Anda di halaman 1dari 23

FALSAFAH DAN TEORI

KEPERAWATAN
MIDDLE RANGE THEORY

Kelas : A12.A

 Agus Triana Putra 12.321.2828


 Fitri Yani 12.321.2829
 Ni Nyoman Budi Rahayu 12.321.2850
 Ni Putu Untari 12.321.2857

S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AJARAN 2018/20
DAFTAR ISI
B
A
N
T
U

LANJUTKAN

MAKASIH
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,atas


berkat rahmat-Nya dapat diselesaikan makalah Falsafah Dan Teory Keperawatan
dengan tema “MIDDLE RANGE THEORY”.
Dengan selesainya makalah ini, kami tidak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih kepada

1. Ns. Ni Luh Putu Thrisna Dewi S.Kep.,M.Kep selaku Fasilitator yang telah
membimbing dan memberikan masukan dalam mengerjakan tugas ini.
2. Teman teman yang telah memberikan dukungan dalam mengerjakan tugas
ini.
Akhirnya kami menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, seperti pepatah mengatakan “ Tiada Gading Yang Tak Retak “ . Karena
mengigat keterbatasan kamampuan, sarana dan waktu yag merupakan hambatan
dalam penulisan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan dalam penulisannya selanjutnya.

Denpasar, 17 September 2018

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori
Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup
umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk
riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand
theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan
berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan
riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan
yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan
rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan
yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah
dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa
tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi
tindakan, dan evaluasi.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan
harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu
memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam
praktek keperawatan.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory
dan beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh
keperawatan.

1.3 Sistematika Penulisan


a) Dalam makalah ini akan dibahas:
b) Definisi Middle Range Theories
c) Perbandingan dengan Level Teori yang lain
d) Pengelompokan Teori :
e) Ciri Middle Range Theory
f) Perkembangan middle range theory
g) Penggunaan middle range theory
h) Tokoh-tokoh middle range theory
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Middle Range Theories


Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang
saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas
keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat
digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapatdikembangakan
pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan
riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.

2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain


Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan
mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range
theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam
pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968),
menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain
itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories
menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak
dalam grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam
praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat
keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup
fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada
dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit.
Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory,
mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam
penelitian dan pengembangan suatu teori.
Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle
range theory jika dibandingkan dengan grand theory:
a. ruang lingkupnya lebih sempit
b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
e. lebih dapat diuji secara empiris
f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

2.3 Pengelompokan Teori


Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh
beberapa penyusun buku menurut:

2.3.1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories


ke dalam tipe-tipe :
1) Tipe fisiologis
2) Tipe kognitif
3) Tipe emosional
4) Tipe sosial
5) Tipe integrative

2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:


Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
Tidal Model (Phil Barker, 2001)
Comfort (Kolcaba, 1992)
Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya

2.4 Ciri Middle Range Theory


2.4.1. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
a. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
b. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
c. Tanpa indikator pengukuran
d. Masih cukup abstrak
e. Konsep dan proposisi yang terukur
f. Inklusif
g. Memiliki sedikit konsep dan variabel
h. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
i. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
j. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif
menggunakan studi kualitatif
k. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal
ilmiah yang menarik
l. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
m. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
n. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.

2.4.2. Menurut Meleis, A. I. (1997) :


a. Ruang lingkup terbatas,
b. Memiliki sedikit abstrak,
c. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
d. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)

2.4.3. Menurut Whall (1996) :


a. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
b. Mudah diterapkan
c. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
d. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

2.5 Perkembangan Middle Range Theory


Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory
bersumber pada proses intelektual yang meliputi:
a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset
b. Teori deduktif yang berasal dari grand theory
c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik

2.6 Penggunaan Middle Range Theory


Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori
ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari
penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan
penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan
memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungknkan untuk
menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.
Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan
penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas.
Dan sebagian besar Middle Range Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini
sangat jelas ketika kita membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan
Grand Teori dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian,
yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian
tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori
keperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya
dan kebanyakan dari ilmu psikologi.

2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori


Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang
penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage, memasukan teori
ini ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya memasukkan ke dalam
middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range Teori “Pertanyaan tentang
Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih
namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Teori mengandung nilai
abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada
kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman
terhadap teori, para penemu teori harus memberikan Identitas Teori terhadap
komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak
kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range
teori telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu
untuk diuji meggunakan ide postif –logis.

2.8 Tokoh-tokoh middle range theory


2.8.1. Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan
yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-
Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses
pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang
mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan
pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan
dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan
perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir
terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering
terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak
pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi
dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan
menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu.
2.8.2. Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain:
a. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati
secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan
dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga
mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil,
dan asumsi pendukung praktek mereka.
b. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke
yang spesifik.
c. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji.
Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

2.8.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)


a. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan
kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan
gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
b. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu
gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
c. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan
yang baik.
d. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif,
pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
e. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal
dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri
Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang
mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel hubungan antar
transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

2.8.4. Carolyn L Wiener


Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik
dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk
kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang
berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence)
untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang
memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang
terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu
kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit
adalah berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan
penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi
dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi
sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang
lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan.
Semua komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang
sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil
didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi.

2.8.5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN


 Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan
dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan,
kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi
hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi
anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan
kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala,
prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan
anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining
depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari
kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi
dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum.
NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk
menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
a. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
b. Understanding (pemahaman)
c. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
d. Spirituality (spiritualitas)
e. Exercise (latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan
ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua
aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap
penyembuhan mereka.

