaran: composmentis
b. Tanda-tanda vital
c. History (Sample)
dikonsumsi.
ke IGD.
GCS < 15, disorentasi orang, tempat dan waktu, perubahan nilai tanda
3. Pemeriksaan penunjang
a. CT-Scan
b. MRI
radioaktif.
c. Cerebral Angiography
e. X-Ray
kecil.
g. Positron Emission Tomography (PET)
tekanan intrakranial.
nafas di otak.
kekuatan otot
aktif
2.3.5 Intevensi Keperawatan
dan rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada
tahap ini, perawat sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan
METODE PENELITIAN
3.3 Partisipan
Partisipan pada kasus ini adalah dua klien dasar cedera otak sedang
keadaan sadar penuh (composmetis) yang kooperatif, pada hari ke 2 atau lebih.
3.4.1 Lokasi
3.4.2 Waktu
yang minimal dirawat tiga hari. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
42
dilaksanakan dari bulan Januari 2019 sampai penelitian selesai
2010)
1. Kepercayaan (kreadibility)
2. Ketergantungan (dependility)
xliii
3. Kepastian (konfermability)
hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pelacakan audit
1. Pengumpulan Data
2. Penyajian Data
3. Kesimpulan
xliv
3.8 Etik Penelitian
1. Informed consent
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Peneliti menjaga
xlv
BAB 4
4.1 Hasil
4.1.2 Penyajian
xlvi
47
Rambut Inspeksi: warna hitam, jenis Inspeksi: warna hitam, jenis rambut
rambut ikal, tidak rontok ikal, tidak rontok
Klien 1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (trauma kepala )
Klien 2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (trauma kepala )
Sumber : Data primer, 2020
Tabel 4.9 Intervensi keperawatan klien 1 dan klien 2
Diagnosa NOC dan indikasi NIC
Nyeri akut NOC: NIC :
b.d agen 1. Kontrol Nyeri Menejemen Nyeri
pencedera fisik Indikator Indeks 6. Lakukan pengkajian nyeri
(trauma kepala ) 12345 komperhensif
- Mengenali kapan 7. Berikan edukasi mengenai nyeri
terjadinya nyeri dan faktor penyebab nyeri
- Menggambarkan 8. Ajarkan teknik non farmakologi
faktor penyebab berupa teknik relaksasi nafas
- Menggunakan dalam dan teknik distraksi
tindakan 9. Kurangi faktor pencetus nyeri
pencegahan nyeri (misalnya, aktivitas belebih
tanpa analgesic atau gerakan )
- Menggunakan 10. Kolaborasi pemberian
analgesic yang farmakologi berupa analgesic
direkomendasikan dengan pemantauan ketat
2. Tanda Tanda Vital
Indikator Indeks Monitor Tanda Tanda Vital
12345 6. Monitor tekanan darah
- Suhu tubuh sistolik dan diastolic
- Tingkat pernafasan 7. Monitor denyut nadi
- Tekanan darah 8. Monitor frekuensi pernafasan
sistolik 9. Monitor suhu bila mengalami
- Tekanan darah hipotermi atau hipertermi
diastolic 10. Catat hasil pemantauan tanda-
- Tekanan nadi tanda vital
Sumber : Kasenda M, (2018)
Tabel 4.10 Implementasi keperawatan
Diagnosa
Keperawa Jam Hari ke-1 Paraf Jam Hari ke-2 Paraf Jam Hari ke-3 Paraf
tan Sabtu, 14 Minggu, 15 Senin, 16 Maret
Maret 2020 Maret 2020 2020
4.2.1 Pengkajian
nyeri kepala skala 6 dan sakit pada tangan yang ada lukanya O: Keadaan
x/menit Tensi darah 90/70 mmHg Respirasi 28 x/menit Luka pada kepala
lebar 1 cm dan hidung Patah pada tangan kiri Perdarahan pada telinga
berputar nyeri kepala skala 5 luka pada kepala lebar 1,5 cm dan perih
GCS 4-5-6 Suhu 36,4 °C Nadi 80 x/menit Tensi darah 90/80 mmHg
Respirasi 28 x/menit luka pada wajah dan pipi Patah kaki kanan Mengkaji
Terus menerus.
inilah pasien dengan cidera otak sedang akan merasakan nyeri akut yang
timbul mendadak pada bagian kepala akibat tekanan intra kranial yang
disebabkan oleh hematoma pada bagian otak dan fraktur pada tulang
dikarena kedua klien mengeluh nyeri kepala dengan skala berbeda klien 1
skala 6 sedangkan klien 2 skala 5 dan kedua klien juga mengalami luka
pasa kepala. Peneliti tidak menemukan kesenjangan antara data dan teori.
4.2.2 Diagnosa
keluhan yang dirasakkan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
dimana pasien mengeluh nyeri, serta terdapat abrasi dan hematoma (Rosani
P, 2018). Nyeri akut yang muncul pada pasien cedera otak sedang pada
bagian kepala akibat adanya tekanan intra kranial yang disebabkan oleh
hematoma pada bagian otak dan fraktur pada tulang tengkorak (Rosani P,
2018).
kedua klien yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (trauma
kepala), kondisi dimana terjadi nyeri akut yang muncul pada pasien cedera
otak sedang pada bagian kepala akibat adanya tekanan intra kranial.
Keterangan dengan teori dan fakta data ditersebut tidak terjadi kesenjangan
4.2.3 Intervensi
edukasi mengenai nyeri dan faktor penyebab nyeri, Ajarkan teknik non
Tanda Tanda Vital: Monitor tekanan darah sistolik dan diastolic, Monitor
medis yang diresepkan oleh dokter yang disesuikan dengan keadaan dan
ceftriaxon 2x1 gr, citicolin 2 x 500 mg, asam tranexamat 3x 500 mg,
adalah berikan infuse dengan cairan non osmotik (kecuali dextrose oleh
intravena, berikan posisi kepala dengan sudut 15-45 derajat tanpa bantal
kepala, dan posisi netral, karena dengan posisi tersebut dari kaki dapat
kedua klien sudah diberikan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan klien
4.2.5 Evaluasi
data klien 1 mengatakan sudah tidak pusing dan nyeri kepala sudah
berkurang skala 2 dan sudah berkurang sakit pada luka tangannya.
dengan data klien 1 mengatakan sudah tidak pusing dan nyeri kepala
berkurang dan sudah tidak nyeri tetapi perih bagian luka dikaki masih
terasa.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
kepala skala 6 dan sakit pada tangan yang ada lukanya sedangkan klien 2
mengatakan puisng berputar nyeri kepala skala 5 dan perih bagian luka
dikaki.
yang dirasakkan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
(trauma kepala).
teratasi sebagian hal ini dikarenakan kedua klien masih merasakan sakit
pada bagian lukanya dan klien 1 masih nyeri skala 2 pada kepalanya.
5.2 Saran
rumah sakit.
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS
ILMIAH PROGRAM STUDI D3
KEPERAWATAN Th.2020
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendaftaran Mahasiswa
Peserta Studi Kasus
2 Pembibingan Proposal Studi
Kasus
3 Pendaftaran Ujian Proposal
Studi Kasus
4 Ujian Proposal Studi Kasus
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yusuf Prasetyo
NIM 171210038
Hormat Saya,
Yusuf Prasetyo
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Peneliti, Responden,
(………………..) (…………………)
Saksi Pertama
(……………………)
INFORMED CONSENT
Peneliti, Responden,
(………………..) (…………………)
Saksi Pertama
(……………………)
Lampiran 4
PRAKTIK KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI D3
KEPERAWATAN STIKES ICME JOMBANG
2020
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :
jelaskan :
Makanan
Frekuensi x/hr
Jenis..................................
Diit ..................................
Pantangan ............................
Alergi .....................................
Minum
Frekuensi x/hari
Jenis....................
Alergi .................
Eliminasi
BAB
Frekuensi x/hari
warna .............
konsistensi
BAK
Frekuensi X/Hari
Warna .......
Alat bantu
Kebersihan Diri
x/hari
Memotong Kuku..........
Toileting
Istirahat/Tidur
Tidur siang jam
Kebiasaan Merokok/Jamu
x/mnt
b. Bentuk dada
asimetris Pigeons ch
barrel chest
c. Keluhan
d. Irama napas
e. Suara napas Lain-lain:
sesak teratur vesiculer
batuk
composmentis koma
apatis
somnolen
sopor
b. Keluhan pusing
c. Pupil isokor
ya anisokor
tidak
d. Nyeri Lain-lain :
tidak
ya, skala nyeri : lokasi :
a. Keluhan
: kencing menetes inkontinensia
retensi gross hematuri disuria po ri
oliguri anuri
ya tida ya tida
Ascites ya tida
Mual ya tida
Muntah ya tida
f. Diet
padat
lunak
cair
Frekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : ......................
7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
a. Pergerakan sendibebas terbatas
b. Kelainan ekstremitas ya tidak
c. Kelainan tl. belakang ya tidak
d. Fraktur ya tidak
e. Traksi/spalk/gips ya tidak
f. Kompartemen sindrom ya tidak
g. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
h. Akral hangat panas dingin kering basah
i. Turgor baik kurang jelek
j. Luka : jenis :............. luas : ............... bersih kotor
Lain-lain :
8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
Lain-lain :
G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya
cobaan Tuhan hukuman lainnya
H. PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah sering kadang-kadang tidak
pernah Lain-lain :
(.............................................)
ANALISA DATA
SESUAI DENGAN
NANDA 2014
Diagnosa Keperawatan yang muncul (Tipe PES minimal 3)
1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
5. ……………………………………………….
Intervensi Keperawatan
No.
Hari/tanggal diagnosa Tujuan & kriteria hasil Waktu Rencana tindakan Rasional
Mengandung SMART
Implementasi Keperawatan
No. Diagnosa
No. Diagnosa
S :
O :
A :
P :
PROGRAM STUDI D3
JOMBANG
No. Reg :
Nama :
DICHARGE PLANNING
Jenis Kelamin :
Alamat
:
Tanggal MRS: Tanggal/Tempat Kontrol :
Tanggal KRS:
Aturan Diet :
Lain-lain :
Saya selaku keluarga menyatakan telah mendapat penyuluhan hal-hal tersebut di atas
oleh mahasiswa D3 KEPERAWATAN STIKES ICME dan telah mengerti.
Jombang , ......................
.20…
Pasien/Keluarga Perawat
( ................................. ) ( ........................)
lxxxi
lxxxii
lxxxiii