Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


AKTIVITAS DAN LATIHAN PADA PASIEN ANEMIA

OLEH :
LISNA PRILLIA
NIM. 221030230509

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


STIKes WIDYA DARMA HUSADA
TANGERANG
2022
BAB I

TINJAUAN TEORI
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah
adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan
dengan kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti
istirahat.
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat.
Seseorang dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya dalam melakukan
berbagai aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas
seseorang itu tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Konsep Dasar
Fisiologi Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system musculoskeletal dan
system persarafan.
1. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b. Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
c. Tempat melekatnya otot dan tendon
d. Sumber mineral seperti garam dan posfat
e. Tempat produksinya sel darah
2. Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a. Pergerakan
b. Membentuk postur
c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi

C. Nilai Nilai Normal


Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Aktivitas / Mobilisasi Kategori
Mampu merawat diri sendiri secara
Tingkat 0
penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat
Memerlukan bantuan atau
Tingkat 2
pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 3
orang lain dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
Tingkat 4 melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan

D. Rentang Gerak Sendi


Derajat
Gerak sendi keterangan rentang
normal
Bahu
adduksi Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke 180
atas kepal, telapak tangan menghadap ke posisi
paling jauh.
Siku
fleksi Angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah 150
atas menuju bahu
Pergelangan tangan
fleksi Tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam 80-90
lengan bawah
ekstensi Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi 80-90
Hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh 70-90
mungkin
abduksi Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika 0-20
telapak tangan menghadap ke atas
adduksi Tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking, 30-50
telapak tangan menghadap ke atas
Tangan dan jari
fleksi Buat kepalan tangan 90
ekstensi Luruskan jari 90
hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh 30
mungkin
abduksi Kembangkan jari tangan 20
adduksi Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi 20

E. Derajat Kekuatan Otot


Untuk mengetahui seberapa  derajat kekuatan otot dapat digunakan dengan sekala
sebagai berikut :
Kakuatan
Skala Keternagan
Otot (%)
0 0 Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
1 10
dipalpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi
2 25
dengan topangan
3 50 Gerkan yang normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh yang
5 100 normal melawan gravitasi dan melawan
tahanan penuh

F. Postur Tubuh (Body Aligment)


Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang
berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah
persendian,, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan
benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dala
posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Potur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik, mengurangi
jumlah energy yang digunakan, memperthaankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan,
memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk
mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,
diantaranya :
1. Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy – garis imajiner
vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik yang berada di pertengahan
garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support – posisi menyangga atau menopang
tubuh)
2. Jikia daerah tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan
keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, enegi akan lebih banya digunakan
untuk memperthanakan keseimabangan.
4. Dasar tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari postur tubuh yang baik akan
menghemat energy dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak nyamanan otot.
6. Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligament.
7. Posisi dan aktivitas yang  bervariasi dapat membantu mempertahankan otot dan
mencegah kelelahan.
8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban
belakang.
10. Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot,
dan kontraktur.

G. Body Mechanic
Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya.
Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan.
Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh seperti pada
orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan menurunkan tonus otot.
Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
1. Body aligment/postur
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya
pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
2. Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi.
3. Koordinasi pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan
mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.

H. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh Dan Pergerakkan


1. Usia dan status perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini
dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan
perkembangan usia.
2. Proses penyakit/cidera
Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi
fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur akan mengalami
keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas.
3. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya
hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
4. Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas dapat
menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas
5. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan
dengan petani atau buruh.

I. Mobilisasi
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya (Hidayat, 2012).

2. Tujuan dai mobilisasi antara lain :


a. Memnuhi kebutuhan dasar manusia
b. Mencegah terjadinya trauma
c. Mempertahankan tingkat kesehatan
d. Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari – hari
e. Mencegah hilangnya kamampuan fungsi tubuh.

J. Imobilisasi
Imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena
kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang
belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya (Hidayat, 2012

K. Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Pergerakan Atau Imobilisasi


1. Gangguan musculoskeletal
a. Osteoporosis
b. Atropi
c. Kontraktur
d. Kekakuan dan sakit sendi
2. Gangguan kardiovaskuler
a. Postural hipotensi
b. Vasodilatasi vena
c. Peningkatan penggunaan valsava maneuver
3. Gangguan system respirasi
a. Penurunan gerak pernafasan
b. Bertambahnya sekresi paru
c. Atelektasis
d. Hipotesis pneumonia

L. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas


1. Faktor fisiologis
a. Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan
b. Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir
c. Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada )
d. Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot )
e. Pola tidur
f. Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
g. Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke tingkat istirahat dalam 5
menit setelah latihan, tekanan darah kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah
latihan
h. Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
i. Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri, penurunan kadar
hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal
2. Faktor emosional
a. Suasasana hati (mood), depresi, cemas
b. Motivasi
c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
d. Gambaran diri
3. Faktor Perkembangan
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kehamilan
d. Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan
e. Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.
M. Pathway

Pengkajian aktifitas dan latihan

Masalah dalam aktifitas Masalah pergerakan

Tidak cukupnya energi Adanya keterbatasan


fisiologi atau osikologi pergerakan fisik tubuh
untuk bertahan atau secara mandiri dan terarah
menyesuaikan aktivitas pada satu ekstremitas atau
harian yang diinginkan lebih

Intoleran aktivitas Hambatan mobilitas fisik

BAB II
TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Tanggal Masuk :
Jam :
No. CM :
Tanggal Pengkajian :
Jam :
Diagnosa Medis :
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjan :
Suku / Bangsa                   :
Status                                :
No. CM                             :          
Alamat                              :
b. Identitas penanggung jawab
Nama                                 :
Tempat Tanggal Lahir      :
Umur                                 :
Jenis kelamin                    :
Agama                               :
Pendidikan                         :
Pekerjaan                           :
Suku / Bangsa :
Status                               :
Alamat                             :
Hub.dg klien                     :
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas dan latihan adalah rasa
nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat, badan terasa lelah, muntah tidak
ada, mual ada, bab belum lancar terdapat warna kehitaman dan merah segar hari
belum bab, urine keruh kemerahan, parese pada ekstermitas kanan ataupun fraktur.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung lamanya serangan. Untuk
memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan  skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari nyeri/fraktur,
yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya nyeri/fraktur tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya nyeri bisa diketahui nyeri yang lain.
1) Waktu terjadinya sakit
Kapan mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeri yang
dirasakan, apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya.
2) Proses terjadinya sakit
Perlu dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya sakit, kapan.
3) Upaya yang telah dilakukan selama sakit
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu.
Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi apakah
sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit seperti saat ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Perlu dikaji penyakit riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang
atau tidak. Penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya
fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan,
dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetic (Ignatavicius, Donna D)
e. Riwayat kesehatan lingkungan klien
f. Genogram
Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota keluarga dari atas
hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi sebelum pasien. Berikan
keterangan manakah simbol pria, wanita, keterangan tinggal serumah, yang sudah
meninggal dunia serta pasien yang sakit.
3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)
a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit meliputi sebelum sakit dan selam sakit
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum sakit dan selam
sakit
3) Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
b. Pola Aktivitas Dan Latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi,
mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga, serta berikan
keterangan skala dari 0 – 4 yaitu :
0      : Mandiri
1      : Di bantu sebagian
2      : Di bantu orang lain
3      : Di bantu orang dan peralatan
4      : Ketergantungan / tidak mampu
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah
Ambulansi
Naik tangga

c. Pola Istirahat Tidur


Ditanyakan :
1)      Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
2)      Sonambolisme
3)      Kualitas dan kuantitas jam tidur
d. Pola Nutrisi -  Metabolic
Ditanyakan :
1)      Berapa kali makan sehari
2)      Makanan kesukaan
3)      Berat badan sebelum dan sesudah sakit
4)      Frekuensi dan kuantitas minum sehari
e. Pola Eliminasi
1)      Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
2)      Nyeri
3)      Kuantitas
f. Pola Kognitif Perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
g. Pola Konsep Diri
1)      Gambaran diri
2)      Identitas diri
3)      Peran diri
4)      Ideal diri
5)      Harga diri
h. Pola Koping
Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
i. Pola Seksual – Reproduksi
Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminya.
j. Pola Peran Hubungan
1)      Hubungan dengan anggota keluarga
2)      Dukungan keluarga
3)      Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
k. Pola Nilai Dan Kepercayaan
1)      Persepsi keyakinan
2)      Tindakan berdasarkan keyakinan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit berat, keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis
mengarah apatis,  Tekanan darah mmHg, suhu tubuh …O◦C, pernapasan ..x/menit,
nadi ..x/menit (regular), GCS : E=.. M=… V=.., BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ), hasil
pengukuran lainnya, seperti LL dll.
b. Sistem integument
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambut hitam dan
berminyak , tidak botak, perubahan warna  kulit; muka tampak pucat.
c. Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala/sakit kepala, benjolan  tidak ada.
d. Muka
Asimetris,  odema  , otot muka dan rahang kekuatan lemah , sianosis tidak ada
e. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor, sclera ikterus
(-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak dapat dievalusai,  mata tampak
cowong.
f. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani  dalam batas normal 
g. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak
ada.
h. Mulut dan faring
Bau mulut , stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah merah    mudah,
kelainan lidah tidak ada. Terpasang NGT
i. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, vena jugularis  5 + 2cm H2O. tidak ada benjolan
limphe nodul.
j. Thoraks
Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi
resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocal fremitus tidak teridentifikasi.
k. Jantung
Batas jantung  kiri  ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal
kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi S1 dan S2 tunggal; dalam
batas normal, gallop(-), mumur (-). capillary refill 2 – 3 detik .
l. Abdomen
Bising  usus; hiperperistaltik, bunyi bruit sangat jelasa,  tidak ada benjolan, nyeri
tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (-).
m. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak ada.,
tidak ada hemoroid, terpasang kateter hr.III
n. Ekstrimitas
Akral hangat,  edema -/-, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari -/-, atropi -/-,
capillary refill 3 detik, atropi -/-. Perifer tampak pucat.
o. Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap(18–11–2007) Albumin       : 3.50     (3.40-4.80)
Hb                   : 9.3         (13-16) Kolesterol total: 140  (120-200)
Hematokrit      : 28,2       (40-48) Trigliserida  : 139 (50-150)
Eritrosit              : 3.15       (4.50-5.50) Kolesterol HDL: 34   (40-55)
MCV                   :89.5        (82 – 92) Kolesterol LDL : 85.00 (50.00-130.00)
MCH                   : 29.5       (27 – 31) Natrium darah : 138 (135-147)
MCHC                : 33.0       (32 – 36) Kalium darah  : 5.04 (3.50-5.50)
Leukosit          :10.400    (5–10x 103 ) Klorida darah : 113.0 (100.0-106.0)
Trombosit        :208.000  (15-40x104) Ureum darah :119 (10-50)
Kreatinin darah :4.5 (0.5-1.5)
Darah Lengkap (19-11-2007,jam 09) Glukosa darah  : 132 (70-110)
LED             : 20.0       (0.0-10.0) Glukosa 2 jam PP : 149  (70-140)
Hb              : 8.0         (13-16)
Hematokrit  : 23,3       (40-48) Urinalisa
Eritrosit        : 2.58       (4.50-5.50)     - Warna        : kuning
MCV            :90.3        (82 – 92)     - Kejernihan : jernih
MCH            : 31.0        (27 – 31)     Sedimen:
MCHC         : 34.3        (32 – 36)     - sel epitel         : +
Leukosit      :9.200       (5–10x 103 )     - Leukosit         : 5- 6
Trombosit    :206.000  (15-40x104)     - eritrosit          : 0-1
    - Silinder          : +, koral 0-1
Hitung Jenis     - Kristal            : -
Basofil       : 0.0       (0.0-1.0)     - Bakteri            : -
Eosinofil    : 0.0       (1.0-3.0)     - BJ                      : 1.015
Neutrofil   : 88         (52-76)     - PH                    : 5.5
Limfosit     : 9.1        (20.0-40.0)     - Protein            :  2+
Monosit      :3.3        (2.0-8.0)     - Keton              : Trace
PT              : 13.2       (11.0-14.0)     - Glukosa          : Negative
PT control  : 12.3
APTT         : 27.0       (27.3-37.6) Analisa Gas Darah
APTT control : 31.7    - PH           : 7.369
Kadar fibrinogen : 268.3      (200.0-    - PCO2       : 23,0
400.0)    - PO2          : 133
D Dimer Kuantitatif:100.00 (0.00-    - HCO3       : 12,9
300.00)    - tCO2         ; 17.6
   - ABE          ; - 10,9
Kimia Darah    - SBE           ; - 11,4
Billirubin   : Negative    - SBC           ; 15,8
Urobilinogen : 3.2       (3.2)    - tHB           ; 9,0 g/dl
Nitrit             : Negative    - O2 Sat      : 98.1%
Esterase leukosit : Trace    - Na/K/Cl         : 139/4,6/99
SGOT/AST     : 16        (10-35)
SGPT/ALT  : 15        ( 10-36)

a. Hasil CT Scan ;Perdarahan pada basal ganglia dan Thalamus kiri kurang lebih   p:
5,2x5.0 mm banyaknya perdarahan 23 cc
b. Hasil Foto rongen; gambaran infiltrate minimal, CTR >50%
c. Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I, AVL,V5-V6 poor r, saran konsul kardiologi
konsul gastro dan ginjal, echokardiograf, tranfusi PRC..
d. Hasil konsul dengan IPD, gastroenterology prinsipnya sama terapi dilanjutkan dan
rencanakan USG ginjal, dan Koloscopy setelah HB >10 gr/dl
6. TERAPI
Obat-obatan (17–11–2007)

Efek  Samping (evaluasi
Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2

Obat-obatan (20–11–2007)
Efek  Samping (evaluasi
Nama obat Dosis Pemakaian
perawat )
Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi
Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer
ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah
O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2
Adalat 1x3 mg oral hipotensi
B6,12,Asam folat 2 x 1 tb oral Meningginya fungsi hati
Transmin 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Vit K 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara
sistemik
Cefriaxon 2 x 1 gr injeksi Alergi sistemik
HCT 1 x 25 mg oral Output cairan
berlebih/tidak terkontrol
laculac 3 x 1 sdk Oral (sirup)
a. Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan :
Pengkajian keperawatan dilihat dari dua bagian, Mobilisasi dan Imobilisasi. Kedua
area ini biasa dikaji selama pemeriksaan fisik lengkap.
1) Mobilisasi
      Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang gerak , gaya berjalan,
latihan dan toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh.
a) Rentang gerak
Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu potongan tubuh : Sagital, Frontal, Transversal.
      Potongan frontal adalah garis yang melewati tubuh dari sisi ke sisi dan
membagi tubuh menjadi  bagian depan dan belakang.
      Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang
membagi tubuh kanan dan kiri
      Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi
bagian atas dan bawah
b) Gaya Berjalan
Digunakan menggambarkan cara utama atau gaya ketika berjalan. Siklus
gaya berjalan dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut
dengan tumit mengangkat tungkai yang sama
c) Latihan dan Toleransi aktivitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh
meningkatkan kesehatan dan menmpertahankan kesehatan jasmani. Toleransi
aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan
seseorang. Pengkajian toleransi aktivitas meliputi data fisiologis, emosional
dan tingkat perkembangan.
d) Kesejajaran tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien yang berdiri
tegak, duduk atau berbaring. Langkah pertama dalam mengkaji kesejajaran
tubuh adalah menempatkan klien dalam posisi istirahat sehingga tidak kaku.
a) Berdiri
      Kepala tegak
      Bahu dan panggul sejajar pada arah posterior
      Tulang belakang lurus pada arah posterior
      Dari arah lateral : kepala tegak, garis tulang belakang digaris dalam pola S
terbalik
      Dari arah anterior : tulang belakang adalah cembung, tulang belakang torakal
pada arah posterior cembung
      Tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
      Arah lateral : perut berlipat kebagian dalam dengan nyaman dan lutut dengan
pergelangan kaki agak melengkung.
      Lengan klien nyaman disamping
      Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar penopang, jari kaki di depan
      Dari arah anterior dilihat pusat gravitasi berada ditengah tubuh, garis gravitasi
mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki.
b) Duduk
      Kepala tegak, leher dan tulang belakang sejajar
      Berat badan rata pada bokong dan paha
      Paha sejajar pada potongan horizontal
      Kedua kaki ditopang ke lantai
      Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal
pada permukaan lutut bagian posterior
      Lengan bawah klien ditopang pada pegangan tangan, dipangkuan atau diatas
meja depan kursi
c) Berbaring
      Pada orang sadar akan mempunyai control otot volunteer dan persepsi normal
terhadap tekanan
      Pengkajian dengan posisi berbaring membutuhkan posisi lateral pada klien
dengan satu bantal dan tanpa penopang.
2) Imobilisasi
Melakukan pengkajian fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki, selain
itu berfokus pada area fisiologis, seperti aspek psikososial dan perkembangan
klien.
a) Faktor Fisiologis
b) Sistem Metabolik
      Evaluasi atrofi otot
      Evaluasi status cairan
      Elektrolit atau kadar serum protein
      Penyembuhan luka untuk perubahan transport nutrient
      Mengkaji asupan makanan
      Pola eliminasi
      Ada tidaknya dehidrasi atau edema
      Ada tidaknya anoreksia
c) Sistem Respirasi yang perlu dikaji
      Inspeksi pergerakan dada ( dinding dada ) selama siklus inspirasi –
ekspirasi jika klien mempunyai area atelektasis maka gerakan dada asimetris
      Auskultasi area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan suara napas,
crakles atau mengi
d) Sistem kardiovaskuler
      Kaji TD
      Kaji nadi apeks atau nadi perifer
      Abservasi tanda-tanda statis vena ( edema & penyembuhan luka buruk )
e) Sistem Muskuloskeletal
      Kaji penurunan tonus otot
      Kaji kehilangan masa otot dan kontraktur
      Kaji rentang gerak
f) Sistem integument
      Mengkaji tanda-tanda kerusakan
      Kaji kebersihan kulit
g) Sistem Eliminasi
      Kaji asupan jumlah dan jenis cairan melalui oral atau parenteral
      Kaji adanya dehidrasi
      Kaji ada tidaknya konstipasi
b. Pengkajian Pada Lansia
Faktor Psikososial
Perubahan status psikososial klien biasa terjadi lambat dan sering diabaikan tenaga
kesehatan.
      Observasi perubahan tingkah laku
      Menentukan penyebab perubahan tingkah laku / psikososial untuk mengidentifikasi
terapi keperawatan
      Observasi pola tidur klien
      Observasi perubahan mekanisme koping klien
      Observasi dasar perilaku klien sehari-hari