2.8.6. Merle Helaine Mishel.


Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien
untuk beradaptasi pada suatu penyakit.
Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan
sering perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi
sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat
terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan
terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang
lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup.

2.8.7. Phil Barker


Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang
hal yang terpenting.
Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita
tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu
(klien).
Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap
orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya.
Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses
pemulihannya.
Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau
tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi
model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka
dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya
sedang dilakukannya.
Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi
informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat
digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat
digunakan.
Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong
bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah
apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan langkah
yang penting.
Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada
waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus
ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan
"Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".
Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan). Hal
ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu dari
sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan
atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke “lautan
pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup
mereka.
Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan terus
berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama
intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien membangun kesadaran
bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak yang besar bagi
hidupnya.
Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah
tarian.
2.8.8. Kristen Swanson
a. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada
wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan
intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk
menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang
diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting
yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen
bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah,
melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-
tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan
perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah
bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam
proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat
tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra
dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
b. Konsep Mayor dan Definisi
Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan
tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson,1991).
Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang terjadi
dalam hidup orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus pada orang yang
dirawat / pasien, mengkaji, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang
yang diberi asuhan dalam proses “knowing” atau pengenalan (Swanson,1991).
Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional
termasuk keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang
tersebut (Swanson,1991).
Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain
termasuk memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang tersebut
(Swanson,1991).
Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam
hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada peristiwa
tersebut, mendukungnya, memberi penjelasan, memvalidasi apa yang dirasakan,
menemukan alternatif penyelesaian, dan memberikan feedback / umpan balik
(Swanson,1991).
Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap
peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa
depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan
sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap
peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun.

2.8.9. Shirly M. Moore


 Teori Hidup damai di akhir
a) Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka
teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur,
proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori
besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem
keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima
perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang
dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
(1) bebas dari rasa sakit,
(2) mendapatkan penghiburan,
(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
(4) berada dalam kedamaian dan
(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang
peduli.
b) Penggunaan Bukti Empiris
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua
pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur
menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek
terbaik berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan
gizi manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998)
mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori mereka sebagai berikut:
1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis
dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien tidak sakit.
2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,
memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi
berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.
3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan
rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan kebutuhan,
keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan
rasa hormat.
4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien
menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi, memberikan
yang lain pasien dan signifikan dengan bimbingan dalam masalah-masalah praktis
dan memberikan kehadiran fisik orang lain peduli apakah berkontribusi diinginkan
untuk pengalaman pasien merasa damai.
5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati
kesedihan orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang
untuk kedekatan keluarga kepada orang lain yang signifikan atau orang yang
peduli.
6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang
damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli
berkontribusi sampai akhir hidup damai.
c) Pengembangan Lebih Lanjut
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan
dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat
digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa mempertimbangkan
penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan,
damai) menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan manajemen gejala
fisik psikologis. Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk
menentukan jika beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga konsep
(nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :
1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit
dan menerapkan intervensi farmakologis dan non phramlocological)
2. Kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan
ketidaknyamanan fisik)
3. Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan
obat anti ansietas).
4. Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi) yang
berfungsi untuk distrac pasien sekarat yang berguna untuk menghilangkan nyeri,
kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik secara umum. Revisi ini juga akan
berfungsi untuk menghubungkan Teori EOL Damai untuk berbagai teori tengah
Baik dan Moore (1996).
d) Georgene Gaskill Eakes
Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow )
berdasarkan berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber
utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli
kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans
(1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang
bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke,
Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan
Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan kesedihan kronis
panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana
reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992).
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-
anak baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang
berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua.
Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang
menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang
abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan
konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan kronis adalah
bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler,
Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak
dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas yang
bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke
1994).
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha
untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan
Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode
manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998)
Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang mekanisme
koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen. Strategi koping
internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian kembali dan perilaku
interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory kesedihan kronis
diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga
tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.
e) Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis
Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan
dari kerugian ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang
secara periodik dan gejala ini berpotensi progresif.
Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata
atau pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak
dengan kondisi kronis yang berbeda dari ideal itu.
Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau
kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.
f) Metode manajemen
Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis.
Ini mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan
kesehatan atau orang lain yang intervensi)
Manajemen yang tidak efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan
individu atau meningkatkan perasaan kesedihan kronis.
g) Manajemen Efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan
kenyamanan individu yang terkena.
BAB 3
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori
adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada
Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari
disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan
manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya terdiri dari
konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-
Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat
pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari
pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara beberapa
grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range teori) Reed
(1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara langsung
terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya
mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal
ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada
tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini
penting untuk menetapkan validitas sebagai teori.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat
digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik
misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd,
teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita
kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori pada tatanan
praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini
menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian
analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong
kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada
makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan,
temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan
transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas.
Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu
dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam
penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi
Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang
menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran
tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas
mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik
klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat kita
lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan
Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan
dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah
diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
DAFTAR PUSTAKA

Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh


tanggal 24 September 2014, jam 20.15
McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.
Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific
theories in nursing research and practice. New York: SpringerPublishingCompany.
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing
practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories,
Application to Nursing Research.Second edition. Philadelphia: Lippincott William
& Wilkins.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory
Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing
Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd
ed. New York: Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto:
The CV Mosby Company St. Louis

Anda mungkin juga menyukai