DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
TAUFIK HIDAYAT (A31116010)
LUDIA DANIEL (A31116037)
ANESTHESIA JOALSA PERTIWI (A31116317)
EKA RESKI MAULINA (A31116320)
ATALYA FIDELA SAMBENGA (A31116524)
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Teori Perilaku Interpersonal”.
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem
informasi keperilakuan. Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis
secara pribadi untuk meningkatkan kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum untuk
menambah wawasan pengetahuan.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada pembaca atas perhatiannya
terhadap makalah ini. Penulis menyadari betul bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan, sehingga menjadi harapan Penulis kritik, saran dan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 3
2.4 KEBIASAAN-KEBIASAAN..................................................................................... 5
ii
2.7.3 Prosedur Pengumpulan Data .............................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa yang dimaksude dengan perasaan.
2. Mengetahui faktor-faktor sosial.
3. Mengetahui pengertian konsekuensi-konsekuensi persepsian dan yang
termasuk didalamnya.
4. Mengetahui apaitukebiasaan-kebiasaan.
5. Mengetahuikondisi-kondisi pemfasilitasi.
6. Mengetahui model pemanfaatan komputer personal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERASAAN
Triandis (1980) berargumentasi bahwa sikap (attitude) adalah istilah
yang kurang lengkap yang hanya bermanfaat untuk diskusi-diskusi yang tidak
membutuhkan suatu presisi. Untuk penelitian yang melibatkan suatu hubungan
antara sikap-sikap (attitudes) dengan perilaku (behavior), Triandis (1980)
berargumentasi bahwa suatu presisi dibutuhkan lewat pemisahan dari perasaan
(affective) dan komponen-komponen kognitif dari sikap-sikap. Perasaan (affect)
adalah perasaan bahagia, gembira, atau senang, atau depresi, jijik, tidak
nyaman, atau benci yang dihubungkan dengan seorang individual ke suatu
tindakan tertentu.
Menurut Goodhue (1988), kebanyakn peneliti-peneliti sistem informasi
tidak membedakan antara komponen perasaan dari sikap-sikap dan komponen
kognitif dari kepercayaan-kepercayaan (yaitu informasi yang di pegang oleh
orang tentang obyek, isu, atau orang). Burnkrant dan Page (1982) mengusulkan
walaupun secara teori perlu memisahkan kedua komponen perasaan dan
kognitif, tetapi kalau sudah sampai ke pengukuran, mereka seharusnya
diperlaluan sebagai suatu kontruk yang sama. Sebaliknya menurut Goodhue
(1988) mencampurkan komponen-komponen yang berbeda ke dalam suatu
konstruk yang sama akan mengenalkan bias tambahan atau kesalahan acak
karena perasaan terhadap suatu obyek dapat mempengaruhi respon-respon
terhadap pertanyaan-pertanyaan kognitif.
3
istilah ini dan menyebutnya dengan istilah faktor-faktor sosial (sosial factors)
yaitu “internalisasi individual tentang kultur subyektif grup referensi, dan
persetujuan interpersonal spesifik yang telah dibuat oleh individual dengan
yang orang-orang lain di situasi-situasi sosial tertentu.”
Kultur subyektif dari grup referensi terdiri dari :
Norma-norma (instruksi-instruksi pribadi untuk melakukan apa yang
dipersepsikan benar dan tepat oleh anggota-anggota dari kultur di situasi-
situasi tertentu),
Peran-peran (roles) (juga berhubungan dengan perilaku-perilaku yang
dipandang benar yang terkait dengan orang-orang yang memegang suatu
posisi tertentu di suatu grup, masyarakat, atau sitem sosial), dan
Nilai-nilai (values) (kategori-kategori abstrak dengan komponen-
komponen perasaan yang kuat).
4
berhubungan dengan waktu jangka masa depan. Dimensi-dimensi yang
berhubungan dengan jangka pendek adalah kerumitan (complexity) dari
penggunssn komputer personal dan kesesuaian pekerjaan (job fit). Dimensi
jangka panjang adalh hasil-hasil yang dapat terjadi di masa depan.
2.3.1 Kerumitan
Rogers dan Shoemaker (1997, hal 154) mendefinisikan kerumitan
(complexicy) sebagai seberapa jauh suatu inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu
yang relative susah untuk dipahami dan digunakan. Tornatzky dan Klein (1982)
menemukan bahwa semakin rumit suatu inovasi, semakin rendah tingkat dari
adopsi. Menurut Thompson et al. (1991), kerumitan adalah kebalikan dari
kemudahan digunakan persepsian (perceived ease of use).
2.4 KEBIASAAN-KEBIASAAN
5
bahwa kebiasaan-kebiasaan (habits) merupakan predictor yang kuat terhadap
perilaku.
6
model ini kedalam kontek sistem informasi. Kognitif diidentifikasikan di
penelitian ini, yaitu kerumitan (complecity), kesesuaian pekerjaan, dan
konsekuensi-konsekuensi jangka panjang. Modifikasi yang kedua adalah
konstruk kebiasaan dikeluarkan dari model. Model konseptual yang digunakan
di penelitian ini tampak pada gambar dibawah ini.
7
2.7 PENGUJIAN EMPIRIS MODEL PEMANFAATAN KOMPUTER
PERSONAL
Thompson et al. (1991) mencoba menguji model yang telah mereka
kembangkan, yaitu model pemanfaatan komputer personal (computer personal
utilization model) secara empiris. Berikut ini hasil-hasil penelitian mereka.
8
2.7.2 Sampel
Penelitian ini dilakukan di suatu organisasi perusahaan pabrikan
multinasional yang besar. Responden adalah pekerja-pekerja pengetahuan yang
di definisikan sebagai manajer-manajer atau profesional-profesional.
Empat ratus lima puluh lima kuisioner dikirimkan kepada responden-
responden dan sebanyak 278 dikirim kembali yang menunjukkan tingkat respon
sebesar 61%. Tiga puluh enam responden melaporkan bahwa mereka tidak
mempunyai akses ke komputer personal, sembilan responden tidak menjawab
pertanyaan dan 21 responden menunjukkan bahwa mereka menggunakan
komputer personal karena diminta untuk melakukan pekerjaannya. Responden-
responden ini dikeluarkan dari sample sehinggan sampel akhir menjadi 212
responden yang menunjukkan 47 persen dari tingkat respon.
9
mempelajari model-model hubungan yang melibatkan banyak konstruk dengan
banyak pengukuran-pengukuran.
10
Kondisi-kondisi pemfasilitasi (facilitating -0,04
conditions)
𝑅 2 = 0,24
11
Hasil hubungan yang lemah antara konsekuensi-konsekuensi jangka
panjang (long-term consequences) dengan pemanfaatan (utilization) adalah
konsisten dengan teori ekspektansi (expectancy theory) yang dikembangkan
oleh Porter dan Lawer (1968).
Pengaruh negatip yang kecil dari kondisi-kondisi pemfasilitasi
(facilitating conditions) terhadap pemanfaatan (utilization) tidak konsisten
dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perasaan (affect) adalah perasaan bahagia, gembira, atau senang, atau
depresi, jijik, tidak nyaman, atau benci yang dihubungkan dengan seorang
individual ke suatu tindakan tertentu. Sedangkan yang dimaksude dengan
faktor-faktor sosial (sosial factors) yaitu internalisasi individual tentang kultur
subyektif grup referensi, dan persetujuan interpersonal spesifik yang telah
dibuat oleh individual dengan yang orang-orang lain di situasi-situasi sosial
tertentu.
Premis dasar dari teori ekspektansi (expectancy theory) adalah bahwa
individual-individual mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari perilaku
dalam bentuk penghargaan-penghargaan potensian dan mendasarkan pilihan
perilakunya pada keinginan mendapatkan penghargaan-penghargaan
itu.Thomson dan Higgins (1995) mendefinisikan tiga dimensi dari konsekuensi-
konsekuensi ekspektasian (perceived consequences). Dua dari tiga dimensi ini
berhubungan dengan waktu jangka pendek, dan yang ketiga berhubungan
dengan waktu jangka masa depan. Dimensi-dimensi yang berhubungan dengan
jangka pendek adalah kerumitan (complexity) dari penggunssn komputer
personal dan kesesuaian pekerjaan (job fit). Dimensi jangka panjang adalah
hasil-hasil yang dapat terjadi di masa depan.
Kebiasaan-kebiasaan (habits) adalah urutan-urutan situasi-perilaku yang
terjadi tanpa instruksi sendiri. Dan kondisi-kondisi pemfasilitasi (facilitating
conditions) adalah faktor-faktor obyektif yang ada di lingkungan yang mana
beberapa penilai atau pengamat-pengamat dapat menyetujui untuk membuat
suatu tindakan mudah dilakukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14