BAB III

ARTIKEL PENELITIAN TERKAIT


1. Penelitian menurut prepti 2021 dengan judul Asuhan Keperawatan Gangguan
Kebutuhan Aktifitas Pada Anak E Keluarga Bapak E Dengan Anemia di Desa Tangkit
Serdang Kabupaten Tanggamus, Kebutuhan aktivitas merupakan kebutuhan dasar untuk
melakukan aktivitas (bergerak). Kebutuhan ini di atur oleh beberapa sistem/organ tubuh
di antaranya tulang, tendon, ligament, sistem saraf dan sendi. Salah satu masalah
kebutuhan aktivitas adalah keletihan. Keletihan sendiri dapat disebabkan oleh anemia.
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia sebesar 21,7%,
dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan
23,9% perempuan. Tujuan penulisan ini adalah untuk melaksanakan asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien anemia. Penulisan menggunakan metode
asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan pendekatan proses keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan dengan metode wawancara, observasi
dan pemeriksaan fisik. Hasil dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan selama
empat hari dari tanggal 12-15 Februari 2021 pada pasien yang mengalami pemenuhan
kebutuhan aktivitas didapatkan perkembangan adanya verbalisasi kepulihan energi Anak
E meningkat, Anak E mengatakan tenaga meningkat, serta kemampuan Anak E
melakukan aktivitas rutin meningkat, dan di dapatkan hasil pengukuran Hb yang naik
setelah di lakukan rawat dan klien dapat beraktivitas lebih banyak tanpa keluhan lelah.
Penulis menyarankan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap agar masalah
kebutuhan aktivitas pasien teratasi.
2. Penelitian menurut iqbal 2018 dengan judul Gambaran Asuhan Keperawatan pada Anak
Anemia Aplastik dengan Intoleransi Aktivitas di RSUP Asuhan Keperawatan Intoleransi
Aktifitas Pada Pasien PGK Dengan Anemia . Anemia adalah penurunan kadar
hemoglobin (Hb) , hematocrit atau hitung eritrosit berakibat pada penurunan kapasitas
pengangkutan oksigen oleh darah . Dari kesimpulan diatas dapat ditarik bahwa anemia
adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dalam tubuh di bawah batas normal dipengaruhi
oleh berbagai cara hal yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen
darah.Tujuan penelitian ini adalah Memperoleh gambaran dan pengalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan masalah intoleransi aktifitas pada pasien
anemia di RSUD Ibnu Sina Gresik Desain penelitian yang digunakan adalah kualitattif
dengan pendekatan study kasus.Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara
secara mendalam serta menganalisa pasien. Partisipan dalam penelitian ini adalah 1 kilen
Intoleransi aktivitas pada PGK dengan Anemia diruang Hemodalisa. Penguumpulan data
dalam penelitian ini adalah observasi, study dokumentasi, dan study mpustaka. Setelah
data dikumpulkan dilakukan analisa data dengan menggunakan proses keperawatan. Dari
hasil penelitian ini menunjukkan pada masalah keperawatan intolreransi aktivitas pada
PGK dengan Anemia. kriteria hasil mengatakan lemah, letih ,keadaan umum cukup ,
klien masih berbaring di tempat tidur. Berdasarkan hasil penelitian yangdidapatkan maka
dianjurkan kepada perawat untuk memberikan penuyuluhan kepada klien dan melibatkan
keluarga tentang penting memepertahankan kekuatan fisik dan meningkatkan energi
dengan batasan-batasan agar tidak bisa mempeburuk kondisi penderita gagal ginjal.
3. Penelitian menurut putu eka 2019 dengan judul Anemia aplastik merupakan salah satu
jenis anemia yang ditandai dengan adanya pansitopenia (penurunan jumlah sel darah)
darah tepi dan menurunnya selularitas sumsum tulang. Masalah keperawatan yang
muncul pada anemia aplastik salah satunya adalah intoleransi aktivitas. Penelitian ini
memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada anak anemia
aplastik dengan intoleransi aktivitas di RSUP Sanglah tahun 2019. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan rancangan studi kasus terhadap dua subjek dengan
metode mengobservasi dokumen rekam medis pasien. Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa lembar observasi asuhan keperawatan. Hasil yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengkajian dan teori,
diagnosis keperawatan intoleransi aktvitas tidak dirumuskan diruangan karena tidak
menjadi diagnosis prioritas, intervensi keperawatan yang digunakan di ruangan berbeda
dengan teori, implementasi yang dilakukan tidak sesuai dengan intervensi yang
ditetapkan, dan evaluasi keperawatan mengunakan format SOAP sesuai dengan teori.
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan, diharapkan perawat menambah
wawasan dan menggunakan pedoman-pedoman baru yang ada seperti SDKI 2016 dalam
memberikan asuhan keperawatan sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif. Kata kunci : anemia aplastik, intoleransi aktivitas, asuhan
keperawatan.
4. Penelitian menurut irnista 2019 Anemia suatu keadaan jumlah sel darah merah atau
eritrosit tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologi tubuh, salah satu kondisi klinis
yang terjadi akibat insufisiensi kebutuhan sel darah merah, baik volume total maupun
kuantitas hemoglobin. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh anemia berupa kelelahan,
badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau produktivitas kerja sehingga dapat
memunculkan masalah keperawatan intoleransi aktivitas. Tujuan : Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan intoleransi aktivitas pada
pasien anak dengan anemia di ruang Sekarjagad RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus yang bertujuan
untuk mendeskripsikan peristiwa atau kondisi pasien. Subjek dalam penelitian adalah
dua anak yang mengalami anemia diruang Sekarjagad RSUD Bendan Kota Pekalongan.
Hasil : Hasil dibuktikan terhadap kedua pasien menunjukkan bahwa penatalaksanaan
intoleransi aktivitas dapat meringankan kelemahan fisik pada pasien. Evaluasi sudah
memenuhi kriteria hasil yang akan dicapai sehingga masalah intoleransi aktivitas
teratasi.

DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tarwoto-Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I. Jakarta :
Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012 .Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Nanda   NOC-NIC

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN PADA PASIEN ANEMIA
OLEH :
LISNA PRILLIA
NIM. 221030230509

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


STIKes WIDYA DARMA HUSADA
TANGERANG
2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN ANEMIA APLASTIK DI RUANG


KENARI 3 RSUD BANTEN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : tn. T
No. Medrek207765
Umur : 44thn
Jenis Kelamin :L
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Serang-Banten

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : ny. W
Hubungan Dengan Klien : Istri
Alamat : Serang-Banten
3. Riwayat Sakit dan Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pasien mengatakan merasa pusing, lemas, dan sesak
b) Riwayat Penyakit Saat Ini
tn.T datang ke IGD RS Banten pada 5 Maret 2020 pukul 21.45 WIB , pasien
datang dengan keluhan lemas diseluruh tubuh, sesak, dan pusing, lemas sudah
dirasakan sejak 2 hari yang lalu dan mengganggu aktivitas, saat berjalan seperti
akan jatuh dan pingsan , pasien merasa nyaman ketika posisi duduk atau
berbaring , setelah dilakukan pengkajian didapat hasil TD 90/60, N 70, RR 28, S
36,6, kesadaran CM, keadaan umum sedang
c) Riwayat Penyakit Terdahulu (-)
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada dikeluarga yang menderita penyakit seperti pasien, tidak ada riwyat
penyakit asma, darah tinggi, kencing manis , maupun penyakit keganasan
dikeluarga.

e) Riwayat Alergi (-)

4. Pemeriksaan Fisik

- TTV
TD : 90/60
N : 70 RR
RR 28
S : 36,6
Kesadaran : CM Keadaan Umum: S edang
• Pernapasan
Pola napas : Tidak Teratur Sesak napas : (+)
• Kulit
Kulit berwarna sawo matang, tidak ada sianosis, turgor cepat kembali,
kelembaban elastis, kulit tampak pucat
• Kepala
Bentuk kepala simetris
• Rambut /leher
Rambut berwarna hitam, tebal Leher Kaku kuduk tidak ada, massa tida
ada, pembesaran kelenjar leher tidak ada
• Kardiovaskuler
Irama Jantung : Reguler
Nyeri dada : (-)
Bunyi Jantung : Normal
Akral : Hangat
• Telinga : Bentuk normal, simetris, nyeri tidak ada, pendengaran normal
• Hidung : Hidung berbentuk normal, simetris
• Mulut : Bentuk tidak ada kelainan, mukosa bibir basah, gusi tidak berdarah dan
tidak bengkak
• Lidah : Bentuk simetris, tidak kotor
• Toraks
Pulmo Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ditemukan retraksi
dinding dada
Palpasi : Pergerakan napas dada simetris
Aukultasi : Suara napas vesikuler, tidak ditemukan ronchi dan wheezing
• Abdomen
Inspeksi: Bentuk cembung dan simetris
Palpasi : Tidak ditemukan massa
Perkusi: Suara ketuk timpani dan tidak ada asietes
Aukultasi : Bising usus normal
• Eksremitas Neurologis
gerakan normal, tonus tidak meningkat, tidak ada atrofi, sensibilitas normal
Umum Akral hangat,tidak edema, kedua telapak tangan dan kaki tampak
pucat
• Genitalia
TIdak adanya kelainan
• Anus
Tidak ada kelainan

5. Pemeriksaan Penunjang
Leukosit : 2100/µL (normal : 4700 – 10.500 µL
Retikulosit : 0,04% corrected (normal : 0,5-1,5%)
Nilai absolut : 312/µL (normal : 25.000-75.000)
Trombosit : 5.000/µL (normal : 150.000-350.000

APUSAN DARAH TEPI


Eritrosit : normokromik normositik, anisositosis
Leukosit : kesan Σ menurun, sel muda (-), limfositosis relative
Trombosit : kesan jumlah sangat menurun
Kesan :
pansitopenia
Saraf : BMA

APUSAN DARAH TEPI


Eritrosit : normokromik normositik, anisositosis
Leukosit : kesan Σ menurun, sel muda (-), limfositosis relative
Trombosit : kesan jumlah sangat menurun
Kesan :
pansitopenia
Saraf : BMA

6. Terapi Yang D iberikan


Ondancentrone
2x4mg Omz 2x40mg
Asam tranexamat 2x500mg
Ceftriaxone 1x1g
IUFD= Nacl 0,9% 20tpm

FORMAT PENGKAJIAN KMB

A. Pengkajian
Pengkajian tgl : 5 Maret 2020 Jam : 21.45 WIB
Tanggal MRS : 5 Maret 2020 NO. RM : 207765
Ruang/Kelas :- Dx. Masuk : Anemia
Dokter yang merawat : -

Nama : Tn.T Jenis Kelamin : laki-laki


Umur : 44 Tahun Status Perkawinan : Menikah
Agama :Islam Penanggung Biaya : keluarga
Identitas

Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Suku/Bangsa : jawa
Alamat : Serang-Banten
Keluhan utama : Pasien mengatakan merasa pusing, lemas, dan sesak
Riwayat penyakit saat ini : tn.T datang ke IGD RS Banten pada 5 Maret 2020 pukul 21.45 WIB , pasien datang
Riwayat Sakit dan Kesehata

dengan keluhan lemas diseluruh tubuh, sesak, dan pusing, lemas sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu dan
mengganggu aktivitas, saat berjalan seperti akan jatuh dan pingsan , pasien merasa nyaman ketika posisi duduk
atau berbaring , setelah dilakukan pengkajian didapat hasil TD 90/60, N 70, RR 28, S 36,6, kesadaran CM, keadaan
umum sedang

Penyakit yang pernah diderita : -

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada dikeluarga yang menderita penyakit seperti pasien, tidak ada riwyat
penyakit asma, darah tinggi, kencing manis , maupun penyakit keganasan dikeluarga.

Riwayat alergi:  ya  tidak Jelaskan : tidak ada riwayat alergi


Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:  baik  sedang  lemahKesadaran:
Tanda vital TD: 90/60 mmHg Nadi: 70 x/mnt Suhu : 36,6 ºC RR: 28 x/mnt
Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-lain: normal
Pernafasan

Suara nafas:  verikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi Lain-lain:


Sesak nafas  Ya  Tidak  Batuk  Ya  Tidak
Masalah: 1. tidak ada masalah

Irama jantung:  Reguler  Ireguler S1/S2 tunggal  Ya  Tidak


Nyeri dada:  Ya  Tidak
Bunyi jantung:  Normal  Murmur  Gallop lain-lain:
CRT:  < 3 dt > 3 dt
Kardiovaskuler

Akral:  Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin basah


Masalah: tidak ada masalah

GCS Eye: Verbal: Motorik: Total:


Refleks fisiologis:  patella  triceps  biceps lain-lain: tidak ada kelinan
Persyarafan

Refleks patologis: babinsky  budzinsky  kerniglain-lain: tidak ada kelinan


Lain-lain:
Istirahat / tidur: jam/hari Gangguan tidur:
Masalah: Tidak ada masalah
Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor  Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain: mata baik tidak ada kelainan
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga : normal tidak ada kelainan
Penginderaan

Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak Jelaskan: normal tidak ada kelainan


Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak Jelaskan: hidung bersih tidak ada kelainan
Lain-lain
Masalah: tidak ada masalah

Kebersihan:  Bersih  Kotor


Urin: Jumlah: Warna: Bau:
Alat bantu (kateter, dan lain-lain):
Perkemihan

Kandung kencing:Membesar  Ya  Tidak


Nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia  Inkontinensia  Lain-lain: normal tidak ada kelainan
Masalah: tidak ada masalah

Nafsu makan:  Baik  Menurun Frekuensi: x/hari


Porsi makan: -  Habis  Tidak Ket:
Diet :
Minum : Jenis: os minum air putih kira-kira 8-10 gelas setiap hari
Mulut dan Tenggorokan
Mulut:  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan
 Pembesaran tonsil  Lain-lain: normal tidak ada masalah
Pencernaan

Abdomen  Tegang  Kembung  Ascites  Nyeri tekan, lokasi:


Peristaltik x/mnt
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Pembesaran lien  Ya  Tidak
Buang air besar : 1-2 x/hari Teratur:  Ya  Tidak
Konsistensi : lembek Bau: tidak ada bau Warna: kuning
Lain-lain:

Masalah: tidak ada masalah


Kemampuan pergerakan sendi:  Bebas  Terbatas
Kekuatan otot: 4 3
3 4
Kulit
Muskuloskeletal/ Integumen

Warna kulit:  Ikterus  Sianotik  Kemerahan  Pucat  Hiperpigmentasi


Turgor:  Baik  Sedang  Jelek
Odema:  Ada  Tidak ada Lokasi
Luka Ada  Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka  Ada  Tidak ada Yang ditemukan : kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :

Masalah: 1. Keletihan
2. Kelemahan

Pembesaran Tyroid  Ya  Tidak


Hiperglikemia  Ya  Tidak Hipoglikemia  Ya  Tidak
Endokrin

Luka gangren  Ya  Tidak Pus  Ya  Tidak


Masalah: tidak ada masalah

Mandi : 1 kali sehari Sikat gigi : 2 kali sehari


Keramas : 2 hari sekali Memotong kuku: 1 minggu sekali
Personal
Higiene

Ganti pakaian : 1 kali sehari

Masalah: tidak ada masalah


Orang yang paling dekat: istri pasien
Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: baik
Psiko-sosio-spiritual

Kegiatan ibadah: baik


Lain-lain : -

Masalah: tidak ada masalah


Laboratorium :

Hemoglobin : 7,0 gr/dL


Leukosit : 2100/µL (normal : 4700 – 10.500 µL
Retikulosit : 0,04% corrected (normal : 0,5-1,5%)
Nilai absolut : 312/µL (normal : 25.000-75.000)
Trombosit : 5.000/µL (normal : 150.000-350.000
Pemeriksaan penunjang

APUSAN DARAH TEPI


Eritrosit : normokromik normositik, anisositosis
Leukosit : kesan Σ menurun, sel muda (-), limfositosis relative
Trombosit : kesan jumlah sangat menurun
Kesan :
pansitopeni
a Saraf :
BMA

-
Radiologi/ USG, dll
Ondancentrone
2x4mg Omz
2x40mg
Asam tranexamat 2x500mg
Ceftriaxone 1x1g
IUFD= Nacl 0,9% 20tpm
Terapi:
ANALISA DATA

No. Data Problem Etiologi

1. Data Subyektif :
• pasien mengatakan lemas
diseluruh tubuh, Keletihan Kondisi Fisiologis
• pasien mengatakan lemas (Anemia)
sudah dirasakan sejak 2 hari
yang lalu dan mengganggu
aktivitas, saat berjalan seperti
akan jatuh dan pingsan
• pasien merasa nyaman ketika
posisi duduk atau berbaring
Data Obyektif :
• pasien tampak lemas dan pucat
TD : 90/60,
N : 70,
RR : 28,
S : 36,6
Hemoglobin 7,0 gr/dL
Leukosit : 2100/µL (normal : 4700 –
10.500 µL
Retikulosit : 0,04% corrected (normal :
0,5-1,5%)
Trombosit : 5.000/µL (normal : 150.000-
350.000)

Penurunan
Perfusi perifer tidak
Data Subyektif : Konsentrasi
2. efektif
 pasien mengatakan lemas Hemoglobin
diseluruh tubuh, sesak, dan dan
pusing, lemas sudah dirasakan
sejak 2 hari yang lalu

Data Obyektif :
 pasien tampak lemah, konjungtiva
anemis dan tampak pucat
TD : 90/60,
N : 70,
RR : 28,
S : 36,6
Hemoglobin : 7,0 gr/dL
Leukosit : 2100/µL (normal : 4700 –
10.500 µL
Retikulosit : 0,04% corrected (normal :
0,5-1,5%)
Trombosit : 5.000/µL (normal : 150.000-
350.000)

Data Subyektif : Kelemahan


3.  pasien mengatakan lemas, lemas Intoleransi aktivitas
sudah dirasakan sejak 2 hari
yang lalu dan mengganggu
aktivitas, saat berjalan seperti
akan jatuh dan pingsan.

