Anda di halaman 1dari 18

Biopsikologi dan Proses Sensor

Motorik Manusia

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Dwi Saputri Agustina Wahyuni


Mitha Chrisdayanti
Juliana R
Triana Indah Mulyaningsih

D-III KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES KALTIM
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Biopsikologi dan Proses Sensor Motorik Manusia. Pada kesempatan ini tak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Lamri, M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim
2. Ns Gajali Rahman S.Kep. ,M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah psikologi
3. Semua pihak yang tealah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan pemikiran serta kelancaran tugas kami
selanjutnya dan dapat berguna bagi semua pihak Amin.
Samarinda, 29 September 2016
Penulis

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Biopsikologi atau yang sering di sebut dengan nama lain Neurosains merupakan cabang
ilmu yang sangat berpeluang untuk menyumbang peran penting dalam proses kehidupan. Bidang
ilmu ini berkaitan erat dengan neuroscience, studi ilmiah tentang sistem saraf dimana dalam
bidang ini kita akan mendalami hal ihwal otak termasuk kompleksitas otak. Berbagai penelitian
membuktikan, aplikasi praktis biopsikologi dalam berbagai bidang terapan psikologi memiliki
peran penting dalam meningkatkan optimalisasi potensi manusia dan meningkatkan kualitas
hidupnya. Sedangkan sensor motorik merupakan pertumbuhan kognitif yang di dasarkan pada
tindakan panca indera dan motorik. Dalam periode 18 bulan atau 2 tahun, manusia (anak)
dapat dikatakan telah mengubah dirinya dari organisme yang sama sekali tergantung pada
sifat refeleks bawaan lainnya menjadi orang yang mampu berpikir secara simbolik
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalahnya
adalah:
1. Apakah pengertian biopsikologi?
2. Apa saja tahap-tahap perkembangan biopsikologi?
3. Apa pengertian sensorik motorik?
4. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi sensorik motorik?
5. Apa hubungan antara sensorik dan motorik?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memahami biopsikologi dan proses sensor
motorik manusia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biopsikologi
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara
genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan
rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi
melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal.
Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah
manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Biospikologi

Kehidupan manusia belangsung melalui masa-masa atau fase-fase. Setiap masa


kehidupan mempunyai ciri-ciri tersendiri yang memberikan keunikan pada masa tersebut. Dan
setiap masa kehidupan mempunyai masalah-masalah adjusment masing-masing.

Elizabeth Hurlock, masa kehidupan manusia dibagi kedalam beberapa fase:


1. Masa prenatal (Konsepsi sampai lahir).
Merupakan masa yang pendek dalam kehidupan manusia, tapi dilihat dari beberapa segi
merupakan masa yang terpenting. Masa ini yang dimulai pada saat konsepsi dan berakhir pada
saat lahir, berlangsung selama 280 hari atau 9 bulan. Disebut penting disebabkan oleh beberapa
hal:
a. Bakat/pembawaan yang akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya ditentukan
pada masa ini.
b. Kondisi yang baik dari tubuh ibu selama masa ini dapat membantu perkembangan bakat
dan potensi, sedangkan kondisi yang buruk dapat menghambat bahkan merusak
perkembangan selanjutnya.
c. Pada masa ini terjadi perkembangan yang lebih cepat dibandingkan pada masa kehidupan
lainnya.
d. Pada saat ini calon orang tua menentukan sikapnya terhadap anak yang akan lahir. Sikap
ini akan sangat berpengaruh terhadap cara mendidik anaknya terutama pada masa-masa
permulaan kehidupannya.
Masa ini dibagi menjadi 3 periode
a. Periode ovum

b. Periode embrio
c. Periode fetus
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masa ini
a. Usia Ibu
b. Makanan
c. Pengalaman emosional ibu
d. Sinar rontgen
e. Obat-obatan
f. Penyakit-penyakit
2. Masa infancy (Lahir hingga minggu ke 2)
Masa ini merupakan masa terpendek dalam kehidupan manusia, tetapi merupakan masa
yang berat bagi bayi yang baru dilahirkan. Bayi harus menyesuaikan diri dari keadaan dalam
kandungan pada keadaan diluar kandungan; dari keadaan parasit menjadi mahluk yang
terpisah dan hidup sendiri.
Penyesuaian diri yang harus dilakukan ada beberapa macam yaitu penyesuaian terhadap
perubahan suhu, penyesuaian dalam cara bernapas, penyesuaian terhadap cara menghisap dan
menelan dan penyesuaian dalam cara pembuangan (elimination).
3. Masa babyhood ( 2 minggu hingga 2 tahun)
Masa ini merupakan masa yang kaya dalam perkembangan, dimulai dari bayi yang tidak
berdaya sama sekali menjadi seorang anak yang mampu berjalan, dapat berkomunikasi dan
sangat aktif menyelediki dunianya.
Perkembangan yang penting:

a. Perkembangan motorik: mulai tengkurap duduk merangkak, berdiri dan berjalan


b. Perkembangan mental
c. Perkembangan bahasa
d. Perkembangan perasaan
e. perkembangan social
4. Masa pra sekolah
Masa ini anak sudah mulai aktif, Kontrol motoriknya sudah baik, koordinasi motoriknya
halus bertambah baik. Perbendaharaan kata bertambah kaya anak dapat menggunakan
dengan efektif dan fleksible.
Sebelum menginjak usia 3 tahun anak mengalami masa sulit terutama bagi orang tuanya,
masa ini penuh dengan negativisme dan pemberontakan dari anak sehingga menimbulkan
konflik dan ketegangan dengan orang tua. Anak sedang mengalami krisis identitas yang
pertama. Kesadaran akunya mulai timbul. Anak pada masa ini biasanya nakal sekali, sulit
diajak kerja sama selalu menentang, masa ini tidak berlangsung lama dan akan menjadi sikap
yang positif.
Masa ini terjadi juga proses identifikasi yang menghasilkan sex typing dan Super ego.
5. Masa sekolah
Beberapa kejadian penting masa ini adalah
a. Masuk sekolah
b. Kegiatan intelektual meningkat
c. Minat yang besar pada teman sebaya
d. Independent dari orang tua semakin besar

e. Identifikasi diri makin jelas.


Memasuki masa ini ditandai dengan ketidak seimbangan fisik yang disebabkan dengan
lepasnya gigi susu dan tumbuhnya gigi geraham tetap; dan kepekaan yang lebih besar
terhadap sakit pilek dan penyakit anak menular lainnya.
Sikap pasif, malas, menarik diri dan impulsif, perasaan mudah tersinggung dan tidak
stabil muncul pada usia 6 tahun, pada usia 7 tahun terjadi perubahan, anak menjadi lebih
sosial dan lebih muda diasuh.
Masuk sekolah merupakan kejadian penting bagi anak. melalui pengalaman-pengalaman
disekolah anak belajar menyesuaikan diri pada kelompok.Ia harus belajar menahan keinginankeinginan diri sendiri dan menyesuaikan dengan keinginan teman-teman agar ia bisa dapat
diterima oleh kelompoknya. Bila ia berhasil dalam hubungannya dengan kelompok dan
berhasil mengerjakan tugas-tugas rutinnya, maka ia akan mengembangkan rasa percaya pada
dirinya sendiri.
Perkembangan kognitif memasuki masa concrete operation (dari piaget).Masa ini sering
disebut periode intelektual karena anak sangat haus akan pengetahuan-pengetahuan baru. Dan
Ia berusaha untuk menerangkan kejadian-kejadian tersebut secara objektif dan rasional.
Selama ini sosialisasi antara teman-teman sebaya mulah. Keinginan anak untuk ikut serta
dalam kegiatan-kegiatan kelompok biasanya besar. Dengan bertambahnya kebutuhan akan
berkelompok,
Maka anak memasuki gang age dimana arti kelompok sangat penting bagi anak. Anak
berusaha untuk bisa diterima menjadi anggota suatu kelompok .Ia menyesuaikan diri dari
berpakaian dan cara-cara berbicara yang diterima oleh kelompoknya.
Anak masa ini senang mengumpulkan barang-barang, misalnya perangko, gambargambar kelereng dan sebagainya, minat terhadap membaca makin bertambah, tapi mengalami
perubahan.
Dengan makin berkurangnya pengawasan dari orang tua dan dari pengalaman sehari-sehari
dengan teman-teman dan guru, maka anak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
self-concept yang realistis. Pembentukan self-concept di bantu dengan adanya penilaian dari
orang tua, guru, saudara-saudara dan teman sebaya.
6. Masa pubertas ( pre adoloscence) 10/11 12/13 th.

Masa pubertas biasanya dianggap masa peralihan dari masa anak dan masa adolesen.
Pubertas permulaan dari masa adolesen dimana proses pertumbuha dan kematangan
berlangsung lebih intensif. Disamping terjadinya kemantangan sexuil dan pertumbuhan
phisik dalam masa ini juga terjadi perkembangan sosial emosionil kognitif dan kepribadian,
yang berlangsung terus sampai masa late adelescence.
Perubahan phisik yang terjadi pada masa pubertas mempunyiai ciri-ciri sbb:
a. Ciri primer: Yaitu yang berhubunga dengan kematangan alat-alat repreduksi dimana
terjadi
kemtangan kelenjar-kelenjar kelamin.
b. Ciri secunder: Mulai tumbuh rambut di ketiak dan pada alat kelamin. Tumbuhya
janggut pada anak laki-lakai. Bagian tubuh menjadi besar, buah dada pada wanita dan
bahu pada anak laki-laki.
c. Ciri tertier : Perubahan suara pada anak laki-laki.gerak gerik motorik yang tidak
terkendali, disertai tingkah laku yang labil, bersuara keras tanpa alasan berjalan tidak
teratur, mengangkat benda dengan kasar sering menjatuhkan benda-benda.
Pertumbuhan yang cepat dan perubahan yang dialami seing kali disertai dengan
kegelisahan lelah, lesu dan keresaha emosional.
Pubertas merupakan masa dimana kehidupan emosionalnya meninggi. Suasana hati
sering berganti. Ia menjadi lebih peka kepada kejadian-kejadian di sekitarnya. Perasaannya
mudah tersinggung.
Sering timbul keinginan untuk menyendiri dan tidak ikut serata dalam kegiatan dalam
keluarga. Dengan teman-teman lama sering terjadi perselisihan dan berakibat putusnya
persahabatan.
Terlihat juga dalam kemunduran prestasi sekolah. Sikap juga terlihat dalam mengerjakan
tugas-tugas sekolah, tapi juga dalam mengerjakan tugas-tugas di rumah. Timbul perasaan
bosan terhadap kegiatan-kegiatan yang disenanginya.
Charletto Buhler menyebutkan masa ini sebagai fase negatif karena individu
mengambil sikap anti terhadap hidup dan ia menindak sifat-sifat positif yang dimilikinya.
7. Masa early adolescence (13/14th-17th)

Masa adolesen sering kali dianggap sebagai masa strom and stress, masa yang penuh
dengan frustasi dan konflik, masa dimana harus dilakukan banyak penyesuaian diri, masa
percintaan dan ramons, dan masa pemisahan diri dari masyarakat dan kebudayaan orang
dewasa.
Para ahli ilmu jiwa sependapat bahwa pada masa ini memang sering menimbulkan
banyak masalah dalam masyarakat. Ada yang menekankan pada faktor phisiologis sebagai
sebab dari timbulnya problem-problem itu. Yaitu karena meningkatnya hormon-hormon sex
dan perubahan dalam struktur dan fungsi-fungsi tubuh.
Misalnya pada masyarakat sederhana, anak kecil sudah dibiasakan mengenal dunia
dewasa, sudah mulai belajar ikut bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang tua, sehingga
mereka tidak merasa asing bila suatu saat mereka suatu saat mereka harus memasuki masa
dewasa.
Bagi mereka tidak ada persoalan memilih pekerjaan setelah dewasa nanti karena mereka
cenderung melanjutkan pekerjaan orang tuanya.
Berbeda dengan masyarakat modern, dimana masyarakat sendiri belum memiliki
ketentuan mengenai harapan dan tuntutan pemuda untuk berdiri sendiri. Pada masa ini
mereka dipandang sebagai anak kecil dan kesempatan lain mereka dipandang sudah dewasa.
Minat-minat dan kebutuhan meningkat selama masa dewasa, diantaranya:
a. kebutuhan akan pengalaman baru, dengan memasuki berbagai macam kegiatan
kelompok.
b. Kebutuhan akan rasa aman yang ditentukan oleh penilaian diri sendiri, terutama
menyangkut masalah kemampuannya, status sosial dan kepercayaan diri. Penerimaan
orang tua dan teman akan berpengaruh terhadap hal ini.
c. Kebutuhan akan status, dalam keluarga, teman, sekolah, dan masyarakat. Ia ingin
dihargai diterima dan diperlakukan seperti orang dewasa.
d. Kebutuhan akan pengakuan baik secara fisik maupun social
Minat baru yang muncul antara lain:

a.
b.
c.
d.
e.

Minat terhadap penampilan diri.


Minat pada rekreasi; olah raga, nonton, musik, bacaan, piknik, pesta.
Creative self expresion; menulis sajak, cerita diary
Interpersonal communication; banyak bicara tentang hobinya.
Berkencan (dating), cara utama untuk membentuk hubungan yang erat dengan lawan

jenis.
8. Juvenile delinquency
Merupakan istilah yang digunakan pada anak yang melakukan pelanggaran
terhadap norma-norma aturan yang berlaku dan mereka masih berusia dibawah 16-17
tahun.
Tingkah laku anak nakal dapat dikelompokkan dalam 4 katagori:
a. tingkah laku menyakiti diri sendiri atau orang lain
b. merusak atau menyalah gunakan benda-benda
c. menolak untuk taat pada aturan-aturan
d. melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain
Biasanya anak nakal lebih sulit menyesuaikan diri, kurang percaya diri, lebih
impulsif, agresif, tidak bahagia, pemarah, kurang disenangi dan kurang diterima temantemannya.
Dan orang tua bersikap kurang hangat kurang memberikan kasih sayang , tidak
peduli bahkan kadang benci pada anak; Meraka kurang memberikan kedisiplinan,
pendidikan dan keluarga mereka kurang mempunyai kesatuan/keakraban.
9. Late adolescence
Merupakan akhir dari masa remaja dan awal masa dewasa. Sebenarnya mereka
sudah dewasa tapi secara tradisional mereka belum, hal ini karena mereka belum
memasuki dunia perkawinan, kekeluargaan, pekerjaan, yang merupakan ciri masyarakat
dewasa yang normal.
Beberapa faktor yang mengakibatkan panjangnya masa in:
a. Makin majunya sistem pendidikan

b. Perubahan sosial yang cepat, dimana menyebabkan hubungan individu dengan tradisi
sudah tidak erat lagi. Nilai/idiologi yang dianut orang tua tidak dipakai lagi.
Prof. DR. Rumke menyebutkan masa ini sebagai masa persiapan dan sementara.
Mereka pada masa ini mulai terjadi peningkatan stabilitas, sehingga lebih berhasil dalam
penyesuaian diri dengan lingkungannya. Mereka mulai mampu mengendalikan diri,
sehingga kehidupan perasaan menjadi lebih tenang, Cara berpikirnya sudah realistis.
10. Adulthood (Berarti matang / dewasa)
a. Early adulthood : 21th 35th
Tugas utama masa ini yaitu mencapai interdependent secara sosial dan ekonomi.
Maksudnya adalah suatu keseimbangan atara dependent dan independent dan antara
memberi dan menerima (taking dan giving).
Perkawinan merupakan masalah yang penting pada masa ini, mereka memandang
dengan realistis dan mempertimbangkan masalah yang akan timbul dalam perkawinan.
Ekspansivitas merupakan salah satu ciri masa ini , khususnya pada laki-laki. Hal
ini sering menjadi konflik dalam keluarga. Konflik lain terjadi karena istri kurang
mengerti akan kehidupan laki-laki yang mempunyai dua dunia (kerja dan keluarga).
Sebagian orang hidup pada masa ini dengan kesendirian (single). Sebabnya bisa
bermacam-macam. Kegagalan cinta merupakan salah satu sebab seseorang menolak
hubungan dengan lawan jenis, atau tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki
hubungan cinta yang mendalam. Penyesuaian diri menjadi sukar karena perasaan
kesepian.
Kebutuhan akan teman, cinta kasih, dan kebutuhan untuk mempertahankan
keseimbangan emosionil sangat dirasakan dalam lingkungan sosial, mereka juga sulit
menempatkan diri dilingkungan orang yang berkeluarga.
Wanita usia 30 tahun merupakan masa kritis, masa ini bisa dilewati jika mereka
mampu menyesuaikan diri, mereka berusaha mencari tujuan hidup lain dalam hidupnya
dan mencari kepuasan dalam pekerjaan atau kesibukan lainnya.
Bekerja merupakan salah satu tugas perkembangan pada masa ini, perlu adanya
penyesuaian dengan situasi kerja, penyesuaian dengan teman kerja, atasan dan tempat
dimana ia bekerja. Kebahagiaan bisa juga didapatkan dari kepuasan dalam pekerjaan.
Bagi wanita yang bekerja selain sebagai ibu rumah tangga akan mempuanyai
persoalan tersendiri. Ia harus membagi waktu antara tugas dirumah dan tugas di
pekerjaan, seringkali berakibat keadaan dirumah dan anak-anak menjadi kurang terawat.

b. Midle adulthood : 35th 45th


Pada masa Midle ditandai dengan kemajuan dalam bidang pekerjaan, stabilitas
emosi dan sosial ekonomi dan keluarga.
Dari segi kepribadian sedikit sekali mengalami perubahan. Dalam segi kesehatan
mulai terlihat garis menurun, misalnya penglihatan, berbagai macam penyakit mulai
timbul.
Pada masa ini biasanya anak-anak telah tumbuh menjadi remaja dan dalam cara
mendidik anakpun mengalami perubahan, anak sudah jarang tinggal dirumah.
Bila anak-anak sudah mulai dewasa, dan mulai melepaskan diri dari keluarga,
maka orang tua akan mengalami sarang yang kosong dan mulai merasa kesepian dan
kekosongan. Hal ini lebih terasa bagi wanita. Mereka biasanya mengadakan kegiatan
baru seperti organisasi dan keagamaan.
Masa ini merupakan masa untuk mengejar kembali masa muda. Dorongan
biologis yang dulu dapat dikendalikan ternyata mulai muncul dengan kuat, ditambah rasa
takut yang muncul disebabkan gejala ketuaan, kekuatan fisik yang berkurang, ketidak
puasan dalam hidup dan hasil yang dicapai semuanya mengakibatkan mereka
melakukan kegiatan atau tindakan-tindakan yang avountir. Masa ini disebut dengan
istilah puber kedua.
Sering mereka melakukan tindakan menutup diri dengan memakai aksesoris
untuk menutupi kekurangan mereka.
Gejala ini terjadi pada mereka yang tidak mencapai kematangan dalam
kepribadian, akibat dari semua itu terjadi krisis dalam rumah tangga. Sehingga sering
disebut dengan istilah dangerous age.
Mereka yang berhasil mengatasi krisis pada masa ini maka akan mencapai
stabilitas pada masa selanjutya.
c. Late adulthood

: 45th 60th

Late adulthood merupakan masa penyesuaian terhadap kemunduran-kemunduran


secara fisik, mulai menata kembali kegiatan yang biasa dilakukan.
Pada masa ini terjadi manapouse pada wanita, keseimbangan fisiologis biasanya
menjadi terganggu yang berakibat pada gangguan emosional.

Masa ini juga merupakan masa penilaian kembali, dimana kesempatan mereka
miliki, karena anak-anak sudah mulai dewasa.
Bagi mereka yang memasuki masa pensiun sering timbul konflik dengan orang
yang lebih muda, mereka menganggap bahwa orang muda tidak dapat menggantikan
pekerjaan mereka.
Bagi orang yang aktif pensiun dirasakan sangat berat, karena ada perasaan tidak
berguna, juga rasa bosan dan kesepian serta berkurangnya kontak sosial.
11. Masa tua
Telah terjadi kemundurtan fisik yang terlihat jelas. Terutama pada indera. Daya
tahan dan kekuatan tubuh berkurang dan kecepatan reaksi menjadi lambat dan mulai
timbulnya macam-macam penyakit.
Dengan munculnya gangguan ini konsep dirinya juga mengalami perubahan.
Senescence adalah merupakan masa tua dimana kemunduran fisik, kognitif dan
mecakapan berlangsung perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit, dimana orang masih
dapat melakukan kompensasi berkisar usia 50 70 tahun.
Senilitas merupakan kemunduran yang terjadi secara hebat pada kemampuan fisik
dan fungsi-fungsi kognitif, biasanya ditandai dengan kerusakan pada jaringa otak dan
koordinasi motorik, hilangnya daya ingatan, kontrol diri berkurang, seringkali terjadi
regresi ketaraf pemuasan biologis dan emosi, bertingkah seperti anak kecil.
2.3 Pengertian Sistem Sensorik Motorik Manusia
A. Pengertian Sensorik
Sensori adalah stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar tubuh.
Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori (pancaindera)
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Sensorik
Faktor yang mempengaruhi fungsi sensori
1. Usia

Bayi tidak mampu membedakan stimulus sensori, jalur sarafnya masih belum matang
Pengelihatan berubah selama usia dewasa mencakup presbiopia (ketidak mampuan
memfokuskan pada objek dekat) dan kebutuhan kacamata baca (biasanya terjadi dari usia
40 sampai 50).

Pendengaran berubah, yang di mulai pada usia30, termasuk penurunan ketajaman


pendengaran. Kejelasan berbicara, perbedaan pola tinggi suara, dan kedalam

presepsi, dan penurunan ambang pendengaran. Tinnitus seringkali menyertai


hilangnya pendengaran sebagai efek samping obat. Lansia mendengar suara pola
rendah dengan baik tetapi mempunyai kesulitan mendengar percakapan dengan
latar belakang yang berisik.
Lansia mengalami penurunan lapang pengelihatannya, peningkatan sensitivtas
cahaya yang menyilaukan, kerusakan pengelihatan pada malam hari, penurunan
akomodasi dan kedalaman presepsi, dan penurunan diskriminasi warna.
Lansia memiliki kesulitan membedakan konsonan (f, s, ch). Suara bicara bergetar,
dan terdapat perpanjangan presepsi dan reaksi berbicara.
Perubahan gustatori dan olfaktori mencakup penurunan dalam jumlah ujung saraf
pengecap dalam tahun terakhir dan penurunan serabut saraf alfaktori. Pada usia 50
penurunan diskriminasi rasa dan sensitivitas terhadap bau adalah umum.
Propriaseptif berubah setelah usia 60 termasuk kesulitan dengan keseimbangan,
orientasi mengenai tempat koordinasi.
Lansia mengalami perubahan dan taktil, termasuk penurunan sensitifitas
terhadap nyeri, tekanan dan suhu.
2. Medikasi
Beberapa antibiotika (mis. Streptomisi, gentamisin) adalah ototoksi dan secara
permanen dapat merusak saraf optik. Obat-obatan analgesic narkotik, sedetif, dan
antidepresen dapat mengubah presepsi dan stimulus.
3. Lingkungan
Stimulus lingkungan yang berlebihan (mis. Peralatan yang bising dan percakapan
staf di dalam unit perawatna intensif) dapat menghasilkan beban sensori yang
berlebihan, ditandai dengan kebingungan disorientasi, dan ketidak mampuan
membuat keputusan. Stimulus lingkungan yang terbatas (mis.Dengan isolasi) dapat
mengarah pada deprivasi sensori. Kualitas lingkungan yang buruk (mis.Penerangan
yang buruk, lorong yang sempit, latar belekng yang bising) dapat memperburuk
sensori.
4. Tingkat kenyamanan
Nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpresepsi dan beraksi terhadap
stimulus.
5. Penyakit yang ada sebelumnya
Penyakit vaskuler perifer dapat menyebebkan penurunan sensasi pada ekstrimitas
dan kerusakan kognisi. Diabetes kronik dapat mengarah pada penurunan
pengelihatan, kebutaan atau neuropati perifer. Strok dapat menimbulkan kehilangan

berbicara, beberapa kerusakan neurologi merusak fungsi motorik dan penerimaan


emosi.
6. Merokok
Penggunan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung-ujung saraf
pengecap, mengurangi persepsi rasa.
7. Tingkat kebisingan
Pemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang tinggi (mis. Lokasi pada
pekerjaan kontruksi) dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.
8. Intubasi endotrakea
Kehilangan kemampuan bicara sementara akibat pemasangan selang endotrakea
melalui mulut atau hidung ke dalam trakea

Proses Motorik
Istilah motor menyiratkan adanya gerak otot, yang seakan-akan tidak banyak
melibatkan aspek-aspek kognitif dan perseptual. Tetapi kenyataannya adalah
keterampilan-keterampilan yang dilakukan biasanya merupakan sesuatu yang
kompleks dan melibatkan penditeksian terhadap rangsang, evaluasi dan
pengambilan keputusan serta respon nyata yang berwujud gerakan.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan
proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara
fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan.
Peristiwa-peristiwa laten yang tidak dapat diamati tersebut meliputi : penerimaan
informasi, pemberian makna terhadap informasi, pengolahan informasi, proses
pengambilan keputusan,dan dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi
motorik.
Setelah itu dilanjutkan dengan peristiwa fisiologis yang meliputi pemberian,
pengaturan dan pengendalian impuls kepada organ-organ tubuh yang terlibat
dalam melaksanakan akssi-aksi motorik.
Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke
posisi lain yang dapat diamati secara obyektif dalam suatu dimensi ruang dan
waktu. Untuk memberikan pengertian yang lebih operasional tentang gerak, maka
diperlukan suatu batasan yang lebih spesifik. Batasan yang dimaksud adalah
pengertian gerak dari gerak manusia melakukan aksi-aksi motorik misalnya
perubahan tempat,posisi dan ketepatan tubuh atau bagian tubuh dalam melompat,
berjalan, berlari atau menendang bola. Didalam belajar motorik, gerak juga dilihat
atau diartikan sebagai hasil atau penampilan yang nyata dari proses-proses

motorik,sebaliknya motorik adalah suatu proses yang tidak dapat diamati dan
merupakan penyebab terjadinya gerak.
Sedangkan proses motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh
manusia, yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan
(kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk
mendapatkan suatu gerakan yang baik.
Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia.
Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan. Persamaan : setiap
terjadi proses dalam tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak. Perbedaan :
Motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang
dapat dilihat dan diamati. Proses motorik juga menghasilkan gerakan yang
dinamakan gerakan motorik. Gerakan motorik adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia.
Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi,
neurofisiologi maupun olah raga.Pengendalian motorik mempelajari postur dan
gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
1.

Gerakan refleks

2.

Gerakan terprogram

3.

Gerakan motorik halus : menulis, merangkai, melukis, berjinjit

4.

Gerakan motorik kasar : berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan

Hal yang banyak dipelajari adalah


1.

Gerakan tangan seperti jenis genggaman, gerakan menjepit (pincer)

2.

Koordinasi antara gerakan berbagai anggota tubuh pada olahragawan.

Definisi lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan proses motorik ialah
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam
proses motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah
1. Otot,
2. Saraf, dan
3. Otak.
Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi
positif, artinya unsurunsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling

melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih
sempurna keadaannya.
Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut
menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan
tampak kurang terampil.
Didalam tubuh manusia terdapat 3 komponen :
1.

Analisator adalah alat penerima rangsangan.

Alat analisator meliputi:


a

mata (optik)

akustik (pendengaran)

taktil (alat persa atau kulit) dan semua yang berhubungan dengan stimulus

2. Kinestetik adalah alat penerima rangsangan yang berbentuk saraf dan otot
yang terdapat pada tubuh manusia.
3.

Vestibular adalah perasaan gerak yang terletak didalam telinga.

Jenis-jenis motorik dalam kehidupan manusia :


1.

motorik sehari-hari

2.

motorik bekerja atau pekerjaan

3.

motorik olahraga

4.

motorik ekspresi

C. Hubungan Sensorik dan Motorik


Berdasarkan devinisinya dapat di simpulkan bahwa hubungan sistem sensorik dan
sistem motorik ialah sistem sensorik sebagai penerima stimulus atau rangsangan
dari dalam maupun luar tubuh yang di terima oleh alat indera kemudian akan di
kirimkan ke sistem saraf pusat lalu di olah kemudian di sampaikan ke sistem
motorik dalam hal ini organ organ tubuh yang kemudian akan menjadi tindakan
refleks maupun nonrefleks terhadap rangsangan rangsangan tersebut ...

Anda mungkin juga menyukai