OLEH :
LISNA PRILLIA
NIM. 221030230509
TINJAUAN TEORI
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN
A. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah
adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan
dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti
istirahat.
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat.
Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya dalam melakukan
berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas
seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Konsep Dasar
Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan
system persarafan.
1. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
2. Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi
G. Body Mechanic
Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya.
Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh seperti pada
orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan menurunkan tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
1. Body aligment/postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya
pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
2. Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi.
3. Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan
mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.
I. Mobilisasi
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya (Hidayat, 2012).
J. Imobilisasi
Imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang
belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya (Hidayat, 2012
BAB II
TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tanggal Masuk :
Jam :
No. CM :
Tanggal Pengkajian :
Jam :
Diagnosa Medis :
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjan :
Suku / Bangsa :
Status :
No. CM :
Alamat :
b. Identitas penanggung jawab
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku / Bangsa :
Status :
Alamat :
Hub.dg klien :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas dan latihan adalah rasa
nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat, badan terasa lelah, muntah tidak
ada, mual ada, bab belum lancar terdapat warna kehitaman dan merah segar hari
belum bab, urine keruh kemerahan, parese pada ekstermitas kanan ataupun fraktur.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung lamanya serangan. Untuk
memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari nyeri/fraktur,
yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya nyeri/fraktur tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya nyeri bisa diketahui nyeri yang lain.
1) Waktu terjadinya sakit
Kapan mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeri yang
dirasakan, apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya.
2) Proses terjadinya sakit
Perlu dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya sakit, kapan.
3) Upaya yang telah dilakukan selama sakit
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu.
Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi apakah
sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit seperti saat ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Perlu dikaji penyakit riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang
atau tidak. Penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan,
dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetic (Ignatavicius, Donna D)
e. Riwayat kesehatan lingkungan klien
f. Genogram
Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota keluarga dari atas
hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi sebelum pasien. Berikan
keterangan manakah simbol pria, wanita, keterangan tinggal serumah, yang sudah
meninggal dunia serta pasien yang sakit.
3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)
a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit meliputi sebelum sakit dan selam sakit
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum sakit dan selam
sakit
3) Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Pola Aktivitas Dan Latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi,
mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga, serta berikan
keterangan skala dari 0 – 4 yaitu :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah
Ambulansi
Naik tangga
a. Hasil CT Scan ;Perdarahan pada basal ganglia dan Thalamus kiri kurang lebih p:
5,2x5.0 mm banyaknya perdarahan 23 cc
b. Hasil Foto rongen; gambaran infiltrate minimal, CTR >50%
c. Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I, AVL,V5-V6 poor r, saran konsul kardiologi
konsul gastro dan ginjal, echokardiograf, tranfusi PRC..
d. Hasil konsul dengan IPD, gastroenterology prinsipnya sama terapi dilanjutkan dan
rencanakan USG ginjal, dan Koloscopy setelah HB >10 gr/dl
6. TERAPI
Obat-obatan (17–11–2007)
Efek Samping (evaluasi
Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2
Obat-obatan (20–11–2007)
Efek Samping (evaluasi
Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2
Adalat 1x3 mg oral hipotensi
B6,12,Asam folat 2 x 1 tb oral Meningginya fungsi hati
Transmin 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Vit K 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Cefriaxon 2 x 1 gr injeksi Alergi sistemik
HCT 1 x 25 mg oral Output cairan
berlebih/tidak terkontrol
laculac 3 x 1 sdk Oral (sirup)
a. Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan :
Pengkajian keperawatan dilihat dari dua bagian, Mobilisasi dan Imobilisasi. Kedua
area ini biasa dikaji selama pemeriksaan fisik lengkap.
1) Mobilisasi
Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang gerak , gaya berjalan,
latihan dan toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh.
a) Rentang gerak
Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu potongan tubuh : Sagital, Frontal, Transversal.
Potongan frontal adalah garis yang melewati tubuh dari sisi ke sisi dan
membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang
membagi tubuh kanan dan kiri
Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi
bagian atas dan bawah
b) Gaya Berjalan
Digunakan menggambarkan cara utama atau gaya ketika berjalan. Siklus
gaya berjalan dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut
dengan tumit mengangkat tungkai yang sama
c) Latihan dan Toleransi aktivitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh
meningkatkan kesehatan dan menmpertahankan kesehatan jasmani. Toleransi
aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan
seseorang. Pengkajian toleransi aktivitas meliputi data fisiologis, emosional
dan tingkat perkembangan.
d) Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien yang berdiri
tegak, duduk atau berbaring. Langkah pertama dalam mengkaji kesejajaran
tubuh adalah menempatkan klien dalam posisi istirahat sehingga tidak kaku.
a) Berdiri
Kepala tegak
Bahu dan panggul sejajar pada arah posterior
Tulang belakang lurus pada arah posterior
Dari arah lateral : kepala tegak, garis tulang belakang digaris dalam pola S
terbalik
Dari arah anterior : tulang belakang adalah cembung, tulang belakang torakal
pada arah posterior cembung
Tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
Arah lateral : perut berlipat kebagian dalam dengan nyaman dan lutut dengan
pergelangan kaki agak melengkung.
Lengan klien nyaman disamping
Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar penopang, jari kaki di depan
Dari arah anterior dilihat pusat gravitasi berada ditengah tubuh, garis gravitasi
mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki.
b) Duduk
Kepala tegak, leher dan tulang belakang sejajar
Berat badan rata pada bokong dan paha
Paha sejajar pada potongan horizontal
Kedua kaki ditopang ke lantai
Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal
pada permukaan lutut bagian posterior
Lengan bawah klien ditopang pada pegangan tangan, dipangkuan atau diatas
meja depan kursi
c) Berbaring
Pada orang sadar akan mempunyai control otot volunteer dan persepsi normal
terhadap tekanan
Pengkajian dengan posisi berbaring membutuhkan posisi lateral pada klien
dengan satu bantal dan tanpa penopang.
2) Imobilisasi
Melakukan pengkajian fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki, selain
itu berfokus pada area fisiologis, seperti aspek psikososial dan perkembangan
klien.
a) Faktor Fisiologis
b) Sistem Metabolik
Evaluasi atrofi otot
Evaluasi status cairan
Elektrolit atau kadar serum protein
Penyembuhan luka untuk perubahan transport nutrient
Mengkaji asupan makanan
Pola eliminasi
Ada tidaknya dehidrasi atau edema
Ada tidaknya anoreksia
c) Sistem Respirasi yang perlu dikaji
Inspeksi pergerakan dada ( dinding dada ) selama siklus inspirasi –
ekspirasi jika klien mempunyai area atelektasis maka gerakan dada asimetris
Auskultasi area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan suara napas,
crakles atau mengi
d) Sistem kardiovaskuler
Kaji TD
Kaji nadi apeks atau nadi perifer
Abservasi tanda-tanda statis vena ( edema & penyembuhan luka buruk )
e) Sistem Muskuloskeletal
Kaji penurunan tonus otot
Kaji kehilangan masa otot dan kontraktur
Kaji rentang gerak
f) Sistem integument
Mengkaji tanda-tanda kerusakan
Kaji kebersihan kulit
g) Sistem Eliminasi
Kaji asupan jumlah dan jenis cairan melalui oral atau parenteral
Kaji adanya dehidrasi
Kaji ada tidaknya konstipasi
b. Pengkajian Pada Lansia
Faktor Psikososial
Perubahan status psikososial klien biasa terjadi lambat dan sering diabaikan tenaga
kesehatan.
Observasi perubahan tingkah laku
Menentukan penyebab perubahan tingkah laku / psikososial untuk mengidentifikasi
terapi keperawatan
Observasi pola tidur klien
Observasi perubahan mekanisme koping klien
Observasi dasar perilaku klien sehari-hari
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I. Jakarta :
Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012 .Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Nanda NOC-NIC
4. Pemeriksaan Fisik
- TTV
TD : 90/60
N : 70 RR
RR 28
S : 36,6
Kesadaran : CM Keadaan Umum: S edang
• Pernapasan
Pola napas : Tidak Teratur Sesak napas : (+)
• Kulit
Kulit berwarna sawo matang, tidak ada sianosis, turgor cepat kembali,
kelembaban elastis, kulit tampak pucat
• Kepala
Bentuk kepala simetris
• Rambut /leher
Rambut berwarna hitam, tebal Leher Kaku kuduk tidak ada, massa tida
ada, pembesaran kelenjar leher tidak ada
• Kardiovaskuler
Irama Jantung : Reguler
Nyeri dada : (-)
Bunyi Jantung : Normal
Akral : Hangat
• Telinga : Bentuk normal, simetris, nyeri tidak ada, pendengaran normal
• Hidung : Hidung berbentuk normal, simetris
• Mulut : Bentuk tidak ada kelainan, mukosa bibir basah, gusi tidak berdarah dan
tidak bengkak
• Lidah : Bentuk simetris, tidak kotor
• Toraks
Pulmo Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ditemukan retraksi
dinding dada
Palpasi : Pergerakan napas dada simetris
Aukultasi : Suara napas vesikuler, tidak ditemukan ronchi dan wheezing
• Abdomen
Inspeksi: Bentuk cembung dan simetris
Palpasi : Tidak ditemukan massa
Perkusi: Suara ketuk timpani dan tidak ada asietes
Aukultasi : Bising usus normal
• Eksremitas Neurologis
gerakan normal, tonus tidak meningkat, tidak ada atrofi, sensibilitas normal
Umum Akral hangat,tidak edema, kedua telapak tangan dan kaki tampak
pucat
• Genitalia
TIdak adanya kelainan
• Anus
Tidak ada kelainan
5. Pemeriksaan Penunjang
Leukosit : 2100/µL (normal : 4700 – 10.500 µL
Retikulosit : 0,04% corrected (normal : 0,5-1,5%)
Nilai absolut : 312/µL (normal : 25.000-75.000)
Trombosit : 5.000/µL (normal : 150.000-350.000
A. Pengkajian
Pengkajian tgl : 5 Maret 2020 Jam : 21.45 WIB
Tanggal MRS : 5 Maret 2020 NO. RM : 207765
Ruang/Kelas :- Dx. Masuk : Anemia
Dokter yang merawat : -
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Suku/Bangsa : jawa
Alamat : Serang-Banten
Keluhan utama : Pasien mengatakan merasa pusing, lemas, dan sesak
Riwayat penyakit saat ini : tn.T datang ke IGD RS Banten pada 5 Maret 2020 pukul 21.45 WIB , pasien datang
Riwayat Sakit dan Kesehata
dengan keluhan lemas diseluruh tubuh, sesak, dan pusing, lemas sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu dan
mengganggu aktivitas, saat berjalan seperti akan jatuh dan pingsan , pasien merasa nyaman ketika posisi duduk
atau berbaring , setelah dilakukan pengkajian didapat hasil TD 90/60, N 70, RR 28, S 36,6, kesadaran CM, keadaan
umum sedang
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada dikeluarga yang menderita penyakit seperti pasien, tidak ada riwyat
penyakit asma, darah tinggi, kencing manis , maupun penyakit keganasan dikeluarga.
Masalah: 1. Keletihan
2. Kelemahan
-
Radiologi/ USG, dll
Ondancentrone
2x4mg Omz
2x40mg
Asam tranexamat 2x500mg
Ceftriaxone 1x1g
IUFD= Nacl 0,9% 20tpm
Terapi:
ANALISA DATA
1. Data Subyektif :
• pasien mengatakan lemas
diseluruh tubuh, Keletihan Kondisi Fisiologis
• pasien mengatakan lemas (Anemia)
sudah dirasakan sejak 2 hari
yang lalu dan mengganggu
aktivitas, saat berjalan seperti
akan jatuh dan pingsan
• pasien merasa nyaman ketika
posisi duduk atau berbaring
Data Obyektif :
• pasien tampak lemas dan pucat
TD : 90/60,
N : 70,
RR : 28,
S : 36,6
Hemoglobin 7,0 gr/dL
Leukosit : 2100/µL (normal : 4700 –
10.500 µL
Retikulosit : 0,04% corrected (normal :
0,5-1,5%)
Trombosit : 5.000/µL (normal : 150.000-
350.000)
Penurunan
Perfusi perifer tidak
Data Subyektif : Konsentrasi
2. efektif
pasien mengatakan lemas Hemoglobin
diseluruh tubuh, sesak, dan dan
pusing, lemas sudah dirasakan
sejak 2 hari yang lalu
Data Obyektif :
pasien tampak lemah, konjungtiva
anemis dan tampak pucat
TD : 90/60,
N : 70,
RR : 28,
S : 36,6
Hemoglobin : 7,0 gr/dL
Leukosit : 2100/µL (normal : 4700 –
10.500 µL
Retikulosit : 0,04% corrected (normal :
0,5-1,5%)
Trombosit : 5.000/µL (normal : 150.000-
350.000)
Data Obyektif :
pasien tampak lemas dan pucat
TD : 90/60,
N : 70,
RR : 28,
S : 36,6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keletihan berhubungan dengan Kondisi Fisiologis (Anemia)
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
- untuk
3. 6 Maret Intoleransi Setelah Terapi Aktivitas (I.05186) mengetahui
2020 aktivitas dilakukan Observasi : tingkat
berhubungan tindakan 1. Identifikasi deficit aktivitas
dengan asuhan tingkat aktivitas - untuk
kelemahan keperawatan 2. Identifikasi mengetahui
selama 2 X kemampuan kemampua
(D.0056) 24 jam berpartisipasi n dalam
diharapkan dalam aktivitas beraktivitas
ekspektasi tertentu - untuk
Toleransi 3. Identifikasi sumber mengetahui
Aktivitas daya untuk strategi apa
meningkat aktivitas yang yang
( L.05047) diinginkan meningkatk
dengan 4. Identifikasi strategi
kriteria hasil
an
meningkatkan partisipasi
a. Saturasi partisipasi dalam
oksigen dalam
aktivitas aktivitas
meningkat 5. Monitor respon
b. Frekwensi - untuk
emosional, fisik, mengetahui
Nadi social, dan spiritual
meningkat respon
terhadap aktivitas emosional,
c. Kemudah
an dalam Terapeutik: fisik,
melakuka 6. Fasilitasi focus social, dan
n aktivitas pada kemampuan, spiritual,
sehari hari bukan deficit yang terhadap
meningkat dialami aktivitas
d. Kekuatan 7. Koordinasikan - untuk
tubuh pemilihan aktivitas mengetahui
bagian sesuai usia fasilitas
atas dan 8. Fasilitasi makna aktivitas
bawah aktivitas yang fisik rutin
meningkat dipilih (mis.ambil
e. Dyspnea 9. Fasilitasi aktivitas asi,
saat dan fisik rutin (mis. mobilisasi,
setelah ambulansi, dan
melakuka mobilisasi, dan perawatan
n aktivitas perawatan diri), diri)
menurun sesuai kebutuhan
f. Perasaan 10. Fasilitasi aktivitas
lemah pengganti saat
menurun mengalami
g. Sianosis keterbatasan
menurun waktu, energy, atau
h. Warna gerak
kulit 11. Tingkatkan
membaik aktivitas fisik
untuk memelihara
berat badan, jika
sesuai
12. Fasilitasi aktivitas
motorik untuk
merelaksasi otot
13. Libatkan keluarga
dalam aktivitas,
jika perlu
14. Fasilitasi
mengembankan
motivasi dan
penguatan diri
15. Fasilitasi pasien
dan keluarga
memantau
kemajuannya
sendiri untuk
mencapai tujuan
16. Berikan penguatan
positfi atas
partisipasi dalam
aktivitas
17. Jelaskan metode
aktivitas fisik
sehari-hari, jika
perlu
18. Ajarkan cara
melakukan
aktivitas yang
dipilih
19. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik,
social, spiritual,
dan kognitif, dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
20. Anjurka terlibat
dalam aktivitas
kelompok atau
terapi, jika sesuai
21. Anjurkan keluarga
untuk member
penguatan positif
atas partisipasi
dalam aktivitas
Kolaborasi:
22. Kolaborasi dengan
terapi okupasi
dalam
merencanakan dan
memonitor
program aktivitas,
jika sesuai
23. Rujuk pada pusat
atau program
aktivitas
komunitas, jika
perlu
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. T
Diagnosis Medis : Anemia
Ruang Rawat :-
Tgl/ No. DK Implementasi SOAP
Jam
6 Maret 2020 Keletihan 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S: pasien
berhubungan kemampuan menerima mengatakan
08.00 dengan Kondisi infomasi masih lemas
wib Fisiologis 2. Sediakan materi dan media dan pusing,
(Anemia) pengaturan aktivitas dan pasien
08.05 (D.0057) istirahat mengatakan
wib 3. Menjadwalkan pemberian merasa nyaman
08.10 pendidikan kesehatan sesuai ketika posisi
wib kesepakatan duduk atau
08.13 4. Berikan kesempatan kepada berbaring
klien dan keluarga untuk
Wib
bertanya O : Wajah
08.15 5. Jelaskan pentingnya pasien pucat
wib melakukan aktivitas fisik / dan lesu
08.17 olahraga secara rutin
wib 6. Ajarkan cara mengidentifikasi A : masalah
08.19 kebutuhan istirahat keletihan
7. Ajarkan cara mengidentifikasi belum teratasi
wib
kebutuhan istirahat
08.21 (mis.kelelahan,sesak napas P : intervensi
wib saat aktivitas) dilanjutkan
8. Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
6 Maret 2020 Perfusi perifer 1. Melakukan pemeriksaan S : pasien
tidak efektif sirkulasi perifer seperti Nadi mengatakan
10.00 berhubungan perifer, pengisian kalpiler, masih lemas
wib dengan warna, suhu, dan angkle
10.03 Penurunan brachial index. O: pasien
wib Konsentrasi 2. Mengidentifikasi faktor terlihat
10.10 Hemoglobin resiko gangguan sirkulasi konjungtiva
wib (D.0009) 3. Melakukan hidrasi anemis dan
10. 12 4. Menganjurkan berhenti tampak pucat
wib merokok
TD : 100/70,
10.15 5. Menginformasikan tanda
dan gejala darurat yang N : 75,
wib
harus dilaporkan (mis, rasa RR : 24,
sakit yang tidak hilang saat S : 36,6
istirahat, luka tidak sembuh, Hemoglobin
hilangnya rasa) 8,0 gr/dL
Leukosit :
2200/µL
(normal : 4800
– 10.500 µL
Retikulosit :
0,04%
corrected
(normal : 0,5-
1,5%)
Trombosit :
6.000/µL
(normal :
150.000-
350.000)
A : masalah
Perfusi perifer
tidak efektif
teratasi
sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
6 Maret 2020 Intoleransi 1. Mengidentifikasi deficit S : pasien
aktivitas tingkat aktivitas mengatakan
11.00 berhubungan 2. Mengidentifikasi masih lemas
wib dengan kemampuan berpartisipasi dan pusing saat
11.05 kelemahan dalam aktivitas tertentu berjalan seperti
wib (D.0056) 3. Mengidentifikasi sumber akan terjatuh
11.10 daya untuk aktivitas yang dan pingsan
wib diinginkan
11.30 4. Mengidentifikasi strategi O : pasien
wib meningkatkan partisipasi nampak masih
11.35 dalam aktivitas lemas
wib 5. Memfasilitasi aktivitas fisik pasien nampak
11.40 rutin (mis. ambulansi, nyaman ketika
wib mobilisasi, dan perawatan posisi duduk
diri), sesuai kebutuhan atau berbaring
11.42
6. Memfasilitasi aktivitas
wib
pengganti saat mengalami A : masalah
11.44
keterbatasan waktu, energy, Intoleransi
wib
atau gerak aktivitas belum
11.47 7. Memfasilitasi aktivitas teratasi
wib motorik untuk merelaksasi
11.50 otot P : intervensi
wib 8. Melibatkan keluarga dalam dilanjutkan
11.52 aktivitas, jika perlu
wib 9. Memfasilitasi
11.55 mengembankan motivasi
wib dan penguatan diri
12.00 10. Memfasilitasi pasien dan
wib keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
11. Memberikan penguatan
positfi atas partisipasi dalam
aktivitas
12. Mengajarkan cara
melakukan aktivitas yang
dipilih
13. Menganjurkan melakukan
aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif, dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan