Disusun Oleh :
Kelompok 5
2021/2022
PENDAHULUAN
Mengenal Teori Behavioristik
PEMBAHASAN
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,menekankan
peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,menekankan pentingnya
latihan,mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar
yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R
psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan
atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang
erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya.
Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi
terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan
nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar.
Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak
mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan.
Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu
sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku mereka.
Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, seperti
sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman.
Menurut John Locke(1632-1704), salah satu tokoh empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai
“warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman.
Pengalaman adalah satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Ide dan pengetahuan adalah produk dari
pengalaman. Secara psikologis, seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh
pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan disebabkan oleh perilaku masa lalu.
Kesulitan empirisme dalam menjelaskan gejala psikologi timbul ketika orang membicarakan apa yang
mendorong manusia berperilaku tertentu.
B.F. Skinner sebagai pelopor behaviorism menolak semua teori kepribadian. Menurutnya, psikologi
belum siap (belum memiiiki data faktual yang cukup) untuk membangun teori kepribadian yang
mencakup segala hal. Dia tidak membahas topik kepribadian secara khusus, kecuali sekedar
menjadikannya sebagai label dari aspek tingkah laku tertentu. Skinner berbeda dengan pakar kepribadian
pada umumnya dalam tiga hal :
1. Skinner menolak analisis kehidupan intemal semacam insting - motives - drives - aktualisasi diri
– superiorita - keamanan, dan secara ekstrim berpendapat psikologi harus membatasi diri hanya
menangani data yang dapat diobservasi. Satu-satunya aspek yang nyata dan relevan dengan
psikologi adalah tingkahlaku yang teramati, dan satu-satunya cara mengontrol dan meramalkan
tingkah laku itu adalah mengaitkannya dengan event-anteseden yang ada di lingkungan. Bukan
berarti kekuatan kehidupan internal itu tidak ada, hal itu harus dapat diamati secara obyektif agar
bemilai ilmiah. Senyampang pengamatan dan manipulasi obyektif terhadapnya belum dapat
dilaksanakan, kehidupan intemal tidak dapat dipakai untuk meramalkan tingkah laku, sehingga
tidak berguna bagi ilmu psikologi.
2. Skinner tidak tertarik dengan perbedaan individual semacam trait, life style, ego, self.
Menurutnya, ilmu psikologi harus menemukan hukum umum dan tingkahlaku, hubungan empirik
antara stimulus dengan responnya. Perbedaan tingkahlaku orang, semuanya disebabkan oleh
perbedaan event yang menyebabkannya. Pandangan Skinner termasuk nomothetik dalam hal
usaha menemukan hukum yang berlaku umum. Namun metoda untuk mencapainya bersifat
idiografik, karena Skinner cenderung meneliti tingkahlaku satu organisme secara teliti, bukan
mencari rata-rata dari sejumlah obyek penelitian.
Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar, di mana asumsi pertama dan kedua pada dasarnya menjadi
asumsi psikologi pada umumnya, bahkan menjadi merupakan asumsi semua pendekatan ilmiah.
1. Behavior is lawful : Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu. Ilmu adalah usaha untuk menemukan
keteraturan, menunjukkan bahwa event tertentu berhubungan secara teratur dengan event lain
2. Behavior can be predicted : Tingkah laku dapat diramalkam. Ilmu bukan hanya menjelaskan, tetapi
juga meramalkan. Bukan hanya menangani peristiwa masa lalu tetapi juga masa yang akan datang. Teori
yang berdaya guna adalah yang memungkinkan dapat dilakukannya prediksi mengenai tingkah laku yang
akan datang dan menguji prediksi itu.
3. Behavior can be controlled : Tingkah laku dapat dikontrol. Ilmu dapat melakukan antisipasi dan
menentuan/membentuk (sedikit-banyak) tingkah laku seseorang. Skinner bukan hanya ingin tahu
bagaimana terjadinya tingkah laku, tetapi dia sangat berkeinginan memanipulasinya. Pandangan ini
bertentangan dengan pandangan tradisional yang menganggap manipulasi sebagai serangan terhadap
kebebasan pribadi. Skinner memandang tingkah laku sebagai produk kondisi anteseden tertentu, sedang
pandangan tradisional berpendapat tingkah laku merupakan produk perubahan dalam diri secara spontan
Menurut Skinner, functional analysis of behavior: suatu analisis tingkah laku dalam bentuk
hubungan sebab akibat, bagaimana suatu respon timbul mengikuti stimuli atau kondisi tertentu, akan
menyingkap bahwa penyebab tingkah laku sebagian besar berada di event antesedennya atau berada di
lingkungan. Apabila penyebab, stimulus atau event anteseden dapat dikontrol itu berarti dapat mengontrol
tingkah laku. Tidak ada gunanya memisahkan organisme dari Iingkungannya, atau menarik kesimpulan
mengenai peristiwa yang terjadi di dalam diri organism yang tidak terobservasi.
KESIMPULAN
Aliran behaviorisme berpendapat bahwa berpikir adalah gerakan-gerakan reaksi yang dilakukan
oleh urat saraf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan buah pikiran. Teori belajar
behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang
dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respons. Teori ini mengutamakan pengukuran untuk melihat
terjadi ada tidaknya perubahan tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/31921/2/Hamim%20Rosyidi_Psikologi
%20Kepribadian.pdf
http://eprints.umsida.ac.id/1402/1/PSI%20Teori%20bljr.pdf
https://marwahsofah.wordpress.com/2015/07/02/teori-kepribadian-
behaviorisme-menurut-skinner/
Eni Fariyatul Fahyuni, Istikomah. Psikologi Belajar & Mengajar. Sidoarjo.
Nizamia Learning Center. 2016. hlm:26- 27