Data Obyektif :
 pasien tampak lemas dan pucat

TD : 90/60,
N : 70,
RR : 28,
S : 36,6

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keletihan berhubungan dengan Kondisi Fisiologis (Anemia)
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. T Nama Mahasiswa : Lisna Prillia


Ruang :- NPM : 221030230509
No.M.R. : 207765

No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


dan jam Keperawatan Kriteria Hasil
(PES)
1. 6 Maret Keletihan Setelah Edukasi aktivitas / istirahat - untuk
2020 berhubungan dilakukan (I.12362) mengetah
dengan tindakan Observasi : ui
Kondisi asuhan 1. Identifikasi kesiapan kesiapan
Fisiologis keperawatan dan kemampuan dan
(Anemia) selama 2 X menerima informasi kemampu
24 jam an
(D.0057) diharapkan Terapeutik : menerima
Tingkat 2. Sediakan materi dan informas
Keletihan media pengaturan - untuk
Menurun aktivitas dan mekelelah
dengan istirahat an fisik
kriteria hasil: 3. Jadwalkan dan
pemberian - untuk
a.Verbalisasi pendidikan mengetah
kepulihan kesehatan sesuai ui pola
energi kesepakatan dan jam
meningkat 4. Berikan kesempatan tidur
b. Tenaga kepada klien dan pasien
meningkat keluarga untuk
c.Kemampua bertanya
n
melakuka Edukasi :
n aktivitas 5. Jelaskan pentingnya
rutin melakukan aktivitas
meningkat fisik / olahraga
d. Motivasi secara rutin
meningkat 6. Ajarkan cara
e.Verbalisasi mengidentifikasi
lelah kebutuhan istirahat
menurun 7. Ajarkan cara
f. Lesu mengidentifikasi
menurun kebutuhan istirahat
g. Gangguan (mis.kelelahan,sesak
konsentra napas saat aktivitas)
si 8. Ajarkan cara
menurun
h. Sianosis mengidentifikasi
menurun target dan jenis
i. Selera aktivitas sesuai
makan kemampuan
membaik
j. Pola napas
dan pola
istirahat
membaik

2. 6 Maret Perfusi Setelah Perawatan Sirkulasi - untuk


2020 perifer tidak dilakukan (I.02079) : mengetah
efektif tindakan Observasi: ui
berhubungan asuhan 1. Periksa sirkulasi sirkulasi
dengan keperawatan perifer seperti Nadi perifer
Penurunan selama 2 X perifer, pengisian seperti
Konsentrasi 24 jam kalpiler, warna, nadi
Hemoglobin diharapkan suhu, dan angkle perifer
(D.0009) ekspektasi brachial index. - untuk
Perfusi 2. Identifikasi faktor mengetah
Perifer resiko gangguan ui faktor
Meningkat sirkulasi resiko
(L.02011) 3. Monitor panas, gangguan
dengan kemerahan, nyeri, sirkulasi
kriteria hasil atau bengkak pada - untuk
a. Denyut ekstremitas mengetah
nadi Terapeutik : ui ada
perifer 4. hindari kemeraha
meningkat pemasangan infus n,nyeri
b. Sensasi atau pengambilan atau
meningkat darah di area bengkak
c. Kelemaha keterbatasan pada
n otot perfusi ektremita
menurun 5. hindari pengukuran s
d. Pengisian tekanan darah pada
kapiler ekstremitas dengan
membaik keterbatasan
e. Akral perfusi
membaik 6. hindari penekanan
f. Turgor dan pemasangan
kulit tourniquet pada
Membaik area yang cedera
g. Tekanan 7. lakukan
darah dan pencegahan infeksi
tekanan 8. lakukan perawatan
arteri rata- kaki dan kuku
rata 9. lakukan hidrasi
membaik Edukasi :
h. Indeks 10. anjurkan berhenti
Ankle- merokok
brachial 11. anjutrkan
membaik berolahraga rutin
12. informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan (mis,
rasa sakit yang
tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya
rasa)

- untuk
3. 6 Maret Intoleransi Setelah Terapi Aktivitas (I.05186) mengetahui
2020 aktivitas dilakukan Observasi : tingkat
berhubungan tindakan 1. Identifikasi deficit aktivitas
dengan asuhan tingkat aktivitas - untuk
kelemahan keperawatan 2. Identifikasi mengetahui
selama 2 X kemampuan kemampua
(D.0056) 24 jam berpartisipasi n dalam
diharapkan dalam aktivitas beraktivitas
ekspektasi tertentu - untuk
Toleransi 3. Identifikasi sumber mengetahui
Aktivitas daya untuk strategi apa
meningkat aktivitas yang yang
( L.05047) diinginkan meningkatk
dengan 4. Identifikasi strategi
kriteria hasil
an
meningkatkan partisipasi
a. Saturasi partisipasi dalam
oksigen dalam
aktivitas aktivitas
meningkat 5. Monitor respon
b. Frekwensi - untuk
emosional, fisik, mengetahui
Nadi social, dan spiritual
meningkat respon
terhadap aktivitas emosional,
c. Kemudah
an dalam Terapeutik: fisik,
melakuka 6. Fasilitasi focus social, dan
n aktivitas pada kemampuan, spiritual,
sehari hari bukan deficit yang terhadap
meningkat dialami aktivitas
d. Kekuatan 7. Koordinasikan - untuk
tubuh pemilihan aktivitas mengetahui
bagian sesuai usia fasilitas
atas dan 8. Fasilitasi makna aktivitas
bawah aktivitas yang fisik rutin
meningkat dipilih (mis.ambil
e. Dyspnea 9. Fasilitasi aktivitas asi,
saat dan fisik rutin (mis. mobilisasi,
setelah ambulansi, dan
melakuka mobilisasi, dan perawatan
n aktivitas perawatan diri), diri)
menurun sesuai kebutuhan
f. Perasaan 10. Fasilitasi aktivitas
lemah pengganti saat
menurun mengalami
g. Sianosis keterbatasan
menurun waktu, energy, atau
h. Warna gerak
kulit 11. Tingkatkan
membaik aktivitas fisik
untuk memelihara
berat badan, jika
sesuai
12. Fasilitasi aktivitas
motorik untuk
merelaksasi otot
13. Libatkan keluarga
dalam aktivitas,
jika perlu
14. Fasilitasi
mengembankan
motivasi dan
penguatan diri
15. Fasilitasi pasien
dan keluarga
memantau
kemajuannya
sendiri untuk
mencapai tujuan
16. Berikan penguatan
positfi atas
partisipasi dalam
aktivitas
17. Jelaskan metode
aktivitas fisik
sehari-hari, jika
perlu
18. Ajarkan cara
melakukan
aktivitas yang
dipilih
19. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik,
social, spiritual,
dan kognitif, dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
20. Anjurka terlibat
dalam aktivitas
kelompok atau
terapi, jika sesuai
21. Anjurkan keluarga
untuk member
penguatan positif
atas partisipasi
dalam aktivitas

Kolaborasi:
22. Kolaborasi dengan
terapi okupasi
dalam
merencanakan dan
memonitor
program aktivitas,
jika sesuai
23. Rujuk pada pusat
atau program
aktivitas
komunitas, jika
perlu
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. T
Diagnosis Medis : Anemia
Ruang Rawat :-
Tgl/ No. DK Implementasi SOAP
Jam
6 Maret 2020 Keletihan 1. Mengidentifikasi kesiapan dan S: pasien
berhubungan kemampuan menerima mengatakan
 08.00 dengan Kondisi infomasi masih lemas
wib Fisiologis 2. Sediakan materi dan media dan pusing,
(Anemia) pengaturan aktivitas dan pasien
 08.05 (D.0057) istirahat mengatakan
wib 3. Menjadwalkan pemberian merasa nyaman
 08.10 pendidikan kesehatan sesuai ketika posisi
wib kesepakatan duduk atau
 08.13 4. Berikan kesempatan kepada berbaring
klien dan keluarga untuk
Wib
bertanya O : Wajah
 08.15 5. Jelaskan pentingnya pasien pucat
wib melakukan aktivitas fisik / dan lesu
 08.17 olahraga secara rutin
wib 6. Ajarkan cara mengidentifikasi A : masalah
 08.19 kebutuhan istirahat keletihan
7. Ajarkan cara mengidentifikasi belum teratasi
wib
kebutuhan istirahat
 08.21 (mis.kelelahan,sesak napas P : intervensi
wib saat aktivitas) dilanjutkan
8. Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
6 Maret 2020 Perfusi perifer 1. Melakukan pemeriksaan S : pasien
tidak efektif sirkulasi perifer seperti Nadi mengatakan
 10.00 berhubungan perifer, pengisian kalpiler, masih lemas
wib dengan warna, suhu, dan angkle
 10.03 Penurunan brachial index. O: pasien
wib Konsentrasi 2. Mengidentifikasi faktor terlihat
 10.10 Hemoglobin resiko gangguan sirkulasi konjungtiva
wib (D.0009) 3. Melakukan hidrasi anemis dan
 10. 12 4. Menganjurkan berhenti tampak pucat
wib merokok
TD : 100/70,
 10.15 5. Menginformasikan tanda
dan gejala darurat yang N : 75,
wib
harus dilaporkan (mis, rasa RR : 24,
sakit yang tidak hilang saat S : 36,6
istirahat, luka tidak sembuh, Hemoglobin
hilangnya rasa) 8,0 gr/dL
Leukosit :
2200/µL
(normal : 4800
– 10.500 µL
Retikulosit :
0,04%
corrected
(normal : 0,5-
1,5%)
Trombosit :
6.000/µL
(normal :
150.000-
350.000)

A : masalah
Perfusi perifer
tidak efektif
teratasi
sebagian

P : intervensi
dilanjutkan
6 Maret 2020 Intoleransi 1. Mengidentifikasi deficit S : pasien
aktivitas tingkat aktivitas mengatakan
 11.00 berhubungan 2. Mengidentifikasi masih lemas
wib dengan kemampuan berpartisipasi dan pusing saat
 11.05 kelemahan dalam aktivitas tertentu berjalan seperti
wib (D.0056) 3. Mengidentifikasi sumber akan terjatuh
 11.10 daya untuk aktivitas yang dan pingsan
wib diinginkan
 11.30 4. Mengidentifikasi strategi O : pasien
wib meningkatkan partisipasi nampak masih
 11.35 dalam aktivitas lemas
wib 5. Memfasilitasi aktivitas fisik pasien nampak
 11.40 rutin (mis. ambulansi, nyaman ketika
wib mobilisasi, dan perawatan posisi duduk
diri), sesuai kebutuhan atau berbaring
 11.42
6. Memfasilitasi aktivitas
wib
pengganti saat mengalami A : masalah
 11.44
keterbatasan waktu, energy, Intoleransi
wib
atau gerak aktivitas belum
 11.47 7. Memfasilitasi aktivitas teratasi
wib motorik untuk merelaksasi
 11.50 otot P : intervensi
wib 8. Melibatkan keluarga dalam dilanjutkan
 11.52 aktivitas, jika perlu
wib 9. Memfasilitasi
 11.55 mengembankan motivasi
wib dan penguatan diri
 12.00 10. Memfasilitasi pasien dan
wib keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
11. Memberikan penguatan
positfi atas partisipasi dalam
aktivitas
12. Mengajarkan cara
melakukan aktivitas yang
dipilih
13. Menganjurkan melakukan
aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif, dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai