Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN


LATIHAN

DI RUANG ALBIRUNI RS ISLAM BANJARMASIN


TANGGAL 7 JANUARI S/D 16 JANUARI 2021

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Profesi Ners Stase Keperawatan Dasar Profesi”

TUGAS INDIVIDU

OLEH:

AULIYA RAHMAN, S.ST


NIM: 20.300.0016

PROGRAM PROFESI NERS

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN


LATIHAN

OLEH:

AULIYA RAHMAN, S.ST


NIM: 20.300.0016

Banjarmasin, Januari 2021

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Dedy Setyawan, S.Kep.Ners Mussaadah, S.Kep.Ners,


LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

I. Konsep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan


1.1. Definisi / Deskripsi Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup (Kasiati &
Rosmalawati, 2016). Sedangkan menurut Potter dan Perry (2013), aktivitas
merupakan pergerakan tubuh yang terdiri atas integrasi fungsi skeletal
(rangka), muskular (otot), dan sistem saraf yang bertujuan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari.
Kasiati dan Rosmalawati (2016) menyatakan bahwa aktivitas
merupakan salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat. Perez
et al (2009) juga berpendapat bahwa ahtivitas sangat berperan penting dalam
menjaga dan meningkatkan kesehatan serta menjadi pengobatan esensial
penyakit kronis. Selain itu, aktivitas dan latihan yang teratur juga dapat
meningkatkan seluruh fungsi tubuh baik itu kardiovaskular maupun
muskuloskeletal. Bahkan juga dapat menjaga dan mengontrol berat badan
(body image) dan kesehatan psikologis seseorang (Edelman & Mandle,
2010).

1.2. Fisiologi Pergerakan


Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system
musculoskeletal dan system persarafan.
1) Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-
paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
2) Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi (Potter & Perry,
2013)

3) Nilai Nilai Normal


Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Aktivitas /
Kategori
Mobilisasi
Mampu merawat diri sendiri secara
Tingkat 0
penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat
Memerlukan bantuan atau
Tingkat 2
pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 3
orang lain dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
Tingkat 4 melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan
(Potter & Perry, 2013)

4) Rentang Gerak Sendi


Derajat
Gerak sendi Keterangan rentang
normal
Bahu
adduksi Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping 180
ke atas kepal, telapak tangan menghadap ke
posisi paling jauh.
Siku
fleksi Angkat lengan bawah ke arah depan dan ke 150
arah atas menuju bahu
Pergelangan tangan
fleksi Tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam 80-90
lengan bawah
ekstensi Luruskan pergelangan tangan dari posisi 80-90
fleksi
Hiperekstens Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang 70-90
i sejauh mungkin
abduksi Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari 0-20
ketika telapak tangan menghadap ke atas
adduksi Tekuk pergelangan tangan ke arah 30-50
kelingking, telapak tangan menghadap ke
atas
Tangan dan jari
fleksi Buat kepalan tangan 90
ekstensi Luruskan jari 90
hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh 30
mungkin
abduksi Kembangkan jari tangan 20
adduksi Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi 20
(Potter & Perry, 2013)

5) Derajat Kekuatan Otot


Untuk mengetahui seberapa  derajat kekuatan otot dapat digunakan
dengan sekala sebagai berikut :
Kakuatan
Skala Keterangan
Otot (%)
0 0 Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
1 10
dipalpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi
2 25
dengan topangan
3 50 Gerkan yang normal melawan gravitasi
Gerakan penuh yang normal melawan
4 75
gravitasi dan melawan tahanan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh yang
5 100 normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan penuh
(Potter & Perry, 2013)
6) Postur Tubuh (Body Aligment)
Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian
tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari
dari postur tubuh adalah persendian,, tendon, ligamen, dan otot. Apabila
keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi
keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti
dala posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan
baik, mengurangi jumlah energy yang digunakan, memperthaankan
keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru dan
menigkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk mendapatkan
postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan, diantaranya :
1) Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy –
garis imajiner vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik
yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of
support – posisi menyangga atau menopang tubuh)
2) Jika daerah tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan
dan keseimbangan akan lebih besar.
3) Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, enegi akan lebih banya
digunakan untuk memperthanakan keseimabangan.
4) Dasar tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari postur tubuh yang baik
akan menghemat energy dan mencegah kelelahan otot.
5) Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak nyamanan
otot.
6) Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot
dan ligament.
7) Posisi dan aktivitas yang  bervariasi dapat membantu mempertahankan
otot dan mencegah kelelahan.
8) Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
9) Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk
mencegah beban belakang.
10) Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri,
kelelahan otot, dan kontraktur (Potter & Perry, 2013).

7) Body Mechanic
Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai
fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan
meningkatkan kesehatan.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur
tubuh seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest
lama akan menurunkan tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
a) Body aligment/postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara
benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
b) Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan
sentralnya adalah gravitasi.
c) Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan (Potter
& Perry, 2013).

1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh Dan


Pergerakkan
a) Usia dan status perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang
berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat
gerak sejalan dengan perkembangan usia.
b) Proses penyakit/cidera
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena
dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang
menderita fraktur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam
ekstremitas.
c) Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas
seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan
sehari-hari.
d) Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas
dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas
e) Pekerjaan
Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila
dibandingkan dengan petani atau buruh (Potter & Perry, 2013).

1.4. Mobilisasi
1) Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2012).

2. Tujuan dai mobilisasi antara lain :


a) Memnuhi kebutuhan dasar manusia
b) Mencegah terjadinya trauma
c) Mempertahankan tingkat kesehatan
d) Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari – hari
e) Mencegah hilangnya kamampuan fungsi tubuh.

1.5. Imobilisasi
Imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak
secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas),
misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai
fraktur pada ekstremitas dan sebagainya (Hidayat, 2012)
1.6. Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Pergerakan Atau
Imobilisasi
1) Gangguan musculoskeletal
a. Osteoporosis
b. Atropi
c. Kontraktur
d. Kekakuan dan sakit sendi
2) Gangguan kardiovaskuler
a. Postural hipotensi
b. Vasodilatasi vena
c. Peningkatan penggunaan valsava maneuver
3) Gangguan system respirasi
a. Penurunan gerak pernafasan
b. Bertambahnya sekresi paru
c. Atelektasis
d. Hipotesis pneumonia (Potter & Perry, 2013).

1.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas


1) Faktor fisiologis
a. Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan
b. Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir
c. Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada )
d. Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot )
e. Pola tidur
f. Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
g. Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke
tingkat istirahat dalam 5 menit setelah latihan, tekanan darah
kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah latihan
h. Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
i. Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2
arteri, penurunan kadar hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak
normal
2) Faktor emosional
a. Suasasana hati (mood), depresi, cemas
b. Motivasi
c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
d. Gambaran diri
3) Faktor Perkembangan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kehamilan
d. Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
e. Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan
(Potter & Perry, 2013).
1.8. Pathway

Pengkajian aktifitas dan latihan

Masalah dalam aktifitas Masalah pergerakan

Tidak cukupnya energi Adanya keterbatasan


fisiologi atau psikologi pergerakan fisik tubuh
untuk bertahan atau secara mandiri dan terarah
menyesuaikan aktivitas pada satu ekstremitas atau
harian yang diinginkan lebih

Intoleran aktivitas Hambatan mobilitas fisik


ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny/Tn ………………..
Umur : ………th
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Status Perkawinan : Kawin/Duda/Janda/Belum menikah
Pendidikan : ………
Pekerjaan : ………
Agama : ………
Alamat : ………domisili
No. Medical Record : ………
Tanggal Masuk : ………
Tanggal Pengkajian : ………
Diagnosa Medis : ………

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn/Ny
Umur : …….th
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Pendidikan : ……..
Pekerjaan : ………
Hubungan dengan klien : Suami/Isteri/Anak Kandung/Saudara
Kandung
Alamat : ........... domisili
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas dan
latihan adalah rasa nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat,
badan terasa lelah, mual/muntah ada/tidak ada, bab belum lancar
terdapat warna kehitaman dan merah segar hari belum bab, urine keruh
kemerahan, parese pada ekstermitas kanan ataupun fraktur.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab
dari nyeri/fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat rencana
tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya
nyeri/fraktur tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang
terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya nyeri bisa diketahui nyeri yang lain.
1) Waktu terjadinya sakit
Kapan mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeri
yang dirasakan, apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya.
2) Proses terjadinya sakit
Perlu dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya sakit, kapan.
3) Upaya yang telah dilakukan selama sakit
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung lamanya
serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa
nyeri klien digunakan:
1) (P) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
2) (Q) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
3) (R) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) (S) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan  skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan
fungsinya.
5) (T) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
3. Riwayat penyakit dahulu.
Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami
hipertensi apakah sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit
seperti saat ini.
4. Riwayat kesehatan keluarga.
Perlu dikaji penyakit riwayat keluarga yang berhubungan
dengan penyakit tulang atau tidak. Penyakit tulang merupakan salah
satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes,
osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker
tulang yang cenderung diturunkan secara genetic (Ignatavicius, Donna
D)
5. Riwayat kesehatan lingkungan klien
6. Genogram
Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota
keluarga dari atas hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi
sebelum pasien. Berikan keterangan manakah simbol pria, wanita,
keterangan tinggal serumah, yang sudah meninggal dunia serta pasien
yang sakit.
D. Riwayat Aktivitas Kesehatan Sehari hari
a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit meliputi sebelum sakit
dan selama sakit
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum
sakit dan selama sakit
3) Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Pola Aktivitas Dan Latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian,
eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik
tangga, serta berikan keterangan skala dari 0 – 4 yaitu :
0      : Mandiri
1      : Di bantu sebagian
2      : Di bantu orang lain
3      : Di bantu orang dan peralatan
4      : Ketergantungan / tidak mampu
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah
Ambulansi
Naik tangga

c. Pola Istirahat Tidur


Ditanyakan (sebelum sakit dan selama sakit) :
1)      Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
2)      Sonambolisme
3)      Kualitas dan kuantitas jam tidur
d. Pola Nutrisi -  Metabolic (sebelum sakit dan selama sakit):
Ditanyakan :
1) Berapa kali makan sehari,
2) Kemampuan mengunyah, menelan, atau perlu bantuan
total/sebagian
3) Makanan kesukaan dan makanan yang menimbulkan alergi
4) Berat badan sebelum dan sesudah sakit
5) Frekuensi dan kuantitas makan minum sehari
6) Jenis dan volume Intake cairan melalui oral, atau intravena
e. Pola Eliminasi (sebelum sakit dan selama sakit):
1)      Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
2)      Nyeri
3)      Kuantitas
f. Pola Personal hygine
1) Mandi (frekuensi, bantuan total/sebagian)
2) Gosok gigi (Frekuensi)
3) Cuci rambut
4) Gunting kuku
5) Ganti pakaian (frekuensi perhari)
E. Data Psikologis
a. Pola Kognitif Perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
b. Pola Konsep Diri
1)      Gambaran diri
2)      Identitas diri
3)      Peran diri
4)      Ideal diri
5)      Harga diri
c. Pola Koping
Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
d. Pola Seksual – Reproduksi
Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminya.
F. Data Sosial
Pola Peran Hubungan
1)      Hubungan dengan anggota keluarga
2)      Dukungan keluarga
3)      Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
G. Data Spiritual
Pola Nilai Dan Kepercayaan
1)      Persepsi keyakinan atau keperacayaan yang berkaitan dengan
penyakit
2)      Tindakan/menjalankan ibadah berdasarkan keyakinan akan
kesembuhan dari penyakit
H. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit berat, keadaan umum tampak lemah, kesadaran
compos mentis mengarah apatis,  Tekanan darah mmHg, suhu tubuh
…O◦C, pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS : E=..
M=… V=.., BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ), hasil pengukuran lainnya,
seperti LL dll.
b. Sistem integument
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambut
hitam dan berminyak , tidak botak, perubahan warna  kulit; muka
tampak pucat.
c. Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala/sakit kepala, benjolan  tidak
ada.
d. Muka
Asimetris,  odema  , otot muka dan rahang kekuatan lemah , sianosis
tidak ada
e. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor,
sclera ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak
dapat dievalusai,  mata tampak cowong.
f. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani  dalam batas normal 

g. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan
cuping hidung tidak ada.
h. Mulut dan faring
Bau mulut , stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah
merah    mudah, kelainan lidah tidak ada. Terpasang NGT
i. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, vena jugularis  5 + 2cm H2O. tidak
ada benjolan limphe nodul.
j. Thoraks
Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-),
perkusi resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocal
fremitus tidak teridentifikasi.
k. Jantung
Batas jantung  kiri  ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan
ics 2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi
S1 dan S2 tunggal; dalam batas normal, gallop(-), mumur (-). capillary
refill 2 – 3 detik .
l. Abdomen
Bising  usus; hiperperistaltik, bunyi bruit sangat jelasa,  tidak ada
benjolan, nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak
teraba, asites (-).
m. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh
limfe tidak ada., tidak ada hemoroid, terpasang kateter hr.III
n. Ekstrimitas
Akral hangat,  edema -/-, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari -/-,
atropi -/-, capillary refill 3 detik, atropi -/-. Perifer tampak pucat.
o. Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap(18–11–2007) Albumin       : 3.50     (3.40-
Hb                   : 9.3         (13-16) 4.80)
Hematokrit      : 28,2       (40-48)    Kolesterol total: 140  (120-200)
Eritrosit              : 3.15       (4.50-5.50) Trigliserida  : 139 (50-150)
MCV                   :89.5        (82 – 92) Kolesterol HDL: 34   (40-55)
MCH                   : 29.5       (27 – 31) Kolesterol LDL : 85.00 (50.00-
MCHC                : 33.0       (32 – 36) 130.00)
Leukosit          :10.400    (5–10x 103 ) Natrium darah : 138 (135-147)
Trombosit        :208.000  (15-40x104) Kalium darah  : 5.04 (3.50-5.50)
Klorida darah : 113.0 (100.0-
Darah Lengkap (19-11-2007,jam 106.0)
09) Ureum darah :119 (10-50)
LED             : 20.0       (0.0-10.0) Kreatinin darah :4.5 (0.5-1.5)
Hb              : 8.0         (13-16) Glukosa darah  : 132 (70-110)
Hematokrit  : 23,3       (40-48)    Glukosa 2 jam PP : 149  (70-
Eritrosit        : 2.58       (4.50-5.50) 140)
MCV            :90.3        (82 – 92)
MCH            : 31.0        (27 – 31) Urinalisa
MCHC         : 34.3        (32 – 36)     - Warna        : kuning
Leukosit      :9.200       (5–10x 103 )     - Kejernihan : jernih
Trombosit    :206.000  (15-40x104)     Sedimen:
    - sel epitel         : +
Hitung Jenis     - Leukosit         : 5- 6
Basofil       : 0.0       (0.0-1.0)     - eritrosit          : 0-1
Eosinofil    : 0.0       (1.0-3.0)     - Silinder          : +, koral 0-1
Neutrofil   : 88         (52-76)     - Kristal            : -
Limfosit     : 9.1        (20.0-40.0)     - Bakteri            : -
Monosit      :3.3        (2.0-8.0)     - BJ                      : 1.015
PT              : 13.2       (11.0-14.0)     - PH                    : 5.5
PT control  : 12.3     - Protein            :  2+
APTT         : 27.0       (27.3-37.6)     - Keton              : Trace
APTT control : 31.7     - Glukosa          : Negative
Kadar fibrinogen : 268.3      (200.0-
400.0) Analisa Gas Darah
D Dimer Kuantitatif:100.00 (0.00-    - PH           : 7.369
300.00)    - PCO2       : 23,0
   - PO2          : 133
Kimia Darah    - HCO3       : 12,9
Billirubin   : Negative    - tCO2         ; 17.6
Urobilinogen : 3.2       (3.2)    - ABE          ; - 10,9
Nitrit             : Negative    - SBE           ; - 11,4
Esterase leukosit : Trace    - SBC           ; 15,8
SGOT/AST     : 16        (10-35)    - tHB           ; 9,0 g/dl
SGPT/ALT  : 15        ( 10-36)    - O2 Sat      : 98.1%
       - Na/K/Cl         : 139/4,6/99

a. Hasil CT Scan ;Perdarahan pada basal ganglia dan Thalamus kiri


kurang lebih   p: 5,2x5.0 mm banyaknya perdarahan 23 cc
b. Hasil Foto rongen; gambaran infiltrate minimal, CTR >50%
c. Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I, AVL,V5-V6 poor r, saran konsul
kardiologi konsul gastro dan ginjal, echokardiograf, tranfusi PRC..
d. Hasil konsul dengan IPD, gastroenterology prinsipnya sama terapi
dilanjutkan dan rencanakan USG ginjal, dan Koloscopy setelah HB
>10 gr/dl

J. TERAPI MEDIS
Obat-obatan
Efek  Samping (evaluasi
Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2

Obat-obatan ()
Efek  Samping (evaluasi
Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2
Adalat 1x3 mg oral hipotensi
B6,12,Asam folat 2 x 1 tb oral Meningginya fungsi hati
Transmin 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Vit K 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Cefriaxon 2 x 1 gr injeksi Alergi sistemik
HCT 1 x 25 mg oral Output cairan
berlebih/tidak terkontrol
laculac 3 x 1 sdk Oral (sirup)
a. Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan :
Pengkajian keperawatan dilihat dari dua bagian,
Mobilisasi dan Imobilisasi. Kedua area ini biasa dikaji selama
pemeriksaan fisik lengkap.
1) Mobilisasi
      Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang gerak , gaya
berjalan, latihan dan toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh.
a) Rentang gerak
Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan
yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu potongan
tubuh : Sagital, Frontal, Transversal.
      Potongan frontal adalah garis yang melewati tubuh dari sisi ke
sisi dan membagi tubuh menjadi  bagian depan dan belakang.
      Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan
ke belakang membagi tubuh kanan dan kiri
      Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi
tubuh menjadi bagian atas dan bawah
b) Gaya Berjalan
Digunakan menggambarkan cara utama atau gaya ketika
berjalan. Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumit
mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit
mengangkat tungkai yang sama
c) Latihan dan Toleransi aktivitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi
tubuh meningkatkan kesehatan dan menmpertahankan
kesehatan jasmani. Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah
latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian
toleransi aktivitas meliputi data fisiologis, emosional dan
tingkat perkembangan.
d) Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien
yang berdiri tegak, duduk atau berbaring. Langkah pertama
dalam mengkaji kesejajaran tubuh adalah menempatkan klien
dalam posisi istirahat sehingga tidak kaku.
a) Berdiri
      Kepala tegak
      Bahu dan panggul sejajar pada arah posterior
      Tulang belakang lurus pada arah posterior
      Dari arah lateral : kepala tegak, garis tulang belakang digaris
dalam pola S terbalik
      Dari arah anterior : tulang belakang adalah cembung, tulang
belakang torakal pada arah posterior cembung
      Tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
      Arah lateral : perut berlipat kebagian dalam dengan nyaman
dan lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung.
      Lengan klien nyaman disamping
      Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar penopang, jari kaki di
depan
      Dari arah anterior dilihat pusat gravitasi berada ditengah tubuh,
garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai
titik tengah antara kedua kaki.
b) Duduk
      Kepala tegak, leher dan tulang belakang sejajar
      Berat badan rata pada bokong dan paha
      Paha sejajar pada potongan horizontal
      Kedua kaki ditopang ke lantai
      Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan
ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior
      Lengan bawah klien ditopang pada pegangan tangan,
dipangkuan atau diatas meja depan kursi
c) Berbaring
      Pada orang sadar akan mempunyai control otot volunteer dan
persepsi normal terhadap tekanan
      Pengkajian dengan posisi berbaring membutuhkan posisi lateral
pada klien dengan satu bantal dan tanpa penopang.
2) Imobilisasi
Melakukan pengkajian fisik dari ujung kepala sampai
ujung kaki, selain itu berfokus pada area fisiologis, seperti aspek
psikososial dan perkembangan klien.
a) Faktor Fisiologis
b) Sistem Metabolik
      Evaluasi atrofi otot
      Evaluasi status cairan
      Elektrolit atau kadar serum protein
      Penyembuhan luka untuk perubahan transport nutrient
      Mengkaji asupan makanan
      Pola eliminasi
      Ada tidaknya dehidrasi atau edema
      Ada tidaknya anoreksia
c) Sistem Respirasi yang perlu dikaji
      Inspeksi pergerakan dada ( dinding dada ) selama siklus
inspirasi – ekspirasi jika klien mempunyai area atelektasis
maka gerakan dada asimetris
      Auskultasi area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan
suara napas, crakles atau mengi
d) Sistem kardiovaskuler
      Kaji TD
      Kaji nadi apeks atau nadi perifer
      Abservasi tanda-tanda statis vena ( edema & penyembuhan
luka buruk )
e) Sistem Muskuloskeletal
      Kaji penurunan tonus otot
      Kaji kehilangan masa otot dan kontraktur
      Kaji rentang gerak
f) Sistem integument
      Mengkaji tanda-tanda kerusakan
      Kaji kebersihan kulit
g) Sistem Eliminasi
      Kaji asupan jumlah dan jenis cairan melalui oral atau
parenteral
      Kaji adanya dehidrasi
      Kaji ada tidaknya konstipasi
b. Pengkajian Pada Lansia
Faktor Psikososial
Perubahan status psikososial klien biasa terjadi lambat dan sering
diabaikan tenaga kesehatan.
      Observasi perubahan tingkah laku
      Menentukan penyebab perubahan tingkah laku / psikososial untuk
mengidentifikasi terapi keperawatan
      Observasi pola tidur klien
      Observasi perubahan mekanisme koping klien
      Observasi dasar perilaku klien sehari-hari
              
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas
2. Hambatan mobilitas fisik

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (NCP)


No Diagnosa NOC NIC
1. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakakn Perawatan Jantung
Definisi: keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor toleransi pasien
Ketidakcukupan energi Toleransi Terhadap Aktivitas terhadap aktivitas
psikologis atau fisiologis adekuat dengan kriteria hasil: 2. Pertahankan jadwal
untuk mempertahankan Indikator IR ER ambulasi sesuai toleransi
atau menyelesaikan Saturasi O2 4 5
aktivitas kehidupan pasien
ketika
sehari hari yang harus beraktivitas 3. Berikan dukungan dan
atau yang ingin Frekuensi nadi 3 5 harapan yang realitas pada
dilakukan. ketika pasien dan keluarga
Batasan karakteristik : beraktivitas 4. Instruksikan pada pasien
Data subyektif: Frekuensi 3 5 mengenai modifikasi faktor
...............................................................
Data obyektif: bernafas ketika resiko jantung(mis berhenti
 Dipsnea setelah aktivitas merokok)
beraktivitas Tekanan darah 3 5 5. Kolaborasi dengan ahli gizi
 Keletihan sistol ketika dan fisiotherapi
 Ketidaknyamanan beraktivitas
setelah beraktivitas Tekanan darah 3 5
 Perubahan EKG diastol ketika
 Respon frekuensi beraktivitas
jantung abnormal Temuan /Hasil 3 5
terhadap aktivitas EKG
 Respons tekanan Keterangan Skala:
darah abnormal 1: sangat terganggu
terhadap aktivitas 2: banyak terganggu
3: cukup terganggu
Faktor yang 4: sedikit terganggu
Berhubungan 5: tidak ada gangguan
 Gaya hidup kurang
gerak
 Imobilitas
 Ketidak
seimbangan antara
suplai dan
kebutuhan oksigen
 Tirah bari
2. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakakn Terapi Latihan : Ambulansi
fisik keperawatan selama 3x24 jam 1. membantu pasien untuk
Toleransi Terhadap Aktivitas berdiri dan ambulansi
adekuat dengan kriteria hasil: 2. memberitahu mengenai
Indikator IR ER teknik perpindahahan dan
cara berjalan 4 5 ambulasi yang aman
gerakan otot 3 5 3. mengonsultasikan pada ahli
gerakan sendi 3 5 terapi fisik mengenai
Keterangan Skala: rencana ambulasi sesuai
1: sangat terganggu kebutuhan
2: banyak terganggu
3: cukup terganggu
4: sedikit terganggu
5: tidak ada gangguan
IV. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Intoleransi Aktivitas 1. Memonitor toleransi pasien S:
Definisi: terhadap aktivitas Subjektif, berdasarkan apa yang
Ketidakcukupan energi 2. Mempertahankan jadwal dirasakan dan dikatakan pasien.
psikologis atau fisiologis Dapat diperoleh melalui
ambulasi sesuai toleransi
untuk mempertahankan wawancara pada pasien maupun
atau menyelesaikan pasien melalui keluarga pasien
aktivitas kehidupan 3. Memberikan dukungan dan
sehari hari yang harus harapan yang realitas pada O:
atau yang ingin pasien dan keluarga Objektif, berdasarkan
dilakukan. 4. Menginstruksikan pada pemeriksaan, baik itu inspeksi,
Batasan karakteristik : pasien mengenai modifikasi palpasi, perkusi maupun
Data subyektif: auskultasi. Merujuk pada
faktor resiko jantung(mis
............................................................... indikator hasil yang telah
Data obyektif: berhenti merokok) ditetapkan
 Dipsnea setelah 5. Berkolaborasi dengan ahli
beraktivitas gizi dan fisiotherapi A:
 Keletihan Assesment, merupakan
 Ketidaknyamanan penilaian masalah keperawatan
setelah beraktivitas dari capaian indikator yang
 Perubahan EKG telah ditetapkan. Assesment
 Respon frekuensi dapat berupa:
jantung abnormal 1. Masalah
terhadap aktivitas sudah teratasi
 Respons tekanan 2. Masalah
darah abnormal teratasi sebagian
terhadap aktivitas 3. Masalah
belum teratasi
Faktor yang
Berhubungan P:
 Gaya hidup kurang Planning, merupakan tindak
gerak lanjut dari penilaian masalah
keperawatan. Dapat berupa:
 Imobilitas
1. Lanjutkan intervensi
 Ketidak
keperawatan
seimbangan antara
2. Modifikasi intervensi
suplai dan
keperawatan
kebutuhan oksigen
3. Hentikan intervensi
 Tirah bari keperawatan
2 Hambatan mobilitas Terapi Latihan : Ambulansi S:
fisik 1. membantu pasien untuk Subjektif, berdasarkan apa yang
berdiri dan ambulansi dirasakan dan dikatakan pasien.
2. memberitahu mengenai Dapat diperoleh melalui
teknik perpindahahan dan wawancara pada pasien maupun
ambulasi yang aman melalui keluarga pasien
3. mengonsultasikan pada ahli
terapi fisik mengenai O:
rencana ambulasi sesuai Objektif, berdasarkan
kebutuhan pemeriksaan, baik itu inspeksi,
palpasi, perkusi maupun
auskultasi. Merujuk pada
indikator hasil yang telah
ditetapkan

A:
Assesment, merupakan
penilaian masalah keperawatan
dari capaian indikator yang
telah ditetapkan. Assesment
dapat berupa:
4. Masalah
sudah teratasi
5. Masalah
teratasi sebagian
6. Masalah
belum teratasi

P:
Planning, merupakan tindak
lanjut dari penilaian masalah
keperawatan. Dapat berupa:
4. Lanjutkan intervensi
keperawatan
5. Modifikasi intervensi
keperawatan
Hentikan intervensi
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Edelman, C. L., & Mandle, C. L. (2010). Health promotion throughout the life
span ed 7. St Louis: Mosby.
Herdman, T. H. (2011). NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2018-2020, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012 .Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba
Medika.
Kasiati, & Rosmalawati, N. W. D. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan: Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan Kemenkes RI.
Pere, A. P., et al. (2009). Promoting dietary change among state health employees
in Arkansas through a worksite wellness program. Preventing Chronic Dis
6(4):A123.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi
4. Jakarta : EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2013). Fundamental of Nursing Eighth Edition. St
Louis: Mosby.
Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Edisi I. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai